11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Kajian Teori
Dalam kajian teori ini akan diuraikan mengenai tinjauan pembelajaran
akuntansi dan tinjauan mengenai kompetensi profesional guru.
a.
Pembelajaran Akuntansi
Tinjauan pembelajaran akuntansi yang akan dijelaskan dalam uraian
berikut adalah pengertian pembelajaran akuntansi, fungsi dan tujuan
pembelajaran akuntansi, serta proses pembelajaran akuntansi.
1) Pengertian Pembelajaran Akuntansi
Salah satu mata pelajaran yang wajib ditempuh di Sekolah
Menengah Kejuruan adalah mapel akuntansi. Pengertian pembelajaran
menurut Usman (2005:4) “proses belajar mengajar merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas
dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan akuntansi berasal dari
bahasa Inggris “to account” yang artinya memperhitungkan atau
mempertanggungjawabkan dari pengelola perusahaan kepada pemilik
perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya untuk
menjalankan kegiatan perusahaan. Pengertian akuntansi akan diulas
dengan berpedoman pada pendapat para ahli berikut ini. Pengertian
akuntansi yang pertama dikeluarkan oleh AICPA (American Institute of
Certified Public Accountans) dalam Baridwan (2008: 1) :
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan
data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan dari
kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari
suatu keadaan.
Berdasarkan pendapat AAA (American Accounting Association)
dalam Kardiman dkk (2009: 2) juga mengemukakan pendapatnya
11
12
mengenai akuntansi sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran,
dan penyampaian informasi ekonomi yang memungkinkan dilakukannya
penilaian dan keputusan yang tepat bagi para pemakai informasi tersebut.
Menurut Depdiknas (2003; 6), akuntansi merupakan bahan kajian
mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan
transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka
pengambilan keputusan dan tanggungjawab di bidang keuangan baik
oleh pelaku ekonomi swasta (akuntansi perusahaan), pemerintah
(akuntansi
pemerintah),
ataupun
organisasi
masyarakat
lainnya
(akuntansi publik).
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran akuntansi merupakan suatu rangkaian aktivitas yang
melibatkan hubungan timbal balik guru dan siswa dalam situasi edukatif
untuk mendukung terjadinya proses belajar siswa untuk menyampaikan
sekumpulan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan akuntansi
yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar
melalui metode dan pendekatan tertentu demi mencapai tujuan
pembelajaran akuntansi yang telah ditetapkan.
Mata pelajaran akuntansi mengajarkan mengenai suatu sistem yang
menghasilkan informasi kaitannya dengan transaksi keuangan dan
informasi tersebut akan digunakan dalam pengambilan keputusan serta
evaluasi suatu organisasi. Mata pelajaran akuntansi yang diajarkan di
Sekolah Menengah Kejuruan juga memiliki fungsi dan tujuan.
2) Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Akuntansi
a) Fungsi Pembelajaran Akuntansi
Berdasarkan Permendikbud No.70 Tahun 2013 tentang
Struktur Kurikulum SMK/MAK, pembelajaran akuntansi ditetapkan
sebagai mata pelajaran C2 (Dasar Program Keahlian) pada kelas X
dan mapel C3 (Paket Keahlian) pada kelas XI dan XII Program
Jurusan Akuntansi SMK. Ada beberapa fungsi pembelajaran
13
akuntansi pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) antara lain
untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional,
teliti, jujur dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan,
pengelompokan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan
laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK).
b) Tujuan PembelajaranAkuntansi
Selain fungsi, pembelajaran akuntansi juga memiliki tujuan
menurut Depdiknas: 2003 adalah :
Membekali tamatan dalam berbagai kompetensi dasar agar
mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep
dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang benar, baik untuk
kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
maupun untuk terjun ke masyarakat, sehingga memberikan
manfaat bagi kehidupan siswa.
Pembelajaran akuntansi membekali tamatan SMK dalam
berbagai komponen dasar agar mereka mampu memenuhi standar
kompetensi dunia kerja di bidang teknisi akuntansi. Tamatan SMK
akuntansi nantinya dapat mengembangkan sikap profesional dalam
lingkup keahlian akuntansi, memilih karir, mampu berkompetisi dan
mampu mengembangkan diri dalam lingkup keahlian akuntansi,
serta menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi
kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang
akan datang.
3) Ruang Lingkup Pembelajaran Akuntansi di SMK
Ruang lingkup pembelajaran
akuntansi
di
SMK
menurut
Depdiknas: 2003 dimulai dari dasar-dasar konseptual, struktur, dan siklus
akuntansi yang terdiri dari beberapa materi pokok diantaranya:
1) MYOB
2) Akuntansi biaya
3) Laporan keuangan
14
4) Buku besar
5) Pajak
6) Komunikasi bisnis
7) Dana kas.
Dipandang dari karakteristik ilmu, akuntansi merupakan ilmu yang
selalu berkembang.
Mata diklat
produktif
akuntansi
membawa
konsekuensi bagi guru untuk senantiasa mengikuti perkembangan ilmu
yang mutakhir dan perkembangan teknologi pengolah data dalam
akuntansi.
b. Kompetensi Profesional Guru
1) Pengertian Kompetensi Profesional Guru
Sebagai orang yang berwenang dan bertanggung jawab atas
pendidikan muridnya, guru harus memiliki dasar-dasar kompetensi
sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugasnya, Untuk
dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab guru untuk mendidik,
mengajar, dan melatih, seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan
dan kompetensi sebagai wujud profesionalisme guru. Istilah kompetensi
dalam
bahasa
Indonesia
berasal
dari
serapan
Bahasa
Inggris
“competence” yang berarti kecakapan atau kemampuan. Kompetensi
mengarah pada sikap, kepribadian, profesionalitas yang harus dimiliki
anggota profesi untuk dapat sesuai dengan kompetensi profesinya.
Kompetensi dapat diartikan kemampuan, kecakapan dan wewenang.
