PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU POSITIF NEGATIF DI KELAS IV Rabiah, Mastar Asran dan Marzuki PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email: [email protected] Abstract: The research conducted is a research action class. The research is about the activity of learning mathematics by using the media card positive negative in fourth grade at Elementary School 18 West Pontianak. This research aims to describe whether using by media positive negative card can increase the activity of learning math at fourth grade at Elementary School 18 West Pontianak. The method used is descriptive method. Procedure of class action research has four steps. They are Planning, Action, Observation and Reflection. The data collecting technique is direct observation and data collection tool was observation sheet. The research do by two cycle. Designing and implementing lesson plan using positive negative media card can increase physical activity, mental and emotional, especially students in learning mathematics. Abstrak: Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Penetlitian tentang peningkatan aktivitas pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu positif negatif di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apakah dengan menggunakan media kartu positif negatif dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran matematika dikelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Prosedur penelitian tindakan kelas mempunyai empat tahapan yaitu; Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi. Teknik pengumpulan data adalah observasi langsung dan alat pengumpul data adalah lembar observasi. Penelitian dilakukan dua siklus, satu siklus dua kali pertemuan. Merancang dan melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan media kartu positif negatif dapat meningkatkan aktivitas fisik, mental dan emosional murid terutama pada pembelajaran matematika. Kata Kunci : Aktivitas Matematika, Kartu Positif Negatif. M eningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menggunakan pembelajaran aktif. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung dan menarik hati dalam belajar. Untuk mempelajari sesuatu dengan menyampaikan pertanyaan tentang pelajaran tertentu dan menuliskan dengan yang lain. Dalam belajar aktif yang paling penting murid memecahkan masalah sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba keterampilan dan melaksanakan tugas yang tergantung pada pengetahuan yang telah mereka miliki atau yang akan dicapai. Pembelajaran merupakan proses belajar antara guru dan murid, hubungan interaksi antara guru dan murid terlihat jelas dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan pembelajaran akan berhasil apabila terjadi perubahan tingkah laku pada murid dan sesuai dengan tujuan yang akan di capai. Perubahan tingkah laku pada murid terjadi apabila dalam proses pembelajaran murid melakukan aktivitas. Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran, didapati masih rendahnya aktivitas pembelajaran matematika. Ini disebabkan bukan hanya kesalahan dari murid saja mungkin saja dari pihak guru umpamanya pembelajaran terlalu monoton. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti akan meningkatkan aktivitas pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu positif negatif di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat. Apakah media kartu positif negatif dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan di kelas IV Sekolah Dasar. Adapun submasalahnya sebagai berikut; (1) Bagaimana merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kartu positif negatif pada pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar?, (2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kartu positif negatif pada pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar?, (3) Bagaimana peningkatan aktivitas fisik tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kartu positif negatif pada pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar?, (4) Bagaimana peningkatan aktivitas mental tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kartu positif negatif pada pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar?, (5) Bagaimana peningkatan aktivitas emosional tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kartu positif negatif pada pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar?. Tujuan penelitian yang diharapkan adalah agar perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan aktivitas fisik, mental dan emosional tentang penjumlahan bilangan bulat pada pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat. Agar tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal dan aktivitas pembelajaran matematika tercapai secara optimal. Penelitian bermanfaat; 1) Bagi