Nama : Aulia Nuramalina Tanggal pratikum : 29 september 2015 NIM : 1500044 Tanggal laporan : 04 oktober 2015 Judul pratikum: Membuat media padat dan isolasi mikrooganisme dengan metode tuang dan agar miring. PEMBAHASAN Media adalah suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh yang disesuaikan dengan lingkungan hidupnya. Media kultur berdasarkan konsistensinya. Pada media padat prinsip utama dalam menginokulasikan mikroba atau biakan adalah menumbuhkan mikroba yang sudah ditentukan dalam praktikum dan mengamati karakteristik morfologisnya. Inokulasi pada media padat dilakukan dengan teknik agar miring, teknik agar tegak, dan teknik lempeng agar. Agar-agar hanyalah sekedar zat pengental dan bukan zat makanan bagi bakteri. Prinsip utama menginolukasi mikroba pada media padat adalah menumbuhkan mikroba tersebut, dan mengamati karakteristik morfologi. Media padat sangat bermanfaat untuk isolasi kultur murni, perhitungan mikroba, dan seleksigalur yang diinginkan. Media padat berisi substabsi yang memadat ketika didinginkan padasuhu kamar. Substansi pemadat yang umum digunakan adalah agar. Agar adalahekstrak alga merah dan merupakan rantai panjang polisakarida. Sebagian besar mikroba tidak dapat mendegradasi agar, sehingga tetap stabil dan bertahan lama. Agar mencair pada suhu 100 Medium padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni. Media padat yang dikembangkan awalnya berupa media cair yang dicampur dengan gelatin, tetapi media gelatin ini akan mencair pada suhu pertumbuhan, sehingga akhirnya dikembangkan media padat dari agar-agar. Media agar merupakan substrat yang sangat abaik untuk memisahka nmikroorganisme, sehingga masing-masing jenisnya menjadi tumbuh terpisah-pisah. Digunakannya media padat ini memungkinkan mikroorganisme tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya dan setiap selnya berhimpun membentuk koloni atau masa sel sejenis yang dapat dilihat oleh mata (lihat gambar). Semua sel dalam satu koloni sama, kesemuanya merupakan keturunan (progeni) dari satu sel mikroorganisme dan karena itu mewakili apa yang disebut biakan murni. Dengan menginokulasi medium agar nutrient (“nutrient agar”) dengan metode cawan gores atau cawan tuang, sel-sel itu akan terpisah sendiri, setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu itu memperbanyak diri sedemikian cepatnya sehingga didalam waktu 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni ini tampak oleh mata bugil. Setiap koloni yang berlainan dpata mewakili macam organisme yang berbeda-beda, setiap koloni merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme. Jika dua sel mikroba pada inokulum asalnya terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari masing masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel tidak bersentuhan, jadi massa sel yang dapat diamati itu bukanlah suatu biakan murni. Hasil dari praktikum isolasi bakteri, memerlukan lingkungan dan medium yang berisi zat hara untuk pertumbuhan sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan yang sesuai dengan mikroorganisme. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikrobia dalam bentuk padat, agak miring , dan cair. Yang digunakan dalam praktikum adalah medium padat yaitu nutrient agar. Agar digunakan sebagai media karena tidak dapat diuraikan oleh mikroba. Media yang digunakan dalam praktikum adalah NA karena yang akan di biakan adalah bakteri. 1. Metode agar miring Media NA disiapkan dalam tabung reaksi dengan keadaan miring. Satu koloni bakteri diambil dengan menggunakan jarum ose dan di strelisasi dengan autoklaf dengan suhu 121°C selama 20 menit. Setelah itu miringkan hingga menjadi agar.Setelah itu diinkubasi selama 2 X 24 jam untuk melihat pertumbuhan bakti. Dalam percobaan yang dilakukan tidak pertumbuhan bakteri yang terlihat di permukaan agar. 2. Metode tuang Metode tuang terdiri dari penginokulasian biakan murni dalam hal ini digunakan untuk melihat seberapa bnyak bakteri yang terdapat dalam percobaan ini.dan dituangkan ditengah cawan juga. Selanjutnya media yang digunakan yaitu NA pada suhu 45°C. Cawan ini kemudian diputar untuk mencampur isinya dan dibiarkan memadat. Setelah mengental, maka setelah diinkubasi selama 2 hari akan nampaklah koloni yang tertanam pada agar tersebut. Inkubasi dilakukan dengan kondisi cawan terbalik untuk mencegah air kondensasi jatuh di atas permukaan sehingga dapat terjadi penyebaran koloni (Waluyo, 2004). Tujannya adalah memisahkan sel-sel bakteri satu sama lain sehingga terbentuk menjadi koloni-koloni yang terpisah dalam medium yang padat. 