- Jurnal STAI MAUIZHAH

advertisement
Kontribusi Motivasi Kerja Guru ... / Yenni
KONTRIBUSI MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP
DISIPLIN KERJA GURU
Oleh: Yenni
Abstrak
Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru
terhadap disiplin kerja guru. Disiplin kerja guru madrasah dapat
ditingkatkan melalui pemberian motivasi kerja guru. Pendisiplinan
merupakan tindakan yang diambil untuk mengatasi guru-guru sebagai reaksi
terhadap pelanggaran yang dilakukan. Tujuan mengapa setiap guru di
sekolah harus disiplin sesungguhnya sangat baik. Kepala sekolah ingin
memotivasi dan mempertahankan hubungan saling menghormati baik dalam
pekerjaan maupun bersosialisasi. Dengan disiplin dapat meningkatkan
moril, semangat kerja, etos kerja, serta efektifitas dan efisiensi kerja.
Kedisiplinan dari profesi seorang guru dimana suatu sikap dan nilai-nilai
yang sesuai dengan peraturan di sekolah. Motivasi kerja guru dalam proses
belajar mengajar berkontribusi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Kata kunci: Motivasi, Disiplin, dan Guru.
A. Pendahuluan
Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses
pendidikan yang ikut berperan dalam pembentukan Sumber Daya Manusia
(SDM). Peran guru dalam pendidikan tidak hanya sebatas dalam
pembelajaran, tetapi sebagai informator, organisator, motivator, fasilitator,
mediator, inisiator, dan evaluator.
Untuk mencapai tujuan pendidikan sangat dibutuhkan guru yang
mempunyai potensi, rasa pengabdian, yang tinggi dan bertanggung jawab
dalam melaksanakan tugas profesinya. Moh. Uzer Usman (2007: 7),
menyatakan bahwa, “Tugas guru sebagai profesi meliputi, mendidik,
mengajar, dan melatih”. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih
berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Mencermati uraian di atas, terlihat betapa besarnya peran guru dalam
membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Guru memiliki
peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian,
akhlak, mentalitas, dan moral anak. Dengan demikian dapat dikatakan
tercapainya tujuan pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap
guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Kenyataan inilah yang
mengharuskan guru memiliki disiplin yang tinggi dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya, karena guru adalah tokoh yang menjadi panutan bagi
peserta didik dan lingkungannnya.
Tulus Tu'u (2004: 31), berpendapat tentang disiplin sebagai berikut.
“Disiplin sebagai ketaatan terhadap peraturan dan norna kehidupan
masyarakat berbangsa dan bernegara yang berlaku, yang dilaksanakan
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1061
Kontribusi Motivasi Kerja Guru ... / Yenni
secara sadar dan ikhlas, lahir bathin. sehingga timbul rasa malu apabila
terkena sangsi dan rasa takut terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku
tersebut diikuti berdasarkan dan keyakinan bahwa hal itulah yang benar,
dan keinsyafan bahwa hal itu bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
Pada sisi lain, disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata
tertib manusia sebagai kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, disiplin
berarti hukuman atau sangsi yang berbobot mengatur dan mengendalikan
perilaku”.
Disiplin sangat penting bagi guru dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik dan pengajar. Dengan disiplin, guru dapat melaksanakan
tugas profesinya. Masalah disiplin kerja erat kaitannya dengan sikap dan
perilaku seseorang dalam melaksanaan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya. Jika dikaitkan dengan tugas guru dalam pembelajaran, guru
berhadapan dengan sejumlah peserta didik dengan berbagai macam latar
belakang, sikap, dan potensi, yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap
kebiasaannya dalam mengikuti pembelajaran dan berprilaku di sekolah.
Oleh sebab itu, pengaruh guru akan lebih terasa, bila selain mengajar dan
mendidik melalui kata-kata, guru juga memberi keteladan dengan
perbuatannya yang disiplin.
Ada beberapa faktor yang diduga turut berhubungan dengan disiplin
kerja guru, yang merupakan bagian dari perilaku setiap individu dalam
menjalankan aktivitas pekerjaannya. Pendapat Veithzal Rivai (2004),
menyatakan sebagai berikut. “Disiplin kerja guru dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor
internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat seseorang, seperti
motivasi kerja, semangat kerja, dan inisiatif kerja. Faktor eksternal, yaitu
faktor-faktor yang berasal dari lingkungan seperti tingkat kesejahteraan,
kepemimpinan kepala sekolah, ketegasan, pengawasan, dan insentif”.