murid adalah agar dapat memecahkan masalah sendiri, (2) Bagi guru agar mampu melakukan model-model pembelajaran sesuai dengan karakteristik murid Sekolah Dasar, (3) Bagi sekolah dapat meningkatkan kualitas pendidikan seiring dengan peningkatan hasil belajar murid. Dalam upaya untuk menyamakan persepsi, maka perlu dideskripsikan beberapa pengertian yang terdapat dalam penelitian, adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut: Aktivitas belajar menurut Oemar Hamalik (dalam Maha Lastasa 2010:28), “Merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan murid) dalam rangka mencapai tujuan belajar”. Menurut Briggs (dalam Sardiman Arif dkk 2010:6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang murid untuk belajar contohnya buku, film, kaset dan sebagainya. Media kartu positif negatif adalah suatu alat bantu yang di gunakan dan di buat dengan bertuliskan tanda positif negatif oleh guru matematika dalam mengajarkan materi penjumlahan bilangan bulat. Pembelajaran matematika menurut Romberg (dalam Abdul Halim Fatani 2009:18) adalah suatu ilmu yang statis disiplin ketat, merupakan bahasa struktur logika, batang tubuh dan ruang digunakan sebagai pola berpikirlogis dengan simbol-simbol tertentu. Kegunaan media pembelajaran menurut Sudjana dan Rifai (dalam Sukiman 2012:43) adalah; (1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian murid sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, (4) Murid akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru. Media pembelajaran akan mempunyai dampak positif dan negatif. Menurut Kemp dan Dayton (dalam Sukiman 2012:39) dampak positif dari media pembelajaran diantaranya; (1) Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku, (2) Pembelajaran menjadi lebih menarik, (3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4) Lama waktu pembelajaran dapat dipersingkat, (5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan, (6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan, (7) Sikap positif dan negatif murid terhadap apa yang mereka pelajari dapat ditingkatkan, (8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif. Sedangkan media pembelajaran juga mempunyai dampak negatif diantaranya; (1) Apabila tidak terorganisir dengan baik maka tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan optimal, (2) Membutuhkan guru yang benar-benar dapat mengatur waktu serta mengontrol murid agar kegiatan yang dilakukan tidak menyimpang dari pembelajaran yang diharapkan, (3) Murid yang belum mendapat giliran untuk maju kedepan dapat berlomba-lomba sehingga keadaan kelas akan sedikit ribut. Menurut Sardiman (dalam Sardiman 2010:100) aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental dan emosional. Pengertian belajar menurut Abdillah (dalam Aunurrahman 2009:35) belajar adalah suatu proses usaha sadar individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Aktivitas belajar menurut Oemar Hamalik (dalam Maha Lastasa 2010:28), merupakan “segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan murid) dalam rangka mencapai tujuan belajar”. Menurut Paul D. Diedrich (dalam Oemar Hamalik 2009:172) bahwa jenis aktivitas akan meliputi aktivitas fisik, mental, dan emosional murid. Untuk mengetahui aktivitas murid maka di perlukan indikator kinerja aktivitas belajar. Adapun indikator aktivitas belajar dalam penjumlahan bilangan bulat; (1) Aktivitas fisik: a. Menyimak dan memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang diajarkan, b. Memilih dan mengambil kartu tanda positif dan negatif, c. Menyebutkian dan menuliskan kartu tanda positif negatif yang diambil. (2) Aktivitas mental: a. Membaca kartu positif negatif yang diambil, b. Berani bertanya tentang materi yang belum dimengerti, c. Menjawab pertanyaan dengan tepat, d. Terlibat dalam penyimpulan materi pembelajaran. (3) Aktivitas emosional: a. Terampil menghitung, b Berani tampil didepan kelas, c. Bergembira dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran, d.Terlibat dalam penyimpulan materi pembelajaran. Matematika adalah cabang dari sekian banyak ilmu yang sistematis teratur dan eksak. Sedangkan menurut Reys (dalam Karso 2008:140) menyatakan bahwa matematika adalah telaahan tentang pola hubungan suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. Adapun teori-teori matematika menurut Brunner menyatakan cara menyajikan harus disesuaikan dengan derajat berpikir murid dan membagi tahaptahap perkembangan kognitif murid dan membagi tahap-tahap perkembangan kognitif murid dalam tiga tahap yaitu tahap enaktif yaitu tahapan tentang konsep, tahap ikonik yaitu tahapan gambar bayangan, dan tahap simbolik yaitu tahapan dalam bentuk simbol dan angka. Tujuan pembelajaran matematika Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BSNP 2006) Mata pelajaran