Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMP DI KOTA SURAKARTA Muh. Jaelani Al-Pansori, Sarwiji Suwandi, Muhammad Rohmadi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Program PASCASARJANA UNS [email protected] Abstrak Penelitian ini mengkaji tentang muatan pendidikan multikultural dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE). Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menjelaskan secara rinci dan mendalam mengenai pengintegrasian nilai-nilai pendidikan multikultural dan kualitas pengintegrasian nilai-nilai pendidikan multikultural dalam BSE mata pelajaran bahasa Indonesia tingkat SMP. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan strategi teknik content analysis atau analisis isi. Sumber data diperoleh dari dokumen berupa BSE mata pelajaran bahasa Indonesia yang digunakan pada SMP di Kota Surakarta. Uji validitas data penelitian ini menggunakan uji kredibilitas triangulasi sumber. Data-data tersebut dianalisis dengan model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa pengintegrasian nilai-nilai pendidikan multikultural dari empat BSE mata pelajaran bahasa Indonesia yang digunakan pada SMP di Kota Surakarta telah terintegrasi. Dari empat belas subdimensi yang menjadi tolok ukur pengintegrasian tersebut, hanya sepuluh subdimensi yang telah terintegrasi, yakni subdimensi budaya dan sastra; subdimensi pemahaman dan aplikasi; subdimensi individu; subdimensi suku/ras/etnis, status sosial/ekonomi, keadilan, dan demokrasi; serta subdimensi budaya sekolah. Muatan materi pendidikan multikultural dari sepuluh subdimensi tersebut masih kurang memadai, bahkan subdimensi bahasa; subdimensi kelompok; subdimensi agama; dan struktur sosial tidak terintegrasi. Selain itu, Kualitas pengintegrasian nilai-nilai pendidikan multikultural dalam BSE tersebut masih belum memadai, karena subdimensi yang telah terintegrasi masih perlu diperkaya. Kata Kunci: pendidikan multikultural, buku sekolah elektronik (BSE), mata pelajaran bahasa Indonesia. PENDAHULUAN Indonesia adalah suatu terdiri dari berbagai negara yang kelompok etnis, Berry dkk. menegaskan (Markhamah, bahwa 2003: 22) multikulturalisme budaya, suku, ras, dan agama. Indonesia bermaksud menciptakan suatu konteks secara sederhana dapat di sebut sebagai sosiopolitis yang memungkinkan individu masyarakat multikultural. Persoalan yang dapat mengembangkan kesehatan jatidiri dihadapi dalam masyarakat multikultural dan secara timbal balik mengembangkan adalah mengelola keragaman tradisi dan sikap-sikap antarkelompok yang positif. budayanya. Persoalan ini bisa datang dari Dalam bangsa yang menganut paham berbagai perspektif, seperti hukum, ilmu multikulturalisme politik, ekonomi, agama, dan lain-lain. kebijakan multikulturalisme. 108 diambil kebijakan- Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Dalam program multikultural, semata-mata agama tidak lagi kepada dan pendidikan program diarahkan seharusnya terkait dengan pembelajaran informal di luar kelompok rasial, domain atau kultur sekolah sekolah ( Mahfud, 2011:192). Merujuk pada fenomena dan mainstream. Fokus seperti ini pernah berbagai pradigma tentang penanaman menjadi pendidikan tekanan interkultural pada pendidikan yang menekankan SMP multikultural, sangat penting khususya untuk di dilakukan peningkatan pemahaman dan toleransi penelitian. Hal ini dikarenakan, banyak individu-individu dari BSE yang digunakan oleh guru sebagai budaya bahan pengajarannya yang tidak memiliki mainstream yang dominan, yang pada nilai multikultural. Untuk itu, penelitian akhirnya dapat membuat orang-orang dari ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan kelompok minoritas terintegrasi ke dalam dan masyarakat mendalam tentang pengintegrasian dan kelompok yang minoritas berasal terhadap mainstream. Pendidikan menjelaskan secara rinci pengintegrasian dan interkultural seperti ini pada akhirnya kualitas memunculkan tidak hanya sikap tidak pendidikan peduli (indifference) terhadap nilai-nilai sekolah elektronik (BSE) mata pelajaran budaya minoritas, tetapi bahkan cendrung bahasa Indonesia tingkat SMP. multikultural nilai-nilai dalam buku melestarikan prasangka-prasangka sosial dan kultur resis dan diskriminatif (Tilaar, KAJIAN TEORI 2002:498). Pendidikan Multikultural Pendidikan ditanamkan pada pendidikan berbagai multikultural dan pembentukan Wacana tentang pendidikan merupakan jenjang salah satu wacana yang selalu mendapat melibatkan perhatian besar terutama bagi pemerhati setiap harus tatanan harus masyarakat karakter anak dalam pendidikan. Pendidikan pada dasarnya didik harus selalu dikembangkan guna khususnya dalam memahami dan saling tercapainya hakikat yang sebenarnya dari menghormati sebuah pendidikan. antarberbagai Pendidikan harus di suku. pandang sebagai Merujuk pada penelitian yang transmisi kebudayaan membebaskan dilakukan oleh Mansouri dan Trembath pendidikan dari keliru bahwa (2005) tentang “Multicultural Education tanggung jawab primer mengembangkan and recism: The chase of Arab-Australia kompetensi kebudayaan di kalangan anak students didik mendeskripsikan pentingnya penerapan asumsi semata-mata berada di tangan in contemporary mereka; tetapi justru semakin banyak pendidikan pihak yang bertanggung jawab, karena multikultural harus diterapkan disetiap 109 multikultural. Australia”, Pendidikan Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id