Selain itu Alex Nitisesmito (1982) berpendapat, “Ada beberapa
faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja guru, yaitu; komitmen pada
tugas, motivasi kerja, tingkat pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah,
insentif, supervisi oleh pengawas, kesempatan karir, sarana dan
prasarana”.
Keberhasilan suatu pekerjaan tergantung dari motivasi seseorang
dalam bekerja. Sebagaimana yang diterangkan oleh hadis berikut.
‫ انما االعمال‬: ‫قال اميرالمؤمنينن رضى هللا عنه سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬
‫ ومن‬،‫بالنيات وانما لكل امرء مانوى فمن كانت هجرته الى هللا ورسوله فهجرته الى هللا ورسوله‬
(‫كانت هجرته لدنيا يصيبها او امرءة ينكحها فهجرته الى ما هاجر اليه (رواه البخارى ومسلم‬
Artinya: Amirul Mu’minin (Umar bin Khottob) RA berkata: “aku
mendengar rosulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan itu
disertai dengan niat, dan setiap orang mendapat balasam amal sesuai
dengan niatnya. Barang siapa yang berpijak karena Allah dan Rosulnya,
dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang diharapkan atau karena
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1062
Kontribusi Motivasi Kerja Guru ... / Yenni
wanita yang ia nikahi, maka nikahnya menuju yang ia inginkan.” (HR.
Bukhori dan Muslim)
Motivasi Kerja bagi guru adalah dorongan yang timbul dari dalam
diri, secara sadar atau tidak untuk melaksanakan tugasnya sebagai guru
dalam mencapai tujuannya. Sehingga ia merasa lebih peduli, bertanggung
jawab, loyal dan disiplin dalam pelaksanaan tugasnya sebagai guru.
Melayu Hasibuan (1996) mengemukakan, "Seseorang yang memiliki
motivasi kerja, akan dapat mendorong semangat”. Menegakkan disiplin,
meningkatkan suasana hubungan kerja yang baik. Diharapkan guru yang
memiliki motivasi kerja tinggi akan lebih berdisiplin dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya dari pada guru yang memiliki motivasi rendah.
Dari uraian di atas, banyak faktor yang diduga berkontribusi pada
disiplin kerja guru, antara lain: Kepemimpinan kepala sekolah, motivasi
kerja, tingkat pendidikan, insentif, supervisi oleh pengawas, dan saranaprasarana. Mengingat banyaknya faktor yang diduga terkait dengan
disiplin kerja guru, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang
dianggap urgen permasalahannya, ditambah dengan hasil prasurvei yang
telah dilakukan maka penelitian hanya dibatasi pada satu faktor saja, yaitu
Kontribusi Motivasi Kerja terhadap Disiplin Kerja Guru, dengan
didasarkan alasan betapa pentingnya disiplin kerja guru untuk
menghasilkan lulusan madrasah yang berkualitas dan mampu melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
B. Pembahasan
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu ‘movere’ yang berarti
bergerak atau menggerakkan. Winardi (2001: 65), motivasi diartikan juga
sebagai suatu kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan
mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya yang dapat
memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu tindakan
yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk
berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan
didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi, Luthans (1985: 183) adalah dorongan di dalam diri
manusia yang mengaktifkan, menggerakkan serta mengarahkan perilaku
untuk mencapai tujuan, karena itu kunci untuk mengerti motivasi adalah
memahami hubungan kebutuhan, dorongan dan tujuan. Nelson dan Spitzer
(2003: 19), mendefinisikan motivasi sebagai energi internal manusia yang
mendorong manusia memuaskan kebutuhannya. Pengertian lain tentang
motivasi adalah sesuatu di dalam diri manusia yang memberi energi,
aktivitas dan gerakan yang mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan
Winardi, membedakan motivasi atas dua klasifikasi yaitu internal
dan eksternal . “Teori motivasi internal berpusat pada kebutuhan individu,
keinginan dan harapannya sebagai kekuatan yang menyusun motivasi.
Potensi yang ada pada seorang individu seperti kebutuhan dan keinginan
mempengaruhi perilakunya dalam mencapai tujuan dan sasarannya yang
selanjutnya berakumulasi kepada pencapaian tujuan dan sasaran kelompok
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1063
Kontribusi Motivasi Kerja Guru ... / Yenni
dan organisasi. Motivasi eksternal merupakan gabungan dari faktor-faktor
internal dengan faktor-faktor eksternal seperti kebijakan organisasi sebagai
penyusunannya”.
Setiap individu dalam kegiatan sehari-harinya tidak terlepas dari
keinginan dan kebutuhan tertentu untuk mencapai tujuan. Keinginan dan
kebutuhan dalam melakukan aktivitas inilah yang disebut motivasi.
Terdapat beberapa pengertian motivasi, yang penulis kutip antara lain
sebagai berikut.
a. Motivasi, Wursanto (2006: 15), adalah suatu pernyataan yang
kompleks dalam suatu organisme yang mengarah pada tingkah laku ke
suatu tujuan atau perangsang.
b. Motivasi, Husaini Usman (2004, 24), adalah suatu daya yang terdapat
dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu,
atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan
kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan.
c. Motivasi, Sardiman (1994: 73), adalah daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu, motivasi dapat dikatakan sebagai
daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan aktivitasaktivitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan.
d. Motivasi, George R. Terry dan Leslie W. Rue (2012: 168), adalah
perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur yang vital dalam
manajemen.
e. Robert Heller dalam Wibowo (2013: 109), yang mengatakan bahwa
motivasi adalah keinginan untuk bertindak, Setiap orang dapat
termotivasi oleh beberapa kekuatan yang berbeda.
f. Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan
kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu.
Dari beberapa pendapat ahli diatas secara umum dapat kita ambil
persamaan tentang unsur-unsur motivasi yaitu,’ suatu daya/penggerak
yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
sesuatu aktifitas untuk mencapai suatu tujuan’.
Berdasarkan defenisi diatas, maka motivasi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang sangat
mempengaruhi kemauan individu, sehingga individu tersebut terdorong
untuk berperilaku atau bertindak
2. Pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu
3. Setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku
seseorang
4. Proses yang menentukan gerakan atau perilaku individu kepada tujuan
(goal).
Setiap orang dapat termotivasi oleh beberapa kekuatan yang berbeda.
Di pekerjaan kita perlu mempengaruhi bawahan untuk menyelaraskan
dengan kebutuhan organisasi. Motivasi kerja adalah hasil dari kekuatan
internal dan eksternal yang menyebabkan pekerjaan memilih jalan
bertindak yang sesuai dan menggunakan perilaku tertentu.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1064
Kontribusi Motivasi Kerja Guru ... / Yenni
Idealnya perilaku itu akan diarahkan pada pencapaian tujuan
organisasi. Sementara Newstrom mengemukakan beberapa indikator
motivasi antara lain adalah :
1. Engagement, merupakan janji pekerja untuk menunjukkan tingkat
antusiasme, inisiatif dan usaha untuk meneruskan.
2. Commitment, adalah suatu tingkatan dimana pekerja mengikat dengan
organisasi dan menunjukkan tindakan organisasi.
3. Satisfaction, kepuasan merupakan refleksi pemenuhan kontrak
psikologis dan memenuhi harapan ditempat kerja
4. Turnover, kehilangan pekerja yang dihargai.
Pendapat lain mengatakan bahwa motivasi sebagai proses yang
memperhitungkan intensitas, arah dan ketekunan usaha individual terhadap
pencapaian tujuan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan dorongan untuk bertindak terhadap serangkaian proses perilaku
manusia dengan mempertimbangkan arahkan, intensitas dan ketekunan
pada pencapaian tujuan, sedang elemen yang terkandung dalam motivasi
meliputi unsure membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukan
intensitas, bersifat terus menerus dan adanya tujuan.
Teori motivasi yang paling terkenal adalah teori hierarki kebutuhan,
dengan pencetusannya Abraham Maslow. Menurut Maslow bahwa setiap
diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu :
1. Fisik (Fisiologic)
2. Rasa Aman ( Safety)
3. Kasih Sayang ( Belonging and Love)
4. Penghargaan (Self Esteem)
5. Aktualisasi Diri.
Aktualisasi
Diri
Penghargaan
Diri
Kepemilikan Sosial
Rasa Aman
1.
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan Fisiologis (Fisiologic)
Umumnya kebutuhan fisiologi bersifat usaha menjaga keseimbangan
unsur-unsur fisik seperti makanan, minuman, gula, garam, protein serta
kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis sangat kuat, dalam
keadaan kelaparan dan kehausan semua kebutuhan lain ditinggalkan
dan orang mencurahkan semua kemampuannya memwnuhi kebutuhan
ini.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1065
Kontribusi Motivasi Kerja Guru ... / Yenni
2.
