PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM

advertisement
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENINGKATAN
KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN
Oleh: Sodiah
Abstrak
Perencanaan tenaga pendidikan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan
kinerja tenaga kependidikan. Dalam hal ini, bagaimana kepala sekolah melakukan
perencanaan berupa meramalkan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan
sekolah, analisis pekerjaan terdiri dari deskripsi dan spesifikasi pekerjaan.
Perencanaan sumber daya manusia (SDM) adalah kegiatan menaksir atau
menghitung kebutuhan sekolah akan tenaga pendidikan dan selanjutnya
merumuskan upaya yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Perencanaan sumber daya manusia memberikan manfaat diantaranya sumber daya
manusia yang sudah ada dapat lebih di optimalkan, produktivitas kerja dapat
ditingkatkan, kebutuhhan sumber daya manusia masa datang dapat cepat
diperkirakan, dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk menyusun programprogram pengembangan sumber daya manusia dalam pendidikan. Tujuan
manajemen sumber daya manusia adalah meningkatkan kinerja tenaga
pendidikan. Kinerja tinggi yaitu suatu hasil pekerjaan yang selesai pada waktu dan
tempat yang tepat dan dikerjakan oleh orang yang tepat. Hal ini berarti
terlaksananya semua tugas dan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh
sekolah.
Kata kunci: Perencanaan, Sumber Daya Manusia, Kinerja
A. Pendahuluan
Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi
ekonomi era globalisasi saat ini, yakni untuk menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam
persaingan global yang selama ini kita abaikan. Pada mulanya hak-hak manusia
dalam sebuah organisasi terabaikan, tetapi memasuki awal abad dua puluhan
mereka yang terlibat dalam sebuah pekerjaan telah mendapat perhatian bahwa
mereka mempunyai perasaan, pikiran, dan kebutuhan psikologis yang harus
dipenuhi. Manusia merupakan sumber daya yang memiliki kebutuhan untuk
mendapatkan perhatian dari pihak atasan agar prestasi mereka dapat
dilipatgandakan. Dalam Islam manusia merupakan makhluk yang dimuliakan,
artinya Islam tidak memposisikan manusia dalam kerendahan seperti makhluk
lainnya. Manusia sebagai makhluk istimewa dan terpilih.
Realitas globalisasi yang demikian membawa sejumlah implikasi bagi
pengembangan di Indonesia yang menuntut sumber daya manusia andal, dan
pendidikan diperlukan untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas.
Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu disinergiskan dengan
tuntutan kompetensi. Dimensi daya saing dalam sumber daya manusia semakin
menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas melalui pendidikan
merupakan tuntutan yang harus dikedepankan. Colin menyatakan, As the product,
much thought is devoted by educators to the results of the educative process in
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
949
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
term not only of learning but also of character qualities and behaviour, as well as
to fitting their product to its environment.1 Mengenai hasil, pendidik tidak hanya
menyajikan hasil pembelajaran dari proses edukatif tetapi juga nilai karakter dan
tingkah laku, serta menyesuaikan hasil mereka dengan lingkungan.
Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan bahwa dalam manajemen terdapat
proses kerjasama antara dua orang atau lebih secara formal didukung oleh sumber
material, sumber biaya dan sumber informasi sebagai sarana untuk memperlancar
dan mengoptimalkan kinerja. Implementasi manajemen terhadap pengelolaan
pendidikan haruslah berorientasi pada efektivitas terhadap segala aspek atau
komponen pendidikan baik dalam pertumbuhan dan perkembangan. Lembaga
pendidikan memiliki komponen-komponen terikat satu sama lain yang
menentukan keberhasilan lembaga tersebut, jika kepala sekolah dapat
menjalankan fungsinya secara efektif dalam proses planning, organizing,
actuating, dan controlling. Peninjauan keberhasilan manajemen dilihat dari faktor
pencapaian tujuan, yang berhubungan dengan pencapaian tujuan bersama bukan
pencapain tujuan pribadi. Untuk menilai produktivitas suatu perilaku manajemen,
dihubungkan dengan harapan yang harus dicapai melalui peran yang dimainkan.
Planning yaitu menyusun kegiatan lembaga pendidikan, diperlukan data
yang banyak dan valid, pertimbangan dan pemikiran oleh sejumlah orang yang
berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu kegiatan perencanaan
sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga pendidikan tersebut dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan.
Organizing, lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi memiliki
berbagai unsur yang terpadu dalam suatu sistem yang harus terorganisir secara
rapih dan tepat, baik tujuan, personil, manajemen, teknologi, siswa/member,
kurikulum, uang, metode, fasilitas, dan faktor luar seperti masyarakat dan
lingkungan sosial budaya. Semua bagian bekerja dalam keselarasan menjadi
bagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan. Semua itu dapat dicapai oleh
lembaga pendidikan, jika dilakukan upaya menyusun struktur kelembagaan,
mengembangkan prosedur yang berlaku, menentukan persyaratan bagi instruktur
dan karyawan yang diterima, dan membagi sumber daya instruktur dan karyawan
yang ada dalam pekerjaan.
Actuating, kepemimpinan bermuara pada pencapaian visi dan misi
organisasi atau lembaga pendidikan yang dilihat dari mutu pembelajaran yang
dicapai dengan sungguh-sungguh oleh semua personil lembaga pendidikan.
Controlling yaitu pengawasan sebagai suatu upaya sistematis untuk menetapkan
standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan
balik informasi; untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar
yang telah ditetapkan itu; menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur
signifikansi penyimpangan tersebut; dan mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumberdaya perusahaan telah
digunakan dengan cara yang paling efekif dan efisien guna tercapainya tujuan
perusahaan.
Pearce menyatakan, Good management brings a degree of order and
consistency to key dimensions like the quality and profitability of products.2
Manajemen yang baik memberikan tingkat konsistensi untuk menjamin produk
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
950
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
yang berkualitas dan menguntungkan. Implementasi manajemen bagi sekolah
menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dalam bidangnya dan berkualitas
agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif, efektivitas
kinerja, dan efisiensi sistem. Al-Qur‟an telah mengajarkan agar umat manusia
mengerjakan suatu pekerjaan yang telah mereka kuasai pengetahuannya. Sehingga
apa yang mereka kerjakan dapat dipertanggung jawabkan dengan berhasil.
Firman Allah untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang kita ketahui:
                 
Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
(Q.S. Al-Isra: 36)3
Fungsi manajemen sumber daya manusia esensial adalah memastikan agar
organisasi dapat mencapai tujuan-tujuan strategi dengan memiliki sumber daya
manusia yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan organisasi secara
kuantitas maupun kualitas, kompeten, dan menghasilkan kinerja yang efektif
hingga superior pada jabatan dan peranan masing-masing serta berkontribusi
optimal dalam memajukan organisasi. Ivancevich menyatakan, HRM activities
play a mayor role in ensuring that an organization will survive and prosper.4
Kegiatan manajemen SDM memainkan peran penting dalam memastikan
organisasi akan bertahan lama dan dapat berkembang pesat. Efektivitas organisasi
dinilai dari keseimbangan karakteristik pencapaian tujuan, kemampuan dan skill
tenaga kerja yang efisien, kepastian retensi dengan baik, dan motivasi tenaga
kerja.
Manajemen sumber daya manusia kependidikan di sekolah sebagai bagian
dari unit pelaksana teknis penyelenggaraan bidang administrasi dan informasi data
pendidikan yang perlu dikelola oleh kepala sekolah dengan sebaik-baiknya sesuai
ketentuan yang berlaku. Headteacher identified issues and problems and then
encouraged staff to develop their own change proposals.5 Kepala sekolah
mengidentifikasi isu dan masalah-masalah kemudian membantu staf untuk
mengembangkan perubahan rancangan mereka.
Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan harus memahami
langkah-langkah pokok manajemen. Peran pemimpin sebagai model merupakan
perpaduan antara karakter dan kompetensi. Peran pemimpin di sekolah membawa
serta harapan dalam setiap pekerjaannya.6 Problem paling rumit dalam
pengelolaan fungsi manajemen sumber daya manusia dihadapi oleh berbagai
organisasi yang tidak mempunyai perencanaan yang sistematis dan matang, serta
prosedur yang terstruktur rapi dan sistematis dalam menjalankan fungsi dan
aktivitas-aktivitas pengelolaan sumber daya manusianya. Perencanaan pendidikan
adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha menghubung-hubungkan antara fakta yang
satu dan fakta yang lain, kemudian memprediksi keadaan dan perumusan tindakan
kependidikan untuk masa yang akan dating yang sekiranya diperlukan untuk
mencapai hasil yang dikehendaki dalam pendidikan.7 Perencanaan pada dasarnya
mencakup kegiatan untuk menentukan apa yang akan dicapai (tujuan dan sasaran),
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
951
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
mengapa harus dicapai (alasan), bagaimana mencapainya (cara atau teknik), siapa
yang akan melakukannya, dimana melakukannya (tempat), dan kapan (waktu).8
Perencanaan sekolah merupakan penggambaran masa depan dari sosok
institusi sekolah yang dikehendaki warganya. Rencana pengembangan sekolah
merupakan rencana yang komprehensif untuk mengoptimalkan pemanfaatan
segala sumber daya yang ada dan mungkin diperoleh guna mencapai tujuan yang
diinginkan di masa datang.9 Program perencanaan yang disusun berisi usaha
konkret yang dirincikan dengan memperkirakan besarnya masing-masing usaha
baik dalam arti kegiatan, tempat, dan orang yang dilayani, memperkirakan
sumber-sumber yang mungkin diperoleh seperti waktu, uang, dan keahlian,
memperkirakan kemungkinan adanya hal-hal yang akan mempengaruhi jalannya
pekerjaan, dan menyusun jadwal kerja.
Sistem perencanaan SDM meliputi estimasi permintaan dan suplai
karyawan. Sistem itu terdiri dari empat kegiatan yaitu inventarisasi persediaan
SDM, untuk menilai sumber daya yang ada sekarang (keterampilan,
kemampuan/kecakapan, dan potensi pengembangannya) dan menganalisa
penggunaan personalia sekarang, memperkirakan sumber daya manusia untuk
memprediksi permintaan dan penawaran di waktu yang akan datang (baik
kuantitas/jumlah maupun kualitas), penyusunan rencana-rencana sumber daya
manusia untuk memadukan permintaan dan penawaran personalia dalam
perolehan tenaga kerja yang “qualified” melalui penarikan, penempatan, transfer,
promosi, dan pengembangan. Dan pengawasan dan evaluasi, untuk memberikan
umpan balik kepada sistem dan memonitor derajat pencapaian tujuan-tujuan dan
sasaran-sasaran perencanaan sumber daya manusia.
Untuk melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran
manajemen SDM sudah harus mengetahui keseluruhann tugas yang ada dalam
organisasi berikut dengan rincian tugas (job description), persyaratan tugas (job
specification), dan standar kinerja (job performance standard). Raymond A. Noe
mengemukakan, role analysis technique is a process of formally identifying
expectations associated with a role.10 Teknik analisis tugas adalah sebuah proses
mengidentifikasi harapan rekan kerja dengan sebuah tugas. Selanjutnya sebagai
landasan kegiatan dilakukan perencanaan SDM, yaitu memprediksikan dan
menentukan kebutuhan tenaga kerja pada masa sekarang dan yang akan datang,
baik jumlahnya maupun keahliannya atau jenisnya. Rencana SDM akan
menunjukkan jumlah dan waktu dilakukan rekrutmen pegawai yang berpotensi.
Analisis terhadap pekerjaan meliputi tujuan dari jabatan ini, tugas umum
yang harus dikerjakan, tugas tambahan yang harus dikerjakan, tugas-tugas yang
tersulit dan termudah, kesatuan posisi jabatan dalam struktur organisasi,
pendidikan yang harus ditempuh, pengalaman yang harus dimiliki oleh calon
pekerja, durasi waktu pelaksanaan tugas-tugas, dan sarana atau mesin-mesin dan
alat-alat yang dapat digunakan. Hubungan tenaga kerja dapat dilakukan oleh
manajer dengan membangun iklim sehari-hari yang saling menghargai dan saling
percaya untuk mempertahankan hubungan kerja yang sehat, bekerja dengan SDM
dalam menegosiasikan persetujuan yang kolektif.
Kinerja yang baik dalam pekerjaan adalah hasil dari melakukan sesuatu
yang benar pada waktu yang tepat (doing the right things at the right time), atau
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
952
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
hal yang benar untuk pekerjaan yang spesifik pada waktu yang spesifik (the right
things for the specific job at that specific point in time). Dan faktor yang
mendorong kinerja adalah perilaku. Tata usaha adalah kegiatan untuk
mengadakan pencatatan dan penyusunan keterangan-keterangan itu dipergunakan
secara langsung sebagai bahan informasi bagi pemimpin organisasi yang
bersangkutan atau dapat dipergunakan oleh siapa saja yang membutuhkannya.
Perencanaan SDM mengandung beberapa unsur, sebagai berikut:
a. Pengumpulan informasi secara reguler, untuk pembuatan assessment
b. Pembuatan perkiraaan tenaga kerja yang dibutuhkan dan yang tersedia
c. Membuat analisis identifikasi adanya ketidakseimbangan antara tenaga kerja
yang dibutuhkan dan tersedia
d. Identifikasi berbagai alternatif pemecahan masalah ketidakseimbangan antara
tenaga kerja yang dibutuhkan dan tersedia
e. Adanya integrasi dari rencana tersebut dengan rencana pembangunan untuk
perencanaan tenaga kerja makro dan perencanaan perusahaan (corporate
planning) untuk perencanaan tenaga kerja mikro
f. Hal-hal tersebut dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu11
Setiap sekolah selalu ingin mencapai tingkat tertinggi kinerja, maka
beberapa kriteria dalam mengukur kinerja yang dapat dilakukan terhadap tenaga
kependidikan yaitu dengan melihat produktivitas yang biasanya dinyatakan
sebagai hubungan antara input dan output suatu proses, kualitas dari hasil
pekerjaan yang diperoleh, ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan, cycle
time atau jumlah waktu yang diperlukan untuk maju dari satu titik ke titik yang
lain dalam suatu proses, pemanfatan sumber daya dan biaya dengan efisien dan
efektif, dan biaya.12Atas dasar hasil penilaian prestasi tersebut, maka fungsi
kompensasi dapat dilaksanakan secara fair dan tepat. Kompensasi ini meliputi
kegiatan-kegiatan mengadministrasikan gaji atau upah dan insentif atas dasar hasil
penilaian pekerjaan, menyediakan sistem pembayaran gaji berdasarkan prestasi,
dan mengadministrasikan tunjangan pendapatan tambahan (fringe benefits) di
tempat kerja.
Berdasarkan teori yang dikembangkan dari para pakar, kepala sekolah
harus membuat perencanaan tugas yang akan dikerjakan dan memberikan
pengetahuan mengenai pekerjaan tersebut. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut
dibuat program kerja yang sistimatis, terarah, jelas, realistis, dan dapat
dilaksanakan tenaga kependidikan agar performance atau kinerja mereka kepada
guru, karyawan, siswa, orang tua siswa, instansi terkait, dan masyarakat lainnya
dapat berjalan seoptimal mungkin. Pengawasan diimplementasikan melalui
pembinaan hubungan baik antara kepala sekolah dan tenaga kependidikan.
Kestabilan kinerja di sekolah terus dijaga dan dipantau oleh kepala sekolah
dengan melakukan penilaian, untuk meningkatkan kinerja mereka tidak hanya
sebatas memenuhi tuntutan penyelesaian tugas tetapi orang-orang yang dilibatkan
dalam suatu jabatan adalah orang yang ahli dalam bidangnya. Kemampuan yang
sesuai dengan pekerjaan memberikan hasil kinerja yang optimal.