Menurut Charles yang dikutip oleh Mulyasa (2012: 25)
menyatakan “Competency as rational performance with satisfactority
meets the objective for desired condition”. Artinya kompetensi
merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Definisi tersebut
lebih menekankan pada pola sikap dan tingkah laku seseorang dalam hal
normatif.
15
Menurut Sagala (2009: 23) “kompetensi merupakan peleburan
dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu), dan keterampilan
(daya pisik) yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan”. Dengan kata
lain, kompetensi merujuk pada penguasaan pengetahuan, keterampilan,
nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak dalam menjalankan tugas dan profesinya masing-masing.
Selain itu, makna kompetensi menurut McLeod yang dikutip dari
Suyanto dan Jihad (2013: 1) menyatakan “kompetensi sebagai perilaku
yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan
kondisi yang diharapkan”. Pengertian ini mengarah pada kemampuan
guru untuk dapat melaksanakan kewajibannya sebagai seorang pengajar.
Karena sebagai pengajar, guru harus memiliki kompetensi dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang disampaikan para ahli
mengenai kompetensi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kompetensi adalah gabungan dari pengetahuan, keterampilan, dan
kecakapan seseorang untuk dapat menjalankan tugas atau pekerjaan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sehingga kompetensi harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru agar dapat melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tugas keprofesionalannya.
Mengenai kompetensi guru, lebih lanjut dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang mengatur tentang
Standar Nasional Pendidikan Bab IV mengenai Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, bagian ke-satu tentang Pendidik, pasal 20 ayat (3):
Kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak
usia dini meliputi : 1) Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2) Kompetensi kepribadian yaitu pendidik yang mantap, stabil, dan
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. 3) Kompetensi profesional yaitu kemampuan
pendidik dalam penguasaan materi pembelajaram secara luas dan
16
mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memperoleh kompetensi yang ditetapkan. 4) Kompetensi social yaitu
kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua atau wali peserta didik, dan masyarakat.
Pembahasan lebih mendalam dari keempat kompetensi, penulis
fokuskan pada kompetensi profesional. Tanpa mengabaikan kompetensi
yang lainnya, kompetensi profesional ini merupakan kompetensi yang
harus dimiliki oleh guru yang profesional. Kompetensi tersebut harus
dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran di sekolah.
Kompetensi profesional mengacu pada perbuatan yang bersifat rasional
dan
memiliki
kependidikan.
spesifikasi
Kompetensi
tertentu
dalam
profesional
melaksanakan
dipandang
penting
tugas
untuk
dikembangkan oleh guru karena kompetensi profesional mencakup
kemampuan guru dalam penguasaan terhadap materi pelajaran dan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen pada pasal 10 ayat (1), dijelaskan bahwa yang dimaksud
dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam. Pengertian tersebut didukung
beberapa pendapat mengenai pengertian kompetensi profesional menurut
Mulyasa dan Sudjanto. Mulyasa (2012:138) menjelaskan mengenai
kompetensi profesional guru sebagai kompetensi yang harus dikuasai
guru dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas utamanya mengajar.
Kompetensi profesional juga dijelaskan oleh Sujanto (2007) dalam
Firdausi dan Barnawi (2012: 40) :
Kompetensi profesional adalah kemampuan untuk dapat menguasai
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
guru mampu membimbing peserta didik dapat menguasai standar
kompetensi minimal yang seharusnya dikuasai oleh peserta didik.
Pengertian diatas melihat kompetensi profesional guru tidak
hanya mengarah pada penguasaan materi saja, tetapi sedikit lebih luas,
dimana guru harus mampu menjadi pembimbing bagi peserta didiknya.
17
Pendapat mengenai pengertian kompetensi profesional tersebut
diperkuat dengan pendapat mengenai kemampuan yang diperlukan untuk
mewujudkan kemampuan profesional guru seperti yang dijelaskan oleh
Surya (2003:138) dalam Firdausi dan Barnawi (2012) mengemukakan
bahwa kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang
diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional.
Arikunto (1993:239) menjelaskan bahwa kompetensi profesional
guru berarti :
Guru harus memiliki pengetahuan yang luas serta dalam tentang
subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan, serta penguasaan
metodologi dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, maupun
memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakan dalam proses
belajar mengajar.
Oleh karena itu dalam penelitian ini yang dimaksud dengan
kompetensi profesional yaitu kemampuan guru dalam penguasaan
terhadap materi pelajaran dan kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran.
pemahaman
Pengelolaan
terhadap
pembelajaran
peserta
didik,
yang
dimaksud
perencanaan
adalah
pelaksanaan
pembelajaran, penguasaan metode dan media pembelajaran serta
penilaian hasil belajar siswa.
Penguasaan guru terhadap materi pelajaran sangat penting guna
menunjang keberhasilan pembelajaran. Samana (1994: 61) menekankan
pentingnya penguasaan bahan ajar oleh seorang guru untuk mencapai
keberhasilan pembelajaran. Guru harus membantu siswa dalam akalnya
(bidang ilmu pengetahuan) dan membantu agar siswa menguasai
kecapakan kerja tertentu (selaras dengan tuntutan teknologi), sehingga
mutu penguasaan bahan ajar para guru sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran yang dilaksanakan. Lebih lanjut Samana (1994: 61)
menjelaskan :
Guru hendaknya mampu menjabarkan serta mengorganisasikan bahan
ajar secara sistematis (berpola), relevan dengan tujuan, selaras dengan
tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (mutakhir),
18
dan dengan memperhatikan kondisi serta fasilitas yang ada disekolah
dan atau yang ada di lingkungan sekitar sekolah.
Selanjutnya secara lengkap, Hamalik (2004: 38-49) menyebutkan
karakteristik kompetensi profesional guru antara lain a) Guru mampu
mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya., b) Guru
mampu melaksanakan perannya secara berhasil, c) Guru mampu bekerja
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (tujuan intruksional) sekolah,
d) Guru mampu melaksanakan perannya dalam proses mengajar dan
belajar dalam kelas.