matematika bertujuan agar murid memiliki kemampuan diantaranya; (1) Memahami konsep matematika, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, (3) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain, (4) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BSNP 2006), ruang lingkup pembelajaran matematika di Sekolah Dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut; (1) Bilangan, (2) Geometri dan pengukuran, (3) Pengolahan data. Penggunaan media kartu positif negatif pada penjumlahan bilangan bulat menurut Azhar Arsyad (dalam Sukiman 2012:28) media adalah suatu alat untuk menyampaikan pesan kepada penerima pesan (murid) ataupun merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan. Maka langkah-langkah penggunaan media kartu positif negatif pada penjumlahan bilangan bulat; (1) Mempersiapkan kotak kartu positif negatif, (2) Setiap kotak diberi warna sesuai dengan warna kartu, (3) Setiap kotak bilangan diisi dengan kartu tanda positif negatif, (4) Guru menjelaskan fungsi kotak, media kartu positif negatif, cara menyelesaikan soal, cara pengambilan dan penulisan kartu positif negatif, cara membaca kartu tanda positif negatif. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Sugiono (dalam Sugiono 2010:6), Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkandan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Menurut Nawawi (dalam Hadari Nawawi 2007:67) metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek berdasarkan faktafakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Bentuk penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Suhardjono (dalam Asrori dkk 2007:9) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran secara bersama (kolaborasi). Rancangan penelitian tindakan yang dipilih ialah model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan yang meliputi rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Setting penelitian adalah dilakukan didalam kelas karena berkaitan dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan didalam kelas yaitu kelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat. Sedangkan subjek penelitian adalah guru dan murid kelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data yang relevan agar dalam mengindentifikasi masalah maupun memecahkan masalah tersebut dapat tercapai dengan tingkat validasi dan realibitas yang sesuai dengan keadaan sebenarnya (objektif). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tenik observasi langsung. Teknik observasi langsung dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan (observasi) ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan RPP dan aktivitas murid selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan di tuangkan dalam lembar pengamatan kelaksanaan RPP dan aktivitas murid selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan di tuangkan dalam lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan aktivitas murid selama pembelajaran. Alat pengumpulan data yang di gunakan pada penelitian ini sesuai dengan teknik yang telah di pilih yaitu observasi maka alat pengumpulan data yang di gunakan untuk memperoleh informasi pada penelitian ini adalah lembar observasi. Teknik analisis data adalah data yang telah di peroleh dalam penelitian ini kemudian di analisis secara deskriptif, analisa data di lakukan setiap tahap refleksi sehingga dari hasil analisis refleksi dapat di peroleh sebagai solusi untuk menentukan rencana tindakan yang akan di terapkan pada siklus penelitian tindakan berikutnya. Analisis data di lakukan melalui kolaborasi antara peneliti dengan observer. Adapun data yang di kumpulkan pada penelitian tindakan kelas ini adalah hasil observasi terhadap aktivitas belajar murid dan proses pembelajaran oleh guru pada tiap siklus yang di lakukan kolaborator. Kumpulan data yang di peroleh dari hasil observasi di analisis dengan cara mendeskripsikan catatan kolaborator, kemudian data hasil observasi penilaian terhadap aktivitas murid di analisis dengan persentase. Untuk menganalisis aktivitas murid yang di amati di gunakan teknik persentase (%), yakni banyaknya frekwensi tiap aktivitas di bagi dengan seluruh aktivitas di kalikan dengan 100. Persentase 100 Dimana : A = Proporsi murid yang memilih, B = Jumlah murid (responden) (Trianto dalam skripsi Murah 2011: 26) Indikator kinerja untuk mengukur aktivitas belajar murid dengan menggunakan media kartu positif negatif menurut Paul D. Diedrich (dalam Oemar Hamalik 2009:20) dikelompokkan menjadi tiga: 1) Aktivitas fisik adalah kegiatan yang dilakukan murid, 2) aktivitas mental adalah suatu aktivitas yang dilakukan murid dengan diikuti oleh kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir, 3) Aktivitas emosional adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan diikuti dengan