SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kembali Dukung JJF 2011, Kemendag Hadirkan Panggung The Hall of World Music dan Paviliun Kemendag Jakarta, 2 Maret 2011 – Kementerian Perdagangan untuk ke-4 kalinya memberikan dukungan penuh dan apresiasi kepada Java Festival Production, sebagai pihak penyelenggara yang telah berhasil menjadikan Java Jazz Festival (JJF) sebagai salah satu ajang festival musik jazz yang terbaik di dunia. Acara musik tahunan yang mampu menarik perhatian banyak orang, baik di dalam maupun luar negeri tersebut, merupakan bukti profesionalisme pekerja kreatif Indonesia, khususnya di subsektor musik. "Kemendag senantiasa mendukung kegiatan yang mendorong pengembangan industri kreatif di Indonesia. JJF kami pandang memiliki perpaduan yang baik dalam mendorong pengembangan tersebut, dimana terdapat unsur pertunjukan, musik, percetakan, televisi, iklan yang saling mendukung dan memiliki dampak positif satu dengan yang lainnya" kata Hesti Indah Kresnarini, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN), dalam jumpa pers yang digelar Java Festival Production pada hari ini (2/3) di Hotel Borobudur, Jakarta. Selain pihak penyelenggara, yang terdiri dari Peter F. Gontha, Dewi Gontha, Paul Dankmeyer, dan Eki Puradiredja, jumpa pers tersebut juga dihadiri oleh beberapa wakil pemerintah lainnya seperti Sapta Nirwandar Dirjen Pemasaran Kementerian Budaya dan Pariwisata, serta perwakilan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Beberapa sponsor pendukung antara lain AXIS, BNI, Nokia, First Media, dan Tebs, serta beberapa artis pendukung JJF 2011, seperti DREW, Nial Djuliarso, Hendrik Meurkens dan Los Amigos juga ikut memeriahkan acara jumpa pers tersebut. Java Jazz Festival 2011 yang akan diselenggarakan tanggal 4-6 Maret 2011, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, merupakan yang ke-7 sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2005. Dengan mengambil tema “Harmony Under One Nation in Remarkable Indonesia,” kegiatan musik tahunan berskala internasional ini didukung oleh lebih dari 1.000 artis lokal maupun mancanegara yang menyuguhkan musik berkelas dunia dengan menggunakan lebih dari 17 panggung (stage). Beberapa musisi bergengsi dunia seperti: Santana, George Benson, Fourplay, Goerge Duke All Stars, Sondre Lerche, Corinne Bailey Rae akan menyemarakkan panggung-panggung JJF 2011. Tidak ketinggalan, musisi ternama Indonesia antara lain Java Jive, Andien, Ello, Maliq & D’Essentials, Fariz RM, Gigi, The Groove dan banyak lainnya, juga turut tampil di panggung-panggung JJF 2011. “Kami sangat mendukung moto JJF 2011 karena secara langsung mempromosikan Indonesia dengan segala potensinya yang luar biasa. Hal tersebut juga selaras dengan upaya pemerintah untuk terus meningkatkan citra positif bangsa (Nation Branding),” kata Dirjen PEN Kemendag. Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap JJF 2011, Kemendag menghadirkan panggung The Hall of World Music yang akan diisi oleh sederetan musisi jazz nasional dan internasional, yaitu Dwiki Dharmawan, Minangpantagong, Los Amigos (India), Eastmania, Tohpati Bertiga, Indonesia Nu Progressive, Daniel Amat dan Sandhy Sandoro. “Panggung The Hall of World Music bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada musisi Indonesia untuk dapat tampil dan membuktikan bahwa musik jazz Indonesia mampu bersanding dengan musik jazz dunia,” imbuh Hesti Kresnarini. Selain panggung, Kemendag juga menggelar Paviliun Kementerian Perdagangan. Paviliun yang menempati area stand seluas 100 m2 ini, akan menampilkan alat musik tradisional Kecapi Makassar dan