peranan sarana dan prasarana pendidikan guna menunjang hasil

advertisement
PERANAN SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN GUNA MENUNJANG HASIL BELAJAR
SISWA DI SD ISLAM AL SYUKRO UNIVERSAL
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.)
Disusun Oleh:
Nur Indah Fadhilah
NIM: 109018200056
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H./2014 M.
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Peranan Sarana dan Prasarana Guna Menunjang Hasil Belajar
Siswa di SD Islam Al Syukro Universal” disusun oleh Nur Indah Fadhilah, NIM.
109018200056, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada
sidang munaqosah sebagai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 21 April 2014
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd
NIP. 19671020 200112 2 001
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS
Bismillahirrohmanirrohim
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Nur Indah Fadhilah
NIM
: 109018200056
Program Studi : Manajemen Pendidikan
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini saya menyatakan:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang saya ajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Strata Satu (S1)
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya hasil sendiri
atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi berdasarkan katentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 April 2014
Penulis
Nur Indah Fadhilah
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Nur Indah Fadhilah
NIM
: 109018200056
Jurusan
: Manajemen Pendidikan
Alamat
: Jalan Talas III Rt. 06 Rw. 01 No. 56 Pondok Cabe Ilir Tangerang
Selatan
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Peranan Sarana dan Prasarana Pendidikan Guna
Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal adalah
benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing
: Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd
NIP
: 19671020 200112 2 001
Jurusan/Program Studi
: Manajemen Pendidikan
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 21 April 2014
Penulis
Nur Indah Fadhilah
ABSTRAK
Nur Indah Fadhilah, NIM: 109018200056. Peranan Sarana dan Prasarana
Pendidikan Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro
Universal. Skripsi Program Strata 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.
Standar sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu upaya
menunjang hasil pembelajaran di sekolah. Guru harus memperhatikaan
penggunaan sarana dan prasarana agar bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran,
serta penggunaan sarana dan prasarana dapat efektif dan efisien sesuai dengan
tujuan pendidikan.
Dalam penelitian ini penulis memilih judul “Peranan Sarana dan Prasarana
Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal”.
Penelitian ini diadakan karena sarana dan prasarana merupakan sebuah pendukung
dalam kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai hasil belajar siswa yang baik.
Penelitian dilakukan dengan metode Deskriptif Kualitatif dan dilaksanakan di SD
Islam Al Syukro Universal Ciputat mulai bulan Desember 2013 sampai bulan
Maret 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui kelengkapan sarana
dan prasarana pendidikan di SD Islam Al Syukro Universal Ciputat, (2)
Mengetahui upaya yang dilakukan dalam pengadaan, penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di SD Islam Al Syukro, dan (3)
mendapatkan data dan kesimpulan tentang kelengkapan sarana yang telah
diimplementasikan oleh SD Islam Al Syukro Universal.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, yaitu suatu metode yang
bertujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan atau keadaan tertentu yang
terlebih dahulu manganalisis kejadiannya, untuk kemudian dibandingkan dengan
teori yang ada. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, sarana dan prasarana yan terdapat di SD
Islam Al Syukro Universal sudah memadai, baik dalam pengadaan, dan baik
dalam pemeliharaan, hanya saja dalam pemanfaatan masih terdapat guru yang
kurang efektif dalam penggunaan sarana dan prasarana. Walaupun terlihat belum
sempurna, tetapi sudah sangat mencukupi sarana dan prasarana yang terdapat di
SD Islam Al Syukro Universal, disarankan pemeliharaan nya tetap dijaga, agar
sarana dan prasarana yang masih dibutuhkan dapat berguna dalam pembelajaran
siswa dan guru dapat memanfaatkan dengan baik penggunaan sarana dan
prasarana agar siswa dapat tercapai hasil belajar yang baik.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi
khalifah di muka bumi ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW sang pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan
kedamaian bagi seluruh alam. Atas berkah rahmat dan hidayah Allah SWT,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Peranan Sarana Dan
Prasarana Pendidikan Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al
Syukro Universal Ciputat”. Sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang
ada, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas
dari banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
patut mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.
Dra. Nurlena Rifa’i, Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd. Ketua Prodi Manajemen Pendidikan yang telah
memberikan
arahan,
motivasi,
dan
memudahkan
penulis
dalam
terselesaikannya skripsi ini.
3.
Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd. Dosen Pembimbing Skripsi sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta
ii
pikirannya, membimbing dengan penuh kesabaran dalam memberikan
bimbingan materi dan metodologi untuk penyelesaian skripsi kepada penulis
hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4.
Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberi
ilmu selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan
baik.
5.
M. Syafii’, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Islam Al Syukro yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SD Islam
Al Syukro Universal.
6.
Nanang Wahyudi, S.Kom, Hambali, Mamay, S.Psi, Dina Fitriana, Rista
Yuniarti, Riyani, Budi Santoso beserta Seluruh guru, dan karyawan SD Islam
Al Syukro Universal yang telah memberikan banyak kontribusi terhadap hasil
penelitian di SD Islam Al Syukro Universal.
7.
Kedua Orang Tuaku tercinta (Alm. Drs. H. Abd. Rahim Tabrani dan
Mahpuzah) yang telah mengasuh, membimbing, mendidik, dan memberikan
motivasi yang teramat banyak hingga penulis mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Manajemen Pendidikan.
8.
Kakak ku tercinta (alm. Wildah Ummi Habibah), dan Adik-adikku tersayang
(M. Fakih Maulana, dan Nisa Humaidatuzzahra, alm. Sayidah Putri Hifziyah)
yang selalu memberikan semangat dan motivasinya dalam penyelesaian studi
penulis.
9.
Keluarga besar Alm. H. Tabrani, dan Keluarga Besar Alm. Abdullah. Terima
kasih atas supportnya baik secara moril maupun materil, secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga penulis termotivasi dan mampu
menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku tercinta yang menemani perjuangan penulis di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Bebicong Iis, Deblo, Kak Dine, Kak Ulan, Dinda,
Bunga, teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2009, Anggi, Fuad,
Mia, teman-teman HMI Komisariat Tarbiyah, dan seluruh kawan-kawan
seperjuangan GMI (Gerakan Mahasiswa Indonesia) yang telah memberikan
motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
iii
11. Orang-orang terdekatku, Atmi, Adel, Dita, Shandi, Mas Indra, dan semua
Partners Starbucks SC26 yang telah memberikan semangat kepada penulis.
12. Seluruh teman-temanku di Tanah Air dari Sabang sampai Merauke dan
mancanegara yang telah memberikan pengalaman kepada penulis tentang
indahnya arti sebuah kehidupan.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasa-jasanya
mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan hanya kepada
Allah jualah penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis sendiri dan para pembaca umumnya.
Jakarta, 16 April 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
5
C. Batasan Masalah ........................................................................
5
D. Perumusan Masalah ...................................................................
5
E. Manfaat Penelitian ......................................................................
6
KAJIAN TEORI................................................................................ 7
A. Sarana dan Prasarana Pendidikan .............................................. 7
1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan ...................... 7
2. Klasifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan ...................... 9
3. Jenis-jenis Perlengkapan Sarana dan Prasarana Sekolah
Dasar .................................................................................... 13
B. Media Pembelajaran .................................................................. 17
C. Prasarana Sekolah Dasar ............................................................ 23
D. Standardisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan ........................ 24
1. Ruang Kelas .......................................................................... 25
2. Ruang Perpustakaan .............................................................. 27
3. Ruang Laboratorium ............................................................. 28
4. Ruang Pimpinan .................................................................... 28
5. Ruang Guru ........................................................................... 28
6. Ruang Tata Usaha ................................................................. 28
7. Tempat Beribadah ................................................................. 29
8. Jamban .................................................................................. 29
9. Gudang .................................................................................. 29
10. Ruang Sirkulasi ................................................................... 29
11. Tempat Bermain/Olahraga .................................................. 30
E. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................ 30
F. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .......................... 33
G. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah ............................ 34
H. Hasil Belajar .............................................................................. 36
v
1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................ 36
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................. 37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
B. Metode Penelitian ......................................................................
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................
1. Sumber dan Jenis Data ........................................................
2. Pengumpulan Data ..............................................................
D. Teknik Analisa Data ...................................................................
40
40
41
41
41
42
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN ....................................................................... 46
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ......................................... 46
1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Islam Al Syukro Universal 46
2. Visi dan Misi SD Islam Al Syukro Universal ...................... 48
3. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SD Islam Al
Syukro Universal ................................................................. 49
4. Data Siswa SD Islam Al Syukro Universal ......................... 50
5. Gambaran Umum Sarana dan Prasarana ............................. 51
B. Deskripsi dan Interpretasi Data Penelitian ................................ 59
1. Upaya Pengelolaan Sarana dan Prasarana SD Islam Al
Syukro Universal ................................................................. 59
2. Penggunaan Media Pembelajaran ........................................ 62
3. Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Menunjang Hasil
Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal ................. 65
4. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di SD Islam Al Syukro
Universal .............................................................................. 66
BAB V
PENUTUP ........................................................................................ 67
A. Kesimpulan ................................................................................ 67
B. Saran .......................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 69
LAMPIRAN ........................................................................................................... 71
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Bahan dan Peralatan Kantor Sekolah ............................................. 15
Tabel 2.2
Standar Sarana Ruang Kelas .......................................................... 25
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Wawancara ...................................................................... 43
Tabel 4.1
Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SD Islam Al Syukro
Universal ......................................................................................... 50
Tabel 4.2
Data Siswa SD Islam Al Syukro Universal .................................... 50
Tabel 4.3
Data Sarana dan Prasarana Kelas SD Islam Al Syukro Universal .. 52
Tabel 4.4
Data Sarana dan Prasarana Ruang Perpustakaan SD Islam Al
Syukro Universal ............................................................................ 54
Tabel 4.5
Data Sarana dan Prasarana Ruang UKS SD Islam AL Syukro
Universal ......................................................................................... 55
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses seseorang menjadi dirinya sendiri yang
tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara
utuh. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam Undang-undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.1
Dalam konteks ini, maka tujuan pendidikan seharusnya sebagai
penuntun, pembimbing, dan petunjuk arah bagi peserta didik agar mereka dapat
tumbuh dewasa sesuai dengan potensi dan konsep diri yang sebenarnya,
sehingga mereka dapat tumbuh, bersaing, dan mempertahankan kehidupannya
di masa depan yang penuh dengan tantangan dan perubahan.
1
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, h.1
1
2
Tujuan pendidikan dicapai melalui proses belajar mengajar dengan
memanfaatkan segala sesuatu yang bersifat material dan non material secara
efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar.
Sekolah pada dasarnya merupakan lembaga tempat dimana proses
pembelajaran terjadi, di mana belajar dilakukan oleh siswa dan guru berupaya
untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai kompetensi – kompetensi
yang diharapkan. Belajar dan pembelajaran siswa akan makin meningkat dan
berkualitas apabila seluruh unsur dalam organisasi sekolah melakukan
pembelajaran, sehingga kapasitas organisasi sekolah terus menerus mengalami
peningkatan dan perluasan ke arah yang lebih baik dan produktif.
Tujuan pendidikan akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh
peralatan yang cukup memadai, sehingga tujuan itu dapat dicapai dengan baik.
Oleh karena itu pemerintah telah menyusun standar sarana dan prasarana
pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 42 yang berbunyi:
(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik,
ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang
bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan
jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.2
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memerlukan dukungan sarana
dan prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan
material pendidikan yang sangat penting. Banyak sekolah memiliki sarana dan
prasarana pendidikan yang lengkap sehingga sangat menunjang proses
2
Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan , Pasal 42, ayat 1-2 h. 85
3
pendidikan di sekolah. Baik guru maupun siswa, merasa terbantu dengan
adanya fasilitas tersebut.
Tingkat kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana tidak dapat
dipertahankan secara terus menerus, dan bantuan sarana dan prasarana pun
tidak datang setiap saat. Oleh karena itu dibutuhkan upaya pengelolaan sarana
dan prasarana secara baik agar kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
dapat dipertahankan dalam waktu yang relatif lebih lama.
Sarana dan prasarana pendidikan harus tersedia semaksimal mungkin
guna mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar, agar peserta didik dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan nyaman dan tanpa ada kendala, karena
tidak sedikit lembaga pendidikan yang masih memiliki kekurangan pada sarana
dan prasarana sekolah, sehingga proses belajar mengajar dilakukan dengan
seadanya.
Sebagai sebuah lembaga penyelenggara pendidikan hendaknya sekolah
menyediakan sarana dan prasarana yang memadai demi kelangsungan proses
belajar siswa, agar membantu siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam
hubungannya dengan proses pembelajaran, sarana dan prasarana pendidikan
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu alat pelajaran, alat peraga dan media
pembelajaran.
Terjadi problematika dalam peningkatan anggaran pendidikan dan
fasilitas belajar belum berdampak secara signifikan terhadap kultur dan kinerja
mengajar guru serta budaya belajar siswa. Dalam Pasal 31 Ayat (4)
amandemen UUD 1945 dinyatakan, “Negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya duapuluh persen dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaran pendidikan nasional.”
Besarnya anggaran pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat
dan pemerintah daerah yaitu 20% dari APBN dan dari APBD telah terlihat
mampu membangun sarana dan prasarana pendidikan yang lebih baik
dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, besarnya anggaran
pendidikan belum tercermin secara signifikan terhadap peningkatan kultur dan
4
kinerja mengajar guru serta belum tercermin dalam peningkatan budaya belajar
dan mutu lulusan secara signifikan.
Begitu pentingnya sarana dan prasarana pendidikan sehingga setiap
institusi berlomba-lomba untuk memenuhi standar sarana dan prasarana
pendidikan demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Bahkan,
kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu daya tarik
calon peserta didik. Sebaliknya, apabila sarana dan prasarana kurang memadai
maka akan menghambat proses pembelajaran siswa, karena siswa kurang
terbantu dengan fasilitas pembelajaran. Namun, sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah tidak dikelola dengan baik sehingga sering terjadi
ketidaktepatan dalam pengeloalaan, baik dari cara pengadaan, penanggung
jawab dan pengelola, pemeliharaan dan perawatan, maupun pengapusan.
Bahkan, banyak pengelola yang kurang memahami standar dari sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
Dengan suasana belajar yang kondusif, dengan tersedianya sarana dan
prasarana di sekolah, diharapkan para siswa dapat mengikuti setiap mata
pelajaran yang ada dengan baik. Menghindari kebosanan siswa dalam proses
pembelajaran, dengan memanfaatkan segala media pembelajaran yang tersedia
oleh sekolah tersebut.
Dari berbagai hal di atas, bahwa sarana pendidikan harus digunakan
sebaik-baiknya untuk menunjang hasil belajar siswa. Pemanfaatan sarana dan
prasarana yang sudah ada harus selalu diperhatikan. Penggunaan sarana dan
prasarana harus dilakukan secara efektif dan efisien untuk kepentingan proses
pembelajaran di sekolah.
Melalui observasi yang sudah di SD Islam Al Syukro Universal,
bahwasannya pengadaan sarana dan prasarana sudah berjalan dengan prosedur
yang telah ditentukan oleh Yayasan Perguruan Islam Al Syukro Universal.
Menjadi salah satu sekolah ternama di kawasan Tangerang Selatan, membuat
SD Islam Al Syukro melengkapi berbagai sarana dan prasarana yang lengkap
dan memadai. Tetapi ditemukan kekurangan dalam pemanfaatan dari sarana
5
dan prasarana yang sudah ada di SD Islam Al Syukro Universal, guru kurang
efektif dan efesien terhadap penggunaan sarana dan prasarana.
Dengan mengacu kepada permasalahan yang ada, penulis melakukan
penelitian dengan judul “Peranan Sarana dan Prasarana Pendidikan Guna
Menunjang Hasil Pembelajaran Siswa di SD Islam Al Syukro”.
B. Identifikasi Masalah
Dari berbagai latar belakang yang sudah disebutkan, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Belum memadainya sarana dan prasarana pendidikan untuk mendukung
Kegiatan Belajar Mengajar
2. Kurang maksimalnya dalam pengelolaan sarana dan prasarana
3. Belum terpenuhinya mutu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
4. Rendahnya pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, penelitian
skripsi ini dibatasi pada masalah “Peranan sarana dan prasarana pendidikan
guna menunjang hasil pembelajaran siswa di SD Islam Al Syukro Universal.”
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang
telah dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan:
Sejauh mana peranan sarana dan prasarana pendidikan guna
menunjang kegiatan pembelajaran di SD Islam Al Syukro Universal?
6
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Peneliti
Agar dapat mengetahui cara mengelola sarana dan prasarana sebuah
sekolah, dan mengimplementasikan pada sebuah proses kegiatan
pembelajaran disekolah untuk memanfaatkan segala sarana dan prasarana
yang ada disekolah.
2. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dalam memperbaiki manajemen sarana dan
prasarana pendidikan agar menunjang kelancaran proses belajar mengajar
dan menghasilkan pembelajaran yang baik.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang
keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan
publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan
yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai
dengan rencana.
