PENDIDIKAN MULTIKULTURAL Dipresentasikan Oleh: ACHMAD DARDIRI (FIP UNY Pada Kuliah Program S1 PGSD PJJ Fakultas Ilmu Pendidikan UNY Juli 2007 1. HAKEKAT KEBUDAYAAN Menurut Koentjaraningrat (dalam Sutarno,tt), kata “kebudayaan” atau “budaya” dari kata culture (bhs. Inggris) dan dari kata Latin colere yang berarti “mengolah”, “mengerjakan”, terutama mengolah tanah atau bertani. Budaya merupakan aktivitas manusia sekaligus menjadi ciri manusia itu sendiri. Peradaban: kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian, ilmu pengetahuan dsb. Peradaban: kebudayaan yang memiliki sistem teknologi, seni bangunan , seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks Unsur-unsur Budaya E.B. Taylor: budaya adalah kompleksitas hal yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan serta kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Koentjaraningrat: unsur-unsur kebudayaan meliputi: -Sistem religi dan upacara keagamaan -Sistem dan organisasi kemasyarakatan -Sistem pengetahuan -Bahasa -Kesenian -Sistem mata pencaharian hidup -Sistem teknologi dan peralatan Wujud Kebudayaan Wujud idiil (adat tata kelakuan) bersifat abstrak, tak dapat diraba. Adat (sistem nilai budaya, sistem norma-norma dan peraturan khusus mengenai berbagai aktivitas seharihari (aturan sopan santun). Sistem sosial mengenai kelakuan berpola manusia. Kebudayaan fisik (benda budaya) Budaya dan lingkungan Lingkungan fisik/geografis Lingkungan sosial Lingkungan metafisik Budaya dan non budaya Hal-hal non budaya mencakup benda yang keberadaannya belum mendapat sentuhan aktivitas manusia (benda-benda alamiah seperti batu, tanah, pohon, gunung, planet dsb.) Budaya mencakup sesuatu yang keberadaannya sudah mendapat sentuhan aktivitas manusia. Seperti: patung, bangunan, bonsai, aturan makan dsb.) Pranata (institusi) Budaya Pranata domestik: untuk memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan, spt: perkawinan dan pengasuhan anak. Pranata ekonomis: untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam pencaharian hidup, memproduksi, menimbun, dan mendistribusi harta benda, spt: pertanian, industri, koperasi, dan pasar. Pranata pendidikan: untuk memenuhi kebutuhan pene rangan dan pendidikan manusia agar menjadi anggota masyarakat yang berguna, spt: pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Pranata ilmiah; untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, menyelami alam semesta, spt: penjelajahan luar angkasa. (Lanjutan) Pranata: Pranata estetis dan rekreasional: untuk memenuhi kebutuhan manusia menyatakan keindahannya dan rekreasi, spt: seni suara, batik, seni drama, olah raga, dan seni gerak. Pranata religius; untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan atau dengan alam gaib, spt: masjid, gereja, doa, kenduri, upacara keagamaan. Pranata somatik: untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah manusia, spt: perawatan kecantikan, pemeliharaan kesehatan, kedokteran dsb. 2. HAKEKAT PENDIDIKAN MULTIKULTURAL Pengertian “Multikultural” secara luas mencakup pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap usia, gender, agama, status sosial ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras dan kebutuhan khusus. 2 istilah penting dalam studi budaya: ethic dan emic. Ethic: titik pandang dalam mempelajarai budaya dari luar sistem budaya itu sendiri, dan merupakan pendekatan awal dalam mempelajarai sustau sistem budaya asing Emic: titik pandang dari dalam sistem budaya itu sendiri. Ethic menjelaskan universalitas suatu konsep kehidupan, sedangkan emic menjelaskan keunikan dari sebuah konsep budaya. Pengertian Pendidikan Multikultural James A. Banks: Pendidikan multikultural adalah ide, gerakan pembaharuan pendidikan dan proses pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur lembaga pendidikan supaya siswa baik pria maupun wanita, siswa berkebutuhan khusus, dan siswa yang merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam-macam itu akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi akademis di sekolah. Jadi, pendidikan multikultural mencakup: - Ide dan kesadaran akan nilai penting keragaman budaya - Gerakan pembaharuan pendidikan - Proses pendidikan. Benang merah berbagai pemikiran tentang pendidikan multikultural; kesempatan yang sama bagi setiap siswa untuk mewujudkan potensi sepenuhnya; Penyaiapan pelajar untuk berpartsisipasi penuh dalam masyarakat antar budaya; Penyiapan pengajar agar memudahkan belajar bagi setiap siswa secara efektif, tanpa memperhatikan perbedaan atau persamaan budaya dengan dirinya; Partisipasi aktif sekolah dalam menghilangkan penindasan dalam segala bentuknya. Pendidikan harus berpusat pada siswa dengan mendengarkan aspirasi dan pengalaman siswa; Pendidik, aktivis dan yang lain harus mengambil pernanan lebih aktif dalam mengkaji ulang semua praktek pendidikan, termasuk teori belajar, pendekatan mengajar, evaluasi, materi pendidikan dsb. Paul Gorski: Pendidikan multikultural: pendekatan progresif untuk mengubah pendidikan secara holistik dengan mengkritik dan memusatkan perhatian pada kelemahan, kegagalan, dan praktek diskriminatif di dalam pendidikan akhir-akhir ini. Keadilan sosial, persamaan pendidikan, dan dedikasi menjadi landasan pendidikan multikultural dalam pengalaman pendidikan agar semua siswa dapat mewujudkan semua potensinya secara penuh dan menjadikannya sebagai manusia yang sadar dan aktif secara lokal, nasional dan global. Rasional dan Arti pentingnya Pendidikan Multikultural Pendidikan multikultural merupakan jembatan dalam mencapai kehidupan bersama dari umat manusia dari berbagai budaya di era global yang penuh tantangan baru. Pertemuan antar budaya bisa berpotensi memberi manfaat tetapi sekaligus menimbulkan salahpaham. Tujuan Pendidikan Multikultural 1. Pengembangan Literasi Etnis dan Budaya; 2. Perkembangan Pribadi; 3. Klarifikasi Nilai dan sikap; 4. Kompetensi Multikultural; 5. Kemampuan Ketrampilan dasar; 6. Persamaan dan Keunggulan Pendidikan; 7. Memperkuat Pribadi untuk reformasi sosial; 8. Memiliki wawasan kebangsaan/kenegaraan yang kokoh; 9. Memiliki wawsan hidup yang lintas budata dan lintas bangsa sebagain warga dunia; dan 10.Hidup berdampingan secara damai. Fungsi Pendidikan Multikultural Menurut Gorski, pendidikan multikultural berfungsi: 1. memberi konsep diri yang jelas; 2. membantu memahami pengalaman kelompok etnis dan budaya ditinjau dari sejarahnya; 3. membantu memahami bahwa konflik antara yang ideal dan realitas itu memang ada pada setiap masyarakat; 4. membantu mengembangkan pembuatan keputusan partisipasi sosial dan ketrampilan kewarganegaraan; dan 5. mengenal keberagaman dalam penggunaan bahasa. Penekanan pendidikan multikultural Bahwa sekolah pada dasarnya berfungsi mendasari perubahan masyarakat dan meniadakan penindasan dan ketidakadilan. Fungsi pendidikan multikultural yang mendasar adalah mempengaruhi perubahan sosial, ada tiga butir perubahan: 1. perubahan diri; 2. perubahan sekoalh dan persekolahan; 3. perubahan masyarakat