PERANAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN GUNA MENUNJANG HASIL BELAJAR SISWA DI SD ISLAM AL SYUKRO UNIVERSAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Disusun Oleh: Nur Indah Fadhilah NIM: 109018200056 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H./2014 M. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul “Peranan Sarana dan Prasarana Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal” disusun oleh Nur Indah Fadhilah, NIM. 109018200056, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqosah sebagai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas. Jakarta, 21 April 2014 Yang Mengesahkan, Pembimbing Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd NIP. 19671020 200112 2 001 LEMBAR PERNYATAAN PENULIS Bismillahirrohmanirrohim Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nur Indah Fadhilah NIM : 109018200056 Program Studi : Manajemen Pendidikan Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Dengan ini saya menyatakan: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang saya ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya hasil sendiri atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan katentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 21 April 2014 Penulis Nur Indah Fadhilah LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nur Indah Fadhilah NIM : 109018200056 Jurusan : Manajemen Pendidikan Alamat : Jalan Talas III Rt. 06 Rw. 01 No. 56 Pondok Cabe Ilir Tangerang Selatan MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Peranan Sarana dan Prasarana Pendidikan Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen: Nama Pembimbing : Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd NIP : 19671020 200112 2 001 Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, 21 April 2014 Penulis Nur Indah Fadhilah ABSTRAK Nur Indah Fadhilah, NIM: 109018200056. Peranan Sarana dan Prasarana Pendidikan Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal. Skripsi Program Strata 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Standar sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu upaya menunjang hasil pembelajaran di sekolah. Guru harus memperhatikaan penggunaan sarana dan prasarana agar bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran, serta penggunaan sarana dan prasarana dapat efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam penelitian ini penulis memilih judul “Peranan Sarana dan Prasarana Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal”. Penelitian ini diadakan karena sarana dan prasarana merupakan sebuah pendukung dalam kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai hasil belajar siswa yang baik. Penelitian dilakukan dengan metode Deskriptif Kualitatif dan dilaksanakan di SD Islam Al Syukro Universal Ciputat mulai bulan Desember 2013 sampai bulan Maret 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan di SD Islam Al Syukro Universal Ciputat, (2) Mengetahui upaya yang dilakukan dalam pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di SD Islam Al Syukro, dan (3) mendapatkan data dan kesimpulan tentang kelengkapan sarana yang telah diimplementasikan oleh SD Islam Al Syukro Universal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan atau keadaan tertentu yang terlebih dahulu manganalisis kejadiannya, untuk kemudian dibandingkan dengan teori yang ada. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, sarana dan prasarana yan terdapat di SD Islam Al Syukro Universal sudah memadai, baik dalam pengadaan, dan baik dalam pemeliharaan, hanya saja dalam pemanfaatan masih terdapat guru yang kurang efektif dalam penggunaan sarana dan prasarana. Walaupun terlihat belum sempurna, tetapi sudah sangat mencukupi sarana dan prasarana yang terdapat di SD Islam Al Syukro Universal, disarankan pemeliharaan nya tetap dijaga, agar sarana dan prasarana yang masih dibutuhkan dapat berguna dalam pembelajaran siswa dan guru dapat memanfaatkan dengan baik penggunaan sarana dan prasarana agar siswa dapat tercapai hasil belajar yang baik. i KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sang pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam. Atas berkah rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Peranan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal Ciputat”. Sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis patut mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dra. Nurlena Rifa’i, Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd. Ketua Prodi Manajemen Pendidikan yang telah memberikan arahan, motivasi, dan memudahkan penulis dalam terselesaikannya skripsi ini. 3. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd. Dosen Pembimbing Skripsi sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta ii pikirannya, membimbing dengan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan materi dan metodologi untuk penyelesaian skripsi kepada penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberi ilmu selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan baik. 5. M. Syafii’, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Islam Al Syukro yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SD Islam Al Syukro Universal. 6. Nanang Wahyudi, S.Kom, Hambali, Mamay, S.Psi, Dina Fitriana, Rista Yuniarti, Riyani, Budi Santoso beserta Seluruh guru, dan karyawan SD Islam Al Syukro Universal yang telah memberikan banyak kontribusi terhadap hasil penelitian di SD Islam Al Syukro Universal. 7. Kedua Orang Tuaku tercinta (Alm. Drs. H. Abd. Rahim Tabrani dan Mahpuzah) yang telah mengasuh, membimbing, mendidik, dan memberikan motivasi yang teramat banyak hingga penulis mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Manajemen Pendidikan. 8. Kakak ku tercinta (alm. Wildah Ummi Habibah), dan Adik-adikku tersayang (M. Fakih Maulana, dan Nisa Humaidatuzzahra, alm. Sayidah Putri Hifziyah) yang selalu memberikan semangat dan motivasinya dalam penyelesaian studi penulis. 9. Keluarga besar Alm. H. Tabrani, dan Keluarga Besar Alm. Abdullah. Terima kasih atas supportnya baik secara moril maupun materil, secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulis termotivasi dan mampu menyelesaikan skripsi ini. 10. Sahabat-sahabatku tercinta yang menemani perjuangan penulis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bebicong Iis, Deblo, Kak Dine, Kak Ulan, Dinda, Bunga, teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2009, Anggi, Fuad, Mia, teman-teman HMI Komisariat Tarbiyah, dan seluruh kawan-kawan seperjuangan GMI (Gerakan Mahasiswa Indonesia) yang telah memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. iii 11. Orang-orang terdekatku, Atmi, Adel, Dita, Shandi, Mas Indra, dan semua Partners Starbucks SC26 yang telah memberikan semangat kepada penulis. 12. Seluruh teman-temanku di Tanah Air dari Sabang sampai Merauke dan mancanegara yang telah memberikan pengalaman kepada penulis tentang indahnya arti sebuah kehidupan. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasa-jasanya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan hanya kepada Allah jualah penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca umumnya. Jakarta, 16 April 2014 Penulis iv DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................................. i KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... v DAFTAR TABEL .................................................................................................. vii BAB I BAB II PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5 C. Batasan Masalah ........................................................................ 5 D. Perumusan Masalah ................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6 KAJIAN TEORI................................................................................ 7 A. Sarana dan Prasarana Pendidikan .............................................. 7 1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan ...................... 7 2. Klasifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan ...................... 9 3. Jenis-jenis Perlengkapan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar .................................................................................... 13 B. Media Pembelajaran .................................................................. 17 C. Prasarana Sekolah Dasar ............................................................ 23 D. Standardisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan ........................ 24 1. Ruang Kelas .......................................................................... 25 2. Ruang Perpustakaan .............................................................. 27 3. Ruang Laboratorium ............................................................. 28 4. Ruang Pimpinan .................................................................... 28 5. Ruang Guru ........................................................................... 28 6. Ruang Tata Usaha ................................................................. 28 7. Tempat Beribadah ................................................................. 29 8. Jamban .................................................................................. 29 9. Gudang .................................................................................. 29 10. Ruang Sirkulasi ................................................................... 29 11. Tempat Bermain/Olahraga .................................................. 30 E. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................ 30 F. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .......................... 33 G. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah ............................ 34 H. Hasil Belajar .............................................................................. 36 v 1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................ 36 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................. 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... B. Metode Penelitian ...................................................................... C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 1. Sumber dan Jenis Data ........................................................ 2. Pengumpulan Data .............................................................. D. Teknik Analisa Data ................................................................... 40 40 41 41 41 42 45 BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 46 A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ......................................... 46 1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Islam Al Syukro Universal 46 2. Visi dan Misi SD Islam Al Syukro Universal ...................... 48 3. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SD Islam Al Syukro Universal ................................................................. 49 4. Data Siswa SD Islam Al Syukro Universal ......................... 50 5. Gambaran Umum Sarana dan Prasarana ............................. 51 B. Deskripsi dan Interpretasi Data Penelitian ................................ 59 1. Upaya Pengelolaan Sarana dan Prasarana SD Islam Al Syukro Universal ................................................................. 59 2. Penggunaan Media Pembelajaran ........................................ 62 3. Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal ................. 65 4. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di SD Islam Al Syukro Universal .............................................................................. 66 BAB V PENUTUP ........................................................................................ 67 A. Kesimpulan ................................................................................ 67 B. Saran .......................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 69 LAMPIRAN ........................................................................................................... 71 vi DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Bahan dan Peralatan Kantor Sekolah ............................................. 15 Tabel 2.2 Standar Sarana Ruang Kelas .......................................................... 25 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara ...................................................................... 43 Tabel 4.1 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SD Islam Al Syukro Universal ......................................................................................... 50 Tabel 4.2 Data Siswa SD Islam Al Syukro Universal .................................... 50 Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana Kelas SD Islam Al Syukro Universal .. 52 Tabel 4.4 Data Sarana dan Prasarana Ruang Perpustakaan SD Islam Al Syukro Universal ............................................................................ 54 Tabel 4.5 Data Sarana dan Prasarana Ruang UKS SD Islam AL Syukro Universal ......................................................................................... 55 vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Dalam konteks ini, maka tujuan pendidikan seharusnya sebagai penuntun, pembimbing, dan petunjuk arah bagi peserta didik agar mereka dapat tumbuh dewasa sesuai dengan potensi dan konsep diri yang sebenarnya, sehingga mereka dapat tumbuh, bersaing, dan mempertahankan kehidupannya di masa depan yang penuh dengan tantangan dan perubahan. 