Review RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA

advertisement
Review RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN
KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2015 - 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia dan juga
merupakan unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sebagaimana
yang diamanatkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan di bidang kesehatan pada
hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
kesinambungan upaya antar program dan antar sektor, serta tidak dapat
dilepaskan juga dari hasil upaya-upaya yang dilaksanakan pada periode
sebelumnya.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, sebagai salah satu
pelaku pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Mojokerto perlu
menyusun Rencana Strategis (Renstra). Sejalan dengan hal tersebut, di
dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dinyatakan bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
menyusun rencana strategis (Renstra SKPD), yang memuat visi, misi,
tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang
bersifat indikatif, sesuai dengan tugas dan fungsinya serta berpedoman
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).
Renstra Dinas Kesehatan ini merupakan dokumen perencanaan yang
bersifat indikatif memuat program-program pembangunan kesehatan yang
akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan menjadi acuan dalam
penyusunan perencanaan tahunan. Penyusunan Renstra ini berpedoman
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Mojokerto tahun 2014 – 2019, dengan menggunakan 4 pendekatan yaitu
teknokratik, politik, partisipatif, atas-bawah (top-down), dan bawah-atas
(bottom-up). Selain itu, penyusunan Renstra ini juga berpedoman pada
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
1
Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi
Jawa Timur, utamanya menyangkut program-program prioritas yang harus
dilaksanakan dan target yang harus dicapai dalam rangka pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan secara nasional.
Renstra ini merupakan acuan bagi seluruh upaya yang dilakukan oleh
pelaksana kesehatan serta perwujudan komitmen dari seluruh pelaksana
tugas di Dinas Kesehatan untuk berusaha mencapai sasaran strategis dan
indikator kinerja yang telah disepakati.
1.2
Landasan Hukum
Adapun landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Renstra
SKPD ini diantaranya :
1.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2.
Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4.
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
5.
Undang-undang
Nomor
17
Tahun
2007
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
6.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
7.
Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan
Pemerintahan
Antara
Pemerintah,
Pemerintah
Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
2
tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 828/Menkes/Per/V/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
15. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/SK/V/2008
tentang
Petunjuk
Teknis
Standar
Pelayanan
Minimal
Bidang
Kesehatan;
16. Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Mojokerto Tahun 2005-2025;
17. Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Mojokerto Tahun 2014-2019.
1.3
Maksud dan Tujuan
Penyusunan Renstra ini dimaksudkan agar seluruh program dan
kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan jajarannya selama
kurun waktu lima tahun ke depan berjalan secara berkesinambungan dan
terarah. Adapun tujuan dari Renstra ini adalah :
1.
Sebagai pedoman/acuan resmi bagi Dinas Kesehatan dan jajarannya
dalam perencanaan program dan kegiatan pembangunan;
2.
Menyediakan
tolok
ukur
kinerja
untuk
mengevaluasi
kinerja
pembangunan kesehatan di Kota Mojokerto;
1.4
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan Renstra SKPD ini adalah sebagai
berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan mengenai latar belakang penyusunan
Renstra yang memberikan detail dasar pemikiran dan dasar
hukum penyusunannya serta hubungan dengan dokumen
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
3
perencanaan lainnya. Di bab ini juga dijelaskan mengenai
maksud dan tujuan, serta sistematika penulisannya.
BAB II
GAMBARAN
PELAYANAN
DINAS KESEHATAN
KOTA
MOJOKERTO
Bab ini menguraikan tugas, fungsi dan struktur organisasi Dinas
Kesehatan Kota Mojokerto, sumber daya yang dimiliki, capaian
kinerja periode 5 (lima) tahun sebelumnya serta tantangan dan
peluang pengembangan pelayanan Dinas Kesehatan Kota
Mojokerto.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Pada bab ini dijelaskan tentang identifikasi permasalahan yang
muncul berkaitan dengan tugas dan fungsi pelayanan Dinas
Kesehatan Kota Mojokerto, juga mengenai telaahan terhadap
visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih.
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN
Bab ini berisikan tentang rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran
SKPD Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, serta strategi dan
kebijakan yang diambil dalam pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan.
BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Bab ini berisikan tentang perumusan rencana program dan
kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif.
BAB VI
INDIKATOR
KINERJA
DINAS
KESEHATAN
KOTA
MOJOKERTO YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang
secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai
SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VII PENUTUP
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
4
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO
2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 4 Tahun 2008
tentang Organisasi Dinas-Dinas Kota Mojokerto, pada pasal 5 dijelaskan
bahwa Dinas Kesehatan Kota Mojokerto mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan sebagian urusan daerah di bidang Kesehatan yang
meliputi perencanaan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan serta
pembinaan, pengendalian dan pengawasan upaya kesehatan sesuai
dengan kebijakan Walikota. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas
Kesehatan Kota Mojokerto mempunyai fungsi :
a.
Perumusan kebijakan teknis lingkup kesehatan yang meliputi Upaya
Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, Obat dan
Perbekalan Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Manajemen
Kesehatan ;
b.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum lingkup
kesehatan ;
c.
Pembinaan dan pelaksanaan tugas lingkup kesehatan ;
d.
Pengelolaan urusan ketatausahaan dinas ;
e.
Pembinaan terhadap UPTD di bidang Kesehatan ;
f.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Walikota Mojokerto Nomor 19
Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan
Kota Mojokerto, susunan organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari :
a.
Kepala Dinas Kesehatan Kota
b.
Sekretariat, membawahi :
1) Sub Bagian Penyusunan Program
2) Sub Bagian Keuangan
3) Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
5
c.
Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :
1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Kesehatan
Khusus
2) Seksi Pelayanan Registrasi, Akreditasi dan Sertifikasi
3) Seksi Pelayanan Kesehatan Farmasi, Makanan Minuman dan
Perbekalan Kesehatan
d.
Bidang
Pencegahan
Penyakit
dan
Pembinaan
Lingkungan,
membawahi :
1) Seksi Pencegahan dan Pengawasan Penyakit
2) Seksi Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit
3) Seksi Penyehatan Lingkungan
e.
Bidang Kesehatan Keluarga, membawahi:
1) Seksi Kesehatan Ibu dan Keluarga Berencana
2) Seksi Kesehatan Anak dan Usia Lanjut
3) Seksi Gizi
f.
Bidang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, membawahi :
1) Seksi Data dan Sistem Informasi kesehatan (SIK)
2) Seksi Promosi Kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM)
3) Seksi Pembiayaan Kesehatan
g.
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
h.
Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun tugas dan fungsi dari Susunan Organisasi Dinas Kesehatan
Kota Mojokerto diatas dijabarkan sebagai berikut :
a.
Sekretariat
1)
Tugas Sekretariat menyelenggarakan pengelolaan penyusunan
perencanaan dan program, urusan keuangan, kepegawaian dan
umum, serta mengkoordinasikan secara teknis dan administratif
pelaksanaan kegiatan Dinas dan juga melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh Kepala Dinas.
2)
Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Sekretariat mempunyai
fungsi :
a)
Penyusunan rencana kegiatan dan program kerja Dinas
Kesehatan ;
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
6
b)
Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan anggaran dan
pelaporan pertanggung jawaban keuangan ;
c)
Pelaksanaan pembinaan organisasi, hukum dan tata laksana;
d)
Pengelolaan
administrasi
kepegawaian,
keuangan
dan
perlengkapan;
e)
Pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat dan
kearsipan ;
f)
Penyiapan
data
informasi,
kepustakaan,
hubungan
masyarakat dan inventarisasi ;
g)
Pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan yang dilaksanaan
di lingkungan dinas ;
h)
Pengelolaan
administrasi
retribusi
daerah
kota
yang
diselenggarakan oleh Dinas.
b.
Bidang Pelayanan Kesehatan
1)
Tugas Bidang Pelayanan Kesehatan melaksanakan sebagian
tugas dinas di bidang pelayanan kesehatan dan melaksanakan
tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
2)
Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Pelayanan Kesehatan
mempunyai fungsi :
a)
Pengelolaan
pelayanan
kesehatan
dasar,
rujukan
dan
kesehatan khusus ;
b)
Pelaksanaan registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana
kesehatan, tenaga kesehatan, alat kesehatan dan makanan
minuman sesuai dengan pedoman yang berlaku ;
c)
Pelaksanaan
pengelolaan
perijinan
dan
pemberian
rekomendasi di bidang kesehatan sesuai dengan pedoman
yang berlaku ;
d)
Penyusunan
rencana
pembinaan,
pengendalian
pengelolaan
pelayanan
pengawasan
kesehatan
dan
dasar,
rujukan dan kesehatan khusus, farmasi serta perbekalan
kesehatan ;
e)
Pelaksanaan pembinaan administrasi dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan ;
f)
Penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan ;
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
7
g)
Penyediaan dan pengelolaan obat, pelayanan kesehatan
dasar, alat kesehatan, reagensia dan pengobatan tradisional.
c.
Bidang Pencegahan Penyakit dan Pembinaan Lingkungan
1)
Tugas Bidang Pencegahan Penyakit dan Pembinaan Lingkungan
menyiapkan rencana dan melaksanakan kegiatan pencegahan,
pemberantasan, pengamatan penyakit baik penyakit menular
langsung maupun penyakit yang bersumber dari binatang serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
2)
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Pencegahan
Penyakit dan Pembinaan Lingkungan mempunyai fungsi :
a)
Penyelenggaraan
pencegahan,
pemberantasan,
pengendalian, pengamatan dan penyelidikan kejadian luar
biasa penyakit ;
b)
Penyelenggaraan
pencegahan,
pemberantasan,
pengendalian, pengamatan dan penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular tertentu serta penyakit bersumber
dari binatang ;
c)
Penyelenggaraan
operasional
penanggulangan
masalah
kesehatan akibat bencana dan wabah ;
d)
Perencanaan
kegiatan
pelaksanaan
pembinaan
dan
monitoring serta penyebarluasan informasi pemberantasan
penyakit, penyakit menular, wabah penyakit serta penyakit
tidak menular dan imunisasi ;
e)
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji ;
f)
Pelaksanaan pembinaan penyehatan lingkungan, pemulihan
tempat-tempat umum dan kualitas air serta drainase ;
g)
Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait, masyarakat
dan lembaga non pemerintah dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas.
d.
Bidang Kesehatan Keluarga
1)
Tugas Bidang Kesehatan Keluarga melakukan pembinaan usahausaha peningkatan kesehatan ibu, anak, remaja, usia lanjut,
melaksanakan pelayanan keluarga berencana dan peningkatan
status gizi masyarakat serta melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Dinas sesuai bidang tugasnya.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
8
2)
Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Kesehatan Keluarga
mempunyai fungsi :
a). Penyusunan rencana penyelenggaraan pelayanan kesehatan
ibu, anak, remaja, usia lanjut, pelayanan keluarga berencana
dan
penyelenggaraan
perbaikan
gizi
masyarakat
di
Puskesmas ;
b). Penyusunan pengembangan dan keterpaduan pelaksanaan
pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, usia lanjut, pelayanan
keluarga berencana dan penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat di puskesmas ;
c). Pelaksanaan
pengelolaan
pemantauan,
evaluasi
dan
pembinaan pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, usia
lanjut, pelayanan perbaikan gizi ;
d). Penyusunan pedoman dan tata laksana pelayanan kesehatan
ibu, anak, remaja, usia lanjut, keluarga berencana dan gizi ;
e). Pelaksanaan
koordinasi
dan
konsultasi
pengembangan
pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, usia lanjut, keluarga
berencana dan gizi dengan institusi rujukan di Kota maupun
Propinsi ;
f).
Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelayanan
kesehatan ibu, anak, remaja, usia lanjut, keluarga berencana,
gizi sebagai upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat ;
g). Pelaksanaan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
petugas pelaksana pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja,
usia lanjut, keluarga berencana dan gizi sesuai dengan
perkembangan medis ;
h). Penyusunan jejaring kemitraan baik dengan sarana kesehatan
pemerintah dan swasta dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, usia lanjut, keluarga
berencana dan gizi ;
i).
Pelaksanaan advokasi dan koordinasi lintas program, lintas
sektor terkait program ibu, anak, remaja, usia lanjut, keluarga
berencana dan gizi.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
9
e.
Bidang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
1)
Tugas
Bidang
Pemberdayaan
Kesehatan
Masyarakat
melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang data
dan informasi, promosi kesehatan, upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat dan sumber daya manusia kesehatan serta
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan bidang tugasnya.
2)
Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Pemberdayaan
Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi :
a)
Penyelenggaraan promosi kesehatan ;
b)
Penyelenggaraan
bimbingan
dan
pengendalian
operasionalisasi bidang kesehatan ;
c)
Pengelolaan Survei Kesehatan Daerah ( Surkesda) ;
d)
Pembinaan,
monitoring,
evaluasi
dan
pengawasan
penyelenggaraan pemberdayaan Kesehatan Masyarakat;
e)
Penyusunan, persiapan petunjuk teknis dan penyediaan
bahan-bahan
kegiatan
bimbingan
pelaksanaan
promosi
kesehatan ;
f)
Penyediaan sarana guna melaksanakan promosi kesehatan
melalui media massa ;
g)
Pelaksanaan bimbingan peningkatan ketahanan keluarga
dalam
kemandirian
penyediaan
air
kesehatan,
bersih
dan
kebersihan
jamban
lingkungan,
keluarga
serta
pemberdayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
h)
Penyusunan petunjuk teknis dan pelaksanaan bimbingan
pengembangan kelembagaan Jaminan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat (JPKM/Dana Sehat) ;
i)
Pelaksanaan pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK);
j)
Pelaksanaan bimbingan teknis untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan di Posyandu dan Pos Kesehatan Kelurahan
(Poskeskel).
f.
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas
1)
Tugas Pusat Kesehatan Masyarakat yang merupakan UPTD
Kesehatan Kota adalah melaksanakan pelayanan, pembinaan dan
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
10
pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
2)
Untuk
menyelenggarakan
tugas
dimaksud,
Puskesmas
mempunyai fungsi :
a)
Pelayanan upaya kesehatan kesejahteraan ibu dan anak, KB,
perbaikan
gizi,
perawatan
kesehatan
masyarakat,
pencegahan, pemberantasan penyakit, imunisasi, pembinaan
kesehatan lingkungan, pendidikan kesehatan masyarakat,
UKS, olah raga, pengobatan termasuk pelayanan darurat
karena kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut, laboratorium
sederhana, upaya kesehatan kerja serta usia lanjut, upaya
kesehatan jiwa, khusus dan lain-lainnya serta pencatatan dan
pelaporan ;
b)
Pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat,
koordinasi semua upaya kesehatan, sarana pelayanan
kesehatan, pelaksanaan rujukan medik, pemantauan sarana
dan pembinaan teknis kepada Puskesmas Pembantu, unit
pelayanan kesehatan swasta dan kader pembantu kesehatan;
c)
Pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan
kader
pembantu
bidang
kesehatan
di
wilayah
dan
pengembangan kegiatan swadaya masyarakat.
g.
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Gudang Farmasi
1)
Tugas Gudang Farmasi melaksanakan penyusunan rencana
kebutuhan obat-obatan dan peralatan kesehatan, pengadaan,
pendistribusian
dan
penyimpanan
pada
Puskesmas
dan
Puskesmas pembantu.
2)
Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Gudang Farmasi
mempunyai fungsi :
a)
Penyusunan rencana kebutuhan obat-obatan dan alat-alat
kesehatan pada Puskesmas dan Puskesmas Pembantu :
b)
Pelaksanaan pengadaan dan distribusi kebutuhan obatobatan dan alat-alat kesehatan pada Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu ;
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
11
c)
Penyimpanan obat-obatan dan peralatan kesehatan yang
akan didistribusikan pada Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu.
h.
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Laboratorium Kesehatan
1)
Tugas Laboratorium Kesehatan melakukan di bidang jasa
pemeriksaan laboratorium kesehatan, sertifikasi dan rekomendasi
atas keterangan atas hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan.
2)
Untuk
menyelenggarakan
tugas
dimaksud,
Laboratorium
Kesehatan mempunyai fungsi :
a)
Penyusunan dan perumusan rencana program, kegiatan dan
prosedur tetap kinerja dalam rangka pelaksanaan kebijakan
teknis
bidang
pemeriksaan
pengolahan,
kepada
penerbitan
masyarakat
dan
pelayanan
terhadap
strandar
pelayanan melalui laboratorium kesehatan ;
b)
Penelitian dan analisa pengelolahan makanan, minuman dan
residu
pestisida
termasuk
sampel
yang
diterima
dari
masyarakat untuk diperiksa secara kimiawi dan bakteriologi;
c)
Pemberian tanda bukti atas hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan baik secara kimiawi maupun bakteriologi dan
pemberian sertifikasi atau rekomendasi kepada setiap sampel
yang
dinyatakan
telah
memenuhi
standar
baku
mutu
kesehatan ;
d)
Pemungutan retribusi atas jasa pemeriksaan laboratorium ;
e)
Pengendalian, perawatan dan kelaikan sarana dan prasarana
laboratorium kesehatan ;
f)
Pelaksanaan
prosedur
pemeriksaan
pemeriksaan
terhadap
laboratorium
berbagai
spesimen
kesehatan
meliputi
pemeriksaan laboratorium toksikologi, mikrobiologi serta
pemeriksaan laboratorium klinik ;
g)
Pelaksanaan
pengambilan,
penanganan
administrasi
dan
dan
rujukan
spesimen ;
h)
Pelaksanaan
ketatausahaan
Unit
Pelaksanaan Teknis Laboratorium Kesehatan.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
12
Gambar - 2.1
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
KEPALA
SEKRETARIAT
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG
PELAYANAN
KESEHATAN
SUB BAGIAN
PENYUSUNAN
PROGRAM
BIDANG
PENCEGAHAN
PENYAKIT DAN
PEMBINAAN
LINGKUNGAN
SUB BAGIAN
KEUANGAN
BIDANG
KESEHATAN
KELUARGA
SUB BAGIAN
UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
BIDANG
PEMBERDAYAAN
KESEHATAN
MASYARAKAT
SEKSI PELAYANAN
DASAR, RUJUKAN
DAN KHUSUS
SEKSI
PENCEGAHAN &
PENGAWASAN
PENYAKIT
SEKSI
KESEHATAN IBU
DAN KELUARGA
BERENCANA
SEKSI DATA DAN
SISTEM
INFORMASI
KESEHATAN
SEKSI PELAYANAN
REGISTRASI,
AKREDITASI DAN
SERTIFIKASI
SEKSI
PEMBERANTASAN
& PENGENDALIAN
PENYAKIT
SEKSI
KESEHATAN
ANAK & USIA
LANJUT
SEKSI PROMOSI
KESEHATAN DAN
UKBM
SEKSI PELAYANAN
KESEHATAN
FARMASI, MAKANAN
MINUMAN DAN
PERBEKALAN
KESEHATAN
SEKSI
PENYEHATAN
LINGKUNGAN
SEKSI G I Z I
SEKSI
PEMBIAYAAN
KESEHATAN
(JPKM)
UPTD
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PUSKESMAS KEDUNDUNG
PUSKESMAS GEDONGAN
PUSKESMAS WATES
PUSKESMAS MENTIKAN
PUSKESMAS BLOOTO
LAB. KESEHATAN
GUDANG FARMASI
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
13
2.2. Sumber Daya SKPD
2.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM) Di Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
Secara keseluruhan jumlah personil Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
sampai dengan semester I 2014 sebanyak 454 orang, dengan komposisi
pegawai sebagai berikut :
a.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) berjumlah 308 orang, yaitu :
1)
Tenaga Struktural
35 orang
2)
Tenaga Fungsional Umum (Staf)
84 orang
3)
Tenaga Fungsional Kesehatan, terdiri dari :
a)
Dokter spesialis patologi klinik
1 orang
b)
Dokter umum
c)
Dokter gigi
d)
Perawat
e)
Perawat gigi
f)
Bidan
g)
Apoteker
h)
Asisten apoteker
i)
Sanitarian
5 orang
j)
Nutrisionis
10 orang
k)
Teknisi medis
20 orang
l)
Penyuluh kesehatan
16 orang
9 orang
65 orang
8 orang
34 orang
3 orang
16 orang
2 orang
Sub total tenaga fungsional kesehatan
189 orang
Total SDM
b.