Dalam Islam, Rasulullah SAW mencontohkan kepada seluruh umat untuk
mendapatkan suatu kebaikan maka milikilah ilmu dalam mengerjakan suatu
pekerjaan. Karena orang-orang yang memiliki pengetahuan mampu melaksanakan
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
953
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
tugas mereka dengan sebaik-baiknya, mereka tidak akan tersesat berarti mereka
melaksanakan tanggungjawab sehingga tidak terjadi penyelewengan.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
. ‫ َم َم ْن َم َم َّد ُه َممي َم َم َم ْن ِب ِبي ْنا ِب ْن‬, ‫ َم َم ْن َم َم َّد ْنا ِب َم ِب َم َم َم ْن ِب ِبي ْنا ِب ْن ِب‬, ‫َم ْن َم َم َّد ا ُّدل ْن ي َم َم َم َم ْن َم ِبي ْنا ِب ْن ِب‬
Artinya : “Barang siapa menghendaki dunia maka harus dengan ilmu, dan barang
siapa menghendaki akhirat maka harus dengan ilmu, dan barang siapa
yang menghendaki keduanya maka harus dengan ilmu”. (Muttafaq
„alaih)
Kepala sekolah belum melakukan perencanaan penilaian prestasi kerja
yang dikaitkan dengan sistem penggajian, tidak terdapat kode jabatan yang
sebenarnya mempermudah akses, dalam analisis pekerjaan tidak dilengkapi
standar tingkat kecerdasan, tidak terdapat kebebasan waktu bagi staf dalam
bekerja, dan tidak berupaya untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.
Dikarenakan perencanaan sangat penting untuk meningkatkan kinerja oleh karena
itu dibutuhkan pemahaman konsep perencanaan meliputi kegiatan memperkirakan
kebutuhan staf, job analysis (analisis pekerjaan), job description (deskripsi
pekerjaan), job spesification (spesifikasi pekerjaan).
B. Pembahasan
1. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Manajemen SDM biasanya juga disebut manajemen personalia, merujuk
kepada kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan
aspek “orang” atau sumber daya manusia dari posisi manajemen yang meliputi
perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian. Sebuah cara
mendapatkan orang yang sesuai dengan kebutuhan, mengembangkan,
menghargai, dan menilai hasil kerja mereka. Manajemen yang efektif tidak hanya
meningkatkan keterampilan, the organization’s culture, structure, reward system
and administrative system will be reengineered to support succesfull project
management,13. Tetapi budaya organisasi, struktur, sistem reward, dan sistem
administrasi harus dikelola dengan baik untuk mendukung keberhasilan
manajemen.
Manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan, dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya.14
Daft mengemukakan, one of the primary responsibilities of manager is to decide
where the organization should go in the future and how to get it there.15
Penjelasannya bahwa salah satu tanggungjawab utama pemimpin adalah
memutuskan ke arah mana organisasi di masa mendatang dan bagaimana cara
mendapatkannya. Sehingga dapat menghasilkan pelayanan prima (excelent
service) yang berpengaruh terhadap perubahan output yang baik dengan dukungan
sarana penunjang dan biaya yang ekonomis.
The organization’s culture, structure, reward system and administrative
system will be reengineered to support succesfull project management.16
Manajemen yang efektif tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi budaya
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
954
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
organisasi, struktur, sistem reward, dan sistem administrasi harus dikelola dengan
baik untuk mendukung keberhasilan manajemen. Menurut Oemar Hamalik,
manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha
manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya,
menggunakan metode yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang
ditentukan sebelumnya.17
Some factors to consider human resource management; effective
recruiting, development, and retention mechanism for employees; quality
relations with trade union; quality work environment to maximize overall
employee performance and minimize absenteeism; reward and incentive
programs to motivate all employees.18 Beberapa faktor dalam manajemen sumber
daya manusia yaitu rekrutmen, pengembangan, dan retensi bagi tenaga kerja;
hubungan baik dengan pekerja, lingkungan kerja yang baik untuk memaksimalkan
kinerja dan meminimalisir ketidakhadiran; program reward dan insentif untuk
memotivasi seluruh tenaga kerja. Pandangan yang lebih luas dan inklusif adalah
dengan memandang manajemen SDM sebagai sebuah manajemen dari orangorang agar mereka dapat begerak dengan baik.
Hal ini berkaitan dengan mengelola orang-orang dalam bidang yang lebih
luas mengenai pencarian sumber daya/resourcing (beraneka ragam cara
perekrutan/recruitment
dan
pemilihan/selection),
pemberian
imbalan,
pengembangan (bentuk pelatihan dan penilaian/assessment), serta membangun
dan melestarikan hubungan-hubungan dalam pekerjaan (employment relation).
Untuk mencapai tujuan dan mengelola aset organisasi dengan baik maka orangorang yang dilibatkan harus dikelola dengan tepat mulai dari awal
mendapatkannya hingga proses pelaksanaan tugas yang diberikan.19
Berikut ini aspek-aspek dalam manajemen sumber daya manusia, yaitu :
a. Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Perencanaan (planning) adalah suatu proses untuk menentukan rencana
atau program kegiatan.20 Perencanaan berkaitan dengan tujuan dan membantu
mengetahui apa yang harus dilakukan. Perencanaan SDM pendidikan secara
spesifik melibatkan kegiatan memperkirakan (forecasting) kebutuhan sumber
daya manusia atau anggota organisasi sekolah, sekaligus merencanakan langkahlangkah pemenuhannya. Kegiatan ini terdiri dari pengembangan dan penerapan
rencana dan program-program untuk menjamin agar jumlah maupun tipe personel
yang diperlukan dapat terpenuhi sesuai dengan tuntutan sekolah tempat mereka
bekerja, baik waktu maupun tempat sehingga memenuhi prinsip the right man on
the right job.
Perencanaan sumber daya manusia memiliki tahap-tahap sistematis,
sebagai berikut :
1) Mengumpulkan, menganalisis, dan memperkirakan data personalia guna
mengembangkan data base mengenai ketersediaan dan kebutuhan SDM.
2) Merumuskan sasaran dan kebijakan-kebijakan dalam bidang personalia guna
memperoleh persetujuan dan dukungan pimpinan organisasi
3) Merancang dan mengimplementasikan rencana serta program-program
rekrutmen, pelatihan, dan promosi yang memungkinkan organisasi dapat
mencapai sasaran dalam bidang personalia.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
955
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
4) Mengontrol dan menilai rencana dan program personalia guna mendukung
tercapainya sasaran manajemen sumber daya manusia.
b. Rekrutmen sumber daya manusia pendidikan atau staf
Rekrutmen adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang
kualifaid untuk jabatan / pekerjaan tertentu dalam suatu organisasi. 21 Rekrutmen
(pengadaan) tenaga kependidikan adalah seperangkat kegiatan dan proses yang
dipergunakan untuk memperoleh sejumlah orang yang bermutu pada tempat dan
waktu yang tepat sesuai dengan ketentuan hukum sehingga orang dan sekolah
dapat saling menyeleksi berdasarkan kepentingan terbaik masing-masing dalam
jangka panjang maupun jangka pendek.
Beberapa aktivitas pokok fungsi rekrutmen, yaitu pelaksanaan rekrutmen
atau penarikan calon tenaga atau SDM (job applicants), pelaksanaan seleksi
terhadap calon tenaga sesuai dengan jenis pekerjaan dan karakteristik tenaga yang
diperlukan, dan penempatan atau penugasan staf. Many people sense that
consumption gives them a fine feeling in the right place.22 Rekrutmen secara
umum sebagai usaha untuk mencari dan mendapatkan calon-calon tenaga kerja
yang potensial dengan jumlah dan mutu yang memadai sehingga organisasi dapat
memilih tenaga yang benar-benar. Pentingnya rekrutmen adalah menentukan
kebutuhan penarikan tenaga kerja (recruitment), membantu meningkatkan rating
proses seleksi dengan mengurangi jumlah pelamar kerja underqualified atau
overqualified, mengurangi kemungkinan berhenti atau mutasi setelah diangkat,
mengidentifikasi dan menyiapkan calon-calon tenaga kerja yang potensial,
meningkatkan efektivitas organisasi dan individu baik untuk jangka pendek dan
jangka panjang.
Seleksi tenaga kependidikan adalah proses pengumpulan data guna menilai
dan memutuskan secara legal siapa yang dapat diangkat sebagai pegawai. Sifat,
watak, dan kemampuan dalam deskripsi pekerjaan, harus tercermin pada diri
pelamar. Setelah diterima tindakan selanjutnya melakukan penempatan.