sekolah. Hal ini disebabkan berbagai etnis, ras dan adanya Pendidikan merupakan salah satu budaya yang media yang paling melahirkan Hal ini dapat dijadikan sebagai dasar pandangan dalam mengimplementasikan pendidikan keragaman sebagai bagian yang harus multikultural di Indonesia. diapresiasi secara konstruktif (Naim dan bangsa Indonesia yang yang untuk beragam yang dimiliki oleh setiap siswa. Sebagaimana generasi efektif mampu memiliki menjadikan diketahui, bahwa Sauqi, 2011: 8). Salah satu aspek yang mempunyai filsafat perlu mendapat perhatian dalam dunia hidup Pancasila, dan Negara Kesatuan pendidikan adalah Republik Indonesia (NKRI) pun disusun keragaman atas dasar Pancasila. Untuk itu, sudah multikultural harus selalu selayaknya jika pendidikan di Indonesia pada setiap satuan pendidikan mulai dari juga berdasarkan pada Pancasila, seperti pendidikan termaktub dalam UU No. 4 tahun 1950, tinggi. bab III pasal pendidikan berbunyi: 4 tentang dan dasar-dasar pengajaran pendidikan budaya. dasar sampai Pendidikan ditanamkan pendidikan Aly (2011: 105) menyatakan bahwa pendidikan multikultural didefinisikan pengajaran sebagai pendidikan yang memperhatikan berdasar atas asas-asas yang termaktub keragaman budaya para peserta didik. dalam pancasila undang-undang dasar Definisi ini mendeskripsikan bahwa faktor (UUD) penting yang harus diperhatikan dalam Negara Indonesia Kesatuan dan kebangsaan dan yang multikultural atau atas Indonesia Republik kebudayaan implementasi (Mudyahardjo, multikultural adalah keragaman budaya siswa. karena 2001: 45). Dasar pendidikan siswa memiliki latar belakang budaya dan tujuan pendidikan yang berbeda. nasional yang sudah ditetapkan dalam Lebih lanjut, Banks dalam bukunya UUD 1945 secara yuridis masih sama ”Multicultural Education,” mendefinisikan dengan dasar pendidikan nasional. Hal itu, pendidikan multikultural sebagai berikut: ditetapkan kembali dalam Undang-Undang RI No. 20 pasal 1 ayat 2 tahun 2003, bahwa pendidikan nasional berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar kebudayaan pada nasional nilai-nilai agama, Indonesia, dan tanggapan terhadap tuntunan perubahan zaman (Mahfud, 2011: 44). 110 Multicultural education is an idea, an educational reform movement, and a process whose major goal is to change the structure of educational institutions so that male and female students, exceptional students, and students who are members of diverse racial, ethnic, and cultural groups will have an equal chance to achieve academically in school (2010: 1) Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Banks memberikan pemahaman multikultural dalam lima bagian; integrasi bahwa pendidikan multikultural adalah isi/materi (content integration), konstruksi ide, gerakan pembaharuan pendidikan dan pengetahuan (the knowledge construction proses pendidikan yang tujuan utamanya process), pendidikan yang sama/adil (an adalah untuk mengubah struktur lembaga equity pendidikan. prasangka Istilah pendidikan paedagogy), pengurangan (prejudice reduction), dan sekolah dan multikultural dapat digunakan baik pada pemberdayaan tingkat struktur sosial (empowering school culture deskriptif menggambarkan masalah dan isu-isu pendidikan dengan normatif dan yang masyarakat yang masalah- and berkaitan inilah yang akan digunakan sebagai dasar multikultural social budaya pedoman structure). untuk Kelima dimensi menganalisis Buku (Mahfud, 2011: 180). Lebih lanjut Mahfud Sekolah Elektronik (BSE) pelajaran bahasa menjelaskan multikultural Indonesia untuk siswa SMP kelas VIII. pengertian tentang Dimensi-dimensi pendidikan multikultural terhadap kebijakan- yang diungkapkan oleh Banks tersebut kebijakan dan strategi-strategi pendidikan sangat sejalan dengan Undang-Undang dalam masyarakat multikultural. Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, pendidikan mencakup pertimbangan Berdasarkan bebepa definisi tentang khususnya pasal 4 ayat 1 yang mengatur pendidikan multikultural di atas, dapat tentang disimpulkan bahwa pendidikan pendidikan multikultural merupakan penanaman nilai-nilai kultur masyarakat yang sangat pendidikan tentang pemahaman keragaman budaya. Penanaman pendidikan multikultural beragam. prinsip yang penyelenggaraan mempertimbangkan Penjelasan mengenai kelima dimensi tersebut sebagai berikut: harus 1) Conten integration diintegrasikan dalam kurikulum Dimensi ini berkaitan dengan upaya pembelajaran. Hal inilah yang akan untuk menghadirkan aspek kultur dari menjadikan siswa memiliki pemahaman berbagai kultur yang ada ke ruang-ruang yang sungguh-sungguh dalam memahamai kelas. Seperti pakaian, tarian, kebiasaan, keragaman budaya yang ada disekitarnya. sastra, bahasa, dan sebagainya. Dengan demikian, Penysunan Buku Pelajaran mengembangkan Berbasis pelajaran selayaknya berbasis mengandung multikultrual lima Menurut dimensi kesadaran mampu pada diri bisa 23) materi, dimensi Banks (Mahfud, 2011: 177), konsep-konsep atau nilai-nilai tersebut yang di jelaskan oleh Banks. Banks (2010: membagi akan siswa akan kultur milik kelompok lain. Multikultural Buku diharapkan pendidikan 111 diintegrasikan metode ke dalam materi- pembelajaran, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id tugas/latihan, maupun evaluasi yang ada pemahaman bahasa, pemahaman budaya, dalam buku pelajaran. Ditambahkannya dan pula