Depdiknas (2008:37), telah membedakan antara sarana pendidikan
dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat
peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam
proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, Prasarana
pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak
langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.1
1
Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), Cet. Ke-1, h.47-48
7
8
Menurut Thalib Kasan sarana pendidikan adalah alat langsung
untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan,
laboratorium, dan sebagainya.2
Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses
belajar mengajar. Menurut tim penyusun pedoman pembakuan media
pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dimaksud
dengan:
“Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam
proses belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan
lancar, teratur, efektif dan efisien”.3
Sarana adalah alat yang digunakan secara langsung untuk mencapai
tujuan misalnya ruang kelas, buku, papan tulis, dan lainnya. Sedangkan
Prasarana adalah “alat tidak langsung yang digunakan untuk mencapai
tujuan dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah,
lapangan olahraga, dan lain sebagainya.”4
Sedangkan menurut Keputusan Menteri P dan K No. 079/1975,
sarana penedidikan terdiri dari tiga kelompok besar, yaitu:5
a.
b.
c.
2
Bangunan dan perabot sekolah
Alat pelajaran yang terdiri dari, pembukuan, alat-alat peraga, dan
laboratorium.
Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual
yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan
alat penampil.
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Studia press,2000),
h.91
3
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993), Cet. 2, h. 81-82
4
Daryanto, Administrasi pendidikan, (Jakarta : Rieka Cipta, 2001), Cet. Ke-4, h.51
5
M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke-6, h. 51
9
Berdasarkan pengertian-pengetian di atas dapat disimpulkan bahwa
sarana dan prasarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses
belajar-mengajar atau semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar
pencapaian tujuan pendidikan berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan
efisien.
2. Klasifikasi Sarana dan Prasana Pendidikan
Dalam hubungannya dengan sarana pendidikan, Nawawi (1987)
mengklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana, yaitu ditinjau dari
sudut habis tidaknya dipakai, berdasarkan bergerak tidaknya pada saat
digunakan, dan berdasarkan hubungan dengan proses pembelajaran.6
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai ada dua macam, yaitu
sarana pendidikan yang habis pakai dan sarana pendidikan yang tahan
lama. Apabila dilihat dari bergerak atau tidaknya saat pembelajaran juga
ada dua macam, yaitu bergerak dan tidak bergerak. Sementara jika dilhat
dari hubungannya sarana tersebut terhdap proses pembelajaran, ada tiga
macam, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran.7
Bagan klasifikasi Sarana Pendidikan
6
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkaan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), Cet. Ke-3, h.2
7
Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), Cet. Ke-1, h. 49
10
Sarana pendidikan menurut habis tidaknya terbagi menjadi dua macam,
yaitu:
1. Sarana pendidikan yang habis pakai merupakan bahan atau alat yang
apabila digunakan dapat habis dalam waktu yang relatif singkat,
misalnya, kapur tulis, sepidol, tinta printer, kertas tulis, bahan-bahan
kimia untuk praktik, dan sebagainya. Kemudian ada pula sarana
pendidikan yang berubah bentuk, misalnya, kayu, besi, dan dan kertas
karton yang sering digunakan oleh guru dalam belajar.
2. Sarana pendidikan yang tahan lama adalah bahan atau alat yang dapat
digunakan secara terus menerus atau berkali-kali dalam waktu yang
relatif lama. Contohnya meja dan kursi, komputer, globe, dan alat-alat
olahraga.
Adapun sarana pendidikan yang bergerak merupakan sarana
pendidikan yang dapat digerakkan atau dipindah-pindah sesuai dengan
kebutuhan pemakainya. Contohnya, meja dan kursi, almari, dan alat-alat
praktik. Kemudian, untuk sarana pendidikan yang tidak bergerak adalah
sarana pendidikan yang tidak dapat dipindahkan atau sangat sulit jika
dipindahkan, misalnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), saluran
kabel listrik, dan LCD yang dipasang permanen.
Dalam
hubungannya
dengan
proses
pembelajaran,
sarana
pendidikan dapat dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:
1. Alat pelajaran, yaitu alat yang dapat digunakan secara langsung dalam
proses pembelajaran, misalnya buku, alat praktik, dan alat tulis.
2. Alat peraga, merupakan alat bantu pendidikan yang berupa perbuatanperbuatan
atau
benda-benda
yang
dapat
mengkonkretkan
pembelajaran.
3. Media pengajaran, merupakan sarana pendidikan yang berfungsi
sebagai perantara dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan
11
efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media
pembelajaran ada tiga jenis, yaitu visul, audio, dan audiovisual.
Prasarana pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam, yaitu prasarana langsung dan prasarana tidak langsung.
Bagan klasifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Prasarana langsung adalah prasarana yang secara langsung
digunakan dalam proses pembelajaran, misalnya ruang kelas, ruang
laboratorium, ruang praktik, dan ruang komputer. Sedangkan Prasarana
tidak langsung adalah prasarana yang tidak digunakan dalam proses
pembelajaran, misalnya ruang kantor, kantin, ruang guru, ruang UKS,
ruang kepala sekolah, taman, dan tempat parkir kendaraan.
Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada standar
sarana dan prasarana dalam hal:
a.
Merencanakan,
memenuhi,
dan
mendayagunakan
sarana
dan
prasarana pendidikan
b.
Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar
tetap berfungsi mendukung proses pendidikan
c.
Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah
d.
Menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai
dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat
e.
Pemeliharaan
semua
fasilitas
fisik
dan
peralatan
memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan.
dengan
12
Ditinjau dari jenis, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi
fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik. Fasilitas fisik atau fasilitas material
segala sesuatu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan
yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu
usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga,
model, media, dan sebagainya. Fasilitas non fisik yakni sesuatu yang
bukan benda mati, atau kurang dapat dibendakan, yang mempunyai
peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti
manusia, jasa, dan uang.8
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang
dimaksud adalah fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang
digunakan disekolah. Adapun fasilitas yang digunakan yaitu fasilitas
fisik atau material yang mempunyai peran sangat penting dalam ruang
lingkup sekolah yang berupa benda mati secara langsung untuk
melancarkan segala kegiatan pendidikan disekolah. Misalnya kendaraan
operasional sekolah. Mesin computer untuk kegiatan administrasi
sekolah, alat peraga untuk kegiatan proses belajar mengajar dikelas, dan
lain sebagainya.
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa sarana dan prasarana
pendidikan sebagai kebutuhan fisik sekolah. Menurut Thalib kasan yang
dimaksud dengan kebutuhan fisik sekolah adalah : kantor, sekolah, rumah
dinas, gudang, laboratorium, dll.9
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
8
Ary, H. Gunawan, Administrasi sekolah ( Administrasi pendidikan mikro) (Jakarta : PT.
Rhineka Cipta, 1996). Cet. 1 h. 115
9
Thalib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan (Jakarta : Studia Pers), h. 95
13
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik,
ruang tata usaha, raung perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel
kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
berolahraga, tempat beribadah, dan tempat bermain, tempat berekreasi,
dan ruang lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan
Standar keragaman jenis peralatan laboratorium Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan
pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang
berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia.
Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud di atas dinyatakan
dalam rasio minimal jumlah peralatan per peserta didik. Standar buku
perpustakaan dinyatakan dalam jumlah judul dan jenis buku di
perpustakaan satuan pendidikan. Standar jumlah buku teks pelajaran
untuk masing-masing mata pelajaran di perpustakaan satuan pendidikan
untuk setiap peserta didik.
3. Jenis-jenis Perlengkapan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar
Sekolah dasar di Indonesia pada umumnya sekolah konvensional
yang serba sederhana. Dalam kesederhanaannya itu, sekolah dasar tidak
banyak memiliki sarana pendidikan. Hanya saja pada umumnya sekolah
dasar memiliki kantor sekolah, dan media pembelajaran.
A. Kantor sekolah
Kantor sekolah adalah salah satu unit pada sekolah sebagai
suatu
lembaga
yang
memeiliki
tugas
memberikan
layanan
ketatausahaan demi kelancaran penyelenggaraan pendidikan. Sebagai
suatu unit pada sekolah, kantor sekolah memberikan layanan kepada
segenap unit atau bagian sekolah. Tujuannya untuk menciptakan
kemudahan bagi segenap bagian sekolah dalam menjalankan tugastugasnya. Dengan demikian, fungsi utama setiap kantor adalah
14
meringankan keseluruhan bagian sekolah agar bisa melaksanakan
tugas-tugasnya secara lebih efektif dan efisien.
Dalam rangka melaksanakan fungsinya, setiap kantor perlu
dilengkapi dengan sarana yang bermacam-macam. Secara garis besar
sarana kantor sekolah itu dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Perabot kantor sekolah
Perabot kantor sekolah merupakan perlengkapan yang secara
tidak langsung dapat digunakan dalam melakukan aktifitas
ketatausahaan sekolah. Jenis perabot kantor sekolah pada dasarnya
banyak sekali. Pada umumnya sekolah-sekolah di negara-negara
yang sudah maju memiliki perabot yang lengkap, canggih, dan
serba terbuat dari besi yang kuat. Pengadaannya sangat bergantung
pada kebutuhan dan kemampuan sekolah.
Namun paling tidak setiap kantor sekolah memiliki perabotperabot tertentu yang tidak boleh tidak memang harus dimilikinya,
seerti meja kepala sekolah atau kepala bagian tata usaha sekolah,
meja tulis, kursi kepala sekolah atau kepala bagian tata usaha
sekolah, kursi karyawan, filling cabinet, rak blangko, dan Personal
executive filing cabinet. Beberapa contoh spesifikasi perabot kantor
yang cukup representatif untuk sekolah dasar, yaitu sebagai
berikut:
1. Meja tulis full biro berukuran 75 H x 120 W x 70 D cm.
2. Meja tulis semi biro berukuran 75 H x 120 W x 70 D cm.
3. Meja ketik dilengkapi dengan rak samping.
4. Beberapa model kursi kantor.
5. Rak untuk menyimpan berbagai format atau blangko, atau
sejumlah formulir yang dibuat dan digunakakn sekolah untuk
keperluan pendidikan.
6. Personal executive filing cabinet sangat tepat untuk dimiliki
sekolah dan diletakkan di ruang kantor sekolah. Fungsinya
15
serbaguna, di dalamnya bisa disimpan berbagai arsip penting
dan rahasia, atau dapat juga disimpan berbagai laporan dan
buku-buku penting.
2. Bahan dan peralatan kantor sekolah
Sebagai suatu unit pada sekolah dasar, kantor sekolah
bertugas menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan,
mengirim,
dan
menyimpan
keterangan
atau
informasi
penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya.
Beberapa kegiatan ketatausahaan pada kantor sekolah dasar
adalah membuat rekening, mengkonsep surat, mengirim surat,
menggandakan surat, mengarsip surat, melakukan perhitunganperhitungan, menerima tamu, memberikan informasi secara lisan,
menerima telepon, menyelenggarakan rapat, serta membuat warkatwarkat.
Dalam rangka melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut, di
setiap kantor sekolah dasar perlu disediakan berbagai macam bahan
dan peralatan. Jumlah dan bahan yang perlu disediakan sangat
tergantung pada jenis dan jumlah kegiatan ketatausahaan sekolah
yang harus diselesaikan oleh kantor sekolah yang bersangkutan.
Namun, pada umumnya, bahan-bahan yang harus selalu tersedia di
kantor sekolah meliputi:
Tabel 2.1
Bahan dan Peralatan Kantor Sekolah10
10
No.
Bahan-bahan
No.
Bahan-bahan
1.
Amplop
15.
Kertas Sheet
2.
Pensil
16.
Pengahapus
3.
Karbon
17.
ketik
mesin
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkaan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-3, h.12
16
4.
Buku catatan
18.
Lem perekat
5.
Kertas polos
19.
Stabilo
6.
Pensil warna
20.
Penghapus tinta
7.
Tinta
21.
Jepitan kertas
8.
Spidol kecil
22.
Paku payung
9.
Spidol besar
23.
Karet gelang
10.
Spidol White Board
24.
Kawat penjepret
11.
Tinta pena
25.
Kertas berlapis perekat
12.
Penghapus pensil
26.
Tali
13.
Kertas folio bergaris
27.
Kertas bungkus
14.
Kertas duplikator
28.
Paku, dan
Kapur tulis
Berapa pun banyaknya bahan-bahan yang telah tersedia,
kegunaan dalam kegiatan ketatausahaan sekolah sangat bergantung
pada peralatan yang dimiliki oleh sekolah. Dalam pengertian
bahwa
keberadaan
barang-barang
tersebut
tidak
dapat
dimanfaatkan maksimal tanpa adanya sejumlah peralatan. Kertas
polos misalnya, dapat digunakan untuk membuat surat apabila di
kantor sekolah tersedia mesin ketik atau komputer. Begitu pula
kawat penjepret, dapat digunakan untuk menjepret laporan-laporan
tertulis apabila di kantor sekolah tersedia alat penjepret.
Demikianlah, sehingga setiap kantor perlu memiliki peralatan
kantor, seperti: jam, alat penajam pensil, alat penjepret kertas,
pengungkit kawat jepret, pelubang kertas, gunting, pisau, obeng,
palu, dan lain sebagainya.
17
B. Media Pembelajaran
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses
komunikasi, yaitu proses penyampain pesan dari sumber pesan
melalui saluran media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber
pesan, melalui saluran media dan penerima pesan adalah komponenkomponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan
adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum sumber
pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku, dan
produser media , salurannya media pendidikan dan penerima pasannya
siswa atau juga guru.11
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana
penerimaannya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan
efektif.12
Pendapat lain yang mengartikan media pengajaran adalah semua
bahan
dan
alat
fisik
yang
mungkin
digunakan
untuk
mengimplementasikan pengajaran dan memfasilitasi prestasi siswa
terhadap sasaran atau tujuan pengajaran.13
Tujuan pemanfaatan media dalam proses pembelajaran adalah
untuk mengefektifkan dan mengefesiensikan proses pembelajaran itu
sendiri. Analisis terhadap fungsi media pembelajaran ini lebih
difokuskan pada dua hal, yakni analisis fungsi yang didasarkan pada
medianya dan didasarkan pada penggunaannya.
11
Arief S dkk, Media Pendidikan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada), Cet, ke-4 hal. 11-
12
12
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada
Pers, 2008), Cet. Ke-1, h. 9
13
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta, Diva Pres), h.16
18
Fungsi media pembelajaran yang didasarkan pada media, antara
lain:
1. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar.
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber
belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna
keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan
lain-lain. Media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru,
terutama sebagai sumber belajar.
Mudhoffir
dalam
bukunya
berjudul
“Prinsip-prinsip
Pengelolaan Pusat Sumber Belajar (1992:1-2) menyebutkan bahwa
sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem
instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan
lingkungan, yang mana itu dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa.14 Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai
segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta
didik) dan memungkinkan terjadinya proses belajar.
Pada usia sekolah terutama setelah menyelesaikan sekolah
dasarnya, peserta didik telah mencapai tingkat kesadaran sosial
yang jelas sebagai hasil pengalamannya dengan keluarganya,
kawan-kawan sekolahnya, dan media sosialisasi lainnya, seperti
film, acara radio, buku, dan majalah.
2. Fungsi Semantik
Fungsi semantik merupakan kemampuan media dalam
menambah pembendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau
maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik).
Manusialah yang memberi makna pada kata atau dalam
konteks pendidikan dan pembelajaran, gurulah yang memberi
makna pada setiap kata yang disampaikannya. Bila simbol-simbol
14
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada
Pers, 2008), Cet. Ke-1, h. 37
19
kata verbal tersebut hanya merujuk pada benda, misalnya Candi
Borobudur, jantung manusia, atau ikan paus, maka masalah
komunikasi akan menjadi sederhana, artinya guru tidak terlalu
kesulitan untuk menjelaskannya. Ia bisa menjelaskan kata verbal
itu dengan menggunakan photo Candi Borobudur, mock up jantung
manusia, dan gambar ikan paus.
Bila kata tersebut merujuk pada peristiwa, sifat sesuatu,
tindakan, hubungan konsep, misalnya kata iman, etika, akhlak, atau
tanggung jawab, maka masalah komunikasi menjadi rumit, yakni
bila komunikasinya melalui bahasa verbal. Namun bagi guru yang
kreatif dan mampu dengan mudah diatasi, yakni dengan
memberikan penjelasan melalui bahasa dramatisasi, simulasi, cerita
(dongeng), cerita bergambar, dan lain-lain.
3. Fungsi manipulatif
Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri umum, dan
media memiliki dua kemampuan. Pertama, kemampuan media
pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu,
diantaranya kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa
yang sulit dihadirkan seperti bencana alam, kemampuan media
menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang
menjadi singkat seperti proses ibadah haji, dan kemampuan media
menghadirkan kembali objek atau peristiwa telah terjadi (terutama
pada mata pelajaran sejarah) seperti kisah Nabi Nuh dan kapalnya.