kemampuan emosi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I dan Penelitian Siklus II 1. Hasil penelitian siklus I. Prosedur penelitian menurut Suharsimi ( dalam Suharsimi Arianto 2009:16) prosedur penelitian terdiri dari empat tahapan; 1) Tahapan perencanaan (planning) meliputi pembuatan perangkat pembelajaran, persiapan sarana dan prasarana penelitian serta menentukan indikator kinerja, 2) Tahapan pelaksanaan (acting) meliputi segala tindakan yang tertuang dalam pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan bentuk molekul, 3) Tahapan pengamatan (observing) meliputi pembuatan instrumen penelitian, pengumpulan data berupa nilai evaluasi murid telah mendapat tindakan, menganalisa data dan menyusun langkah-langkah perbaikan, 4) Tahapan refleksi (reflecting) melalui diskusi dengan teman sejawat (observer) dan masukan dari para ahli dibidang penelitian tindakan kelas melalui email. Prosedur pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu positif negatif siklus I terdiri dari; a. Perencanaan terdiri dari; (1) Memilih teman sejawat yaitu Ibu Rusnani S.Pd sebagai kolaborator, (2) Menentukan standar kompetensi yang sesuai dengan tingkat satuan pendidikan, (3) menentukan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu meningkatkan aktivitas pembelajaran matematika. Pada tahap perencanaan dilampirkan lembar IPKG I skor rata-rata mencapai 3,34. b) Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu hari senin tanggal 18 februari 2013 yang diikuti 35 orang murid dan pertemuan kedua hari kamis tanggal 28 februari 2013 diikuti 34 orang murid. Pada penelitian siklus I guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dinilai oleh observer dan dilampirkan instrumen penilaian kinerja guru II dengan skor rata-rata 2,86. Adapun pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I (pertemuan I); 1) Kegiatan pendahuluan (10 menit) terdiri dari; a) Salam, berdoa mengabsen dan mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga, b) Memotivasi murid mengeluarkan pendapat, c) Mengkondisikan murid untuk siap belajar, d) Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti (40 menit) terdiri dari a) Eksplorasi: 1) Murid mengamati media kartu positif negatif, 2) menyebutkan kartu tanda positif negatif, 3) Murid menjawab pertanyaan guru tentang media kartu positif negatif, b) Elaborasi; 1) Murid memperhatikan guru memperagakan media kartu positif negatif, 2) Murid menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru, 3) Murid memperhatikan penjelasan guru tentang cara mengerjakan penjumlahan dengan teknik menggabung (menambah), 4) Murid menyebutkan kartu tanda positif yang diambil dalam kotak positif, murid yang lain menuliskan kartu tanda positif yang diambil oleh temannya, 6) Salah satu murid membacakan hasil penjumlahan, 7) Satu persatu murid disuruh maju ke depan kelas mengerjakan penjumlahan bilangan bulat yang disebutkan oleh guru, 8) Murid secara bersama-sama membacakan hasil penjumlahan, c) Konfirmasi; 1) Murid diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, 2) Guru memperbaiki jawaban murid yang salah, 3) Guru memberi penguatan berupa pujian, 4) Guru dan murid melakukan refleksi diri untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi. 3) Kegiatan penutup; a) Murid dan guru merangkum materi pembelajaran, b) Guru memberikan evaluasi kepada murid, c) Guru memberikan motivasi pada murid agar belajar lebih giat lagi, d) Tindak lanjut. Alat dan sumber pelajaran yang digunakan adalah kotak dan kartu positif negatif. Sumber belajar yang digunakan adalah 1) BSNP, KTSP 2006, 2) Burhan Mustaqim dan Ary Astuti 2008, Ayo Belajar Matematika Untuk SD dan MI Kelas IV (Bse) Hal. 146 – 147 Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Siklus I (pertemuan II) seperti halnya pertemuan I peneliti menyiapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan dilampirkan lembar instrumen penilaian kerja II dengan skor rata-rata 2,86. Dalam lembar IPKG II terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan dan ditingkatkan antara lain: 1) pada waktu melakukan appersepsi kurang mengarahkan murid dan kurang membuat keterkaitan pada pembelajaran (materi) sehingga murid kurang optimal menjawab pertanyaan appersepsi, 2) Kurang mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan hal ini menyebabkan murid sulit untuk memahami tujuan pembelajaran, 3) Kurang mengaitkan materi dengan realitas kehidupan menyebabkan murid kurang memahami bahwa dalam kehidupan sehari-hari diperlukan keterampilan menghitung, 4) Pada waktu proses pembelajaran kurang memberikan kesan yang menarik sehingga sebagian murid kurang memperhatikan proses pembelajaran, 5) Pada saat mengembangakn kemampuan berkomunikasi atau menyampaikan informasi (lisan/tulisan) melalui simbol, bilangan, diagram, grafik