bahwa materi-materi tersebut bisa menjadi suatu masalah sehingga dapat berupa penyajian menghambat berbagai budaya dan Ketiga proses hal interaksi ini dan pemahaman di antara siswa yang beragam beragam. Dalam jurnal hasil penelitiannya, latar belakang. Oleh sebab itu, dalam Novera proses pemahaman pengetahuan tentang 475) bahwa isu-isu kelompok rasisme. yang (2004: dan pengenalan adanya juga menyatakan budaya dalam keberagaman bahasa, etnis/ras untuk kegiatan pembelajaran, hendaknya jangan dalam kaitannya dengan interaksi kelas antara dalam sampai terjadi hal-hal yang demikian. guru dengan murid. Sedangkan dilaksanakan dan proses penyesuaian siswa sangat penting diberikan, terutama yang budaya, Jewell (2005: 494), dalam jurnal hasil dalam pengintegrasian penelitiannya, juga memberikan materi yang berkaitan dengan bahasa yang penegasan bahwa proses merekonstruksi beragam, Yaqin (2005: 104) menjelaskan pengetahuan yang dilaksanakan dalam bahwa proses siswa mempunyai mampu harus sikap di dan menghargai didik untuk perilaku yang memberikan bekal kemampuan kepada yang siswa untuk bisa mengambil keputusan orang lain pembelajaran mempunyai bahasa, aksen, dan dialek sendiri yang berbeda. Hal ini perlu dilakukan agar kehidupan tidak terjadi adanya diskriminasi bahasa multikultural. di sekolah. 3) Equity pedagogy 2) The knowledge construction process Pembelajaran kesempatan kepada mampu menghadapi yang Kesetaraan memberikan siswa dalam harus kompleks akan muncul situasi dan apabila guru sudah mulai memodifikasi perilaku untuk pembelajaran mereka disesuaikan dengan memahami dan merekonstruksi berbagai kondisi para siswa yang memiliki berbagai kultur yang ada. Pendidikan multikultural latar belakang yang berbeda, sehingga merupakan pendidikan yang membantu memberikan harapan bahwa semua siswa siswa untuk mengembangkan kemampuan tanpa mengenal, menerima, menghargai, dan dimilikinya akan dapat mencapai hasil merayakan keragaman kultural. sebagaimana Berdasarkan penelitian yang telah Pada melihat tahap latar belakang yang telah ini, para yang direncanakan. guru dilakukan, Kijima (2005: 133) menemukan mengembangkan tiga masalah dalam proses pembelajaran strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang berlangsung di kelas/sekolah. Tiga yang mengarah pada student centered, masalah tersebut adalah keberagaman dan 112 pendekatan, sudah model, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id pembelajaran di kelas yang bertumpu realitas politik, sosial, dan ekonomi yang pada diri siswa sebagai seorang individu. dialami Dalam laporan jurnal hasil penelitian yang dilakukan, Winch (2004: yang masing-masing individu dalam proses pendidikan. 5) Empowering school culture and social 102) menyatakan bahwa proses dan praktik pembelajaran oleh structure menargetkan Dimensi ini merupakan tahap pengakuan, nilai dan berbagai pandangan dilakukannya rekonstruksi baik struktur dunia dalam proses belajar mengajar sekolah maupun kultur sekolah. Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya belajar bagi diperlukan untuk memberikan jaminan siswa untuk bisa hidup bersama dalam kepada sebuah belakang kelas multikultural. Dijelaskan semua siswa yang berbeda pula bahwa pendidikan untuk masa depan merasa mendapatkan harus diatur sebagaimana prinsip empat perlakuan pilar dalam proses belajar, yaitu belajar pembelajaran di sekolah. yang dengan agar latar mereka pengalaman setara dalam dan proses untuk menjadi, belajar untuk melakukan, belajar untuk mengetahui, dan belajar METODOLOGI PENELITIAN untuk hidup bersama. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan strategi teknik content Dengan cara demikian, perbedaan dikembangkan analysis atau analisis isi. Analisis konten sebagai suatu kekuatan kelompok, dan merupakan teknik yang sistematik untuk siswa terbiasa hidup dengan berbagai menganalisis budaya, sosial, intelektualitas, ekonomi, mengungkapkan pesan (Zuchdi, 1993: 1). dan aspirasi politik. Lebih lanjut Krippendroff (dalam Zuchdi, 4) Prejudice reduction 1993) antarindividu dapat makna mendefinisikan pesan dan analisis cara konten Dimensi ini sebagai upaya agar para adalah teknik penelitian untuk membuat siswa menghargai adanya berbagai kultur interferensi yang valid dan dapat diteliti dengan yang ulang dari data berdasarkan konteksnya menyertainya. Selain itu, siswa juga bisa Sumber data diperoleh dari dokumen memiliki berupa segala sifat perbedaan positif atas perbedaan BSE mata pelajaran bahasa tersebut. Hilda Hernandez (dalam Mahfud, Indonesia yang digunakan pada SMP di 2011: 176) juga mengungkapkan bahwa Kota sangat penting adanya refleksi budaya, penelitian ras, seksualitas dan gender, etnisitas, kredibilitas triangulasi sumber. Data-data agama, dalam tersebut dianalisis dengan model analisis proses pendidikan multikultural. Hal ini interaktif yang meliputi reduksi data, sebagai status bentuk sosial, ekonomi pengakuan terhadap 113 Surakarta. ini Uji validitas data menggunakan uji Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id penyajian data, dan penarikan Berdasarkan hasil analisis terhadap simpulan/verifikasi. keempat BSE ditemukan SMP/MTs 10 kelas subdimensi VII, dari 14 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN subdimensi yang ada, sebagai berikut: Pengintegrasian 1. Subdimensi Budaya Nilai-nilai Pendidikan Multikultural dalam BSE