Angklung dari Jawa Barat, serta produk industri kreatif Indonesia lainnya seperti alat musik gitar (Genta Gitar dan Batik Gitar), biola (Biola Sapto), dan Drum (Harry's Drum Craft). Selain produk musik, terdapat juga berbagai produk lain seperti t-shirt ACI, topi dan tas dari Distro Inksomnia yang merupakan implementasi kampanye 100% Cinta Indonesia. Kemudian, kerajinan dari kulit seperti tas, dompet, dan souvenir, yang diaplikasikan secara lebih kreatif dengan kombinasi kain kanvas, satin dan sutra (silk) dari Lumica juga dapat ditemukan di Paviliun Kemendag. Sebagai wadah konsultasi, Kemendag bekerja sama dengan Ditjen Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) Kementerian Hukum dan HAM, membuka klinik HKI, yang bertujuan untuk memberikan informasi dan konsultasi seputar HKI bagi para pelaku industri kreatif Indonesia. Panggung The Hall of World Music, Paviliun Kemendag dan Klinik HKI semuanya terletak di area Hall B2, JJF 2011. “Partisipasi Kemendag pada JJF 2011 merupakan salah satu dukungan Kemendag terhadap pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia,” jelas Dirjen PEN. Lebih lanjut, Dirjen PEN Hesti Kresnarini mengatakan bahwa JJF 2011 merupakan salah satu ajang pembuktian bahwa musisi Indonesia mampu berkolaborasi dengan musisi internasional. Kegiatan seperti ini tentunya dapat membangun rasa cinta dan bangga kita terhadap kiprah musik anak bangsa Indonesia. Sekilas Partisipasi Kemendag dalam JJF (2008-2010) Tahun 2008 Pada tahun 2008, bekerja sama dengan KADIN, Kemendag menggelar Paviliun yang bertajuk “Tribute to The Nation through Creativity” yang menampilkan produk-produk industri kreatif dari sekitar 70 UKM seperti produk kulit, t-shirt, kerajinan tangan, anyaman batik, alat musik tradisional, lukisan, dan sebagainya. Tahun 2009 Kemendag, pada tahun ini, mempersembahkan panggung The Hall of World Music di Hall Cendrawasih 3, Jakarta Convention Center (JCC). Panggung tersebut diisi oleh musisi-musisi seperti Dewa Budjana, Syaharani & The Queenfireworks, Dimi, Malaka Jazz (Hendry Lamiri), dan Tropical Transit dari Indonesia; Sacbe dari Mexico; Parov Stelar dari Austria; Prasanna, Moon Arra, dan Something Relevant dari India; serta Kamal Musallam dari Timur Tengah. Selain dalam bentuk panggung, Kemendag juga menggelar pameran Integrated Technologies Indonesia, yaitu pameran ekonomi kreatif di Exhibition Hall A JCC. Pada pameran tersebut, Kemendag menampilkan produk-produk industri kreatif, khususnya di bidang industri musik antara lain musik Indie. Alat musik yang dipamerkan seperti alat musik tradisional dari Jatiwangi Art Factory dan Saung Angklung Mang Udjo, serta alat musik buatan Indonesia seperti gitar Radix, gitar Stephallen, gitar Secco, gitar Genta Trikarya, dan Harry’s Drum Craft. Produk kreatif lain juga ditampilkan oleh Komunitas Salihara, Inksomnia Streetwear (produk distro), dan Alun Alun Indonesia. Tahun 2010 Kemendag kembali memfasilitasi panggung The Hall of World Music pada JJF 2010. Panggung yang berada di area Hall B2 tersebut, bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada musisi Indonesia untuk dapat tampil dan membuktikan bahwa musik jazz Indonesia mampu bersanding dengan musik jazz dunia. Band Cokelat sebagai ikon dalam kampanye 100% Cinta Indonesia tampil mempesona pada panggung yang disponsori oleh Kemendag tersebut. Pada saat yang bersamaan dengan konser Coklat, Kemendag membagikan pin 100% Cinta Indonesia kepada para pengunjung di hall tersebut. Musisi lain, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, diantaranya Tohpati & Friends, Dewa Bujana feat. Dewi Gita, Batak Sensation, Simak Dialog, Tropical Transit (Bali), HDV Trio – Australia, Ivan Lins – Brazil, dan Alexandra Sherling – Rusia, juga turut memeriahkan panggung The Hall of World Music. 