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi
keterbatasan indrawi manusia, yaitu (1) membantu siswa dalam
memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil, seperti
molekul, sel, atom, yakni dengan memanfaatkan gambar, film, dan
lain-lain. (2) membantu siswa dalam memahami objek yang
bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat, seperti proses
metamorphosis, dapat dimanfaatkan melalui gambar. (3) membantu
20
siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara,
seperti cara membaca Al Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid,
belajar menyanyi, yakni dengan memanfaatkan kaset atau tape
recorder.
4. Fungsi Psikologis
Pada fungsi psikologis, media pembelajaran terbagi dengan
berbagai macam fungsi, diantaranya:
a. Fungsi atensi, media pembelajaran dapat meningkatkan
perthatian (attention) siswa terhadap media ajar. Ketika kita
memperhatikan
rangsangan
tertentu
sambil
membuang
rangsangan yang lainnya, disebut perhatian selektif / selective
attention (Jalaluddin Rakhmat, 1985:67).
b. Fungsi Afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat
penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Dengan
adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan
untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiaannya
akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya.
c. Fungsi
kognitif,
siswa
yang
belajar
melalui
media
pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentukbentuk representatif yang mewakili objek-objek yang dihadapi,
baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa.
Objek-objek itu direpresantasikan atau dihadirkan dalam diri
seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang yang
dalam psikologi semuanya merupakan sesuatu yang bersifat
mental (WS. Winkel, 1989:42).
d. Fungsi imajinatif, media pembelajaran dapat meningkatkan
imajinasi siswa. Imajinasi berdasarkan Kamus Lengkap
21
Psikologi (C.P. Chaplin, 1993:239) adalah proses menciptakan
objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris.15
e. Fungsi motivasi, guru dapat memotivasi siswanya dengan cara
membangkitkan minat belajarnya dan dengan cara memberikan
harapan. Harapan akan tercapainya suatu hasrat atau dapat
menjadi motivasi yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa.
Dengan demikian, motivasi merupakan usaha dari pihak luar
dalam hal ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan
menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran.
f. Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural
antarpeserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal mudah
untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah cukup
banyak. Mereka masing-masing memiliki karakteristik yang
berbeda apalagi bila dihubungkan dengan adat, keyakinan,
lingkungan, pengalaman, dan lain-lain. Sedangkan dipihak
lain, kurikulum dan materi ajar ditentukan dan diberlakukan
secara sama untuk semua siswa. Media pembelajaran memiliki
kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang
sama.
Menurut Sobry Sutikno, fungsi media dalam proses pembelajaran,
diantaranya:
1. Menarik perhatian siswa
2. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif
3. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan
15
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada
Pers, 2008), Cet. Ke-1, h. 46
22
4. Meningkatkan
motivasi
siswa
dalam
mempelajari
sesuatu/menimbulkan gairah belajar
5. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran dan lain-lain.16
Media pembelajaran
yang disediakan untuk kepentingan
efektivitas proses belajar mengajar di kelas dapat dikelompokkan
menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:
1. Media pandang diproyeksikan, seperti:
a. overhead projector, adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
memproyeksikan bahan-bahan visual yang dibuat di atas
lembar transparan.
b. slide, merupakan alat yang digunakan untuk menyajikan
gambar atau objek hasil pemotretan yang diproyeksikan secara
satu persatu.
c.
projector filmstrip, alat ini hampir sama seperti slide tetapi
perbedaannya pada film strip berurutan secara satu kesatuan.
2. Media pandang tidak diproyeksikan, seperti gambar diam, grafis,
model, dan benda asli. Bagan-bagan yang dijadikan media
pengajaran meliputi bagan alur, bagan organisasi, bagan
klasifikasi, bagan waktu, dan bagan tabel. Sedangkan grafis-grafis
yang dapat dijadikan media pengajaran misalnya grafik garis,
grafik lingkaran, grafik gambar, dan grafik batang.
3. Media dengar, seperti pita kaset, dan radio.
4. Media pandang dengar, seperti televisi dan film.
Pada hakikatmnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang
menentukan hasil belajar, ternyata keberhasilan menggunakan media
16
Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung, Prospect Bandung 2009), Cet.
Ke-5 h. 106-107
23
pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan
(3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih
dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut
untuk memberikan hasil yang maksimal.
C. Prasarana Sekolah Dasar
Prasarana sekolah dasar pada umumnya sangat sederhana, lebih
merupakan ruang-ruang. Yang dimaksud dengan ruang di sini adalah
bukan hanya ruang tempat kegiatan proses belajar mengajar saja,
melainkan juga semua fasilitas ruang termasuk lapangan/kebun yang
menunjang kegiatan pendidikan. Secara rinci fasilitas ruang di sekolah
dasar antara lain:
1. Ruang kelas
2. Ruang laboratorium
3. Ruang perpustakaan
4. Ruang UKS
5. Ruang BP/BK
6. Ruang serbaguna/kesenian
7. Ruang kepala sekolah
8. Ruang administrasi
9. Ruang guru
10. Gudang
11. Kamar mandi/WC (Guru dan Murid)
12. Kantin
13. Tempat parkir
14. Ruang ibadah
15. Lapangan upacara
16. Lapangan olahraga
17. Kebun
18. Pagar
24
19. Fasilitas air
20. Fasilitas penerangan
D. Standardisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Kata standardisasi (Andi Dwi Handoko, 2011), bukan berasal dari kata
standard+ -isasi, tetapi merupakan sebuah kata dasar hasil serapan dari
bahasa asing. Kata standardisasi mempunyai arti penyesuaian bentuk (ukuran
atau kualitas) dengan pedoman atau standar yang telah ditetapkan.17
Standardisasi sarana dan prasarana sekolah dapat diartikan sebagai
suatu penyesuaian bentuk, baik spesifikasi, kualitas, maupun kuantitas sarana
dan prasarana sekolah dengan kriteria minimum yang telah ditetapkan untuk
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik serta meningkatkan kinerja
penyelenggara sekolah.
Secara rinci, standar sarana dan prasarana pendidikan sekolah dasar,
terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No. 24 Tahun 2007 tentang Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI). Dalam Permendiknas tersebut, sarana
dan prasarana pendidikan di sekolah diatur menjadi tiga pokok bahasan, yaitu
lahan, bangunan, dan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah.
Standar sarana dan prasarana pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar,
tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar
lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.18
Lahan merupakan bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat
prasarana sekolah yang meliputi bangunan, lahan praktik, lahan untuk
17
Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), Cet. Ke-1, h. 86
18
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Depdiknas 2005, h. 3
25
prasarana penunjang, dan lahan pertamanan. Lahan yang digunakan untuk
kepentingan sekolah harus mendukung kelancaran proses pendidikan itu
sendiri. Lahan harus terhindar dari berbagai potensi bahaya, baik yang
mengancam kesehatan maupun mengancam keselamatan jiwa warga sekolah.
Selain itu, lokasi lahan hendaknya memiliki akses yang memadai untuk
penyelamatan dalam keadaan darurat jika sewaktu-waktu terjadi ancaman
bahaya. Lahan harus terhindar dari gangguan pencemaran air dan udara serta
kebisingan.
Adapun fungsi dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
mengatur dan menyelenggarakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan baik
menyangkut jenis, jumlah, kualitas, tempat, dan waktu yang dikehendaki. 19
Sarana dan prasarana sekolah dapat dikelompokkan menjadi sejumlah
prasarana dengan bermacam-macam sarana yang melengkapinya. Untuk
SD/MI sekurang-kurangnya memiliki 11 jenis prasarana sekolah, yang
meliputi (1) ruang kelas, (2) ruang perpustakaan, (3) ruang laboratorium IPA,
(4) ruang pimpinan, (5) ruang guru, (6) ruang beribadah, (7) ruang UKS, (8)
jamban, (9) gudang, (10) ruang sirkulasi, (11) tempat bermain/olahraga.
1. Ruang Kelas
Ruang kelas merupakan tempat pembelajaran berlangsung yang
bersifat teori maupun praktik. Kapasitas ruang kelas di SD/MI maksimum
28 peserta didik. Sesuai dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2007, standar
sarana ruang kelas dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut:
Tabel 2.2
Tabel Standar Sarana Ruang Kelas
No.
1.
1.1
19
Jenis
Kursi
didik
Rasio
Deskripsi
Perabot
peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman, dan
didik
mudah dipindahkan oleh
peserta didik. Ukuran sesuai
dengan kelompok
usia
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta : CV.
Multi Karya Mulia, 2006), hal. 47
26
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
2.
2.1
3.
3.1
peserta
didik
dan
mendukung pembentukan
postur tubuh yang baik,
minimum
dibedakan
dimensinya untuk kelas 1-3
dan kelas 4-6. Desain
dudukan
dan
sandaran
membuat peserta didik
nyaman belajar.
Meja
peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, dan mudah
didik
didik
dipindahkan oleh peserta
didik. Ukuran sesuai dengan
kelompok usia peserta didik
dan
mendukung
pembentukan postur tubuh
yang
baik.
Desain
memungkinkan kaki peserta
didik masuk dengan leluasa
ke bawah meja.
Kursi guru
1 buah/guru
Kuat, stabil, aman, dan
mudah dipindahkan. Ukuran
memadai
untuk
duduk
dengan nyaman.
Meja guru
1 buah/guru
Kuat, stabil, aman, dan
mudah dipindahkan. Ukuran
memadai
untuk
duduk
dengan nyaman.
Lemari
1 buah/ruang
Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk
menyimpan perlengkapan
yang dibutuhkan kelas.
Tertutup dan dapat dikunci.
Rak hasil karya 1 buah/ruang
Kuat, stabil, dan aman.
peserta didik
Ukuran memadai untuk
meletakkan hasil karya
seluruh peserta didik yang
ada di kelas. Dapat berupa
rak terbuka atau lemari.
Papan panjang
1 buah/ruang
Kuat, stabil dan aman.
Ukuran minimum 60 cm x
120 cm
Peralatan pendidikan
Alat peraga
(lihat
daftar
sarana
laboratorium IPA)
Media Pendidikan
Papan tulis
1 buah/ruang
Ukuran minimum 90 cm x
27
4.
4.1
200 cm. Ditempatkan pada
posisi yang memungkinkan
seluruh
peserta
didik
melihatnya dengan jelas.
Perlengkapan Lain
Tempat sampah 1 buah/ruang
Tempat
cuci 1 buah/ruang
tangan
Jam dinding
1 buah/ruang
Kotak kontak
1 buah/ruang
Standar ruang kelas SD/MI harus memiliki jendela dan pintu
memadai. Jendela di ruang kelas dibutuhkan untuk memberikan
pencahayaan di dalam ruangan agar peserta didik dan guru dapat membaca
dengan baik dan dapat memberikan pandangan ke luar ruangan. Selain
jendela, pintu ruang kelas juga harus memadai agar peserta didik dan guru
dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya dan dapat dikunci dengan
baik saat tidak digunakan.
2. Ruang Perpustakaan
Ruang perpustakaan adalah tempat dimana buku-buku disimpan
dan dibaca. Disana guru dan peserta didik dapat memperoleh informasi
dari berbagai jenis bahan pustaka dengam cara membaca, mengamati,
mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan.
Perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat
untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu
disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak.20 Luas
perpustakaan minimum satu setengah kali luas ruang kelas dan lebarnya
minimum 5 m. Ruang perpustakaan harus cukup memadai untuk
membaca, perlu ada jendela untuk memberikan pencahayaan.
20
http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan diakses pada tanggal 07 Februari 2014
28
3. Ruang Laboratorium
Sarana laboratorium SD/MI dapat memanfaatkan ruang kelas, tidak
harus disediakan dalam ruang khusus. Laboratorium IPA hanya dilengkapi
dengan perabot dan peralatan pendidikan karena media pendidikan dan
perlengkapan lain sudah tersedia dalam ruang kelas. Perabot laboratorium
di SD/MI hanya lemari yang dapat menyimpan peralatan pendidikan.
Peralatan pendidikannya meliputi: model kerangka tubuh manusia, globe,
model tata surya, kaca pembesar, cermin dan lensa, magnet batang, dan
poster IPA yang terdiri dari gambar metamorfosis, hewan langka, hewan
dilindungi, tanaman khas Indonesia, dan sistem-sistem pernapasan hewan.
4. Ruang Pimpinan
Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan
pengelolaan sekolah/madrasah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru,
orang tua murid, unsur komite sekolah, petugas Dinas Pendidikan, dan
tamu lainnya. Standar sarana yang ada di ruang pimpinan terbagi menjadi
dua, yaitu perabot dan perlengkapan. Perabot pimpinan terdiri dari kursi
dan meja pimpinan, kursi dan meja tamu, lemari dan papan statistik.
Perlengkapan untu di ruang pimpinan di SD/MI meliputi kenegaraan,
tempat sampah, mesin ketik/komputer, filing kabinet, brankas, dan jam
dinding.
5. Ruang Guru
Ruang guru memiliki fungsi sebagai tempat guru bekerja dan
istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.
Ruang guru harus mudah dicapai dari halaman sekolah/madrasah serta
dekat dengan ruang pimpinan.
6. Ruang Tata Usaha
Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk
mengerjakan administrasi sekolah atau madrasah.
29
7. Tempat Beribadah
Tempat
beribadah
berfungsi
sebagai
tempat
warga
sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masingmasing pada saat berada di sekolah. Semua sarana rasionya satu
buah/tempat ibadah. Banyaknya tempat beribadah disesuaikan dengan
kebutuhan sekolah/madrasah yang bersangkutan.
8. Jamban
Prasarana yang cukup sepele, tetapi sangat penting ialah jamban,
berfungsi sebagai tempat buang air besar dan air kecil. Di SD/MI
minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 60 peserta didik pria, 1 unit
jamban untuk setiap 50 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk
guru. Berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007 dan Permendiknas
No. 40 tahun 2008, sarana jamban sekolah/madrasah, meliputi kloset
jongkok, tempat air, gayung, gantungan pakaian, dan tempat sampah.
Masing-masing sarana tersebut minimum 1 buah/ruang.
9. Gudang
Gudang
berfungsi
sebagai
tempat
menyimpan
peralatan
pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan
sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan tempat menyimpan
arsip sekolah/madrasah yang telah berusia lebih dari 5 tahun. Berdasarkan
Permendiknas No. 24 tahun 2007 dan Permendiknas No. 40 tahun 2008,
standar sarana sekolah/madrasah terdiri dari lemari dan rak. Lemari dan
rak harus kuat, stabil, dan aman. Lemari berukuran memadai untuk
menyimpan alat-alat dan arsip berharga. Sementara rak berukuran
memadai untuk menyimpan peralatan olahraga, kesenian, dan ketrampilan.
10. Ruang Sirkulasi
Ruang sirkulasi terdiri dari dua macam, yaitu ruang sirkulasi
horizontal dan ruang sirkulasi vertikal. Ruang sirkulasi horizontal
30
berfungsi sebagai tempat penghubung antar-ruang dalam bangunan
sekolah/madrasah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain
dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada saat
hujan, ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung
di
halaman
sekolah/madrasah.
Ruang
sirkulasi
beratap
dengan
pencahayaan dan penghawaan yang cukup memadai.
Sementara
ruang
sirkulasi
vertikal
berupa
tangga
yang
menghubungkan antara ruang atas dengan ruang bawah. Ruang sirkulasi
ini dilengkapi dengan pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
11. Tempat Bermain/Olahraga
Tempat bermain atau berolahraga berfungsi sebagai area bermain,
berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Tempat bermain ditanami pohon penghijauan agar terasa sejuk dan
nyaman. Tempat bermain/olahraga diletakkan di tempat yang paling
sedikit mengganggu proses pembelajaran di kelas.
E. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaaan adalah segala kegiatan untuk menyediakan semua
keperluan barang, benda, atau jenis barang bagi keperluan pelakasanaan tugas
untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam pengadaan barang sebenarnya
tidak lepas dari perencanaan pengadaan yang dibuat sebelumnya baik
mengenai jumlah maupun jenisnya21
Pengadaan dilakukan sebagai bentuk realisasi atas perencanaan yang
telah dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan
agar berjalan efektif dan efesien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.22
21
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta : CV.
Multi Karya Mulia, 2006), hal. 46
22
Barnawi, M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta : Ar-Ruzzz
Media, 2012), h. 60
31
Adapun menurut Rugaiyah dan Atik Sismiati pengadaan adalah proses
kegiatan mengadakan sarana dan prasarana yang dapat dilakukan dengan
cara-cara membeli, menyumbang, hibah, dan lain-lain.23
Adapun fungsi dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
mengatur dan menyelenggarakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan baik
menyangkut jenis, jumlah, kualitas, tempat, dan waktu yang dikehendaki. 24
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilaksanakan
dengan cara sebagai berikut :
1) Pembelian
2) Produksi Sendiri
3) Penerimaan Hibah
4) Penyewaan
5) Peminjaman
6) Pendaurulangan
7) Penukaran
8) Rekondisi/rehabilitasi25
Pengadaan sarana dan prasarana dapat juga dilakukan dengan usahausaha yang ada disekolah itu sendiri, ataupun sumbangan dari pemerintah
masyarakat. Pengadaan sarana dan prasarana atas usaha sendiri bisa
dilakukan oleh sekolah yang disesuiakan dengan daftar kebutuhan yang telah
direncanakan sebelumnya, sehingga barang-barang yang diperoleh sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan di awal perencanaan. Proses pengadaan
berbagai jenis sarana dan prasarana sekolah, seperti:
23
Rugaiyah, Atik Sistimatik, Profesi Keguruan (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), 65
24
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta : CV.