Penempatan adalah keputusan tenaga kependidikan yang berazaskan “the right
men on the right job”. Penempatan berhubungan dengan upaya menjamin
kebutuhan jabatan dan karakteristik organisasi sesuai dengan keterampilan,
pengetahuan, kemampuan, preferensi, minat, dan kepribadian calon pegawai.
Manajemen sumber daya manusia mengharuskan manajer menemukan
cara terbaik dalam memperkerjakan orang-orang untuk mencapai tujuan
organisasi. Cara untuk meningkatkan kinerja, kepuasan kerja, komitmen, dan
keterlibatan orang-orang dalam organisasi. Seleksi sangat penting posisinya untuk
mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan kualifikasi yang sesuai
dengan deskripsi pekerjaan yang ada atau sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Organisasi perlu menetapkan dasar kebijakan dalam seleksi tersebut sehingga ada
landasan yang kuat untuk mencapai hasil penarikan tenaga kerja yang sebaikbaiknya. Setelah seleksi berhasil menetapkan jumlah tenaga kerja, dilanjutkan
dengan orientasi dan penugasan. Tenaga kerja yang diterima sekolah telah
memenuhi kriteria seleksi latar belakang pendidikan dan pengalaman bekerja yang
dibutuhkan, skill dan kemampuan untuk menyelesaiakan pekerjaan, dan
personality.
c. Penilaian
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
956
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
Penilaian atau evaluasi, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
evaluation adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan, sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai.23 Penilaian adalah
menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil keputusan
terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau
buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dan sebagainya.24
Proses pengukuran kinerja dapat dilakukan melalui monitoring dan
evaluasi terhadap pelaksanaan program. Pengukuran kinerja dilakukan melalui
tahapan pengumpulan data, pengukuran, dan penetapan tingkat kinerja. 25 Measure
can help management to identify which projects met their goals and why, improve
resource allocation and employee compensation, and refine future innovation
strategies.26 Pengukuran kinerja membantu manajemen untuk mengidentifikasi
tingkat capaian kinerja yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan
pencapaian sasaran, meningkatkan alokasi sumber daya dan kompensasi bagi
pegawai, serta memperluas strategi innovasi masa mendatang.
Suatu lembaga memiliki kriteria dan standar keberhasilan yang ditentukan
sebelumnya bagi kinerja pegawai. Dalam rangka mencapai standar yang
diinginkan, proses kinerja akan dipengaruhi oleh sikap atau perilaku pegawai.
Manajer dapat menilai kerja pegawai dengan melakukan pengamatan maupun
wawancara terhadap perilaku yang ditentukan oleh sistem kerja dan
membandingkan hasil kerja dengan uraian pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
aspek legal. Apakah pekerjaan mereka telah sesuai atau belum dengan uraian
pekerjaan yang telah disusun sebelumnya, sehingga hasilnya dapat dijadikan
sebagai umpan balik atau perbaikan dan melaksanakan fungsi kompensasi secara
tepat. Penilaian prestasi kerja adalah untuk meningkatkan prestasi, membantu
manajemen melaksanakan fungsi kompensasi (remuneration and benefits), yakni
pengaturan sistem penggajian atau upah dan bonus secara tepat, menyediakan
bahan balikan terhadap tindakan yang perlu diambil terhadap kinerja pegawai
tertentu. Jadi evaluasi merupakan proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau
tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan
keputusan atas obyek yang dievaluasi. Kriterianya adalah tujuan dari kegiatan
tersebut, apakah tercapai atau tidak, apakah sesuai dengan rencana atau tidak, jika
tidak maka langkah-langkah apa yang perlu ditempuh selanjutnya.
d. Kompensasi
Deresky menyatakan The significance of an appropiate compensation and
benefits package to attract, retain, and motivate international employees can not
be overemphasized. There must be a fit between compensation and the goals.27
Menurut William J. Stevenson mengenai kompensasi, many organization that
tradionally rewarded managers and senior executives on the basis of output are
now seriously reconsidering that approach.28 Signifikansi kompensasi dan
keuntungan yang mencukupi akan meningkatkan prestasi kerja dan memotivasi
tenaga kerja dalam mencapai tujuan organisasi. Jadi sekolah harus memiliki
standar bagi perlakuan tenaga kependidikan yang di desain oleh kepala sekolah
dengan melihat sebuah penempatan tenaga kependidikan pada tempat yang
kompetitif. Dan harus ada kejelasan kompensasi dan tujuan bagi organisasi yang
ingin manajer capai.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
957
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
Perencanaan pemberian kompensasi penting sebagaimana pernyataan
Hillier, financial planning is one of the most important areas of application for
resource allocation problem.29 Perencanaan kompensasi merupakan bagian
terpenting dalam pengalokasian sumber daya. Jadi, kompensasi adalah apa yang
diterima tenaga kependidikan karena ia telah memberikan kontribusi pikiran,
perhatian, kemampuan, dan kinerjanya terhadap sekolah. Kompensasi terdiri dari
hal berupa finansial dan non-finansial. Kompensasi sangat penting untuk
memperoleh, memelihara, dan mempertahankan angkatan kerja yang produktif.
Pemberian kompensasi yang sesuai dapat meningkatkan prestasi kerja dan
memotivasi mereka.
e. Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan sering merujuk pada cara untuk memperoleh pengetahuan dan
keahlian-keahlian sebagai sebuah hasil dari pembelajaran mengenai kejurusan
atau keahlian praktis dan pengetahuan yang berhubungan dengan kompetensikompetensi spesifik yang berguna. Pengembangan merujuk pada sebuah
perangkat yang terintegrasi mengenai progran yang direncanakan, yang diberikan
di dalam suatu periode waktu tertentu yang mencakup program pelatihan pada
pekerjaan dan pelatihan di luar pekerjaan, program dan seminar pendidikan.30
Berdasarkan sumbernya metode pelatihan dibagi menjadi dua yaitu inhouse atau on-site-training dan external atau outside training. Hal-hal praktis
yang perlu dipertimbangkan adalah siapa yang akan berpartisipasi di dalam
pelaksanaan program pelatihan, siapa yang akan bertindak sebagai pelatih, media
apakah yang diperlukan untuk melaksanakan program pelatihan, pada level
berapakah hasil belajar yang diharapkan dicapai, rancangan pelatihan bagaimana
yang akan dipergunakan, dan di mana pelatihan akan dilaksanakan. Jadi, pelatihan
dan pengembangan tenaga kependidikan adalah upaya memperbaiki kinerja
dengan meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan untuk bertugas, melalui
pembelajaran, biasanya dengan meningkatkan pengetahuan, mutu sikap dan
keterampilan.
f. Penciptaan dan pembinaan hubungan kerja yang baik
Dengan mengintegralkan aktivitas manajemen sumber daya manusia
sabagai satu kesatuan yang memiliki tujuan pokok, yaitu: menarik calon tenaga
kependidikan yang potensial dan bermutu, mempertahankan karyawan yang
diinginkan, dan memotivasi mereka dalam bekerja melalui hubungan baik
maupun kompensasi yang sesuai. Budaya organisasi dan pemimpin adalah unsur
utama dalam meningkatkan organisasi. Key leadership role need to reflect the
commitment to being a problem solving organization by executing the agenda for
change and enforcing the principles required to continue the transformation.31
Peran kunci pemimpin seharusnya merefleksi komitmen terhadap pemecahan
permasalahan organisasi dengan memutuskan agenda perubahan dan
penyelenggaraan asas persyaratan untuk melanjutkan perubahan.
Hal sederhana yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan
kinerja tenaga kependidikan melalui kebiasaan sehari-hari yaitu:32
1) Apresiasi (Appreciation). Wujud ekspresi yang berkesinambungan atas segala
hal yang mereka lakukan, seperti ucapan terima kasih. Hal ini akan
membangkitkan rasa harga diri dan meningkatkan self-image.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
958
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
2) Pendekatan (Approach). Mulyasa menyarankan untuk memberikan pujian dan
pendekatan yang jujur dan tulus kepada orang lain atas prestasi mereka. Ada
hukum resiprokalpsikologis yang menyatakan “jika anda merasa baik tentang
diri saya, maka saya akan menemukan cara untuk membuat anda merasa baik
tentang diri anda”.