Pendapat ini menilai kompetensi profesional guru merupakan
aspek yang paling bersifat menyeluruh bila dibandingkan dengan
kompetensi guru lainnya, karena kompetensi profesional guru tidak
hanya menekankan pada aspek penguasaan materi saja, tetapi juga
mencakup aspek kepribadian serta sosial. Kompetensi profesional
seorang guru dapat terlihat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Penguasaan materi pembelajaran, keterampilan mengajar dan cara guru
melakukan evaluasi pembelajaran dapat dijadikan indikator kompetensi
profesional guru.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi
profesional
guru
adalah
seperangkat
pengetahuan,
ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh
guru dalam mengusai materi pelajaran secara luas dan mendalam; konsep
dan metode disiplin keilmuan, serta teknologi atau seni yang relevan
yang sesuai dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampu yang memungkinkan guru
untuk membimbing peserta didik untuk memenuhi standar kompetensi
yang sudah ditetapkan.
2) Perlunya Mengukur Tingkat Penguasaan Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional guru perlu diketahui dan diukur sejauh
mana guru menguasai kompetensi tersebut. Priatna mengemukakan
19
beberapa alasan yang mendasari perlunya mengetahui kompetensi
profesional dilihat dari manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan
penilaian kinerja guru (2013). Alasan pertama, dapat dijadikan tolak ukur
bagi guru dalam mempersiapkan pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru
yang dilakukan oleh dinas yang berwenang. Kedua, adanya kesempatan
yang sama bagi setiap guru untuk menunjukan prestasinya dalam
kemampuan profesional. Ketiga, kompetensi profesional pendidik dalam
hal ini adalah guru dapat diukur secara kuantitatif. Keempat, sebagai
pendorong bagi guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam hal kompetensi profesional bagi pengembangan kegiatan
pembelajaran (belajar-mengajar). Dan kelima, sebagai bentuk penilaian
kompetensi profesional bagi guru.
3) Komponen Kompetensi Profesional Guru
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik
Dan Kompetensi Guru (Permendiknas No 12, 13, Dan 16), dijelaskan
bahwa “Guru yang profesional khususnya pada jenjang pendidikan
menengah harus memiliki indikator :
a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
yang diampu.
c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
Indikator diatas mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,
penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya, pemanfaatan
teknologi untuk dalam pembelajaran serta upaya pengembangan
keprofesionalan melalui pengembangan individu guru itu sendiri.
Kompetensi pertama yaitu menguasai materi, struktur, konsep, dan pola
20
pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu menurut
Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK/MAK dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
dijabarkan lagi menjadi :
a) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran akuntansi,
b) Membedakan pendekatan-pendekatan akuntansi
c) Menunjukan manfaat mata pelajaran akuntansi.
Kompetensi kedua yaitu menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu kemudian dijabarkan lagi
menjadi 3 (tiga) kompetensi yaitu :
a) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu
b) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu
c) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.
Kompetensi ketiga yaitu mengembangkan materi pembelajaran
yang diampu secara kreatif, juga dijabarkan lagi menjadi 2 (dua)
kemampuan antara lain :
a) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik
b) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan
tingkay perkembangan peserta didik.
Kompetensi keempat yaitu mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, yang
kemudian dijabarkan lagi menjadi 4 (empat) kemampuan antara lain :
a) melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus
b) memanfaatkan
hasil
refleksi
dalam
rangka
peningkatan
untuk
peningkatan
keprofesionalan
c) melakukan
penelitian
tindakan
kelas
keprofesionalan
d) mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
21
Kompetensi kelima yaitu memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mengembangkan diri, yang kemudian dijabarkan lagi
menjadi 2 kemampuan antara lain :
a) memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
dalam
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
berkomunikasi
b) memanfaatkan
pengembangan diri.
Indikator tersebut juga didukung oleh pendapat Uno (2007) yang
menyatakan bahwa “kompetensi profesional guru adalah seperangkat
kemampuan yang harus dimiliki oleh guru agar ia dapat melaksanakan
tugas mengajar” (hlm.18). Adapun kompetensi profesional mengajar
yang harus dimiliki oleh guru meliputi :
a) Kemampuan dalam merencanakan pembelajaran
Menurut Usman (2006:19) mencakup kemampuan guru dalam
menyusun program pengajaran yang meliputi :
1) menetapkan tujuan pembelajaran
2) memilih dan mengembangkan bahan pengajaran
3) memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar
4) memilih media pembelajaran yang sesuai
5) memilih dan memanfaatkan sumber belajar
Mulyasa
(2013:98)
berpendapat
untuk
persiapan
pembelajaran, guru mempersiapkan mengenai tujuan yang ingin
dicapai, materi yang perlu dipelajari, dan sejumlah pertanyaan untuk
menilai kemampuan belajar peserta didik.
b) Melaksanakan proses pembelajaran
Menurut Mulyasa (2013:99) kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran terdiri atas tahap persiapan, penyajian,
aplikasi, dan penilaian.
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam pembelajaran dilakukan sebelum
penyampaian materi. Tujuannya agar materi yang disampaikan
22
nantinya dapat mudah diterima oleh siswa karena mereka lebih
siap menerima materi. Tahap persiapan terdiri dari :
(a) Mempersiapkan ruang belajar, alat dan bahan, media, serta
sumber belajar
(b) Mengkondisikan lingkungan belajar sedemikian rupa
sehingga peserta didik siap belajar.
2) Tahap Penyajian,
Tahap penyajian merupakan inti dari pembelajaran yang
meliputi kegiatan penyajian materi oleh guru.
3) Tahap Aplikasi atau praktek
Tahap aplikasi atau praktek terjadi setelah materi
disampaikan, yang meliputi kegiatan pemberian kesempatan
kepada siswa untuk melakukan sendiri kegiatan belajar yang
ditugaskan.