2 Pada tahun ini, Kemendag juga menggelar Paviliun Kementerian Perdagangan yang mempromosikan alat musik tradisional dari Nusa Tenggara Timur (NTT) Sasando Rote, serta menampilkan produk industri musik seperti alat musik modern gitar dan biola (Secco) dan saksofon kayu jati (Saxwood). Distro dan Batik Rosso menampilkan batik yang diaplikasikan secara lebih kreatif seperti tas batik, t-shirt, dan souvenir ciri khas Indonesia lainnya yang disesuaikan dengan nuansa musik dan selera kaum muda. Selain itu, Klinik HKI juga telah hadir untuk membantu pendaftaran HKI bagi para pelaku industri kreatif Indonesia. Hasil Sukses Promosi Produk Industri Kreatif di Paviliun Kemendag “Beberapa produk yang pernah ditampilkan di Paviliun Kemendag telah mencatat kesuksesan dalam penjualan,” jelas Dirjen PEN. Misalnya Radix Guitar, setelah partisipasinya pada Java Jazz 2008, Radix yang pada waktu itu masih menggunakan brand Marlique Guitar, memperoleh kontrak dengan musisi jazz Incognito untuk memproduksi gitar seri khusus “Bluey Incognito.” Kini Radix Guitar telah dipergunakan oleh musisi dalam negeri seperti Eet Sjahrani (Edane), Edwin (Coklat), Sony (J-Rocks) dan Rama (Nidji). Sedangkan musisi internasional yang menggunakan Radix, antara lain Band Dearest dari Kanada. Stephallen Guitar juga banyak digunakan oleh beberapa musisi dalam negeri seperti Balawan, Dewa Budjana, dan Tohpati, serta beberapa musisi dari Inggris dan Australia. Alat musik drum produksi dalam negeri juga tidak kalah menuai prestasi yang membanggakan. Drum dengan merek Harry’s Drum Craft telah digunakan oleh banyak musisi baik dalam negeri maupun internasional, diantaranya Didi Riyadi (Element), Widi (Malique & D’Essential), Konde (Samson), Aksan Sjuman (Potret), Inisisri (Kantata Takwa), Narcello Pettiteri (Luluk & Helsdingen Trio, Netherland), Dion Parson (Herbie Hancock, USA), Laura Fygi Band dari USA, Gulli Briem (Mezzoforte, Iceland), Mickey (Native Soul, New Zealand), Carola Grey (Noisy Mama, Germany) dan banyak lainnya. Alat musik Sasando, yang ditampilkan di Paviliun Kemendag pada tahun 2010, sudah sangat dikenal saat ini, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di mancanegara. Keunikan alat musik Sasando mencuri perhatian pengunjung berkebangsaan Jepang yang ingin memiliki dan mempelajari secara mendalam teknik memainkan Sasando. Produk Saxwood juga mencuri perhatian beberapa artis internasional, yang menilai bahwa produk tersebut unik dan layak untuk dimainkan di panggung. Salah satunya adalah grup musik Brian Lynch Unsung Heroes yang menyempatkan diri berkunjung ke Paviliun Kemendag dan mencoba produk Saxwood. Mereka sangat terkesan dan berencana untuk memesan produk tersebut. Selain alat musik, produk yang juga banyak diminati adalah batik Rosso, yang salah satunya mendapat tawaran kerjasama dari desainer asal Amerika Serikat untuk memproduksi detil aksesoris pada tas yang diproduksinya. “Kini produk alat musik dan produk industri kreatif Indonesia lainnya sudah diakui oleh dunia internasional. Hal ini menunjukkan bahwa produk kita mempunyai potensi yang luar biasa, sehingga kini kita patut bangga dan percaya pada kualitas produk-produk lokal Indonesia,” terang Hesti Kresnarini. --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: [email protected] Dody Edward Direktur Pengembangan Produk Ekspor dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perdagangan Telp/Fax: (021) 23528643/(021) 23528653 3