Mata Pelajaran Pada Bahasa Indonesia Tingkat SMP. Indonesia Pengintegrasian karangan nilai-nilai pendidikan (Buku 1) Bahasa dan Sasatra untuk SMP/MTs kelas VIII Asep Yudha Wirajaya dan multkultur yang efektif harus mencakup 5 Sudarmaji hanya terdapat materi budaya dimensi Jawa. Wacana dasar. Kelima merupakan acuan diperhatikan dalam muatan dimensi yang ini yang ditampilkan pada harus Pelajaran 2 (hal 35) tentang salah satu mengintegrasikan tempat berkumpul di kawasan kampus multikultur buku UGM, Pelajaran 2 (hal 37) tentang Ingkling pelajaran., sebagaimana yang dikatakan yang merupakan salah satu permainan Banks ( 2002 ), pendidikan tradisional Jogjakarta, dan pada Pelajaran cara memandang 3 (hal 53) memperkenalkan tempat wisata realitas dan cara berpikir, dan bukan Ratu Boko yang kita kenal berada di hanya konten tentang beragam kelompok kawasan Jawa. multikultural : dalam 14 adalah etnis, ras, dan budaya. Lebih lanjut, Banks menyatakan bahwa pendidikan Pengintegrasian materi budaya pada Buku 1 di atas, belum memperlihatkan multikultural dapat dikonsepsikan atas nilai-nilai multikultur. lima dimensi, yaitu: conten integration dicermati tentang (integrasi knowledge pendidikan multikultur yakni pendidikan (proses mengenai keragaman budaya (Mahfud, merekonstruksi pengetahuan); an equity 2011: 75). Untuk itu, dalam buku tersebut pedagogy harus mengintegrasikan beragam budaya materi); construction the process (penyesuaian metode prejudice reduction pembelajaran); (pengurangan prasangka); empowering school culture dan yang and social structure (penguatan budaya sekolah .dan struktur sosial). jika mendasar mapun asing, sehingga siswa menggunakan buku tersebut memiliki wawasan multikultur yang luas. Pada (Buku 2) Bahasa dan Sastra Indonesia 2 untuk SMP/MTs kelas VIII sehingga karangan Maryati dan Sutopo terdapat terdapat 14 subdimensi yang menjadi juga pengintegrasian materi budaya. Pada acuan Pelajaran 1 (hal. 1-3), terdapat contoh oleh dalam para dimensi makna ini ini dikuatkan Kelima nusantara Hal pakar, mengetahui kandungan multikultur dalam buku. laporan perjalanan dengan judul “Ingin Kembali 114 ke Bawean”. Contoh laporan Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id tersebut menggambarkan keadaan Pulau budaya. Berbeda dengan buku 4 Terampil Bawean dengan aneka keindahan alam Berbahasa Indonesia yang kelas VIII karangan Dewaki Kramadibrata, dimiliki, seperti Pantai Tanjung Anyar dan Danau Kastoba. Sementara itu, Dewi pada Pelajaran 6 (hal. 49-50), terdapat terdapat wacana yang berjudul “OKU Timur Siap ditampilkan. Pada Pelajaran 1 (hal 2) dan Menjadi Pelajaran Produsen mendeskripsikan Biodiesel” pola yang pengolahan biji Indrawati, untuk SMP/MTs dan hanya 7 keberagaman Didik 2 (hal budaya 116) budaya Durianto yang menunjukkan nusantara. Pada jarak di kawasan Sumatera Utara menjadi Pelajaran 1 (hal 2) terdapat materi budaya bahan bakar. Di daerah tersebut, dibangun tentang masyarakat Baduy-Banten yang sebuah pabrik pengolahan biji jarak dan masih pabrik biodiesel. leluhurnya dalam kehidupan sehari-hari, Lebih lanjut, Pelajaran 8 (hal. 64-66) terdapat wacana perbedaan tingkat mempertahankan bahkan mereka kehidupan adat menolak modern. istiadat adanya Keterbelakangan konsumsi susu dari sejumlah negara di masyarat Baduy tidak membuat mereka Asia, yakni Indonesia, India, Singapura, buta huruf, justru Fhilipina, Thailand, Vietnam, dan China. warganya untuk maju. Selain itu juga Wacana yang diberikan judul “Menjumput mereka tetap menjunjung tinggi bangsa Manfaat Susu” tersebut dinyatakan data Indonesia. Hal ini terlihat dari semangat dan fakta yang berkaitan dengan pola masyarakatnya mengikuti setiap kegiatan konsumsi minum susu di negara-negara nasional, salah satunya peringatan HUT tersebut. kemardekaan RI. selalu Mereka mewajibkan berbondong- Selain itu, pada Pelajaran 10 (hal bondong berangkat ke kantor kecamatan 106) bagian soal evaluasi, ditampilkan yang jauh dari kampung mereka dengan bacaan tentang budaya kota Padang. Pada membawa bekal. Hal ini menunjukkan wacana dalam soal tersebut, ditampilkan betapa ciri khas rumah masyarakat kota Padang. menjunjung Berikut sedikit petikan wacananya. bangsa Indonesia. “Di kampung Ranah, di kota Padang adalah rumah kayu, beratap seng. Letaknya jauh dari pohon-pohon kayu yang rindang…” pedulinya tinggi meraka dan dalam menghormati 2. Subdimensi Sastra Pada (Buku 1) terdapat materi sastra pada Pelajaran 1 (hal 26) tentang drama karya W. S. Rendra yang berjudul “Orang- Pada untuk Yulianti (Buku SMP/MTs Setyorini ditemukan 3) Bahasa Indonesia kelas karangan dan VIII Wahono pengintegrasian tidak materi Orang Kasar”. Lebih lanjut, pada Pelajaran 8 (hal 144) ditampilkan kutipan novel terjemahan yang berjudul “Di Sanalah Kenangan Terowongan Biru” karya Oh Soo 115 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Yeon. Pada Pelajaran 9 (hal 172) lainnya, yakni cerita Joko Tarub. Cerita terintegrasi materi puisi “Masih Tersisa” Joko Tarub ini juga ditampilkan dalam karya Taufiq Abi Sabda. bentuk petikan dialog. Hanya ada dua Materi sastra yang terdapat pada beberapa unit tersebut Joko Tarub dan Nyai Tarub. Kedua cerita adanya tersebut merupakan cerita legenda yang beragam materi. Namun, keberagaman terkenal. Munculnya kedua cerita tersebut tersebut masih kurang memadai. Hal ini memberikan ditunjukkan pada materi