SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Pengawasan Barang Beredar Tahap III Rachmat Gobel: Kami Tindak Tegas Jakarta, 15 Januari 2015 - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel berjanji akan menindak tegas peredaran barang yang tidak sesuai ketentuan. "Demi menjaga dan melindungi konsumen, kami tidak akan kompromi. Kementerian Perdagangan akan menindak tegas setiap produk yang tak sesuai standar," tegas Mendag Rachmat dalam jumpa pers bersama Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Suhardi Alius, serta Direktur Penindakan dan Penyidikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Muhammad Sigit, hari ini, Kamis (15/1), di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta. Kemendag telah melakukan pengawasan barang beredar tahap III sepanjang SeptemberDesember 2014. Pengawasan dilakukan terhadap 252 produk yang terdiri dari kelompok produk elektronika dan keperluan rumah tangga, telekomunikasi dan informatika, suku cadang kendaraan bermotor, produk tekstil, produk makanan, serta jenis barang lainnya. Untuk kategori produk SNI yang diawasi sebanyak 167 buah atau 66,3%. Dari jumlah itu 98 produk dinyatakan tidak sesuai, 61 sesuai, dan 8 produk masih dalam pengujian di laboratorium. Sedangkan pengawasan dalam kategori manual dan kartu garansi (MKG) sebanyak 17 buah atau 6,75%, hanya 2 produk sesuai dan 15 tidak sesuai. Sementara kategori pencantuman label dalam bahasa Indonesia sebanyak 68 buah atau 26,95%, hasilnya 17 sesuai dan 51 dinyatakan tidak sesuai. "Secara keseluruhan, produk yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebanyak 164 buah atau 65 %, produk yang sesuai ketentuan sebanyak 80 buah atau 31,75%, dan yang masih dalam proses uji laboratorium sebanyak 8 buah atau 3,25%," ujar Rachmat. Lampaui Target Pengawasan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK) Widodo menambahkan, pengawasan pada Tahap I dan II (Januari-Agustus 2014) dilakukan pengawasan sebanyak 215 produk. "Jadi, sepanjang tahun 2014, seluruh barang yang diawasi sebanyak 467 produk atau melampaui target yang ditetapkan sebanyak 400 produk," tegasnya. Rincian barang yang diawasi, meliputi parameter SNI sebanyak 278 produk, parameter label berbahasa Indonesia sebanyak 145 produk, dan parameter MKG berbahasa Indonesia sebanyak 44 produk. Menurutnya, total seluruh produk yang telah diawasi sejak terbentuknya Direktorat Jenderal SPK Kemendag pada 2011 sampai dengan 2014 sudah sebanyak 1.689 produk. Pengawasan di pasar dilakukan secara berkala maupun khusus, baik oleh Kemendag maupun bersama instansi terkait. Pengawasan secara bersama dilaksanakan melalui Tim Terpadu Pengawasan Barang Beredar (Tim TPBB) seperti BPOM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Intelijen Negara, Kementerian Kelautan dan Perikanan, POLRI, Kementerian Pertanian, dan TNI AD. Pengawasan dilakukan terhadap produk SNI Wajib terkait dengan keselamatan, keamanan, dan kesehatan (K3L), pemenuhan ketentuan pencantuman label dalam Bahasa Indonesia, serta kewajiban MKG dalam Bahasa Indonesia. Produk Mainan Anak Sementara itu, tim dari Ditjen SPK menemukan puluhan ribu produk bermasalah di wilayah DKI Jakarta saat dilakukan Crash Program pada 10 Desember 2014. Tim menemukan 10.000 buah produk selang karet untuk kompor gas LPG, 29.000 buah cakram optik kosong, dan produk mainan anak yang diduga menyalahi ketentuan peraturan perundang-undangan terkait SNI Wajib dan/atau kewajiban label dalam Bahasa Indonesia. Khusus untuk produk mainan, sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Crash Program, Ditjen SPK bekerja sama dengan Bidang Pengawasan dan Pengendalian Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta menggelar sidak mainan anak di Pasar Prumpung-Gembrong Jatinegara, Pasar Asemka Pasar Pagi, dan Mall of Indonesia (MOI) Kelapa Gading. Hasil dari sidak tersebut dilakukan penyitaan mainan anak sebanyak 647 mainan yang diduga tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait SNI dan peraturan label dalam Bahasa Indonesia yang telah diberlakukan wajib. Ditjen SPK melakukan penindakan secara tegas terhadap semua produk yang melanggar ketentuan. Sepanjang tahun 2014, Ditjen SPK mengeluarkan sanksi teguran tertulis kepada pelaku usaha, penarikan barang dari peredaran, serta penegakan hukum melalui proses penyidikan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perlindungan Konsumen (PPNS-PK). Produk-produk yang dikenai sanksi tersebut antara lain berupa produk telepon selular di Batam, printer multifungsi berwarna di Medan, Baja Lapis Seng (BjLS) dan Baja Tulangan Beton (BjTB) di Tanjung Pinang, lampu swaballast di Pekanbaru, serta telepon selular di Jakarta. Direktorat Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Ditjen SPK berkomitmen akan terus melakukan peningkatan pengawasan terhadap peredaran produk-produk nonpangan secara berkesinambungan. Selain melindungi konsumen, upaya ini diharapkan dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang sehat, meningkatkan produksi dan penggunaan produk dalam negeri, serta mencegah distorsi pasar dari peredaran produk impor yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Ani Mulyati Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: [email protected] Irpan Ganda Putra Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3858189 Email: [email protected]