Pegawai Tidak Tetap sejumlah 13 orang
c.
Wiyata Bakti sejumlah 18 orang
d.
Tenaga kontrak sejumlah 115 orang, yang terdiri dari :
308 orang
- Tenaga Komunikator sejumlah 20 orang
- Tenaga Verifikator sejumlah 5 orang
- Tenaga kebersihan kantor sejumlah 37 orang
- Tenaga penjaga gedung kantor sejumlah 53 orang
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
14
2.2.2. Sarana Prasarana
Sampai dengan akhir tahun 2013, jumlah asset tetap Dinas
Kesehatan Kota Mojokerto yang tercatat adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Daftar Aset Tetap Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
Tahun 2013
Kode
Bidang
01
02
03
04
05
06
Pembidangan
Golongan Tanah
- Tanah
Golongan Peralatan
dan Mesin
- Alat-alat Besar
- Alat-alat Angkutan
- Alat Bengkel dan
Alat Ukur
- Alat Pertanian
- Alat Kantor dan
Rumah Tangga
- Alat Studio dan
Alat Komunikasi
- Alat Kedokteran
- Alat Laboratorium
Golongan
Gedung
dan Bangunan
- Bangunan gedung
Golongan
Jalan,
Irigasi dan Jaringan
- Bangunan
Air/
Irigasi
- Instalasi
- Jaringan
Golongan Aset Tetap
Lainnya
Golongan Konstruksi
Dalam Pengerjaan
JUMLAH
Jumlah
Satuan
Nilai
(Rp)
24
Bidang
3.662.344.970,00
13
82
95
Buah
Buah
Buah
249.112.200,00
2.416.558.333,34
157.864.005,00
7
2.547
Buah
Buah
32.827.450,00
4.460.305.514,72
67
Buah
186.222.381,00
3.617
2.214
Buah
Buah
9.486.359.253,47
2.533.427.410,48
68
Buah
16.939.495.126,00
2
Buah
8.310.000,00
2
8
Buah
Buah
21.565.100,00
117.475.000,00
1
Buah
829.087.200,00
41.100.953.944,01
Kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Kesehatan sampai
saat ini dapat dikategorikan cukup memadai sebagai penunjang pelayanan
kesehatan dari mulai bangunan gedung, perbekalan kesehatan dan
penunjang lainnya, meskipun ada beberapa sarana prasarana yang
memerlukan perbaikan/pemeliharaan berat.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
15
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Kinerja
Dinas
Kesehatan
dilaksanakan
berdasarkan
Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan. Capaian kinerja Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
selama tahun 2009 - 2013 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
16
TABEL 2.2
PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN SKPD DINAS KESEHATAN
KOTA MOJOKERTO
NO
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
INDIKATOR
KINERJA
SESUAI TUGAS
DAN FUNGSI
SKPD
(2)
Angka kematian
bayi
Angka kematian
ibu
Persentase
balita gizi buruk
Cakupan
kunjungan ibu
hamil K-4
Cakupan
komplikasi
kebidanan yang
ditangani
Cakupan
pertolongan
persalinan oleh
tenaga
kesehatan yang
memiliki
kompetensi
kebidanan
Cakupan
pelayanan nifas
Cakupan
neonatus
dengan
komplikasi yang
ditangani
TARGET
NASIONAL
SPM
(TAHUN
2015)
(3)
TARGET
IKK
(4)
TARGET
INDIKATOR
LAINNYA
TARGET RENSTRA SKPD TAHUN
KE2009
2010
2011
2012
2013
REALISASI CAPAIAN TAHUN KE -
RASIO CAPAIAN PADA TAHUN KE -
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
23
MDG’s
23
23
23
23
23
7.7
11.60
12.10
12.58
15.87
166.52
149.57
147.39
145.30
131.00
102
MDG’s
102
102
102
102
102
0
0
52.70
54.70
48.10
200.00
200.00
148.33
146.37
152.84
2.5
MDG’s
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
0.51
1.20
0.57
0.82
0.05
179.6
152.00
177.20
167.20
198.00
95
MDG’s
85
90
91
92
93
88.33
91.62
93.97
77.59
92.21
103.92
101.80
103.26
84.33
99.15
80
MDG’s
80
80
80
80
80
96.79
99.50
101.25
72.54
81.12
120.99
124.38
127
90.67
101.4
95
MDG’s
90
90
93
94
94
98.01
99.19
97.07
80.62
93.18
108.90
110.21
104.37
85.76
99.13
95
MDG’s
90
94
95
95
95
97.32
98.64
100.54
78.90
92.10
108.13
104.94
105.83
83.05
96.95
80
MDG’s
80
71
73
75
77
50.36
65.57
58.15
69.86
80.94
62.95
92.35
79.65
93.15
105.12
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
17
(1)
9
10
11
12
13
14
15
16
a.
b.
c.
(2)
Cakupan
kunjungan bayi
Cakupan
desa/kelurahan
Universal Child
Immunization
Cakupan
pelayanan anak
balita
Cakupan
pemberian
makanan
pendamping ASI
pada anak usia
6-24 bulan
Cakupan balita
gizi buruk
mendapat
perawatan
Cakupan
penjaringan
kesehatan siswa
SD dan setingkat
Cakupan peserta
KB aktif
Cakupan
penemuan dan
penanganan
penderita
penyakit :
Penemuan
penderita AFP
Penemuan dan
penanganan
penderita
Pneumonia
balita
Penemuan dan
penanganan
pasien baru TB
BTA positif
(3)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
90
(4)
MDG’s
75
90
90
90
90
90.27
97.53
92.54
77.63
89.96
120.36
108.37
102.82
86.26
99.96
100
MDG’s
≥ 90
≥ 95
≥ 95
≥ 95
≥ 95
100
100
100
100
100
111,11
105,26
105,26
105,26
105,26
90
MDG’s
75
79
81
83
85
61.40
95.78
90.72
78.70
85.16
81.87
121.25
112.00
94.82
100.18
100
MDG’s
100
100
100
100
100
100
73.13
48.00
97.44
100
100.00
73.13
48.00
97.44
100.00
100
MDG’s
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
-
100
100
100
100
100
88.92
91.50
94.90
100
100
88.92
91.50
94.90
100.00
147.13
70
-
67
68
70
70
≥ 70
75.28
79.27
77.12
67.45
68.76
112.37
116.57
110.17
96.36
98,23
>= 2
-
≥2
≥2
≥2
≥2
≥2
10.00
3.00
0.00
0.00
16.76
500.02
150.00
0.00
0.01
838.03
100
MDG’s
86
60
70
80
90
10.91
10.51
46.66
39.57
70.05
12.68
17.52
66.66
49.47
71.30
100
MDG’s
60
65
70
75
80
58.59
72.09
70.54
100
78.20
97.66
110.91
100.78
133.33
97.74
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
18
(1)
d.
e.
17
18
19
20
21
22
23
(2)
Penemuan dan
penanganan
DBD
Penanganan
penderita diare
Cakupan
pelayanan
kesehatan dasar
masyarakat
miskin
Cakupan
pelayanan
kesehatan
rujukan pasien
masyarakat
miskin
Cakupan
pelayanan gawat
darurat level 1
yang harus
diberikan sarana
kesehatan (RS)
di Kab/Kota
Cakupan
desa/kelurahan
mengalami KLB
yang dilakukan
penyelidikan
epidemiologi <
24 jam
Cakupan desa
siaga aktif
Cakupan
posyandu aktif
Cakupan Rumah
Tangga berPHBS
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
100
MDG’s
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
RPJMD
90
100
100
100
100
102.96
126.61
146.41
113.46
112.11
114.40
126.61
146.41
113.46
112.11
100
RPJMD
85
90
95
100
100
83.37
579.15
103.76
107.27
142.43
98.09
644
109.23
107.27
142.43
100
RPJMD
100
100
100
100
100
19.22
393.02
5.12
52.98
39.17
19.22
393.02
5.12
52.98
39.17
100
-
75
80
85
90
95
100
100
71.43
85.71
100
133
125
84.03
95.24
105
100
RPJMD
≥ 80
≥ 85
≥ 90
≥ 95
100
100
100
100
100
100
125
117,65
111,11
105,26
100
80
RPJMD
20
30
40
50
60
100
100
100
100
100
500
333.33
250.00
200.00
166.67
70
RPJMD
20
30
40
50
60
56.25
58.13
77.02
90.12
90.24
281.25
193.75
192.55
180.24
150.40
70
RPJMD
50
50
55
60
65
41.90
40.00
53.30
53.90
55.16
83.80
80.00
96.91
89.83
84.86
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
19
Indikator kinerja sasaran ini sebagian berasal dari Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan dan sebagian lainnya berasal dari target Tujuan Pembangunan
Milenium (Millenium Development Goals/MDGs). Pencapaian target kinerja
atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
1.
Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi per 1.000 KH. Kematian bayi merupakan
kematian yang terjadi antara saat bayi lahir sampai dengan satu hari
sebelum bayi berusia satu tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) atau
Infant Mortality Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum
mencapai usia 1 (satu) tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama. AKB dapat menggambarkan kondisi
sosial ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok
yang paling rentan terkena dampak dari suatu perubahan lingkungan
maupun sosial ekonomi.
Gambar 2.2
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Mojokerto
Tahun 2009 – 2013
25
20
23
23
23
23
23
15
15.87
10
5
7.7
12.58
12.1
11.6
AKB
Target
0
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga
Meskipun realisasi capaian masih jauh dibawah target, tetapi perlu ada
kewaspadaan dan peningkatan upaya pencegahan dari seluruh pihak
terkait, karena bila dilihat dari grafiknya terlihat adanya peningkatan
dari tahun ke tahun, yang semula 7,7 per 1.000 KH di tahun 2009
menjadi 15,87 per 1.000 KH di tahun 2013. Hal ini perlu diwaspadai
agar capaian di tahun berikutnya tidak melampaui target MDGs.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
20
2.
Angka Kematian Ibu
Kematian ibu yang dimaksudkan adalah kematian ibu karena
gangguan kehamilan atau penanganannya (bukan karena kecelakaan
atau kasus insidentil) selama masa kehamilan, melahirkan dan dalam
masa nifas. Angka kematian ibu dihitung per 100.000 kelahiran hidup.
Gambar 2.3
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Mojokerto
Tahun 2009 – 2013
120
100
102
102
102
102
52.7
54.7
AKI
Target
102
80
60
40
20
0
48.1
0
2009
2010
0
2011
2012
2013
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (Laporan PWS KIA)
Selama kurun waktu 2009 - 2013, jumlah kematian ibu yang terjadi
setiap tahunnya tidak pernah lebih dari 1 kasus, bahkan tahun 2009 –
2010 tidak ditemukan satupun kematian.
Meskipun realisasi AKB ini masih dibawah target yang ditetapkan
dalam MDGs, sebesar 102 per 100.000 KH, namun tetap perlu
diwaspadai karena 1 kematian saja rasio angka kematiannya naik
cukup signifikan. Diupayakan untuk dilakukan intervensi sehingga
meminimalkan kejadian kematian ibu.
3.
Persentase Balita Gizi Buruk
Persentase balita gizi buruk merupakan persentase balita dalam
kondisi gizi buruk terhadap jumlah seluruh sasaran balita. Gizi buruk
merupakan bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi
menahun. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan
membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut
panjang badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan.
Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
21
disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang.
Apabila
jauh
di
bawah
standar
dikatakan gizi
buruk.
Untuk
pengkategorian status gizi balita pada indikator ini, dipergunakan
standar perhitungan BB/U.
Gambar 2.4
Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Mojokerto
Tahun 2009 – 2013
3
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2
1.5
1
0.5
1.2
0.51
0.82
Gizi Buruk 0.57
Target
0.05
0
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga
Target kinerja yang dipergunakan oleh Dinas Kesehatan Kota
Mojokerto berdasarkan target dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa
Timur, yaitu sebesar 2,5%. Selama periode 5 tahun terakhir, prevalensi
balita gizi buruk masih dibawah target yang ditetapkan. Meskipun
demikian tetap perlu diwaspadai, karena masih ditemukannya balita
dengan berat badan dibawah garis merah (BGM) yang sangat
berpotensi meningkat statusnya menjadi balita gizi buruk.
4.
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4
Indikator cakupan K4 ini dapat menggambarkan tingkat perlindungan
ibu hamil di suatu wilayah, dihitung berdasarkan jumlah ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar, minimal sebanyak
4 kali.
Melihat grafik dibawah ini, selama periode tahun 2009 – 2013 ada
kecenderungan
cakupan
kunjungan
ibu
hamil
K4
mengalami
peningkatan, meskipun sempat di tahun 2012 mengalami penurunan
persentase yang cukup signifikan. Peningkatan ini salah satunya
disebabkan karena semakin tingginya pemahaman dan kepedulian
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
22
masyarakat untuk lebih rajin memeriksakan kehamilannya ke sarana
kesehatan, minimal 4 kali selama masa kehamilan.
Gambar 2.5
Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4 di Kota Mojokerto
Tahun 2009 – 2013
100
88.33
93.97
80
92.21
91.62
77.59
60
40
20
0
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA)
5.
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Komplikasi kebidanan merupakan kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung
maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular
yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin, yang tidak disebabkan
oleh trauma atau kecelakaan. Walaupun sebagian besar komplikasi
kebidanan tidak dapat dicegah dan diperkirakan sebelumnya, namun
bukan berarti komplikasi tersebut tidak dapat ditangani. Peningkatan
akses terhadap pelayanan kegawatdaruratan maternal menjadi salah
satu cara untuk menangani komplikasi tersebut.
Gambar 2.6
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
di Kota Mojokerto Tahun 2009 – 2013
120.00
99.50
101.25
81.12
80.00
108.04
72.54
40.00
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA)
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
23
Ditinjau dari upaya penemuan dan penanganan kasus komplikasi
kebidanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, sebagai salah satu
langkah pencegahan terjadinya kematian ibu dan bayi, selama periode
5 tahun terakhir ada kecenderungan peningkatan capaian meskipun
masih
fluktuatif.
Hal
ini
menandakan
adanya
perbaikan
dan
peningkatan kinerja tenaga kesehatan maupun peran aktif masyarakat
sendiri untuk pendeteksian kejadian komplikasi kebidanan.
6.
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang
Memiliki Kompetensi Kebidanan
Kematian ibu berkaitan erat dengan penolong persalinan dan tempat/
fasilitas persalinan. Hasil analisis kematian ibu yang dilakukan oleh
Direktorat Bina Kesehatan Ibu pada tahun 2010 membuktikan bahwa
pertolongan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan dengan
kompetensi kebidanan berkontribusi besar terhadap turunnya risiko
kematian ibu, demikian pula dengan proses persalinan yang dilakukan
di fasilitas kesehatan.
Gambar 2.7
Cakupan Pelayanan Ibu Bersalin di Kota Mojokerto
Tahun 2009 – 2013
120
97.96
99.19
97.07
93.18
100
80.62
80
60
40
20
0
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA)
Bila dilihat pada grafik diatas, sama halnya dengan realisasi cakupan
pada
bahasan
sebelumnya,
ada
kecenderungan
mengalami
peningkatan meskipun masih fluktuatif. Peningkatan ini menunjukkan
semakin tingginya tingkat pengetahuan masyarakat dan kesadaran
untuk mencari dan mendapatkan pelayanan yang berkualitas dari
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
24
tenaga kesehatan terlatih. Disamping itu peningkatan cakupan juga
disebabkan karena upaya dari petugas kesehatan untuk terus
memantau kesehatan ibu, sejak masa kehamilan hingga persalinan,
bahkan sampai dengan masa nifas kondisi kesehatan ibu tetap
terpantau dengan baik.
7.
Cakupan Pelayanan Nifas
Masa nifas adalah masa pemulihan organ reproduksi untuk kembali
normal, dimulai dari 6 jam pertama sampai dengan 42 hari pasca
persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas dimaksudkan untuk
mendeteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu pasca
melahirkan, sedikitnya kunjungan ibu nifas ke sarana pelayanan
kesehatan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu : 1) 6 jam pertama setelah
persalinan sampai dengan hari ke-3, 2) hari ke-4 sampai dengan hari
ke-28 setelah persalinan, dan 3) hari ke-29 sampai dengan hari ke-42.
Perawatan nifas yang tepat akan memperkecil resiko kelainan bahkan
kematian pada ibu nifas.
Gambar 2.8
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kota Mojokerto
Tahun 2009 – 2013
120
100.54
100
80
97.32
98.64
78.9
60
92.1
40
20
0
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA)
Selama kurun waktu 5 tahun terakhir, realisasi cakupan indikator ini
masih fluktuatif. Cakupan pelayanan nifas ini berkorelasi positif dengan
cakupan pertolongan persalinan oleh nakes terlatih, sehingga
peningkatan cakupan ini disebabkan karena semakin tingginya
pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya memperoleh
pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan yang terlatih, terutama
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
25
bagi ibu pasca melahirkan. Peningkatan ini juga disebabkan karena
adanya peningkatan upaya dari tenaga kesehatan itu sendiri untuk
“mendorong”
ibu
pasca
melahirkan
agar
rutin
memeriksakan
kesehatannya, mengingat selama periode 4 tahun terakhir kematian
ibu justru terjadi di masa nifas.
8.
Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
Neonatal komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan atau
kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian,
seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, sepsis,
trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan dan kelainan
kongenital lainnya.
Cakupan ini menunjukkan progress capaian yang cukup baik selama
kurun waktu tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Grafiknya
cenderung menunjukkan peningkatan. Kondisi ini
menunjukkan
adanya peningkatan upaya, baik dari tenaga kesehatan maupun dari
masyarakat untuk mendeteksi resiko tinggi pada bayi (neonatus),
sehingga kejadian komplikasi bisa ditangani lebih dini dan tidak sampai
menyebabkan terjadinya kematian bayi.
Gambar 2.9
Cakupan Penanganan Neonatal Komplikasi di Kota Mojokerto
Tahun 2009 – 2013
100
80
80.94
60
40
69.86
65.46
58.15
50.39
20
0
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA)
9.
Cakupan Kunjungan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi ditujukan pada anak umur 0 hari s/d 11
bulan di sarana pelayanan kesehatan maupun di rumah, posyandu dan
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
26
tempat lain untuk mendapatkan pelayanan kesehatan oleh dokter,
bidan atau perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling
sedikit 7 kali, yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 3-7 hari, 8-28 hari, 29
hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan,
dan 1 kali pada umur 9-11 bulan, meliputi pemberian imunisasi dasar,
stimulasi
deteksi
intervensi
dini
tumbuh
kembang
(SDIDTK),
pemberian vitamin A dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta
penyuluhan ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Cakupan pelayanan kesehatan bayi dapat menggambarkan upaya
pemerintah dalam peningkatan akses untuk memperoleh pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau
penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta
peningkatan kualitas hidup bayi. Meskipun belum terlalu maksimal,
namun upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan kunjungan
bayi, baik di puskesmas maupun di posyandu sudah menunjukkan
progress yang cukup baik. Hal ini menunjukkan semakin tingginya
kesadaran masyarakat akan kesehatan bayi, mengingat kelompok usia
bayi merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap serangan
penyakit dan resiko kematian.
Gambar 2.10
Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Mojokerto
Tahun 2009 – 2013
120
97.53
100
80
92.54
77.63
89.96
90.27
60
40
20
0
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA)
10. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
UCI merupakan gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80% jumlah
bayi (0 – 11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap, yakni BCG 1 kali, DPT 3kali, HB 3
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
27
kali, Polio 4 kali dan Campak 1 kali. Pelayanan imunisasi merupakan
bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan
pada penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Selama 5 tahun terakhir, Kota Mojokerto berhasil mempertahankan
capaian Desa/Kelurahan UCI sebesar 100%.
11. Cakupan Pelayanan Anak Balita
Anak balita adalah setiap anak yang berusia 12 sampai dengan 59
bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan diantaranya meliputi: 1)
Pemantauan pertumbuhan setiap bulan minimal 8 kali dalam setahun
dan stimulasi tumbuh kembang pada anak dengan menggunakan
instrument SDIDTK, 2) Pembinaan posyandu, pembinaan anak
prasekolah termasuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan konseling
keluarga pada kelas ibu balita dengan menggunakan Buku KIA, 3)
pemberian makanan bergizi seimbang serta suplementasi vitamin A
dosis tinggi 2 kali setahun.
Keberhasilan penjangkauan pelayanan kesehatan melalui posyandu
menjadi salah satu faktor pendukung peningkatan cakupan ini,
disamping karena faktor peningkatan kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya menjaga kesehatan dan tumbuh kembang anak balitanya.
Gambar 2.11
Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kota Mojokerto
Tahun 2009 – 2013
120
97.53
100
80
92.54
77.63
92.05
89.96
60
40
20
0
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA)
12. Cakupan Pemberian MP-ASI pada Anak Usia 6-24 bulan
Pada usia bayi 0-6 bulan, Air Susu Ibu (ASI) merupakan asupan satusatunya yang disarankan untuk diberikan kepada bayi. Namun setelah
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
28
usianya >6 bulan, pemberian ASI saja tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi, sehingga diperlukan adanya penambahan
makanan pendamping (MP-ASI) dengan tetap memberikan ASI
kepada bayi. Namun adakalanya karena keterbatasan ekonomi,
orangtua tidak sanggup memberikan MP ASI kepada anaknya,
sehingga hanya mampu memberikan ASI saja sampai dengan usia 24
bulan. Kondisi ini tentu saja dikhawatirkan akan menimbulkan
permasalahan gizi pada anak, utamanya yang berasal dari keluarga
miskin.
Oleh karena itulah, Pemerintah Daerah melakukan intervensi dengan
memberikan MP-ASI kepada anak usia 6 – 24 bulan dari keluarga
miskin. Adapun MP-ASI yang diberikan berupa bubuk instan (untuk
bayi usia 6 – 11 bulan) dan biskuit (untuk anak usia 12 – 24 bulan),
dengan jangka waktu pemberian selama 90 hari.
Selama tahun 2014, terdapat 250 anak usia 6 – 24 bulan yang menjadi
target
sasaran
pemberian
MP-ASI
dan
keseluruhan
telah
mendapatkan bantuan MP ASI tersebut, sehingga realisasinya sebesar
100%, sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Timur. Persentase ini mempertahankan cakupan yang
telah dicapai di tahun-tahun sebelumnya.
13. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Penetapan status gizi balita untuk pengiukuran capaian indikator ini
adalah dengan berdasarkan indeks berat badan (BB) menurut panjang
badan (BB/PB) atau berat badan (BB) menurut tinggi badan (BB/TB)
dengan Z-score <-3 SD (sangat kurus) dan/atau terdapat tanda-tanda
klinis gizi buruk lainnya (marasmus, kwashiorkor, dan marasmuskwasiorkor).
Penanganan kasus gizi buruk pada balita menjadi salah satu program
prioritas yang wajib dilaksanakan. Seluruh kasus yang ditemukan
harus mendapat penanganan secara menyeluruh, karena status gizi
balita sangat menentukan kualitas hidup mereka selanjutnya, dan tentu
saja
akan
sangat
berpengaruh
terhadap
pencapaian
indeks
pembangunan manusia. Demikian juga yang terjadi di Kota Mojokerto
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
29
selama kurun waktu tahun 2009 – 2013, seluruh kasus gizi buruk yang
ditemukan telah dilakukan penanganan.
14. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD
dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1
SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil)
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kegiatan penjaringan
ini biasanya dilakukan pada saat tahun ajaran baru dimulai, yang
menjadi sasaran adalah siswa kelas 1 SD. Idealnya seluruh siswa
yang baru saja masuk SD dilakukan skrening untuk mendeteksi kondisi
kesehatan mereka.
15. Cakupan Peserta KB Aktif
Yang dimaksud sebagai peserta KB aktif adalah peserta KB, baik yang
baru maupun yang sudah lama, yang masih aktif memakai kontrasepsi
terus-menerus untuk menunda, menjarangkan kehamilan atau yang
mengakhiri kesuburan. Sasaran indikator ini adalah pasangan suami
istri yang istrinya berumur antara 15-49 tahun, dalam hal ini termasuk
pasangan yang istrinya lebih dari 49 tahun tetapi masih mendapat
menstruasi, yang biasa dikenal sebagai Pasangan Usia Subur (PUS).
Selama periode 2014, dari target sebesar 70%, cakupan peserta aktif
KB mencapai realisasi sebesar 72,59% dari jumlah sasaran sebanyak
21.198 PUS. Capaian ini naik dibanding tahun 2013 yang mencapai
68,76% dari 21.017 PUS.
Keberhasilan
ini
tidak
lepas
dari
upaya
penyuluhan
dan
penyebarluasan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang
pentingnya membatasi jumlah anak dan jarak kelahiran, karena akan
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah penduduk serta
kualitas hidup mereka di masa mendatang.
16. Cakupan Penemuan Penderita AFP
Acute Flacid Paralysis, atau disebut juga dengan AFP, merupakan
kelumpuhan pada anak berusia < 15 tahun yang bersifat layuh (flaccid)
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
30
terjadi secara akut, mendadak dan bukan disebabkan ruda paksa.
Penyakit AFP ini sebagai penanda awal (early warning) terhadap
adanya kasus polio, namun belum tentu semua penyakit AFP akan
meningkat menjadi Polio. AFP merupakan kondisi abnormal ketika
seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang
jelas yang kemudian berakibat pada kelumpuhan. Sedangkan Polio
merupakan penyakit menular akibat manifestasi infeksi virus yang
menyerang sistem syaraf sehingga menyebabkan penderitanya
mengalami kelumpuhan. Bila ditemukan kejadian AFP, tindakan yang
harus segera dilakukan adalah melakukan pemeriksaan laboratorium
untuk memastikan penyebab lumpuh layu tersebut adalah virus polio
atau penyebab lainnya. Adapun target penemuan kasus ini adalah 2
kasus per 100.000 penduduk berusia dibawah 15 tahun.
Kejadian Polio sampai dengan saat ini berhasil ditekan hingga tidak
terjadi satu kasus polio pun, namun untuk AFP masih ditemukan
kejadiannya hingga tahun 2013. Ini menandakan bahwa petugas
kesehatan masih harus waspada terhadap terjadinya kasus polio.
Upaya pencegahan melalui imunisasi dasar polio perlu terus
digalakkan untuk mengantisipasi terjadinya polio dan AFP.
Gambar 3.15
Penemuan Kasus AFP dan Polio di Kota Mojokerto
Tahun 2009 – 2013
5
5
4
4
3
3
3
2
1
0
0
0 0
0
0
Polio 2009
2010
2011
2012
2013
0
AFP
Sumber : Bidang P2PL
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
31
17. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Pneumonia Balita
Pneumonia merupakan infeksi akut yang menyerang jaringan paru
(Alveoli). Penyebabnya bisa dikarenakan infeksi bakteri, virus maupun
jamur, bisa juga disebabkan karena menghirup cairan atau bahan
kimia. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak
usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun serta orang
dengan permasalahan kesehatan seperti malnutrisi maupun gangguan
imunologi.
Penanganan yang dilakukan berupa pemberian antibiotik sesuai
standar tatalaksana pneumonia serta balita dengan pneumonia berat
dirujuk ke RS. Untuk penetapan target sasaran jumlah penderita
pneumonia adalah menggunakan perkiraan sasaran berdasarkan
hitungan 10% dari jumlah balita yang ada.
Tahun 2014 jumlah balita yang ada sebanyak 10.269 balita, sehingga
ditetapkan jumlah sasaran penemuan pneumonia sebanyak 1.027
balita. Dari jumlah tersebut, penemuannya hanya sebanyak 703 balita
saja atau sebesar 68.45%. Capaian ini tentu saja belum mampu
mencapai target yang ditetapkan sebesar 100%.
Gambar 3.8
Penemuan Penderita Pneumonia pada Balita di Kota Mojokerto
Tahun 2010 – 2014
120
100
90
100
80
70
80
60
60
64.15
40
46.7
38.57
20
0
68.45
Target
10.51
2010
2011
2012
2013
2014
Adapun yang menjadi kendala diantaranya :
1.
Program MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dan MTBM
(Manajemen Terpadu Balita Muda) belum berjalan efektif untuk
pendeteksian adanya kasus pneumonia.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
32
2.
Kurangnya kesadaran dari orang tua balita untuk segera
membawa anaknya berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan
apabila mengalami gejala pneumonia, karena penyakit ini identik
dengan penyakit batuk biasa.
18. Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien Baru TB BTA Positif
Penemuan TB BTA positif yaitu penemuan pasien TB melalui
pemeriksaan
dahak
sewaktu-pagi-sewaktu
(SPS)
dengan
hasil
pemeriksaan mikroskopis :
a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
positif
b. Terdapat 1 spesimen dahak SPS dengan hasil BTA positif dan foto
toraks dada menunjukan gambaran tuberkulosis
c. Terdapat 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3
spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya dengan hasil
BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika
non OAT.
Sedangkan pasien baru merupakan Pasien yang belum pernah diobati
dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan
(4 minggu).
Untuk tahun 2014, perkiraan jumlah kasus baru TB BTA positif sebesar
134 kasus, dihitung berdasarkan angka insiden (IR) TB nasional
dikalikan jumlah penduduk. Dari jumlah sasaran tersebut, kasus baru
TB yang berhasil ditemukan sebanyak 129 kasus atau sebesar
96,27%. Realisasi ini telah memenuhi target yang ditetapkan untuk
tahun 2014 sebesar 85%.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
33
Gambar 3.9
Perkembangan Penemuan Kasus Baru TB BTA (+) di Kota Mojokerto
Tahun 2010 – 2014
120
100
96.27
100
78.62
70.54
80
60
65
42.66
80
75
70
85
40
20
Realisasi
Target
2012
2013
0
2010
2011
2014
19. Cakupan Penemuan dan Penanganan DBD
Tanda – tanda penderita DBD diantaranya menderita demam tinggi
mendadak berlangsung 2-7 hari, disertai manifestasi perdarahan
(antara lain uji tourniqet positiv, petekie, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis dan/atau melena, dsb) ditambah
trombositopenia (trombosit ≤ 100.000 /mm³) dan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit ≥ 20%).
Target untuk cakupan penemuan dan penanganan DBD harus 100%,
dikarenakan kasus penyakit menular ini ada kecenderungan untuk
menyebabkan
terjadinya
KLB,
dalam
kondisi
terparah
dapat
mengakibatkan terjadinya kematian pada penderita sehingga bila
terjadi kasus harus segera mendapatkan penanganan.
Selama periode tahun 2014, jumlah kasus DBD yang terjadi sebanyak
9 kasus dan seluruhnya telah mendapatkan penanganan sehingga
tidak sampai menyebabkan terjadinya KLB maupun kematian.
Bila dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, jumlah kasus di tahun
2014 ini merupakan yang terendah. Hal ini tidak terlepas dari upaya
pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kota
Mojokerto untuk menekan angka kejadian DBD melalui program
Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 60 menit yang
dilaksanakan setiap hari jumat di seluruh wilayah Kota Mojokerto.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
34
Gambar 3.10
Perkembangan Jumlah Penderita DBD di Kota Mojokerto
Tahun 2010 – 2014
30
25
24
20
19
17
15
14
10
9
5
0
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber : Bidang P2PL
20. Cakupan Penanganan Penderita Diare
Penyakit ini sangat berkaitan erat dengan kualitas kesehatan
lingkungan dan perilaku masyarakat.
Sasaran indikator ini merupakan perkiraan jumlah penderita diare yang
datang ke sarana kesehatan dan kader, yang dihitung sebesar 10%
dari angka kesakitan dikalikan jumlah penduduk disatu wilayah kerja
dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei
Morbiditas Diare tahun 2012 yaitu sebesar 214 per 1.000 penduduk,
sehingga untuk sasaran di Kota Mojokerto pada tahun 2014 sebesar
2.668 jiwa. Dari perkiraan sasaran tersebut, ditemukan kasus sebesar
4.856 atau sebesar 182,01%.
Realisasi ini bila ditinjau dari sisi kinerja pelayanan kesehatan, sangat
baik karena jauh melebihi target yang ditetapkan sebesar 100%.
Namun bila dikaitkan dengan kualitas kesehatan lingkungan serta
perilaku hidup bersih dan sehat, semakin tinggi angka kejadian diare,
maka semakin buruk kualitas sanitasi dan perilaku masyarakat. Perlu
ada penanganan lebih lanjut.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
35
21. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin dan
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat
Miskin
Semenjak tahun 2013, Kota Mojokerto telah menerapkan Jaminan
Kesehatan Semesta (Total Coverage) bagi warga Kota Mojokerto.
Seluruh
masyarakat,
baik
miskin
maupun
non
miskin,
bisa
memperoleh pelayanan kesehatan secara gratis di seluruh sarana
pelayanan
kesehatan
milik
pemerintah,
baik
untuk
pelayanan
kesehatan dasar di puskesmas maupun pelayanan kesehatan rujukan
di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo.
Dengan pemberlakuan kebijakan pemerintah pusat melalui Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) per 1 Januari 2014, Pemerintah Kota
Mojokerto tetap meneruskan kebijakan yang telah ada di tahun
sebelumnya, dengan mengalokasikan APBD Kota Mojokerto untuk
pembiayaan jaminan kesehatan bagi seluruh warga Kota Mojokerto
yang belum mempunyai jaminan kesehatan apapun, baik warga miskin
maupun non miskin. Jaminan tersebut tidak hanya berlaku untuk
pelayanan yang dilakukan di sarana kesehatan milik pemerintah saja,
namun juga dapat dipergunakan di sarana pelayanan kesehatan
swasta yang telah bekerjasama dengan BPJS (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial) Kesehatan.
22. Cakupan
Desa/Kelurahan
Mengalami
KLB
yang
Dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam
KLB, atau Kejadian Luar Biasa, adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan dan/atau kematian yang
bermakna secara
epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam waktu tertentu.
Sedangkan penyelidikan epidemiologi (PE) merupakan rangkaian
kegiatan berdasarkan cara-cara epidemiologi untuk memastikan
adanya suatu KLB, mengetahui gambaran penyebaran KLB dan
mengetahui sumber serta cara-cara penanggulangannya.
Selama periode 2014, terjadi 11 kasus KLB di wilayah Kota Mojokerto,
yaitu :
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
36
1.
1 kali kasus KLB Dipteri di Kelurahan Surodinawan (1 orang
penderita)
2.
3 kali kasus KLB Dipteri di Kelurahan Wates (masing – masing
kejadian 1 orang penderita)
3.
1 kali kasus KLB Dipteri di Kelurahan Gunung Gedangan (1 orang
penderita)
4.
4 kali kasus KLB Dipteri di Kelurahan Wates (masing-masing 1
orang penderita)
5.
1 kali kasus KLB Dipteri di Kelurahan Magersari (1 orang
penderita)
6.
1 kali kasus KLB Dipteri di Kelurahan Miji (1 orang penderita)
Seluruh kasus tersebut telah dilakukan Penyelidikan Epidemiologi
(PE) kurang dari 24 jam sejak laporan kasus diterima.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
37
TABEL 2.3
ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN PELAYANAN SKPD DINAS KESEHATAN
KOTA MOJOKERTO
ANGGARAN PADA TAHUN KE -
RASIO ANTARA REALISASI DAN ANGGARAN
TAHUN KE -
REALISASI ANGGARAN PADA TAHUN KE -
URAIAN
(1)
RATA-RATA
PERTUMBUHAN
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
ANG
GAR
AN
REALI
SASI
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
PENDAPATAN
DAERAH
183,700,000
509,300,000
665,800,000
1,748,500,000
1,904,500,000
548,810,560
805,353,000
914,021,950
2,290,373,800
2,923,623,500
298.75
158.13
137.28
130.99
153.51
0.95
0.60
Pendapatan Asli
Daerah
183,700,000
509,300,000
665,800,000
1,748,500,000
1,904,500,000
548,810,560
805,353,000
914,021,950
2,290,373,800
2,923,623,500
298.75
158.13
137.28
130.99
153.51
0.95
0.60
-
Hasil
retribusi
daerah
183,700,000
263,300,000
303,300,000
860,500,000
1,410,500,000
548,810,560
577,670,000
548,904,950
1,801,753,800
2,436,925,500
298.75
219.40
180.98
209.38
172.77
0.77
0.66
-
Lain-lain
PAD yang
sah
-
246,000,000
362,500,000
888,000,000
494,000,000
-
227,683,000
365,117,000
488,620,000
486,698,000
-
92.55
100.72
55.02
98.52
0.49
0.31
24,697,361,300
20,265,830,350
28,242,170,000
30,509,675,250
47,266,170,350
22,554,533,212
19,268,656,589
24,641,627,598
27,571,706,656
38,777,372,650
91.32
95.08
87.25
90.37
82.04
0.21
0.16
Belanja tidak
langsung
8,192,005,300
8,777,908,500
10,530,702,950
10,672,758,800
13,253,700,000
8,282,042,536
9,040,748,075
10,456,377,069
11,264,867,570
12,022,078,151
101.10
102.99
99.29
105.55
90.71
0.13
0.10
Belanja
pegawai
8,192,005,300
8,777,908,500
10,530,702,950
10,672,758,800
13,253,700,000
8,282,042,536
9,040,748,075
10,456,377,069
11,264,867,570
12,022,078,151
101.10
102.99
99.29
105.55
90.71
0.13
0.10
16,505,356,000
11,487,921,850
17,711,467,050
19,836,916,450
34,012,470,350
14,272,490,676
10,227,908,514
14,185,250,529
16,306,839,086
26,755,294,499
86,47
89,03
80,09
82,20
78,66
0.27
0.22
BELANJA
DAERAH
-
Belanja
langsung
-
Belanja
pegawai
1,775,440,000
1,540,419,000
2,699,068,000
2,621,810,000
3,030,630,000
1,698,618,000
1,471,089,000
2,456,808,000
2,254,699,500
2,653,730,000
95.67
95.50
91.02
86.00
87.56
0.19
0.16
-
Belanja
barang dan
jasa
6,772,220,700
6,837,609,200
9,152,224,700
12,800,888,750
21,498,227,350
6,046,870,276
5,883,615,264
8,235,872,829
10,102,597,286
16,663,510,199
89.29
86.05
89.99
78.92
77.51
0.36
0.31
-
Belanja
modal
7,957,695,300
3,109,893,650
5,860,174,350
4,414,217,700
9,483,613,000
6,527,002,400
2,873,204,250
3,492,569,700
3,949,542,300
7,438,054,300
82.02
92.39
59.60
89.47
78.43
0.29
0.17
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
38
TABEL 2.4
ANGGARAN DAN REALISASI PROGRAM KESEHATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2009 – 2013
ANGGARAN PADA TAHUN KE NO
(1)
REALISASI ANGGARAN PADA TAHUN KE -
URAIAN
(2)
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
1
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
514,943,250.00
550,010,650.00
775,493,100.00
731,030,000.00
1,180,560,000.00
482,220,300.00
513,196,449.00
714,860,587.00
711,173,233.00
1,005,435,248.00
2
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur
504,249,800.00
315,483,900.00
541,200,000.00
645,200,000.00
838,120,000.00
475,759,000.00
313,319,995.00
514,739,700.00
610,149,211.00
813,983,000.00
3
Program Peningkatan
Disiplin Aparatur
30,000,000.00
-
-
-
-
29,500,000.00
-
-
-
-
4
Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
64,914,450.00
20,000,000.00
-
24,820,000.00
67,479,500.00
45,952,450.00
18,797,500.00
-
19,330,000.00
57,949,800.00
5
Program Obat dan
Perbekalan Kesehatan
959,950,000.00
1,520,330,000.00
1,550,500,000.00
1,420,100,000.00
2,170,921,400.00
940,748,797.00
1,414,921,800.00
1,509,996,850.00
1,393,789,151.00
2,010,897,772.50
6
Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
2,166,488,300.00
2,742,257,050.00
3,242,640,950.00
2,036,570,050.00
3,434,481,000.00
1,743,155,905.00
2,446,865,045.00
2,939,946,000.00
1,570,049,745.00
2,301,041,525.00
7
Program Pengawasan
Obat dan Makanan
20,000,000.00
25,000,000.00
25,000,000.00
25,000,000.00
70,345,000.00
20,000,000.00
21,435,000.00
24,502,500.00
23,880,300.00
61,877,950.00
8
Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
1,353,516,400.00
1,203,502,000.00
528,134,000.00
306,569,700.00
705,000,000.00
1,303,307,499.00
898,930,500.00
229,024,700.00
217,882,000.00
501,130,100.00
9
Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
181,524,000.00
204,988,250.00
204,930,450.00
379,954,500.00
534,300,700.00
125,591,300.00
190,792,745.00
179,092,050.00
360,843,395.00
422,968,750.00
10
Program Pengembangan
Lingkungan Sehat
255,653,000.00
-
-
-
-
219,278,000.00
-
-
-
-
11
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
1,432,505,000.00
1,537,005,000.00
1,980,705,000.00
1,991,105,000.00
2,390,210,500.00
1,371,301,875.00
1,381,923,750.00
1,900,361,350.00
1,795,548,000.00
2,208,828,000.00
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
39
ANGGARAN PADA TAHUN KE NO
(1)
REALISASI ANGGARAN PADA TAHUN KE -
URAIAN
(2)
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
12
Program Standarisasi
Pelayanan Kesehatan
182,745,050.00
90,000,000.00
145,200,000.00
173,000,000.00
227,800,000.00
178,511,600.00
70,085,200.00
134,954,000.00
147,833,700.00
60,962,950.00
13
Program Pelayanan
Kesehatan Penduduk
Miskin
-
-
2,450,000,000.00
4,262,699,500.00
9,094,550,000.00
-
-
2,288,018,552.44
3,317,602,300.62
6,592,129,958.50
14
Program Pengadaan,
Peningkatan dan
Perbaikan Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan
Jaringannya
6,718,004,050.00
2,450,332,850.00
3,767,627,350.00
4,164,117,700.00
8,864,887,500.00
5,390,728,950.00
2,220,529,350.00
1,456,628,700.00
3,700,185,600.00
7,061,697,300.00
15
Program Kemitraan
Peningkatan Pelayanan
Kesehatan
149,176,000.00
119,304,450.00
213,395,250.00
255,450,000.00
326,952,750.00
123,778,950.00
109,091,250.00
200,472,250.00
227,614,850.00
292,144,250.00
16
Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Anak Balita
59,745,000.00
-
-
-
-
52,586,000.00
-
-
-
-
17
Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Lansia
99,655,000.00
72,858,950.00
72,858,950.00
100,000,000.00
110,025,000.00
76,177,000.00
68,524,300.00
70,553,650.00
97,264,000.00
88,080,000.00
18
Program Pengawasan dan
Pengendalian Kesehatan
Makanan
40,000,000.00
45,000,000.00
45,000,000.00
30,000,000.00
80,000,000.00
33,660,000.00
34,158,430.00
39,084,400.00
29,213,200.00
63,830,400.00
19
Program Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak
225,000,000.00
-
-
-
-
211,480,000.00
-
-
-
-
20
Program Upaya Kesehatan
Perorangan
1,230,062,500.00
350,000,000.00
1,944,282,000.00
3,136,800,000.00
3,473,796,000.00
1,170,188,500.00
332,623,750.00
1,782,340,240.00
1,950,681,800.00
2,785,938,145.00
21
Program Manajemen dan
Kebijakan Pembangunan
Kesehatan
315,224,200.00
239,348,750.00
222,000,000.00
152,000,000.00
440,541,000.00
276,564,550.00
190,213,450.00
198,175,000.00
131,298,600.00
419,899,350.00
22
Program Perencanaan
Pembangunan Daerah
2,000,000.00
2,500,000.00
2,500,000.00
2,500,000.00
2,500,000.00
2,000,000.00
2,500,000.00
2,500,000.00
2,500,000.00
2,500,000.00
16,505,356,000.00
11,487,921,850.00
17,711,467,050.00
19,836,916,450.00
34,012,470,350.00
14,272,490,676.00
10,227,908,514.00
14,185,250,529.44
16,306,839,085.62
26,751,294,499.00
TOTAL
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
40
2.4.
Peluang dan Tantangan Pengembangan Pelayanan SKPD
2.4.1. Peluang
Komitmen Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih untuk
pembangunan kesehatan cukup tinggi. Hal ini menjadi peluang yang cukup
besar bagi sektor kesehatan untuk semakin berkembang, kreatif dan inovatif
dalam
melaksanakan
masyarakat,
utamanya
upaya-upaya
untuk
permasalahan-permasalahan
di
peningkatan
mencari
bidang
derajat
solusi-solusi
kesehatan.
kesehatan
penyelesaian
Disamping
itu
peningkatan peran serta masyarakat yang positif terhadap kesehatan juga
menjadi sumber daya potensial untuk pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan. Tingkat kesadaran masyarakat untuk secara mandiri berperilaku
hidup bersih dan sehat sudah semakin baik bila dibanding dengan tahun tahun sebelumnya. Hal ini menjadi indikasi perkembangan pembangunan
kesehatan di Kota Mojokerto.
Adanya sumber-sumber pendanaan diluar APBD Kota Mojokerto juga
dirasakan menjadi peluang yang cukup besar yang bisa dimanfaatkan untuk
pelaksanaan
pembangunan
di
bidang
kesehatan.
Tidak
dipungkiri
bahwasanya anggaran untuk pemenuhan sarana dan prasarana khususnya
untuk peralatan medis di puskesmas yang bersumber dari APBD cukup
terbatas, sehingga dengan adanya sumber pendanaan lain diharapkan dapat
meningkatkan
inovasi
mengembangkan
dan
upaya-upaya
kreatifitas
provider
penanganan
kesehatan
permasalahan
untuk
kesehatan
secara efektif dan efisien dengan peralatan kedokteran modern sesuai
dengan kondisi spesifik wilayah puskesmas untuk peningkatan derajat
kesehatan.
2.4.2. Tantangan
Adanya kebijakan baru dari pemerintah pusat untuk menerapkan
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menjadi tantangan tersendiri bagi
provider kesehatan, utamanya bagi Dinas Kesehatan. Belum tertatanya
sistem kemitraan dengan BPJS (Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial)
Kesehatan dan belum adanya produk hukum yang mengatur secara teknis
pelaksanaannya, membuat penerapan SJSN belum berjalan secara terpadu.
Selain itu, secara tidak langsung SJSN ini memicu adanya “persaingan” antar
pemberi pelayanan kesehatan untuk semakin meningkatkan kualitas
layanannya, sehingga masyarakat akan lebih memilih untuk mendapatkan
pelayanan sesuai dengan yang diinginkan. Di satu sisi, kondisi yang
demikian akan menjadi pemicu bagi provider kesehatan untuk menjadi lebih
baik, namun disisi lain perlu untuk ditetapkan regulasi yang tepat untuk
mengatur dan menyusun sistem pelayanan yang terintegrasi dengan
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
41
kemitraan pemerintah dan swasta
dengan mengedepankan kualitas
pelayanan dengan standarisasi sesuai yang ditetapkan.
Disamping
itu,
perkembangan
pola
penyakit
yang
terjadi
di
masyarakat juga menjadi tantangan tersendiri bagi Dinas Kesehatan. Tidak
hanya untuk penanganan penyakit menular yang dapat menyebabkan
kematian dan resiko kecacatan saja yang menjadi perhatian penting, namun
tren yang terjadi sekarang ini yang juga memerlukan perhatian penting
adalah semakin meningkatnya angka kejadian penyakit tidak menular yang
dapat menyebabkan kematian dan resiko kecacatan, seperti penyakit kanker,
jantung koroner, gagal ginjal, diabetes mellitus dan hipertensi. Dulunya
penyakit-penyakit tersebut kebanyakan terjadi pada kelompok penduduk
lansia dan pra lansia, namun kini banyak menyerang penduduk usia produktif
yang notabene merupakan asset penting bagi pembangunan. Faktor utama
yang dicurigai sebagai pemicu semakin meningkatnya angka kejadian
penyakit tersebut adalah karena pola hidup masyarakat yang kurang
memperhatikan aspek kesehatan.
Dari sisi sumber daya manusia kesehatan, untuk mewujudkan SDM
kesehatan yang kompeten, professional dan merata di sarana kesehatan,
terhambat
dengan
kurangnya
kualitas
dan
kuantitas
pegawai.
Ketidaksesuaian formasi, kualifikasi jabatan dan kebutuhan tenaga menjadi
tantangan yang cukup besar untuk pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mojokerto 2014-2019 |
42
Bab III
ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
SKPD
Memperhatikan
perkembangan
dan
tantangan
dewasa
ini,
permasalahan yang terjadi berkaitan dengan pembangunan di bidang
kesehatan diantaranya adalah :
1.
Angka kematian bayi yang cenderung masih fluktuatif, terkadang
mengalami
penurunan,
tidak
jarang
juga
justru
mengalami
peningkatan.
2.
Kejadian balita gizi buruk di tahun 2013 memang sudah mengalami
penurunan yang cukup signifikan, namun bukan berarti tidak lagi
menjadi permasalahan, justru perlu untuk diwaspadai agar tidak
mengalami peningkatan kembali, mengingat juga prevalensi gizi buruk
menjadi indikator penting dalam pencapaian target MDG’s.
3.
Peningkatan sejumlah kasus kejadian penyakit menular yang dapat
menyebabkan kematian dan resiko kecacatan perlu mendapatkan
perhatian serius, seperti HIV/AIDS, TB Paru, DBD, kusta dan penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
4.
Tren penyakit yang berkembang akhir-akhir ini adalah semakin
tingginya angka kejadian penyakit tidak menular
menyebabkan kematian dan resiko kecacatan,
yang
dapat
seperti kanker
(Leukimia, Thalasemia, Kanker Serviks, Kanker Payudara), jantung
koroner, gagal ginjal, diabetes mellitus dan hipertensi. Kebanyakan
disebabkan
karena
perilaku
masyarakat
yang
mengabaikan
kesehatan.
5.
Implementasi
kebijakan
baru
dari
pemerintah
pusat
untuk
melaksanakan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) perlu penataan
kembali, utamanya menyangkut produk hukum yang mengatur secara
teknis yang belum tersusun hingga saat ini.
6.
Perlunya peningkatan infrastruktur kesehatan, mengingat dengan
adanya program SJSN antusiasme masyarakat untuk mencari
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional meningkat,
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
43
sehingga pelayanan yang terbaik dan memuaskan melalui sarana dan
prasarana memadai menjadi tuntutan utama saat ini.
7.
Masih adanya beberapa wilayah dengan kualitas sanitasi lingkungan
yang sangat buruk, sehingga membutuhkan sosialisasi dan fasilitasi
pola hidup bersih dan sehat.
8.
Baru ada 1 Kelurahan di Kota Mojokerto yang menyatakan diri sebagai
Kelurahan Sehat, utamanya menyangkut gerakan ODF (Open
Defecation Free) dari total 18 (delapan belas) kelurahan yang ada,
sehingga perlu dipikirkan strategi untuk segera memenuhi target
kelurahan sehat.
9.
Masih terbatasnya kuantitas, kualitas dan kompetensi sumber daya
manusia kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan dan jaringannya
sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, sehingga
pelaksanaan program dan kegiatan belum berjalan maksimal.
Diperlukan penyusunan formasi berbasis beban kerja dan standarisasi
kompetensi.
10. Belum optimalnya profesionalisme dan kedisiplinan petugas kesehatan
juga menjadi hal penting yang harus mendapat perhatian serius,
karena keluhan masyarakat saat ini adalah ketidaktepatan jam kerja,
lambatnya pelayanan, petugas yang kurang ramah serta prosedur
administrasi pelayanan kesehatan yang rumit. Diperlukan adanya
peningkatan kompetensi dan pelatihan-pelatihan terkait pemenuhan
alat medis modern, peningkatan motivasi kerja, empati serta
pengabdian sebagai tenaga kesehatan.
11. Belum optimalnya sistem perencanaan dan penganggaran berbasis
kinerja. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya dukungan
data dan informasi kesehatan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan, kurangnya sarana prasarana IT yang terpadu
dan dapat mewadahi informasi sesuai perkembangan teknologi
informasi, serta belum adanya masterplan (blueprint) sistem informasi.
Optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dirasakan akan sangat
membantu dalam proses perencanaan dan penganggaran berbasis
kinerja.
12. Kurangnya jalinan kerjasama kemitraan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh Dinas Kesehatan.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
44
Kemitraan
untuk
pengembangan
kesehatan,
pemberdayaan
pembangunan
pengembangan
masyarakat,
kesehatan,
teknologi
penelitian
dan
profesionalisme
SDM
informasi
dan
teknologi
kedokteran dengan institusi, akademisi dan teknis bidang kesehatan
harus dapat terjalin dengan baik, sehingga pembangunan kesehatan
dapat
mengikuti
perkembangan
dan
dinamika
permasalahan
kesehatan di masyarakat.
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Visi Kota Mojokerto Tahun 2014 – 2019 adalah “Mewujudkan Kota
Mojokerto sebagai service city yang maju, sehat, cerdas, sejahtera
dan bermoral”. Perumusan dan penjelasan terhadap visi di maksud,
menghasilkan
pokok-pokok
visi
yang diterjemahkan pengertiannya,
sebagaimana tabel di bawah ini.
Visi: “Mewujudkan Kota Mojokerto sebagai service city
yang maju, sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral”
Pokok-pokok
Penjabaran Visi
Visi
Kota yang memiliki produk jasa layanan yang berkualitas
dan berdaya saing tinggi
1. Jasa layanannya menghasilkan nilai tambah ekonomi yang
Sebagai
mampu menarik kehadiran investor dan pelaku pasar lainnya
service city
2. Tersedianya dukungan sarana dan prasarana berupa
sumberdaya manusia dan infrastruktur yang baik dan
memadai
Layanan pemerintahan yang diselenggarakan secara modern,
antara lain ditandai oleh:
1. Penguasaan dan pemanfaatan teknologi canggih dalam
penyelenggaraan layanannya
Service city
2. Dikelola dengan manajemen modern yang handal dan efisien
yang maju
3. Memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup
4. Memiliki daya saing tinggi
5. Mampu menghasilkan output dan outcome yang berkualitas
prima
Mewujudkan pembangunan Kota Mojokerto yang :
Service city
yang sehat
1. iklim usaha yang kondusif dan mandiri
2. lingkungan yang bersih dan bebas polusi
3. kebutuhan air bersihnya terpenuhi dan sanitasinya bagus
4. pemanfaatan lahannya mempertimbangkan aspek konservasi
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
45
Visi: “Mewujudkan Kota Mojokerto sebagai service city
yang maju, sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral”
5. tata ruangnya mampu mendukung peningkatan derajat
kesehatan masyarakat dan pola hidup sehat.
Antara lain ditandai oleh:
Service city yang
cerdas
Service city yang
sejahtera
Service city
yang bermoral
1. sumber daya manusia yang berkualitas
2. pemerintah dan swasta yang profesional dan berdaya saing
tinggi
3. tata ruang yang efisien dan kondusif terhadap pengembangan
sosial dan teknologi
4. terbukanya akses pengetahuan dan teknologi
Layanan pemerintahan yang mampu memberi nilai tambah
ekonomi dan membawa dampak positif bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat, antara lain ditandai dengan :
1. Meningkatnya pendidikan dan kualitas SDM
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
3. Meningkatnya kondisi ekonomi masyarakat
Layanan pemerintahan yang penyelenggaraan layanannya
dilandasi oleh nilai-nilai moral, etika dan norma sosial, budaya,
agama, maupun negara, antara lain ditandai dengan :
1. Meningkatnya keimanan, ketakwaan dan kesalehan sosial
2. Meningkatnya peranan budaya dan nilai-nilai moral, etika
dan agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
3. Terciptanya keamanan, ketertiban dan ketentraman
4. Rendahnya
angka
kriminalitas
dan
pelanggaran
hukum/peraturan/ norma
5. Pemerintah dan jasa layanannya diselenggarakan dengan
amanah, bersih dan baik (clean and good governance)
Agar visi tersebut dapat diwujudkan dan mendorong efektivitas
dan efisiensi pemanfaatan potensi yang dimiliki, maka ditetapkan misi
Kota Mojokerto Tahun 2014 – 2019 yaitu :
1.
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
Peningkatan sumber daya manusia adalah upaya wewujudkan
sumberdaya manusia yang cerdas dan berkualitas dengan dasar
penuntasan wajib belajar 12 tahun. Sumberdaya manusia yang
berkualitas berarti juga memiliki nilai-nilai religius yang dapat
memanfaatkan keilmuan untuk mewujudkan kesalehan sosial. Untuk
mewujudkan itu semua perlu ditopang dengan kesehatan diri dan
lingkungan dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
46
Mojokerto. Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih,
bebas polusi, kebutuhan air bersih terpenuhi, sanitasi bagus,
pemanfaatan lahan mempertimbangkan aspek konservasi, dan tata
ruang yang mampu mendukung
peningkatan
derajat
kesehatan
masyarakat dan pola hidup yang sehat. Hal ini memerlukan tempat
tinggal yang layak, jaminan asuransi kesehatan agar masyarakat bisa
terus berkonsentrasi menggali potensi diri yang nantinya bisa tumbuh
prestasi-prestasi di kalangan masyarakat yang mendukung percepatan
pembangunan.
2.
Menyediakan produk, jasa dan layanan yang maju dan berdaya saing
tinggi
Pemerintahan yang profesional, efektif, efisien, produktif,
dan
SDM aparaturnya bebas KKN sebagai dasar untuk memfasilitasi privat
sektor dan UMKM agar bisa terus menyediakan produk jasa dan
layanan yang maju dan berdaya saing tinggi. Dengan pemerintahan
yang efesien dan efektif melayani dan memfasilitasi UMKM untuk
mengembangkan kapasitasnya dan kemudian akan tercipta iklim
usaha yang baik dan berdaya saing tinggi. Dengan demikian
kesejahteraan masyarakat
akan meningkat
dengan
terpenuhinya
kebutuhan hidup karena rendahnya angka pengangguran.
3.
Menyediakan infrastruktur dan sarana prasarana
yang baik dan
memadai
Peningkatan infrastruktur meliputi sarana-prasarana: jalan dan
jembatan;
perumahan;
lingkungan,
perekonomian;
kesehatan;
pendidikan; sosial dan budaya; air bersih; ketahanan pangan;
berfungsinya ruang terbuka hijau dan peribadatan. Hal ini untuk
menciptakan lingkungan yang sejahtera yakni lingkungan yang tata
ruangnya mampu mendukung kegiatan ekonomi.
4.
Menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan tentram
Peningkatan lingkungan yang aman, nyaman dan tentram dapat
dilakukan dengan upaya meningkatnya kesadaran hukum masyarakat,
meningkatnya profesionalisme aparat penegak hukum. Meningkatnya
kesadaran wawasan kebangsaan bagi masyarakat, peningkatan
partisipasi masyarakat dalam menciptakan kemanan dan ketertiban
lingkungan dan penurunan angka kriminalitas. Selain itu menciptakan
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
47
lingkungan yang aman, nyaman dan tentram bermakna melindungi
masyarakat dari ancaman bencana melalui pengurangan resiko
bencana di segala aspek.
3.3. Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga dan Renstra SKPD Propinsi/
Kabupaten/Kota Lain
3.3.1. Faktor Pendorong
1.
Adanya komitmen bersama internasional yang tertuang dalam MDG’s
menjadi faktor pendorong yang cukup kuat bagi sektor kesehatan
untuk bersama-sama berusaha mencapai target yang ditetapkan.
2.
Adanya Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan menjadi acuan bagi Dinas Kesehatan
Propinsi
maupun
Kabupaten/Kota
untuk
membentuk
dan
mengembangkan sistem kesehatan masing-masing.
3.
Adanya beberapa produk hukum yang ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan, seperti pedoman atau petunjuk teknis, menjadi petunjuk
arah serta memberi keleluasaan bagi Dinas Kesehatan untuk
mengembangkan pelayanan kesehatan.
3.3.2. Faktor Penghambat
1.
Oleh karena keterbatasan APBD, maka untuk penambahan anggaran
pembangunan bidang kesehatan di kabupaten/kota mengajukan
tambahan dari APBN. Namun seringkali menu yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan belum sinkron dengan kebutuhan daerah.
Terkadang menu yang ada hanya didasarkan pada pemenuhan
standar
minimal
pelayanan,
belum
mengakomodir
kebutuhan
pengembangan pelayanan kesehatan.
2.
Demikian pula dengan adanya bantuan anggaran dari DBHCHT
(Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau), rambu-rambu yang
ditetapkan untuk mengatur penggunaan anggaran tidak cukup
fleksibel bagi Dinas Kesehatan untuk mengembangkan pelayanan,
bahkan seringkali justru menyulitkan untuk dilaksanakan, sehingga
pada akhirnya tidak dilakukan penyerapan anggaran.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
48
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi
implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan
SKPD.
Dengan
pengembangan
demikian
pelayanan
SKPD
secara
dapat
mengidentifikasi
geografis,
perkiraan
arah
kebutuhan
pelayanan dan prioritas pelayanan SKPD dalam 5 (lima) tahun mendatang.
Sedangkan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) merupakan rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh, partisipatif untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau
program.
Kota Mojokerto merupakan kota kecil yang terletak ditengahtengah Kabupaten Mojokerto, berjarak sekitar 52 km dari Ibukota Propinsi
Jawa Timur, yaitu Kota Surabaya, dengan luas wilayah sebesar 16,46 km 2.
Wilayahnya terletak di dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 22 m di
atas permukaan laut, dengan kondisi permukaan tanah memiliki kemiringan
ke Timur dan Utara antara 0 - 3%. Secara administratif, wilayah Kota
Mojokerto terbagi menjadi 2 kecamatan dan 18 kelurahan.
3.4.1. Faktor Pendorong
1.
Rencana Tata Ruang Gresik Selatan yang akan membangun kota
baru
meliputi
Kecamatan
Driyorejo,
Wringinanom,
Menganti.
Balongpanggang, Kedamaian, Benjeng dan Cerme merupakan
persoalan tersendiri bagi Kota Mojokerto. Perkembangan kota baru
tersebut
akan menyediakan
berbagai
sarana
dan
prasarana
pelayanan public dan privat yang harus diperhitungkan. Sehingga
Service city Kota Mojokerto haruslah memiliki kelebihan yang masih
diperhitungkan baik oleh masyarakat Kota Mojokerto maupun
masyarakat sekitarnya.
3.4.2. Faktor Penghambat
1.
Masih rendahnya keterpaduan pemanfaatan ruang kota, seperti
terminal, pasar dan sistem transportasi sehingga menyebabkan
kesemrawutan kota dan kemacetan lalu lintas yang tentu saja akan
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
49
berdampak pada aksesibilitas masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan secara cepat.
3.5. Penentuan Isu – Isu Strategis
Isu strategis yang masih dihadapi Dinas Kesehatan diantaranya :
1.
Peningkatan peran serta masyarakat dan sektor swasta untuk
mengatasi dan mencegah peningkatan AKI dan AKB.
2.
Peningkatan angka kejadian penyakit degenerative (penyakit tidak
menular yang dapat menyebabkan kematian dan resiko kecacatan)
sebagai dampak dari pola hidup masyarakat yang tidak sehat.
3.
Perbaikan sanitasi dasar, kualitas air bersih dan penyediaan jamban
sehat bagi warga, utamanya bagi warga kurang mampu untuk
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat
4.
Pendeklarasian Kelurahan Sehat Bebas Buang Air Sembarangan
(Open Defecation Free/ODF).
5.
Penyusunan Anggaran Responsif Gender kedalam perencanaan
penganggaran yang responsive gender (PPRG)
6.
Pembuatan produk-produk hukum dan dokumen-dokumen standarisasi
yang mengatur secara teknis pelaksanaan pelayanan kesehatan
7.
Peningkatan kualitas dan kuantitas dokter dan paramedis serta
peningkatan profesionalisme dengan kompetensi yang terstandarisasi.
8.
Peningkatan infrastruktur dan sarana prasarana pendukung pelayanan
kesehatan.
9.
Pengembangan manajemen perencanaan dan penganggaran berbasis
kinerja dengan dukungan SIK yang terpadu.
10.
Peningkatan jalinan kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak terkait.
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
50
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi SKPD
Dengan memperthatikan dan mempertimbangkan pencapaian
pembangunan kesehatan pada periode 5 (lima) tahun sebelumnya serta
dengan analisa kondisi yang ada, maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan
Kota Mojokerto adalah :
.
“Terwujudnya Masyarakat Kota Mojokerto yang Sehat,
Mandiri dan Berkeadilan“
Mandiri ditandai dengan masyarakat yang kesadaran, kemauan
dan kemampuan untuk berperan aktif dalam mencegah, melindungi dan
memelihara kesehatan dirinya, keluarga, masyarakat dan lingkungan, agar
terhindar dari resiko gangguan kesehatan.
Kemandirian tersebut perlu
adanya dukungan lingkungan fisik dan sosial, sehingga masyarakat dapat
memaksimalkan seluruh potensi yang ada untuk mewujudkan masyarakat
yang berperilaku sehat, hidup di lingkungan yang sehat, aman dan
nyaman.
Berdasarkan pemahaman tersebut diatas, maka faktor penting
yang harus menjadi perhatian dalam pencapaian visi pembangunan bidang
kesehatan yaitu :
1.
Perilaku, yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2.
Lingkungan, melingkupi sanitasi yang bersih, sehat dan hygiene
3.
Pelayanan
Kesehatan,
melingkupi
seluruh
aspek
pelayanan
kesehatan secara paripurna
4.
Keturunan
Dari keempat faktor tersebut, hanya faktor keturunan yang tidak dapat
dilakukan intervensi. Sedangkan ketiga faktor lainnya tidak mungkin dapat
dilakukan sendiri oleh sektor kesehatan, perlu adanya peran serta
masyarakat.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, maka Misi dari
Dinas Kesehatan Kota Mojokerto adalah :
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
51
1.
Mewujudkan derajat kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam
Pembangunan Bidang kesehatan
2.
Mewujudkan Lingkungan yang Sehat
3.
Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, profesional dan
berkeadilan
4.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Berdasarkan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, maka dapat
disusunlah tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, yaitu :
1. Meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga, masyarakat yang
optimal, serta kemandirian peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan
Tujuan tersebut dijabarkan dalam sasaran :
a. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
2. Meningkatkan lingkungan yang bersih dan sehat
Tujuan tersebut dijabarkan dalam sasaran :
a. Meningkatnya akses pada lingkungan yang bersih dan sehat
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, profesional dan
berkeadilan
Tujuan tersebut dijabarkan dalam sasaran :
a. Terwujudnya
pelayanan
kesehatan
yang
berkualitas
dan
profesional
b. Terwujudnya pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang
paripurna
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
52
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
No
1
2
Tujuan
Meningkatkan derajat
kesehatan individu,
keluarga, masyarakat
yang optimal, serta
kemandirian peran
serta masyarakat
dalam bidang
kesehatan
Meningkatkan
lingkungan yang
bersih dan sehat
Sasaran
Indikator Sasaran
Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat
Angka kematian ibu (AKI) per
100.000 KH
Angka kematian bayi (AKB) per
1.000 KH
Prevalensi balita gizi buruk
Angka kesakitan penyakit
menular :
Incidence Rate DBD per 100.000
penduduk
Angka Kesakitan TB Paru BTA
(+) per 100.000 penduduk
Angka Kesakitan Diare per 1.000
Penduduk
Angka Kesakitan HIV/AIDS per
100.000 penduduk
Angka kesakitan penyakit tidak
menular :
Angka Kesakitan PTM
(Hipertensi, DM, Jantung) per
1.000 penduduk ≥ 15 Tahun
Meningkatnya akses
pada lingkungan yang
bersih dan sehat
Presentase kelurahan memenuhi
tatanan Kota Sehat
Cakupan rumah tangga ber-PHBS
1
<100
Indikator Kinerja Tahun ke2
3
4
<100
<100
<100
5
<100
< 14
< 14
< 14
< 14
< 14
< 0,9
< 0,9
< 0,9
< 0,9
< 0,9
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
Angka
kasus
PTM
11%
70%
Angka
kasus
PTM
Angka
kasus
PTM
Angka
kasus
PTM
Angka
kasus
PTM
33%
55%
77%
100%
73%
75%
77%
80%
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
53
No
3
Tujuan
Meningkatkan
pelayanan kesehatan
yang berkualitas,
profesional dan
berkeadilan
Sasaran
Terwujudnya
pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan
profesional
Terwujudnya
pelayanan kesehatan
masyarakat miskin
yang paripurna
Indikator Sasaran
Cakupan fasilitas kesehatan
dasar sesuai standar atau
terakreditasi menuju status
PARIPURNA dan berkelanjutan
Presentase UPT pelayanan
kesehatan dasar dengan Survey
Kepuasan Masyarakat min 75
Presentase masyarakat miskin
yang mendapatkan layanan
kesehatan dasar saat dibutuhkan
1
16%
Indikator Kinerja Tahun ke2
3
4
33%
66%
83%
5
100%
70%
80%
90%
95%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
54
4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD
Untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka selama
periode 2015-2019 pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan strategi
dan kebijakan sebagai berikut :
1.
Meningkatnya pemberdayaan serta kesadaran masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat
Strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut adalah
dengan meningkatkan peran serta masyarakat melalui kemitraan
dengan Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Profesi, LSM dan
dunia usaha, serta dengan melibatkan lintas sektor terkait.
Fokus kebijakan :
c.
Pembangunan kawasan sehat berwawasan pendidikan
d.
Koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam pelaksanaan
PHBS
e.
2.
Pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
Terwujudnya layanan kesehatan yang berkualitas, merata dan
terjangkau.
Adapun strategi yang akan diterapkan untuk mencapai sasaran ini
diantaranya :
a.
Penguatan advokasi ke Pemda dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan, termasuk pembiayaan kesehatannya
b.
Meningkatkan kemitraan dan kerjasama dengan organisasi
profesi, institusi pendidikan dan lintas sektor
c.
Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelayanan
kesehatan dasar, rujukan dan khusus
d.
Pengembangan dan penguatan fasilitas pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan
e.
Peningkatan
jaminan
kesehatan
kepada
masyarakat
serta
evaluasi pelaksanaannya.
Fokus kebijakan :
a.
Akreditasi dan penetapan status BLUD puskesmas
b.
Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
55
c.
Pemenuhan sarana prasarana dan ketenagaan untuk peningkatan
kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan
d.
3.
Peningkatan pembiayaan jaminan kesehatan
Optimalisasi upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan
masalah kesehatan masyarakat.
Strategi yang akan diterapkan diantaranya :
a.
Penguatan advokasi dalam rangka penurunan AKI dan AKB
b.
Akselerasi perbaikan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan,
dalam rangka pencegahan dan penanggulangan gizi buruk dan
stunting
c.
Optimalisasi tata laksana penyakit menular dan penyakit tidak
menular di semua jenjang pelayanan kesehatan
d.
Penguatan dukungan masyarakat sipil dalam pengendalian
penyakit
e.
Peningkatan kapasitas tenaga teknis program melalui pelatihan
yang bermutu
f.
Membuat upaya inovatif dalam rangka pengendalian penyakit dan
penanggulangan masalah kesehatan
Fokus kebijakan :
a.
Peningkatan pelayanan kesehatan ibu, bayi, remaja dan lansia,
serta pelayanan kesehatan KB
b.
Penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk, baik pada bayi,
anak balita, ibu hamil dan menyusui
c.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian penyakit
dan penanggulangan masalah kesehatan
d.
4.
Peningkatan kapasitas tenaga teknis program
Meningkatnya akses pada lingkungan yang sehat
Strategi yang akan dijalankan meliputi :
a.
Meningkatkan
kegiatan
pemberdayaan
masyarakat
dengan
metode pemicuan
b.
Meningkatkan kerjasama lintas sektor terkait sanitasi lingkungan
c.
Memanfaatkan event pembentukan Kawasan Sehat Berwawasan
Pendidikan untuk perbaikan kualitas sanitasi dan perilaku
masyarakat
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
56
Fokus Kebijakan :
a.
Peningkatan akses lingkungan sehat melalui pemberdayaan
masyarakat
b.
5.
Peningkatan peran serta lintas sektor
Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset,
perencanaan dan evaluasi
Strategi yang akan diterapkan adalah dengan meningkatkan koordinasi
pelaksanaan kegiatan sesuai peraturan yang ada dalam rangka Good
and Clean Governance
Fokus kebijakan :
a.
Peningkatan
manajemen
kesehatan
yang
bersih
dan
bertanggungjawab
b.
Pengembangan regulasi bidang kesehatan
c.
Penguatan sistem infomasi manajemen kesehatan
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
57
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Berdasarkan isu strategis, visi, misi, tujuan, sasaran dan arah kebijakan yang
telah dirumuskan, maka Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Kota
Mojokerto tahun 2014-2019 dijabarkan sebagai berikut :
1.
2.
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
a.
Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
b.
Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Kesehatan
c.
Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
a.
Penyelenggaraan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
Wabah
3.
b.
Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
c.
Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan
Program Pengawasan Obat dan Makanan
a.
Peningkatan pemberdayaan konsumen/masyarakat di bidang obat dan
makanan
b.
4.
5.
Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a.
Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat
b.
Penyuluhan Masyarakat tentang Pola Hidup Sehat
c.
Peningkatan Pemanfaatan Sarana Kesehatan
d.
Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh Kesehatan
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
a.
Penyusunan Peta Informasi Masyarakat Kurang Gizi
b.
Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin
c.
Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan
Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan Kekurangan Zat Gizi
Mikro Lainnya
6.
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
a.
7.
Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
a.
Penyemprotan/Fogging Sarang Nyamuk
b.
Pengadaan Alat Fogging dan Bahan-bahan Fogging
c.
Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
d.
Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/Epidemik
e.
Peningkatan Imunisasi
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
58
f.
Peningkatan Surveylance Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah
g.
Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
(PTM)=
8.
9.
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
a.
Penyusunan Standar Pelayanan Kesehatan
b.
Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan Kesehatan
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
a.
Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
b.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Puskesmas
c.
Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Pembantu
d.
Rehabilitasi sedang/berat puskesmas
10. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
a.
Kemitraan Alih Teknologi Kedokteran dan Kesehatan
b.
Kemitraan Peningkatan Kualitas Dokter dan Paramedis
11. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
a.
Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan
12. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
a.
Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan Makanan Hasil
Produksi Rumah Tangga
b.
Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan Makanan
Restoran
13. Program Upaya Kesehatan Perorangan
a.
Peningkatan Sarana dan Prasarana Laboratorium Kesehatan
b.
Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan
c.
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas
14. Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
a.
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
b.
Pengembangan Manajemen Perencanaan dalam Bidang Kesehatan
c.
Pengembangan Kajian/Penelitian Program Kesehatan
d.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
15. Program Pengelolaan/ Penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
a.
Penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Semesta
b.
Pengelolaan Manajemen Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
16. Program Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
a.
Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan
b.
Peningkatan Kesehatan Masyarakat
17. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a.
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
b.
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
59
c.
Penyediaan Jasa Pemeliharaan Kesehatan PNS
d.
Penyediaan
Jasa
Pemeliharaan
dan
Perizinan
Kendaraan
Dinas/
Operasional
e.
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
f.
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
g.
Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
h.
Penyediaan Alat Tulis Kantor
i.
Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
j.
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
k.
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan
l.
Penyediaan Bahan Logistik Kantor
m. Penyediaan Makanan dan Minuman
n.
Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
o.
Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam Daerah
18. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a.
Pembangunan Gedung Kantor
b.
Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
c.
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
d.
Pengadaan Meubelair
e.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
f.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubelair
g.
Pemeliharaan Keamanan Rumah Jabatan/Dinas/Gedung Kantor
19. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a.
Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan
b.
Peningkatan Ketrampilan dan Profesionalisme
Rencana program dan kegiatan diatas disertai dengan indikator kinerja,
kelompok sasaran, serta pendanaan indikatifnya, sebagaimana diuraikan pada tabel
5.1 sebagai berikut :
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
60
Review Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2014 - 2019
61
TABEL 17
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
VISI
: " Terwujudnya Masyarakat Kota Mojokerto yang Sehat, Mandiri dan Berkeadilan "
Tujuan
MISI I
: Mewujudkan derajat kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat dalam
Pembangunan Bidang kesehatan
Tujuan 1
: Meningkatkan derajat kesehatan individu,
keluarga, masyarakat yang optimal, serta
kemandirian peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan
Sasaran
1. Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
Indikator Kinerja Utama
* Angka kematian ibu (AKI) per 100.000 KH
* Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 KH
* Prevalensi balita gizi buruk
* Angka kesakitan penyakit menular
* Prevalensi penyakit tidak menular
Strategi
1. Penguatan advokasi dalam rangka
penurunan AKI dan AKB
2. Akselerasi perbaikan gizi pada 1000
Hari Pertama Kehidupan, dalam
rangka pencegahan dan
penanggulangan gizi buruk dan
stunting
3. Optimalisasi tata laksana penyakit
menular dan penyakit tidak menular
di semua jenjang pelayanan
kesehatan
Kebijakan
1. Peningkatan pelayanan
kesehatan ibu, bayi, remaja
dan lansia, serta pelayanan
kesehatan KB
2. Penanganan masalah gizi
kurang dan gizi buruk, baik
pada bayi, anak balita, ibu
hamil dan menyusui
3. Penyusunan Perencanaan
Anggaran pada Kegiatan yang
Responsif Gender (PPRG)
4. Membuat upaya inovatif dalam
rangka pengendalian penyakit dan
penanggulangan masalah kesehatan
5. Optimalisasi Perencanaan Anggaran
pada Program/Kegiatan yang
Responsif Gender (PPRG)
MISI II
: Mewujudkan Lingkungan yang Sehat
Tujuan 1
: Meningkatkan lingkungan yang bersih dan
sehat
1. Meningkatnya akses pada lingkungan
yang bersih dan sehat
* Presentase kelurahan sehat mandiri pada
tatanan Kota Sehat ke 8
* Presentase Rumah Tangga disurvey yang
ber - PHBS
1. meningkatkan peran serta masyarakat 1 Pembangunan kawasan
sehat berwawasan sehat
melalui kemitraan dengan Organisasi
secara mandiri
Kemasyarakatan, Organisasi Profesi,
2 Koordinasi lintas program
LSM dan dunia usaha, serta dengan
dan lintas sektor dalam
melibatkan lintas sektor terkait.
pelaksanaan PHBS
3 Pengembangan Upaya
2. Penguatan dukungan masyarakat sipil
dalam pengendalian penyakit
Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM)
4. Peningkatan peran serta
Meningkatkan kegiatan
masyarakat dalam
pemberdayaan masyarakat dengan
pengendalian penyakit dan
metode pemicuan
penanggulangan masalah
4. Meningkatkan kerjasama lintas sektor
kesehatan
terkait sanitasi lingkungan
5. Memanfaatkan event pembentukan
5. Peningkatan akses lingkungan
Kawasan Sehat Berwawasan
sehat melalui pemberdayaan
6. masyarakat
Pendidikan untuk perbaikan kualitas
sanitasi dan perilaku masyarakat
Peningkatan peran serta
lintas sektor
3
MISI III
: Mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, profesional dan berkeadilan
Tujuan 1
: Meningkatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, profesional dan berkeadilan
1. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan profesional
* Cakupan fasilitas kesehatan sesuai
standar atau terakreditasi menuju status
PARIPURNA dan berkelanjutan
* Presentase UPT pelayanan kesehatan
dasar dengan Survey Kepuasan
Masyarakat minimal 75
1. Penguatan advokasi ke Pemda dalam
rangka peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan, termasuk
pembiayaan kesehatannya
2. Meningkatkan kemitraan dan
kerjasama dengan organisasi profesi,
institusi pendidikan dan lintas sektor
3
Peningkatan kapasitas tenaga
kesehatan dalam pelayanan
kesehatan dasar, rujukan dan khusus
4. Pengembangan dan penguatan
fasilitas pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan
5. Peningkatan kapasitas tenaga teknis
program melalui pelatihan yang
bermutu
1. Akreditasi sarana pelayanan
kesehatan Dasar dan
penetapan status BLUD
puskesmas
2. Pemenuhan sarana
prasarana dan ketenagaan
untuk peningkatan kuantitas
dan kualitas pelayanan
kesehatan
3 Peningkatan kapasitas tenaga
teknis program
6. Membuat upaya inovatif dalam
rangka pengendalian penyakit dan
penanggulangan masalah kesehatan
7. Meningkatkan koordinasi
pelaksanaan kegiatan sesuai
peraturan yang ada dalam rangka
Good and Clean Governance
2. Terwujudnya pelayanan kesehatan
masyarakat miskin yang paripurna
* Presentase masyarakat miskin yang
mendapatkan layanan kesehatan saat
dibutuhkan
1. Peningkatan jaminan kesehatan
kepada masyarakat serta evaluasi
pelaksanaannya.
1. Peningkatan aksesibilitas dan
kualitas pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan
2. Peningkatan pembiayaan
jaminan kesehatan
Tabel 18
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikator
SKPD Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
Tujuan
Indikator Tujuan
Sasaran
(1)
(2)
PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
Meningkatkan
Pencapaian
Meningkatnya
derajat kesehatan derajat kesehatan derajat kesehatan
individu, keluarga, masyarakat
masyarakat
masyarakat yang
optimal, serta
kemandirian
peran serta
masyarakat dalam
bidang kesehatan
Indikator Sasaran
Target Sasaran
Program dan
Kegiatan
Kode
(3)
(4)
Penurunan Angka
Kematian Ibu per
100.000 KH
< 100
Penurunan Angka
Kematian Bayi per
1.000 KH
<10
1.
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
dan Kegiatan
(Output)
Data Capaian pada
Indikator Kinerja
Tahun Awal
Kegiatan
(Outcome
Perencanaan (Tahun
Kegiatan)
2014)
(6)
(5)
Program Peningkatan Cakupan Kunjungan
Kesehatan Ibu dan
Ibu Hamil K4
Anak
02. 36.
Cakupan kunjungan
bayi
1.
02. 36
01
Pemeliharaan dan
Terselenggaranya
Pemulihan Kesehatan pemeliharaan dan
pemulihan kesehatan
keluarga
Cakupan pertolongan
persalinan oleh Nakes
yang memiliki
kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan
nifas
1.
1.
02. 36. 02. Peningkatan
Kesehatan
Masyarakat
02. 30.
Terselenggaranya
peningkatan
pelayanan kesehatan
masyarakat
Cakupan KN Lengkap
Cakupan pelayanan
anak balita dan APRAS
Cakupan peserta KB
Aktif
Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD
/peserta didik kelas 1
Rp
92.10%
95%
96%
97%
98%
99%
99%
90%
90%
96%
93%
97%
95%
98%
97%
99%
97%
99%
97%
70%
70%
100%
96%
379,600,000
70%
200,000,000
100%
97%
97%
417,500,000
70%
205,000,000
100%
98%
100%
725,150,000
97%
459,250,000
70%
210,000,000
98%
(17)
Target
104.90%
93.20%
345,100,000
674,250,000
(16)
Rp
95%
95%
98%
(15)
Target
93.20%
93%
627,500,000
(14)
Rp
90%
97%
(13)
Target
95.69%
584,600,000
(12)
Rp
(8)
96%
(11)
Target
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode
Renstra SKPD
Tahun 2019
93%
545,100,000
(10)
Rp
Tahun 2018
(7)
100%
(9)
Target
Tahun 2017
99%
100%
505,150,000
99%
100%
92%
93%
94%
95%
95%
Cakupan penjaringan
kesehatan peserta didik
kelas 10
86%
87%
88%
89%
90%
90%
Cakupan kader tiwisada
6%
7%
8%
9%
10%
10%
Cakupan kader
kesehatan remaja
Tingkat SMP/ sederajat
2%
3%
4%
5%
6%
6%
Cakupan kader
kesehatan remaja
Tingkat SMA/ sederajat
Persentase puskesmas
yang melaksanakan
pelayanan kesehatan
peduli remaja (PKPR)
2%
3%
4%
5%
6%
6%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Terselenggaranya
Cakupan kunjungan
pelayanan
lansia baru di
pemeliharaan
puskesmas
Kesehatan Usia Lanjut
Cakupan kunjungan
Pralansia baru di
puskesmas
76%
157,800,000
76%
100%
72%
72%
77%
173,600,000
77%
157,800,000
73%
73%
78%
190,900,000
78%
173,600,000
74%
74%
79%
210,000,000
79%
190,900,000
75%
75%
80%
231,100,000
80%
210,000,000
76%
76%
(19)
Lokasi
(20)
(21)
3,156,600,000
Bidang Kesga
Kota
Mojokerto
2,106,600,000
Bidang Kesga
Kota
Mojokerto
1,050,000,000
Bidang Kesga
Kota
Mojokerto
963,400,000
Bidang Kesga
Kota
Mojokerto
963,400,000
Bidang Kesga
Kota
Mojokerto
70%
220,000,000
91%
72.81%
Rp
Unit Kerja
SKPD
Penanggung
Jawab
97%
70%
215,000,000
(18)
98%
Cakupan penjaringan
kesehatan peserta didik
kelas 7
Program Peningkatan Cakupan kunjungan
Pelayanan Kesehatan lansia baru di
Lansia
posyandu lansia
02. 30. 01. Pelayanan
Pemeliharaan
Kesehatan
Target
Tahun 2016
92%
Cakupan kunjungan
Pralansia baru di
posyandu Lansia
1.
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2015
80%
80%
231,100,000
76%
76%
PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
Meningkatkan
Pencapaian
Meningkatnya
Penurunan
derajat kesehatan derajat kesehatan derajat kesehatan prevalensi balita
individu, keluarga, masyarakat
masyarakat
gizi buruk
masyarakat yang
optimal, serta
kemandirian
peran serta
masyarakat dalam
bidang kesehatan
Meningkatkan
Pencapaian
Meningkatnya
derajat kesehatan derajat kesehatan derajat kesehatan
individu, keluarga, masyarakat
masyarakat
masyarakat yang
optimal, serta
kemandirian
peran serta
masyarakat dalam
bidang kesehatan
<0,5%
Penurunan angka
kesakitan penyakit
menular
02. 20.
1.
02. 20. 01. Penyusunan Peta
Terlaksananya
Informasi Masyarakat Pemberian Makanan
Kurang Gizi
Tambahan (PMT) bagi
balita gizi kurang, gizi
buruk, ibu hamil KEK
dan Lansia
1.
02. 20. 02. Pemberian Tambahan
Makanan dan Vitamin
1.
02. 20. 03. Penanggulangan
Kurang Energi Protein
(KEP), Anemia Gizi
Besi, Gangguan Akibat
Kurang Yodium
(GAKY), Kurang
Vitamin A dan
Kekurangan Zat Gizi
Lainnya
1.
Incidence Rate
BDB per 100.000
penduduk
Angka Kesakitan
TB Paru BTA (+)
Angka Kesakitan
Diare per 1.000
Penduduk
< 1%
Angka Kesakitan
HIV/AIDS per
100.000 penduduk
Program Perbaikan
Gizi Masyarakat
1.
02. 22.
Cakupan balita gizi
buruk mendapat
perawatan
100%
Persentase bayi baru
lahir mendapat Inisiasi
Menyusui Dini (IMD)
Cakupan RT yang
mengkonsumsi Garam
Beryodium
Persentase balita 6-59
bulan mendapat kapsul
vitamin A
Persentase ibu hamil
mendapat Fe 90 tablet
Persentase balita
ditimbang berat
badannya (D/S)
Persentase Puskesmas
yang membina KPASI
Remaja putri yang
mendapat Tablet
Tambahan Darah
Tersedianya
Cakupan pemberian
Pemberian Makanan makanan pendamping
Tambahan (PMT) bagi ASI pada anak usia 6-24
balita gizi kurang, gizi bulan keluarga miskin
buruk, ibu hamil KEK
dan Lansia
Persentase bumil KEK
yang mendapat PMT
Terselenggaranya
Persentase bayi usia 0-6
penanggulangan dan bulan mendapat ASI
Perbaikan Masalah
Eksklusif
Kesehatan Gizi
Persentase puskesmas
yang memiliki konselor
ASI
571,660,000
100
623,627,000
100
675,595,000
100
727,560,000
100%
779,530,000
100%
3,377,972,000
Bidang Kesga
Kota
Mojokerto
38%
31,660,000
41%
33,127,000
44%
37,045,000
47%
38,155,000
50%
40,530,000
50%
180,517,000
Bidang Kesga
Kota
Mojokerto
1,675,000,000
Bidang Kesga
Kota
Mojokerto
1,522,455,000
Bidang Kesga
Kota
Mojokerto
20,673,380,000
Bidang P2PL
Kota
Mojokerto
1,047,750,000
Bidang P2PL
Kota
Mojokerto
537,380,000
Bidang P2PL
Kota
Mojokerto
1,208,900,000
Bidang P2PL
Kota
Mojokerto
16,034,800,000
Bidang P2PL
Kota
Mojokerto
90%
92%
94%
95%
96%
96%
91.91%
85%
85%
86%
87%
88%
88%
94.04%
85%
87%
89%
91%
93%
93%
66.50%
60%
65%
70%
75%
80%
80%
40%
50%
60%
60%
80%
80%
5%
7%
10%
12%
15%
15%
100%
100%
58%
60
330,000,000
60%
280,500,000
62
100%
360,000,000
70%
308,550,000
64
100%
390,000,000
80%
329,405,000
65%
100%
80%
349,000,000
65%
80
100%
100%
40%
50
60
70
80%
80%
100%
96%
0,09%
45%
20 lokasi focus
20 lokasi focus
3,386,200,000
97%
3,724,900,000
45%
98%
4,097,380,000
47%
198,000,000
Cakupan penemuan
dan penanganan
penderita Pneumonia
balita
64,17%
70%
80%
90%
95%
100%
90%
Cakupan penemuan
dan penanganan pasien
baru TB BTA positif
77,10%
80%
85%
90%
95%
100%
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
2 paket
< 1%
1.
02. 22. 05. Pelayanan
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
Terselenggaranya
pelayanan
pencegahan dan
penanggulangan
penyakit menular
Cakupan penemuan
penderita AFP per
100.000 penduduk usia
< 15 tahun
Cakupan penanganan
penderita diare
Angka bebas jentik
98,85%
%
96,800,000
>2
217,900,000
0%
2,626,500,000
%
2 paket
106,480,000
>2
239,600,000
0%
2,889,100,000
%
228,400,000
20 lokasi focus
2 paket
117,200,000
>2
263,500,000
53%
>2
Presentase pemenuhan
kebutuhan alat dan
bahan fogging
20 lokasi focus
51%
100%
16,76
Terpenuhinya alat
fogging dan bahanbahan fogging
207,700,000
4,957,800,000
88,000,000
0%
02. 22. 02. Pengadaan Alat
Fogging dan Bahanbahan Fogging
2 paket
49%
100%
2 paket
0%
1.
20 lokasi focus
4,507,100,000
20 lokasi focus
< 1%
188,800,000
99%
171,600,000
Presentase sasaran
lokasi focus yang
dilakukan fogging
CFR penderita DBD
Terlaksananya
Gerakan
Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN
Terintegrasi) oleh
Kader Motivator
Kesehatan
50%
255,000,000
100%
60
Terlaksananya
penyemprotan
fogging focus Sarang
Nyamuk
02. 22. 06. Pencegahan
Penularan Penyakit
Endemik/Epidemik
310,000,000
40
02. 22. 01. Penyemprotan/
Fogging Sarang
Nyamuk
1.
100%
20%
1.
< 1%
285,000,000
50%
56.90%
Persentase puskesmas
yang membina
Kelompok Pendukung
ASI (KPASI)
Program Pencegahan Cakupan penemuan
dan Penanggulangan dan penanganan DBD
Penyakit Menular
Akses ODHA terhadap
Minum ARV
100%
0%
3,178,000,000
%
251,250,000
20 lokasi focus
2 paket
128,900,000
2 paket
>2
289,900,000
>2
0%
3,495,800,000
0%
%
3,845,400,000
95%
PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
1.
1.
Angka Kesakitan
PTM (Hipertensi,
DM, Jantung) per
.
penduduk
15 Tahun
Meningkatkan
Pencapaian
Meningkatnya
derajat kesehatan derajat kesehatan derajat kesehatan
individu, keluarga, masyarakat
masyarakat
masyarakat yang
optimal, serta
kemandirian
peran serta
masyarakat dalam
bidang kesehatan
angka kasus PTM
1.
02. 22. 08. Peningkatan Imunisasi Terjaminnya
Pelayanan Kesehatan
Imunisasi
02. 22. 09. Peningkatan
Terselenggaranya
Surveilance
surveilance
Epidemiologi dan
Epideniologi dan
Penanggulangan
Penanggulangan
Wabah
Wabah
02. 22. 12. Peningkatan
Terselenggaranya
Pelayanan dan
Pelayanan dan
penanggulangan
penanggulangan PTM
Penyakit Tidak
Menular
Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat
1.
02. 16.
1.
02. 16. 04. Penyelenggaraan
Pencegahan dan
Pemberantasan
Penyakit Menular dan
Wabah
1.
02. 16. 12. Peningkatan
Pelayanan dan
Penanggulangan
Masalah Kesehatan
Cakupan desa/
kelurahan UCI
100%
96%
192,100,000
97%
211,300,000
98%
232,400,000
99%
255,700,000
100%
281,250,000
90%
1,172,750,000
Bidang P2PL
Kota
Mojokerto
Cakupan KLB dilakukan
penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
100%
100%
55,000,000
100%
60,500,000
100%
66,600,000
100%
73,250,000
100%
80,550,000
100%
335,900,000
Bidang P2PL
Kota
Mojokerto
Jumlah kelompok
populasi yang dilakukan
pelayanan screning
faktor resiko PTM
2 kel populasi
2 kel populasi
55,000,000
2 kel populasi
60,500,000
2 kel populasi
66,600,000
2 kel populasi
73,250,000
2 kel populasi
80,550,000
2 kel populasi
335,900,000
Bidang P2PL
Kota
Mojokerto
Presentase puskesmas
yang melaksanakan
pengendalian PTM
terpadu
20%
20%
100%
100%
Cakupan penemuan
penderita AFP per
100.000 penduduk usia
< 15 tahun
16,76
>2
Cakupan penemuan
dan penanganan
penderita Pneumonia
balita
64,17%
70%
80%
90%
95%
100%
90%
Cakupan penemuan
dan penanganan pasien
baru TB BTA positif
77,10%
80%
85%
90%
95%
100%
90%
Cakupan penemuan
dan penanganan DBD
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Cakupan penanganan
penderita diare
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Cakupan kunjungan ibu
hamil K-4
92%
93%
Cakupan komplikasi
kebidanan yang
ditangani
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan yang
memiliki kompetensi
93,2%
95%
97%
97%
100%
100%
100%
Cakupan pelayanan
nifas
92,1%
95%
97%
97%
100%
100%
100%
Cakupan neonatus
dengan komplikasi yang
ditangani
81%
90%
92%
94%
97%
100%
100%
Cakupan kunjungan
bayi
90%
90%
91%
92%
94%
95%
95%
Cakupan pelayanan
anak balita
85%
90%
91%
92%
94%
95%
95%
Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan
setingkat
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Persentase
puskesmas dan
jaringannya sesuai
standar SPM
Terselenggaranya
pencegahan dan
pemberantasan
penyakit menular dan
Wabah pada sarana
pelayanan kesehatan
dasar
Terselenggaranya
pelayanan dan
penanggulangan
Masalah Kesehatan
pada sarana
pelayanan kesehatan
dasar
Cakupan peserta KB
Aktif
1.