drama, hanya nusantara, khususnya dalam khasanah menampikan karya W. S. Rendra, padahal kesusastraan. Cerita ini, harus selalu di masih banyak karya-karya sastrawan yang ingat sekiranya bisa ditampilkan sebagai contoh merupakan negara yang kaya akan nilai- drama nilai kebudayaan. memberikan pelajaran tokoh yang muncul dalam cerita, yaitu deskripsi dalam buku konkrit tersebut. Materi tentang menganalisis novel terjemahan bukti sebagai bukti, kekayaan bahwa budaya Indonesia 3. Subdimensi Pemahaman juga masih belum terlalu diperhatikan, Pada (Buku 1), pemahaman terhadap karena hanya menampilkan sebuah novel beragam budaya telah terintegrasi dalam terjemahan kisah buku tersebut. Subdimensi pemahaman asmara anak muda, padahal masih banyak ditemukan pada pelajaran 4 (hal 77). novel-novel terjamahan yang lebih layak Dalam ditampilkan, seperti yang karakteristik seni Gamelan dari masing- lebih mengandung kisah masing daerah. Seni Gamelan memang yang mengisahkan novel-novel kehidupan/budaya suatu negara tertentu. wacana itu, ditunjukkan terdapat di berbagai daerah yang ada di Pada (Buku 2) terdapat materi sastra Indonesia. Namun, karakteristik Gamelan cerita legenda yang berasal dari pulau dari Jawa. Pada Pelajaran 2 (hal 19) terdapat Wacana yang disajikan dalam buku ini cerita memberikan Sangkuriang pembelajaran dalam berbeda-beda. pemahaman tentang perbedaan budaya (dalam hal ini musik tersebut, terdapat penggalan dialog drama Gamelan) yang dimiliki oleh daerah Bali, yang diperankan oleh empat tokoh, yaitu Sunda, dan Jogjakarta. Dayang Di materi daerah buku Sangkuriang, drama. dalam berbagai Sumbi, Prabu Pada (Buku 2), Subdimensi Perbangkara,dan Dewa. Sebagaimana telah pemahaman ditemukan pada pelajaran 3 diketahui (hal bahwa cerita Sangkuriang 29) dan pelajaran 3 (hal 38). merupakan cerita legenda dari Jawa Barat, Subdimensi pemahaman ini tampak pada yakni contoh legenda terjadinya gunung dialog drama Tangkuban Prahu. Sedangkan Pelajaran 2 memperlihatkan (hal 21) juga ditampilkan cerita legenda sosial yang digambarkan melalui tokoh- 116 berbagai yang kehidupan Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id tokohnya. Penggalan dialog drama pada keragaman bangsa Indonesia baik, suku, Pelajaran 3 (hal 29) memotret sebuah etnis, agama, bahasa, dan adat istiadat. keluarga dengan latar belakang kehidupan Hal ini memberikan pemahaman bagi sosial yang kurang baik. Drama yang siswa tentang berbagai budaya yang ada dimainkan oleh tiga tokoh wanita, Ibu, di nusantara. Nanda, dan Rika, ini mengisahkan sebuah penantian terhadap kepala beragam budaya ditemukan keluarga yang sedang pergi bekerja ke Pelajaran 9 173). luar kota dan meninggalkan keluarganya pemahaman ini tampak pada evaluasi di desa. Penggalan dialog drama yang lain akhir pelajaran 9, soal pilihan ganda ditunjukkan pada pelajaran 3 (hal 38). Jika nomor 1 yang menyajikan sebuah wacana pada sebagai contoh sebuah seorang Pada (Buku 4), pemahaman terhadap sebelumnya keluarga ilustrasi. Wacana Subdimensi dalam soal sedang tersebut memberikan pemahaman bagi menghawatirkan keadaan bapaknya, di siswa tentang perkembangan televisi pada sini ditunjukkan kasih sayang seorang ibu tahun sebelumnya dengan sekarang. Pada kepada anaknya. Di dalam penggalan awalnya televisi tidak banyak mendapat drama tersebut, terlihat Mama sedang perhatian diberbagai masuk ke kamar anakanya, Daniar, untuk sekarang televisi mengingatkan anaknya agar tidak tidur pertumbuhan pesat di berbagai negara. terlalu malam. Kedua contoh drama yang Hal disajikan multikultural dalam mendeskripsikan yang dikisahkan (hal pada buku tersebut fenomena kehidupan bisa memahami dapat sudah mengalami menjadi tentang namun wawasan perkembangan televisi di berbagai negara. sosial. Drama ini, sangat berarti bagi siswa untuk ini negara, 4. Subdimensi Aplikasi bagaimana Subdimensi aplikasi yang keberagaman kehidupan sosial melalui diintegrasikan dalam buku tersebut hanya drama terebut. terdapa pada Buku pertama dan Pada (Buku 3), pemahaman terhadap kedua. Pada (Buku Buku 1) ditemukan yang merupakan berbagai budaya terdapat pada Unit 1 (hal subdimensi aplikasi 7) dan Unit 6 (hal 77). Pada Unit 1 (hal 7) turunan dari terdapat pemahaman tentang beragam merekonstruksi pengetahuan. Subdimensi budaya di nusantara telah terintegrasi aplikasi ditemukan pada pelajaran 7 (hal pada wacana yang ditampilkan dalam soal 127). Di dalam buku tersebut terdapat latihan 5. Pengintegrasian ini tercermin konsep yang membantu siswa membentuk dari “Pentingnya perilaku positif yang diintegrasi melalui memupuk wawasan kebangsaan”. Wacana kutipan novel yang ditampilkan dalam tersebut memberikan penjelasan tentang buku judul teks, yakni 117 dimensi proses tersebut. Dalam novel tersebut, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id seorang Ibu sedang mengantar ke sekolah, yaitu anaknya Totto-Chan. 5. Subdimensi Individu Kisah Subdimensi ini hanya terintegrasi tersebut memberikan pengetahuan bagi pada buku 3. Pada (Buku 3) Unit 4 (hal 45) siswa untuk selalu menghargai waktu dan ini selalu menepati janji. Untuk itu, melalui dalam menambah wawasan budayanya. contoh Hal ini terlihat dikala siswa mencoba tersebut menerapkan siswa sikap mampu positif itu dikala medeskripsikan kemandirian siswa mencari informasi tentang salah satu berinteraksi dengan siswa yang lain di tempat wisata