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, h.1 1 2 Tujuan pendidikan dicapai melalui proses belajar mengajar dengan memanfaatkan segala sesuatu yang bersifat material dan non material secara efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar. Sekolah pada dasarnya merupakan lembaga tempat dimana proses pembelajaran terjadi, di mana belajar dilakukan oleh siswa dan guru berupaya untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai kompetensi – kompetensi yang diharapkan. Belajar dan pembelajaran siswa akan makin meningkat dan berkualitas apabila seluruh unsur dalam organisasi sekolah melakukan pembelajaran, sehingga kapasitas organisasi sekolah terus menerus mengalami peningkatan dan perluasan ke arah yang lebih baik dan produktif. Tujuan pendidikan akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh peralatan yang cukup memadai, sehingga tujuan itu dapat dicapai dengan baik. Oleh karena itu pemerintah telah menyusun standar sarana dan prasarana pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 42 yang berbunyi: (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.2 Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memerlukan dukungan sarana dan prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan material pendidikan yang sangat penting. Banyak sekolah memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap sehingga sangat menunjang proses 2 Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan , Pasal 42, ayat 1-2 h. 85 3 pendidikan di sekolah. Baik guru maupun siswa, merasa terbantu dengan adanya fasilitas tersebut. Tingkat kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana tidak dapat dipertahankan secara terus menerus, dan bantuan sarana dan prasarana pun tidak datang setiap saat. Oleh karena itu dibutuhkan upaya pengelolaan sarana dan prasarana secara baik agar kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana dapat dipertahankan dalam waktu yang relatif lebih lama. Sarana dan prasarana pendidikan harus tersedia semaksimal mungkin guna mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar, agar peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan nyaman dan tanpa ada kendala, karena tidak sedikit lembaga pendidikan yang masih memiliki kekurangan pada sarana dan prasarana sekolah, sehingga proses belajar mengajar dilakukan dengan seadanya. Sebagai sebuah lembaga penyelenggara pendidikan hendaknya sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang memadai demi kelangsungan proses belajar siswa, agar membantu siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, sarana dan prasarana pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu alat pelajaran, alat peraga dan media pembelajaran. Terjadi problematika dalam peningkatan anggaran pendidikan dan fasilitas belajar belum berdampak secara signifikan terhadap kultur dan kinerja mengajar guru serta budaya belajar siswa. Dalam Pasal 31 Ayat (4) amandemen UUD 1945 dinyatakan, “Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya duapuluh persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaran pendidikan nasional.” Besarnya anggaran pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah yaitu 20% dari APBN dan dari APBD telah terlihat mampu membangun sarana dan prasarana pendidikan yang lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, besarnya anggaran pendidikan belum tercermin secara signifikan terhadap peningkatan kultur dan 4 kinerja mengajar guru serta belum tercermin dalam peningkatan budaya belajar dan mutu lulusan secara signifikan. Begitu pentingnya sarana dan prasarana pendidikan sehingga setiap institusi berlomba-lomba untuk memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Bahkan, kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu daya tarik calon peserta didik. Sebaliknya, apabila sarana dan prasarana kurang memadai maka akan menghambat proses pembelajaran siswa, karena siswa kurang terbantu dengan fasilitas pembelajaran. Namun, sarana dan prasarana pendidikan di sekolah tidak dikelola dengan baik sehingga sering terjadi ketidaktepatan dalam pengeloalaan, baik dari cara pengadaan, penanggung jawab dan pengelola, pemeliharaan dan perawatan, maupun pengapusan. Bahkan, banyak pengelola yang kurang memahami standar dari sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Dengan suasana belajar yang kondusif, dengan tersedianya sarana dan prasarana di sekolah, diharapkan para siswa dapat mengikuti setiap mata pelajaran yang ada dengan baik. Menghindari kebosanan siswa dalam proses pembelajaran, dengan memanfaatkan segala media pembelajaran yang tersedia oleh sekolah tersebut. Dari berbagai hal di atas, bahwa sarana pendidikan harus digunakan sebaik-baiknya untuk menunjang hasil belajar siswa. Pemanfaatan sarana dan prasarana yang sudah ada harus selalu diperhatikan. Penggunaan sarana dan prasarana harus dilakukan secara efektif dan efisien untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah. Melalui observasi yang sudah di SD Islam Al Syukro Universal, bahwasannya pengadaan sarana dan prasarana sudah berjalan dengan prosedur yang telah ditentukan oleh Yayasan Perguruan Islam Al Syukro Universal. Menjadi salah satu sekolah ternama di kawasan Tangerang Selatan, membuat SD Islam Al Syukro melengkapi berbagai sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai. Tetapi ditemukan kekurangan dalam pemanfaatan dari sarana 5 dan prasarana yang sudah ada di SD Islam Al Syukro Universal, guru kurang efektif dan efesien terhadap penggunaan sarana dan prasarana. Dengan mengacu kepada permasalahan yang ada, penulis melakukan penelitian dengan judul “Peranan Sarana dan Prasarana Pendidikan Guna Menunjang Hasil Pembelajaran Siswa di SD Islam Al Syukro”. B. Identifikasi Masalah Dari berbagai latar belakang yang sudah disebutkan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Belum memadainya sarana dan prasarana pendidikan untuk mendukung Kegiatan Belajar Mengajar 2. Kurang maksimalnya dalam pengelolaan sarana dan prasarana 3. Belum terpenuhinya mutu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah 4. Rendahnya pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, penelitian skripsi ini dibatasi pada masalah “Peranan sarana dan prasarana pendidikan guna menunjang hasil pembelajaran siswa di SD Islam Al Syukro Universal.” D. Rumusan Masalah Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan: Sejauh mana peranan sarana dan prasarana pendidikan guna menunjang kegiatan pembelajaran di SD Islam Al Syukro Universal? 6 E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi Peneliti Agar dapat mengetahui cara mengelola sarana dan prasarana sebuah sekolah, dan mengimplementasikan pada sebuah proses kegiatan pembelajaran disekolah untuk memanfaatkan segala sarana dan prasarana yang ada disekolah. 2. Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan dalam memperbaiki manajemen sarana dan prasarana pendidikan agar menunjang kelancaran proses belajar mengajar dan menghasilkan pembelajaran yang baik. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Depdiknas (2008:37), telah membedakan antara sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.1 1 Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), Cet. Ke-1, h.47-48 7 8 Menurut Thalib Kasan sarana pendidikan adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya.2 Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Menurut tim penyusun pedoman pembakuan media pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dimaksud dengan: “Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien”.3 Sarana adalah alat yang digunakan secara langsung untuk mencapai tujuan misalnya ruang kelas, buku, papan tulis, dan lainnya. Sedangkan Prasarana adalah “alat tidak langsung yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, dan lain sebagainya.”4 Sedangkan menurut Keputusan Menteri P dan K No. 079/1975, sarana penedidikan terdiri dari tiga kelompok besar, yaitu:5 a. b. c. 2 Bangunan dan perabot sekolah Alat pelajaran yang terdiri dari, pembukuan, alat-alat peraga, dan laboratorium. Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil. Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Studia press,2000), h.91 3 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993), Cet. 2, h. 81-82 4 Daryanto, Administrasi pendidikan, (Jakarta : Rieka Cipta, 2001), Cet. Ke-4, h.51 5 M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke-6, h. 51 9 Berdasarkan pengertian-pengetian di atas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar-mengajar atau semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien. 2. Klasifikasi Sarana dan Prasana Pendidikan Dalam hubungannya dengan sarana pendidikan, Nawawi (1987) mengklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana, yaitu ditinjau dari sudut habis tidaknya dipakai, berdasarkan bergerak tidaknya pada saat digunakan, dan berdasarkan hubungan dengan proses pembelajaran.6 Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai ada dua macam, yaitu sarana pendidikan yang habis pakai dan sarana pendidikan yang tahan lama. Apabila dilihat dari bergerak atau tidaknya saat pembelajaran juga ada dua macam, yaitu bergerak dan tidak bergerak. Sementara jika dilhat dari hubungannya sarana tersebut terhdap proses pembelajaran, ada tiga macam, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran.7 Bagan klasifikasi Sarana Pendidikan 6 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkaan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-3, h.2 7 Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), Cet. Ke-1, h. 49 10 Sarana pendidikan menurut habis tidaknya terbagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Sarana pendidikan yang habis pakai merupakan bahan atau alat yang apabila digunakan dapat habis dalam waktu yang relatif singkat, misalnya, kapur tulis, sepidol, tinta printer, kertas tulis, bahan-bahan kimia untuk praktik, dan sebagainya. Kemudian ada pula sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya, kayu, besi, dan dan kertas karton yang sering digunakan oleh guru dalam belajar. 2. Sarana pendidikan yang tahan lama adalah bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus atau berkali-kali dalam waktu yang relatif lama. Contohnya meja dan kursi, komputer, globe, dan alat-alat olahraga. Adapun sarana pendidikan yang bergerak merupakan sarana pendidikan yang dapat digerakkan atau dipindah-pindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Contohnya, meja dan kursi, almari, dan alat-alat praktik. Kemudian, untuk sarana pendidikan yang tidak bergerak adalah sarana pendidikan yang tidak dapat dipindahkan atau sangat sulit jika dipindahkan, misalnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), saluran kabel listrik, dan LCD yang dipasang permanen. Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, sarana pendidikan dapat dibagi menjadi tiga bagian, antara lain: 1. Alat pelajaran, yaitu alat yang dapat digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran, misalnya buku, alat praktik, dan alat tulis. 2. Alat peraga, merupakan alat bantu pendidikan yang berupa perbuatanperbuatan atau benda-benda yang dapat mengkonkretkan pembelajaran. 3. Media pengajaran, merupakan sarana pendidikan yang berfungsi sebagai perantara dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan 11 efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran ada tiga jenis, yaitu visul, audio, dan audiovisual. Prasarana pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu prasarana langsung dan prasarana tidak langsung. Bagan klasifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Prasarana langsung adalah prasarana yang secara langsung digunakan dalam proses pembelajaran, misalnya ruang kelas, ruang laboratorium, ruang praktik, dan ruang komputer. Sedangkan Prasarana tidak langsung adalah prasarana yang tidak digunakan dalam proses pembelajaran, misalnya ruang kantor, kantin, ruang guru, ruang UKS, ruang kepala sekolah, taman, dan tempat parkir kendaraan. Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada standar sarana dan prasarana dalam hal: a. Merencanakan, memenuhi, dan mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan b. Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan c. Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah d. Menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat e. Pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan. dengan 12 Ditinjau dari jenis, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik. Fasilitas fisik atau fasilitas material segala sesuatu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model, media, dan sebagainya. Fasilitas non fisik yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau kurang dapat dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, dan uang.8 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang digunakan disekolah. Adapun fasilitas yang digunakan yaitu fasilitas fisik atau material yang mempunyai peran sangat penting dalam ruang lingkup sekolah yang berupa benda mati secara langsung untuk melancarkan segala kegiatan pendidikan disekolah. Misalnya kendaraan operasional sekolah. Mesin computer untuk kegiatan administrasi sekolah, alat peraga untuk kegiatan proses belajar mengajar dikelas, dan lain sebagainya. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa sarana dan prasarana pendidikan sebagai kebutuhan fisik sekolah. Menurut Thalib kasan yang dimaksud dengan kebutuhan fisik sekolah adalah : kantor, sekolah, rumah dinas, gudang, laboratorium, dll.9 Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. 8 Ary, H. Gunawan, Administrasi sekolah ( Administrasi pendidikan mikro) (Jakarta : PT. Rhineka Cipta, 1996). Cet. 1 h. 115 9 Thalib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan (Jakarta : Studia Pers), h. 95 13 Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, raung perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, dan tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan Standar keragaman jenis peralatan laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia. Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud di atas dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan per peserta didik. Standar buku perpustakaan dinyatakan dalam jumlah judul dan jenis buku di perpustakaan satuan pendidikan. Standar jumlah buku teks pelajaran untuk masing-masing mata pelajaran di perpustakaan satuan pendidikan untuk setiap peserta didik. 3. Jenis-jenis Perlengkapan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Sekolah dasar di Indonesia pada umumnya sekolah konvensional yang serba sederhana. Dalam kesederhanaannya itu, sekolah dasar tidak banyak memiliki sarana pendidikan. Hanya saja pada umumnya sekolah dasar memiliki kantor sekolah, dan media pembelajaran. A. Kantor sekolah Kantor sekolah adalah salah satu unit pada sekolah sebagai suatu lembaga yang memeiliki tugas memberikan layanan ketatausahaan demi kelancaran penyelenggaraan pendidikan. Sebagai suatu unit pada sekolah, kantor sekolah memberikan layanan kepada segenap unit atau bagian sekolah. Tujuannya untuk menciptakan kemudahan bagi segenap bagian sekolah dalam menjalankan tugastugasnya. Dengan demikian, fungsi utama setiap kantor adalah 14 meringankan keseluruhan bagian sekolah agar bisa melaksanakan tugas-tugasnya secara lebih efektif dan efisien. Dalam rangka melaksanakan fungsinya, setiap kantor perlu dilengkapi dengan sarana yang bermacam-macam. Secara garis besar sarana kantor sekolah itu dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Perabot kantor sekolah Perabot kantor sekolah merupakan perlengkapan yang secara tidak langsung dapat digunakan dalam melakukan aktifitas ketatausahaan sekolah. Jenis perabot kantor sekolah pada dasarnya banyak sekali. Pada umumnya sekolah-sekolah di negara-negara yang sudah maju memiliki perabot yang lengkap, canggih, dan serba terbuat dari besi yang kuat. Pengadaannya sangat bergantung pada kebutuhan dan kemampuan sekolah. Namun paling tidak setiap kantor sekolah memiliki perabotperabot tertentu yang tidak boleh tidak memang harus dimilikinya, seerti meja kepala sekolah atau kepala bagian tata usaha sekolah, meja tulis, kursi kepala sekolah atau kepala bagian tata usaha sekolah, kursi karyawan, filling cabinet, rak blangko, dan Personal executive filing cabinet. Beberapa contoh spesifikasi perabot kantor yang cukup representatif untuk sekolah dasar, yaitu sebagai berikut: 1. Meja tulis full biro berukuran 75 H x 120 W x 70 D cm. 2. Meja tulis semi biro berukuran 75 H x 120 W x 70 D cm. 3. Meja ketik dilengkapi dengan rak samping. 4. Beberapa model kursi kantor. 5. Rak untuk menyimpan berbagai format atau blangko, atau sejumlah formulir yang dibuat dan digunakakn sekolah untuk keperluan pendidikan. 6. Personal executive filing cabinet sangat tepat untuk dimiliki sekolah dan diletakkan di ruang kantor sekolah. Fungsinya 15 serbaguna, di dalamnya bisa disimpan berbagai arsip penting dan rahasia, atau dapat juga disimpan berbagai laporan dan buku-buku penting. 