dan lain-lain guru melakukannya belum maksimal sehingga sebagian murid belum dapat mencapai hasil yang maksimal. c) Tahap observasi (Peningkatan Hasil Aktivitas Murid Siklus I) dalam observasi aktivitas murid siklus I dilampirkan tabel yang berisi; 1) Aktivitas fisik skor rata-rata 52%, 2) Aktivitas mental skor rata-rata 61%, 3) Aktivitas emosional skor rata-rata 70%. Karena masih rendahnya aktivitas pemebelajaran matematika, maka peneliti harus melanjutkan penelitian kembali jika dilihat kembali dari aktivitas yang diamati antara lain; 1) Aktivitas fisik; a) Aspek menyimak dan memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang diajarkan belum mencukupi hasil maksimal yang diharapkan yaitu hanya 18 orang (51%). Hal ini masih banyak murid yang berbicara dengan teman sebangku, ada yang sibuk sendiri, b) Sedangkan jika dilihat dari aspek memilih dan mengambil kartu tanda positif dan negatif hanya mencapai 17 orang murid (49%) ini disebabkan murid masih merasa bingung dalam memilih dan mengambil kartu tanda positif dan negatif, c) Pada aspek menyebutkan dan menuliskan kartu tanda positif atau negatif yang diambil jumlah murid mencapai 20 orang murid (57%) keadaan ini belum mencapai nilai maksimal yang diharapkan. Ini disebabkan murid masih belum mengerti cara menuliskannya dipapan tulis. 2) Aktivitas mental; a) spek membaca kartu positif atau negatif yang diambil mencapai 28 orang murid (80%) ini sudah melampaui batas hasil maksimal maka peneliti harus melanjutkan penelitiannya, b) Aspek berani bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Pada aspek ini keaktifan murid paling sedikit yaitu mencapai 15 orang murid dari 35 jumlah murid (43%) ini disebabkan murid masih malu bertanya ataupun merasa takut, c) Aspek menjawab pertanyaan dengan tepat. Pada aspek ini keaktifan murid untuk menjawab pertanyaan mencapai 18 orang murid (51%) ini disebabkan beberapa hal yaitu mungkin murid belum mengerti ataupun sebagian murid tidak memperhatikan dengan baik materi yang diajarkan, d) Aspek aktivitas selanjutnya adalah aspek berani tampil didepan kelas. Mencapai 25 orang murid (71%). Jika diperhatikan sepertinya murid senang disuruh tampil kedepan kelas karena pada saat tampil mereka sering diberikan penguatan berupa pujian. Hal tersebut belum mencapai hasil maksimal. 3) Aktivitas emosional; a) Aspek aktivitas selanjutnya adalah aspek terampil menghitung. Pada aspek ini aktivitas murid mencapai 24 orang murid (69%) ini disebabkan ada beberapa murid yang merasa kebingungan dalam menghitung, b) Aspek bergembira dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Pada aspek ini aktivitas murid mencapai 26 orang murid (74%) hal tersebut disebabkan karena murid sudah merasa senang bahwa pembelajaran menggunakan media kartu positif negatif yang berwarna warni. Tetapi aspek ini perlu ditingkatkan, c) Aspek aktivitas yang terakhir adalah aspek terlibat dalam penyimpulan materi pembelajaran. Pada aspek ini aktivitas murid mencapai 23 orang murid (68%) hal tersebut disebabkan oleh beberapa murid belum mengikuti pada saat guru mengajak dan memotivasi murid agar mengucapkan secara bersama-sama. Sehingga aktivitas ini juga masih perlu ditingkatkan. d) Refleksi siklus I. Berdasarkan hasil refleksi diatas peneliti perlu mengupayakan juga beberapa hal sebagai berikut: 1) Dalam memberikan appersepsi peneliti akan mengoptimalkan materi prasarat yang terkait dengan materi baru dan mengarahkan murid dengan baik, 2) Membuat murid agar memahami pemahaman konsep yang berhubungan dengan pengetahuan yang relevan agar mudah memahami tujuan pembelajaran, 3) Selalu memberikan latihan-latihan soal agar murid terampil dalam menghitung. 4) Memberikan kesan yang menarik dengan menggunakan media yang tepat dan memberikan penguatan,agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, 5) Dalam kemampuan berkomunikasi atau menyampaikan informasi (lisan atau nonlisan) melalui simbol, bilangan, diagram, grafik dan lain-lain guru melakukannya dengan bahasa yang baik, lambat tapi dapat dimengerti oleh murid dan dengan menggunakan simbol-simbol yang mudah dimengerti oleh murid. Sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami oleh murid. Setelah mengetahui hasil aktivitas murid dan guru pada siklus I peneliti bersepakat dengan observer untuk melakukan tindakan pada siklus II karena belum merasa puas pada hasil siklus I sebab aktivitas belajar murid dan guru belum meningkat. 