02. 16. 13. Penyediaan Biaya
Operasional dan
Pemeliharaan
Tercukupinya
pemenuhan
kebutuhan
penyediaan biaya
operasional dan
pemeliharaan pada
sarana pelayanan
kesehatan dasar
Jumlah puskesmas yang
mendapatkan biaya
operasional dan
pemeliharaan untuk
mendukung
pelaksanaan pelayanan
kesehatan kepada
masyarakat
68,76%
70%
5 puskesmas
5 puskesmas
40%
23,424,719,000
163,319,000
455,900,000
100%
>2
93%
60%
43,920,450,000
179,650,000
501,500,000
70%
757,500,000
5 puskesmas
100%
>2
95%
80%
48,570,350,000
190,000,000
551,700,000
70%
833,300,000
5 puskesmas
100%
>2
96%
100%
35,432,270,000
200,000,000
606,800,000
70%
916,600,000
5 puskesmas
100%
>2
98%
100%
38,502,400,000
220,000,000
667,500,000
70%
1,008,250,000
5 puskesmas
100%
>2
95%
187,518,589,000 UPT Puskesmas
Kota
Mojokerto
952,969,000 UPT Puskesmas
Kota
Mojokerto
2,783,400,000 UPT Puskesmas
Kota
Mojokerto
4,624,750,000 UPT Puskesmas
Kota
Mojokerto
70%
1,109,100,000
5 puskesmas
PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
Meningkatkan
Mendukung
Meningkatnya
lingkungan yang terwujudnya
akses pada
bersih dan sehat KAWASAN KOTA lingkungan yang
SEHAT
bersih dan sehat
Meningkatkan
lingkungan yang
bersih dan sehat
Mendukung
terwujudnya
KAWASAN KOTA
SEHAT
Meningkatnya
akses pada
lingkungan yang
bersih dan sehat
Presentase
kelurahan
memenuhi
tatanan Kota
Sehat (kawasan
dengan tatanan
kehidupan
masyarakat sehat
mandiri)
Cakupan rumah
tangga ber-PHBS
100% (18 Kel)
70%
1.
02. 21.
Program
Pengembangan
Lingkungan Sehat
Presentase KK yang
akses ODF (Open
Defecation Free)
1.
02. 21. 01. Pengkajian
Pengembangan
Lingkungan Sehat
Terselenggaranya
pelayanan
pengembangan
kawasan lingkungan
Sehat Mandiri
1.
1.
1.
02. 19. 02. Penyuluhan
Masyarakat Pola
Hidup Sehat
1.
02. 19. 03. Peningkatan
Pemanfaatan Sarana
Kesehatan
1.
Meningkatkan
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas,
profesional dan
berkeadilan
Presentase sarana
pelayanan
kesehatan sesuai
standar pelayanan
kesehatan
Terwujudnya
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas dan
profesional
Cakupan fasilitas
kesehatan dasar
sesuai standar
atau terakreditasi
menuju status
PARIPURNA dan
berkelanjutan
100%
(5 UPT)
Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
02. 19. 01. Pengembangan Media
Promosi dan
Informasi Sadar Hidup
Sehat
02. 19.
02. 19. 04. Peningkatan
Pendidikan Penyuluh
Kesehatan
85%
90%
500,000,000
95%
600,000,000
100%
700,000,000
100%
800,000,000
100%
900,000,000
100%
3,500,000,000
Bidang P2PL
Kota
Mojokerto
84,3%
85%
500,000,000
85%
600,000,000
87%
700,000,000
87%
800,000,000
90%
900,000,000
90%
3,500,000,000
Bidang P2PL
Kota
Mojokerto
Cakupan TTU sehat
83,15%
85%
85%
85%
87%
90%
90%
Bidang P2PL
Cakupan Tempat
Pengolahan Makanan
(TPM) sehat
64,04%
65%
65%
70%
72%
75%
75%
Bidang P2PL
Kota
Mojokerto
Kota
Mojokerto
Cakupan akses air
bersih
83,14%
85%
90%
80%
415,000,000
85%
454,500,000
90%
495,950,000
95%
540,000,000
100%
590,000,000
100%
3 media
4 media
55,000,000
4 media
60,000,000
5 media
65,000,000
5 media
70,000,000
5 media
75,000,000
Cakupan rumah tangga
yang dikaji PHBS
20%
20%
165,000,000
20%
180,000,000
20%
195,000,000
20%
210,000,000
20%
Cakupan posyandu aktif
90%
80%
75,000,000
82%
82,500,000
85%
90,750,000
87%
100,000,000
90%
Cakupan rumah sehat
Cakupan kelurahan
siaga aktif
Terlaksananya
pengadaan media
penyuluhan promosi
kesehatan pada
masyarakat
Terlaksananya
penyuluhan dan
pembinaan
masyarakat ber-PHBS
Terselenggaranya
pembinaan/
koordinasi kader dan
event pada Upaya
Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat
Terlaksananya
peningkatan
pendidikan penyuluh
Kader Motivator
Kesehatan
Jumlah media
penyuluhan promosi
kesehatan
Cakupan posyandu
PURI
Prosentase poskesdes
beroperasi
Prosentase poskestren
yang dibina
Prosentase posbindu
PTM yang dibina
Program Standarisasi Jumlah puskesmas
Pelayanan Kesehatan yang menerapkan
sistem manajemen
mutu pelayanan
kesehatan menuju
standar Akreditasi
Paripurna
85%
64%
85%
68%
87%
70%
95%
90%
72%
23 media
325,000,000
Bidang PKM
Kota
Mojokerto
230,000,000
20%
980,000,000
Bidang PKM
Kota
Mojokerto
110,000,000
90%
458,250,000
Bidang PKM
Kota
Mojokerto
175,000,000
30%
732,200,000
Bidang PKM
Kota
Mojokerto
1,358,125,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
74%
80%
26%
7 posbindu
11%
0
1 puskesmas
(DASAR)
187,500,000
5 puskesmas
(DASAR)
261,250,000
5 puskesmas
(DASAR)
276,375,000
5 puskesmas
(PARIPURNA)
308,000,000
5 puskesmas
(PARIPURNA)
325,000,000
5 puskesmas
(PARIPURNA)
132,000,000
12%
28%
97%
145,200,000
13%
29%
Kota
Mojokerto
Kota
Mojokerto
Bidang PKM
5 poskestren
27%
Bidang P2PL
2,495,450,000
18 poskesdes
120,000,000
96%
90%
98%
160,000,000
14%
30%
15%
15%
1.
02. 23.
1.
02. 23. 01. Penyusunan Standar Terlaksananya standar
Pelayanan Kesehatan operasional prosedur
pelayanan kesehatan
sesuai standart
Jumlah puskesmas
Layanan Kesehatan
yang memiliki dokumen
SOP sesuai standar
0
5 UPT
(5 Puskesmas)
137,500,000
5 UPT
151,250,000
5 UPT
166,375,000
5 UPT
183,000,000
5 UPT
200,000,000
5 dokumen
838,125,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
1.
02. 23. 02. Evaluasi dan
Pengembangan
Standar Pelayanan
Kesehatan
Jumlah puskesmas
terakuntabilisasi
Pengelolaan Keuangan
BLUD
Jumlah dokumen
Penilaian Kinerja
Puskesmas (PKP)
0
5 puskesmas
50,000,000
5 puskesmas
110,000,000
5 puskesmas
110,000,000
5 puskesmas
125,000,000
5 puskesmas
125,000,000
5 puskesmas
520,000,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
1 Dokumen
1 Dokumen
Terlaksananya
pembinaan/
penyusunan penilaian
Kinerja Puskesmas
dan pengelolaan
keuangan BLUD
1 Dokumen
1 Dokumen
1 Dokumen
1 Dokumen
1 Dokumen
PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
Meningkatkan
Presentase sarana Terwujudnya
pelayanan
pelayanan
pelayanan
kesehatan yang
kesehatan sesuai kesehatan yang
berkualitas,
standar pelayanan berkualitas dan
profesional dan
kesehatan
profesional
berkeadilan
Ketersediaan obat
dan perbekalan
kesehatan di
puskesmas dan
jaringannya
100%
02. 15.
1.
02. 15. 01. Pengadaan Obat dan Terlaksananya
Jumlah paket obat
Perbekalan Kesehatan pengadaan obat dan /perbekalan kesehatan
perbekalan kesehatan yang diadakan
1.
02. 15. 02. Peningkatan
Terlaksananya
Pemerataan Obat dan pendistribusian obat
Perbekalan Kesehatan dan perbekalan pada
sarana pelayanan
kesehatan dasar
02. 15. 05. Peningkatan Mutu
Terlaksananya
Penggunaan Obat dan perencanaan
Perbekalan Kesehatan kebutuhan Obat dan
penggunaan obat
rasional (POR)
1.
Pemenuhan
kebutuhan sarana
dan prasarana
puskesmas/
puskesmas
pembantu yang
bermutu
100%
Presentase sarana
pelayanan
kesehatan sesuai
standar pelayanan
kesehatan
Terwujudnya
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas dan
profesional
Cakupan fasilitas
kesehatan dasar
sesuai standar
atau terakreditasi
menuju status
PARIPURNA dan
berkelanjutan
100%
(6 UPT)
Program Pengadaan,
Peningkatan dan
Perbaikan Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/
Puskesmas Pembantu
dan Jaringannya
Cakupan ketersediaan
obat dan perbekalan
kesehatan (20 item
obat Esensial)
Jumlah puskesmas
dengan ketersediaan
obat dan perbekalan
kesehatan yang
mencukupi
Cakupan penggunaan
obat rasional (POR)
untuk tiga indikator
penyakit
100%
3,221,750,000
100%
3,536,500,000
100%
3,887,300,000
100%
4,270,000,000
100%
4,665,000,000
100%
19,580,550,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
4 Paket
4 Paket
3,026,750,000
4 Paket
3,329,000,000
4 Paket
3,662,300,000
4 Paket
4,025,000,000
4 Paket
4,400,000,000
20 paket
18,443,050,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
5 puskesmas
5 puskesmas
120,000,000
5 puskesmas
125,000,000
5 puskesmas
135,000,000
5 puskesmas
150,000,000
5 puskesmas
165,000,000
5 puskesmas
695,000,000
UPT Gudang
Farmasi
Kota
Mojokerto
95%
95%
75,000,000
96%
82,500,000
96%
90,000,000
97%
95,000,000
97%
100,000,000
97%
442,500,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
0
5 dok pusk
5 dok pusk
33,742,510,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
1 puskesmas
4,000,000,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
100%
8,070,900,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
671,610,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
2 pustu
4,000,000,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
02. 25.
1.
02. 25. 01. Pembangunan
Puskesmas
Terwujudnya
bangunan fisik
Puskesmas Induk
Jumlah bangunan
puskesmas induk baru
0
0
1.
02. 25. 07. Pengadaan Sarana
dan Prasarana
Puskesmas
Tersedianya
pemenuhan
kebutuhan sarana dan
prasarana Puskesmas
dan jaringannya
Persentase
ketersediaan sarana
dan prasarana Non fisik
puskesmas dan
jaringannya tercukupi
100%
100%
1.
02. 25. 14. Pemeliharaan Rutin/ Tercukupinya
Berkala Sarana dan
pemenuhan
Prasarana Puskesmas kebutuhan
pemeliharaan sarana
dan prasarana
Puskesmas dan
jaringannya
Jumlah puskesmas/
puskesmas pembantu
yang membutuhkan
pemeliharaan
aldok/alkes/alat laborat
dalam kondisi baik
5 puskesmas
5 puskesmas
1.
02. 25. 21. Peningkatan
Terwujudnya
Puskesmas Pembantu bangunan fisik
menjadi Puskesmas
Puskesmas Pembantu
menjadi Puskesmas
02. 25. 22. Rehabilitasi Sedang/ Terwujudnya rehab
Berat Puskesmas
bangunan fisik
Puskesmas
Jumlah bangunan pustu
yang ditingkatkan
menjadi puskesmas
0
0
0
0
Jumlah puskesmas yang
kondisinya
representatif
0
0
0
1.
02. 25. …… Peningkatan
Puskesmas Menjadi
Rumah Sakit
Jumlah bangunan
puskesmas yang
ditingkatkan menjadi
rumah sakit khusus
(tipe D)
0
0
0
1.
02. 33.
6 UPT
6 UPT
1.
02. 33. 01. Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Laboratorium
Kesehatan
Persentase
ketersediaan sarana
dan prasarana
laboratorium kesehatan
sesuai yang dibutuhkan
100%
100%
Persentase sampel yang
diuji/diperiksa pada
fasilitas kesehatan
laboratorium sesuai
standar pengujian
100%
100%
Jumlah layanan
laboratorium kesehatan
terakreditasi dan
berkelanjutan
I UPT
I UPT
Jumlah pegawai
mendapat incentif
retribusi jasa
manajemen pelayanan
kesehatan
0
60 orang
1.
1.
02. 33. 02
Program Upaya
Kesehatan
Perorangan
Peningkatan
Pelayanan
Laboratorium
Kesehatan
Jumlah dokumen
perencanaan
kenutuhan sarana dan
prasarana puskesmas
dan jaringannya
100%
1.
1.
Meningkatkan
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas,
profesional dan
berkeadilan
Program Obat dan
Perbekalan
Kesehatan
1.
Terwujudnya
bangunan fisik
Puskesmas menjadi
Rumah Sakit
Jumlah UPT yang
dapat memberikan
pelayanan kesehatan
sesuai standar
Terlaksananya
ketersediaan sarana
dan prasarana
laboratorium
kesehatan sesuai
standart
Terwujudnya
pelayanan
laboratorium
kesehatan
berorientasi Sistem
Manajemen Mutu
02. 33. 05. Peningkatan
Terlaksananya
Pelayanan Kesehatan pelayanan
Dasar Puskesmas
pemeriksaan
kesehatan perorangan
1,432,000,000
5 dok pusk
0
1,322,000,000
110,000,000
10,575,200,000
0
100%
5 puskesmas
0
1,454,200,000
121,000,000
5 dok pusk
9,732,700,000
5 dok pusk
1 puskesmas
4,000,000,000
0
100%
1,599,600,000
100%
5 puskesmas
133,100,000
5 puskesmas
3,906,010,000
5 dok pusk
0
1,759,600,000
146,410,000
0
100%
5 puskesmas
1,935,500,000
161,100,000
0
1 pustu
1 puskesmas
2,000,000,000
0
0
0
0
0
0
1 puskesmas
2,000,000,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
1 puskesmas
7,000,000,000
1 puskesmas
8,000,000,000
0
0
0
0
2 puskesmas
15,000,000,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
4,462,400,000
6 UPT
4,908,750,000
6 UPT
5,399,600,000
6 UPT
5,939,500,000
6 UPT
6,533,400,000
6 UPT
1,267,200,000
100%
1,393,900,000
100%
1,533,300,000
100%
1,686,600,000
100%
1,855,300,000
100%
219,700,000
2,975,500,000
I UPT
60 orang
241,750,000
3,273,100,000
I UPT
60 orang
100%
265,900,000
3,600,400,000
I UPT
60 orang
2,000,000,000
5 puskesmas
0
100%
1 pustu
0
0
100%
2,000,000,000
4,096,600,000
100%
292,500,000
3,960,400,000
100%
60 orang
24,077,850,000 Labkesda dan
Puskesmas
Kota
Mojokerto
7,736,300,000
Labkesda
Kota
Mojokerto
100%
1,341,550,000
Labkesda
Kota
Mojokerto
60 orang
15,000,000,000
Sekretariat
Kota
Mojokerto
100%
321,700,000
4,356,400,000
PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
Meningkatkan
Presentase sarana Peningkatan
pelayanan
pelayanan
kualitas SDM
kesehatan yang
kesehatan sesuai Kesehatan
berkualitas,
standar pelayanan
profesional dan
kesehatan
berkeadilan
1.
1.
1.
Meningkatkan
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas,
profesional dan
berkeadilan
Presentase sarana
pelayanan
kesehatan sesuai
standar pelayanan
kesehatan
Terwujudnya
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas dan
profesional
1.
1.
1.
1.
1.
1.
Program Kemitraan Jumlah puskesmas
Peningkatan
memberikan
Pelayanan Kesehatan pelayanan kemitraan
spesialistik dan dokter
umum
02. 28. 04. Kemitraan Alih
Terlaksananya
Teknologi Kedokteran kemitraan yang
dan Kesehatan
mendukung upaya
mengatasi masalahmasalah kesehatan
02. 28.
5 puskesmas
5 puskesmas
204,850,000
5 puskesmas
225,300,000
5 puskesmas
247,800,000
5 puskesmas
272,600,000
5 puskesmas
299,900,000
5 puskesmas
Cakupan penanganan
komplikasi kebidanan
yang ditangani
100.04%
80%
108,350,000
80%
119,200,000
90%
131,100,000
95%
144,200,000
100%
158,600,000
100%
Cakupan pelayanan
neonatal komplikasi
yang ditangani
98.30%
82%
02. 28. 05. Kemitraan
Terlaksanakan
Peningkatan Kualitas pembinaan,
Dokter dan Paramedis pengawasan dan
penyusunan dokumen
manajemen SDM
KESEHATAN
02. 17.
Program Pengawasan Presentase sarana
Obat dan Makanan
obat dan makanan
terinspeksi dan dibina
untuk memenuhi
standar kesehatan
Jumlah dokumen
manajemen sumber
daya manusia
kesehatan yang
tersusun
100%
100%
96,500,000
100%
106,100,000
100%
116,700,000
100%
128,400,000
100%
141,300,000
100%
75%
81,900,000
75%
90,200,000
75%
99,100,000
80%
109,000,000
80%
02. 17. 01. Peningkatan
Pemberdayaan
Konsumen/
Masyarakat di Bidang
Obat dan Makanan
02. 17. 02. Peningkatan
Pengawasan
Keamanan Pangan
dan Bahan Berbahaya
Terjaminnya
keamanan mutu obat
dan makanan yang
beredar di masyarakat
Jumlah masyarakat /
konsumen memahami
keamanan makmin dan
obat yg beredar
0
180 org
46,400,000
180 org
51,100,000
180 org
56,100,000
180 org
61,700,000
180 org
Terinspeksinya
makanan minuman
yang beredar pada
Tempat Pengolahan
Makmin di
masyarakat telah
memenuhi syarat
Jumlah Tempat
Pengolahan Makmin
yang di SIDAK beredar
di masyarakat
20 lokasi TKP2MO
20 lokasi TKP2MO
170 PIRT memiliki
sertifikat ijin edar
15 PIRT
Program Pengawasan Presentase PIRT
dan Pengendalian
memiliki Sertifikat PKP
Kesehatan Makanan (Penyuluhan
Keamanan Pangan)
dan Laik Sehat
02. 31. 02. Pengawasan dan
Terjaminnya
Pengendalian
keamanan mutu
Keamanan dan
makanan pada PIRT
Kesehatan Makanan diawasi dan dibina
Hasil Produksi Rumah yang beredar di
Tangga
masyarakat
02. 31.