2. Bahan dan peralatan kantor sekolah Sebagai suatu unit pada sekolah dasar, kantor sekolah bertugas menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim, dan menyimpan keterangan atau informasi penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya. Beberapa kegiatan ketatausahaan pada kantor sekolah dasar adalah membuat rekening, mengkonsep surat, mengirim surat, menggandakan surat, mengarsip surat, melakukan perhitunganperhitungan, menerima tamu, memberikan informasi secara lisan, menerima telepon, menyelenggarakan rapat, serta membuat warkatwarkat. Dalam rangka melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut, di setiap kantor sekolah dasar perlu disediakan berbagai macam bahan dan peralatan. Jumlah dan bahan yang perlu disediakan sangat tergantung pada jenis dan jumlah kegiatan ketatausahaan sekolah yang harus diselesaikan oleh kantor sekolah yang bersangkutan. Namun, pada umumnya, bahan-bahan yang harus selalu tersedia di kantor sekolah meliputi: Tabel 2.1 Bahan dan Peralatan Kantor Sekolah10 10 No. Bahan-bahan No. Bahan-bahan 1. Amplop 15. Kertas Sheet 2. Pensil 16. Pengahapus 3. Karbon 17. ketik mesin Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkaan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-3, h.12 16 4. Buku catatan 18. Lem perekat 5. Kertas polos 19. Stabilo 6. Pensil warna 20. Penghapus tinta 7. Tinta 21. Jepitan kertas 8. Spidol kecil 22. Paku payung 9. Spidol besar 23. Karet gelang 10. Spidol White Board 24. Kawat penjepret 11. Tinta pena 25. Kertas berlapis perekat 12. Penghapus pensil 26. Tali 13. Kertas folio bergaris 27. Kertas bungkus 14. Kertas duplikator 28. Paku, dan Kapur tulis Berapa pun banyaknya bahan-bahan yang telah tersedia, kegunaan dalam kegiatan ketatausahaan sekolah sangat bergantung pada peralatan yang dimiliki oleh sekolah. Dalam pengertian bahwa keberadaan barang-barang tersebut tidak dapat dimanfaatkan maksimal tanpa adanya sejumlah peralatan. Kertas polos misalnya, dapat digunakan untuk membuat surat apabila di kantor sekolah tersedia mesin ketik atau komputer. Begitu pula kawat penjepret, dapat digunakan untuk menjepret laporan-laporan tertulis apabila di kantor sekolah tersedia alat penjepret. Demikianlah, sehingga setiap kantor perlu memiliki peralatan kantor, seperti: jam, alat penajam pensil, alat penjepret kertas, pengungkit kawat jepret, pelubang kertas, gunting, pisau, obeng, palu, dan lain sebagainya. 17 B. Media Pembelajaran Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampain pesan dari sumber pesan melalui saluran media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, melalui saluran media dan penerima pesan adalah komponenkomponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku, dan produser media , salurannya media pendidikan dan penerima pasannya siswa atau juga guru.11 Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimaannya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.12 Pendapat lain yang mengartikan media pengajaran adalah semua bahan dan alat fisik yang mungkin digunakan untuk mengimplementasikan pengajaran dan memfasilitasi prestasi siswa terhadap sasaran atau tujuan pengajaran.13 Tujuan pemanfaatan media dalam proses pembelajaran adalah untuk mengefektifkan dan mengefesiensikan proses pembelajaran itu sendiri. Analisis terhadap fungsi media pembelajaran ini lebih difokuskan pada dua hal, yakni analisis fungsi yang didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunaannya. 11 Arief S dkk, Media Pendidikan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada), Cet, ke-4 hal. 11- 12 12 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada Pers, 2008), Cet. Ke-1, h. 9 13 Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta, Diva Pres), h.16 18 Fungsi media pembelajaran yang didasarkan pada media, antara lain: 1. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar. Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain. Media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru, terutama sebagai sumber belajar. Mudhoffir dalam bukunya berjudul “Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar (1992:1-2) menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.14 Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan terjadinya proses belajar. Pada usia sekolah terutama setelah menyelesaikan sekolah dasarnya, peserta didik telah mencapai tingkat kesadaran sosial yang jelas sebagai hasil pengalamannya dengan keluarganya, kawan-kawan sekolahnya, dan media sosialisasi lainnya, seperti film, acara radio, buku, dan majalah. 2. Fungsi Semantik Fungsi semantik merupakan kemampuan media dalam menambah pembendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik). Manusialah yang memberi makna pada kata atau dalam konteks pendidikan dan pembelajaran, gurulah yang memberi makna pada setiap kata yang disampaikannya. Bila simbol-simbol 14 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada Pers, 2008), Cet. Ke-1, h. 37 19 kata verbal tersebut hanya merujuk pada benda, misalnya Candi Borobudur, jantung manusia, atau ikan paus, maka masalah komunikasi akan menjadi sederhana, artinya guru tidak terlalu kesulitan untuk menjelaskannya. Ia bisa menjelaskan kata verbal itu dengan menggunakan photo Candi Borobudur, mock up jantung manusia, dan gambar ikan paus. Bila kata tersebut merujuk pada peristiwa, sifat sesuatu, tindakan, hubungan konsep, misalnya kata iman, etika, akhlak, atau tanggung jawab, maka masalah komunikasi menjadi rumit, yakni bila komunikasinya melalui bahasa verbal. Namun bagi guru yang kreatif dan mampu dengan mudah diatasi, yakni dengan memberikan penjelasan melalui bahasa dramatisasi, simulasi, cerita (dongeng), cerita bergambar, dan lain-lain. 3. Fungsi manipulatif Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri umum, dan media memiliki dua kemampuan. Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu, diantaranya kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan seperti bencana alam, kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat seperti proses ibadah haji, dan kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa telah terjadi (terutama pada mata pelajaran sejarah) seperti kisah Nabi Nuh dan kapalnya. Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan indrawi manusia, yaitu (1) membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil, seperti molekul, sel, atom, yakni dengan memanfaatkan gambar, film, dan lain-lain. (2) membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat, seperti proses metamorphosis, dapat dimanfaatkan melalui gambar. (3) membantu 20 siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara, seperti cara membaca Al Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid, belajar menyanyi, yakni dengan memanfaatkan kaset atau tape recorder. 4. Fungsi Psikologis Pada fungsi psikologis, media pembelajaran terbagi dengan berbagai macam fungsi, diantaranya: a. Fungsi atensi, media pembelajaran dapat meningkatkan perthatian (attention) siswa terhadap media ajar. Ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang rangsangan yang lainnya, disebut perhatian selektif / selective attention (Jalaluddin Rakhmat, 1985:67). b. Fungsi Afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiaannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya. c. Fungsi kognitif, siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentukbentuk representatif yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Objek-objek itu direpresantasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang yang dalam psikologi semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental (WS. Winkel, 1989:42). d. Fungsi imajinatif, media pembelajaran dapat meningkatkan imajinasi siswa. Imajinasi berdasarkan Kamus Lengkap 21 Psikologi (C.P. Chaplin, 1993:239) adalah proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris.15 e. Fungsi motivasi, guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajarnya dan dengan cara memberikan harapan. Harapan akan tercapainya suatu hasrat atau dapat menjadi motivasi yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa. Dengan demikian, motivasi merupakan usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. f. Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah cukup banyak. Mereka masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda apalagi bila dihubungkan dengan adat, keyakinan, lingkungan, pengalaman, dan lain-lain. Sedangkan dipihak lain, kurikulum dan materi ajar ditentukan dan diberlakukan secara sama untuk semua siswa. Media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. Menurut Sobry Sutikno, fungsi media dalam proses pembelajaran, diantaranya: 1. Menarik perhatian siswa 2. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif 3. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan 15 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada Pers, 2008), Cet. Ke-1, h. 46 22 4. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar 5. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan lain-lain.16 Media pembelajaran yang disediakan untuk kepentingan efektivitas proses belajar mengajar di kelas dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut: 1. Media pandang diproyeksikan, seperti: a. overhead projector, adalah sebuah alat yang berfungsi untuk memproyeksikan bahan-bahan visual yang dibuat di atas lembar transparan. b. slide, merupakan alat yang digunakan untuk menyajikan gambar atau objek hasil pemotretan yang diproyeksikan secara satu persatu. c. projector filmstrip, alat ini hampir sama seperti slide tetapi perbedaannya pada film strip berurutan secara satu kesatuan. 2. Media pandang tidak diproyeksikan, seperti gambar diam, grafis, model, dan benda asli. Bagan-bagan yang dijadikan media pengajaran meliputi bagan alur, bagan organisasi, bagan klasifikasi, bagan waktu, dan bagan tabel. Sedangkan grafis-grafis yang dapat dijadikan media pengajaran misalnya grafik garis, grafik lingkaran, grafik gambar, dan grafik batang. 3. Media dengar, seperti pita kaset, dan radio. 4. Media pandang dengar, seperti televisi dan film. Pada hakikatmnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan hasil belajar, ternyata keberhasilan menggunakan media 16 Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung, Prospect Bandung 2009), Cet. Ke-5 h. 106-107 23 pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut untuk memberikan hasil yang maksimal. C. Prasarana Sekolah Dasar Prasarana sekolah dasar pada umumnya sangat sederhana, lebih merupakan ruang-ruang. Yang dimaksud dengan ruang di sini adalah bukan hanya ruang tempat kegiatan proses belajar mengajar saja, melainkan juga semua fasilitas ruang termasuk lapangan/kebun yang menunjang kegiatan pendidikan. Secara rinci fasilitas ruang di sekolah dasar antara lain: 1. Ruang kelas 2. Ruang laboratorium 3. Ruang perpustakaan 4. Ruang UKS 5. Ruang BP/BK 6. Ruang serbaguna/kesenian 7. Ruang kepala sekolah 8. Ruang administrasi 9. Ruang guru 10. Gudang 11. Kamar mandi/WC (Guru dan Murid) 12. Kantin 13. Tempat parkir 14. Ruang ibadah 15. Lapangan upacara 16. Lapangan olahraga 17. Kebun 18. Pagar 24 19. Fasilitas air 20. Fasilitas penerangan D. Standardisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Kata standardisasi (Andi Dwi Handoko, 2011), bukan berasal dari kata standard+ -isasi, tetapi merupakan sebuah kata dasar hasil serapan dari bahasa asing. Kata standardisasi mempunyai arti penyesuaian bentuk (ukuran atau kualitas) dengan pedoman atau standar yang telah ditetapkan.17 Standardisasi sarana dan prasarana sekolah dapat diartikan sebagai suatu penyesuaian bentuk, baik spesifikasi, kualitas, maupun kuantitas sarana dan prasarana sekolah dengan kriteria minimum yang telah ditetapkan untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik serta meningkatkan kinerja penyelenggara sekolah. Secara rinci, standar sarana dan prasarana pendidikan sekolah dasar, terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI). Dalam Permendiknas tersebut, sarana dan prasarana pendidikan di sekolah diatur menjadi tiga pokok bahasan, yaitu lahan, bangunan, dan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah. Standar sarana dan prasarana pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.18 Lahan merupakan bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana sekolah yang meliputi bangunan, lahan praktik, lahan untuk 17 Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), Cet. Ke-1, h. 86 18 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Depdiknas 2005, h. 3 25 prasarana penunjang, dan lahan pertamanan. Lahan yang digunakan untuk kepentingan sekolah harus mendukung kelancaran proses pendidikan itu sendiri. Lahan harus terhindar dari berbagai potensi bahaya, baik yang mengancam kesehatan maupun mengancam keselamatan jiwa warga sekolah. Selain itu, lokasi lahan hendaknya memiliki akses yang memadai untuk penyelamatan dalam keadaan darurat jika sewaktu-waktu terjadi ancaman bahaya. Lahan harus terhindar dari gangguan pencemaran air dan udara serta kebisingan. Adapun fungsi dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan mengatur dan menyelenggarakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas, tempat, dan waktu yang dikehendaki. 19 Sarana dan prasarana sekolah dapat dikelompokkan menjadi sejumlah prasarana dengan bermacam-macam sarana yang melengkapinya. Untuk SD/MI sekurang-kurangnya memiliki 11 jenis prasarana sekolah, yang meliputi (1) ruang kelas, (2) ruang perpustakaan, (3) ruang laboratorium IPA, (4) ruang pimpinan, (5) ruang guru, (6) ruang beribadah, (7) ruang UKS, (8) jamban, (9) gudang, (10) ruang sirkulasi, (11) tempat bermain/olahraga. 1. Ruang Kelas Ruang kelas merupakan tempat pembelajaran berlangsung yang bersifat teori maupun praktik. Kapasitas ruang kelas di SD/MI maksimum 28 peserta didik. Sesuai dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2007, standar sarana ruang kelas dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut: Tabel 2.2 Tabel Standar Sarana Ruang Kelas No. 1. 1.1 19 Jenis Kursi didik Rasio Deskripsi Perabot peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman, dan didik mudah dipindahkan oleh peserta didik. Ukuran sesuai dengan kelompok usia Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta : CV. Multi Karya Mulia, 2006), hal. 47 26 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 2. 2.1 3. 3.1 peserta didik dan mendukung pembentukan postur tubuh yang baik, minimum dibedakan dimensinya untuk kelas 1-3 dan kelas 4-6. Desain dudukan dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar. Meja peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, dan mudah didik didik dipindahkan oleh peserta didik. Ukuran sesuai dengan kelompok usia peserta didik dan mendukung pembentukan postur tubuh yang baik. Desain memungkinkan kaki peserta didik masuk dengan leluasa ke bawah meja. Kursi guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman. Meja guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman. Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menyimpan perlengkapan yang dibutuhkan kelas. Tertutup dan dapat dikunci. Rak hasil karya 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. peserta didik Ukuran memadai untuk meletakkan hasil karya seluruh peserta didik yang ada di kelas. Dapat berupa rak terbuka atau lemari. Papan panjang 1 buah/ruang Kuat, stabil dan aman. Ukuran minimum 60 cm x 120 cm Peralatan pendidikan Alat peraga (lihat daftar sarana laboratorium IPA) Media Pendidikan Papan tulis 1 buah/ruang Ukuran minimum 90 cm x 27 4. 4.1 200 cm. Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas. Perlengkapan Lain Tempat sampah 1 buah/ruang Tempat cuci 1 buah/ruang tangan Jam dinding 1 buah/ruang Kotak kontak 1 buah/ruang Standar ruang kelas SD/MI harus memiliki jendela dan pintu memadai. Jendela di ruang kelas dibutuhkan untuk memberikan pencahayaan di dalam ruangan agar peserta didik dan guru dapat membaca dengan baik dan dapat memberikan pandangan ke luar ruangan. Selain jendela, pintu ruang kelas juga harus memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan. 2. Ruang Perpustakaan Ruang perpustakaan adalah tempat dimana buku-buku disimpan dan dibaca. Disana guru dan peserta didik dapat memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengam cara membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan. Perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak.20 Luas perpustakaan minimum satu setengah kali luas ruang kelas dan lebarnya minimum 5 m. Ruang perpustakaan harus cukup memadai untuk membaca, perlu ada jendela untuk memberikan pencahayaan. 