3) Perhatian (atention). Hal ini berhubungan dengan menghargai kemampuan
tenaga kependidikan (staff recognition), pemberian kesempatan untuk
mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan. Disamping itu kepala sekolah
harus memperhatikan masalah salery atau hasil yang mereka terima atas jerih
payah pekerjaan mereka.
Uraian di atas diwujudkan dalam diagram berikut ini :
Manajemen
 Perencaanaan
 Pengadaan
 Penilaian dan
kompensasi
 Pelatihan dan
pengembangan
 Penciptaan
hubungan kerja
yang baik
Kinerja
Do the Right
Things at the
Right Time
High
Performance
The Right Man On The
Right Job
Gambar 4. Hubungan Fungsi Manajemen SDM dengan
Performance33
Perencanaan
adalah
proses
peramalan,
pengembangan,
pengimplementasian dan pengontrolan yang menjamin lembaga mempunyai
kesesuaian jumlah pegawai, penempatan pegawai secara benar, waktu yang tepat
secara ekonomis dan lebih bermanfaat.34 Human resource management is the
forecasting of human resource needs and the projected matching of individuals
with expected vacancies.35 Perencanaan sumber daya manusia adalah perkiraan
kebutuhan sumber daya manusia dan rancangan yang sesuai bagi individu dengan
lowongan yang diharapkan. Menurut Kishan Badagia, plan is ensure resources
are available (material, labor, tools, equipment, an so forth). The planning step
can take many forms. For example, the maintenance supervisor can give verbal
orders to crafts people, and if a plannner is used, he/she will prepare a work
order.36 Perencanaan bertujuan untuk memastikan seluruh sumber daya tersedia
baik material, tenaga kerja, alat-alat /sarana prasarana, dan lainnya. Langkahnya
dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Seperti, supervisor memberikan perintah
secara lisan kepada orang ahli, jika seorang planner digunakan maka ia akan
mempersiapkan perintah kerja tersebut.
Quibel yang dikutip oleh Sukoco memberikan panduan mengenai
tanggung jawab sesuai fungsi manajemen dalam perencanaan mengembangkan
tujuan, mengikuti perkembangan terbaru, menganalisis kebutuhan, merencanakan
anggaran, menjelaskan kebutuhan personel, ruang, dan peralatan.37 Perencanaan
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
959
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
pekerjaan menghadirkan sebuah pendekatan yang sistematis terhadap penentuan
jumlah dan jenis-jenis pekerjaan serta tipe-tipe para pekerja yang dibutuhkan oleh
organisasi agar bekerja dapat kompetitif. Perencanaan kebutuhan SDM berisi
kegiatan untuk menentukan kebutuhan para pegawai baik secara kuantitatif
maupun kualitatif.
Berikut ini uraian kegiatan perencanaan sumber daya manusia :
a. Merencanakan dan memperkirakan kebutuhan tenaga kerja
Penyusunan kebutuhan tenaga dilakukan untuk menjawab pertanyaan
pegawai yang dibutuhkan dan mengetahui tentang jumlah tenaga dan kualifikasi
yang diperlukan pada setiap unit organisasi baik segi kuantitas maupun kualitas
memenuhi kebutuhan organisasi. Penyusunan analisis kebutuhan tenaga dilakukan
setiap akhir tahun anggaran untuk menghitung kebutuhan tenaga tahun berikutnya
Langkah-langkah dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja yaitu:
1. Menyiapkan asumsi-asumsi perencanaan SDM.
Asumsi-asumsi yang berhubungan dengan perencanaan SDM adalah: tujuantujuan, muatan pekerjaan yang dikembangkan dari tujuan-tujuan, rancanganrancangan program, rancangan posisi, peran-peran dan setting instruksional,
peran dan setting pelayanan, peran dan setting administrasi, ukuran staf,
penyebaran staf, penggunaan staf, dan keseimbangan staf.
Dalam pembuatan model rencana ketenagakerjaan ada beberapa asumsi yang
dibuat oleh perencana, yaitu:
Pertama, dalam organisasi tersedia dokumen-dokumen kepegawaian yang
lengkap mengandung berbagai informasi tentang keadaan sekarang seperti
umur, latar belakang pendidikan formal yang telah ditempuh, jenis kelamin,
riwayat pekerjaan, masa kerja dalam organisasi, penghasilan yang diterima dan
informasi lain yang mampu memberikan gambaran yang tepat tentang situasi
ketenagakerjaan dalam organisasi yang bersangkutan pada saat rencana
disusun.
Kedua, dalam organisasi telah ada sistem pengupahan dan penggajian yang
telah disepakati oleh pegawai sehingga tidak menimbulkan keresahan sewaktuwaktu dapat menimbulkan interupsi.
Ketiga, dalam organisasi sudah terdapat suatu sistem penilaian prestasi kerja,
lengkap dengan uraian tugas yang rasional yang dikaitkan dengan sistem
pengupahan dan penggajian.
Keempat, dalam organisasi terdapat sarana dan prasarana yang memadai untuk
memproses data, apakah dilakukan dengan mempergunakan tenaga manusia
(manual) atau mesin otomatik seperti komputer.
2. Memproyeksikan struktur organisasi dan syarat-syarat atau keperluan SDM di
masa yang akan datang.
Langkah ini adalah memperkirakan tipe struktur terbaik yang akan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sistem sekolah. Membuat rencana posisi, termasuk
persiapan pedoman-pedoman posisi yang menetapkan tujuan-tujuan, peranperan, hubungan tiap-tiap posisi dalam organisasi, peran, dan kualitas-kualitas
yang dibutuhkan oleh individu-individu untuk menempati posisi.
3. Menyiapkan inventarisasi SDM.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
960
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
Langkah ini menentukan di mana personalia tetap ada dalam sistem sekolah
yang dapat disesuaikan dengan permintaan-permintaan SDM untuk
mengantisipasi struktur organiasi yang sudah direncanakan. Termasuk analisis
ukuran, komposisi karakteristik, dan penyebaran staf sekolah yang ada.
4. Memperkirakan perubahan-perubahan SDM di masa sekarang.
Langkah ini terdiri dari pertama perubahan personel yang sementara dan
permanen harus diantisipasi. Ini termasuk pengunduran diri, kematian, cacat,
pemberhentian sementara dan dipanggil kembali, pemecatan dan
ketidakhadiran. Kedua, pemindahan dalam sistem personel seperti transfer dan
promosi harus dipertimbangkan. Kemudian pemisahan dan pemindahan harus
dihubungkan dengan posisi yang dibutuhkan untuk struktur organisasi sekolah
di masa yang akan datang.
b. Analisis pekerjaan (job analysis)
Analisis pekerjaan merupakan proses pengumpulan dan pemeriksaan
aktivitas kerja dalam sebuah posisi serta kualifikasi (keahlian, pengetahuan,
kemampuan, dan sifat individu) yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas.38
Analisis pekerjaan adalah suatu proses penelitian dan pengumpulan informasi
untuk membuat uraian yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab dari
suatu jabatan tertentu. Dalam proses analisis ini hendaknya diberikan informasi
tentang apa yang akan dikerjakan di dalam suatu jabatan, bagaimana mengerjakan
tugas-tugas, tempat, dan kondisi lingkungan kerja dan akan lebih lengkap bila
diperoleh alasan mengapa dan pada saat kapan pekerjaan dilaksanakan.
Dalam analisis pekerjaan terdapat hal penting, ada tiga bagian pada
analisis pekerjaan, yaitu pekerjaan itu secara tepat dan sempurna dikenali, tugastugas pada pekerjaan itu harus diperinci secara tepat dan lengkap, dan persyaratan
bagi pekerja agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya harus dicantumkan
dengan jelas.
Analisis terhadap calon pekerja meliputi :
1. Syarat minimum pengetahuan yang dimiliki. Hal ini dapat dilakukan dengan
menentukan jenis pendidikan tertentu bagi calon pemangku pekerjaan.
2. Standar keterampilan atau keahlian yang dapat diketahui melalui suatu ujian
keterampilan yang diselenggarakan pada saat penerimaan. Jika ternyata standar
tersebut tidak terpenuhi maka kekurangannya dapat diusahakan melalui latihan
(trainning) yang diselenggarakan kemudian oleh sekolah.