4) Tahap Penilaian
Tahap
penilaian
dalam
melaksanakan
program
pembelajaran merupakan tahap dimana guru melakukan
penilaian dan memberi umpan balik atas hasil kerja peserta didik
pada tahap aplikasi.
c) Mengevaluasi sistem pembelajaran.
Menurut Mulyasa (2013: 99), mengevaluasi pembelajaran
dilakukan untuk menggambarkan perilaku hasil belajar dengan
respon peserta didik yang dapat diberikan berdasarkan apa yang
diperoleh dari belajar. Kegiatan evaluasi dilakukan agar guru dapat
melakukan tindak lanjut setelah mengetahui prestasi belajar siswa.
Seperti yang dikatakan oleh Sardiman (2003:174) :
Dengan mengetahui potensi belajar siswa, apalagi secara
individual guru yang bijaksana dan memahami karakteristik
siswa akan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lebih
bervariasi serta akan memberikan kegiatan belajar mengajar
yang berbeda antar siswa yang berprestasi tinggi dan akan
mencarikan kegiatan belajar mengajar tertentu bagi siswa yang
23
berprestasi rendah seperti kegiatan remidi dan kegiatankegiatan lain yang dapat meningkatkan prestasi siswa.
Evaluasi terhadap hasil belajar siswa akan memberikan
banyak informasi kepada guru tentang berhasil atau tidaknya proses
pembelajaran yang telah dilakukanya. Melalui hasil evaluasi dapat
memberikan motivasi kepada guru untuk lebih bervariasi dalam
menggunakan metode dan media, melakukan remidi untuk siswa
yang berprestasi rendah.
Lebih lanjut Usman (2008:17) yang menyatakan bahwa
kompetensi profesional meliputi hal-hal berikut :
a)
b)
c)
d)
e)
Menguasai landasan pendidikan
Menguasai bahan pengajaran
Menyusun program pengajaran
Melaksanakan program pengajaran
Menilai hasil dan proses belajar-mengajar yang telah dilaksanakan.
Pernyataan mengenai komponen kompetensi profesional diatas
memiliki arti bahwa guru harus memiliki kemampuan mengenai landasan
kependidikan, penyusunan program pengajaran, pelaksanaan program
pengajaran, serta penilaian proses belajar-mengajar. Komponen tersebut
juga perlu didukung oleh beberapa kemampuan profesional lain.
Seperti yang dijelaskan oleh Soediarto dalam Uno (2007:64),
kemampuan tersebut antara lain: disiplin ilmu pengetahuan sebagai
sumber bahan pelajaran, bahan ajar yang diajarkan, pengetahuan tentang
karakteristik siswa, pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan,
pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar, penguasaan
terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran, dan pengetahuan
terhadap penilaian, serta mampu merencanakan dan memimpin guna
kelancaran proses pendidikan.
Beberapa teori mengenai komponen kompetensi profesional guru
di atas, didukung oleh pendapat Mulyasa (2012: 135) yang berjudul
Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, dijelaskan bahwa ruang
lingkup kompetensi profesional guru antara lain sebagai berikut :
24
a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik
filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya
b) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf
perkembangan peserta didik
c) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang
menjadi tanggung jawabnya
d) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi
e) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media
sumber belajar yang relevan
f) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program
pembelajaran
g) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
h) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik
Mulyasa secara lebih rinci, menjabarkan kompetensi profesional
guru meliputi kemampuan guru dalam memahami standar nasional
pendidikan, mengembangkan kurikulum KTSP, menguasai materi
standar,
mengelola
program
pembelajaran,
mengelola
kelas,
menggunakan media dan sumber pembelajaran, memahami dan
melaksanakan
pengembangan
peserta
didik,
memahami
dan
menyelenggarakan administrasi sekolah, memahami penelitian dalam
pembelajaran, menampilkan keteladanan dan kepemimpinan dalam
pembelajaran, mengembangkan teori dan konsep dasar kependidikan, dan
memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individu.
a) Memahami standar nasional pendidikan
Guru dituntut untuk dapat memahami beberapa standar
pendidikan. Standar nasional pendidikan menurut UU No 20 tahun
2003 antara lain :
(1) Standar isi
(2) Standar proses
(3) Standar kompetensi lulusan
(4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan
(5) Standar sarana dan prasarana
(6) Standar pengelolaan
(7) Standar pembiayaan
25
(8) Standar penilaian pendidikan
b) Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
Guru diharapkan dapat menguasai kurikulum yang berlaku
beserta kelengkapan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Tidak
hanya menguasai, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan
kurikulum. Hal ini tercermin pada beberapa kemampuan yang
meliputi :
(1) Memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD)
(2) Mengembangkan silabus
(3) Menyusun RPP
(4) Melaksanakan pembelajaran dan pembentukan kompetensi
peserta didik
(5) Menilai hasil belajar
(6) Menilai dan memperbaiki KTSP sesuai dengam perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan kemajuan zaman
c) Menguasai materi standar
Guru harus menguasai materi standar yang disampaikan
dalam proses pembelajaran. Kemampuan yang menunjang guru
untuk dapat menguasai materi standar antara lain :
(1) Menguasai bahan pembelajaran (bidang studi)
(2) Menguasai bahan pendalaman (pengayaan)
d) Mengelola program pembelajaran
Guru harus mampu mengelola program pembelajaran yang
telah ditentukan. Kemampuan yang menunjang guru untuk dapat
mengelola program pembelajaran antara lain :
(1) Merumuskan tujuan
(2) Menjabarkan kompetensi dasar
(3) Memilih dan menggunakan metode pembelajaran
(4) Memilih dan menyusun prosedur pembelajaran
(5) Melaksanakan pembelajaran
26
e) Mengelola kelas
Guru
harus
mampu
mengelola
kelas
yang
diajar.