3. Metode gores Metode goresan terdiri dari penginokulasian biakan murni dalam hal ini digunakan Bakteri dari makanan yang sudah dibuat dalam acara 1 dengan medium NA dalam cawan petri. Mula-mula medium NA dengan suhu 45°C dituangkan pada cawa petri steril, diratakan dengan cara memutarmutarkan cawan setelah itu biarkan hingga dingin dan memadat. Setelah medium NA padat, ambil 1 ose bakteri kemudian di goreskan pada permukaan agar selama menggores tutup cawan dibuka secukupny. Cara menggoresnya dengan cara zig zag. Setelah itu di masukan ke inkubasi selama 24 jam. Dan hasil dari pengamatan bahwa bakteri yang di hasilkan sebanyak 7 bakteri. Pada media plat agar bakteri S.aureus terlihat jelas bentuk tumbuhnya zig-zag sesuai dengan awal mula dibiakan dengan metode gores zig-zag, dan medianya berwarna lebih tua dari sebelum diinkubator. Sedangkan di tabung reaksi pada media agar tegak, S.aureus dengan menggunakan metode tusuk terlihat bakteri tumbuh sesuai dengan posisi awal pada saat ditusuk, warna media pun menjadi kuning keruh. Pada media agar miring S.aureus tumbuh dengan pola zig-zag pula sesuai dengan metode gores zig-zag dan warna medianya tidak berubah tetap berwarna kuning. Dalam media cair S.aureus tumbuh di bawah tabung reaksi dan di permukaan tabung, warna medianya menjadi kuning bening. Maka S.aureus ini merupakan bakteri aerob fakultatif. Tabel dari hasil pengamatan pratikum NO Metode Jumlah koloni 1. Agar miring 0 2. Cara tuang 9 3. Cara gores 7 Hal ini karena sejumlah mikroorganisme membutuhkan sejumlah karbon dalam bentuk karbondioksida tetapi kebanyakan diantaranya juga membutuhkan beberapa senyawa karbon organik, seperti gula, dan karbohidrat. Pepton juga berfungsi sebagai protein karena pepton merupakan senyawa organic dalam bentuk asam-asam amino yang merupakan sumber nitrogen (N), yang penting bagi pertumbuhan bagi bakteri. NaCl berfungsi sebagai sumber ion logam Natrium karena semua organisme hidup membutuhkan beberapa unsure logam seperti natrium, kalium, magnesium, mangan, besi, tembaga, dan kobalt. Berbagai sumber tersebut digunakan untuk pertumbuhan yang normal, tidak terkecuali kuman. Ketiganya merupakan nutrien-nutien atau unsur hara yang diperlukan bakteri agar dapat tumbuh dengan baik. Inkubasi merupakan Alat yang digunakan sebagai tempat pertumbuhan bakteri yang akan dibiakkan, yang dapat diatur termperaturnya sehingga sesuai dengan temparatur yang diperlukan bakteri agar dapat tumbuh dan berkembang biak dengan secara optimal. Pengaturan temperatur pada temperatur optimum tersebut dimaksudkan agar bakteri mudah berkembang biak dan tumbuh secara optimal. Dengan cara penginkubasian dilakukan untuk menumbuhkan bakteri yang akan dibiakkan sesuai dengan suhu yang diperlukan bakteri untuk tumbuh. Setelah inkubasi selama 24 jam maka bakteri akan tumbuh pada medium positif dan kemudian dilakukan pengamatan/pembandingan dengan medium negatif. Pada medium nutrien cair dapat dibedakan antara kontrol (medium negatif) dan medium positif. Pada medium positif tampak terdapat endapan putih pada tabung, sedangkan pada kontrol berwarna putih dan tidak terdapat endapan. Pada medium padat 1 (agar) terdapat bintik-bintik putih agak terputus-putus dan jaraknya tidak terlalu rapat (agak berjauhan) dan pada medium padat 2 (agar) terdapat bintik-bintik putih yang bergerombolan seolah membentuk satu blok, bintik-bintik putih tersebut merupakan biakan murni bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan pada control medium padat tetap bening dan tidak terdapat bintik-bintik putih. Pada medium agar miring, medium positif terjadi kekeruhan dimana timbul bintik-bintik putih yang jaraknya agak berjauhan sehinggan medium menjadi tampak keruh, sangat berbeda dengan kontrol yang berwarna putih bening. KESIMPULAN Setelah mengikuti praktikum isolasi mikroba ini kami dapat mengetahui tahapan mikroba dari berbagai cara. Cara isolasi bakteri yang dilakukan pada praktikum ini dengan metode tuang (pour plate), metode goresan (streak plate), metode miring (slant culture), yang semuanya menggunakan medium NA dari acara 1 ke cara yang lain dan kita juga dapat melakukan Pengertian dari Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. DAFTAR PUSTAKA Wijayana, Hendaryono.(1994).Kultur jaringan.Yogyakarta: kanisius Subandi.(2010).Mikrobiologi.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Dwidjoseputro.(2010).Dasar-dasar mikrobiologi.Jakarta: Djambatan