7-PDF70-72_Yahudi Menggenggam Dunia

advertisement
mengalir dengan deras. Langkah kekuatan Konspirasi yang dilakukan untuk
menghancurkan pasukan Napoleon kemudian memaksa Napoleon turun tahta.
Langkah ini oleh Konspirasi Internasional dijadikan tradisi untuk melangkah
dan mengadakan kegiatan di masa-masa selanjutnya. pihak Konspirasi dalam
melakukan taktik itu menggunakan kaki tangan orang-orang Serbia untuk
menyelusup ke jajaran penting dalam industri, transportasi, logistik dan posisi
rawan lainnya. Ketika itulah negara-negara yang telah dimasuki oleh mereka
jatuh di bawah pengaruh kekuatan terselubung. Posisi kunci yang dikendalikan
mereka memungkinkan mereka melaksanakan kegiatan yang bisa
menimbulkan kekacauan dalam suplai pasukan yang sedang bertempur di
medan laga. Taktik Konspirasi yang dipakai untuk menghancurkan pasukan
Napoleon dipakai lagi di kemudian hari untuk menghancurkan pasukan Czar
Rusia pada tahun 1904 dalam menghadapi pasukan Jepang.
Sejarah telah mencatat, bagaimana peristiwa berikutnya terjadi setelah
kekalahan Napoleon, disusul dengan peristiwa penurunan Napoleon dari tahta
dan dibuang ke pulau Elba. Ketika Napoleon melarikan diri sebagai usaha
untuk kembali, segera ditangkap kembali oleh jaringan yang telah dipasang
oleh Konspirasi. Pertempuran Waterloo merupakan perang terakhir bagi
Napoleon. Adapun Nathan Rothschild, nasibnya justru sebaliknya. Ia telah
berhasil menguasai keuangan di seluruh Eropa, setelah berakhirnya masa
kejayaan Napoleon. Rothschild pada waktu itu telah membangun istana yang
letaknya menghadap langsung dengan istana raja Louis XVIII, pewaris tahta
kerajaan Perancis. Dari lokasi di seputar istana raja, Nathan bisa memantau
gerak-gerik yang ada di sana dari jendela istananya sendiri itu. Para mata-mata
Konspirasi dalam istana raja Louis lebih mudah mengadakan hubungan
dengan Nathan, khususnya mengenai perkembangan perang Waterloo yang
hampir berakhir. Pada waktu yang sama, Nathan mengadakan jaringan lain
untuk menguak informasi tentang perang tersebut, untuk kemudian dikirim ke
Inggris. Pada saat datangnya berita mengenai keunggulan pasukan Wellington
(panglima pasukan Inggris) atas Napoleon, dan dipastikan Wellington akan
tampil sebagai pemenang perang, Nathan mengirimkan berita kebalikannya ke
Inggris lewat utusannya. Dikatakan, bahwa Napoleon lah yang menang atas
Wellington. Tak ayal lagi, berita itu membuat rakyat Inggris cemas, dan harga
bursa uang anjlok seketika. Kemudian Nathan berangkat secepatnya ke Inggris
dengan kapal khusus. Begitu Nathan menginjakkan kakinya ke London, segera
saja ia memerintahkan anak buahnya untuk memborong seluruh penjualan
modal, saham, uang dan apa saja yang bisa dibeli. Peristiwa ini sangat
mengejutkan semua pihak, setelah pada hari berikutnya tersiar berita yang
sebenarnya, yaitu kemenangan Wellington atas Napoleon. Setelah pasar modal
kembali normal, para pemilik modal Yahudi, khususnya Nathan telah
memboyong keuntungan yang sangat besar. Tidak seorang pun membicarakan
bagaimana Rothschild membungkam kemarahan pemerintah Inggris dan
rakyatnya, akibat kerugian jutaan poundsterling dalam pasar modal London itu
dalam waktu hanya satu hari. Dan jelas pula tercatat dalam sejarah, bahwa
48
Rothschild setelah itu mengeluarkan bantuan kepada Inggris uang sebesar £ 18
juta, dan kepada Rusia £ 5 juta, karena negeri ini telah berjasa membantu
Konspirasi menghancurkan Napoleon. Ketika Nathan meninggal dunia tahun
1836, Bank Inggris benar-benar telah berada di tangannya. Dan hutang nasional
Inggris kala itu telah mencapai £ 885 juta, akibat penjagalan ekonomi besarbesaran dalam pasar modal. Sedikit sekali orang yang bisa menemukan tokoh
Free Mason Eropa yang bisa menyingkap, bagaimana The Grand Free Mason
Lodge bisa menyusup ke posisi penting di negara-negara Eropa. Paus Paulus
Pius IX termasuk orang yang mengetahui gerakan yang dilakukan oleh Free
Masonry itu, sehingga dia mengharamkan umat Kristen Katolik memasuki
perkumpulan itu.