Kemampuan yang menunjang guru untuk dapat mengelola kelas
antara lain :
(1) Mengatur tata ruang kelas untuk pembelajaran
(2) Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif
f) Menggunakan media dan sumber pembelajaran
Guru harus mampu menggunakan media dan sumber
pembelajaran. Kemampuan yang menunjang guru untuk dapat
Menggunakan media dan sumber pembelajaran antara lain :
(1) Memilih dan menggunakan media pembelajaran
(2) Membuat alat-alat pembelajaran
(3) Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka
pembelajaran
(4) Menggunakan dan mengelola laboratorium
(5) Menggunakan perpustakaan dalam pembelajaran
(6) Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
g) Menguasai landasan kependidikan
Guru harus mampu menguasai landasan kependidikan.
Landasan kependidikan tersebut meliputi :
(1) Landasan fisiologis
(2) Landasan psikologis
(3) Landasan sosiologis
(4) Landasan hukum
h) Memahami dan melaksanakan pengembangan peserta didik
Guru
harus
mampu
memahami
dan
melaksanakan
pengembangan peserta didik. Kemampuan yang menunjang guru
untuk dapat memahami dan melaksanakan pengembangan peserta
didik antara lain :
(1) Memahami fungsi pengembangan peserta didik
27
(2) Menyelenggarakan ekstra kurikuler dalam rangka
pengembangan peserta didik
(3) Menyelenggarakan bimbingan dan konseling dalam rangka
pengembangan peserta didik
i) Memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah
Guru harus mampu memahami dan menyelenggarakan
administrasi sekolah. Kemampuan yang menunjang guru untuk dapat
memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah antara lain :
(1) Memahami penyelenggaraan administrasi sekolah
(2) Menyelenggarakan administrasi sekolah
j) Memahami penelitian dalam pembelajaran
Guru
harus
mampu
memahami
penelitian
dalam
pembelajaran. Kemampuan yang menunjang guru untuk dapat
memahami penelitian dalam pembelajaran antara lain :
(1) Mengembangkan rancangan penelitian
(2) Melaksanakan penelitian
(3) Menggunakan hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran
k) Menampilkan keteladanan dan kepemimpinan dalam pembelajaran
Guru
harus
mampu
menampilkan
keteladanan
dan
kepemimpinan dalam pembelajaran. Kemampuan yang menunjang
guru untuk dapat menampilkan keteladanan dan kepemimpinan
dalam pembelajaran antara lain :
(1) Memberikan contoh perilaku keteladanan
(2) Mengembangkan sikap disiplin dalam pembelajaran
l) Mengembangkan teori dan konsep dasar kependidikan
Guru harus mampu mengembangkan teori dan konsep dasar
kependidikan. Kemampuan yang menunjang guru untuk dapat
mengembangkan teori dan konsep dasar kependidikan antara lain :
(1) Mengembangkan teori-teori kependidikan yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik
28
(2) Mengembangkan konsep-konsep dasar kependidikan yang
relevan dengan kebutuhan peserta didik
m) Memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individu
Guru harus mampu memahami dan melaksanakan konsep
pembelajaran individu. Kemampuan yang menunjang guru untuk
dapat memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individu
antara lain :
(1) Memahami strategi pembelajaran individual
(2) Melaksanakan pembelajaran individual
Memahami uraian mengenai komponen kompetensi profesional
guru di atas, nampak bahwa kompetensi profesional merupakan
kompetensi yang harus dikuasai guru dalam kaitannya dengan
pelaksanaan tugas utamanya mengajar.
Berdasarkan kelima pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa,
seorang guru yang menguasai kompetensi profesional guru memiliki
kemampuan menyebutkan landasan kependidikan, menjelaskan landasan
kependidikan, mengorganisasikan program pembelajaran, melaksanaan
proses
pembelajaran,
mengevaluasi
proses
pembelajaran,
dan
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan.
a) Kemampuan menyebutkan landasan kependidikan
Guru memiliki
latar belakang pendidikan
keilmuan
sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual.
Merujuk pada sistem pada sistem pengelolaan pembelajaran yang
berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki
pengetahuan mengenai landasan kependidikan. Menurut Kunandar
(2007: 87) terdapat dua kategori guru dalam memahami landasan
kependidikan yaitu : (1) mempelajari konsep pendidikan dengan
bersumber pada landasan sebagai standar pelaksanaan pembelajaran,
(2) menganalisis, memahami, dan memberikan penilaian terhadap
masalah pendidikan yang ada sekarang berdasarkan landasan atau
29
standar. Untuk indikator kemampuan menyebutkan landasan
kependidikan, merujuk pada kategori pertama yaitu mempelajari
konsep pendidikan dengan bersumber pada landasan sebagai standar
pelaksanaan pembelajaran. Guru harus mampu mengetahui dan
menyebutkan konsep landasan kependidikan yang terkait acuan
pelaksanaan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Firdausi
& Barnawi (2012) yang menyebutkan guru harus mengerti dan
menerapkan landasan kependidikan sebagai acuan bagi guru dalam
menjalankan tugas keprofesionalannya. Landasan kependidikan yang
dimaksud adalah tujuan kependidikan dan landasan hukum yang
melandasi pelaksanaan pendidikan di Indonesia, yang terdiri dari
undang-undang dasar 1945, undang-undang kependidikan, peraturan
pemerintah, peraturan menteri, ketetapan sampai dengan surat
keputusan terkait kependidikan. Kemampuan yang menunjang guru
untuk dapat menyebutkan landasan kependidikan antara lain :
(1) Menyebutkan tujuan pendidikan
(2) Menyebutkan standar nasional pendidikan
(3) Menyebutkan beberapa peraturan perundang-undangan terkait
kependidikan.
