6 BAB 2 LANDASAN TEORI Penyerangan Pearl

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
Penyerangan Pearl Harbor oleh Jepang memiliki beberapa pandangan.
Terdapat pandangan konspirasi, juga pandangan secara umum. Untuk mengetahui
penyebab terjadinya penyerangan Pearl Harbor, Penulis akan menjabarkan beberapa
teori alasan penyebab penyerangan Pearl Harbor oleh Jepang.
2.1 Konsep Harga Diri
Harga diri adalah emosi penting yang memegang peran kritis atau besar dalam
sejumlah fungsi psikologis. Secara khusus, harga diri membantu memperkuat
perilaku pro-sosial seperti altruisme dan perilaku adaptif misalnya sebuah prestasi
yang dicapai seseorang. Hilangnya harga diri di dalam diri seseorang merupakan
faktor yang memprovokasi agresi serta sikap antisosial sebagai respon terhadap
ancaman ego (Tracy, 2007: 506).
Pengelolaan harga diri terikat secara intrinsik pada pengaturan dan perawatan
harkat diri. Banyaknya pembaruan diri merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan
perasaan harga diri. Bahkan, harga diri merupakan emosi utama (bersamaan dengan
rasa malu) yang memberi harkat diri dorongan efektif dan sebagai gantinya, harkat
diri mempengaruhi sejumlah besar proses intra-psikis (proses dalam diri) dan intrapersonal (JD Brown dan marshall, 2001).
Pengungkapan harga diri dapat menyampaikan kesuksesan seseorang pada orang
lain, sehingga dapat memperkuat status sosial individu tersebut. Sementara
pengalaman subyektif dari harga diri dapat memperkuat perilaku yang menimbulkan
rasa bangga, menumbuhkan harkat, dan motivasi diri bahwa individu yang
bersangkutan layak menerima status yang lebih tinggi (Tracy, 2007: 506).
Menurut kesuksesan yang dinilai secara sosial, harga diri dapat berfungsi untuk
mempertahankan, memicu atau mendorong status sosial serta penerimaan kelompok
bagi seorang individu, sehingga membantu mencegah penolakan oleh kelompok.
Rasa harga diri seseorang terhadap kesuksesannya memacu perilaku positif dalam
prestasi dan mendukung perkembangan rasa harkat diri yang dalam. Pada sisi
6
7
lainnya,harga diri hubristis (arogan) yang berkaitan dengan narsisme dapat memicu
agresi dan permusuhan, masalah inter-personal, konflik dalam relasi, dan sejumlah
perilaku tidak wajar (Tracy, 2007: 507). Harga diri hubristis merupakan bagian pola
pengelolaan dinamis di mana individu dengan kadar narsisme yang tinggi menekan
rasa aib, antara lain dengan mengungkapkan serta mengalami perasaan harga diri
hubristis yang berlebihan (Tracy, 2007: 507).
2.2 Konsep Konspirasi
Konspirasi menurut Barkun adalah sebuah organisasi yang terdiri dari individu
atau kelompok, bertindak secara terselubung untuk mencapai beberapa tujuan jahat
(Barkun, 2003). Tujuan jahat yang dimaksud di sini adalah kekuatan, kekayaan,
pengaruh, dan keuntungan lainnya (Hodapp, 2008: 9). Konspirasi terjadi bilamana
dua orang atau lebih bekerja sama untuk menyalahgunakan kekuatan atau melanggar
hukum (Olmsted, 2009: 19). Konspirasi memiliki beberapa sifat yaitu:
1. Tidak ada yang terjadi karena kebetulan. Semua konspirasi terjadi
berdasarkan sebuah niat, keinginan, dan kehendak seseorang.
2. Konspirasi tidak sesuai dengan apa yang terlihat. Konspirator adalah dalang
dari semua tipuan yang terjadi dibalik konspirasi. Konspirator selalu
menyamarkan identitas dan kegiatannya.
3. Semuanya berhubungan. Semua konspirasi terjadi bukan karena kecelakaan.
Walaupun tidak tampak, terdapat rencana-rencana yang tersembunyi dibalik
konspirasi (Barkun, 2003).