2. Hasil penelitian siklus II. Seperti halnya pada hasil penelitian siklus II peneliti melakukan empat tahapan yang terdiri dari; a) Tahap perencanaan. Setelah penelitian siklus I dilanjutkan dengan penelitian siklus II karena ada halhal yang perlu ditingkatkan dan guru harus membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) antara lain; 1) Melakukan kolaborasi dengan observer tentang hal-hal yang perlu di tingkatkandan cara yang diupayakan dalam mengatasi permasalahan pada siklus I, 2) Penggunaan media kartu positif negatif pada penjumlahan bilangan bulat diupayakan harus meningkatkan aktivitas murid, 3) Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, 4) Pada siklus II dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 11 maret 2013 diikuti sebagai 35 orang murid. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis tanggal 18 maret 2013 diikuti 35 orang murid, 5) Selain itu guru mempersiapkan instrumen penilaian kinerja guru (IPKG) I skor rata-rata menjadi 3,73. Pada lembar observasi guru atau IPKG I pada siklus II tidak ada hal-hal yang harus diperhatikan lagi bahkan kalo dilihat pada skor nilai rata-rata IPKG I pada siklus I mencapai nilai 3,34 dan skor rata-rata nilai IPKG I pada siklus II mencapai 3,73 berarti sudah mengalami peningkatan sekitar 0,39. b) Tahap pelaksanaan, seperti halnya pada pelaksanaan siklus I peneliti harus mempersiapkan RPP yang dilakukan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu (2x35). Siklus II (pertemuan I) tanggal 11 maret 2013. 1) Kegiatan pendahuluan (10 menit), a) salam, berdoa, mengabsen, mempersiapkan materi ajar dan model dan alat peraga, b) memotivasi murid dengan melakukan appersepsi, c) mengkondisikan murid, d) menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti (40 menit), a) Eksplorasi; 1) murid memgamati peragaan media kartu positif negatif, 2) murid menyimak tujuan pembelajaran, 3) murid memperhatikan penjelasan guru cara mengerjakan penjumlahan dengan teknik menggabung, 4) murid menyebutkan kartu positif negatif yang diambil, 5) murid yang lain menuliskan kartu tanda positif negatif yang diambil oleh temannya, 6) murid yang lain membacakan hasil penjumlahan, 7) satu persatu murid maju ke depan kelas untuk mengerjakan penjumlahan bilangan bulat. b) Elaborasi; 1) murid memperhatikan peragaan media kartu positif negatif, 2) murid menjawab pertanyaan yang diajukan guru, 3) murid menyimak tujuan pembelajaran, 4) murid memperhatikan penjelasan guru cara mengerjakan penjumlahan, 5) salah satu murid mengambil kartu tanda positif negatif, 6) murid yang lain membacakan hasil penjumlahan, 7) satu persatu murid maju kedepan kelas mengerjakan soal yang disebutkan guru, 8) murid secara bersama-sama membacakan hasil penjumlahan. c) Konfirmasi; 1) murid diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, 2) guru memperbaiki jawaban murid yang salah, 3) guru memberikan penguatan dengan memberikan pujian. 3) Kegiatan penutup (20 menit). 1) murid dibimbing guru untuk merangkum materi pembelajaran yang telah disampaikan. Pada saat merangkum materi pembelajaran murid melakukannya dengan baik, 2) Guru memberikan evaluasi kepada murid. Murid mengerjakannya tenang dan teliti, 3) Guru memberikan motivasi kepada murid agar belajar lebih giat lagi, 4) Tindak lanjut. Alat dan sumber pelajaran yang digunakan adalah kotak dan kartu tanda positif negatif. Sumber belajar yang digunakan adalah 1) BSNP, KTSP 2006, 2) Burhan Mustaqim dan Ary Astuti 2008, Ayo Belajar Matematika Untuk SD dan MI Kelas IV (Bse) Hal 146-147 Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Siklus II (pertemuan II) dilaksanakan pada hari kamis tanggal 18 maret 2013 setelah membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) seperti yang dilakukan pada pertemuan pertama maka di lampirkan instrumen penilaian kinerja guru (IPKG) II dengan skor rata-rata 3,38. Jika dilihat dari tabel observasi guru siklus I, instrumen penilaian kinerja guru (IPKG) II hasil rata-ratanya adalah 2,86 dan IPKG II pada siklus II 3,38. Berarti menunjukkan adanya peningkatan kinerja guru tentang penjumlahan bilangan bulat dengan media kartu positif negatif pada pembelajaran matematika kelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat sebesar 0,52. c) Tahap observasi (Peningkatan Hasil Aktivitas Siklus II) seperti halnya pada siklus I peneliti bersama observer telah melakukan pengamatan tentang pelajaran matematika dengan menggunakan media kartu positif negatif dikelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat dengan menggunakan lembar observasi sebanyak dua kali pertemuan di dapat hasil observasi yang sudah diambil rata-rata ternyata aktivitas fisik mencapai 87%. Hasil yang diharapkan minimal 70%. Kemudian aktivitas mental mencapai 85%. Hasil yang diharapkan minimal 70%. Kemudian aktivitas emosional mencapai 86%, ini semua telah mencapai nilai minimal yang diharapkan, jadi peneliti menghentikan penelitian pada siklus II ini. Aspek-aspek yang terdapat pada siklus II terdiri dari; 1) Aktivitas fisik; a) Aspek menyimak dan memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang diajarkan murid