melalui internet. Seorang lingkungan sekolah maupun di lingkungan siswa akan pergi berwisata ke Tangkuban sosial. Perahu. Dia tidak tahu tentang tempat Pada (Buku 2) ditemukan subdimensi wisata tersebut. Dengan inisiatifnya, dia aplikasi. Subdimensi ini ditunjukkan pada mencari informasi melalui internet. Sikap Pelajaran 2 (hal 12), yakni pada contoh siswa ini dapat memberikan pemahaman materi laporan bagi Laporan mengetahui beragam budaya yang ada di dicontohkan nusantara maupun budaya asing melalui penulisan pertanggungjawaban. pertanggungjawaban dalam yang buku tersebut berisi kegiatan “Kunjungan ke Daerah lain terutama dalam internet. menolong korban gempa bumi dan diberi judul siswa Selain itu, kemandirian siswa yang Korban mengarahkan siswa dalam proses Gempa di Bengkulu Tahun 2007”. Contoh pendidikan laporan mampu ditunjukkan melalui kutipan novel yang menumbuhkan jiwa sosial siswa untuk berjudul “Metilda”. Cerita ini terdapat peduli terhadap korban gempa. Lebih pada Unit 9 (hal 129). Dalam novel lanjut kepedulian sosial ini diharapkan tersebut mengisahkan tentang kesabaran mampu diimplementasikan siswa dalam seorang anak kehidupan Metilda. Ia sejenis nyata. ini akan Kunjungan ditampilkan pada contoh memberikan pemahaman yang tersebut, bagi siswa multikultural, yang hidup pedagang mobil yang menjalin kehidupan juga cerdas bernama dalam keluarga sukses. sosial Dalam bersama untuk melatih diri memiliki kepedulian keluarganya, Kecerdasan Metilda menjadi sosial. Kepedulian sosial ini dilakukan pengganggu bagi orang tuanya dalam dengan mengunjungi dan memberikan berbisnis. Orang tuanya tidak merespons bantuan kita Metilda tatkala meminta untuk dibelikan yang sangat membutuhkan sumbangsih buku, hingga akhirnya Metilda memiliki kita. inisiatif untuk bisa sekadar membaca terhadap saudara-sadara buku itu. 118 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id 6. Subdimensi Suku/Ras/Etnis setiap orang, utamanya dikalangan siswa Subdimensi suku/ras/etnis ini hanya dapat memberikan dampak positif dalam ditemukan pada Buku 1 dan Buku 2. Pada membangun hubungan (Buku antarsiswa. 1), subdimensi suku/ras/etnis terdapat pada pelajaran 10 (hal 183). Pada latihan dalam materi yang harmonis 7. Subdimensi Status Sosial/Ekonomi tersebut, Subdimensi status sosial/ekonomi tentang terdapat pada Buku 1, Buku 2, dan Buku 4. dan Dari ketiga buku tersebut terdapat materi penghargaan terhadap perempuan yang tentang penghargaan terhadap beragam selalu bentuk status sosial yang harus dipahami diintegrasikan materi pemahaman, penghormatan, dikesampingkan pengambilan dalam keputusan pengelolaan mengenai lingkungan. menyikapi permasalah oleh siswa. Dalam Pada (Buku 1), terdapat tersebut pengharagaan terhadap perbedaan status pemerintah membentuk suatu program sosial/ekonomi. Wacana ini, ditemukan yang antara pada pelajaran 7 (138) bagian evaluasi 7 dalam buku tidak membedakan perempuan dan laki-laki pengambilan keputusan di bidang pelestarian lingkungan. Sementara itu, status memperlihatkan adanya suatu 3), lembaga sosial yang dapat membantu Subdimensi suku/ras/etnis terdapat pada para siswa dari berbagai kalangan untuk Unit 10 (133). Pada Unit tersebut disajikan bisa menikmati wisata di pulau Untung. wacana Jakarta Green Monster merupakan suatu tentang (Buku Subdimensi sosial/ekonomi ini tampak pada wacana yang pada ini. pemahaman, penghargaan, dan penghormatan terhadap lembaga beragam suku/ras/etnis yang terintegrasi untuk mengamati burung di pulau Untung dalam subbab mengutip hal-hal pokok Jawa. buku. Buku yang menjadi contoh untuk subsidi silang agar setiap siswa dari dikutip kalangan berjudul “Memahami Diri Memompa Bakat”. Dalam buku tersebut dijelaskan tentang keadaan manusia yang yang membantu Lembaga tersebut manapun dapat para siswa menerapkan menikmati pemandangan. Sementara itu, (Buku 2) sangat beragam. Hal ini mendeskripsikan Subdimensi pemahaman manusia ditemukan pada latihan Pelajaran 9 (hal memiliki karakter pribadi yang berbeda- 78-86). Pada latihan tersebut, disajikan beda. Perbedaan tersebut harus salalu materi yang diambil dari salah satu novel membudayakan sikap saling memahami, karya Mira. W. dengan judul Dari Jendela menghargai Dengan SMP. Novel tersebut mengisahkan Joko demikian, pemahaman terhadap karakter seorang anak miskin yang minder melihat bahwa setiap antarsesama. 119 status pada sosial/ekonomi Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id teman-temannya yang pinter dan kaya. kreativitas mereka tanpa merasa Kekurangan ekonomi yang dihadapi oleh terbelakang dengan sekolah-sekolah lain. Joko tidak membuat putus asa untuk 8. Subdimensi Keadilan mengukir prestasi. Hal ini dibuktikan oleh Subdimensi keadilan ini terdapat Joko dalam hasil ujian akhirnya, Ia dapat pada Buku 1, Buku 3, dan Buku 4. Pada lulus Buku dengan Prestasi nilai yang tersebut memuaskan. tidak 1, terdapat wacana tentang hanya pentingnya memupuk keadilan bagi setiap membanggakan guru dan orang tua yang negara. Wacana tersebut ditemukan pada senantiasa Pelajaran 1 (hal 5). mendukungnya, melainkan Pemahaman tentang juga mendapatkan pengakuan dari teman- pentingnya keadilan terhadap berbagai temannya. Kisah kultur telah terintegrasi dalam wacana penyadaran tersebut memberikan bahwa sosial/ekonomi perbedaan tidak kelas yang melibatkan pemerintah Indonesia menghalangi dalam