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai konsep konspirasi, beliau juga
memaparkan jenis-jenis konspirasi, yaitu:
1. Konpirasi peristiwa (event conspiracies). Konspirasi peristiwa dianggap
sebagai sumber dari semua peristiwa yang terjadi. Misalnya, pembunuhan
presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy, jatuhnya pesawat TWA 800,
penyebaran virus AIDS di kalangan kulit hitam, dan pembakaran gereja hitam
tahun 1990-an. Berdasarkan kasus-kasus yang telah disebutkan, dapat dilihat
bahwa konspirasi tersebut memiliki tujuan khusus.
2. Konspirasi sistemik (systemic conspiraciesi). Konspirasi sistemik memiliki
sasaran yang luas dan bertujuan untuk mengambil alih sebuan negara,
wilayah, bahkan seluruh dunia. Konspirasi ini dilaksanakan oleh sebuah
8
organisasi yang bertujuan untuk menyusup dan menggulingkan sebuah
lembaga atau institusi. Contohnya, konspirasi orang-orang Yahudi, Mason,
dan gereja Katolik.
3. Superkonspirasi (superconspiracies). Konspirasi tersebut menganggap setiap
konspirasi yang terjadi memiliki hubungan satu dengan yang lainnya (Barkun,
2003).
2.2.1 Teori Konspirasi Mengenai Pearl Harbor
Dalam konsep konspirasi yang luas, terdapat teori-teori konspirasi yang sempit.
Salah satunya adalah teori konspirasi mengenai penyerangan Pearl Harbor oleh
Jepang. Swanson dalam jurnalnya menyatakan bahwa terdapat konspirasi dibalik
penyerangan Pearl Harbor yakni, presiden Roosevelt telah mengetahui penyerangan
Pearl Harbor oleh Jepang, namun merahasiakannya. Yang kedua, presiden
Roosevelt juga merencanakan beberapa aksi untuk memprovokasi Jepang atau
Jerman agar menyerang Amerika Serikat terlebih dulu (Swanson, 2012).
2.3 Teori Penyerangan Pearl Harbor Oleh Dr. Jeffrey Record
Selain dari teori konspirasi mengenai penyerangan Pearl Harbor, juga terdapat
berbagai teori lainnya. Record merupakan salah satu dari banyak orang yang meneliti
mengenai faktor penyebab penyerangan Pearl Harbor oleh Jepang. Menurut beliau
alasan Jepang menyerang Pearl Harbor terikat dengan masalah harga diri Jepang dan
ancaman ekonomi Jepang oleh Amerika Serikat (Record, 2009: 5).
2.4 Teori Penyerangan Pearl Harbor Oleh Iokibe Makoto
Teori mengenai penyerangan ini memiliki dua sudut pandang, Iokibe melakukan
penelitian berdasarkan kedua sudut pandang. Jika dilihat dari sudut pandang Jepang,
maka Iokibe menyimpulkan bahwa faktor penyebab penyerangan Pearl Harbor oleh
Jepang disebabkan oleh dua faktor, yaitu invasi di Perancis Indocina dan sanksi
embargo minyak yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (Iokibe, 2011: 34).
9
2.5 Teori Penyerangan Pearl Harbor Oleh Takizawa Ataru
Selain dari sanksi embargo minyak dan invasi di Perancis Indocina, Takizawa di
dalam bukunya menyatakan pendapat lain mengenai penyebab penyerangan Pearl
Harbor. Berdasarkan penelitiannya, Takizawa menyatakan faktor penyebab
penyerangan Pearl Harbor sebagai berikut:
なぜ戦争をすると決めたのか。それは第一に、アメリカから突きつ
けられた要求、「ハル・ノート」が、とうてい日本の受け入れられ
る条件ではなかったからです。具体的には、中国や仏印からの完全
撤兵など、満州事変以前の状態に戻せ、という要求でした。
第二に、あまり長く交渉を続けていても、どんどん国内の石油など
資源がなくなって、いざ戦うというときに足りなくなってしまう、
そのタイムリミットもあったわけです。(瀧澤、2011:34)
Terjemahan:
Mengapa memutuskan untuk berperang? Pertama-tama, “Hull-note” yang
disodorkan oleh Amerika bukanlah syarat yang dapat diterima oleh Jepang.
Secara terperinci Hull-note berisikan, menarik tentara seluruh tentara Jepang
dari Cina dan Indocina, mengembalikan keadaan seperti semula.
Kedua, walaupun negosiasi terus berlanjut, sedikit demi sedikit persedian
minyak Jepang menjadi habis, sehingga ketika berperang akan kekurangan
persediaan.
Download