Multi Karya Mulia, 2006), hal. 47
25
Barnawi, M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta : Ar-Ruzzz
Media, 2012), h. 60-63
32
1. Buku, Yang dimaksud dengan buku disini adalah buku pelajaran, buku
bacaan, buku perpustakaan dan buku-buku lainnya. Buku yang dapat
dipakai oleh sekolah meliputi buku teks utama, buku teks pelengkap, buku
bacaan baik fisik maupun non fiksi, vbuku sumber dan sebagainya.
2. Alat, Pengadaan alat-alat sekolah dapat dilakukan dengan cara membeli,
membuat sendiri dan memerima bantuan. Alat-alat yang dibutuhkan
sekolah berupa alat kantor dan alat pendidikan. Alat kantor ialah alat-alat
yang biasanya digunakan dikantor, misalnya komputer, alat hitung, alat
penyimpan uang, alat pendeteksi uang palsu, dan alat pembersih.
Sementara alat pendidikan lainnya yang biasa digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, misalnya alat peraga, alat praktik, alat kesenian, dan alat
olahraga.26
3. Perabot, Perabot merupakan sarana pengisi ruangan, misalnya kursi,
lemari, rak, filing cabinet, dan lain-lain.
4. Bangunan, Pengadaan bangunan dapat dilakukan dengan membangun
bangunan baru, membeli bangunan, menerima hibah bangunan, menyewa
bangunan, dan menukar bangunan.27
5. Tanah, Pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara yaitu : membeli
tanah, menerima bantuan/hadiah. Menukar.
6. Kendaraan, Pengadaan kendaraan tersebut untuk studi banding dan
mempermudah transportasi murid dalam melakukan kegiatan. Pengadaan
sarana tersebut untuk menunjang kegiatan pendidikan. Adapun pengadaan
kendaraan dapat dilaksanakan dengan pembelian secara lelang, pembelian
melalui proses penunjukan langsung.28
26
Barnawi, M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta : Ar-Ruzzz
Media, 2012), h. 67
27
28
Ibid, h. 64
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta : CV.
Multi Karya Mulia, 2006), hal. 69-70
33
Ada tiga hal pendistribusian perlengkapan sekolah dalam pengadaan
sarana prasarana sekolah yaitu :
a) Ketepatan barang yang disampaikan, baik jumlah maupun jenisnya
b) Ketepatan sasaran penyampaiannya
c) Ketepatan kondisi barang yang disalurkan29
F. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan itu, ada dua prinsip yang
harus diperhatikan yaitu prinsip efektifitas dan prinsip efesien. Dengan
prinsip efektifitas berarti semua perlengkapan pendidikan disekolah harus
ditunjuk semata-mata dalam rangka mempelancar pencapain tujuan
pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan
dengan prinsip efesiensi berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan
disekolah secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan
pendidikan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang.
Dalam rangka memenuhi kedua prinsip tersebut di atas maka paling ada
tiga kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh personil sekolah yang akan
memakai perlengkapan pendidikan disekolah, antara lain:
1. Memahami petunjuk penggunaan perlengkapan sekolah
2. Menata perlengkapan pendidikan
3. Memelihara baik secara kontinu maupun berkala semua perlengkapan
pendidikan.30
29
Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah,
manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-2, h.
38
30
Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah,
manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-2, h.
42
34
Dalam kaitan dengan petunjuk teknis pemakaian, yang perlu dipahami
adalah komponen-komponen, sistem kerja dan tata cara pengoperasian dan
perawatannya, sehingga apabila sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan
dengan efektif dan efisien, dapat mendukung terhadap suksesnya proses
pembelajaran disekolah.
G. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Apabila
ditinjau
dari
waktu
perbaikannya,
ada
dua
macam
pemeliharaan perlengkapan sekolah, yaitu pemeliharaan sehari-hari dan
pemeliharaan berkala. Pemeliharaan sehari-hari misalnya, berupa menyapu,
mengepel lantai, dan membersihkan pintu. Sedangkan pemeliharaan berkala,
misalnya pengontrolan genting dan pengapuran tembok.31
Menurut Rugaiyah dan Atik Sismiati pemeliharaan adalah kegiatan
merawat, memelihara, dan menyimpan barang-barang sesuia dengan bentukbentuk jenis barangnya barang tersebut awet dan tahan lama serta dapat
digunakan secara berulang-ulang dalam waktu lama.32
Pemeliharaan dilakukan secara kontinu terhadap semua barang-barang
inventarisasi. Pemeliharaan barang inventaris kadang-kadang dianggap
sebagai suatu hal yang sepele, padahal sebenarnya pemeliharaan ini
merupakan tahap kerja yang tidak kalah pentingnya dengan tahap-tahap yang
lain dalam administrasi sarana dan prasarana.
Pemeliharaan mencakup segala upaya yang terus menerus untuk
mengusahakan
agar
peralatan
tersebut
tetap
dalam
keadaan
baik.
Pemeliharaan dimulai dari pemakaian berang, yaitu dengan cara hati-hati
dalam menggunakannnya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan
31
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkaan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-3, h.49
32
Rugaiyah, Atik Sistimatik, Profesi Keguruan (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), h.66
35
oleh petugas yang mempunyai ke ahlian sesuai dengan jenis barang yang
dimaksud.
Ada
beberapa
macam
pemeliharaan
perlengkapan
pendidikan
disekolah, di tinjau dari sifatnya, ada empat macam pemeliharaan
perlengkapan pendidikan. Keempat pemeliharaan tersebut cocok dilakukan
pada perlengkapan pendidikan berupa mesin, Pertama, pemeliharaan yang
bersifat pengecekan, Kedua, pemeliharaan yang bersifat pencegahan, Ketiga,
pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan, Keempat, pemeliharaan yang
bersifat perbaikan berat.33
Pelaksanaan pemeliharaan barang inventaris meliputi :
1) Perawatan
2) Pencegahan
3) Penggantian ringan.34
Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan
1) Tujuan pemeliharaan
a) Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat
penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk
membeli sesuatu peralatan akan jauh lebih mahal jika
dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut
b) Untuk menjamin kesiapan operasional
peralatan untuk
mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil
yang optimal.
c) Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan
melalui pencetakan secara rutin dan teratur.
d) Untuk menjamin keselamatan orang atau
siswa
yang
menggunakan alat tersebut.
33
Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah,
manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-2, h.
49
34
Soetjipto dan Raflis kosasi, Profesi Keguruan…., h.172
36
2) Manfaat pemeliharaan
a) Jika peralatan terpelihara dengan baik, umurnya akan awet
yang berarti tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu
yang singkat
b) Pemeliharaan
yang
baik
mengakibatkan
jarang
terjadi
kerusakan yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim
mungkin
c) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih
terkontrol sehingga terhindar kehilangan
d) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan
dipandang
e) Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaaan yang
baik.
Dapat disimpulkan pengelolaan menajemen sarana dan prasarana
pendidikan dilihat dari segi pemeliharaan dapat di tinjau dari sifatnya
terbagi menjadi empat macam yaitu pemeliharaan berupa pengecekan
barang, pemeliharaan berupa pencegahan agar selalu terlihat baik,
pemeliharaan berupa perbaikan ringan, dan yang terakhir pemeliharaan
berupa perbaikan berat.
H. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan.35
Hasil belajar merupakan tingkah laku siswa yang di peroleh sekolah
melalui proses belajar. Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami
proses belajar dimana tingkah laku itu dalam bentuk perbuatan yang
diamati dan diukur. Hasil belajar yang dicapai siswa di pengaruhi oleh dua
faktor dari luar dan lingkungan.
35
Oemar Hamalik, kurikulum dan pembelajaran. (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2009) h.37
37
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang
optimal cenderung mewujudkan hasil yang bervariasi sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi
belajar instrinsik pada diri siswa
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya
4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif)
5. Kemampuan siswa untuk mengontrol/menilai dan mengendalikan
dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya mauounmenilai
dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.36
Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dialami oleh siswa
setelah proses belajar-mengajar dapat dilakukan evaluasi pada setiap
materi pelajaran yang diberikan. Adanya perubahan-perubahan ini tampak
pada hasil belajar yang diperoleh siswa.
Proses belajar mengajar siswa bukan hanya merupakan penguasaan
pengetahuan semata atau berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatih,
tetapi juga meliputi perubahan tingkah laku, seperti yang dinyatakan oleh
Gagne,37 bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan individu, perubahan
itu tidak hanya mengenai perubahan pengetahuan, juga membentuk
kecakapan, kebiasaan pribadi individu yang belajar.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama
yaitu faktor kemampuan siswa dan faktor lingkungan. Menurut Slameto,
36
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), cet. Ke-7, h. 56-57
37
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
cet.5, h. 13
38
faktor-faktor tersebut secara global dapat diuraikan dalam dua bagian,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.38
a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Yang
termasuk kedalam faktor ini adalah;
1. Faktor jasmani, yaitu meliputi:
a. Faktor Kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap
badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan
adalah
keadaan
atau
hal
sehat.
Kesehatan
seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan
terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia
akan cepat lelah, kurang bersemangat.
b. Cacat Tubuh. Yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik
atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.
2. Faktor psikologis, yaitu meliputi intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
a. Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapai dan menyesuaikan kedalam
situasi
yang
baru
dengan
cepat
dan
efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b. Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu
obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika
bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah
kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
c. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya
38
Ibid., h. 54
39
terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
d. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesuai belajar
dan berlatih. Jadi jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi
belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai
dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia
senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam
belajarnya itu.
e. Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau
tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat,
sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu
sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya.
f. Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak
dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu
diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.
g. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau
bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan
juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan
berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan itu
perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa
belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya
akan lebih baik.
3. Faktor kelelahan, yang meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan
rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh
dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan
kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
40
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan
sesuatu hilang.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang
termasuk kedalam faktor eksternal adalah:
1. Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
2. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa , relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah.
3. Faktor Masyarakat
Masyarakat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa karena
keberadaannya siswa dalam masyarakat. Seperti kegiatan siswa
dalam masyarakat, mass media yang juga berpengaruh terhadap
positif dan negatifnya, pengaruh dari teman bergaul siswa dan
kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap
belajar siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
pendidikan
dapat
diartikan
sebagai
suatu
proses
penyelidikan yang ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
penyimpulan data berdasarkan pendekatan, metode dan teknik tertentu untuk
menjawab permasalahan dalam bidang pendidikan.1
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara jelas
tentang peranan sarana dan prasarana yang ada di SD Islam Al Syukro
Universal Ciputat .
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Islam Al Syukro Universal Jalan
Otista Raya Gg. H. Ma’ung No. 30 Ciputat Tangerang Selatan, Banten Telp.
1
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011).
Cet. 1 h. 2
40
41
(021) 7443322 Fax. (021) 7443526. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Desember 2013 hingga Maret 2014.
B. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan menggambarkan bagaimana
keadaan dan fenomena yang sebenarnya, kemudian dideskripsikan ke dalam
laporan penelitian. Metode kualitatif merupakan suatu proses penelitian yang
dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif di lapangan
tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan.2
Dalam buku
Nana Syaodih Sukmadinata metode kualitatif yakni
suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena atau peristiwa. Dengan pendekatan penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.3 Alasan penulis
memilih pendekatan penelitian ini karena penulis bertujuan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, aktual dan akurat
mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Sehingga penulis sendiri dapat
lebih mudah dalam mengetahui gambaran dari objek penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber dan Jenis Data
Sumber data adalah dari mana data diperoleh. Sedangkan menurut
Lofland dan Lofland menyatakan bahwa sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
2
Ibid., h. 140
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 94
3
42
Sumber data yang digunakan penulis dalam penyusunan
penelitian ini adalah:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
informan di lapangan yaitu melalui wawancara mendalam dan
observasi partisipasi dengan Staff Sarana dan Prasarana, Waka
Bidang Umum (Sarana dan Prasarana) SD Islam Al Syukro
Universal, beserta guru SD Islam Al Syukro Universal.
b. Data sekunder, yaitu data tertulis yang diperoleh dari pihak SD Islam
Al Syukro Universal dan Staff Sarana dan Prasarana, serta akses
internet pada situs Perguruan Islam Al Syukro Universal, dan lainlain.
2. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data.4 Setiap teknik pengumpulan data,
baik itu angket, wawacara, observasi maupun dokumentasi, sama-sama
mempunyai
kekurangan
dan
kelebihan.
Oleh
karenanya
untuk
memperkecil kemungkinan ketidakakuratan dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa teknik sekaligus dengan harapan antara satu
dengan yang lainnya dapat saling melengkapi. Teknik yang peneliti
gunakan antara lain adalah:
a. Wawancara
Wawancara diartikan sebagai tukar-menukar pandangan
antara dua orang atau lebih. Kemudian, istilah ini diartikan lebih
lanjut, yaitu sebagai metode pengumpulan data atau informasi
4
Maman Abdurrahman dan Sambas Ali Muhidin, Panduan Praktis Memahami Penelitian,
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), h.85.
43
dengan cara tanya jawab sepihak, dikerjakan secara sistemik dan
berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.5
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan
teknik
wawancara untuk mendapatkan data pelengkap berupa keadaan atau
kondisi sosial, budaya dan kecendrungan di sekitar subjek, atau
bahkan digunakan untuk memperoleh jenis data primer seperti
peneliti maksudkan di atas. Hal ini sangat penting untuk dijadikan
bahan perbandingan dengan data yang diperoleh dengan taknikteknik lain oleh peneliti. Atau dengan kata lain, sebagai bahan untuk
mengadakan verifikasi.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Wawancara
Fokus
Peranan
Dimensi
1. Pengadaan
Indikator
1. Langkah awal
Sarana dan
Sarana dan
perencanaan kebutuhan
Prasarana
Prasarana
sarana dan prasarana
2. Keterlibatan panitia
(kepala sekolah, staff, dan
guru) dalam mendukung
kelengkapan sarana dan
prasarana
3. Cara memperoleh sarana
dan prasarana
2. Kegunaan
1. Fungsi Media
Sarana dan
Pembelajaran
Prasarana
2. Peran sarana dan
prasarana sebagai
5
Arief Suryantoro dan FX. Suwarto, Metode & Teknik Penelitian Sosial, (Yogyakarta:
ANDI, 2007), h. 97.
44
pendukung hasil
pembelajaran siswa
3. Pemanfaatan sarana dan
prasarana sekolah
3. Pemeliharaan
Sarana dan
1. Cara memelihara sarana
dan prasarana sekolah
Prasarana
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan secara langsung dan mendalam
terhadap objek penelitian untuk mengumpulkan data. Dalam sebuah
penelitian, observasi manjadi bagian hal terpenting yang harus
dilakukan oleh peneliti. Sebab dengan observasi keadaan subjek
maupun objek penelitian dapat dilihat dan diraskan langsung oleh
peneliti. Dalam penelitian, peneliti menggunakan observasi pada fase
studi pendahuluan untuk memperoleh informasi umum tentang objek
penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik untuk memperoleh data dari
responden. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi
dokumentasi dengan maksud dapat mengumpulkan data yang
berkaitan dengan daftar guru, daftar siswa, dokumen kurikulum dan
dokumen-dokumen yang dianggap memiliki relevansi terhadap data
yang diperlukan..;ho
45
D. Teknik Analisa Data
Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi
informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan
mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian.
Untuk menganalisa data yang telah terkumpul, maka dilihat dari jenis
data yang dipakai, penelitian ini berupa penelitian kualitatif. Penganalisaan
ini merupakan suatu proses yang dimulai dari pengumpulan data di lapangan,
kemudian data yang terkumpul baik yang berupa catatan lapangan, dokumen,
dan lain sebagainya diperiksa kembali dan dikategorikan sehingga dapat
diolah untuk bisa dianalisa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Islam Al Syukro Universal
Diawali
dengan
mengadakan
Pengajian
Bulanan
yang
dilaksanakan di Jalan Puri Mutiara I/9 Cipete Jakarta Selatan, timbul
niat
untuk
melaksanakan
dan
mengembangkan
pendidikan
berwawasan Islami. Pada tahun 1996 niat ini diwujudkan dengan
mendirikan Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) dan Taman Bermain
(Kelompok Bermain – KB) untuk anak-anak prasekolah, di Jalan Puri
Mutiara I/9 Cipete Jakarta Selatan. Pendidikan anak-anak prasekolah
ini berkembang dengan baik, di bawah bimbingan Ibu Hj. Nibras O.