20 http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan diakses pada tanggal 07 Februari 2014 28 3. Ruang Laboratorium Sarana laboratorium SD/MI dapat memanfaatkan ruang kelas, tidak harus disediakan dalam ruang khusus. Laboratorium IPA hanya dilengkapi dengan perabot dan peralatan pendidikan karena media pendidikan dan perlengkapan lain sudah tersedia dalam ruang kelas. Perabot laboratorium di SD/MI hanya lemari yang dapat menyimpan peralatan pendidikan. Peralatan pendidikannya meliputi: model kerangka tubuh manusia, globe, model tata surya, kaca pembesar, cermin dan lensa, magnet batang, dan poster IPA yang terdiri dari gambar metamorfosis, hewan langka, hewan dilindungi, tanaman khas Indonesia, dan sistem-sistem pernapasan hewan. 4. Ruang Pimpinan Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan sekolah/madrasah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur komite sekolah, petugas Dinas Pendidikan, dan tamu lainnya. Standar sarana yang ada di ruang pimpinan terbagi menjadi dua, yaitu perabot dan perlengkapan. Perabot pimpinan terdiri dari kursi dan meja pimpinan, kursi dan meja tamu, lemari dan papan statistik. Perlengkapan untu di ruang pimpinan di SD/MI meliputi kenegaraan, tempat sampah, mesin ketik/komputer, filing kabinet, brankas, dan jam dinding. 5. Ruang Guru Ruang guru memiliki fungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya. Ruang guru harus mudah dicapai dari halaman sekolah/madrasah serta dekat dengan ruang pimpinan. 6. Ruang Tata Usaha Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk mengerjakan administrasi sekolah atau madrasah. 29 7. Tempat Beribadah Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masingmasing pada saat berada di sekolah. Semua sarana rasionya satu buah/tempat ibadah. Banyaknya tempat beribadah disesuaikan dengan kebutuhan sekolah/madrasah yang bersangkutan. 8. Jamban Prasarana yang cukup sepele, tetapi sangat penting ialah jamban, berfungsi sebagai tempat buang air besar dan air kecil. Di SD/MI minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 60 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 50 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru. Berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007 dan Permendiknas No. 40 tahun 2008, sarana jamban sekolah/madrasah, meliputi kloset jongkok, tempat air, gayung, gantungan pakaian, dan tempat sampah. Masing-masing sarana tersebut minimum 1 buah/ruang. 9. Gudang Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan tempat menyimpan arsip sekolah/madrasah yang telah berusia lebih dari 5 tahun. Berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007 dan Permendiknas No. 40 tahun 2008, standar sarana sekolah/madrasah terdiri dari lemari dan rak. Lemari dan rak harus kuat, stabil, dan aman. Lemari berukuran memadai untuk menyimpan alat-alat dan arsip berharga. Sementara rak berukuran memadai untuk menyimpan peralatan olahraga, kesenian, dan ketrampilan. 10. Ruang Sirkulasi Ruang sirkulasi terdiri dari dua macam, yaitu ruang sirkulasi horizontal dan ruang sirkulasi vertikal. Ruang sirkulasi horizontal 30 berfungsi sebagai tempat penghubung antar-ruang dalam bangunan sekolah/madrasah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada saat hujan, ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah/madrasah. Ruang sirkulasi beratap dengan pencahayaan dan penghawaan yang cukup memadai. Sementara ruang sirkulasi vertikal berupa tangga yang menghubungkan antara ruang atas dengan ruang bawah. Ruang sirkulasi ini dilengkapi dengan pencahayaan dan penghawaan yang cukup. 11. Tempat Bermain/Olahraga Tempat bermain atau berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler. Tempat bermain ditanami pohon penghijauan agar terasa sejuk dan nyaman. Tempat bermain/olahraga diletakkan di tempat yang paling sedikit mengganggu proses pembelajaran di kelas. E. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pengadaaan adalah segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang, benda, atau jenis barang bagi keperluan pelakasanaan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam pengadaan barang sebenarnya tidak lepas dari perencanaan pengadaan yang dibuat sebelumnya baik mengenai jumlah maupun jenisnya21 Pengadaan dilakukan sebagai bentuk realisasi atas perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan agar berjalan efektif dan efesien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.22 21 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta : CV. Multi Karya Mulia, 2006), hal. 46 22 Barnawi, M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta : Ar-Ruzzz Media, 2012), h. 60 31 Adapun menurut Rugaiyah dan Atik Sismiati pengadaan adalah proses kegiatan mengadakan sarana dan prasarana yang dapat dilakukan dengan cara-cara membeli, menyumbang, hibah, dan lain-lain.23 Adapun fungsi dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan mengatur dan menyelenggarakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas, tempat, dan waktu yang dikehendaki. 24 Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : 1) Pembelian 2) Produksi Sendiri 3) Penerimaan Hibah 4) Penyewaan 5) Peminjaman 6) Pendaurulangan 7) Penukaran 8) Rekondisi/rehabilitasi25 Pengadaan sarana dan prasarana dapat juga dilakukan dengan usahausaha yang ada disekolah itu sendiri, ataupun sumbangan dari pemerintah masyarakat. Pengadaan sarana dan prasarana atas usaha sendiri bisa dilakukan oleh sekolah yang disesuiakan dengan daftar kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga barang-barang yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di awal perencanaan. Proses pengadaan berbagai jenis sarana dan prasarana sekolah, seperti: 23 Rugaiyah, Atik Sistimatik, Profesi Keguruan (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), 65 24 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta : CV. Multi Karya Mulia, 2006), hal. 47 25 Barnawi, M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta : Ar-Ruzzz Media, 2012), h. 60-63 32 1. Buku, Yang dimaksud dengan buku disini adalah buku pelajaran, buku bacaan, buku perpustakaan dan buku-buku lainnya. Buku yang dapat dipakai oleh sekolah meliputi buku teks utama, buku teks pelengkap, buku bacaan baik fisik maupun non fiksi, vbuku sumber dan sebagainya. 2. Alat, Pengadaan alat-alat sekolah dapat dilakukan dengan cara membeli, membuat sendiri dan memerima bantuan. Alat-alat yang dibutuhkan sekolah berupa alat kantor dan alat pendidikan. Alat kantor ialah alat-alat yang biasanya digunakan dikantor, misalnya komputer, alat hitung, alat penyimpan uang, alat pendeteksi uang palsu, dan alat pembersih. Sementara alat pendidikan lainnya yang biasa digunakan dalam kegiatan pembelajaran, misalnya alat peraga, alat praktik, alat kesenian, dan alat olahraga.26 3. Perabot, Perabot merupakan sarana pengisi ruangan, misalnya kursi, lemari, rak, filing cabinet, dan lain-lain. 4. Bangunan, Pengadaan bangunan dapat dilakukan dengan membangun bangunan baru, membeli bangunan, menerima hibah bangunan, menyewa bangunan, dan menukar bangunan.27 5. Tanah, Pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara yaitu : membeli tanah, menerima bantuan/hadiah. Menukar. 6. Kendaraan, Pengadaan kendaraan tersebut untuk studi banding dan mempermudah transportasi murid dalam melakukan kegiatan. Pengadaan sarana tersebut untuk menunjang kegiatan pendidikan. Adapun pengadaan kendaraan dapat dilaksanakan dengan pembelian secara lelang, pembelian melalui proses penunjukan langsung.28 26 Barnawi, M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta : Ar-Ruzzz Media, 2012), h. 67 27 28 Ibid, h. 64 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta : CV. Multi Karya Mulia, 2006), hal. 69-70 33 Ada tiga hal pendistribusian perlengkapan sekolah dalam pengadaan sarana prasarana sekolah yaitu : a) Ketepatan barang yang disampaikan, baik jumlah maupun jenisnya b) Ketepatan sasaran penyampaiannya c) Ketepatan kondisi barang yang disalurkan29 F. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan itu, ada dua prinsip yang harus diperhatikan yaitu prinsip efektifitas dan prinsip efesien. Dengan prinsip efektifitas berarti semua perlengkapan pendidikan disekolah harus ditunjuk semata-mata dalam rangka mempelancar pencapain tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dengan prinsip efesiensi berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan disekolah secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan pendidikan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang. Dalam rangka memenuhi kedua prinsip tersebut di atas maka paling ada tiga kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh personil sekolah yang akan memakai perlengkapan pendidikan disekolah, antara lain: 1. Memahami petunjuk penggunaan perlengkapan sekolah 2. Menata perlengkapan pendidikan 3. Memelihara baik secara kontinu maupun berkala semua perlengkapan pendidikan.30 29 Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-2, h. 38 30 Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-2, h. 42 34 Dalam kaitan dengan petunjuk teknis pemakaian, yang perlu dipahami adalah komponen-komponen, sistem kerja dan tata cara pengoperasian dan perawatannya, sehingga apabila sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien, dapat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran disekolah. G. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Apabila ditinjau dari waktu perbaikannya, ada dua macam pemeliharaan perlengkapan sekolah, yaitu pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala. Pemeliharaan sehari-hari misalnya, berupa menyapu, mengepel lantai, dan membersihkan pintu. Sedangkan pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting dan pengapuran tembok.31 Menurut Rugaiyah dan Atik Sismiati pemeliharaan adalah kegiatan merawat, memelihara, dan menyimpan barang-barang sesuia dengan bentukbentuk jenis barangnya barang tersebut awet dan tahan lama serta dapat digunakan secara berulang-ulang dalam waktu lama.32 Pemeliharaan dilakukan secara kontinu terhadap semua barang-barang inventarisasi. Pemeliharaan barang inventaris kadang-kadang dianggap sebagai suatu hal yang sepele, padahal sebenarnya pemeliharaan ini merupakan tahap kerja yang tidak kalah pentingnya dengan tahap-tahap yang lain dalam administrasi sarana dan prasarana. Pemeliharaan mencakup segala upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian berang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannnya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan 31 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkaan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-3, h.49 32 Rugaiyah, Atik Sistimatik, Profesi Keguruan (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), h.66 35 oleh petugas yang mempunyai ke ahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud. Ada beberapa macam pemeliharaan perlengkapan pendidikan disekolah, di tinjau dari sifatnya, ada empat macam pemeliharaan perlengkapan pendidikan. Keempat pemeliharaan tersebut cocok dilakukan pada perlengkapan pendidikan berupa mesin, Pertama, pemeliharaan yang bersifat pengecekan, Kedua, pemeliharaan yang bersifat pencegahan, Ketiga, pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan, Keempat, pemeliharaan yang bersifat perbaikan berat.33 Pelaksanaan pemeliharaan barang inventaris meliputi : 1) Perawatan 2) Pencegahan 3) Penggantian ringan.34 Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan 1) Tujuan pemeliharaan a) Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli sesuatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut b) Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal. c) Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pencetakan secara rutin dan teratur. d) Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut. 33 Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-2, h. 49 34 Soetjipto dan Raflis kosasi, Profesi Keguruan…., h.172 36 2) Manfaat pemeliharaan a) Jika peralatan terpelihara dengan baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat b) Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin c) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol sehingga terhindar kehilangan d) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan dipandang e) Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaaan yang baik. Dapat disimpulkan pengelolaan menajemen sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari segi pemeliharaan dapat di tinjau dari sifatnya terbagi menjadi empat macam yaitu pemeliharaan berupa pengecekan barang, pemeliharaan berupa pencegahan agar selalu terlihat baik, pemeliharaan berupa perbaikan ringan, dan yang terakhir pemeliharaan berupa perbaikan berat. H. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.35 Hasil belajar merupakan tingkah laku siswa yang di peroleh sekolah melalui proses belajar. Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar dimana tingkah laku itu dalam bentuk perbuatan yang diamati dan diukur. Hasil belajar yang dicapai siswa di pengaruhi oleh dua faktor dari luar dan lingkungan. 35 Oemar Hamalik, kurikulum dan pembelajaran. (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2009) h.37 37 Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang bervariasi sebagai berikut: 1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar instrinsik pada diri siswa 2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya 3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya 4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif) 5. Kemampuan siswa untuk mengontrol/menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya mauounmenilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.36 Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dialami oleh siswa setelah proses belajar-mengajar dapat dilakukan evaluasi pada setiap materi pelajaran yang diberikan. Adanya perubahan-perubahan ini tampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar mengajar siswa bukan hanya merupakan penguasaan pengetahuan semata atau berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatih, tetapi juga meliputi perubahan tingkah laku, seperti yang dinyatakan oleh Gagne,37 bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan individu, perubahan itu tidak hanya mengenai perubahan pengetahuan, juga membentuk kecakapan, kebiasaan pribadi individu yang belajar. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor kemampuan siswa dan faktor lingkungan. Menurut Slameto, 36 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), cet. Ke-7, h. 56-57 37 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet.5, h. 13 38 faktor-faktor tersebut secara global dapat diuraikan dalam dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.38 a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Yang termasuk kedalam faktor ini adalah; 1. Faktor jasmani, yaitu meliputi: a. Faktor Kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat. b. Cacat Tubuh. Yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. 2. Faktor psikologis, yaitu meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. a. Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapai dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. b. Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. c. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya 38 Ibid., h. 54 39 terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. d. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesuai belajar dan berlatih. Jadi jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. e. Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya. f. Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. g. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan itu perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. 3. Faktor kelelahan, yang meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan 40 kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang termasuk kedalam faktor eksternal adalah: 1. Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. 2. Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa , relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3. Faktor Masyarakat Masyarakat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media yang juga berpengaruh terhadap positif dan negatifnya, pengaruh dari teman bergaul siswa dan kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan yang ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan, metode dan teknik tertentu untuk menjawab permasalahan dalam bidang pendidikan.1 Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara jelas tentang peranan sarana dan prasarana yang ada di SD Islam Al Syukro Universal Ciputat . A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Islam Al Syukro Universal Jalan Otista Raya Gg. H. Ma’ung No. 30 Ciputat Tangerang Selatan, Banten Telp. 1 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011). Cet. 1 h. 2 40 41 (021) 7443322 Fax. (021) 7443526. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 hingga Maret 2014. B. Metode Penelitian Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan menggambarkan bagaimana keadaan dan fenomena yang sebenarnya, kemudian dideskripsikan ke dalam laporan penelitian. Metode kualitatif merupakan suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan.2 Dalam buku Nana Syaodih Sukmadinata metode kualitatif yakni suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena atau peristiwa. Dengan pendekatan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.3 Alasan penulis memilih pendekatan penelitian ini karena penulis bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Sehingga penulis sendiri dapat lebih mudah dalam mengetahui gambaran dari objek penelitian. C. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber dan Jenis Data Sumber data adalah dari mana data diperoleh. Sedangkan menurut Lofland dan Lofland menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. 2 Ibid., h. 140 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 94 3 42 Sumber data yang digunakan penulis dalam penyusunan penelitian ini adalah: a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan di lapangan yaitu melalui wawancara mendalam dan observasi partisipasi dengan Staff Sarana dan Prasarana, Waka Bidang Umum (Sarana dan Prasarana) SD Islam Al Syukro Universal, beserta guru SD Islam Al Syukro Universal. b. Data sekunder, yaitu data tertulis yang diperoleh dari pihak SD Islam Al Syukro Universal dan Staff Sarana dan Prasarana, serta akses internet pada situs Perguruan Islam Al Syukro Universal, dan lainlain. 2. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.4 Setiap teknik pengumpulan data, baik itu angket, wawacara, observasi maupun dokumentasi, sama-sama mempunyai kekurangan dan kelebihan. Oleh karenanya untuk memperkecil kemungkinan ketidakakuratan dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik sekaligus dengan harapan antara satu dengan yang lainnya dapat saling melengkapi. Teknik yang peneliti gunakan antara lain adalah: a. Wawancara Wawancara diartikan sebagai tukar-menukar pandangan antara dua orang atau lebih. Kemudian, istilah ini diartikan lebih lanjut, yaitu sebagai metode pengumpulan data atau informasi 4 Maman Abdurrahman dan Sambas Ali Muhidin, Panduan Praktis Memahami Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), h.85. 43 dengan cara tanya jawab sepihak, dikerjakan secara sistemik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.5 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan data pelengkap berupa keadaan atau kondisi sosial, budaya dan kecendrungan di sekitar subjek, atau bahkan digunakan untuk memperoleh jenis data primer seperti peneliti maksudkan di atas. Hal ini sangat penting untuk dijadikan bahan perbandingan dengan data yang diperoleh dengan taknikteknik lain oleh peneliti. Atau dengan kata lain, sebagai bahan untuk mengadakan verifikasi. Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Fokus Peranan Dimensi 1. Pengadaan Indikator 1. Langkah awal Sarana dan Sarana dan perencanaan kebutuhan Prasarana Prasarana sarana dan prasarana 2. Keterlibatan panitia (kepala sekolah, staff, dan guru) dalam mendukung kelengkapan sarana dan prasarana 3. Cara memperoleh sarana dan prasarana 2. Kegunaan 1. Fungsi Media Sarana dan Pembelajaran Prasarana 2. Peran sarana dan prasarana sebagai 5 Arief Suryantoro dan FX. Suwarto, Metode & Teknik Penelitian Sosial, (Yogyakarta: ANDI, 2007), h. 97. 44 pendukung hasil pembelajaran siswa 3. Pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah 3. Pemeliharaan Sarana dan 1. Cara memelihara sarana dan prasarana sekolah Prasarana b. Observasi Observasi yaitu pengamatan secara langsung dan mendalam terhadap objek penelitian untuk mengumpulkan data. Dalam sebuah penelitian, observasi manjadi bagian hal terpenting yang harus dilakukan oleh peneliti. Sebab dengan observasi keadaan subjek maupun objek penelitian dapat dilihat dan diraskan langsung oleh peneliti. Dalam penelitian, peneliti menggunakan observasi pada fase studi pendahuluan untuk memperoleh informasi umum tentang objek penelitian. c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu teknik untuk memperoleh data dari responden. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi dokumentasi dengan maksud dapat mengumpulkan data yang berkaitan dengan daftar guru, daftar siswa, dokumen kurikulum dan dokumen-dokumen yang dianggap memiliki relevansi terhadap data yang diperlukan..;ho 45 D. Teknik Analisa Data Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Untuk menganalisa data yang telah terkumpul, maka dilihat dari jenis data yang dipakai, penelitian ini berupa penelitian kualitatif. Penganalisaan ini merupakan suatu proses yang dimulai dari pengumpulan data di lapangan, kemudian data yang terkumpul baik yang berupa catatan lapangan, dokumen, dan lain sebagainya diperiksa kembali dan dikategorikan sehingga dapat diolah untuk bisa dianalisa. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Islam Al Syukro Universal Diawali dengan mengadakan Pengajian Bulanan yang dilaksanakan di Jalan Puri Mutiara I/9 Cipete Jakarta Selatan, timbul niat untuk melaksanakan dan mengembangkan pendidikan berwawasan Islami. Pada tahun 1996 niat ini diwujudkan dengan mendirikan Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) dan Taman Bermain (Kelompok Bermain – KB) untuk anak-anak prasekolah, di Jalan Puri Mutiara I/9 Cipete Jakarta Selatan. Pendidikan anak-anak prasekolah ini berkembang dengan baik, di bawah bimbingan Ibu Hj. Nibras O. Salim, banyak orangtua yang mempercayakan putra-putrinya untuk mengikuti pendidikan prasekolah di tempat ini. Untuk mewadahi kegiatan pendidikan ini didirikanlah sebuah yayasan yang diberi nama: “YAYASAN WAKAF DAAR ASKARIL „IBAAD” yang disingkat menjadi YADA‟I. 46 47 Banyaknya orangtua yang sudah percaya dengan pelaksanaan pendidikan yang dilakukan, dan atas desakan orangtua siswa, untuk kelanjutan pendidikan putra/putrinya maka setahun kemudian YADA‟I mengembangkan sayapnya dengan mendirikan Taman Kanak-kanak Islam (TK), Sekolah Dasar Islam (SD) dan Sekolah Menengah Pertama Islam (SMP) di atas tanah seluas 2,8 Ha yang berlokasi di Gang H. Maung Jalan Otto Iskandardinata Ciputat dengan nama AL SYUKRO. TK-SD dan SMP Islam Al Syukro di Ciputat terus berkembang menjadi lembaga pendidikan Islam yang menjadi pilihan bagi masyarakat di Sekitar Ciputat, Pamulang, Pondok Cabe, Lebak Bulus, Sawangan, Bintaro dan sekitarnya. Dalam setiap penilaian akreditasi yang dilaksanakan Dinas Pendidikan setempat, Sekolah Islam Al Syukro Universal selalu mendapatkan akreditasi "A". Penyelenggaraan pendidikan Islam di atas tanah wakaf seluas 2,75Ha dimaksudkan oleh keluarga Ibu Dra. Hj. Buli Oskar Surjaatmadja untuk dijadikan pusat pendidikan Islam terkemuka dari jenjang TK hingga perguruan tinggi. Cita-cita tersebut sudah dituangkan dalam dokumen-dokumen Yayasan Wakaf Daar Asykaril Ibaad sebagai mimpi masa depan. Seiring dengan tujuan untuk menyelenggarakan pendidikan Islam dari jenjang TK hingga perguruan tinggi tersebut, keluarga wakif memandang perlu untuk menunjuk lembaga lain yang memiliki jaringan luas dalam pengelolaan kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusiaan. Untuk selanjutnya pendiri YAWADAI dan keluarga Ibu Dra. Hj. Buli Oskar Surjaatmadja mengikrarkan wakafnya, agar areal Al Syukro di Ciputat dan segala aset serta penyelenggaraan sekolahnya diserahkan kepada ummat, dengan menunjuk Yayasan Dompet Dhuafa REPUBLIKA sebagai nadzir (pihak penerus amanah). Sejak Akad Wakaf tanggal 2 November 2010, Sekolah Islam Al Syukro Universal diberi istilah baru yakni Perguruan Islam Al Syukro Universal di bawah naungan Yayasan Dompet Dhuafa REPUBLIKA. Yayasan Wakaf Daar 48 Asykaril Ibaad tetap mengelola TK dan TPA Islam Al Syukro di Cipete Jakarta Selatan. Berdasarkan Akta Notaris Dr. A. Partomuan Pohan No.11 tanggal 2 November 2010 melalui IKRAR WAKAF, Yayasan Wakaf Daar Asykaril „Ibaad (YAWADA‟I) dengan para Waqif telah sepakat menunjuk Yayasan Dompet Dhuafa REPUBLIKA menjadi NAZHIR dari Harta Benda Wakaf yang terdiri dari 21 (dua puluh satu) bidang tanah Hak Milik Waqif seluas 27.523 M2 beserta bangunan-bangunan Sekolah (TK-SD-SMP) Islam Al Syukro di atasnya dengan inventaris berikut metode dan sistem pembelajaran dan pengelolaannya yang untuk selanjutnya disebut dengan nama “Perguruan Islam Al Syukro Universal”. Pemwakafan ini dilakukan dengan tujuan agar “Harta Benda Wakaf” sebagai Perguruan Islam Al Syukro Universal dapat dilanjutkan dengan pembangunan, pengembangan, dan pengelolaannya oleh NAZHIR, dalam rangka mendidik dan membina ummat terutama anak didik Indonesia. 2. Visi dan Misi SD Islam Al Syukro Universal a. Visi Visi Perguruan Islam Al Syukro Universal adalah "Menjadikan Perguruan Islam Al Syukro Universal sebagai pusat pendidikan terkemuka dan berhasil sebagai penyelenggara Pendidikan Usia Dini, Dasar, Menengah Pendidikan Tinggi yang bernafaskan sampai dengan Islam dan bertaraf internasional". b. Misi Misi Perguruan Islam Al Syukro Universal adalah: 1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan Islam dalam arti seluas-luasnya dalam membantu membentuk insan 49 dan masyarakat yang berilmu, beramal, berakhlak mulia, kompeten, kompetitif dan bertaqwa kepada Allah SWT, cinta Agama, Bangsa dan Negara. 2. Membangun dan menyediakan sarana, lingkungan, sistem dan fasilitas pendidikan yang nyaman, effektif dan Islami untuk pengembangan pendidikan pada jenjang Pendidikan Usia Dini, Dasar, Menengah sampai dengan Perguruan Tinggi. 3. Menyelenggarakan proses dan mewujudkan hasil pembelajaran bermutu di semua jenjang pendidikan yang mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lain lokal, nasional maupun internasional. 4. Menjadikan Perguruan Islam Al Syukro Universal sebagai pusat pendidikan yang produktif, yang mampu mendorong peningkatan mutu pelaksanaan pendidikan bagi masyarakat pada umumnya. 5. Membangun organisasi yang modern dan efektif yang mendorong budaya berprestasi di lingkungan Perguruan Islam Al Syukro Universal. 3. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SD Islam Al Syukro Universal SD Islam Al Syukro memiliki jumlah guru sebanyak 44 orang tenaga pendidik dan enam orang staff tenaga kependidikan, sehingga jumlah totalnya sebanyak 50 orang. Selanjutnya, untuk mengetahui data lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 50 Tabel 4.1 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SD Islam Al Syukro Universal L/P No Pendidikan Jabatan L P SD SMP D3 S.1 1. Pendidik/Guru 13 31 - - - 44 2. Tenaga Perpustakaan 1 - - - - 1 3. Pramubakti 4 - 2 1 1 - 4. Tenaga Administrasi - 1 - - 1 - 4. Data Siswa SD Islam Al Syukro Universal SD Islam Al Syukro Universal memiliki jumlah murid/siswa yang terbagi ke dalam 6 level. Tahun ajaran 2013 – 2014 jumlah siswa yang ada di SD Islam Al Syukro berjumlah 496 siswa. Pada tiap tingakatan level (kelas) diklasifikasikan dengan nama-nama sahabat Nabi Muhammad, seperti tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Data Siswa SD Islam Al Syukro Universal No. Kelas Nama Kelas Jumlah Siswa 1. 1A Abu Bakar Shiddiq 25 2. 1B Umar Bin Khatab 26 3. 1C Usman Bin Affan 25 4. ID Ali Bin Abi Thalib 24 5. IE Abdurrahman Bin Auf 25 6. II A Sa'ad Bin Abi Waqash 24 7. II B Zubair Bin Awwam 25 51 8. II C Salman Al Farisi 25 9. II D Khalid Bin Walid 24 10. III A Abu Ubaidah 27 11. III B Zaid Bin Haritsah 26 12 IV A Abdullah Bin Umar 23 13. IV B Abdullah Bin Mas'ud 24 14. IV C Mus'ab Bin Umair 23 15. VA Bilal Bin Rabah 23 16. VB Hamzah Bin Abdul Muthalib 22 17. VC Usamah Bin Zaid 22 18. VI A Amr Bin Ash 27 19. VI B Abu Hurairah 28 20. VI C Anas Bin Malik 28 Jumlah Siswa 496 5. Gambaran Umum Sarana dan Prasarana SD Islam Al Syukro Universal merupakan sekolah yang berlatar belakang pendidikan agama yang sedang berkembang. Keberhasilan program pendidikan melalui kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, Dan juga disertai pemanfaatan dan juga pengelolaan yang baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sarana dan prasarana merupakan komponen yang sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran disekolah. Sejak tahun 2009 SD Islam Al Syukro Universal SD Islam Al Syukro sudah mencapai 18 kelas maka untuk meningkatkan mutu belajar mengajar maka SD sudah mempunyai ruang sebagai berikut : 1) Ruang laboratorium Bahasa 2) Ruang perpustakaan 52 3) Ruang ICT / TV e ber AC 4) Fasilitas WIFi / akses internet tanpa kabel di setiap ruangan kelas Adapun gambaran tentang sarana dan prasarana SD Islam Al Syukro dapat penulis jabarkan sebagai berikut: 1. Ruang kelas Ruang kelas adalah tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran dan juga tempat transfer ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Ditempat ini didik mendapatkan fasilitas pengajaran dan kenyamanan dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. Adapun Sarana dan Prasarana yang terdapat pada tiap-tiap kelas di SD Islam Al Syukro adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana Kelas SD Islam Al Syukro Universal Nama Sarana & Prasarana Jumlah Sarana dan Prasarana di setiap kelas I II III IV V VI White Board 1 1 1 1 1 1 Meja Guru 2 2 1 1 1 1 Kursi Guru 2 2 1 1 1 1 Lemari 1 1 1 1 1 1 Meja Siswa 26 24 26 24 23 28 Kursi Siswa 26 24 26 24 23 28 Loker Siswa 30 30 30 30 30 30 Komputer 1 1 1 1 1 1 Printer 1 1 1 1 1 1 Rak Buku 1 1 1 1 1 1 Wastafel 1 1 1 1 1 1 Jam Dinding 1 1 1 1 1 1 53 Tempat Sampah 1 1 1 1 1 1 AC 2 2 2 2 - - Galon 1 1 1 1 1 1 Dispenser 1 1 1 1 1 1 Kipas Angin 2 2 2 2 2 2 Rak Sepatu 2 2 2 2 2 2 Papan Absen 1 1 1 1 1 1 Sapu 1 1 1 1 1 1 Kain Pel 1 1 1 1 1 1 Karpet 2 2 2 2 2 2 Pengaharum Ruangan 1 1 1 1 1 1 2. Ruang Laboratorium Laboratorium yang berfungsi di SD Islam Al Syukro hanya Laboratorium Komputer. Bukan itu saja satu-satunya laboratorium yang SD Islam Al Syukro Universal miliki, karena terdapat laboratorium Sains, tetapi sudah tidak berfungsi lagi karena sudah jarang dipakai. Adapun sarana yang terdapat dalam laboratorium komputer adalah sebagai berikut: 30 unit komputer, satu white board, dua AC, 30 kursi, dua buah printer, dan dua buah speaker. Laboratorium yang ada di SD Islam Al Syukro sangat berfungsi sebagai salah satu pendukung belajar siswa, terutama pada mata pelajaran TIK (Teknik Informatika Komputer), siswa bukan hanya dibekali teori, melainkan juga praktek yang akan mengasah kemampuan siswa menjadi lebih pandai dalam mengoperasikan komputer. 