Kalau masih ada orang yang meragukan peran Konspirasi dalam peristiwa
revolusi Perancis, bisa ditunjukkan bukti-bukti yang lebih jelas, yaitu ketika
terjadi diskusi dalam Majelis Nasional Perancis yang diadakan pada tahun
1904. Kita bisa mengutip sebuah ucapan yang dilontarkan oleh De Rosanbe,
seorang wakil anggota Majelis. Dia mengatakan
"Kita telah yakin benar tentang masalah ini, yaitu bahwa Free Masonry adalah
satu-satunya pihak yang merancang timbulnya revolusi Perancis. Dan
sambutan serta tanggapan yang kita dengarkan dalam Majelis ini
menunjukkan, bahwa sebagian kita tahu seperti yang saya ketahui."
Kemudian seorang anggota lain bernama Gommel, yang juga termasuk
anggota perkumpulan The Grand Eastern Lodge Perancis berdiri mengatakan :
"Kita bukan hanya mengetahui hal itu, melainkan kita akan mengumumkan
kepada khalayak ramai."
Pada acara makan malam besar-besaran yang diadakan di Paris pada tahun
1923, yang dihadiri oleh para politisi dan wakil-wakil dari Liga Bangsa-Bangsa
(Nations-League) yang kelak menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United
Nations), seorang tokoh The Grand Eastern Lodge bangkit seraya mengatakan
dengan penuh kebanggaan :
"Perancang Pemerintahan Perancis adalah putra Free Masonry Nasional
Perancis. Dan perancang Republik Dunia besok adalah putri Free Masonry
Internasional."
Demikian kita melihat kekuatan Konspirasi yang sampai tahun 1923 telah
berani berbangga-bangga di tengah-tengah Pemerintahan Republik Perancis
sebagai ayah Revolusi Perancis, yang diberi sebutan akbar itu. Dan mereka
berani pula mengumumkan niatnya tentang program yang akan dilaksanakan
di masa mendatang, seperti mendirikan Republik Dunia, yang dikatakannya
sebagai anak putri kandung Free Masonry Internasional. Fenomena ini tidak
perlu mengherankan, sebagai akibat keberhasilan mereka dalam perjanjian
Versailles dan dalam perang dunia I. Sebelum itu mereka telah berhasil
menghancurkan sistem kerajaan Perancis, dan peristiwa yang terjadi pada abad
ke 19 atas ulah tangan-tangan tersembunyi mereka.
49
Setelah tahun 1923, Kekuatan Konspirasi telah bisa mempersiapkan kakitangannya untuk menduduki posisi penting dalam pemerintahan Perancis.
Monseour Edouard Herriot adalah seorang antek Konspirasi yang pertama kali
bisa menduduki kursi Perdana Menteri Perancis pada tahun 1924. Sejak itu
pula pengaruh Konspirasi sangat menentukan untuk mempersiapkan orangorang yang akan menduduki jabatan penting. Herriot telah berhasil
memelopori gerakan sekulerisasi total di Perancis, menggantikan agama
Kristen yang telah menjadi agama negara sejak berabad-abad lamanya.
Seorang anggota kawakan dari The Grand Eastern Lodge bernama Leon Bluem
adalah seorang Yahudi, dan seorang politikus Perancis terkemuka yang
memainkan peran penting dalam kebijakan politik Perancis sampai setelah
perang dunia II. Ia berkali-kali menduduki jabatan menteri dan wakil perdana
menteri. Tahun 1936 ia menjadi perdana menteri. Setelah itu, ia menjadi utusan
Perancis untuk Liga Bangsa-Bangsa (Nations League) pada masa antara perang
dunia I dan perang dunia II, yang bermarkas di Jerman. Sampai sekarang
Konspirasi juga ingin menguasai Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations),
dengan memanfaatkan keluguan negara-negara anggota yang berkumpul
dalam satu badan internasional itu. Dengan demikian, negara-negara itu akan
mudah menjadi mangsa bagi Konspirasi. Setelah Liga Bangsa-Bangsa
dibubarkan, Konspirasi Yahudi Internasional berusaha menyelusup ke dalam
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ada bukti nyata yang tidak boleh kita abaikan
tentang usaha itu, yaitu ketika Badan Internasional itu menyetujui berdirinya
negara Israel, dan memberikan negeri Palestina kepada Zionisme Politik.
Amerika dan Uni Sovyet ikut mendukung berdirinya negara Israel itu. Kedua
negara adidaya itu telah lama dipengaruhi oleh lobi Yahudi. Dengan demikian,
tercapailah salah satu cita-cita Konspirasi, yang lebih dari setengah abad
lamanya diperjuangkan.
Jelaslah bagi kita, sejauh mana perjalanan yang telah ditempuh oleh kekuatan
Konspirasi, setelah jatuhnya Napoleon Bonaparte.
50
Download