Salim, banyak orangtua yang mempercayakan putra-putrinya untuk
mengikuti pendidikan prasekolah di tempat ini. Untuk mewadahi
kegiatan pendidikan ini didirikanlah sebuah yayasan yang diberi nama:
“YAYASAN WAKAF DAAR ASKARIL „IBAAD” yang disingkat
menjadi YADA‟I.
46
47
Banyaknya orangtua yang sudah percaya dengan pelaksanaan
pendidikan yang dilakukan, dan atas desakan orangtua siswa, untuk
kelanjutan pendidikan
putra/putrinya maka setahun kemudian
YADA‟I mengembangkan sayapnya dengan mendirikan Taman
Kanak-kanak Islam (TK), Sekolah Dasar Islam (SD) dan Sekolah
Menengah Pertama Islam (SMP) di atas tanah seluas 2,8 Ha yang
berlokasi di Gang H. Maung Jalan Otto Iskandardinata Ciputat dengan
nama AL SYUKRO. TK-SD dan SMP Islam Al Syukro di Ciputat
terus berkembang menjadi lembaga pendidikan Islam yang menjadi
pilihan bagi masyarakat di Sekitar Ciputat, Pamulang, Pondok Cabe,
Lebak Bulus, Sawangan, Bintaro dan sekitarnya. Dalam setiap
penilaian akreditasi yang dilaksanakan Dinas Pendidikan setempat,
Sekolah Islam Al Syukro Universal selalu mendapatkan akreditasi "A".
Penyelenggaraan pendidikan Islam di atas tanah wakaf seluas
2,75Ha dimaksudkan oleh keluarga Ibu Dra. Hj. Buli Oskar
Surjaatmadja untuk dijadikan pusat pendidikan Islam terkemuka dari
jenjang TK hingga perguruan tinggi. Cita-cita tersebut sudah
dituangkan dalam dokumen-dokumen Yayasan Wakaf Daar Asykaril
Ibaad sebagai mimpi masa depan. Seiring dengan tujuan untuk
menyelenggarakan pendidikan Islam dari jenjang TK hingga
perguruan tinggi tersebut, keluarga wakif memandang perlu untuk
menunjuk lembaga lain yang memiliki jaringan luas dalam
pengelolaan kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusiaan. Untuk
selanjutnya pendiri YAWADAI dan keluarga Ibu Dra. Hj. Buli Oskar
Surjaatmadja mengikrarkan wakafnya, agar areal Al Syukro di Ciputat
dan segala aset serta penyelenggaraan sekolahnya diserahkan kepada
ummat, dengan menunjuk Yayasan Dompet Dhuafa REPUBLIKA
sebagai nadzir (pihak penerus amanah). Sejak Akad Wakaf tanggal 2
November 2010, Sekolah Islam Al Syukro Universal diberi istilah baru
yakni Perguruan Islam Al Syukro Universal di bawah naungan
Yayasan Dompet Dhuafa REPUBLIKA. Yayasan Wakaf Daar
48
Asykaril Ibaad tetap mengelola TK dan TPA Islam Al Syukro di
Cipete Jakarta Selatan.
Berdasarkan Akta Notaris Dr. A. Partomuan Pohan No.11
tanggal 2 November 2010 melalui IKRAR WAKAF, Yayasan Wakaf
Daar Asykaril „Ibaad (YAWADA‟I) dengan para Waqif telah sepakat
menunjuk Yayasan Dompet Dhuafa REPUBLIKA menjadi NAZHIR
dari Harta Benda Wakaf yang terdiri dari 21 (dua puluh satu) bidang
tanah Hak Milik Waqif seluas 27.523 M2 beserta bangunan-bangunan
Sekolah (TK-SD-SMP) Islam Al Syukro di atasnya dengan inventaris
berikut metode dan sistem pembelajaran dan pengelolaannya yang
untuk selanjutnya disebut dengan nama “Perguruan Islam Al Syukro
Universal”.
Pemwakafan ini dilakukan dengan tujuan agar “Harta Benda
Wakaf” sebagai Perguruan Islam Al Syukro Universal dapat
dilanjutkan dengan pembangunan, pengembangan, dan pengelolaannya
oleh NAZHIR, dalam rangka mendidik dan membina ummat terutama
anak didik Indonesia.
2. Visi dan Misi SD Islam Al Syukro Universal
a. Visi
Visi
Perguruan
Islam
Al
Syukro
Universal
adalah
"Menjadikan Perguruan Islam Al Syukro Universal sebagai pusat
pendidikan terkemuka dan berhasil sebagai penyelenggara
Pendidikan Usia Dini, Dasar, Menengah
Pendidikan
Tinggi
yang
bernafaskan
sampai dengan
Islam
dan
bertaraf
internasional".
b. Misi
Misi Perguruan Islam Al Syukro Universal adalah:
1.
Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan Islam
dalam arti seluas-luasnya dalam membantu membentuk insan
49
dan masyarakat yang berilmu, beramal, berakhlak mulia,
kompeten, kompetitif dan bertaqwa kepada Allah SWT, cinta
Agama, Bangsa dan Negara.
2.
Membangun dan menyediakan sarana, lingkungan, sistem dan
fasilitas pendidikan yang nyaman, effektif dan Islami untuk
pengembangan pendidikan pada jenjang Pendidikan Usia Dini,
Dasar, Menengah sampai dengan Perguruan Tinggi.
3.
Menyelenggarakan proses dan mewujudkan hasil pembelajaran
bermutu di semua jenjang pendidikan yang mampu bersaing
dengan lembaga pendidikan lain lokal, nasional maupun
internasional.
4.
Menjadikan Perguruan Islam Al Syukro Universal sebagai
pusat pendidikan yang produktif, yang mampu mendorong
peningkatan mutu pelaksanaan pendidikan bagi masyarakat
pada umumnya.
5.
Membangun organisasi yang modern dan efektif yang
mendorong budaya berprestasi di lingkungan Perguruan Islam
Al Syukro Universal.
3. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SD Islam Al Syukro
Universal
SD Islam Al Syukro memiliki jumlah guru sebanyak 44 orang
tenaga pendidik dan enam orang staff tenaga kependidikan, sehingga
jumlah totalnya sebanyak 50 orang. Selanjutnya, untuk mengetahui
data lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
50
Tabel 4.1
Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan
SD Islam Al Syukro Universal
L/P
No
Pendidikan
Jabatan
L
P
SD
SMP
D3
S.1
1.
Pendidik/Guru
13
31
-
-
-
44
2.
Tenaga Perpustakaan
1
-
-
-
-
1
3.
Pramubakti
4
-
2
1
1
-
4.
Tenaga Administrasi
-
1
-
-
1
-
4. Data Siswa SD Islam Al Syukro Universal
SD Islam Al Syukro Universal memiliki jumlah murid/siswa
yang terbagi ke dalam 6 level. Tahun ajaran 2013 – 2014 jumlah siswa
yang ada di SD Islam Al Syukro berjumlah 496 siswa. Pada tiap
tingakatan level (kelas) diklasifikasikan dengan nama-nama sahabat
Nabi Muhammad, seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Data Siswa SD Islam Al Syukro Universal
No.
Kelas
Nama Kelas
Jumlah
Siswa
1.
1A
Abu Bakar Shiddiq
25
2.
1B
Umar Bin Khatab
26
3.
1C
Usman Bin Affan
25
4.
ID
Ali Bin Abi Thalib
24
5.
IE
Abdurrahman Bin Auf
25
6.
II A
Sa'ad Bin Abi Waqash
24
7.
II B
Zubair Bin Awwam
25
51
8.
II C
Salman Al Farisi
25
9.
II D
Khalid Bin Walid
24
10.
III A
Abu Ubaidah
27
11.
III B
Zaid Bin Haritsah
26
12
IV A
Abdullah Bin Umar
23
13.
IV B
Abdullah Bin Mas'ud
24
14.
IV C
Mus'ab Bin Umair
23
15.
VA
Bilal Bin Rabah
23
16.
VB
Hamzah Bin Abdul Muthalib
22
17.
VC
Usamah Bin Zaid
22
18.
VI A
Amr Bin Ash
27
19.
VI B
Abu Hurairah
28
20.
VI C
Anas Bin Malik
28
Jumlah Siswa
496
5. Gambaran Umum Sarana dan Prasarana
SD Islam Al Syukro Universal merupakan sekolah yang berlatar
belakang pendidikan agama yang sedang berkembang. Keberhasilan
program pendidikan melalui kegiatan belajar mengajar sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah ketersediaan
sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, Dan juga disertai
pemanfaatan dan juga pengelolaan yang baik sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Sarana dan prasarana merupakan
komponen yang sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran
disekolah.
Sejak tahun 2009 SD Islam Al Syukro Universal SD Islam Al
Syukro sudah mencapai 18 kelas maka untuk meningkatkan mutu
belajar mengajar maka SD sudah mempunyai ruang sebagai berikut :
1) Ruang laboratorium Bahasa
2) Ruang perpustakaan
52
3) Ruang ICT / TV e ber AC
4) Fasilitas WIFi / akses internet tanpa kabel di setiap ruangan kelas
Adapun gambaran tentang sarana dan prasarana SD Islam Al
Syukro dapat penulis jabarkan sebagai berikut:
1. Ruang kelas
Ruang kelas adalah tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran
dan juga tempat transfer ilmu pengetahuan yang diberikan oleh
guru kepada anak didik. Ditempat ini didik mendapatkan fasilitas
pengajaran dan kenyamanan dalam menerima pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
Adapun Sarana dan Prasarana yang terdapat pada tiap-tiap kelas di
SD Islam Al Syukro adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Data Sarana dan Prasarana Kelas
SD Islam Al Syukro Universal
Nama Sarana &
Prasarana
Jumlah Sarana dan Prasarana di
setiap kelas
I
II
III
IV
V
VI
White Board
1
1
1
1
1
1
Meja Guru
2
2
1
1
1
1
Kursi Guru
2
2
1
1
1
1
Lemari
1
1
1
1
1
1
Meja Siswa
26
24
26
24
23
28
Kursi Siswa
26
24
26
24
23
28
Loker Siswa
30
30
30
30
30
30
Komputer
1
1
1
1
1
1
Printer
1
1
1
1
1
1
Rak Buku
1
1
1
1
1
1
Wastafel
1
1
1
1
1
1
Jam Dinding
1
1
1
1
1
1
53
Tempat Sampah
1
1
1
1
1
1
AC
2
2
2
2
-
-
Galon
1
1
1
1
1
1
Dispenser
1
1
1
1
1
1
Kipas Angin
2
2
2
2
2
2
Rak Sepatu
2
2
2
2
2
2
Papan Absen
1
1
1
1
1
1
Sapu
1
1
1
1
1
1
Kain Pel
1
1
1
1
1
1
Karpet
2
2
2
2
2
2
Pengaharum Ruangan
1
1
1
1
1
1
2. Ruang Laboratorium
Laboratorium yang berfungsi di SD Islam Al Syukro hanya
Laboratorium Komputer. Bukan itu saja satu-satunya laboratorium
yang SD Islam Al Syukro Universal miliki, karena terdapat
laboratorium Sains, tetapi sudah tidak berfungsi lagi karena sudah
jarang dipakai. Adapun sarana yang terdapat dalam laboratorium
komputer adalah sebagai berikut: 30 unit komputer, satu white
board, dua AC, 30 kursi, dua buah printer, dan dua buah speaker.
Laboratorium yang ada di SD Islam Al Syukro sangat berfungsi
sebagai salah satu pendukung belajar siswa, terutama pada mata
pelajaran TIK (Teknik Informatika Komputer), siswa bukan hanya
dibekali teori, melainkan juga praktek yang akan mengasah
kemampuan siswa menjadi lebih pandai dalam mengoperasikan
komputer.
3. Ruang perpustakaan
Ruang perpustakaan berada di lantai dua. Di ruang ini sering
dipakai sebagai sarana untuk belajar ketika siswa sedang tidak
berada dikelas. Selain untuk membaca buku, meminjam buku,
54
perpustakaan SD Islam Al Syukro sering dipakai siswa untuk
belajar diluar kelas, setiap pagi pun diadakan tahfiz Al Qur‟an di
dalam perpustakaan, pada siang hari perpustakaan di pakai untuk
shalat Zuhur berjamaah, begitu pula pada waktu Ashar, sebagian
siswa shalat berjamaah di dalam perpustakaan.
Adapun sarana dan prasarana yang ada di SD Islam Al Syukro
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Data Sarana dan Prasarana Ruang Perpustakaan
SD Islam Al Syukro Universal
Nama Sarana dan Prasarana
Jumlah
Meja 50 x 100
6
Meja 200 x 50
1
Lemari Rak
12
Lemari kaca
2
Kursi
9
Karpet 5 x 6
1
Lemari File
3
Rak katalog
2
Kipas angin
3
Komputer
1
Printer
1
Wifi LAN
1
Hub LAN
1
Jam dinding
1
Globe
1
Telepon
1
Koleksi Buku
600 buku
55
4. Ruang UKS
Ruang UKS berada di lantai gedung SD Islam Al Syukro.
Ruangan ini sering dipakai jika terdapat siswa yang mengalami
sakit ketika berada di SD Islam Al Syukro. Didalamnya terdapat
perlengkapan jika siswa jatuh sakit, seperti obat-obatan yang
berupa dapat dimakan/diminum, dan obat luar.
Adapun kelengkapan sarana dan prasarana yang terdapat didalam
UKS adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Data Sarana dan Prasarana Ruang UKS
SD Islam Al Syukro Universal
Nama Sarana dan Prasarana
Jumlah
Tempat tidur
2
Bantal
2
Sprei
4
Selimut
2
Meja
2
Kursi Lipat
2
Kotak Obat
1
Lemari
1
Buku Piket
1
Pengukur Tinggi Badan
1
Timbangan Berat Badan
2
Baju Dokcil
1
Jam Dinding
1
56
5. Ruang serbaguna/kesenian
Ruang ini sering di sebut dengan Ruang ART, yang di dalamnya
digunakan untuk penyimpanan benda-benda hasil karya siswa.
Ruangan ini kurang perhatian karena tempatnya yang sempit dan
tidak ada orang yang bertanggung jawab khusus dalam
pemeliharaan ruang tersebut.
6. Ruang kepala sekolah
Ruang kepala sekolah berada di samping ruang Tata Usaha.
didalamnya dilengkapi dengan sebuah lemari untuk file, sebuah
meja kerja, dan tiga kursi. Satu untuk kepala sekolah, dan dua
buah untuk tamu.
7. Ruang administrasi
Dalam ruang administrasi, terdapat beberapa jenis bagian dan
tempat
bekerja
para
Wakil
Kepala
Sekolah
(Wakasek),
diantaranya Wakasek bidang Umum, Wakasek bidang Kurikulum,
dan Wakasek bid. Kesiswaan.
Didalamnya terdapat dua buah komputer, yang satu dipakai
khusus untuk Bagian ketatausahaan, dan satu untuk bidang
pendukung. Terdapat pula satu buah printer, satu telepon, empat
buah meja dan kursi para Staff dan Wakasek.
8. Ruang guru
Ruang guru terdapat di lantai satu, dan bertepatan di depan ruang
Tata Usaha. Di dalam ruang guru terdapat 40 meja dan kursi guru,
satu unit komputer beserta printer, cermin, AC, Dispenser, lemari,
jam dinding, dan peralatan mengajar guru-guru SD Islam Al
Syukro. Melihat keadaan ruang guru yang kurang perhatian akan
kerapihan
memang menjadi sebuah
dampak dari tempat
penyimpanan media pembelajaran atau hasil pembelajaran siswa
57
yang tidak mempunyai tempat khusus, menyebabkan para guru SD
Islam Al Syukro kesulitan meletakkan benda-benda sehingga
membuat Ruang Guru SD Islam Al Syukro menjadi berantakan,
9. Gudang
Tempat penyimpanan barang dalam hal ini gudang sangat berguna
apabila ada barang yang tidak dipakai seperti, barang habis pakai
dan barang tidak habis pakai maka barang tersebut disimpan
didalam gudang. Pemeliharaan gudang juga sangat penting
dikarnakan harus ditata rapih dan juga sirkulasi udara harus tepat
sehingga tidak terjadi lembab sehingga akan terjamin barang yang
ada didalam gudang tersebut. Di SD Islam Al Syukro terdapat satu
gudang di lantai satu, dan dimanfaatkan untuk penyimpanan
barang-barang yang sudah tidak dipakai. Kondisi gudang tersebut
kurang rapih karena kurang pengelolaan dalam gudang tersebut.
10. Kamar mandi/WC (Guru dan Murid)
Kamar mandi yang terdapat di SD Islam Al Syukro terdapat dua
lantai, dan setiap lantai memiliki empat kamar mandi yang
didalamnya berisi kamar mandi siswa, kamar mandi guru, dan
tempat wudhu. Kamar mandi di SD Islam Al Syukro dikelola dan
dirawat kebersihannya oleh tiga orang pramubakti.