3. Syarat kesehatan dan kemampuan fisik yang harus dimiliki oleh calon pekerja
yang hendak direkrut, seperti tidak mengidap penyakit menular dan berbahaya,
mampu menggunakan anggota badan secara normal, memiliki panca indera
yang baik.
Jadi, beberapa manfaat yang diperoleh dari analisis jabatan adalah sebagai
pedoman untuk penarikan, proses seleksi, dan penempatan tenaga kerja, sebagai
petunjuk dasar menyusun program latihan dan pengembangan, untuk menilai
prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan, untuk memperbaiki cara-cara bekerja
para karyawan, untuk merencanakan organiasasi agar memenuhi syarat atau
memperbaiki struktur organisasi sesuai dengan beban dan fungsi jabatan, untuk
merencanakan dan melaksanakan promosi dan transfer karyawan, untuk
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
961
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
merencanakan fasilitas dan perlengkapan kerja bagi karyawan, untuk bimbingan
dan penyuluhan para karyawan, dan pemberian kompensasi yang sesuai.
Cara mengumpulkan informasi dalam analisis pekerjaan, yaitu :
1) Questionaire/daftar pertanyaan. Cara ini dilakukan dengan menyusun
serangkaian pertanyaan yang ditujukan kepada pejabat-pejabat dari beberapa
jabatan tertentu untuk dijawab, sehingga informasi tersebut dapat disusun suatu
uraian jabatan/pekerjaan tersebut.
2) Interview/wawancara. Cara dilakukan melalui wawancara langsung dengan
pejabat-pejabat tertentu atau supervisor yang telah ditunjuk karena memiliki
informasi langsung mengenai tugas yang berkaitan dengan pekerjaan.
3) Observasi/peninjauan langsung. Cara ini dilakukan dengan mengadakan
peninjauan langsung pekerjaan tertentu oleh penyusun analisis pekerjaan,
sehingga dari peninjauan itu dapat disusun uraian pekerjaan39
Tahapan dalam melaksanakan analisis pekerjaan :
1) Pertama, diawali dengan proses pendeskripsian pekerjaan meliputi komponenkomponen:
- Maksud suatu jabatan
- Tugas-tugas dan tanggung jawab
- Kondisi-kondisi di mana pekerjaan itu di laksanakan
2) Kedua, berdasarkan uraian pekerjaan, maka spesifikasi pekerjaan dibuat dan
memuat uraian tentang keterampilan, pengetahuan dan kemampuan yang
diperlukan individu untuk melaksanakan jenis jabatan tertentu. Uraian jabatan
memuat informasi tentang standar kinerja, karakteristik tugas dan individu.
Dapat pula berisi karakteristik individu, minat dan preferensi terhadap jenis
pekerjaan yang dipegang.
Berikut ini uraian deskripsi dan spesifikasi pekerjaan:
1. Deskripsi jabatan (job description)
Deskripsi jabatan adalah catatan yang sistematis dan teratur tentang tugas
dan tanggung jawab suatu jabatan atau pekerjaan yang didasarkan pada kenyataan
seperti, apa, bagaimana, mengapa, kapan, dan dimana suatu pekerjaan
dilaksanakan, dan kualifikasi orang tersebut.
Adapun isi pokok suatu deskripsi jabatan atau pekerjaan, yaitu:
1) Identifikasi jabatan atau pekerjaan
2) Ringkasan jabatan atau pekerjaan
3) Rincian tugas yang dilaksanakan
4) Pengawasan yang diberikan dan diterima
5) Hubungan dengan jabatan atau jenis pekerjaan lainnya
6) Bahan, alat, dan mesin yang digunakan
7) Kondisi lingkungan kerja
8) Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim
9) Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan di atas40
Secara lebih rinci, uraian pekerjaan meliputi :
1) Informasi tentang identifikasi pekerjaan atau job identification
a. Nama jabatan
b. Departemen/divisi/bagian
c. Nomor/kode jabatan
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
962
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
d. Jumlah karyawan yang memegang jabatan itu
e. Tugas-tugas utama yang harus dijalankan
f. Pengawas yang diberikan kepada jabatan dibawahnya (vertikal)
g. Pengawasan yang diterima dari jabatan diatasnya
h. Hubungan pekerjaan itu dengan pekerjaan yang terdekat
i. Hubungan jabatan itu dengan jabatan lain (horizontal/fungsional)
2) Peralatan yang digunakan dalam jabatan ini:
a. Rangkaian dan urutan pekerjaan
b. Bahan-bahan yang dibutuhkan
c. Latihan yang dibutuhkan
d. Besarnya upah
e. Lamanya jam kerja
f. Kondisi dan lingkungan kerja seperti udara, penerangan, berdebu, panas,
dan lain-lain
2. Spesifikasi jabatan (job specification)
Spesifikasi jabatan adalah catatan penjelasan tentang persyaratan yang
diperlukan seorang karyawan untuk memangku jabatan dan mengerjakan
pekerjaan dari jabatan tersebut. Dengan kata lain, siapa yang akan memangku
jabatan tersebut? Kualifikasi personil yang bagaimana yang seharusnya? Berapa
lama pengalaman yang diperlukan?.
Spesifikasi jabatan terdiri dari hal-hal berikut: Persyaratan jabatan:
pendidikan, tingkat kecerdasan minimum yang diperlukan, pengalaman yang
diperlukan, pengetahuan dan keterampilan, persyaratan fisik, status perkawinan,
jenis kelamin, usia, kewarganegaraan, kualifikasi emosi, kesehatan atau kondisi
tubuh kemampuan khusus lainnya sehubungan dengan pekerjaannya seperti daya
ingat, kecepatan reaksi, pandangan penglihatan dan perasa.41
Al-Qur‟an mengajarkan orang yang ingin keluar melakukan perjuangan
untuk membuat persiapan dan mental yang kuat. Agar tidak memperlemah
kekuatan mereka. Sebagaimana firman Allah SWT :
              

Artinya: “Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan
untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan
mereka, Maka Allah melemahkan keinginan mereka. Dan dikatakan
kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal
itu.” (Q.S. At-Taubah : 46)42
Berdasarkan teori yang dikembangkan dari para pakar, disimpulkan bahwa
perencanaan sumber daya manusia merupakan langkah kepala sekolah
merencanakan kebutuhan tenaga kerja untuk menata personel pada posisi yang
sesuai dengan kemampuan dan keahliannya dan hak-hak yang sesuai dengan tugas
dan tanggung-jawabnya. Indikator perencanaan sumber daya manusia yaitu
merencanakan kebutuhan tenaga kerja, melakukan analisis kebutuhan, deskripsi
pekerjaan, dan analisis perkembangan staf.
2. Kinerja Tenaga Kependidikan
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
963
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, bab VI
tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, pasal 35 menyatakan bahwa
tenaga kependidikan pada SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat sekurangkurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan,
tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madarasah.43 Mulyasa
menyatakan kinerja sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja,
hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja memiliki hubungan erat dengan produktivitas
karena merupakan indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat
produktivitas yang tinggi.44 Pegawai memiliki kinerja yang tinggi jika mampu
melaksanakan dengan benar dan baik sehingga produktivitas meningkat dan
dalam ruang lingkup pekerjaan staf TU maka kinerja mereka akan terlihat pada
pelayanan yang diberikan kepada semua guru, siswa, atau stakeholder, serta
efisiensi baik hasil dan waktu terhadap tugas yang diberikan kepala sekolah.