b) Kemampuan menjelaskan landasan kependidikan
Untuk
indikator
kemampuan
menjelaskan
landasan
kependidikan, merujuk pada pendapat Kunandar (2007: 87) kategori
kedua yaitu menganalisis, memahami, dan memberikan penilaian
terhadap masalah pendidikan yang ada sekarang berdasarkan
landasan atau standar. Guru harus mampu menjelaskan landasan
kependidikan. Berdasarkan pendapat Firdausi dan Barnawi (2012),
guru harus memahami serta menerapkan landasan kependidikan
sebagai
acuan
bagi
guru
dalam
menjalankan
tugas
keprofesionalannya. Landasan kependidikan merupakan norma dasar
bersifat imperatif; artinya mengikat dan mengharuskan semua pihak
yang
terlibat
dalam
pelaksanaan
pendidikan
untuk
setia
30
melaksanakan
dan
mengembangkan
berdasarkan
landasan
pendidikan yang dianut. Jika guru kurang mampu menguasai
landasan kependidikan secara mendalam, maka landasan dari
pelaksanaan pendidikan menjadi tidak kokoh, sehingga sulit untuk
mencapai tujuan pendidikan (Pidarta.2009). Kemampuan yang
menunjang guru untuk dapat menjelaskan landasan kependidikan
antara lain :
(1) Menjelaskan tujuan pendidikan
(2) Menjelaskan standar nasional pendidikan
(3) Menjelaskan beberapa peraturan perundang-undangan terkait
kependidikan.
c) Kemampuan mengorganisasikan program pembelajaran
Muslich
(2007:45)
memberikan
definisi
rencana
pelaksanaan pembelajaran sebagai suatu rencana pembelajaran mata
pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di
kelas. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah
dapat direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah
yang kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.
Guru harus dapat merencanakan sistem pembelajaran yang
memanfaatkan sumber daya yang ada.
Hal ini sesuai dengan
pendapat Firdausi dan Barnawi (2012:82) yang menyatakan bahwa
pada kondisi apapun guru dituntut untuk melayani dan memfasilitasi
peserta didik, oleh karena itu metode, media, sumber belajar, tempat
harus dipersiapkan. Jika guru kurang mampu mengorganisasikan
program pembelajaran, maka pembelajaran yang dilaksanakan
menjadi kurang terarah (Firdausi dan Barnawi 2012).
Kemampuan
yang
menunjang
guru
untuk
mengorganisasikan program pembelajaran antara lain :
(1) Menetapkan tujuan pembelajaran
(2) Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran
(3) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar
dapat
31
(4) Memilih media pembelajaran yang sesuai
(5) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar
d) Kemampuan melaksanaan proses pembelajaran
Menurut Muslich (2007:72), secara teknis pelaksanaan
kegiatan pembelajaran menampakkan pada beberapa hal yaitu
pengelolaan
tempat
belajar/ruang
kelas,
pengelolaan
bahan
pelajaran, pengelolaan kegiatan dan waktu, pengelolaan siswa,
pengelolaan sumber belajar dan pengelolaan perilaku mengajar.
Guru harus mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan baik.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Firdausi & Barnawi
(2012;92) yang menyatakan, “guru harus
dapat menguasai
pengetahuan dan teori belajar-mengajar, kemahiran dan keterampilan
teknik belajar seperti prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat
bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, serta keterampilan
menilai hasil belajar peserta didik”. Jika guru kurang mampu
melaksanakan
berdampak
program
pada
pembelajaran
buruknya
dengan
pengelolaan
baik,
hal
pembelajaran
ini
yang
dilaksanakan (Firdausi dan Barnawi 2012).Pelaksanaan proses
pembelajaran terdiri atas tahap persiapan, penyajian, aplikasi atau
praktek, dan penilaian.
(1) Tahap persiapan
Kemampuan yang menunjang guru pada tahap persiapan
antara lain :
(a) Mempersiapkan ruang belajar, alat dan bahan, media, dan
sumber belajar
(b) Mengkondisikan lingkungan belajar sedemikian rupa
sehingga peserta didik siap belajar
(2) Tahap penyajian
Kemampuan yang menunjang guru pada tahap penyajian
adalah kemampuan dalam menyajikan materi.
(3) Tahap aplikasi atau praktek
32
Kemampuan yang menunjang guru pada tahap aplikasi
atau praktek adalah kemampuan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan sendiri kegiatan belajar yang
ditugaskan
(4) Tahap penilaian
Kemampuan yang menunjang guru pada tahap penilaian
adalah kemampuan memeriksa dan memberikan umpan balik
atas hasil kerja peserta didik pada tahap aplikasi atau praktek.
e) Kemampuan mengevaluasi proses pembelajaran
Evaluasi menurut Arikunto (2002: 56) ialah suatu upaya
untuk mengadakan penilaian terhadap apa yang sudah dikerjakan,
mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan selesai
dikerjakan. Menurutnya, evaluasi dilakukan untuk mengetahui
bagian-bagian mana dari sederetan kegiatan tersebut yang belum
mencapai
sasaran
dan
mengumpulkan
informasi
tentang
penyebabnya dan evaluasi tersebut diharapan dapat diupayakanuntuk
memperbaiki langkah yang akan datang. Guru harus mampu
mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Firdausi & Barnawi (mengutip simpulan Sutrisna,1993) bahwa
melaksanakan penilaian proses belajar mengajar merupakan bagian
tugas guru yang harus dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran
berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran sehingga dapat
diupayakan tindak lanjut hasil belajar peserta didik (2012: 99). Jika
guru kurang mampu melaksanakan evaluasi proses pembelajaran, hal
ini
berdampak
pada
tidak
akuratnya
tingkat
keberhasilan
pembelajaran sehingga tidak ada upaya perbaikan (Firdausi dan
Barnawi: 2012). Kemampuan yang menunjang guru untuk dapat
mengevaluasi proses pembelajaran antara lain :
(1) Menilai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
(2) Menyimpulkan respon peserta didik dari proses pembelajaran
33
f) Kemampuan mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
Guru harus mampu mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Firdausi & Barnawi
(mengutip simpulan Sulipan, 2007) bahwa tujuan kegiatan
pengembangan profesi guru adalah untuk meningkatkan mutu guru
agar lebih profesional dalam pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya
(2012:106).