penyelesaian kasus sandera. Hasil seseorang dalam mencapai prestasi. perundingan antara ketiga negara itu, Selain itu, pada (Buku 4) Pelajaran 6 memberikan keadilan dengan dilepasnya (hal 104) terdapat ilustrasi soal yang sandera dan adanya kesapakatan. Dari mengarahkan menghargai wacana materi pemahaman perbedaan siswa status utuk sosial. ini tersebut, siswa tentang diberikan pentingnya terintegrasi pada bagian soal tugas, yakni musyawarah dalam menyelesaikan konflik mengidentifikasi novel yang terjadi di berbagai negara, terlebih remaja asli atau terjemahan dalam novel lagi konfilk yang terjadi di lingkungan Laskar sosial dan lingkungan sekolah. Untuk itu, karakter Pelangi. Dalam tokoh novel tersebut dikisahkan keadaan sekolah yang jauh sangat berbeda dalam lingkungan sosial. dari sekolah-sekolah lain. bagaimanapun keadaan sekolah yang kita perlu Pada membudayakan (Buku 4), keadilan terdapat materi miliki tidak menjadi penghalang untuk tentang pentingnya keadilan. Materi ini selalu belajar, sebagaimana dicontohkan terdapat pada pelajaran 5 (hal 81) tentang oleh bermain peran. Dalam materi tersebut seorang pemahaman guru kepada saat memberikan siswanya dengan disajikan drama yang mengisahkan siswa meperlihatkan sebuah gambar Pak Karno yang saat di sebuah penjara. Walaupun tempat berprestasi. Dikisahkan Via adalah anak yang beliau tempati sempit, gelap, angker, yang selalu mendapat juara kelas, namun namun Dengan ketika diumumkan hasil ulangannya, Via menerima keadaan sekolah yang jauh dari dikalahkan oleh Ucok. Via tidak mau kemewahan tersebut, siswa diharapkan menerima kekalahan tersebut, sehingga mampu mengembangkan dan mengasah terjadi keributan antarsiswa dalam kelas beliau tetap belajar. 120 berjuang menjadi siswa yang Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id tersebut. Ketika terjadi keributan, Pak Sam Buku 4. Pada (Buku 1) ditemukan materi seorang Guru masuk dan memberikan yang nasihat. Kedatangan siswa untuk Sam dapat membentuk budaya sekolah. Materi ini kelas. Beliau terdapat pada Pelajaran 5 (hal 99) dan meberikan nasihat untuk selalu saling Pelajaran 8 (hal 153). Subdimensi ini menghargai antarteman dan menerima tampak kekalahan memperlihatkan meredakan konflik Pak mengarahkan di dalam bersaing. Dengan pada contoh dialog yang kegiatan positif yang demikian, nilai-nilai keadilan dari cerita di diterapkan atas dapat dijadikan pelajaran bagi siswa Penggalan untuk selalu bersikap adil dalam setiap Pelajaran aktivitas mereka. konsep yang mengarahkan siswa untuk 9. Subdimensi Demokrasi berpartisipasi Pengintegrasian subdimensi dilingkungan dialog 5 aktivitas di demokrasi terdapat pada Buku 3 dan Buku dalam 4. Pada (Buku 3) terdapat wacana tentang lingkungan demokrasi. memaparkan Subdimensi ini ditemukan (hal antarsiswa 99) secara sekolah wacana sekolah. memperlihatkan harmonis telah tentang sekolah. konsep pada dalam terintegrasi membersihkan Wacana tersebut untuk selalu pada Unit 7 (hal 87). Pada wacana tersebut menjaga kebersihan lingkungan sekolah disajikan agar terhindar dari serangan virus Aedes wacana tentang pemahaman demokrasi dalam berdiskusi. Penghargaan aegypti. dan beragam ditemukan subdimensi budaya sekolah, pendapat harus selalu dijunjung tinggi, yakni pada Unit 6 (79) melalui kutipan karena setiap orang memiliki hak asasi novel karya Hilman dan Boim. penghormatan untuk terhadap berbicara dan Sedangkan pada (Buku 3) berpendapat. Pemberian penghargaan terhadap norma- Kualitas norma dalam berdiskusi ini, bedampak Pendidikan Multikultural dalam BSE Mata positif terhadap simpulan hasil akhir Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SMP. diskusi. harus Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan demi Nasional Nomor 11 Tahun 2005 dijelaskan sesuai bahwa buku (teks) pelajaran adalah buku dengan norma-norma dalam berdiskusi. acuan wajib untuk digunakan di sekolah Hal ini akan membentuk sikap saling yang memuat materi pembelajaran dalam menghargai rangka Untuk menanamkan kebebasan itu, sikap siswa atas guru demokrasi berpendapat beragam perbedaan Pengintegrasian peningkatan Nilai-Nilai keimanan dan pendapat yang ada. ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, 10. Subdimensi Budaya Sekolah kemampuan penguasaan ilmu Pengintegrasian Subdimensi budaya pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan sekolah terdapat pada Buku 1,Buku 3, dan kemampuan estetis, potensi fisik dan 121 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id kesehatan yang disusun berdasarkan Undang-Undang standar nasional pendidikan. Buku teks Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, khususnya pasal 4 pelajaran dapat ayat 1 yang mengatur tentang prinsip dipandang sebagai simpanan pengetahuan penyelenggaraan tentang berbagai segi kehidupan (Rusyana, mempertimbangkan 2004: 37). Karena sudah dipersiapkan dari masyarakat yang sangat beragam. segi kelengkapan dan penyajiannya, buku Hasil pendidikan yang nilai-nilai analisis terhadap kultural keempat teks pelajaran itu memberikan fasilitas buku tersebut dapat disimpulkan bahwa bagi muatan kegiatan belajar tentang substansinya mandiri, nilai-nilai pendidikan tentang multikultural hanya ditemukan sepuluh caranya. Dengan demikian, penggunaan subdimensi dari empat belas subdimensi buku teks pelajaran oleh siswa merupakan yang ada. Subdimensi yang dimaksud, bagian dari budaya buku, yang menjadi yakni: subdimensi salah satu tanda dari masyarakat yang dalam maju. subdimensi Buku multikultrual maupun baik budaya dimensi dan integrasi pemahaman sastra materi; dan aplikasi pelajaran berbasis dalam dimensi proses merekonstruksikan selayaknya mengandung pengetahuan; subdimensi individu dalam lima dimensi yang di jelaskan oleh Banks. dimensi Banks pembelajaran; subdimensi suku/ras/etnis, (2010: pendidikan bagian; 23) membagi multikultural integrasi dimensi dalam isi/materi lima status (content penyesuaian sosial/ekonomi, metode keadilan, dan demokrasi dalam dimensi pengurangan integration), konstruksi pengetahuan (the perasangka; knowledge sekolah dalam dimensi penguatan budaya construction process), pendidikan yang sama/adil (an equity paedagogy), pengurangan serta prasangka Dengan pengintegrasian budaya multikultural dan struktur sosial budaya sekolah dan struktur sosial. (prejudice reduction), dan pemberdayaan sekolah subdimensi demikian, kualitas nilai-nilai pendidikan dalam Buku Pelajaran (empowering school culture and social Elektronik (BSE) mata pelajaran bahasa structure). Kelima dimensi dan empat Indonesia SMP masih belum memadai, belas subdimensi inilah yang digunakan karena subdimensi yang telah terintegrasi sebagai dasar untuk mengetahui kualitas masih perlu diperkaya. Untuk itu, nilai- Buku Sekolah Elektronik (BSE) pelajaran nilai bahasa Indonesia untuk siswa SMP kelas diintegrasikan secara keseluruhan. VIII. SIMPULAN DAN SARAN Dimensi-dimensi multikultural yang pendidikan diungkapkan oleh pendidikan multikultural harus Hasil penelitian menunjukkan bahwa Banks tersebut sangat sejalan dengan pengintegrasian 122 nilai-nilai pendidikan Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id multikultural dari empat Buku Sekolah nilai Elektronik (BSE) terdapat hanya sepuluh tersebut masih belum memadai, karena dimensi yang telah terintegrasi dari empat subdimensi yang telah terintegrasi masih belas subdimensi yang menjadi tolok ukur perlu pengintegrasian pendidikan tersebut, yakni pendidikan diperkaya. multikultural BSE Untuk itu, nilai-nilai multikultural harus subdimensi budaya dan sastra; subdimensi pemahaman dan aplikasi; Dengan demikian, hasil penelitian ini subdimensi individu; subdimensi diharapkan dapat memberikan kontribusi sosial/ekonomi, yang positif bagi penulis buku, guru, dan suku/ras/etnis, keadilan, status dan diintegrasikan secara keseluruhan. demokrasi; serta sekolah. Muatan nilai-nilai dari sepuluh pelajaran tersebut. Muatan pendidikan masih kurang multikultural ini juga harus dijadikan subdimensi bahasa; sebagai acuan kualitas buku yang layak subdimensi kelompok; subdimensi agama; menjadi refrensi bagi guru-guru dalam dan struktur sosial tidak terintegrasi. memberikan pembelajaran di sekolah. subdimensi materi multikultural subdimensi memadai, budaya tersebut bahkan pengambil kebijakan agar memeprhatikan pendidikan dalam buku Selain itu, kualitas pengintegrasian nilaiDAFTAR PUSTAKA Aly, Abdullah. 2011. Pendidikan Islam Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Banks, J.A. 2010. Multicultural Education: Issues and Perspectives. Needham Heights, Massachusetts : Allyn and Bacon. _______. 2002. An introduction to Multicultural Education, Boston-London: Allyn and Bacon Press. Jewell, Paul. 2005. “Autonomy and Liberalism in A Multicultural Society”. Internatioanal Education Journal. Vol. 6. no. 4. hal. 494-500. Kijima, Miyako. 2005. “Schooling, multiculturalism and cultural identity: Case study of Japanese senior school students in a secondary school in South Australia”. International Education Journal. Vol. 5. no. 5. hal. 129-136. Naim, Ngainun & Achmad Sauqi. 2011. Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. Mansouri, Fethi dan Anna Trembath. 2005. ““Multicultural Education and recism: The chase of Arab-Australia students in contemporary Australia”. International Education Journal. Vol. 6. no. 4. Hal. 516-529. Mahfud, Choirul. 2011. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Markhamah. 2003. “Tradisi dalam Masyarakat Kebudayaan. Vol.1. no.1. hal. 21-31. 123 Multikultur”. Akademika Jurnal Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 108-124) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Mudyahardjo, Redja. 2001. Filsafat Ilmu Pendidikan, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Novera, Ivet Amri. 2004. “Indonesian Postgradute Students Studying in Australia: An Examination of their Academic, Social and Cultural Experiences”. Internatioanl Education Journal. Vol. 5. no. 4. hal. 475-487. Rusyana, Y. dan M. Suryaman. 2004. Pedoman Penulisan Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD, SMP, dan SMA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Tilaar, H.A.R. 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan: Transformasi untuk Indonesia. Jakarta: Grasindo. Pengantar Pedagogik Winch, Carlene and Dummett. 2004. “Teaching Processes and Practices for an Australian Multicultural Classroom: Two Complementary Models. International Education Journal. Vol. 4. No. 4. Hal. 102-113. Yaqin, Ainul. 2005. Pendidikan Multikultural; Cross-Cultur Understanding untuk Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media. Zuchdi, Darmiyati. 1993. Panduan Penelitian Analisis Konten. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta. 124