11. Kantin
Kantin berada di luar gedung sekolah, di sana terdapat berbagai
macam makanan dan minuman yang dijual. Tempatnya cukup
luas, sehingga siswa Al Syukro Universal dapat menikmati segala
sesuatu yang dijual didalamnya. Di dalam kantin terdapat satu
warung yang menyediakan makanan dan minuman ringan yang
dikelola oleh karyawan tetap Al Syukro Universal.
58
12. Tempat parkir
Tempat parkir yang tersedia cukup luas, karena ada tempat parkir
khusus yang disediakan untuk para guru dan karyawan, dan
khusus untuk para orang tua yang mengantar atau menjemput
anaknya. Jika ada suatu kegiatan, seperti pengambilan raport
memang membutuhkan tempat parkir tambahan, yaitu dipakainya
lapangan untuk tempat memarkir.
13. Mushalla atau tempat ibadah
Perguruan Islam Al Syukro memiliki dua tempat ibadah. Pertama,
terdapat paling depan setelah gerbang utama Perguruan Islam Al
Syukro Universal, atau tepat berada dibelakang pos satpam.
Kedua, berada didalam ruangan gedung SD dan SMP Al Syukro
Universal. Khusus SD Islam Al Syukro Universal lebih sering
digunakan Mushalla yang terdapat di dalam gedung, karena jarak
yang memang dekat dengan ruang belajar dan tempatnya yang
cukup luas untuk diadakan rutinitas shalat berjamaah.
Adapun kelengkapan yang terdapat di Mushalla SD Al Syukro
terdapat Podium, tiga buah mic (toa), dua sound system, enam
buah kipas angin, satu loker (lemari), dan 13 buah karpet yang
berbentuk sajadah.
14. Lapangan upacara
SD Islam Al Syukro memiliki lapangan upacara yang luas, di
dalamnnya terdapat satu tiang bendera dan di tumbuhi rumput
hijau yang dirawat oleh karyawan khusus dibidang taman
(Gardener).
15. Lapangan olahraga
Area Perguruan Islam Al Syukro sangatlah luas, sehingga terdapat
beberapa lapangan olahraga yang dapat dipakai sebagai sarana
59
pemebelajaran. Adapun lapangan yang tersedia adalah lapangan
basket, lapangan bola, dan lapangan serbaguna yang dapat dipakai
untuk olahraga apa saja dan dilengkapi dengan peralatan olahraga.
16. Kebun
Kebun SD Islam Al Syukro digabung menjadi satu dalam lahan
yang luas Perguruan Islam Al Syukro. Luas sekitar 2,75 Ha sudah
pasti memiliki luas kebun, dan terdapat banyak tumbuh pepohonan
besar dan tanahnya pun di tumbuhi rumput-rumput. Untuk kebun
di Perguruan Islam Al Syukro di kelola oleh dua orang Pramubakti
yang ditugaskan sebagai “Gardener” yang memelihara tumbuhtumbuhan dikawasan sekolah. Kebun tersebut selalu dimanfaatkan
oleh guru-guru sebagai media pembelajaran, seperti belajar di luar
kelas, menanam tumbuh-tumbuhan, mengenali jenis tumbuhan,
merawat tumbuhan, bahkan siswa di ajak untuk membuat suatu
lahan pertanian yang sudah dilaksanakan seperti menanam jagung
dan tumbuhan lainnya.
B. Dekripsi dan Interpretasi Data Penelitian
1.
Upaya Pengelolaan Sarana dan prasarana SD Islam Al Syukro
Universal
Semakin berkembangnya zaman, membuat SD Islam Al
Syukro semakin ingin berinovasi terhadap pengelolaan sarana dan
prasarana serta meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang ada
di SD Islam Al Syukro Universal.
Seluruh kegiatan SD Islam Al Syukro Universal di bawahi
oleh Direktorat Perguruan Islam Al Syukro Universal. Adapun yang
mengelola Sarana dan Prasarana tersebut, Perguruan Islam Al Syukro
memusatkan pada satu Bidang yang dikelola oleh Unit Sarana dan
Prasarana, dan dibantu oleh Unit Logistik Perguruan Islam Al Syukro
Universal. Yang menangani bagian Sarana dan Prasarana di SD Islam
60
Al Syukro Universal berjumlah satu orang yaitu Wakasek Bid. Umum
(Ibu Mamay), dan berkoordinasi dengan Bidang Sarana dan Prasarana
Perguruan Islam Al Syukro Universal ( Pak Nanang Wahyu dan Pak
Hambali).1
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Staff
Sarana dan Prasarana dan Wakil Kepala Sekolah bidang Umum SD
Islam Al Syukro Universal, maka penulis mendapatkan informasi
tentang beberapa upaya yang dilakukan oleh SD Islam Al Syukro
dalam melengkapi sarana dan prasarana agar mencapai standar dan
mampu menunjang hasil belajar siswa.
Adapun pengelolaan yang dilakukan oleh Wakasek Bidang
Umum yaitu: bagian Sarana dan prasarana (Sarana Kantor, Kelas,
Buku/Alat/Bahan/Lab, dan Perpustakaan), pengadaan Perangkat
Administrasi
Guru/Wali
Kelas,
pengadaan
barang
inventaris,
pemeliharaan gedung, dan laporan inventarisasi.2
Dari hasil wawancara dengan Ibu Mamay (Wakasek Umum)
dan Pak Wahyu (Staff Sarana dan Prasarana), penulis mendapatkan
informasi tentang upaya pengadaan sarana dan prasarana sekolah,
diantaranya:
a. Cara pengadaannya pertama, didapatkan dari Pemerintah, seperti
buku-buku dan alat media pembelajaran, atau dari sumbangansumbangan yang didapatkan sekolah.3
b. Cara pengadaan Sarana dan Prasarana di SD Islam Al Syukro
yang kedua dilakukan dengan cara mengajukan kebutuhan yang
dibutuhkan yang telah di setujui oleh Kepala Sekolah, lalu di
1
Wawancara dengan Staff Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Al Syukro yaitu Bapak Nanang
Wahyudi
2
3
Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Umum SD Islam Al Syukro yaitu Ibu Mamay
Wawancara dengan Staff Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Al Syukro yaitu Bapak Nanang
Wahyudi
61
ajukan ke bagian Logistik dan di setujui oleh bagian keuangan
Direktorat. Setelah itu kebutuhan yang dibutuhkan akan tercapai.4
Dari hasil wawancara menghasilkan untuk pengadaan sarana
dan prasarana di SD Islam Al Syukro tidak sulit. Sebagai sekolah
yang mempunyai fasilitas yang cukup, maka setiap kebutuhan SD
Islam Al Syukro akan terpenuhi. Hanya saja terdapat kekurangan
dalam pemeliharaannya yang kurang mendapatkan perhatian.
SD Islam Al Syukro Universal memiliki empat orang
Pramubakti yang merawat gedung sekolah sampai pada barangbarang yang ada di sekitar sekolah. Tetapi, kendala pemeliharaan
terdapat dalam penempatan benda-benda fasilitas belajar dan media
pembelajaran.
Pada dasarnya sarana dan prasarana sangat dimanfaatkan oleh
para siswa-siswi karena sebagai pendukung siswa-siswi belajar,
untuk dapat menjadikan siswa paham terhadap pembelajaran.
Apalagi terhadap anak Sekolah Dasar sangat diperlukan berbagai
sarana dan prasarana sebagai media pembelajaran untuk siswa.
Sebagai guru harus memerhatikan keefektifan dan efesiensi dari
penggunaan sarana dan prasarana yang ada di SD Islam Al Syukro
Universal, karena masih ada guru yang belum perhatian terhadap
sarana dan prasarana yang sudah ada, dan kurang adanya perhatian,
seperti wali kelas yang kuramg perhatian terhadap fasilitas yang
ada di dalam kelas, tidak begitu peduli dengan perawatan sarana
dan prasarana yang ada.5
Pemakaian
sarana
dan
prasarana
pendidikan,
harus
memerhatikan efektivitas dan efisiensi. Efektivitas berarti semua
pemakaian perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditujukan
semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan
4
Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Umum SD Islam Al Syukro yaitu Ibu Mamay
5
Wawancara dengan salah satu guru SD Islam Al Syukro Universal, yaitu Ibu Asri Aryaning
62
sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun,
efisiensi berarti, pemakaian semua perlengkapan pendidikan secara
hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak
mudah habis, rusak, atau hilang.
2.
Penggunaan Media Pembelajaran
Pada dasarnya sebuah media pembelajaran menjadi sebagai
fasilitas penunjang belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil
pembelajaran siswa agar lebih dapat tercapai tujuan belajar salah
satunya di dukung oleh media pembelajaran. Setiap guru di SD Islam
Al Syukro Universal memakai media pembelajaran, untuk membantu
siswa dalam memahami pembelajaran. Tentunya guru harus bisa
menggunakan media yang akan digunakan pada pembelajaran, seperti
guru komputer harus pandai mempraktekkan materi yang sedang
dipelajari. Lalu, guru agama memutar video praktek ibadah haji harus
dapat menggunakan media infocus dengan baik.6
Peran guru dalam pengelolaan sarana dan prasarana di SD Islam
Al Syukro Universal dimulai dari perencanaan, pemanfaatan dan
pemeliharaan, serta pengawasan penggunaan prasarana-sarana. Dalam
hal ini, guru lebih banyak berhubungan dengan sarana pengajaran,
yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran.
Pada hasil wawancara lain, bahwa pemakaian media pengajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa.7
Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran
akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
6
Wawancara dengan salah satu guru SD Islam Al Syukro Universal, yaitu Ibu Asri Aryaning
7
Wawancara dengan salah satu guru SD Islam Al Syukro Universal, yaitu Bapak Henrizal Saidi
63
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga
dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data
dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan
memadatkan informasi.
Penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa di dasarkan pada pertimbangan dan pengetahuan dari
keterampilan
guru
membuat,
menggunakan,
dan
menilai
keefektifannya.
Pengamatan peneliti mewujudkan bahwa guru-guru di SD Islam
Al Syukro Universal memiliki kemampuan dan keterampilan dalam
menggunakan media dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) media-media yang
umumnya digunakan guru adalah media yang lazim diketahui,
digunakan dan disediakan oleh sekolah; (2) media-media yang
digunakan guru di luar yang disediakan sekolah adalah media yang
dibuat sendiri oleh guru, baik dalam bentuk gambar maupun kegiatan
yang direkayasa; dan (3) terdapat beberapa guru di SD Islam Al
Syukro Universal menggunakan media-media pembelajaran yang
terbilang canggih misalnya penggunaan multimedia yang berbasis
komputer, dan LCD beserta InFocus.
Pihak SD Islam Al Syukro Universal selalu mendukung dan
menganjurkan guru tidak saja terpaku pada sekolah saja yang
menyediakan seluruh kebutuhan media penunjang, tetapi mau
berkreativitas membuat sendiri media-media yang sederhana dengan
memanfaatkan potensi sekitar. Ini lebih efektif ketimbang misalnya
menggunakan media yang canggih tetapi guru sendiri tidak dapat
menggunakannya secara baik.8
8
Wawancara dengan salah satu guru SD Islam Al Syukro Universal, yaitu Ibu Asri Aryaning
64
Seperti contoh yang ada di SD Islam Al Syukro pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, untuk mencapai tujuan yang
efektif, guru agama bersangkutan juga memanfaatkan media
pembelajaran yang ada. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam yang efektif tidak bisa hanya mengandalkan metode saja, tetapi
juga harus didukung dengan penggunaan media pembelajaran
pendukung. Kalau guru ceramah saja misalnya tentang praktek shalat
kepada anak, anak akan bingung dan cenderung tidak memperhatikan.
Berbeda bila guru menghadirkan media berupa gambar praktek shalat
atau CD praktek shalat yang diputar di depan anak.
Dengan demikian, kita menggunakan media atau sarana yang
ada, akan menjadi penting untuk membuat anak semakin jelas dan kita
mengajar juga tidak capek dan bosan karena kita dapat melakukannya
dengan simpel (sederhana) dengan bantuan media ataupun sarana dan
prasarana lain.9
Dari hasil wawancara tersebut dapat dijelaskan bahwa
penggunaan media dalam pembelajaran SD Islam Al Syukro
Universal memberikan dampak positif dan efektif berupa: (1)
peningkatan gairah siswa dalam mengikuti pembelajaran; (2)
membuat
siswa
mempermudah
fokus
guru
pada
dalam
materi
yang
mengelola
disampaikan;
kelas
selama
(3)
proses
pembelajaran berlangsung; dan (4) secara tidak langsung dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Sebagaimana diungkapkan dari hasil temuan penelitian di mana
seluruhnya
bahwa
penggunaan
media
pembelajaran
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Karenanya penggunaan media
harus senantiasa mendapatkan perhatian dan diefektifkan.
9
Wawancara dengan salah satu guru SD Islam Al Syukro Universal, yaitu Bapak Henrizal Saidi
65
3.
Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Menunjang Hasil
Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal
Sarana Yang Menunjang Proses Pembelajaran di SD Islam Al
Syukro Universal meliputi Peralatan pendidikan, seperti papan tulis,
bangku, meja, dan lain-lain yang terdapat di dalam kelas dan sekitar
sekolah, media pendidikan yang digunakan untuk membantu
komunikasi dalam pembelajaran, buku sebagai sumber belajar,
meliputi: Buku teks pelajaran menjadi pegangan peserta didik dan
guru untuk setiap mata pelajaran, dan Buku pengayaan untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru. Buku referensi
adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu, dan
Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain
buku meliputi jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan
compact disk.
Hasil wawancara menyatakan bahwa tanpa sarana dan prasarana
tidak akan berjalan dengan baik proses KBM. Sarana dan prasarana
sebagai pendukung proses belajar siswa, tentunya harus memadai.10
Salah satunya perpustakaan sangat dimanfaatkan karena sebagai
salah satu sumber pembelajaran siswa. Siswa dapat mengakses
perpustakaan sebagai bahan pembelajaran, dengan memperoleh bahan
pelajaran dari buku-buku yang ada di perpustakaan. Dengan
peminjaman buku yang dilakukan oleh siswa atau anggota lainnya,
siswa dapat menggunakan buku tersebut.11
Dalam suatu proses belajar mengajar di SD Islam Al Syukro
Universal, sarana dan prasarana merupakan salah satu penunjang
suatu proses belajar mengajar. Seorang siswa dalam melakukan
aktivitas belajar memerlukan adanya dorongan tertentu agar kegiatan
10
11
Wawancara dengan salah satu guru SD Islam Al Syukro Universal, yaitu Bapak Henrizal Saidi
Wawancara dengan salah satu guru dan merangkap sebagai pustakawan SD Islam Al Syukro
Universal, ayitu Bapak Asep Tedjakusumah
66
belajarnya dapat menghasilkan prestasi belajar yang sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang
maksimal, tentunya sebagai guru di SD Islam Al Syukro Universal
perlu diperhatikan berbagai faktor yang membangkitkan para
siswa untuk belajar dengan efektif. Hal tersebut dapat ditingkatkan
apabila ada sarana penunjang, yaitu faktor sarana dan prasarana
belajar dan dapat memanfaatkannya dengan tepat dan seoptimal
mungkin.
4.
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di SD Islam Al Syukro
Universal
Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana, di SD Islam Al
Syukro Universal memiliki tim khusus yaitu staff sarana dan
prasarana, dan upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan dengan
cara pemeliharaan yang dilakukan adalah di bantu oleh masingmasing bagian. Dengan menjaga kebersihannya, rutin mengecek
sarana dan prasarana yang ada. Jika terjadi kerusakan, maka pihak SD
Islam Al Syukro menghubungi staff sarana dan prasarana yang akan
menangani jika terjadi kerusakan.12
Pemeliharaan ini dilakukan agar sarana dan prasarana yang ada
di sekolah dapat terawat dengan baik. Barang-barang yang ada perlu
dirawat secara baik dan kontinu untuk menghindarkan dari kerusakan.
Dengan demikian kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang
tetapdalam keadaan baik dan berfungsi baik.
Proses pemeliharaan dimulai dari pemakai barang itu sendiri,
yaitu dengan berhati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan
khusus harus dilakukan oleh petugas professional yang mempunyai
keahlian sesuai dengan jenis barang.
12
Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Umum SD Islam Al Syukro yaitu Ibu Mamay
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data yang telah
dilakukan, maka dapat dikemukakan beberapa temuan sebagai berikut:
1.
Pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh SD Islam Al
Syukro
Universal
yakni
dengan
memperoleh
dari
bantuan
pemerintah, dan dengan mengajukan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam proses belajar mengajar kepada yayasan dengan
menggunakan Anggaran yang telah ditetapkan atau dengan dana
BOS.
2.
Penggunaan sarana dan prasarana di SD Islam Al Syukro masih
butuh
perhatian
terhadap
keefektifan
dan
efesiensi
dalam
pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada di SD Islam Al Syukro
Universal.
3.