Jika
guru
kurang
mengembangkan
keprofesionalan, hal ini berdampak pada buruknya mutu guru
(Firdausi dan Barnawi: 2012). Kemampuan yang menunjang guru
untuk dapat mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
antara lain :
(1) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri
(2) Memanfaatkan
hasil
refleksi
dalam
rangka
peningkatan
keprofesionalan
(3) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan
keprofesionalan
(4) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber
(5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
berkomunikasi dan pengembangan diri.
2. Penelitian yang Relevan
Ada sejumlah penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Diantara yang
penting adalah penelitian yang dilakukan oleh Kardiyem (2013, Erni Suharini
(2009), Budi Arty (2011), dam M. Djazari dkk (2012). Masing-masing akan
dijelaskan pada paragraf selanjutnya.
Kardiyem (2013) dalam penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Guru
Pascasertifikasi: Studi Empiris pada Guru Akuntansi SMK se-Kabupaten
Grobogan”. Penelitian dilaksanakan dengan mengambil tempat penelitian di SMK
se-Kabupaten Grobogan. Penelitian tersebut merupakan penelitian kuantitatif
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan wawancara,
observasi, angket dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis
34
deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Uji hipotesis menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil analisis data menunjukan bahwa keseluruhan kinerja guru akuntansi
tersertifikasi di SMK se-Kabupatem Grobogan adalah tidak baik. Pada
kompetensi profesional guru akuntansi belum sesuai target pemerintah dalam
memberikan tunjangan sertifikasi, kinerja guru masih dalam kategori kurang
maksimal dan cenderung ajeg. Terdapat keterkaitan antara penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Penelitian ini memberikan gambaran
awal dan referensi tentang kompetensi profesional, kemudian peneliti melakukan
potret kompetensi profesional pada guru dalam pembelajaran akuntansi di SMK
Negeri Kota Surakarta.
Penelitian selanjutnya, Erni Suharini (2009) dalam penelitian tentang
kompetensi pedagogik dan profesional guru dengan judul “Studi Tentang
Kompetensi Pedagogik dan Profesional Bagi Guru Geografi di SMA Negeri
Kabupaten Pati”. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil tempat penelitian
di SMA Negeri Kabupaten Pati dan sumber berasal dari Jurnal Geografi Unnes
Penelitian
tersebut
menggunakan
metode
pengumpulan
data
observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif
dengan analisis deskriptif prersentase dan analisis statistic dengan uji MannWhitney. Hasil penelitian diketahui bahwa kompetensi pedagogik yang dimiliki
guru geografi adalah sebesar 68,8% termasuk dalam kriteria baik. Namun ada satu
indikator yang termasuk dalam kriteria kurang baik, yaitu pada ketepatan alat
evaluasi. Hal ini dikarenakan kurangnya kompetensi guru dalam memberikan
umpan balik dan pelaksanaan penilaian selama proses pembelajaran. Sedangkan
pada kompetensi profesional yang dimiliki guru geografi adalah sebesar 70,5%
termasuk dalam kriteria baik. Ada dua indikator yang termasuk dalam kriteria
kurang baik, yaitu pada indikator kemampuan membuka pelajaran dan
kemampuan mengadakan variasi pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru kurang
dalam kemampuan memotivasi siswa untuk memulai pembelajaran, dan guru
hanya menyampaikan kompetensi dasar secara sepintas saja pada waktu memulai
pelajaran sedangkan dalam kemampuan mengadakan variasi pembelajaran, guru
kurang baik dalam memilih sumber belajar, menentukan metode dan media
35
pembelajaran. Terdapat keterkaitan antara penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan oleh penulis. Penelitian ini menunjukan bagaimana mengolah
data-data yang diambil dari sampel penelitian, dimana penelitian tersebut
menggunakan deskriptif persentase dan analisis statistic dengan uji MannWhitney. Perbedaannya terletak pada objek penelitiannya, jika penelitian ini
meneliti kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru geografi di SMA
Negeri Kabupaten Pati, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis mengambil
objek kompetensi profesional guru dalam pembelajaran akuntansi di SMK Negeri
Surakarta dengan tujuan dapat mengetahui tingkat kompetensi profesional guru
akuntansi SMK Negeri Surakarta.
Penelitian selanjutnya, Budi Arty (2011) dalam penelitian tentang
kompetensi profesional dan pedagogik guru dengan judul “Kompetensi
Profesional dan Pedagogik Guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten
Banjarnegara”. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil tempat penelitian
SMA Negeri se Kabupaten Banjarnegara dan sumber berasal dari digital library
Unnes. Penelitian tersebut menggunakan metode pengumpulan data observasi,
wawancara, angket, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan deskriptif
kuantitatif. Hasil penelitian diketahui bahwa kompetensi profesional guru PNS
yang telah tersertifikasi memperoleh skor 81%, guru PNS yang belum
tersertifikasi memperoleh skor 75,5% dan guru Wiyata Bakti memperoleh skor
83,6%. Berdasarkan kriteria yang digunakan, maka kompetensi profesional guru
biologi subjek penelitian ini dalam kategori baik dengan rentangan skor 70%84%. Untuk kompetensi pedagogik, guru biologi baik PNS yang telah
tersertifikasi, guru PNS belum tersertifikasi maupun guru Wiyata Bakti secara
umum termasuk dalam kriteria baik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan perlu
adanya peningkatan kompetensi guru biologi terutama pada aspek kemampuan
mengadakan variasi pembelajaran, baik melalui pelatihan, seminar, MGMP,
maupun kegiatan lainnya sehingga guru lebih kreatif menciptakan variasi
pembelajaran dalam KBM. Pada aspek kompetensi pedagogic juga perlu
ditingkatkan pada aspek penggunaan teknologi dalam pembelajaran, variasi alat
evaluasi dan kemampuan penelitian guru biologi. Terdapat keterkaitan antara
36
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis. Perbedaannya
terletak pada objek penelitiannya, jika penelitian ini meneliti kompetensi
profesional dan kompetensi pedagogik guru biologi di SMA Negeri Kabupaten
Banjarnegara, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis mengambil objek
kompetensi profesional guru dalam pembelajaran akuntansi di SMK Negeri
Surakarta.