Kebutuhan keamanan (safety)
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, muncul kebutuhan keaamanan,
stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan,batas, kebebasan dari
rasa takut dan cemas. Kebutuhan Fisiologis dan keamanan pada
dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan.
3. Kebutuhan Kasih Sayang
Setelah kebutuhan fisiologis dari keamanan relatif terpuaskan,
kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta
menjadi tujuan yang dominan. Orang yang sangat peka dengan
kesendirian, pengasingan, ditolak dilingkungan dan kehilangan sahabat
atau kehilangan cinta.
4. Kebutuhan penghargaan
Ketika kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah relatif terpuaskan,
kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Akhirnya setelah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah
kebutuhan aktualisasi diri, sesuatu kebutuhan yang orang mampu
mewujudkannya secara maksimal dengan seluruh bakat kemampuan
potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh
kepuasan dengan dirinya sendiri.
Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi
Manusia Vol.2, No. 3 2008| 293 Perilaku manusia pada hakekatnya
berorientasi pada tujuan, karena itu perilaku timbul karena adanya sesuatu
sebab atau keinginan, (2) perilaku diarahkan kepada tujuan, (3) perilaku
ada yang dapat diukur dan ada yang tidak dapat diukur, dan (4) perilaku
memiliki motivasi. Dengan demikian perilaku manusia pada dasarnya
berorientasi pada tujuan, yang dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai
tujuan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, maka motivasi kerja adalah dorongan,
upaya dan keinginan yang terdapat di dalam diri manusia, yang berfungsi
mengaktifkan, memberi daya serta mengarahkan perilakunya untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam lingkup pekerjaannya.
Motivasi kerja guru MTs Negeri Model Jambi terdiri dari (1) dorongan
untuk bekerja secara baik, memperhatikan umpan balik dan berorientasi
pada pencapaian tujuan, (2) upaya untuk bertanggung jawab, berani
bersaing, (3) mempunyai keinginan untuk menikmati kesuksesan dan
kesediaan menerima tugas.
Disiplin Kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya). Kata
disiplin berasal dari bahasa Latin “disciplina” yang berarti latihan atau
pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat. As.
Munandar dalam Bahrodin (2007: 23), mengemukakan, disiplin adalah
bentuk ketaatan terhadap aturan, telah ditetapkan. segala macam
kebijaksanaan itu tidak mempunyai arti apabila tidak didukung dengan
disiplin para pelaksanaannya. Disiplin kerja guru menurut Ali Imron
adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh guru dalam
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1066
Kontribusi Motivasi Kerja Guru ... / Yenni
bekerja di sekolah, tanpa ada pelanggaran - pelanggaran yangmerugikan
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap dirinya, teman
sejawatnya dan terhadap sekolah secara keseluruhan. Siswanto
Sastrohadiwiryo (2005: 291), mendefinisikan disiplin kerja sebagai suatu
sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturanperaturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta
sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima
sanksisanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan
kepadanya.
Kerlinger dan Pahazur dalam Margono (2007: 7), mengemukakan,
umumnya disiplin yang baik terdapat apabila seeorang datang ke kantor
dengan teratur dan tepat waktu, apabila mereka berpakaian serba baik pada
tempat pekerjaannya, apabila mereka menggunakan bahanbahan dan
perlengkapan dengan hatihati, apabila mereka menghasilkan jumlah dan
kualitas pekerjaan yang memuaskan dan mengikuti cara - cara kerja yang
ditentukan.
Peningkatan disiplin juga dapat dilakukan dengan membuat aturan
dan tata tertib kemudian menjalankannya sesuai hasil keputusan bersama.
Adanya kerjasama antara kepala sekolah, wakil, guru, dan guru piket
sangat membantu implementasinya dalam kebiasaan-kebiasaan sehari-hari.
Kepala sekolah harus membangun kerjasama tersebut dan menjelaskan
prosedur-prosedur dengan sejelas-jelasnya kemudian membuat program
pengembangan kreativitas, bakat, minat untuk menyemangati guru.
Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa disiplin
kerja adalah suatu keadaan dimana setiap individu malaksanakan peraturan
yang berlaku dengan semestinya serta tidak adanya pelanggaran terhadap
peraturan tersebut baik secara langsung mapun tidak langsung. indikator
disiplin kerja dalam penelitian ini adalah: (1) tanggungjawab dalam
pekerjaan dan tugas, (2) ketaatan terhadap peraturan yang telah ditetapkan,
(3) penggunaan waktu secara efektif.