3. Ruang perpustakaan Ruang perpustakaan berada di lantai dua. Di ruang ini sering dipakai sebagai sarana untuk belajar ketika siswa sedang tidak berada dikelas. Selain untuk membaca buku, meminjam buku, 54 perpustakaan SD Islam Al Syukro sering dipakai siswa untuk belajar diluar kelas, setiap pagi pun diadakan tahfiz Al Qur‟an di dalam perpustakaan, pada siang hari perpustakaan di pakai untuk shalat Zuhur berjamaah, begitu pula pada waktu Ashar, sebagian siswa shalat berjamaah di dalam perpustakaan. Adapun sarana dan prasarana yang ada di SD Islam Al Syukro sebagai berikut: Tabel 4.4 Data Sarana dan Prasarana Ruang Perpustakaan SD Islam Al Syukro Universal Nama Sarana dan Prasarana Jumlah Meja 50 x 100 6 Meja 200 x 50 1 Lemari Rak 12 Lemari kaca 2 Kursi 9 Karpet 5 x 6 1 Lemari File 3 Rak katalog 2 Kipas angin 3 Komputer 1 Printer 1 Wifi LAN 1 Hub LAN 1 Jam dinding 1 Globe 1 Telepon 1 Koleksi Buku 600 buku 55 4. Ruang UKS Ruang UKS berada di lantai gedung SD Islam Al Syukro. Ruangan ini sering dipakai jika terdapat siswa yang mengalami sakit ketika berada di SD Islam Al Syukro. Didalamnya terdapat perlengkapan jika siswa jatuh sakit, seperti obat-obatan yang berupa dapat dimakan/diminum, dan obat luar. Adapun kelengkapan sarana dan prasarana yang terdapat didalam UKS adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Data Sarana dan Prasarana Ruang UKS SD Islam Al Syukro Universal Nama Sarana dan Prasarana Jumlah Tempat tidur 2 Bantal 2 Sprei 4 Selimut 2 Meja 2 Kursi Lipat 2 Kotak Obat 1 Lemari 1 Buku Piket 1 Pengukur Tinggi Badan 1 Timbangan Berat Badan 2 Baju Dokcil 1 Jam Dinding 1 56 5. Ruang serbaguna/kesenian Ruang ini sering di sebut dengan Ruang ART, yang di dalamnya digunakan untuk penyimpanan benda-benda hasil karya siswa. Ruangan ini kurang perhatian karena tempatnya yang sempit dan tidak ada orang yang bertanggung jawab khusus dalam pemeliharaan ruang tersebut. 6. Ruang kepala sekolah Ruang kepala sekolah berada di samping ruang Tata Usaha. didalamnya dilengkapi dengan sebuah lemari untuk file, sebuah meja kerja, dan tiga kursi. Satu untuk kepala sekolah, dan dua buah untuk tamu. 7. Ruang administrasi Dalam ruang administrasi, terdapat beberapa jenis bagian dan tempat bekerja para Wakil Kepala Sekolah (Wakasek), diantaranya Wakasek bidang Umum, Wakasek bidang Kurikulum, dan Wakasek bid. Kesiswaan. Didalamnya terdapat dua buah komputer, yang satu dipakai khusus untuk Bagian ketatausahaan, dan satu untuk bidang pendukung. Terdapat pula satu buah printer, satu telepon, empat buah meja dan kursi para Staff dan Wakasek. 8. Ruang guru Ruang guru terdapat di lantai satu, dan bertepatan di depan ruang Tata Usaha. Di dalam ruang guru terdapat 40 meja dan kursi guru, satu unit komputer beserta printer, cermin, AC, Dispenser, lemari, jam dinding, dan peralatan mengajar guru-guru SD Islam Al Syukro. Melihat keadaan ruang guru yang kurang perhatian akan kerapihan memang menjadi sebuah dampak dari tempat penyimpanan media pembelajaran atau hasil pembelajaran siswa 57 yang tidak mempunyai tempat khusus, menyebabkan para guru SD Islam Al Syukro kesulitan meletakkan benda-benda sehingga membuat Ruang Guru SD Islam Al Syukro menjadi berantakan, 9. Gudang Tempat penyimpanan barang dalam hal ini gudang sangat berguna apabila ada barang yang tidak dipakai seperti, barang habis pakai dan barang tidak habis pakai maka barang tersebut disimpan didalam gudang. Pemeliharaan gudang juga sangat penting dikarnakan harus ditata rapih dan juga sirkulasi udara harus tepat sehingga tidak terjadi lembab sehingga akan terjamin barang yang ada didalam gudang tersebut. Di SD Islam Al Syukro terdapat satu gudang di lantai satu, dan dimanfaatkan untuk penyimpanan barang-barang yang sudah tidak dipakai. Kondisi gudang tersebut kurang rapih karena kurang pengelolaan dalam gudang tersebut. 10. Kamar mandi/WC (Guru dan Murid) Kamar mandi yang terdapat di SD Islam Al Syukro terdapat dua lantai, dan setiap lantai memiliki empat kamar mandi yang didalamnya berisi kamar mandi siswa, kamar mandi guru, dan tempat wudhu. Kamar mandi di SD Islam Al Syukro dikelola dan dirawat kebersihannya oleh tiga orang pramubakti. 11. Kantin Kantin berada di luar gedung sekolah, di sana terdapat berbagai macam makanan dan minuman yang dijual. Tempatnya cukup luas, sehingga siswa Al Syukro Universal dapat menikmati segala sesuatu yang dijual didalamnya. Di dalam kantin terdapat satu warung yang menyediakan makanan dan minuman ringan yang dikelola oleh karyawan tetap Al Syukro Universal. 58 12. Tempat parkir Tempat parkir yang tersedia cukup luas, karena ada tempat parkir khusus yang disediakan untuk para guru dan karyawan, dan khusus untuk para orang tua yang mengantar atau menjemput anaknya. Jika ada suatu kegiatan, seperti pengambilan raport memang membutuhkan tempat parkir tambahan, yaitu dipakainya lapangan untuk tempat memarkir. 13. Mushalla atau tempat ibadah Perguruan Islam Al Syukro memiliki dua tempat ibadah. Pertama, terdapat paling depan setelah gerbang utama Perguruan Islam Al Syukro Universal, atau tepat berada dibelakang pos satpam. Kedua, berada didalam ruangan gedung SD dan SMP Al Syukro Universal. Khusus SD Islam Al Syukro Universal lebih sering digunakan Mushalla yang terdapat di dalam gedung, karena jarak yang memang dekat dengan ruang belajar dan tempatnya yang cukup luas untuk diadakan rutinitas shalat berjamaah. Adapun kelengkapan yang terdapat di Mushalla SD Al Syukro terdapat Podium, tiga buah mic (toa), dua sound system, enam buah kipas angin, satu loker (lemari), dan 13 buah karpet yang berbentuk sajadah. 14. Lapangan upacara SD Islam Al Syukro memiliki lapangan upacara yang luas, di dalamnnya terdapat satu tiang bendera dan di tumbuhi rumput hijau yang dirawat oleh karyawan khusus dibidang taman (Gardener). 15. Lapangan olahraga Area Perguruan Islam Al Syukro sangatlah luas, sehingga terdapat beberapa lapangan olahraga yang dapat dipakai sebagai sarana 59 pemebelajaran. Adapun lapangan yang tersedia adalah lapangan basket, lapangan bola, dan lapangan serbaguna yang dapat dipakai untuk olahraga apa saja dan dilengkapi dengan peralatan olahraga. 16. Kebun Kebun SD Islam Al Syukro digabung menjadi satu dalam lahan yang luas Perguruan Islam Al Syukro. Luas sekitar 2,75 Ha sudah pasti memiliki luas kebun, dan terdapat banyak tumbuh pepohonan besar dan tanahnya pun di tumbuhi rumput-rumput. Untuk kebun di Perguruan Islam Al Syukro di kelola oleh dua orang Pramubakti yang ditugaskan sebagai “Gardener” yang memelihara tumbuhtumbuhan dikawasan sekolah. Kebun tersebut selalu dimanfaatkan oleh guru-guru sebagai media pembelajaran, seperti belajar di luar kelas, menanam tumbuh-tumbuhan, mengenali jenis tumbuhan, merawat tumbuhan, bahkan siswa di ajak untuk membuat suatu lahan pertanian yang sudah dilaksanakan seperti menanam jagung dan tumbuhan lainnya. B. Dekripsi dan Interpretasi Data Penelitian 1. Upaya Pengelolaan Sarana dan prasarana SD Islam Al Syukro Universal Semakin berkembangnya zaman, membuat SD Islam Al Syukro semakin ingin berinovasi terhadap pengelolaan sarana dan prasarana serta meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang ada di SD Islam Al Syukro Universal. Seluruh kegiatan SD Islam Al Syukro Universal di bawahi oleh Direktorat Perguruan Islam Al Syukro Universal. Adapun yang mengelola Sarana dan Prasarana tersebut, Perguruan Islam Al Syukro memusatkan pada satu Bidang yang dikelola oleh Unit Sarana dan Prasarana, dan dibantu oleh Unit Logistik Perguruan Islam Al Syukro Universal. Yang menangani bagian Sarana dan Prasarana di SD Islam 60 Al Syukro Universal berjumlah satu orang yaitu Wakasek Bid. Umum (Ibu Mamay), dan berkoordinasi dengan Bidang Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Al Syukro Universal ( Pak Nanang Wahyu dan Pak Hambali).1 Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Staff Sarana dan Prasarana dan Wakil Kepala Sekolah bidang Umum SD Islam Al Syukro Universal, maka penulis mendapatkan informasi tentang beberapa upaya yang dilakukan oleh SD Islam Al Syukro dalam melengkapi sarana dan prasarana agar mencapai standar dan mampu menunjang hasil belajar siswa. Adapun pengelolaan yang dilakukan oleh Wakasek Bidang Umum yaitu: bagian Sarana dan prasarana (Sarana Kantor, Kelas, Buku/Alat/Bahan/Lab, dan Perpustakaan), pengadaan Perangkat Administrasi Guru/Wali Kelas, pengadaan barang inventaris, pemeliharaan gedung, dan laporan inventarisasi.2 Dari hasil wawancara dengan Ibu Mamay (Wakasek Umum) dan Pak Wahyu (Staff Sarana dan Prasarana), penulis mendapatkan informasi tentang upaya pengadaan sarana dan prasarana sekolah, diantaranya: a. Cara pengadaannya pertama, didapatkan dari Pemerintah, seperti buku-buku dan alat media pembelajaran, atau dari sumbangansumbangan yang didapatkan sekolah.3 b. Cara pengadaan Sarana dan Prasarana di SD Islam Al Syukro yang kedua dilakukan dengan cara mengajukan kebutuhan yang dibutuhkan yang telah di setujui oleh Kepala Sekolah, lalu di 1 Wawancara dengan Staff Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Al Syukro yaitu Bapak Nanang Wahyudi 2 3 Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Umum SD Islam Al Syukro yaitu Ibu Mamay Wawancara dengan Staff Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Al Syukro yaitu Bapak Nanang Wahyudi 61 ajukan ke bagian Logistik dan di setujui oleh bagian keuangan Direktorat. Setelah itu kebutuhan yang dibutuhkan akan tercapai.4 Dari hasil wawancara menghasilkan untuk pengadaan sarana dan prasarana di SD Islam Al Syukro tidak sulit. Sebagai sekolah yang mempunyai fasilitas yang cukup, maka setiap kebutuhan SD Islam Al Syukro akan terpenuhi. Hanya saja terdapat kekurangan dalam pemeliharaannya yang kurang mendapatkan perhatian. SD Islam Al Syukro Universal memiliki empat orang Pramubakti yang merawat gedung sekolah sampai pada barangbarang yang ada di sekitar sekolah. Tetapi, kendala pemeliharaan terdapat dalam penempatan benda-benda fasilitas belajar dan media pembelajaran. Pada dasarnya sarana dan prasarana sangat dimanfaatkan oleh para siswa-siswi karena sebagai pendukung siswa-siswi belajar, untuk dapat menjadikan siswa paham terhadap pembelajaran. Apalagi terhadap anak Sekolah Dasar sangat diperlukan berbagai sarana dan prasarana sebagai media pembelajaran untuk siswa. Sebagai guru harus memerhatikan keefektifan dan efesiensi dari penggunaan sarana dan prasarana yang ada di SD Islam Al Syukro Universal, karena masih ada guru yang belum perhatian terhadap sarana dan prasarana yang sudah ada, dan kurang adanya perhatian, seperti wali kelas yang kuramg perhatian terhadap fasilitas yang ada di dalam kelas, tidak begitu peduli dengan perawatan sarana dan prasarana yang ada.5 Pemakaian sarana dan prasarana pendidikan, harus memerhatikan efektivitas dan efisiensi. Efektivitas berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditujukan semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan 4 Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Umum SD Islam Al Syukro yaitu Ibu Mamay 5 Wawancara dengan salah satu guru SD Islam Al Syukro Universal, yaitu Ibu Asri Aryaning 62 sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun, efisiensi berarti, pemakaian semua perlengkapan pendidikan secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang. 2. Penggunaan Media Pembelajaran Pada dasarnya sebuah media pembelajaran menjadi sebagai fasilitas penunjang belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa agar lebih dapat tercapai tujuan belajar salah satunya di dukung oleh media pembelajaran. Setiap guru di SD Islam Al Syukro Universal memakai media pembelajaran, untuk membantu siswa dalam memahami pembelajaran. Tentunya guru harus bisa menggunakan media yang akan digunakan pada pembelajaran, seperti guru komputer harus pandai mempraktekkan materi yang sedang dipelajari. Lalu, guru agama memutar video praktek ibadah haji harus dapat menggunakan media infocus dengan baik.6 Peran guru dalam pengelolaan sarana dan prasarana di SD Islam Al Syukro Universal dimulai dari perencanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan, serta pengawasan penggunaan prasarana-sarana. Dalam hal ini, guru lebih banyak berhubungan dengan sarana pengajaran, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. Pada hasil wawancara lain, bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.7 Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan 6 Wawancara dengan salah satu guru SD Islam Al Syukro Universal, yaitu Ibu Asri Aryaning 7 Wawancara dengan salah satu guru SD Islam Al Syukro Universal, yaitu Bapak Henrizal Saidi 63 penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di dasarkan pada pertimbangan dan pengetahuan dari keterampilan guru membuat, menggunakan, dan menilai keefektifannya. Pengamatan peneliti mewujudkan bahwa guru-guru di SD Islam Al Syukro Universal memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan media dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) media-media yang umumnya digunakan guru adalah media yang lazim diketahui, digunakan dan disediakan oleh sekolah; (2) media-media yang digunakan guru di luar yang disediakan sekolah adalah media yang dibuat sendiri oleh guru, baik dalam bentuk gambar maupun kegiatan yang direkayasa; dan (3) terdapat beberapa guru di SD Islam Al Syukro Universal menggunakan media-media pembelajaran yang terbilang canggih misalnya penggunaan multimedia yang berbasis komputer, dan LCD beserta InFocus. Pihak SD Islam Al Syukro Universal selalu mendukung dan menganjurkan guru tidak saja terpaku pada sekolah saja yang menyediakan seluruh kebutuhan media penunjang, tetapi mau berkreativitas membuat sendiri media-media yang sederhana dengan memanfaatkan potensi sekitar. Ini lebih efektif ketimbang misalnya menggunakan media yang canggih tetapi guru sendiri tidak dapat menggunakannya secara baik.8 8 Wawancara dengan salah satu guru SD Islam Al Syukro Universal, yaitu Ibu Asri Aryaning 64 Seperti contoh yang ada di SD Islam Al Syukro pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, untuk mencapai tujuan yang efektif, guru agama bersangkutan juga memanfaatkan media pembelajaran yang ada. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang efektif tidak bisa hanya mengandalkan metode saja, tetapi juga harus didukung dengan penggunaan media pembelajaran pendukung. Kalau guru ceramah saja misalnya tentang praktek shalat kepada anak, anak akan bingung dan cenderung tidak memperhatikan. Berbeda bila guru menghadirkan media berupa gambar praktek shalat atau CD praktek shalat yang diputar di depan anak. Dengan demikian, kita menggunakan media atau sarana yang ada, akan menjadi penting untuk membuat anak semakin jelas dan kita mengajar juga tidak capek dan bosan karena kita dapat melakukannya dengan simpel (sederhana) dengan bantuan media ataupun sarana dan prasarana lain.9 Dari hasil wawancara tersebut dapat dijelaskan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran SD Islam Al Syukro Universal memberikan dampak positif dan efektif berupa: (1) peningkatan gairah siswa dalam mengikuti pembelajaran; (2) membuat siswa mempermudah fokus guru pada dalam materi yang mengelola disampaikan; kelas selama (3) proses pembelajaran berlangsung; dan (4) secara tidak langsung dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagaimana diungkapkan dari hasil temuan penelitian di mana seluruhnya bahwa penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Karenanya penggunaan media harus senantiasa mendapatkan perhatian dan diefektifkan. 