Istilah kinerja berasal dari pengertian performance sebagai hasil kerja atau
prestasi kerja.45 Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan
kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan
kontribusi pada ekonomi. Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari
kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
Sebagai sebuah kombinasi dari ability, effort, dan opportunity sejalan dengan
definisi yang dikemukakan oleh Colquitt bahwa Job performance is formally
defined as the value of the set of employee behaviors that contribute, either
positively of negatively, to organizational goal accomplishment. 46 Dengan kata
lain kinerja secara formal didefinisikan sebagai nilai dari serangkaian perilaku
pekerja yang memiliki kontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi baik
bersifat positif maupun negatif. Pendapat tentang kinerja yang dikemukakan
sebelumnya memberi indikasi bahwa kinerja berhubungan dengan aspek perilaku
seseorang dalam melaksanakan tugas organisasi sesuai dengan wewenang yang
telah ditetapkan.47
Suatu kinerja dipengaruhi oleh karakter individu yang terdiri dari
kepribadian, nilai atau wawasan budaya yang dimiliki, dan kemampuan dalam
melaksanakan suatu pekerjaan. Beberapa hal yang berkontribusi terhadap
kemampuan dan kepribadian para pegawai adalah aspek perilaku seperti motivasi,
tekanan, kepercayaan, keadilan, kesukuan, pembelajaran dan pengambilan
keputusan. Dengan demikian kepuasan kerja dapat dicapai sehingga berdampak
pada komitmen terhadap organisasi dan peningkatan kinerja. Jadi kinerja adalah
mengenai bagaimana melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan
tersebut, tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara melakukannya. Kinerja
mengacu pada prestasi pegawai yang diukur berdasarkan standar atau kriteria
yang ditetapkan.
To improve performance, therefore, attention has to be paid to; increasing
ability by recruitment, selection (choosing the right people) learning and
developing; increasing motivation (by the provision of extrinsic and intrinsic
reward); increasing opportunity.48 Untuk meningkatkan kinerja, kepala sekolah
harus memperhatikan peningkatan kemampuan melalui rekrutmen staf, seleksi
untuk memilih orang yang tepat, pembelajaran dan pengembangan untuk
menambah pengetahuan dan ketrampilan staf, motivasi kerja dengan
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
964
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
memperhatikan reward, dan meningkatkan peluang dengan memberikan
kesempatan untuk mempraktekkan, dan mengembangkan kemampuan mereka.
Kepala sekolah harus melaksanakan perencanaan sumber daya manusia
yang akan sangat mempengaruhi kinerja tenaga kependidikan. Jika para staf yang
diperoleh memenuhi kualifikasi kompetensi dan skill sesuai dengan yang
dibutuhkan, serta mendapatkan insentif dan jalinan hubungan yang baik, maka
dapat dipastikan kinerja tenaga kependidikan berada pada taraf yang tinggi atau
kinerja yang efektif.
a. Proses Kinerja
Kinerja merupakan fungsi dari keinginan melakukan pekerjaan,
keterampilan yang diperlukan, pemahaman atas apa yang dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya. Indikator kinerja dipakai untuk aktivitas yang hanya
dapat ditetapkan secara lebih kualitatif atas dasar perilaku yang dapat diamati.
Terdapat tujuh indikator kinerja yaitu :
1) Tujuan merupakan sesuatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai di masa
yang akan datang. Tujuan menunjukkan arah ke mana kinerja harus dilakukan.
Atas dasar arah tersebut, dilakukan kinerja untuk mencapai tujuan.
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai.Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan tujuan tercapai. Kinerja
akan dikatakan berhasil apabila mampu mencapai standar yang ditentukan atau
disepakati bersama antara atasan dan bawahan. Standar tenaga kependidikan
khususnya dalam penelitian ini tata usaha yaitu Pelayanan Prima memiliki
pengertian sebagai berikut: P (Pantas; tepat janji dalam mutu, biaya, dan
waktunya), E (Empati; memahami kebutuhan konsumen), L (Langsung;
responsif, segera dikerjakan dan tidak berbelit-belit), A( Akurat; tepat atau
teliti, reliable), Y (Yakin; kredibilitas, dapat dipercaya), A (Aman; resiko kecil,
keraguan kecil), N (Nyaman; menyenangkan dan memuaskan), A (Alat;
lengkap dan modern), N (Nyata; penampilan sarana dan prasarana, personalia)
P (Perkataan; sopan santun, bersahabat, mudah berkomunikasi, mudah
dipahami, konsisten dengan tindakan), R(Rahasia; kerahasiaan pelayanan
terjamin), I (Informasi (penyuluhan jelas, mudah didengar dipahami, objektif,
valid, reliabel, komprehensif, lengkap, dan mutakhir), M (Mudah; kesediaan
melayani, mudah dihubungi, mudah ditemui, mudah disuruh), A (Ahli;
dikerjakan oleh orang yang benar-benar kompeten)49
3) Umpan balik. Umpan balik merupakan bentuk laporan kemajuan, baik kualitas
maupun kuantitas, dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam standar.
Umpan balik sebagai masukan yang digunakan untuk mengukur kemajuan
kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan.
4) Sarana adalah sumber daya yang dapat digunakan untuk membantu
menyelesaikan tugas dengan sukses.
5) Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik.
6) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan
sesuatu. Manajer dapat memfasilitasi motivasi kepada pegawai dengan insentif
berupa uang, pengakuan, menetapkan standar terjangkau, meminta umpan
balik, memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
965
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
melakukan pekerjaan, menyediakan sumber daya yang diperlukan, dan
menghapuskan tindakan yang mengakibatkan disintensif.
7) Peluang, pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi
kerjanya
b. Faktor yang mempengaruhi kinerja
Kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersumber dari pekerja
atau tenaga kependidikan itu sendiri maupun yang bersumber dari organisasi atau
sekolah. Dari pekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan atau kompetensinya.
Sementara itu, dari organisasi atau sekolah dipengaruhi oleh seberapa baik
pemimpin memberdayakan pekerjanya, bagaimana mereka memberikan
penghargaan kepada para pekerja, dan bagaimana mereka membantu
meningkatkan kinerja pekerja melalui coaching (pelatihan), mentoring
(bimbingan), dan counseling (pengarahan).
Menurut Armstrong dan Baron yang dikutip Wibowo, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kinerja, yaitu:
a. Personal factors, faktor individu yang ditunjukkan oleh tingkat keterampilan,
kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu.
b. Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan
dukungan yang dilakukan manajer dan team leader.
c. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan
kerja
d. System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang
diberikan organisasi.
e. Contextual/situational factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan
perubahan lingkungan internal dan eksternal.50
Penjelasan di atas sebagaimana firman Allah SWT :
            
    
Artinya: “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (Q.S. At-Taubah: 105)51
Standar kinerja atau prestasi adalah ukuran baku yang digunakan untuk
menilai pelaksanaan.52 Kinerja para pegawai yang senantiasa diberikan
pengawasan akan meningkat. Ada beberapa keutungan dari penilaian kinerja
sebagaimana dikemukakan Mark A.Stiffler, there are several benefits to difining
measure associated with each objective and to frequently measuring
organizational performance: excute strategy more effectively, adapt more quickly,
and instill an increased sense of accountability among executives.53
Keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja bagi karyawan antara lain
meningkatkan motivasi, meningkatkan kepuasan kerja, adanya kejelasan standar
hasil yang diharapkan mereka, umpan balik dari kerja lalu yang akurat,
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
966
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
mengetahui kekuatan dan kelemahan, peningkatan pengertian tentang nilai
pribadi, kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan bagaimana
mereka dapat mengatasinya, suatu pemahaman jelas dari apa yang diharapkan
dengan apa yang perlu dilaksanakan, adanya pandangan yang lebih jelas tentang
konteks pekerjaan, dan meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan
atasan.54 Internal controls should include independent verification of employee
performance.55 Beberapa pegawai dapat menilai kinerja mereka secara objektif
dan pemimpin seharusnya mencantumkan kontrol internal ini sebagai verifikasi
tersendiri bagi kinerja pegawai.
C. Penutup
Manajemen sumber daya manusia diawali dengan perencanaan sebagai
langkah urgen untuk memastikan setiap pekerja yang direkrut sesuai dengan
kebutuhan dan mereka bekerja pada posisi yang tepat sehingga kinerja mereka
akan baik. Dalam manajemen sumber daya manusia kemampuan pekerja harus
terus ditingkatkan melalui program pelatihan, hak-hak mereka diberikan melalui
sistem kompensasi yang baik, penilaian terhadap kinerja harus sering dilakukan
oleh manajer, dan para pegawai serta manajer harus mampu membina hubungan
baik. Jika segala kebutuhan tidak direncanakan dengan optimal serta
kemampuan mereka tidak ditingkatkan hal ini berdampak pada penurunan
kinerja. Dengan kata lain bahwa kinerja mereka akan rendah
Kinerja tenaga kependidikan adalah hasil kerja seorang pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya dengan memberikan pelayanan sebaik-baiknya. Indikator
kinerja staf tata usaha yaitu teliti dalam melakukan pendataan, cepat dalam
menyajikan data, pengarsipan data secara sistematis, berkontribusi dalam
pendistribusian siswa, pelayanan yang memuaskan
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
967
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dharma. Manajemen Supervisi (Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisor).