Penelitian selanjutnya yang relevan dengan judul tentang kinerja guru
adalah penelitian Djazari dkk (2012) dalam penelitian tentang kinerja guru
akuntansi SMK Bismen. Penelitian dilakukan di seluruh SMK Bisnis dan
Manajemen di Daerah Istimewa Yogyakarta. Judul penelitian “Analisis Kinerja
Guru Akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di Daerah Istimewa Yogyakarta
Aplikasi
Teori
Hierarki
Kebutuhan
Menurut
Maslow”.
Penelitian
ini
menggunakan desain survei, dengan populasi seluruh guru Akuntansi SMK Bisnis
dan Manajemen di DIY. Sampelnya adalah guru yang sudah bersertifikat
pendidik. Teknik analisis data adalah deskriptif kuantitatif dengan persentase dan
analisi regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru akuntansi
SMK Bisnis dan Manajemen di DIY ditinjau dari aspek Kompetensi Profesional
menunjukan hanya 21,74% yang menunjukan kategori sangat tinggi. Sisanya
sebesar 58,70% dinyatakan tinggi, 17,39% cukup dan 2,17% ada pada kategori
rendah. Terdapat keterkaitan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai jenis
penelitian, sampling, teknik analisis data serta teknik pengumpulan data.
Perbedaannya terletak pada luasnya ranah penelitiannya. Penelitian ini lebih luas
karena mengaplikasikan dengan teori kebutuhan Maslow untuk menganalisis
kinerja guru akuntansi SMK Bisnis dan Manajemen di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti hanya
merambah pada masalah kompetensi profesional guru pada pembelajaran
akuntansi di SMK Negeri Surakarta, atau peneliti memperdalam penelitian
tersebut dengan berkonsentrasi pada salah satu kompetensi guru.
37
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah, serta didasarkan pada kajian teoretis untuk dapat sampai kepada
pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan, dapat dijabarkan
dalam gambar.
Untuk mencapai suatu keadaan ideal dimana proses pembelajaran berjalan
efektif dan meningkatnya kualitas pendidikan tergantung pada beberapa hal
seperti guru, sarana prasarana pembelajaran, peserta didik, lingkungan kelas, serta
iklim pembelajaran.
Guru yang profesional merupakan salah satu komponen berperan dalam
menghasilkan proses pembelajaran yang efektif dan pendidikan yang berkualitas.
Makna guru yang profesional adalah guru yang menguasai pengetahuan,
keterampilan, dan kecakapan untuk dapat menjalankan tugas atau pekerjaan
sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan.
Salah satu kompetensi yang wajib dikuasai oleh guru adalah kompetensi
profesional. Kompetensi profesional guru merupakan hasil yang diperoleh antara
lain dari pendidikan LPTK, pengalaman mengajar, dan pelatihan pra jabatan
selama menjadi guru. Tinggi rendahnya mutu pembelajaran di LPTK serta diklat,
pelatihan, seminar, workshop, maupun lokakarya yang diikuti oleh guru akan
mempengaruhi tingkat kompetensi profesional guru.
Untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat kompetensi profesional
guru, perlu diukur melalui suatu penelitian. Penelitian yang memotret guru
sebagai subyek penelitiannya, untuk diteliti aspek-aspek kompetensi profesional
dari masing-masing guru. Hasil penelitian inilah yang digunakan sebagai dasar
evaluasi bagi guru yang bersangkutan untuk memperbaiki kinerjanya. Selain itu
sebagai acuan bagi kepala sekolah maupun dinas terkait dalam penentuan
kebijakan program. Evaluasi dan perbaikan yang dilaksanakan nantinya akan
memberikan dampak positif terhadap pembelajaran dan pendidikan yang
berkualitas.
Pengukuran kompetensi profesional guru merupakan hal yang sangat
bermanfaat sebagai langkah untuk awal meningkatkan profesionalisme guru
38
dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas demi mencerdaskan
kehidupan bangsa seperti yang tertera dalam tujuan pendidikan nasional.
Kerangka pemikiran mengenai kompetensi profesional guru pada
pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta dapat digambarkan pada
gambar 2.1
Kemampuan dalam
menyebutkan landasan
kependidikan
Kemampuan dalam
menjelaskan landasan
kependidikan
Tinggi/Rendahnya mutu
pembelajaran
di LPTK
KOMPETENSI
PROFESIONAL
v
Tinggi/Rendahnya mutu
pembelajaran
pada Diklat,
Seminar,
Lokakarya,
Workshop pra
jabatan
Kemampuan dalam
mengorganisasikan
program pembelajaran
Kemampuan dalam
pelaksanaan proses
pembelajaran
Kemampuan dalam
mengevaluasi proses
pembelajaran
Kemampuan untuk
mengembangkan
keprofesionalan secara
berkelanjutan
Tingkat Kompetensi
Profesional Guru
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
39
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pengamatan pendahuluan terhadap kompetensi profesional
guru dalam pembelajaran akuntansi SMK Negeri Kota Surakarta, pertanyaan
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat pemahaman landasan kependidikan dalam kompetensi
profesional guru?
2. Bagaimana tingkat kemampuan mengorganisasikan program pembelajaran
dalam kompetensi profesional guru?
3. Bagaimana tingkat kemampuan melaksanakan proses pembelajaran dalam
kompetensi profesional guru?
4. Bagaimana tingkat kemampuan mengevaluasi proses pembelajaran dalam
kompetensi profesional guru?
5. Bagaimana tingkat kemampuan pengembangan keprofesionalan secara
berkelanjutan dalam kompetensi profesional guru?
Download