yang aktif mencapai 33 orang murid (94%), artinya mengalami peningkatan dari siklus I sebanyak 15 orang (43%) karena dalam proses pembelajaran guru menggunakan media kartu positif negatif sehingga sesuai dengan karakteristik murid, b) Sedangkan jika dilihat dari aspek memilih dan mengambil kartu tanda positif dan negatif mencapai 28 orang murid (80%) dari siklus I mengalami peningkatan sebanyak 11 orang murid (31%) ini disebabkan murid sudah memahami cara menggunakan media kartu positif negatif, c) Pada aspek menyebutkan dan menuliskan kartu tanda positif atau negatif yang diambil jumlah murid mencapai 30 orang murid (86%) dari siklus I mengalami peningkatan sebanyak 10 orang murid (29%) ini disebabkan murid telah memamahami cara menuliskan tanda kartu positif negatif yang diambil. 2) Aktivitas mental; a) Aspek membaca kartu positif atau negatif yang diambil mencapai 34 orang murid (97%) berarti mengalami peningkatan sebesar 6 orang murid (17%) ini disebabkan murid selalu dilatih apabila akan menuliskan tanda positif negatif harus dibaca terlebih dahulu, b) Aspek berani bertanya tentang materi yang belum dimengerti mencapai 29 orang murid (83%) ini mengalami peningkatan dari siklus I sebanyak 14 orang (40%). Ini disebabkan murid telah dimotivasi apabila belum mengerti harus berani bertanya, c) Aspek menjawab pertanyaan dengan tepat mencapai 26 orang murid (74%) ini berarti mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 8 orang murid (23%). Ini disebabkan murid sudah mulai berani mengeluarkan pendapat, d) Aspek aktivitas selanjutnya adalah aspek berani tampil didepan kelas mencapai 30 orang murid (86%) ini mengalami peningkatan sebesar 5 orang murid (15%). Hal tersebut disebabkan murid sudah merasa lebih percaya diri karena di motivasi dengan penguatan berupa pujian-pujian. 3) Aktivitas emosional; a) Aspek aktivitas selanjutnya adalah aspek terampil menghitung. Pada aspek ini aktivitas murid mencapai 26 orang murid (74%) ini berarti mengalami peningkatan sebesar hanya 2 orang murid (5%) ini disebabkan murid selalu diberikan latihan-latihan soal, b) Aspek selanjutnya adalah aspek bergembira dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Pada aspek ini aktivitas murid mencapai 31 orang murid (89%) ini berarti mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 5 orang murid (15%). Hal tersebut dikarenakan murid mulai merasa senang dengan permainan media kartu positif negatif yang di tampilkan didepan kelas, c) Aspek aktivitas yang terakhir adalah aspek terlibat dalam penyimpulan materi pembelajaran. Pada aspek ini aktivitas murid mencapai 33 orang murid (94%) ini berarti mengalami peningkatan sebesar 10 orang murid (26%). Hal tersebut disebabkan murid telah dibimbing guru dalam menyimpulkan materi pembelajaran. d) Refleksi siklus II. Dari lembar observasi guru siklus II tidak ada hal-hal yang diperhatikan karena menurut observer tindakan guru sudah sesuai dengan tahapan-tahapan pada pembelajaran jadi sudah dianggap lebih baik bahkan jika dilihat pada IPKG II di siklus I nilai skor rata-rata 2,86 dan IPKG II pada siklus II skor rata-rata mencapai 3,38 ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 0,52. Pada lembar observasi murid siklus I skor rata-rata aktivitas fisik mencapai 52% dan lembar observasi aktivitas fisik murid siklus II skor rata-rata 87%. Ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 35%. Kemudian lembar observasi aktivitas mental siklus I skor rata-rata mencapai 61% sedangkan lembar observasi aktivitas mental siklus II skor rata-rata 85%. Ini berarti mengalami peningkatan sebesar 24%. Lembar observasi aktivitas emosional siklus I skor rata-rata mencapai 70% sedangkan lembar observasi aktivitas emosional siklus II skor ratarata 86%. Ini berarti mengalami peningkatan sebesar 16%. Jadi lembar observasi guru dan murid menunjukkan adanya peningkatan maka penelitian di hentikan pada siklus II. Pembahasan Pembahasan yang diuraikan disini berdasarkan atas hasil pengamatan yang dilakukan selama penelitian yang dilanjutkan dengan kegiatan refleksi. Hasil pengamatan siklus I (didalam melakukan tindakan siklus I didapat beberapa temuan-temuan) diantaranya; a) Pada lembar aktivitas murid tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kartu positif negatif adalah; 1) Masih banyak murid yang berbicara dengan teman sebangkunya dan ada pula yang sibuk sendiri, 2) Murid masih merasa bingung dalam memilih dan menuliskan kartu tanda positif negatif, 3) Murid masih merasa malu untuk bertanya, 4) Sebagian murid belum mengerti tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media katru positif negatif sehingga sebagian belum dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Sehingga aktivitas murid pada siklus I dan siklus II dalam dua kali pertemuan, aktivitas