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004.
Ahmad Ridwan. Manajemen Perguruan Tinggi Islam. Yogyakarta: Insan Madani,
2013.
Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Badri M. Sukoco. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Surabaya:
Erlangga, 2007.
Clifford F. Gray. Project Management “the Managerial Process”. New York:
McGraw-Hill, 2003.
Colquitt. Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment in
the Workplace. New York: McGraw-Hill, 2009.
Colin Riches and Colin Morgan. Human Resource Management in Education.
Philadelphia: Open University Press, 2003.
Chris Rowley dan Keith Jackson. Manajemen Sumber Daya Manusia: The Key
Concepts, diterjemahkan Elviyola Pawan. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Dess Lumpkin. Strategic Management. New York: McGraw-Hill, 2003.
Djaali dan Puji Mulyono. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Grasindo, 2008
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Jumanatul AliArt, 2007.
E. Mulyasa. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara, 2012.
E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2009.
Frederick S Hillier. Introduction to Management Science. New York: McGrwa
Hill, 2003.
Helen Deresky. International Management; Managing Across Borders and
Cultures. New Jersey: Prentice hall, 2011.
Hikmat. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setian, 2009.
John A. Pearce. Strategic Management. New York: McGraw-Hill/Irwin, 2007.
John M. Ivancevich. Human Resource Management. New York: McGraw-Hill,
2007..
John Elliott. Action Research For Educational Change. Philadelphia: University
Of Nottingham, 2006.
John Soeprihanto. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta:
BPFE, 2001.
Keith M. Eades. The Solution Centric Organization. New York: McGraw-Hill,
2006.
Kishan Badagia. Computerized Maintenance Management System Made Easy:
How to Evaluate, Select, and Manage CMMS. United of America: McGraw,
2006.
Komarudin. Ensiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Mark A.Stiffler. Performance “Creating the Performance-Driven Organization”.
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc Hoboken, 2006.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
968
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
Melissa A. Schilling. Strategic Management of Technological Innovation. New
York: McGraw-Hill, 2005.
Michael Armstrong. Performance Management. London: Kogan Page, 2006.
M. Rohman dan Sofan Amri. Manajemen Pendidikan : Analisis dan Solusi
Terhadap Kinerja Manajemen Kelas dan Strategi Pengajaran yang Efektif.
Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012.
Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan “Aplikasinya dalam Penyusunan
Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana, 2010.
Norman Myers. The New Consumer”The Influence of Affluence on the
Environment”. Washington: Island Press, 2004.
Oemar Hamalik. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010.
Raymond A. Noe. Fundalmentals of Human Resource Management. New york:
McGraw-Hill, 2004.
Richard L. Daft. New Era Of Manajemen. Canada: Cengage Learning, 2010.
Sadili Samsudin. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia,
2006.
Sudarwan Danim. Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke Lembaga
Akademik. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Sudarwan Danim. Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta, 2012.
Suharsimi Arikunto. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media, 2008.
Suryosubroto. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Thomas P. Edmonds. Fundamental Financial Accounting Concepts. New York:
McGraw-Hill, 2006.
Veithzal Rivai. Education Management. Jakarta: Rajawali pers, 2010.
Veithzal Rivai. Performance Apprasial. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005.
William J. Stevenson. Operations Management. New York: McGraw-Hill, 2005.
Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.
1
Colin Riches and Colin Morgan, Human Resource Management in Education, (Philadelphia:
Open University Press, 2003), hal. 13.
2
John A. Pearce, Strategic Management, (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2007), hal. 359.
3
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul Ali-Art, 2007), hal.
285.
4
John M. Ivancevich, Human Resource Management, (New York: McGraw-Hill, 2007), hal. 9.
5
John Elliott, Action Research For Educational Change, (Philadelphia: University Of Nottingham,
2006), hal. 6
6
Veithzal Rivai, Education Management, (Jakarta: Rajawali pers, 2010), hal. 745.
7
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setian, 2009), hal. 101.
8
Agus Dharma, Manajemen Supervisi (Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisor), (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2004), hal. 41-42.
9
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 109.
10
Raymond A. Noe, Fundalmentals of Human Resource Management, (New york: McGraw-Hill,
2004), hal
11
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal 184-185.
12
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 102.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
969
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
13
Clifford F. Gray, Project Management “the Managerial Process”, (New York: McGraw-Hill,
2003), hal. 552.
14
M. Rohman dan Sofan Amri, Manajemen Pendidikan : Analisis dan Solusi Terhadap Kinerja
Manajemen Kelas dan Strategi Pengajaran yang Efektif, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), hal.
11.
15
Richard L. Daft, New Era Of Manajemen, (Canada: Cengage Learning, 2010), hal. 159.
16
Clifford F. Gray, Project Management “the Managerial Process”, (New York: McGraw-Hill,
2003), hal. 552.
17
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010),
hal. 16.
18
Dess Lumpkin, Strategic Management, (New York: McGraw-Hill, 2003), hal. 77.
19
Chris Rowley dan Keith Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia: The Key Concepts,
diterjemahkan Elviyola Pawan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal. xlvi.
20
Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hal. 59.
21
Ibid., hal. 81.
22
Norman Myers, The New Consumer”The Influence of Affluence on the Environment”,
(Washington: Island Press, 2004), hal. 140.
23
Djaali dan Puji Mulyono, Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2008), hal.
1.
24
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hal. 4.
25
Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan “Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 411.
26
Melissa A. Schilling, Strategic Management of Technological Innovation, (New York: McGrawHill, 2005), hal. 231.
27
Helen Deresky, International Management; Managing Across Borders and Cultures, (New
Jersey: Prentice hall, 2011), hal. 354.
28
William J. Stevenson, Operations Management, (New York: McGraw-Hill, 2005), hal. 328.
29
Frederick S Hillier, Introduction to Management Science, (New York: McGrwa Hill, 2003), hal.
115.
30
Chris Rowley, Op.Cit., hal. 437.
31
Keith M. Eades, The Solution Centric Organization, (New York: McGraw-Hill, 2006), hal. 128.
32
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal.
30.
33
Burhanudin dkk, Op.Cit., hal. 78.
34
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2008), hal. 215.
35
Richard L. Daft, Ibid., hal. 301.
36
Kishan Badagia, Computerized Maintenance Management System Made Easy: How to Evaluate,
Select, and Manage CMMS, (United of America: McGraw, 2006), hal.1.
37
Badri M. Sukoco, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, (Surabaya: Erlangga, 2007),
hal. 9-10.
38
Sadili Samsudin, Op.Cit., hal. 65.
39
Ibid., hal. 68
40
John Soeprihanto, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, (Yogyakarta: BPFE, 2001),
hal. 16-17.
41
Ibid.
42
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul Ali-Art, 2007), hal.
194.
43
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2006 Tentang Standar Nasional Satuan
Pendidikan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hal. 188.
44
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), hal.
137.
45
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 7.
46
Colquitt, Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace,
(New York: McGraw-Hill, 2009), hal 37.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
970
Perencanaan SDM Dalam Peningkatan Kinerja... / Sodiah
47
Ahmad Ridwan, Manajemen Perguruan Tinggi Islam, (Yogyakarta: Insan Madani, 2013), hal.
15.
48
Michael Armstrong, Performance Management, (London: Kogan Page, 2006), hal. 131.
49
Sudarwan Danim, Profesi Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 209.
50
Wibowo, Op.Cit., hal. 100.
51
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul Ali-Art, 2007), hal.
204.
52
Komarudin, Ensiklopedia Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 665.
53
Mark A.Stiffler, Performance “Creating the Performance-Driven Organization”, (New Jersey:
John Wiley & Sons, Inc Hoboken, 2006), hal. 87.
54
Veithzal Rivai, Performance Apprasial, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), hal. 55-56.
55
Thomas P. Edmonds, Fundamental Financial Accounting Concepts, (New York: McGraw-Hill,
2006), hal. 318.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
971
Download