SIARAN PERS Biro Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id H-3 Puasa, Mendag Kembali Pastikan Harga Bapok Stabil Bandung, 24 Mei 2017 – Sejak Maret 2017, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bersiaga penuh mencegah kelangkaan dan lonjakan harga barang pokok, khususnya menjelang Puasa, Lebaran, dan Idul Adha 2017. Mendag juga menugaskan seluruh jajaran eselon I Kementerian Perdagangan mengawal target inflasi 2017 4% + 1% dipengaruhi fluktuasi harga barang kebutuhan pokok. Demikian ditegaskan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam Forum Koordinasi Bidang Perdagangan yang digelar di Hotel Papandayan, Bandung, hari ini, Rabu (24/5). “Langkah-langkah yang telah diambil yaitu koordinasi dengan instansi terkait koordinasi dengan pelaku usaha serta penugasan Bulog untuk stabilisasi harga,” jelas Mendag Enggar. Langkah-langkah tersebut termasuk rapat koordinasi dan pemantauan langsung, serta fasilitasi penyediaan gula, minyak goreng, dan daging beku sesuai harga eceran tertinggi (HET). Mendag juga mengungkapkan, dalam sebulan terakhir pemantauan Kemendag, harga barang kebutuhan pokok stabil bahkan cenderung turun, kecuali bawang putih yang sedikit naik hampir di seluruh provinsi akibat berkurangnya pasokan ke pasar. Hasil rakor dan pantauan lapangan di gudang BULOG, PPI, dan distributor di daerah menunjukkan, stok barang kebutuhan pokok khususnya beras, gula, tepung terigu, dan minyak goreng cukup untuk memenuhi kebutuhan Puasa dan Lebaran 2017. Hal ini didukung data prognosa Kementerian Pertanian. Dalam mendukung ketersediaan dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok, pemerintah melarang pelaku usaha untuk melakukan penimbunan/spekulasi sesuai amanat Perpres 71/2015 dan akan menindak tegas pihak-pihak yang melakukan pelanggaran. “Distributor, subdistributor, dan agen yang memperdagangkan barang kebutuhan pokok juga diatur melalui Permendag No 20/M-DAG/PER/3/2017 tentang Pendaftaran Pelaku Usaha Distribusi Barang Kebutuhan Pokok,” jelas Mendag. Sinergikan Prinsip dan Pelaksanaan Kebijakan Perdagangan Daglu Kemendag melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Daglu) berkomitmen mewujudkan prinsip dan pelaksanaan tata kelola perdagangan luar negeri secara sinergis di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tata kelola tersebut meliputi ekspor, impor, fasilitasi ekspor dan impor, serta pengamanan perdagangan. Dalam mewujudkan tata kelola perdagangan luar negeri yang lebih baik, Ditjen Daglu sudah melakukan beberapa hal, seperti deregulasi dan debirokratisasi kebijakan ekspor dan impor. HIngga saat ini, 32 jenis perizinan ekspor dan impor telah disederhanakan. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan menyampaikan, guna memfasilitasi kemudahan di bidang ekspor, Ditjen Daglu akan melanjutkan simplifikasi tata niaga perdagangan dan birokrasi di bidang perdagangan luar negeri, meningkatkan jenis perizinan yang dapat diterbitkan secara elektronik dan terus meningkatkan kecepatan pelayanan penerbitan perijinan, salah satunya melalui penerapan digital signature. Ditjen Daglu juga akan mengoptimalisasi hasil perundingan internasional melalui penggunaan Surat Keterangan Asal (SKA), baik SKA manual maupun SKA elektronik, dalam pelaksanaan ekspor. Di samping itu, Ditjen Daglu juga akan mendukung fasilitasi pembiayaan untuk ekspor dengan melibatkan lembaga perbankan dan nonperbankan, serta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Juga dipaparkan dalam forum, Ditjen Daglu telah melakukan optimalisasi penggunaan Surat Keterangan Asal (SKA), e-licensing perijinan ekspor/impor, dan mendorong skema imbal dagang. Ditjen Daglu juga mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan pengamanan perdagangan (hingga 2017, 296 kasus dumping, subsidi, dan safeguard telah ditanganani Ditjen Daglu). Sementara itu terkait dengan penguatan perekonomian domestik dan stabilisasi harga kebutuhan pokok, diharapkan kebijakan pengelolaan impor barang kebutuhan pokok dan pelaksanaan perdagangan dalam negeri dapat berjalan sinergis, baik di pusat maupun di daerah. Pada akhirnya, serangkaian upaya yang dilakukan oleh Ditjen Daglu tersebut diharapkan akan mengarah pada terwujudnya tata perdagangan yang lebih baik untuk gerakan ekonomi domestik dan peningkatan ekspor. Forum dihadiri segenap pimpinan eselon I Kemendag dan pejabat dari dinas yang membidangi perdagangan dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. Dalam forum, dipaparkan arah kebijakan dan strategi perdagangan di bidang perdagangan luar negeri. Evaluasi kesiapan dalam menjaga stok dan harga barang kebutuhan pokok menjelang Puasa, Lebaran, dan Idul Adha 2017 juga didiskusikan. Sementara itu, dalam mewujudkan tata kelola perdagangan dalam negeri yang lebih baik menjelang Puasa, Lebaran, dan Idul Adha 2017, Kemendag juga telah menetapkan HET untuk komoditas gula sebesar Rp 12.500/kg, minyak goreng kemasan sederhana Rp 11.000/liter, dan daging beku dengan harga maksimal Rp 80.000/kg. Untuk memastikan pelaksanaan kebijakan ini, Kemendag telah memfasilitasi penandatangan MoU antara Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dengan distributor gula, Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) dan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) pada 4 April 2017 lalu. Ketentuan ini mulai diberlakukan serentak di Indonesia sejak 10 April 2017. Sebelumnya pada Desember 2016, Kemendag menugaskan Bulog memperluas distribusi daging beku di luar Jabodetabek, kecuali daerah yang melarang peredaran daging impor. --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Luther Palimbong Kepala Biro Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: [email protected] Mardjoko Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-23528561/021-23528571 Email: [email protected]