9 Wawancara dengan salah satu guru SD Islam Al Syukro Universal, yaitu Bapak Henrizal Saidi 65 3. Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal Sarana Yang Menunjang Proses Pembelajaran di SD Islam Al Syukro Universal meliputi Peralatan pendidikan, seperti papan tulis, bangku, meja, dan lain-lain yang terdapat di dalam kelas dan sekitar sekolah, media pendidikan yang digunakan untuk membantu komunikasi dalam pembelajaran, buku sebagai sumber belajar, meliputi: Buku teks pelajaran menjadi pegangan peserta didik dan guru untuk setiap mata pelajaran, dan Buku pengayaan untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru. Buku referensi adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu, dan Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk. Hasil wawancara menyatakan bahwa tanpa sarana dan prasarana tidak akan berjalan dengan baik proses KBM. Sarana dan prasarana sebagai pendukung proses belajar siswa, tentunya harus memadai.10 Salah satunya perpustakaan sangat dimanfaatkan karena sebagai salah satu sumber pembelajaran siswa. Siswa dapat mengakses perpustakaan sebagai bahan pembelajaran, dengan memperoleh bahan pelajaran dari buku-buku yang ada di perpustakaan. Dengan peminjaman buku yang dilakukan oleh siswa atau anggota lainnya, siswa dapat menggunakan buku tersebut.11 Dalam suatu proses belajar mengajar di SD Islam Al Syukro Universal, sarana dan prasarana merupakan salah satu penunjang suatu proses belajar mengajar. Seorang siswa dalam melakukan aktivitas belajar memerlukan adanya dorongan tertentu agar kegiatan 10 11 Wawancara dengan salah satu guru SD Islam Al Syukro Universal, yaitu Bapak Henrizal Saidi Wawancara dengan salah satu guru dan merangkap sebagai pustakawan SD Islam Al Syukro Universal, ayitu Bapak Asep Tedjakusumah 66 belajarnya dapat menghasilkan prestasi belajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang maksimal, tentunya sebagai guru di SD Islam Al Syukro Universal perlu diperhatikan berbagai faktor yang membangkitkan para siswa untuk belajar dengan efektif. Hal tersebut dapat ditingkatkan apabila ada sarana penunjang, yaitu faktor sarana dan prasarana belajar dan dapat memanfaatkannya dengan tepat dan seoptimal mungkin. 4. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di SD Islam Al Syukro Universal Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana, di SD Islam Al Syukro Universal memiliki tim khusus yaitu staff sarana dan prasarana, dan upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan dengan cara pemeliharaan yang dilakukan adalah di bantu oleh masingmasing bagian. Dengan menjaga kebersihannya, rutin mengecek sarana dan prasarana yang ada. Jika terjadi kerusakan, maka pihak SD Islam Al Syukro menghubungi staff sarana dan prasarana yang akan menangani jika terjadi kerusakan.12 Pemeliharaan ini dilakukan agar sarana dan prasarana yang ada di sekolah dapat terawat dengan baik. Barang-barang yang ada perlu dirawat secara baik dan kontinu untuk menghindarkan dari kerusakan. Dengan demikian kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang tetapdalam keadaan baik dan berfungsi baik. Proses pemeliharaan dimulai dari pemakai barang itu sendiri, yaitu dengan berhati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan khusus harus dilakukan oleh petugas professional yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang. 12 Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Umum SD Islam Al Syukro yaitu Ibu Mamay BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan beberapa temuan sebagai berikut: 1. Pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh SD Islam Al Syukro Universal yakni dengan memperoleh dari bantuan pemerintah, dan dengan mengajukan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar kepada yayasan dengan menggunakan Anggaran yang telah ditetapkan atau dengan dana BOS. 2. Penggunaan sarana dan prasarana di SD Islam Al Syukro masih butuh perhatian terhadap keefektifan dan efesiensi dalam pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada di SD Islam Al Syukro Universal. 3. Pemeliharaan sarana dan prarasana yang dilakukan oleh SD Islam Al Syukro Universal adalah dengan memiliki tim khusus yaitu staff sarana dan prasarana, dan upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan dengan pengecekan secara rutin untuk mencegah kerusakan. 67 68 B. Saran Berdasarkan dari hasil kesimpulan pada penelitian ini, maka dapat diajukan saran-saran guna menunjang hasil belajar siswa dengan penggunaan sarana dan prasarana di SD Islam Al Syukro Universal. Saran-saran dari hasil penelitian ini tentang peranan sarana dan prasarana sekolah dapat disarankan sebagai berikut: 1. Lebih ditingkatkan lagi kemampuan guru dalam menggunakan sarana dan prasarana, agar dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran siswa. Mungkin guru diberikan pelatihan-pelatihan, agar pandai menggunakan media pembelajaran dengan baik, sehingga tujuan pendidikan akan tercapai dan hasil pembelajaran siswa tercapai dengan baik. 2. Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana di SD Islam Al Syukro lebih ditingkatkan lagi untuk pemeliharaannya dari kebersihan maupun dari perawatannya. Walaupun sampai saat ini pemeliharaan sudah dilakukan dengan baik, alangkah baiknya untuk tetap dijaga dan diperhatikan kebersihan dan perawatannya agar dapat dimanfaatkan dengan baik dan dengan jangka waktu yang lama. 3. Selain pemeliharaan, sarana dan prasarana agar ditempatkan dengan baik di suatu tempat khusus untuk sarana dan prasarana, khususnya untuk media – media pembelajaran yang sering digunakan untuk proses pembelajaran. Sejauh ini di SD Islam Al Syukro sudah cukup baik, hanya saja tempat untuk menyimpan sarana dan prasarana kurang cukup memadai yang membuat beberapa sarana dan prasarana menjadi tercecer atau tidak beraturan penempatannya. Oleh karena itu, maka dibutuhkan sebuah ruangan untuk penempatan sarana dan prasarana yang belum mempunyai tempat penyimpanan yang baik. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Maman dan Sambas Ali Muhidin. Panduan Praktis Memahami Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011. Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011. Arikunto, Suharsimi. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993. Arum, Wahyu Sri Ambar. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: CV. Multi Karya Mulia, 2006. Bafadal, Ibrahim. Manajemen Perlengkaan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Barnawi & M. Arifin. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012. Daryanto, M. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Daryanto. Administrasi pendidikan.Jakarta: Rieka Cipta, 2001. Depdiknas. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Dirjen Peningkatan Mutu dan Kependidikan, Depdiknas, 2007. H. Gunawan, Ary. Administrasi sekolah ( Administrasi pendidikan mikro). Jakarta : PT Rhineka Cipta, 1996. Kasan, Tholib. Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan. Jakarta: Studia press, 2000. Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Ciputat: Gaung Persada Pers, 2008. Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan , Pasal 42, ayat 1-2. Rugaiyah dan Atik Sistimatik. Profesi Keguruan. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. 69 70 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Soetjipto dan Raflis kosasi, Profesi Keguruan…., Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Suryantoro, Arief dan FX. Suwarto. Metode & Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta: ANDI, 2007. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3. Yanuar, A. Jenis- Jenis Hukuman Edukatif Untuk Anak SD. Jogjakarta: DIVA Press, 2012. 71 DAFTAR KEPALA SEKOLAH, GURU DAN KARYAWAN SEKOLAH DASAR ISLAM AL SYUKRO TAHUN PEMBELAJARAN 2013 – 2014 NO Nama L/P No. Induk Jabatan 1 Muhammad Syafi'ie, S. Pd. I L 1283.0712.02 Kepala Sekolah 2 Asri Aryaning Nugraheni, M. Si P 1281 0109 02 3 Alfiatun Nikmah, S. Ag P 0573 0702 02 4 Mamay, S. Psi P 0884 1206 02 5 Tarni, S. Pd P 0671 0601 02 Guru 6 Henrizal Saidi Harahap, M. Ag L 0678 0903 02 Guru 7 Partono Iman L 0470 0600 02 Guru 8 Lina Sahayati, S. Ag P 0176 0701 02 Guru 9 Siti Nur Istiqomah, S. Ag P 0674 0701 02 Guru 10 Ari Pudjijanto, ST L 0473 0601 02 Guru 11 Suwandi, SE L 1079 0801 02 Guru 12 Yayat Nurhidayat, SP L 0973 0704 02 Guru 13 Fatrikhah, S. Pd. I P 0578 0702 02 Guru 14 Mawar Elista, S. Pd P 0979 0803 02 Guru 15 Yayu Eko Rusmiati, S. Pd P 0377 1004 02 Guru 16 Mastari, S. Pd. I L 1078 0305 02 Guru 17 Proborini, S. Pd P 0874 0405 02 Guru 18 Lailya Hasmy, S. Pd P 0577 0705 02 Guru 19 Mar'atus Tsaniyah, S. Pd. Sd P 0283 00705 02 Guru Wakasek, Kurikulum Wakasek Kesiswaan Wakasek, Umum 72 20 Leny Latifah, S. Pd P 0982 0705 02 Guru 21 Nurdiani Naibaho, S. Pd P 1279 0707 02 Guru 22 Hanipah, S. Pd. I P 0472 0702 02 Guru 23 Ari Eka Hani Puspita, STP P 0380 0108 02 Guru 24 Dewi Mualimatul , S. Pd P 0284.0108.02 Guru 25 Siti Umroh, S. Ag P 0678 0108 02 Guru 26 Rusmaryana, S. Pd P 0578 0109 02 Guru 27 Khairun nisak, S. Pd. I P 1282 0109 02 Guru 28 Childa Erika S. Pd. I P 0379 1109 02 Guru 29 Ferawati, S. Pd P 0285 1109 02 Guru 30 Nasrini, S. Pd P 0984 0210 02 Guru 31 Dian Lestari Octaviani, S. Sos P 1080 0710 02 Guru 32 Siti Zahronah, S.Pdi P 0885 0910 02 Guru 33 Budi Kurniawan, S.Pd L 1179 0112 02 Guru 34 Fadly Rizaldi, S. Pd. I L 0984.0712.02 Guru 35 Abdul Kholik, S. Pd. I L 1074.0712.02 Guru 36 Cut Putri Balqis P 0676.0712.02 Guru 37 Djaenudin, S. Pd L 1804 0602 02 Guru 38 Drs. Lazuardi L 1265 0710 02 Guru 39 Fidiarsih Wahyuni, SS. P 0190 0713 02 Guru 40 Mega Anggitha, S.Sos.I P 0583 0713 02 Guru 41 Shofia Dini, S.Pd. P 0690 0713 02 Guru 42 Adisti Tresnawati P 1289 0713 02 Guru 73 43 Soraya, P 1078 0713 02 Guru 44 Ade Sodikin, Sos.I L 0384.0214.02 Guru Komputer 45 Asep Tedjakusuma, S. Pd L 0674 0805 03 Pustakawan 46 NoorJannah P 1076 0602 02 Tata Usaha 47 Gufron Hanafi L 0382 0902 02 Pramubakti 48 Ahmad Son Rohmadi L 49 Mustadi L 50 Son Haji L Pramubakti 0573 0311 02 Pramubakti Pramubakti 74 Hasil Wawancara Unit Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Al Syukro Universal Nama Bidang Tempat Hari/Tanggal : Nanang Wahyudi, S. Kom : Staff Sarana dan Prasarana : Al Syukro Universal : 28 Februari 2014 1. Berapa orang karyawan yang ditempatkan di bidang sarana dan prasarana yang bekerja di sekolah? Jawaban: Yang menangani bagian Sarana dan Prasarana di SD Islam Al Syukro Universal berjumlah satu orang yaitu Wakasek Bid. Umum (Ibu Mamay), dan berkoordinasi dengan Bidang Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Al Syukro Universal ( Pak Wahyu dan Pak Hambali). 2. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah? Jawaban: Semua yang ada di SD Islam Al Syukro Universal, mulai dari gedung sekolah, sarana kelas, ruang laboratorium, ruang perpustakaan, ruang guru, ruang administrasi, kamar mandi, ruang UKS, lapangan olahraga, lapangan upacara, kantin, media pembelajaran, alat-alat pembelajaran, buku-buku, dan fasilitas belajar lainnya yang ada di SD Islam Al Syukro Universal. 3. Bagaimana cara pengadaan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: Cara pengadaannya pertama, didapatkan dari Pemerintah, seperti buku-buku dan alat media pembelajaran, atau dari sumbangansumbangan yang didapatkan sekolah. Cara yang kedua mengajukan dari pihak SD Islam Al Syukro Universal yang di setujui oleh Kepala Sekolah SD Islam Al Syukro Universal, lalu diajukan ke bagian logistik Perguruan Islam Al Syukro Universal, dan di setujui oleh Manajer Keuangan Direktorat Perguruan Islam Al Syukro Universal, maka sarana dan prasarana pendidikan akan di dapatkan. Tentunya pengajuan tersebut mengacu kepada RAPBS. 75 4. Seperti apakah proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas dan kuantitas barang-barang yang akan dibeli untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: dengan mencari informasi sarana dan prasarana yang telah ada dan membandingkan hasil kualitas agar dapat sesuai dengan kelancaran proses KBM (Kegiatan Belajar dan Mengajar) di SD Islam Al Syukro Universal. 5. Adakah pembentukan panitia dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: tidak ada, hanya melalui WakaSek Umum SD Islam Al Syukro Universal lalu berkoordinasi dengan bagian Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Al Syukro Universal. 6. Adakah kerja sama atau rekanan dalam pengadaan sarana dan prasarana di sekolah? Jawaban: Dari tahun ke tahun kita mempunyai rekanan dengan beberapa vendor, agar mendapatkan kepuasan dalam pengadaan sarana dan prasarana, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan pihak lain, karena kita terus mencari yang lebih baik untuk keberlangsungan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar Siswa) di SD Islam Al Syukro Universal. 7. Apa saja faktor penghambat dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: Penghambat terjadi karena RAPBS tidak sesuai dengan pengadaan Sarana dan Prasarana yang di butuhkan. Ciputat, 28 Februari 2014 Nanang Wahyudi, S.Kom 76 Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Umum (Sarana dan Prasarana) SD Islam Al Syukro Universal Nama Bidang : Mamay, S.Psi : Wakil Kepala Sekolah Bid. Umum (Sarana dan Prasarana, Humas) Tempat : Al Syukro Universal Hari/Tanggal : 02 Maret 2014 1. Tugas apa saja yang dilakukan sebagai wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: Mengelola Sarana dan prasarana SD Islam Al Syukro Universal yang meliputi Sarana Kantor dan Kelas, Buku/Alat/Bahan/Lab, dan Perpustakaan, Pengadaan Perangkat Administrasi Guru/Wali Kelas, Pengadaan barang inventaris, Pemeliharaan gedung, Laporan inventarisasi 2. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah? Jawaban: Mulai dari gedung Sekolah, Ruang Kelas, Ruang Guru, Ruang TU, Ruang Kepala Sekolah, Kamar mandi, Laboratorium, Perpustakaan, Mushalla, Kantin, Lapangan, Ruang UKS, Media Pembelajaran, Komputer, Infocus, dan alat-alat pendukung media pembelajaran. 3. Bagaimana cara pengadaan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: Ada beberapa sarana dan prasarana yang diperoleh dari pemerintah, seperti media pembelajaran. Cara pengadaan Sarana dan Prasarana di SD Islam Al Syukro dengan cara mengajukan kebutuhan yang dibutuhkan yang telah di setujui oleh Kepala Sekolah, lalu di ajukan ke bagian Logistik dan di setujui oleh bagian keuangan Direktorat. Setelah itu kebutuhan yang dibutuhkan akan tercapai. Sumber Dana yang dipakai bersumber dari Dana BOS dan Dana Direktorat Perguruan Islam Al Syukro Universal. 77 4. Apa ada pedoman yang dipegang untuk pengadaan sarana dan prasarana? Jawaban: Pedoman yang harus diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan pendidikan, yaitu efektivitas dan efisiensi. Efektivitas berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditujukan semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun, efisiensi berarti, pemakaian semua perlengkapan pendidikan secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengjkapan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang. 5. Seperti apakah proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas dan kuantitas barang-barang yang akan dibeli untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: Penentuan kualitas di dasarkan oleh pembandingan beberapa sumber untuk mendapatkan barang-barang yang berkualitas, bermanfaat, layak dipakai, tahan lama, dan aman untuk digunakan oleh siswa. Dan untuk penentuan kuantitas, dilihat dari seberapa barang tersebut di butuhkan oleh para siswa di SD Islam Al Syukro Universal. 