fisik mengalami peningkatan sebesar mencapai 35%, aktivitas mental mengalami peningkatan sebesar 24%, aktivitas emosional mengalami peningkatan 16%, hal tersebut sudah dapat dikatgorikan meningkat tinggi sehingga penelitian tindakan dihentikan pada siklus II. aktivitas murid telah mencapai 86% berarti mengalami peningkatan sebesar 23%, hal tersebut sudah dapat dikatagorikan meningkat tinggi sehingga penelitian tindakan dihentikan pada siklus II ini dapat dilihat pada rekapitulasi hasil observasi murid pada siklus I dan siklus II. b) Observasi kinerja guru yang dilakukan pada siklus I masih didapati temuan-temuan yang harus diperhatikan dan ditingkatkan diantaranya; 1) Pada waktu melakukan appersepsi guru kurang mengarahkan murid dan kurang menbuat keterkaitan pada pembelajaran (materi) yang lalu dan yang akan dipelajari sehingga murid kurang optimal dalam menjawab pertanyaan appersepsi, 2) Kurang mengaitkan materi yang relevan hal ini menyebabkan murid sulit untuk memahami pembelajaran, 3) Guru kurang mengaitkan materi dengan realitas kehidupan, 4) Kurang memberikan kesan yang menarik kepada murid dalam proses pembelajaran menyebabkan murid kurang memperhatikan proses pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kartu positif negatif di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat pada siklus I dan siklus II aktivitas murid meningkat sebesar 22%. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Bedasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas secara umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kartu positif negatif tentang penjumlahan bilangan bulat pada pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar murid. Selanjutnya dapat disimpulkan beberapa aspek khusus sebagai berikut: (1) Rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru sudah sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) silabus dan Peraturan Menteri Nomor 41 Tahun 2007 proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada murid untuk mendorong, memotivasi serta membangkitkan minat, kreativitas agar berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan Pembelajaran disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber belajar. (2) Pelaksanaan pembelajaran penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kartu positif negatif telah dilaksanakan menurut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh observer serta melampirkan pembelajaran menarik, menyenangkan dan bermakna, 3) Peningkatan aktivitas fisik pada siklus I diantaranya aktivitas fisik mencapai 52% dan aktivitas fisik pada siklus II mencapai 87% menunjukkan peningkatan sebesar 35%, 4) Peningkatan aktivitas mental pada siklus I mencapai 61% pada siklus II mencapai 85% menujukkan peningkatan 24%, 5) Peningkatan aktivitas emosional pada siklus I mencapai 70% pada siklus II 60% menunjukkan peningkatan sebesar 16%. Saran Setelah melakukan penelitian sebanyak dua siklus dalam empat kali pertemuan dan dapat mengetahui adanya peningkatan aktivitas pembelajaran matematika maka peneliti menyarankan: (1) Pada waktu melakukan proses pembelajaran peneliti (guru) harus menggunakan media atau alat peraga agar pesan yang di sampaikan dapat diterima dengan baik oleh si penerima pesan (murid), (2) Hendaknya peneliti (guru) menggunakan media yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. (3) Pada saat memberikan penjelasan atau informasi kepada murid hendaknya secara runtut, jelas dan tidak terlalu cepat atau monoton agar murid cepat memahami apa yang harus dilakukannya, (4) Dalam mengatasi murid yang mempunyai keterlambatan dalam menerima pembelajaran guru harus membimbingnya, (5) Peneliti (guru) harus dapat menciptakan pembelajaran yang menarik, bermakna, berkesan dan menyenangkan. DAFTAR RUJUKAN Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Karso dkk. 2008. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka Rusyan, Tabrani. 2008. Mengajar Matematika Berdasarkan KTSP. Bandung: Sinergi Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Fathani, Abdul Halim. 2009. Matematika Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-ruzz Media Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Asrori dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Multi Press Mustaqim, Burhan dan Ary Astuti. 2008. Ayo Belajar Matematika Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Adhi Aksara Abadi Indonesia Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers Kusuma, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks Sardiman, Arief dkk. 2011. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers Murah. 2011. Skripsi Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual di Kelas I SDN 17 Mempawah Timur. Pontianak: Untan Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta