Pakaian Bekas Mengandung Ribuan Bakteri, Kemendag Intensifkan

advertisement
SIARAN PERS
Pusat Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Pakaian Bekas Mengandung Ribuan Bakteri,
Kemendag Intensifkan Publikasi Kepada Konsumen
Jakarta, 4 Februari 2015 - Satu lagi langkah penting dilakukan Kementerian Perdagangan. Setelah
menemukan ratusan ribu koloni mikroba dan puluhan ribu koloni jamur dalam pakaian bekas impor
yang diperjualbelikan masyarakat, Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen
Widodo berjanji akan melakukan publikasi kepada konsumen untuk tidak membeli pakaian bekas
impor. Para pedagang diharapkan memusnahkan sendiri pakaian bekas impor dan tidak
memperdagangkan lagi pakaian bekas tersebut. Demikian penegasan Widodo dalam jumpa pers hari
ini, Rabu (4/2) di kantor Kemendag Jakarta, yang juga meminta kepada pelaku tidak lagi
memasukkan pakaian bekas impor tersebut sebelum dilakukan tindakan represif.
"Penemuan bakteri dalam pakaian bekas impor sangat meresahkan masyarakat. Untuk itu, demi
perlindungan konsumen, kami akan intensifkan publikasi ke sejumlah pedagang di pasar-pasar dan
kepada konsumen," tegas Widodo.
“Seperti diketahui, kandungan mikroba dan jamur ini merupakan bakteri berbahaya yang bisa
mengakibatkan gangguan pencernaan, gatal-gatal, dan infeksi pada saluran kelamin,” tuturnya.
Widodo menegaskan Undang Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, impor barang
harus dalam keadaan baru. Untuk pakaian bekas, Kemendag telah melarang importasi. Larangan ini
termuat dalam Kepmenperindag RI No. 230/MPP/Kep/7/1977 tentang Barang Yang Diatur Tata
Niaga Impornya dan Kepmenperindag RI No. 642/MPP/Kep/9/2002 tentang Perubahan Lampiran I
Kepmenperindag RI No. 230/MPP/Kep/7/1977 tentang Barang Yang Diatur Tata Niaga Impornya.
"Semua Kepmenperindag ini mengatur larangan mengimpor pakaian bekas (gombal baru)," jelas
Widodo.
Dengan demikian, masuknya pakaian bekas ini melalui pelabuhan "tikus" yang sulit dideteksi
Kemendag. Untuk itu, Kemendag bersama Polri, Ditjen Bea Cukai, dan instansi teknis terkait yang
bergabung dalam Tim Terpadu Pengawasan Barang Beredar (TTPB) akan mengintensifkan
pelaksanaan pengawasannya.
Ribuan Koloni Mikroba
Seperti diketahui, demi perlindungan konsumen, Ditjen SPK Kemendag telah melakukan pengujian
terhadap 25 contoh pakaian bekas yang beredar di pasar. Contoh diambil di Pasar Senen Jakarta
terdiri atas beberapa jenis pakaian yaitu pakaian anak (jaket), pakaian wanita (vest, baju hangat,
dress, rok, atasan, hot pants, celana pendek), pakaian pria (jaket, celana panjang, celana pendek,
kemeja, t-shirt, kaos, sweater, kemeja, boxer, celana dalam).
Pengujian dilakukan terhadap beberapa jenis mikroorganisme yang dapat bertahan hidup pada
pakaian yaitu bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus), bakteri Escherichia coli (E. coli), dan jamur
(kapang atau khamir). Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, ditemukan sejumlah koloni
bakteri dan jamur yang ditunjukkan oleh parameter pengujian Angka Lempeng Total (ALT) dan
kapang pada semua contoh pakaian bekas yang nilainya cukup tinggi. "Kandungan mikroba pada
pakaian bekas memiliki nilai total mikroba (ALT) sebesar 216.000 koloni/g dan kapang sebesar
36.000 koloni/g," ungkap Widodo.
Timbulnya penyakit dari pakaian bekas impor ini bisa berawal dari kontak langsung dengan kulit atau
ditransmisikan oleh tangan manusia yang kemudian membawa infeksi masuk lewat mulut, hidung,
dan mata. Cemaran bakteri dan kapang dapat menyebabkan gangguan beragam kesehatan. Sesuai
dengan penelitian Y. M. Muthiani dkk (2002) dan S. F. Bloomfield dkk. (2013) bakteri S. aureus dapat
menyebabkan bisul, jerawat, dan infeksi luka pada kulit manusia. Sementara bakteri E. coli
menimbulkan gangguan pencernaan (diare), serta jenis jamur seperti kapang (Aspergillus spp.) dan
khamir (Candida spp.) dapat menyebabkan gatal-gatal, alergi bahkan infeksi pada saluran kelamin.
Meskipun berdasarkan hasil pengujian tidak secara spesifik ditemukan bakteri E. coli, bakteri S.
aureus, dan jamur khamir, pengujian ini memastikan adanya cemaran bakteri dan jamur patogen lain
yang dapat menimbulkan penyakit. Hal ini dikarenakan nilai parameter ALT hasil pengujian
menunjukkan total jumlah koloni bakteri dan jamur pada contoh masih terdapat bakteri dan jamur
kapang lain yang belum teridentifikasi yang kemungkinan bersifat patogen.
Widodo mengimbau konsumen tidak membeli dan menggunakan pakaian bekas impor. "Kami
menemukan ribuan koloni bakteri dan jamur pada hasil uji pakaian bekas impor yang
diperjualbelikan masyarakat di pasar-pasar. Sekali lagi, kami menegaskan pelarangan importasi
pakaian bekas dan mengimbau masyarakat untuk tidak memperjualbelikan dan menggunakan
pakaian bekas ini. Pakailah pakaian baru produk dalam negeri demi menjaga dan mengangkat
harkat dan martabat bangsa," pungkas Widodo.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Ani Mulyati
Kepala Pusat Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Ganef Judawati
Direktur Pemberdayaan Konsumen
Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3858187/021-3857954
Email: [email protected]
Download