Pemeliharaan sarana dan prarasana yang dilakukan oleh SD Islam Al
Syukro Universal adalah dengan memiliki tim khusus yaitu staff
sarana dan prasarana, dan upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan
dengan pengecekan secara rutin untuk mencegah kerusakan.
67
68
B.
Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan pada penelitian ini, maka dapat
diajukan saran-saran guna menunjang hasil belajar siswa dengan
penggunaan sarana dan prasarana di SD Islam Al Syukro Universal.
Saran-saran dari hasil penelitian ini tentang peranan sarana dan prasarana
sekolah dapat disarankan sebagai berikut:
1.
Lebih ditingkatkan lagi kemampuan guru dalam menggunakan
sarana dan prasarana, agar dapat bermanfaat dalam proses
pembelajaran siswa. Mungkin guru diberikan pelatihan-pelatihan,
agar pandai menggunakan media pembelajaran dengan baik,
sehingga tujuan pendidikan akan tercapai dan hasil pembelajaran
siswa tercapai dengan baik.
2.
Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana di SD Islam Al Syukro
lebih ditingkatkan lagi untuk pemeliharaannya dari kebersihan
maupun dari perawatannya. Walaupun sampai saat ini pemeliharaan
sudah dilakukan dengan baik, alangkah baiknya untuk tetap dijaga
dan
diperhatikan
kebersihan
dan
perawatannya
agar
dapat
dimanfaatkan dengan baik dan dengan jangka waktu yang lama.
3.
Selain pemeliharaan, sarana dan prasarana agar ditempatkan dengan
baik di suatu tempat khusus untuk sarana dan prasarana, khususnya
untuk media – media pembelajaran yang sering digunakan untuk
proses pembelajaran. Sejauh ini di SD Islam Al Syukro sudah cukup
baik, hanya saja tempat untuk menyimpan sarana dan prasarana
kurang cukup memadai yang membuat beberapa sarana dan
prasarana menjadi tercecer atau tidak beraturan penempatannya.
Oleh karena itu, maka dibutuhkan sebuah ruangan untuk penempatan
sarana dan prasarana yang belum mempunyai tempat penyimpanan
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Maman dan Sambas Ali Muhidin. Panduan Praktis Memahami
Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,
2011.
Arikunto, Suharsimi. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993.
Arum, Wahyu Sri Ambar. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Jakarta: CV. Multi Karya Mulia, 2006.
Bafadal, Ibrahim. Manajemen Perlengkaan Sekolah Teori dan Aplikasinya.
Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Barnawi & M. Arifin. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012.
Daryanto, M. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Daryanto. Administrasi pendidikan.Jakarta: Rieka Cipta, 2001.
Depdiknas. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Dirjen Peningkatan
Mutu dan Kependidikan, Depdiknas, 2007.
H. Gunawan, Ary. Administrasi sekolah ( Administrasi pendidikan mikro). Jakarta
: PT Rhineka Cipta, 1996.
Kasan, Tholib. Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan. Jakarta: Studia press,
2000.
Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2011.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Ciputat: Gaung
Persada Pers, 2008.
Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan , Pasal 42, ayat 1-2.
Rugaiyah dan Atik Sistimatik. Profesi Keguruan. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
69
70
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta,
2010.
Soetjipto dan Raflis kosasi, Profesi Keguruan….,
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012.
Suryantoro, Arief dan FX. Suwarto. Metode & Teknik Penelitian Sosial.
Yogyakarta: ANDI, 2007.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
3.
Yanuar, A. Jenis- Jenis Hukuman Edukatif Untuk Anak SD. Jogjakarta: DIVA
Press, 2012.
71
DAFTAR KEPALA SEKOLAH, GURU DAN KARYAWAN
SEKOLAH DASAR ISLAM AL SYUKRO
TAHUN PEMBELAJARAN 2013 – 2014
NO
Nama
L/P
No. Induk
Jabatan
1
Muhammad Syafi'ie, S. Pd. I
L
1283.0712.02
Kepala Sekolah
2
Asri Aryaning Nugraheni, M.
Si
P
1281 0109 02
3
Alfiatun Nikmah, S. Ag
P
0573 0702 02
4
Mamay, S. Psi
P
0884 1206 02
5
Tarni, S. Pd
P
0671 0601 02
Guru
6
Henrizal Saidi Harahap, M.
Ag
L
0678 0903 02
Guru
7
Partono Iman
L
0470 0600 02
Guru
8
Lina Sahayati, S. Ag
P
0176 0701 02
Guru
9
Siti Nur Istiqomah, S. Ag
P
0674 0701 02
Guru
10
Ari Pudjijanto, ST
L
0473 0601 02
Guru
11
Suwandi, SE
L
1079 0801 02
Guru
12
Yayat Nurhidayat, SP
L
0973 0704 02
Guru
13
Fatrikhah, S. Pd. I
P
0578 0702 02
Guru
14
Mawar Elista, S. Pd
P
0979 0803 02
Guru
15
Yayu Eko Rusmiati, S. Pd
P
0377 1004 02
Guru
16
Mastari, S. Pd. I
L
1078 0305 02
Guru
17
Proborini, S. Pd
P
0874 0405 02
Guru
18
Lailya Hasmy, S. Pd
P
0577 0705 02
Guru
19
Mar'atus Tsaniyah, S. Pd. Sd
P
0283 00705 02 Guru
Wakasek,
Kurikulum
Wakasek
Kesiswaan
Wakasek,
Umum
72
20
Leny Latifah, S. Pd
P
0982 0705 02
Guru
21
Nurdiani Naibaho, S. Pd
P
1279 0707 02
Guru
22
Hanipah, S. Pd. I
P
0472 0702 02
Guru
23
Ari Eka Hani Puspita, STP
P
0380 0108 02
Guru
24
Dewi Mualimatul , S. Pd
P
0284.0108.02
Guru
25
Siti Umroh, S. Ag
P
0678 0108 02
Guru
26
Rusmaryana, S. Pd
P
0578 0109 02
Guru
27
Khairun nisak, S. Pd. I
P
1282 0109 02
Guru
28
Childa Erika S. Pd. I
P
0379 1109 02
Guru
29
Ferawati, S. Pd
P
0285 1109 02
Guru
30
Nasrini, S. Pd
P
0984 0210 02
Guru
31
Dian Lestari Octaviani, S. Sos
P
1080 0710 02
Guru
32
Siti Zahronah, S.Pdi
P
0885 0910 02
Guru
33
Budi Kurniawan, S.Pd
L
1179 0112 02
Guru
34
Fadly Rizaldi, S. Pd. I
L
0984.0712.02
Guru
35
Abdul Kholik, S. Pd. I
L
1074.0712.02
Guru
36
Cut Putri Balqis
P
0676.0712.02
Guru
37
Djaenudin, S. Pd
L
1804 0602 02
Guru
38
Drs. Lazuardi
L
1265 0710 02
Guru
39
Fidiarsih Wahyuni, SS.
P
0190 0713 02
Guru
40
Mega Anggitha, S.Sos.I
P
0583 0713 02
Guru
41
Shofia Dini, S.Pd.
P
0690 0713 02
Guru
42
Adisti Tresnawati
P
1289 0713 02
Guru
73
43
Soraya,
P
1078 0713 02
Guru
44
Ade Sodikin, Sos.I
L
0384.0214.02
Guru Komputer
45
Asep Tedjakusuma, S. Pd
L
0674 0805 03
Pustakawan
46
NoorJannah
P
1076 0602 02
Tata Usaha
47
Gufron Hanafi
L
0382 0902 02
Pramubakti
48
Ahmad Son Rohmadi
L
49
Mustadi
L
50
Son Haji
L
Pramubakti
0573 0311 02
Pramubakti
Pramubakti
74
Hasil Wawancara Unit Sarana dan Prasarana
Perguruan Islam Al Syukro Universal
Nama
Bidang
Tempat
Hari/Tanggal
: Nanang Wahyudi, S. Kom
: Staff Sarana dan Prasarana
: Al Syukro Universal
: 28 Februari 2014
1. Berapa orang karyawan yang ditempatkan di bidang sarana dan prasarana
yang bekerja di sekolah?
Jawaban: Yang menangani bagian Sarana dan Prasarana di SD Islam Al
Syukro Universal berjumlah satu orang yaitu Wakasek Bid. Umum
(Ibu Mamay), dan berkoordinasi dengan Bidang Sarana dan
Prasarana Perguruan Islam Al Syukro Universal ( Pak Wahyu dan
Pak Hambali).
2. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?
Jawaban: Semua yang ada di SD Islam Al Syukro Universal, mulai dari
gedung sekolah, sarana kelas, ruang laboratorium, ruang
perpustakaan, ruang guru, ruang administrasi, kamar mandi, ruang
UKS, lapangan olahraga, lapangan upacara, kantin, media
pembelajaran, alat-alat pembelajaran, buku-buku, dan fasilitas
belajar lainnya yang ada di SD Islam Al Syukro Universal.
3. Bagaimana cara pengadaan sarana dan prasarana sekolah?
Jawaban: Cara pengadaannya pertama, didapatkan dari Pemerintah, seperti
buku-buku dan alat media pembelajaran, atau dari sumbangansumbangan yang didapatkan sekolah. Cara yang kedua mengajukan
dari pihak SD Islam Al Syukro Universal yang di setujui oleh
Kepala Sekolah SD Islam Al Syukro Universal, lalu diajukan ke
bagian logistik Perguruan Islam Al Syukro Universal, dan di
setujui oleh Manajer Keuangan Direktorat Perguruan Islam Al
Syukro Universal, maka sarana dan prasarana pendidikan akan di
dapatkan. Tentunya pengajuan tersebut mengacu kepada RAPBS.
75
4. Seperti apakah proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas dan
kuantitas barang-barang yang akan dibeli untuk memenuhi kebutuhan sarana
dan prasarana sekolah?
Jawaban: dengan mencari informasi sarana dan prasarana yang telah ada dan
membandingkan hasil kualitas agar dapat sesuai dengan kelancaran
proses KBM (Kegiatan Belajar dan Mengajar) di SD Islam Al
Syukro Universal.
5. Adakah pembentukan panitia dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah?
Jawaban: tidak ada, hanya melalui WakaSek Umum SD Islam Al Syukro
Universal lalu berkoordinasi dengan bagian Sarana dan Prasarana
Perguruan Islam Al Syukro Universal.
6. Adakah kerja sama atau rekanan dalam pengadaan sarana dan prasarana di
sekolah?
Jawaban: Dari tahun ke tahun kita mempunyai rekanan dengan beberapa
vendor, agar mendapatkan kepuasan dalam pengadaan sarana dan
prasarana, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama
dengan pihak lain, karena kita terus mencari yang lebih baik untuk
keberlangsungan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar Siswa) di SD
Islam Al Syukro Universal.
7. Apa saja faktor penghambat dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah?
Jawaban: Penghambat terjadi karena RAPBS tidak sesuai dengan pengadaan
Sarana dan Prasarana yang di butuhkan.
Ciputat, 28 Februari 2014
Nanang Wahyudi, S.Kom
76
Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah
Bidang Umum (Sarana dan Prasarana)
SD Islam Al Syukro Universal
Nama
Bidang
: Mamay, S.Psi
: Wakil Kepala Sekolah Bid. Umum (Sarana dan Prasarana,
Humas)
Tempat
: Al Syukro Universal
Hari/Tanggal : 02 Maret 2014
1. Tugas apa saja yang dilakukan sebagai wakil kepala sekolah bidang sarana
dan prasarana sekolah?
Jawaban: Mengelola Sarana dan prasarana SD Islam Al Syukro Universal
yang meliputi Sarana Kantor dan Kelas, Buku/Alat/Bahan/Lab, dan
Perpustakaan, Pengadaan Perangkat Administrasi Guru/Wali Kelas,
Pengadaan barang inventaris, Pemeliharaan gedung, Laporan
inventarisasi
2. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?
Jawaban: Mulai dari gedung Sekolah, Ruang Kelas, Ruang Guru, Ruang TU,
Ruang Kepala Sekolah, Kamar mandi, Laboratorium, Perpustakaan,
Mushalla, Kantin, Lapangan, Ruang UKS, Media Pembelajaran,
Komputer, Infocus, dan alat-alat pendukung media pembelajaran.
3. Bagaimana cara pengadaan sarana dan prasarana sekolah?
Jawaban: Ada beberapa sarana dan prasarana yang diperoleh dari pemerintah,
seperti media pembelajaran. Cara pengadaan Sarana dan Prasarana di
SD Islam Al Syukro dengan cara mengajukan kebutuhan yang
dibutuhkan yang telah di setujui oleh Kepala Sekolah, lalu di ajukan
ke bagian Logistik dan di setujui oleh bagian keuangan Direktorat.
Setelah itu kebutuhan yang dibutuhkan akan tercapai. Sumber Dana
yang dipakai bersumber dari Dana BOS dan Dana Direktorat
Perguruan Islam Al Syukro Universal.
77
4. Apa ada pedoman yang dipegang untuk pengadaan sarana dan prasarana?
Jawaban: Pedoman yang harus diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan
pendidikan, yaitu efektivitas dan efisiensi. Efektivitas berarti semua
pemakaian perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditujukan
semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan
sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun,
efisiensi berarti, pemakaian semua perlengkapan pendidikan secara
hemat dan hati-hati sehingga semua perlengjkapan yang ada tidak
mudah habis, rusak, atau hilang.
5. Seperti apakah proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas dan
kuantitas barang-barang yang akan dibeli untuk memenuhi kebutuhan sarana
dan prasarana sekolah?
Jawaban: Penentuan kualitas di dasarkan oleh pembandingan beberapa
sumber untuk mendapatkan barang-barang yang berkualitas,
bermanfaat, layak dipakai, tahan lama, dan aman untuk digunakan
oleh siswa. Dan untuk penentuan kuantitas, dilihat dari seberapa
barang tersebut di butuhkan oleh para siswa di SD Islam Al Syukro
Universal.
6. Adakah pembentukan panitia dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah?
Jawaban: Pembentukan panitia tidak selalu dilakukan, hanya saja dilihat dari
kebutuhan, jika terdapat kesulitan atau pengadaan dalam jumlah
yang banyak, maka di butuhkan tim khusus. Tetapi dalam prosedur
yang telah dijalankan, bahwa tim pengadaan sarana dan prasarana
dilakukan dari pengajuan melalu Form Pengajuan Perlengakapan
Inventaris (FPPPI) Pengadaan pihak SD Islam Al Syukro, yang akan
di tindak lanjuti oleh pihak logistik dan disetujui oleh manajer
keuangan Perguruan Islam Al Syukro Universal.
7. Adakah kerja sama atau rekanan dalam pengadaan sarana dan prasarana di
sekolah?
Jawaban: Ada, tetapi tidak semua pengadaan sarana dan prasarana sekolah
bekerja sama dengan rekanan. Hanya beberapa saja, seperti
pembelian media pembelajaran yang berhubungan dengan
elektronik, kami mempunyai rekanan dalam pengadaan sarana dan
prasarana tersebut.
78
8. Apa saja faktor penghambat dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah?
Jawaban: Tidak ada penghambat yang menjadikan kendala dalam pengadaan
sarana dan prasarana. Hanya saja dalam pengadaan sarana dan
prasarana harus mengacu kepada RAPBS, jika masih terpenuhi
anggaran, maka sarpras yang akan dibutuhkan akan terpenuhi.
9. Apa penggunaan sarana dan prasarana sekolah dimanfaatkan oleh siswa-siswi
SD Islam Al Syukro Universal?
Jawaban: Tentu saja sarana dan prasarana sangat dimanfaatkan oleh siswasiswi SD Islam Al Syukro Universal, sebagai bahan pendukung
dalam proses pembelajaran yang efektif.
10. Bagaimana cara pemeliharaan sarana dan prasarana di SD Islam Al Syukro
Universal?
Jawaban: Cara pemeliharaan yang dilakukan adalah di bantu oleh masingmasing bagian. Dengan menjaga kebersihannya, rutin mengecek
sarana dan prasarana yang ada. Jika terjadi kerusakan, maka pihak
SD Islam Al Syukro menghubungi staff sarana dan prasarana yang
akan menangani jika terjadi kerusakan.
Ciputat, 02 Maret 2014
Mamay, S.Psi
79
Hasil Wawancara Pustakawan (merangkap guru)
SD Islam Al Syukro Universal
Nama
Jabatan
Tempat
Hari/Tanggal
: Asep Tedjakusuma, S. Pd
: Guru / Pustakawan
: Al Syukro Universal
: 02 Maret 2014
1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan?
Jawaban: yang terdapat di dalam Perpustakaan SD Islam Al Syukro antara
lain seperti lemari, meja, kursi, kipas angin, buku-buku koleksi
(buku pelajaran, buku cerita, artikel, ensiklopedia, dll), komputer,
printer, globe.
2. Apa saja Tugas yang dilakukan pihak Perpustakaan?
Jawaban: Tugas-tugas yang dilakukan antara lain menyiapkan buku
kunjungan dan buku peminjaman, mendisplay koran, melayani
peminjaman dan pengembalian koleksi, membuat klasifikasi dan
katalogisasi koleksi, mencatat dan melayani keanggotaan baru dan
perpanjang keaggotaan, dan meletakkan koleksi ke raknya masingmasing setelah digunakan.