C. Penutup
Upaya yang apat dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja guru
terutama motivasi ekstrinsik dengan cara berbagi pengalaman sesama guru
dalam lingkungan sekolah yang sama atau mencontoh kepada guru-guru
lain di luar lingkungan sekolah yang dinilai lebih berhasil. Selain itu
kepala sekolah dalam memimpin sebuah madrasah perlu menerapkan
prilaku yang sesuai dengan peranan seorang pemimpin yang baik, yaitu
mempengaruhi guru, menggerakkan guru agar tekun melaksanakan tugas,
mengarahkan guru agar dapat bekerja sama, membimbing guru dan
memberi contoh keteladanan.
Saran-saran dari hasil penelitian ini di antaranya guru seharusnya
memahami begitu pentingnya motivasi kerja dan disiplin kerja dalam
mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Selain itu seorang
guru juga harus mampu mengimplementasikan disiplin kerja dengan penuh
rasa tanggung jawab. Diharapkan peserta didik juga bisa dan mampu
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1067
Kontribusi Motivasi Kerja Guru ... / Yenni
menerapkan disiplin pada dunia kerja yang akan ia hadapi nanti. Untuk
peneliti lainnya yang tertarik tentang disiplin kerja guru, disarankan
supaya mengkaji berbagai variabel lain yang diduga turut mempengaruhi
disiplin kerja guru.
Disiplin dalam bekerja sangat penting artinya bagi guru. Karena itu,
kedisiplinan harus ditanamkan secara terus menerus kepada guru.
Penanaman yang terus menerus menyebabkan disiplin tersebut menjadi
kebiasaan bagi guru. Orang-orang yang berhasil dalam bidangnya masingmasing, pada umumnya mempunyai kedisplinan yang tinggi. Sebaliknya
orang yang gagal, umumnya tidak disiplin. Sesungguhnya masalah
kedisiplinan ini menjadi perhatian bagi setiap manusia. Disiplin
mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengarahkan kehidupan
manusia untuk meraih cita-citanya serta kesuksesan dalam bekerja, karena
tanpa adanya kedisiplinan maka seseorang tidak mempunyai patokan
tentang apa yang baik dan yang buruk dalam tingkah lakunya.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1068
Kontribusi Motivasi Kerja Guru ... / Yenni
DAFTAR PUSTAKA
Andri Feriyanto dan Endang Shyta Triana. Pengantar Manajemen (3 in 1).
Jogyakarta : Mediatera. 2015.
Ali Imron. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
1995.
Moch Bahrodin. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja
terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pengadilan Negeri Purworejo.
Tesis. Purwokerto: Program Pascasarjana Unversitas Jendral
Soedirman. 2007.
George R. Terry dan Leslie W. Rue. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta:
Bumi Aksara. 2012.
Hasibuan, Melayu. Manajemen dan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
1996.
Hersey, Paul dan Ken Blanchard. Management of Organizational,
Behavior: Utilizing Human Resources. Prentice Hall: Englewood
Cliff. 1998.
Harold Koontz, Cyril O’Donnel dan HeinzWeihrich. Management. New
York: McGraw Hill.1980.
Fred Luthans. Organizational Behavior. New York: McGraw Hill. 1985.
Marjono. Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi, dan Fasilias Sekolah terhadap
Prestasi Belajar siswa kelas VIII SMPN 8 Purworejo. Tesis.
Purwokerto: Program Pascasarjana Unversitas Jendral Soedirman.
2007.
Miftah Thoha. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Grafindo
Persada. 2004.
Nelson, B. dan Spitzer, D.The 1001 Rewards and Recognition
Fieldbook. New York: Workman Publishing. 2003.
Siswanto Sastrohadiwiryo. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta:
Bumi Aksara. 2005
Tu’u, Tulus. Peranan Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia. 2004.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1069
Kontribusi Motivasi Kerja Guru ... / Yenni
Husaini Usman. Peran Baru Administrasi Pendidikan dari Sistem. Jakarta:
2004.
Mohd Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2007
Veithzal Rivai. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Jakarta: Grafindo Persada. 2004.
Wibowo. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
2013.
Winardi, Tenaga Terampil Masih Terbatas. Jakarta: Media Grafika. 2001.
Wursanto. Manajemen Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius Publikasi
Departemen. 2006.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1070
Download