6. Adakah pembentukan panitia dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: Pembentukan panitia tidak selalu dilakukan, hanya saja dilihat dari kebutuhan, jika terdapat kesulitan atau pengadaan dalam jumlah yang banyak, maka di butuhkan tim khusus. Tetapi dalam prosedur yang telah dijalankan, bahwa tim pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dari pengajuan melalu Form Pengajuan Perlengakapan Inventaris (FPPPI) Pengadaan pihak SD Islam Al Syukro, yang akan di tindak lanjuti oleh pihak logistik dan disetujui oleh manajer keuangan Perguruan Islam Al Syukro Universal. 7. Adakah kerja sama atau rekanan dalam pengadaan sarana dan prasarana di sekolah? Jawaban: Ada, tetapi tidak semua pengadaan sarana dan prasarana sekolah bekerja sama dengan rekanan. Hanya beberapa saja, seperti pembelian media pembelajaran yang berhubungan dengan elektronik, kami mempunyai rekanan dalam pengadaan sarana dan prasarana tersebut. 78 8. Apa saja faktor penghambat dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: Tidak ada penghambat yang menjadikan kendala dalam pengadaan sarana dan prasarana. Hanya saja dalam pengadaan sarana dan prasarana harus mengacu kepada RAPBS, jika masih terpenuhi anggaran, maka sarpras yang akan dibutuhkan akan terpenuhi. 9. Apa penggunaan sarana dan prasarana sekolah dimanfaatkan oleh siswa-siswi SD Islam Al Syukro Universal? Jawaban: Tentu saja sarana dan prasarana sangat dimanfaatkan oleh siswasiswi SD Islam Al Syukro Universal, sebagai bahan pendukung dalam proses pembelajaran yang efektif. 10. Bagaimana cara pemeliharaan sarana dan prasarana di SD Islam Al Syukro Universal? Jawaban: Cara pemeliharaan yang dilakukan adalah di bantu oleh masingmasing bagian. Dengan menjaga kebersihannya, rutin mengecek sarana dan prasarana yang ada. Jika terjadi kerusakan, maka pihak SD Islam Al Syukro menghubungi staff sarana dan prasarana yang akan menangani jika terjadi kerusakan. Ciputat, 02 Maret 2014 Mamay, S.Psi 79 Hasil Wawancara Pustakawan (merangkap guru) SD Islam Al Syukro Universal Nama Jabatan Tempat Hari/Tanggal : Asep Tedjakusuma, S. Pd : Guru / Pustakawan : Al Syukro Universal : 02 Maret 2014 1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan? Jawaban: yang terdapat di dalam Perpustakaan SD Islam Al Syukro antara lain seperti lemari, meja, kursi, kipas angin, buku-buku koleksi (buku pelajaran, buku cerita, artikel, ensiklopedia, dll), komputer, printer, globe. 2. Apa saja Tugas yang dilakukan pihak Perpustakaan? Jawaban: Tugas-tugas yang dilakukan antara lain menyiapkan buku kunjungan dan buku peminjaman, mendisplay koran, melayani peminjaman dan pengembalian koleksi, membuat klasifikasi dan katalogisasi koleksi, mencatat dan melayani keanggotaan baru dan perpanjang keaggotaan, dan meletakkan koleksi ke raknya masingmasing setelah digunakan. 3. Bagaimana Kondisi Umum dari Perpustakaan SD Islam Al Syukro Universal? Jawaban: Perpustakaan SD Islam Al Syukro Universal memiliki koleksi sebanyak 1013 Judul, yang terdiri dari 598 Buku fiksi, 53 Non Fiksi, Referensi 80 Judul, dan 282 Buku Pelajaran. 4. Apa penggunaan sarana Perpustakaan sekolah dimanfaatkan oleh siswa-siswi SD Islam Al Syukro Universal dalam pembelajaran? Jawaban: Ya, sangat dimanfaatkan karena sebagai salah satu sumber pembelajaran siswa. Siswa dapat mengakses perpustakaan sebagai bahan pembelajaran, dengan memperoleh bahan pelajaran dari bukubuku yang ada di perpustakaan. Dengan peminjaman buku yang dilakukan oleh siswa atau anggota lainnya, siswa dapat menggunakan buku tersebut. 80 5. Seberapa besar peran Perpustakaan dalam membantu pembelajaran untuk keberhasilan pembelajaran siswa? Jawaban: Perpustakaan sangat berperan besar, karena siswa mendapatkan informasi yang diperoleh dari mengakses perpustakaan. Siswa dapat membaca tentang apa yang dipelajari atau yang akan diketahui melalui buku-buku koleksi perpustakaan yang tersedia. Siswa akan lebih banyak memperoleh informasi melalui teori-teori yang terdapat dalam sumber buku yang di bacanya. Ciputat, 02 Maret 2014 Asep Tedjakusuma, S.Pd 81 Hasil Wawancara Guru SD Islam Al Syukro Universal Nama Jabatan Tempat Hari/Tanggal 1. : Asri Aryaning Nugraheni, M.Si : Guru : Al Syukro Universal : 02 Maret 2014 Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah? Jawaban: Gedung sekolah, kelas, perpustakaan, lab. komputer, lapangan olahraga, meja, kursi, papan tulis, komputer, buku, infocus, dan semua fasilitas yang terdapat di SD Islam Al Syukro Universal 2. Seperti apakah proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas dan kuantitas barang-barang yang akan dibeli untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: Seperti biasa guru-guru mencari referensi barang-barang dari rekan terdekat untuk mendapatkan kualitas barang yang bagus sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan. Lalu kami menentukan yang mana yang terbaik kualitasnya dan terjangkau harganya, lalu kami tentukan berapa kebutuhan yang diperlukan dari sarana dan prasarana tersebut. 3. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: Selama ini saya tidak menemukan kendala yang berarti, hanya saja waktu yang menjadi kendala jika membutuhkan kebutuhan sarana dan prasarana yang harusnya di pakai dalam waktu yang cepat, tetapi barang yang kita butuhkan belum tercapai karena harus melalui proses yang sudah ditentukan oleh yayasan. 4. Apa penggunaan sarana dan prasarana sekolah dimanfaatkan oleh siswa-siswi SD Islam Al Syukro Universal dalam pembelajaran? Jawaban: Sangat dimanfaatkan oleh para siswa-siswi karena sebagai pendukung siswa-siswi belajar, untuk dapat menjadikan siswa paham terhadap pembelajaran. Apalagi terhadap anak Sekolah Dasar sangat diperlukan berbagai sarana dan prasarana sebagai 82 media pembelajaran untuk siswa. Sebagai guru harus memerhatikan keefektifan dan efesiensi dari penggunaan sarana dan prasarana yang ada di SD Islam Al Syukro Universal, karena masih ada guru yang belum perhatian terhadap sarana dan prasarana yang sudah ada, dan kurang adanya perhatian, seperti wali kelas yang kuramg perhatian terhadap fasilitas yang ada di dalam kelas, tidak begitu peduli dengan perawatan sarana dan prasarana yang ada. 5. Seberapa besar peran sarana dan prasarana dalam membantu pembelajaran untuk keberhasilan pembelajaran siswa? Jawaban: sangat besar menurut saya sarana dan prasarana itu ada, selain sebagai media untuk contoh pembelajaran siswa, melainkan sebagai penyemangat atau motivasi siswa agar belajar lebih di sukai oleh siswa agar mudah dipahami oleh siswa-siswi SD Islam Al Syukro Universal. 6. Sebagai guru, bagaimanakah media pembelajaran dapat berfungsi dengan baik? Jawaban: tentunya guru harus bisa menggunakan media yang akan digunakan pada pembelajaran, seperti guru komputer harus pandai mempraktekkan materi yang sedang dipelajari. Lalu, guru agama memutar video praktek ibadah haji harus dapat menggunakan media infocus dengan baik. Sekolah selalu mendukung dan menganjurkan guru tidak terpaku pada sekolah yang menyediakan seluruh kebutuhan media penunjang, tetapi mau berkreativitas membuat sendiri media sederhana dengan memanfaatkan potensi sekitar. Ini lebih efektif ketimbang menggunakan media yang canggih tetapi guru sendiri tidak dapat menggunakannya secara baik. Ciputat, 02 Maret 2014 Asri Aryaning Nugraheni, M.Si 83 Hasil Wawancara Guru SD Islam Al Syukro Universal Nama Jabatan Tempat Hari/Tanggal : Henrizal Saidi Harahap, M. Ag : Guru : Al Syukro Universal : 03 Maret 2014 1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah? Jawaban: Semua fasilitas yang terdapat di SD Islam Al Syukro Universal yang dipakai dalam proses pembelajaran. Seperti adanya ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, isi kelas (papan tulis, meja, kursi, buku, lemari, alat-alat pembelajaran, dan semua yang ada di kelas), ada juga lapangan olahraga, kebun, kamar mandi, aula, mushalla, ruang UKS, ruang administrasi, ruang guru, dan masih banyak lagi. 2. Seperti apakah proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas dan kuantitas barang-barang yang akan dibeli untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: mencari referensi dari rekan-rekan kerja, mencari infomasi tentang barang-barang yang akan diperoleh, lalu membandingkan dengan hasil referensi yang ada. Lalu, untuk menentukan kuantitas harus melihat kebutuhan yang akan di ajukan, baisanya harus melalui persetujuan kepala sekolah. Lalu mengajukan kepada yayasan agar dapat disetujui oleh pihak sekolah. 3. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: Hambatannya tidak ada, cuma memperoleh kebutuhan sarana dan prasarana butuh waktu yang tidak cepat, sehingga kami sebagai guru harus sabar atau mempunyai jangka waktu yang harus ditentukan agar tepat waktu dan bisa digunakan pada waktu yang tepat. 84 4. Apa penggunaan sarana dan prasarana sekolah dimanfaatkan oleh siswa-siswi SD Islam Al Syukro Universal dalam pembelajaran? Jawaban: Tentu saja, tanpa sarana dan prasarana tidak akan berjalan dengan baik proses KBM. Sarana dan prasarana sebagai pendukung proses belajar siswa, tentunya harus memadai. 5. Seberapa besar peran sarana dan prasarana dalam membantu pembelajaran untuk keberhasilan pembelajaran siswa? Jawaban: tentu sangat berperan besar, hanya saja penggunaan sarana dan prasarana yang ada harus digunakan sebaik mungkin. Sebagai guru harus bisa memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dan dipelihara dengan baik, supaya bisa digunakan dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. 7. Sebagai guru, bagaimanakah media pembelajaran dapat berfungsi dengan baik? Jawaban: bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Menggunakan media atau sarana yang ada, akan menjadi penting untuk membuat anak semakin jelas dan kita mengajar juga tidak capek dan bosan karena kita dapat melakukannya dengan simpel (sederhana) dengan bantuan media ataupun sarana dan prasarana lain Ciputat, 03 Maret 2014 Henrizal Saidi Harahap, M. Ag UJI REFERENSI Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Peranan Sarana dan Prasarana Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal” yang disusun oleh Nur Indah Fadhilah, NIM 109018200056, Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 15 April 2014 Jakarta, 15 April 2014 Pembimbing Dra. Nurdelima Waruwu M. Pd NIP. 19671020 200112 2 001 LAMPIRAN DAFTAR REFERENSI Judul : Peranan Sarana dan Prasarana Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal Ciputat Nama : Nur Indah Fadhilah NIM : 109018200056 Dosen Pembimbing : Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd No. 1. 2. No. Halaman Nama Rujukan/Sumber Footnote Skripsi BAB I Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, 1 1 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011) 2 3 3 4 4 5 5 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011). Cet. 1 Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan , Pasal 42, ayat 1-2 Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), Cet. Ke-1 Halaman Paraf Referensi Pembimbing 2 1 1 2 5 2 85 3 50 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 BAB II Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), Cet. Ke-1 Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Studia press,2000) Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993), Cet. 2 Daryanto, Administrasi pendidikan, (Jakarta : Rieka Cipta, 2001), Cet. Ke-4 M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke-6 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkaan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-3 Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), Cet. Ke-1 7 47-48 8 91 8 81-82 8 51 8 51 9 2 9 49 13 14 15 16 17 18 19 20 8 9 10 11 12 13 14 15 Ary, H. Gunawan, Administrasi sekolah ( Administrasi pendidikan mikro) (Jakarta : PT. Rhineka Cipta, 1996) Thalib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan (Jakarta : Studia Pers) Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkaan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-3 Arief S dkk, Media Pendidikan (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada) Cet, ke-4 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Ciputat: Gaung Persada Pers, 2008, Cet. Ke-1 Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta, Diva Pres) Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Ciputat: Gaung Persada Pers, 2008, Cet. Ke-1 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Ciputat: Gaung Persada Pers, 2008, Cet. Ke-1, h. 37 12 115 12 95 16 12 17 11-12 17 9 13 16 18 37 21 46 21 22 16 17 23 18 24 19 25 26 27 28 20 21 22 23 Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung, Prospect Bandung 2009),Cet.Ke-5 Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, Cet. Ke-1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Depdiknas Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta : CV. Multi Karya Mulia, 2006) http://id.wikipedia.org/wi ki/Perpustakaan diakses tanggal 07 Februari 2014 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta : CV. Multi Karya Mulia, 2006) Barnawi, M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta : Ar-Ruzzz Media, 2012) Rugaiyah, Atik Sistimatik, Profesi Keguruan (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011) 22 106-107 24 86 24 3 25 47 27 30 46 31 60 31 65 29 30 31 32 33 34 35 24 25 26 27 28 29 30 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta : CV. Multi Karya Mulia, 2006) Barnawi, M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta : Ar-Ruzzz Media, 2012) Barnawi, M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta : Ar-Ruzzz Media, 2012) Barnawi, M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta : Ar-Ruzzz Media, 2012) Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta : CV. Multi Karya Mulia, 2006) Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-2 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkaan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-3 31 47 31 60-63 32 67 32 64 33 69-70 33 38 33 49 36 31 37 32 38 39 40 33 34 35 41 36 42 37 43 1 Rugaiyah, Atik Sistimatik, Profesi Keguruan (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011) Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-2 Soetjipto dan Raflis kosasi, Profesi Keguruan…., Oemar Hamalik, kurikulum dan pembelajaran. (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2009) Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), cet. Ke-7 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet.5 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet.5 BAB III Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011). Cet. 1 33 66 34 49 34 172 36 37 36 56-57 37 13 37 54 40 2 44 2 45 3 46 47 4 5 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011). Cet.1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) Maman Abdurrahman dan Sambas Ali Muhidin, Panduan Praktis Memahami Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011) Arief Suryantoro dan FX. Suwarto, Metode & Teknik Penelitian Sosial, (Yogyakarta: ANDI, 2007) 41 140 41 94 42 85 43 97 Untuk memenuhi validasi skripsi yang berjudul Peranan Sarana dan Prasarana Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal, maka perlu pengujian daftar referensi untuk mengetahui sumber data yang diperoleh. Jakarta, 15 April 2014 Pembimbing Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd NIP. 19671020 200112 2 001 Gedung SD Islam Al Syukro Universal Suasana Belajar Kelas Ruang TU SD Islam Al Syukro Perpustakaan SD Islam Al Syukro Belajar Manasik Haji di Hall Al Syukro Suasana Kelas SD Islam Al Syukro Laboratorium Komputer Suasana Perpustakaan SDI Al Syukro Ruang Perpustakaan Kegiatan Upacara Bendera Kegiatan Upacara Bendera SDI Al Syukro Guru-guru SD Islam Al Syukro