3. Bagaimana Kondisi Umum dari Perpustakaan SD Islam Al Syukro
Universal?
Jawaban: Perpustakaan SD Islam Al Syukro Universal memiliki koleksi
sebanyak 1013 Judul, yang terdiri dari 598 Buku fiksi, 53 Non Fiksi,
Referensi 80 Judul, dan 282 Buku Pelajaran.
4. Apa penggunaan sarana Perpustakaan sekolah dimanfaatkan oleh siswa-siswi
SD Islam Al Syukro Universal dalam pembelajaran?
Jawaban: Ya, sangat dimanfaatkan karena sebagai salah satu sumber
pembelajaran siswa. Siswa dapat mengakses perpustakaan sebagai
bahan pembelajaran, dengan memperoleh bahan pelajaran dari bukubuku yang ada di perpustakaan. Dengan peminjaman buku yang
dilakukan oleh siswa atau anggota lainnya, siswa dapat
menggunakan buku tersebut.
80
5. Seberapa besar peran Perpustakaan dalam membantu pembelajaran untuk
keberhasilan pembelajaran siswa?
Jawaban: Perpustakaan sangat berperan besar, karena siswa mendapatkan
informasi yang diperoleh dari mengakses perpustakaan. Siswa
dapat membaca tentang apa yang dipelajari atau yang akan
diketahui melalui buku-buku koleksi perpustakaan yang tersedia.
Siswa akan lebih banyak memperoleh informasi melalui teori-teori
yang terdapat dalam sumber buku yang di bacanya.
Ciputat, 02 Maret 2014
Asep Tedjakusuma, S.Pd
81
Hasil Wawancara Guru
SD Islam Al Syukro Universal
Nama
Jabatan
Tempat
Hari/Tanggal
1.
: Asri Aryaning Nugraheni, M.Si
: Guru
: Al Syukro Universal
: 02 Maret 2014
Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?
Jawaban:
Gedung sekolah, kelas, perpustakaan, lab. komputer, lapangan
olahraga, meja, kursi, papan tulis, komputer, buku, infocus, dan
semua fasilitas yang terdapat di SD Islam Al Syukro Universal
2. Seperti apakah proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas dan
kuantitas barang-barang yang akan dibeli untuk memenuhi kebutuhan sarana
dan prasarana sekolah?
Jawaban: Seperti biasa guru-guru mencari referensi barang-barang dari rekan
terdekat untuk mendapatkan kualitas barang yang bagus sesuai
dengan kebutuhan yang akan digunakan. Lalu kami menentukan
yang mana yang terbaik kualitasnya dan terjangkau harganya, lalu
kami tentukan berapa kebutuhan yang diperlukan dari sarana dan
prasarana tersebut.
3. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana
sekolah?
Jawaban: Selama ini saya tidak menemukan kendala yang berarti, hanya saja
waktu yang menjadi kendala jika membutuhkan kebutuhan sarana
dan prasarana yang harusnya di pakai dalam waktu yang cepat,
tetapi barang yang kita butuhkan belum tercapai karena harus
melalui proses yang sudah ditentukan oleh yayasan.
4. Apa penggunaan sarana dan prasarana sekolah dimanfaatkan oleh siswa-siswi
SD Islam Al Syukro Universal dalam pembelajaran?
Jawaban: Sangat dimanfaatkan oleh para siswa-siswi karena sebagai
pendukung siswa-siswi belajar, untuk dapat menjadikan siswa
paham terhadap pembelajaran. Apalagi terhadap anak Sekolah
Dasar sangat diperlukan berbagai sarana dan prasarana sebagai
82
media pembelajaran untuk siswa. Sebagai guru harus
memerhatikan keefektifan dan efesiensi dari penggunaan sarana
dan prasarana yang ada di SD Islam Al Syukro Universal, karena
masih ada guru yang belum perhatian terhadap sarana dan
prasarana yang sudah ada, dan kurang adanya perhatian, seperti
wali kelas yang kuramg perhatian terhadap fasilitas yang ada di
dalam kelas, tidak begitu peduli dengan perawatan sarana dan
prasarana yang ada.
5. Seberapa besar peran sarana dan prasarana dalam membantu pembelajaran
untuk keberhasilan pembelajaran siswa?
Jawaban: sangat besar menurut saya sarana dan prasarana itu ada, selain
sebagai media untuk contoh pembelajaran siswa, melainkan sebagai
penyemangat atau motivasi siswa agar belajar lebih di sukai oleh
siswa agar mudah dipahami oleh siswa-siswi SD Islam Al Syukro
Universal.
6.
Sebagai guru, bagaimanakah media pembelajaran dapat berfungsi dengan
baik?
Jawaban: tentunya guru harus bisa menggunakan media yang akan digunakan
pada
pembelajaran,
seperti
guru
komputer
harus
pandai
mempraktekkan materi yang sedang dipelajari. Lalu, guru agama
memutar video praktek ibadah haji harus dapat menggunakan
media infocus dengan baik. Sekolah selalu mendukung dan
menganjurkan guru tidak terpaku pada sekolah yang menyediakan
seluruh kebutuhan media penunjang, tetapi mau berkreativitas
membuat sendiri media sederhana dengan memanfaatkan potensi
sekitar. Ini lebih efektif ketimbang menggunakan media yang
canggih tetapi guru sendiri tidak dapat menggunakannya secara
baik.
Ciputat, 02 Maret 2014
Asri Aryaning Nugraheni, M.Si
83
Hasil Wawancara Guru
SD Islam Al Syukro Universal
Nama
Jabatan
Tempat
Hari/Tanggal
: Henrizal Saidi Harahap, M. Ag
: Guru
: Al Syukro Universal
: 03 Maret 2014
1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?
Jawaban: Semua fasilitas yang terdapat di SD Islam Al Syukro Universal
yang dipakai dalam proses pembelajaran. Seperti adanya ruang
kelas, perpustakaan, laboratorium, isi kelas (papan tulis, meja,
kursi, buku, lemari, alat-alat pembelajaran, dan semua yang ada di
kelas), ada juga lapangan olahraga, kebun, kamar mandi, aula,
mushalla, ruang UKS, ruang administrasi, ruang guru, dan masih
banyak lagi.
2. Seperti apakah proses yang dilakukan untuk menentukan kualitas dan
kuantitas barang-barang yang akan dibeli untuk memenuhi kebutuhan sarana
dan prasarana sekolah?
Jawaban: mencari referensi dari rekan-rekan kerja, mencari infomasi tentang
barang-barang yang akan diperoleh, lalu membandingkan dengan
hasil referensi yang ada. Lalu, untuk menentukan kuantitas harus
melihat kebutuhan yang akan di ajukan, baisanya harus melalui
persetujuan kepala sekolah. Lalu mengajukan kepada yayasan agar
dapat disetujui oleh pihak sekolah.
3. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana
sekolah?
Jawaban: Hambatannya tidak ada, cuma memperoleh kebutuhan sarana dan
prasarana butuh waktu yang tidak cepat, sehingga kami sebagai
guru harus sabar atau mempunyai jangka waktu yang harus
ditentukan agar tepat waktu dan bisa digunakan pada waktu yang
tepat.
84
4. Apa penggunaan sarana dan prasarana sekolah dimanfaatkan oleh siswa-siswi
SD Islam Al Syukro Universal dalam pembelajaran?
Jawaban: Tentu saja, tanpa sarana dan prasarana tidak akan berjalan dengan
baik proses KBM. Sarana dan prasarana sebagai pendukung proses
belajar siswa, tentunya harus memadai.
5. Seberapa besar peran sarana dan prasarana dalam membantu pembelajaran
untuk keberhasilan pembelajaran siswa?
Jawaban: tentu sangat berperan besar, hanya saja penggunaan sarana dan
prasarana yang ada harus digunakan sebaik mungkin. Sebagai guru
harus bisa memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dan
dipelihara dengan baik, supaya bisa digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.
7.
Sebagai guru, bagaimanakah media pembelajaran dapat berfungsi dengan
baik?
Jawaban: bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar
dapat
membangkitkan
keinginan
dan
minat
yang
baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Menggunakan media atau sarana yang ada, akan menjadi penting
untuk membuat anak semakin jelas dan kita mengajar juga tidak
capek dan bosan karena kita dapat melakukannya dengan simpel
(sederhana) dengan bantuan media ataupun sarana dan prasarana lain
Ciputat, 03 Maret 2014
Henrizal Saidi Harahap, M. Ag
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
“Peranan Sarana dan Prasarana Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD
Islam Al Syukro Universal” yang disusun oleh Nur Indah Fadhilah, NIM
109018200056, Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh
dosen pembimbing skripsi pada tanggal 15 April 2014
Jakarta, 15 April 2014
Pembimbing
Dra. Nurdelima Waruwu M. Pd
NIP. 19671020 200112 2 001
LAMPIRAN
DAFTAR REFERENSI
Judul
: Peranan Sarana dan Prasarana Guna Menunjang Hasil
Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal Ciputat
Nama
: Nur Indah Fadhilah
NIM
: 109018200056
Dosen Pembimbing : Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd
No.
1.
2.
No.
Halaman
Nama Rujukan/Sumber
Footnote
Skripsi
BAB I
Dedy Mulyasana,
Pendidikan Bermutu dan
Berdaya Saing,
1
1
(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2011)
2
3
3
4
4
5
5
Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3
Dedy Mulyasana,
Pendidikan Bermutu dan
Berdaya Saing,
(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset,
2011). Cet. 1
Peraturan pemerintah
Republik Indonesia No.
19 tahun 2005 tentang
standar nasional
pendidikan , Pasal 42,
ayat 1-2
Barnawi & M. Arifin,
Manajemen Sarana dan
Prasarana Sekolah,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), Cet. Ke-1
Halaman
Paraf
Referensi Pembimbing
2
1
1
2
5
2
85
3
50
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
BAB II
Barnawi & M. Arifin,
Manajemen Sarana dan
Prasarana Sekolah,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), Cet. Ke-1
Tholib Kasan, Teori dan
Aplikasi Administrasi
Pendidikan, (Jakarta :
Studia press,2000)
Suharsimi Arikunto,
Organisasi dan
Administrasi Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan,
(Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada,
1993), Cet. 2
Daryanto, Administrasi
pendidikan, (Jakarta :
Rieka Cipta, 2001), Cet.
Ke-4
M. Daryanto,
Administrasi Pendidikan,
(Jakarta:Rineka Cipta,
2010), Cet. Ke-6
Ibrahim Bafadal,
Manajemen Perlengkaan
Sekolah Teori dan
Aplikasinya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), Cet.
Ke-3
Barnawi & M. Arifin,
Manajemen Sarana dan
Prasarana Sekolah,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), Cet. Ke-1
7
47-48
8
91
8
81-82
8
51
8
51
9
2
9
49
13
14
15
16
17
18
19
20
8
9
10
11
12
13
14
15
Ary, H. Gunawan,
Administrasi sekolah (
Administrasi pendidikan
mikro) (Jakarta : PT.
Rhineka Cipta, 1996)
Thalib Kasan, Teori dan
Aplikasi Administrasi
Pendidikan (Jakarta :
Studia Pers)
Ibrahim Bafadal,
Manajemen Perlengkaan
Sekolah Teori dan
Aplikasinya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), Cet.
Ke-3
Arief S dkk, Media
Pendidikan (Jakarta, PT.
Raja Grafindo Persada)
Cet, ke-4
Yudhi Munadi, Media
Pembelajaran Sebuah
Pendekatan Baru,
Ciputat: Gaung Persada
Pers, 2008, Cet. Ke-1
Dina Indriana, Ragam
Alat Bantu Media
Pengajaran, (Jogjakarta,
Diva Pres)
Yudhi Munadi, Media
Pembelajaran Sebuah
Pendekatan Baru,
Ciputat: Gaung Persada
Pers, 2008, Cet. Ke-1
Yudhi Munadi, Media
Pembelajaran Sebuah
Pendekatan Baru,
Ciputat: Gaung Persada
Pers, 2008, Cet. Ke-1, h.
37
12
115
12
95
16
12
17
11-12
17
9
13
16
18
37
21
46
21
22
16
17
23
18
24
19
25
26
27
28
20
21
22
23
Sobry Sutikno, Belajar
dan Pembelajaran,
(Bandung, Prospect
Bandung 2009),Cet.Ke-5
Barnawi & M. Arifin,
Manajemen Sarana dan
Prasarana Sekolah,
Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012, Cet. Ke-1
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional
Pendidikan, Depdiknas
Wahyu Sri Ambar Arum,
Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan,
(Jakarta : CV. Multi
Karya Mulia, 2006)
http://id.wikipedia.org/wi
ki/Perpustakaan diakses
tanggal 07 Februari 2014
Wahyu Sri Ambar Arum,
Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan,
(Jakarta : CV. Multi
Karya Mulia, 2006)
Barnawi, M. Arifin,
Manajemen Sarana dan
Prasarana
Sekolah,
(Jogjakarta : Ar-Ruzzz
Media, 2012)
Rugaiyah, Atik
Sistimatik, Profesi
Keguruan (Bogor :
Ghalia Indonesia, 2011)
22
106-107
24
86
24
3
25
47
27
30
46
31
60
31
65
29
30
31
32
33
34
35
24
25
26
27
28
29
30
Wahyu Sri Ambar Arum,
Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan,
(Jakarta : CV. Multi
Karya Mulia, 2006)
Barnawi, M. Arifin,
Manajemen Sarana dan
Prasarana Sekolah,
(Jogjakarta : Ar-Ruzzz
Media, 2012)
Barnawi, M. Arifin,
Manajemen Sarana dan
Prasarana Sekolah,
(Jogjakarta : Ar-Ruzzz
Media, 2012)
Barnawi, M. Arifin,
Manajemen Sarana dan
Prasarana Sekolah,
(Jogjakarta : Ar-Ruzzz
Media, 2012)
Wahyu Sri Ambar Arum,
Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan,
(Jakarta : CV. Multi
Karya Mulia, 2006)
Ibrahim Bafadal, Seri
Manajemen Peningkatan
Mutu Pendidikan
Berbasis Sekolah,
manajemen
Perlengkapan Sekolah
Teori dan Aplikasi,
(Jakarta: Bumi Aksara,
2003), Cet. Ke-2
Ibrahim Bafadal,
Manajemen Perlengkaan
Sekolah Teori dan
Aplikasinya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), Cet.
Ke-3
31
47
31
60-63
32
67
32
64
33
69-70
33
38
33
49
36
31
37
32
38
39
40
33
34
35
41
36
42
37
43
1
Rugaiyah, Atik
Sistimatik, Profesi
Keguruan (Bogor :
Ghalia Indonesia, 2011)
Ibrahim Bafadal, Seri
Manajemen Peningkatan
Mutu Pendidikan
Berbasis Sekolah,
manajemen
Perlengkapan Sekolah
Teori dan Aplikasi,
(Jakarta: Bumi Aksara,
2003), Cet. Ke-2
Soetjipto dan Raflis
kosasi, Profesi
Keguruan….,
Oemar Hamalik,
kurikulum dan
pembelajaran. (Jakarta,
PT. Bumi Aksara, 2009)
Nana Sudjana, Penilaian
Hasil Proses Belajar
Mengajar, Bandung:
Remaja Rosdakarya,
2011), cet. Ke-7
Slameto, Belajar dan
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010),
cet.5
Slameto, Belajar dan
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010),
cet.5
BAB III
Zainal Arifin, Penelitian
Pendidikan, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2011). Cet. 1
33
66
34
49
34
172
36
37
36
56-57
37
13
37
54
40
2
44
2
45
3
46
47
4
5
Zainal Arifin, Penelitian
Pendidikan, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2011). Cet.1
Nana Syaodih
Sukmadinata, Metode
Penelitian Pendidikan,
(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012)
Maman Abdurrahman
dan Sambas Ali Muhidin,
Panduan Praktis
Memahami Penelitian,
(Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2011)
Arief Suryantoro dan FX.
Suwarto, Metode &
Teknik Penelitian Sosial,
(Yogyakarta: ANDI,
2007)
41
140
41
94
42
85
43
97
Untuk memenuhi validasi skripsi yang berjudul Peranan Sarana dan
Prasarana Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro
Universal, maka perlu pengujian daftar referensi untuk mengetahui sumber data
yang diperoleh.
Jakarta, 15 April 2014
Pembimbing
Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd
NIP. 19671020 200112 2 001
Gedung SD Islam Al Syukro Universal
Suasana Belajar Kelas
Ruang TU SD Islam Al Syukro
Perpustakaan SD Islam Al Syukro
Belajar Manasik Haji di Hall Al Syukro
Suasana Kelas SD Islam Al Syukro
Laboratorium Komputer
Suasana Perpustakaan SDI Al Syukro
Ruang Perpustakaan
Kegiatan Upacara Bendera
Kegiatan Upacara Bendera SDI Al Syukro Guru-guru SD Islam Al Syukro
Download