02. 31. 03. Pengawasan dan
Pengendalian
Keamanan dan
Kesehatan Makanan
Restaurant
Terjaminnya tempat
pengolahan makanan
di masyarakat telah
laik sehat
Jumlah industri rumah
tangga (PIRT) yang
diawasi dan dibina
memiliki sertifikat ijin
edar
Jumlah tempat
Pengolahan makmin
(Restoran/Rumah
Makan/Catering) yang
bersertifikat laik sehat
85%
90%
95%
43,000,000 20 lokasi TKP2MO
Kota
Mojokerto
661,450,000
Bidang Kesga
Kota
Mojokerto
100%
589,000,000
Sekretariat
Kota
Mojokerto
119,800,000
80%
500,000,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
67,800,000
900 org
283,100,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
216,900,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
100%
47,300,000 20 lokasi TKP2MO
1,250,450,000 Sekretariat dan
Bidang Kesga
100%
35,500,000 20 lokasi TKP2MO
39,100,000 20 lokasi TKP2MO
52,000,000 20 lokasi TKP2MO
40%
88,000,000
50%
96,800,000
60%
106,400,000
50%
117,100,000
60%
128,800,000
60%
537,100,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
15 PIRT
55,000,000
15 PIRT
60,500,000
15 PIRT
66,500,000
15 PIRT
73,200,000
15 PIRT
80,500,000
75 PIRT
335,700,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
5 TPM
(Tempat
Pengolahan
Makanan)
33,000,000
5 TPM
(Tempat
Pengolahan
Makanan)
36,300,000
5 TPM
(Tempat
Pengolahan
Makanan)
39,900,000
5 TPM
(Tempat
Pengolahan
Makanan)
43,900,000
5 TPM
(Tempat
Pengolahan
Makanan)
48,300,000
25 TPM
(Tempat
Pengolahan
Makanan)
201,400,000
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Kota
Mojokerto
PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
Meningkatkan
Presentase sarana Terwujudnya
pelayanan
pelayanan
pelayanan
kesehatan yang
kesehatan sesuai kesehatan yang
berkualitas,
standar pelayanan berkualitas dan
profesional dan
kesehatan
profesional
berkeadilan
Meningkatkan
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas,
profesional dan
berkeadilan
Presentase sarana
pelayanan
kesehatan sesuai
standar pelayanan
kesehatan
Terwujudnya
layanan kesehatan
masyarakat miskin
yang paripurna
Presentase UPT
pelayanan
kesehatan dasar
dengan Survey
Kepuasan
Masyarakat
minimal 75
Presentase
masyarakat miskin
yang
mendapatkan
layanan
kesehatan dasar
saat dibutuhkan
100%
100%
1.
02. 34.
Program Manajemen
dan Kebijakan
Pembangunan
Kesehatan
Persentase dokumen
kesehatan yang
dimanfaatkan untuk
bahan penentu
kebijakan Bidang
Kesehatan
100%
100%
Presentase jaringan
SIK yang berfungsi on
line
80%
100%
430,600,000
100%
454,500,000
100%
100%
510,800,000
100%
100%
546,400,000
100%
100%
594,400,000
100%
100%
2,536,700,000
100%
Sekretariat
Kota
Mojokerto
Bidang PKM
Kota
Mojokerto
1.
02. 34. 01. Pengembangan
Sistem Informasi
Kesehatan
Terpeliharanya
jaringan SIK di Dinas
Kesehatan,
Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu
Presentase Model
pelayanan kesehatan
didukung Aplikasi SIK
sesuai Data Base on
Line
25%
25%
211,400,000
50%
232,500,000
75%
255,800,000
100%
281,400,000
100%
309,400,000
100%
1,290,500,000
Bidang PKM
Kota
Mojokerto
1.
02. 34. 02. Pengembangan
Manajemen
Perencanaan Dalam
Bidang Kesehatan
Tersusunnya
dokumen
perencanaan dan
anggaran yang sesuai
standar
Persentase dokumen
perencanaan dan
anggaran yang tersusun
sesuai yang ditetapkan
100%
100%
119,200,000
100%
122,000,000
100%
130,000,000
100%
135,000,000
100%
140,000,000
100%
646,200,000
Sekretariat
Kota
Mojokerto
1.
02. 34. 03. Pengembangan
Kajian/ Penelitian
Program Kesehatan
Tersusunnya
dokumen kajian
pengembangan
pelayanan kesehatan
Jumlah dokumen kajian
pengembangan
pelayanan kesehatan
yang tersusun
1 dokumen
2 dokumen
50,000,000
2 dokumen
50,000,000
2 dokumen
65,000,000
2 dokumen
65,000,000
2 dokumen
75,000,000
5 dokumen
305,000,000
Sekretariat
Kota
Mojokerto
1.
02. 34. 04. Monitoring, Evaluasi
dan Pelaporan
Terlaksananya
koordinasi/monev/
evaluasi pada
program / kegiatan
Dinas Kesehatan
Presentase dokumen
monev/evaluasi yang
tersusun sesuai yang
ditetapkan
100%
100%
50,000,000
100%
50,000,000
100%
60,000,000
100%
65,000,000
100%
70,000,000
100%
295,000,000
Sekretariat
Kota
Mojokerto
1.
02. 35.
80.000 jiwa
80.000 jiwa
19,716,240,000
80.000 jiwa
21,513,300,000
80.000 jiwa
23,315,350,000
80.000 jiwa
25,123,150,000
80.000 jiwa
26,936,250,000
80.000 jiwa
116,604,290,000
Bidang PKM
Kota
Mojokerto
1.
02. 35. 01. Penyelenggaraan
Jaminan
Pemeliharaan
Kesehatan Semesta
Terselenggaranya
pelayanan kesehatn
jaminan kesehatan
semesta
Cakupan pelayanan
kesehatan dasar pada
peserta Total Coverage
75%
80%
19,212,000,000
85%
20,958,700,000
90%
22,705,200,000
95%
24,452,000,000
100%
26,198,000,000
80.000 jiwa
113,525,900,000
Bidang PKM
Kota
Mojokerto
1.
02. 35. 02
Terlaksananya
pengelolaan
manajemen
penyelenggaraan
Jaminan Kesehatan
Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan
masyarakat miskin
100%
100%
504,240,000
100%
554,600,000
100%
610,150,000
100%
671,150,000
100%
738,250,000
3,078,390,000
Bidang PKM
Kota
Mojokerto
Program
Pengelolaan/
Penyelenggaraan
Jaminan
Pemeliharaan
Kesehatan
Pengelolaan
Manajemen
Penyelenggaraan
Jaminan Kesehatan
Jumlah penduduk
yang dapat
mengakses layanan
kesehatan gratis
(Total Coverage) dan
terlindungi asuransi
kesehatan
Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan
peserta Total Coverage
6%
%
%
%
%
%
100%
%
PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
PROGRAM DAN KEGIATAN RUTIN
Meningkatkan
Presentase
Terwujudnya
profesionalisme
administrasi dan tertib administrasi
dan produktivitas manajemen
dan manajemen
aparatur dalam
keuangan, aset,
keuangan, aset,
memberikan
perencanaan dan perencanaan dan
pelayanan prima evaluasi
evaluasi
kepada
dilaksanakan
masyarakat
dengan tertib dan
teratur
Jumlah pelayanan
administrasi
perkantoran dan
pelaksanaan tugas
aparatur
terlaksana dengan
baik dan
profesional
27 Keg
1.
02. 01.
1.
Program Pelayanan
administrasi
perkantoran
1 tahun
1 tahun
1,625,500,000
1 tahun
1,765,450,000
1 tahun
1,919,150,000
1 tahun
2,087,365,000
1 tahun
2,290,235,000
5 tahun
9687700000
02. 01. 01. Penyediaan jasa surat Terselesaikannya
Persentase pengelolaan
menyurat
pekerjaan tambahan, SPJ dan pekerjaan
SPJ
tambahan
12 bulan
12 bulan
11,000,000
12 bulan
12,000,000
12 bulan
13,200,000
12 bulan
14,500,000
12 bulan
16,000,000
60 bulan
66,700,000
1.
02. 01. 02. Penyediaan jasa
komunikasi, sumber
daya air dan listrik
Terpenuhinya biaya
jasa sumber daya air
dan listrik
Persentase pemenuhan
biaya jasa sumber daya
air dan listrik
12 bulan
12 bulan
500,000,000
12 bulan
550,000,000
12 bulan
605,000,000
12 bulan
666,000,000
12 bulan
750,000,000
60 bulan
3,071,000,000
1.
02. 01. 04
Terpenuhinya biaya
jasa pemeliharaan
kesehatan PNS
Persentase penyediaan
tunjangan bahaya bagi
petugas laborat pusk &
Laborat Kesehatan
12 bulan
12 bulan
16,500,000
12 bulan
17,500,000
12 bulan
19,250,000
12 bulan
20,250,000
12 bulan
22,275,000
60 bulan
95,775,000
1.
02. 01. 06. Penyediaan jasa
pemeliharaan dan
perizinan kendaraan
dinas/ operasional
Terawatnya sarana
mobilitas dinas/
operasional dinas
Persentase penyediaan
BBM, pemeliharaan
dan perijinan
kendaraan dinas
12 bulan
12 bulan
365,000,000
12 bulan
383,250,000
12 bulan
402,000,000
12 bulan
422,000,000
12 bulan
444,000,000
60 bulan
2,016,250,000
1.
02. 01. 07. Penyediaan jasa
Terpenuhinya honor Persentase penyediaan
administrasi keuangan pengelola keuangan honor pengelolaan
dan pelaksana di
keuangan
Dinkes dan Puskesmas
12 bulan
12 bulan
134,000,000
12 bulan
147,400,000
12 bulan
162,100,000
12 bulan
178,500,000
12 bulan
196,200,000
60 bulan
818,200,000
1.
02. 01. 08. Penyediaan jasa
kebersihan kantor
Terpeliharanya
kebersihan gedung
kantor Dinas
Kesehatan,
Puskesmas dan
Gudang Farmasi
Persentase pemenuhan
kebutuhan
pemeliharaan
kebersihan gedung
kantor Dinas
Kesehatan, Puskesmas,
Labkesda dan Gudang
Farmasi
12 bulan
12 bulan
309,000,000
12 bulan
340,000,000
12 bulan
374,000,000
12 bulan
411,280,000
12 bulan
452,400,000
60 bulan
1,886,680,000
1.
02. 01. 09. Penyediaan jasa
perbaikan peralatan
kerja
Terpeliharanya alat alat kantor Dinas
Kesehatan
Persentase pemenuhan
kebutuhan
pemeliharaan alat-alat
kantor Dinas Kesehatan
12 bulan
12 bulan
22,000,000
12 bulan
23,100,000
12 bulan
24,250,000
12 bulan
25,500,000
12 bulan
26,750,000
60 bulan
121,600,000
1.
02. 01. 10. Penyediaan alat tulis
kantor
Terpenuhinya
kebutuhan ATK,
materai, perangko
dan buku cek di Dinas
Kesehatan
Persentase pemenuhan
kebutuhan ATK,
materai, perangko &
buku cek Dinas
Kesehatan
12 bulan
12 bulan
22,000,000
12 bulan
24,200,000
12 bulan
26,600,000
12 bulan
29,285,000
12 bulan
32,210,000
60 bulan
134,295,000
1.
02. 01. 11. Penyediaan barang
cetakan dan
penggandaan
Terpenuhinya
kebutuhan barang
cetakan dan
penggandaan di Dinas
Kesehatan
Persentase pemenuhan
kebutuhan barang
cetakan dan
penggandaan Dinas
Kesehatan
12 bulan
12 bulan
42,500,000
12 bulan
44,500,000
12 bulan
46,250,000
12 bulan
48,750,000
12 bulan
51,000,000
60 bulan
233,000,000
1.
02. 01. 12. Penyediaan
komponen instalasi
listrik/penerangan
bangunan kantor
Terpenuhinya
Persentase pemenuhan
kebutuhan komponen kebutuhan komponen
listrik di Dinas
listrik Dinas Kesehatan
Kesehatan
12 bulan
12 bulan
11,000,000
12 bulan
12,000,000
12 bulan
13,250,000
12 bulan
14,000,000
12 bulan
15,400,000
60 bulan
65,650,000
Penyediaan jasa
pemeliharaan
kesehatan PNS
Persentase
pemenuhan
pelayanan
penatausahaan
perkantoran
Sekretariat
Kota
Mojokerto
PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
1.
02. 01. 15. Penyediaan bahan
Terpenuhinya
bacaan dan peraturan kebutuhan akan
perundang-undangan informasi, baik itu
informasi dari
masyarakat maupun
menginformasikan
program kesehatan ke
masyarakat
Persentase pemenuhan
kebutuhan informasi
dari masyarakat
maupun program
kesehatan ke
masyarakat
12 bulan
12 bulan
7,500,000
12 bulan
8,000,000
12 bulan
9,000,000
12 bulan
10,000,000
12 bulan
12,000,000
60 bulan
46,500,000
1.
02. 01. 16. Penyediaan bahan
logistik kantor
Terpeliharanya
kebersihan,
keindahan, kerapian
dan kesehatan kantor
Dinas Kesehatan
Persentase pemenuhan
kebutuhan
pemeliharaan
kebersihan, keindahan,
kerapian dan kesehatan
kantor Dinas
12 bulan
12 bulan
33,000,000
12 bulan
36,000,000
12 bulan
40,000,000
12 bulan
44,000,000
12 bulan
48,000,000
60 bulan
201,000,000
1.
02. 01. 17. Penyediaan makanan Terpenuhinya
dan minuman
kebutuhan konsumsi
untuk rapat
koordinasi maupun
untuk menjamu tamu
Persentase pemenuhan
kebutuhan konsumsi
untuk rapat koordinasi
maupun untuk
menjamu tamu
12 bulan
12 bulan
13,000,000
12 bulan
14,500,000
12 bulan
15,750,000
12 bulan
17,300,000
12 bulan
19,000,000
60 bulan
79,550,000
1.
02. 01. 18. Rapat-rapat
koordinasi dan
konsultasi ke luar
daerah
Terpenuhinya
pembiayaan
perjalanan dinas luar
daerah
Persentase pemenuhan
pembiayaan perjalanan
dinas luar daerah
12 bulan
12 bulan
129,000,000
12 bulan
142,000,000
12 bulan
156,000,000
12 bulan
172,000,000
12 bulan
189,000,000
60 bulan
788,000,000
1.
02. 01. 19. Rapat-rapat
koordinasi dan
konsultasi ke dalam
daerah
Terpenuhinya
pembiayaan
perjalanan dinas
dalam daerah
Persentase pemenuhan
pembiayaan perjalanan
dinas dalam daerah
12 bulan
12 bulan
10,000,000
12 bulan
11,000,000
12 bulan
12,500,000
12 bulan
14,000,000
12 bulan
16,000,000
60 bulan
63,500,000
1.
02. 02.
12 bulan
12 bulan
5,135,400,000
12 bulan
2,748,900,000
12 bulan
1,371,900,000
12 bulan
1,494,500,000
12 bulan
1,629,400,000
12 bulan
12,380,100,000
1.
02. 02. 02. Pembangunan Rumah Terpenuhinya
Dinas
kebutuhan sarana
Rumah Dinas Medis
dan Paramedis
0
0
0
3 rumdin
1,000,000,000
0
0
3 rumdin
1,000,000,000
1.
02. 02. 07. Pengadaan
Terpenuhinya sarana Persentase pemenuhan
perlengkapan gedung perlengkapan gedung sarana perlengkapan
kantor
kantor untuk
gedung kantor untuk
menunjang
menunjang kelancaran
kelancaran kegiatan kegiatan
12 bulan
12 bulan
80,300,000
12 bulan
88,300,000
12 bulan
97,150,000
12 bulan
106,800,000
12 bulan
117,500,000
60 bulan
490,050,000
1.
02. 02. 09. Pengadaan Peralatan Terpenuhinya
Gedung Kantor
peralatan kantor
untuk menunjang
kelancaran kegiatan
Persentase pemenuhan
sarana peralatan kantor
untuk menunjang
kelancaran kegiatan
12 bulan
12 bulan
171,100,000
12 bulan
188,250,000
12 bulan
207,000,000
12 bulan
217,400,000
12 bulan
228,300,000
60 bulan
1,012,050,000
1.
02. 02. 10. Pengadaan Meubelair Terpenuhinya sarana
meubelair untuk
menunjang
kelancaran kegiatan
Persentase pemenuhan
sarana meubelair
kantor untuk
menunjang kelancaran
kegiatan
12 bulan
12 bulan
44,000,000
12 bulan
48,000,000
12 bulan
50,800,000
12 bulan
53,300,000
12 bulan
56,000,000
60 bulan
252,100,000
1.
02. 02. 22. Pemeliharaan Rutin/
Berkala Gedung
Kantor
Terpeliharanya sarana Presentase pemenuhan
fisik kantor
pemeliharaan
rutin/berkala sarana
fisik gedung kantor
12 bulan
12 bulan
220,000,000
12 bulan
242,000,000
12 bulan
266,200,000
12 bulan
293,000,000
12 bulan
322,100,000
60 bulan
1,343,300,000
Program Peningkatan Persentase
Sarana dan Prasarana pemenuhan sarana
Aparatur
prasarana Aparatur
termasuk penunjang
pelayanan
administrasi rutin
perkantoran
Jumlah pembangunan
kebutuhan Rumdin
dalam kondisi baik
0
0
0
0
Sekretariat
Kota
Mojokerto
PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
1.
02. 02. 29. Pemeliharaan Rutin/
Berkala Meubelair
Terpeliharanya
barang-barang
meubelair untuk
menunjang
kelancaran kegiatan
Persentase pemenuhan
pemeliharaan sarana
meubelair kantor untuk
menunjang kelancaran
kegiatan
12 bulan
12 bulan
7,000,000
12 bulan
8,000,000
12 bulan
9,000,000
12 bulan
9,000,000
12 bulan
10,000,000
60 bulan
43,000,000
1.
02. 02. 33. Pemeliharaan
Keamanan Rumah
Jabatan/Dinas/
Gedung Kantor
Terpeliharanya
keamanan aset
gedung kantor dan
lingkungan di Dinas
Kesehatan,
Puskesmas dan
Gudang Farmasi
Jumlah lokasi mendapat
pengamanan
aset/gedung kantor
21 lokasi
21 lokasi
613,000,000
21 lokasi
674,350,000
22 lokasi
741,750,000
22 lokasi
815,000,000
22 lokasi
895,500,000
22 lokasi
3,739,600,000
1.
02. 02. 41. Rehabilitasi Sedang/
Berat Rumah Dinas
Terlaksananya
rehabilitasi rumah
dinas medis dan
paramedis yang lebih
representatif
Jumlah Rehab
Sedang/Berat Rumdin
Medis dan paramedis
yang lebih
Representatif
0
0
0
2 rumdin
500,000,000
0
0
0
0
0
0
2 rumdin
500,000,000
1.
02. 02. 42. Rehabilitasi Sedang/ Terlaksananya
Berat Gedung Kantor rehabilitasi gedung
kantor Dinas
Kesehatan yang lebih
representatif
Jumlah rehab
sedang/berat Gedung
Dinas Kesehatan yang
lebih Representatif
0
1 gedung
0
0
0
0
0
1 gedung
4,000,000,000
1.
02. 03.
Program Peningkatan Presentase
Disiplin Aparatur
pemenuhan seragam
khusus bagi pegawai
02. 03. 05. Pengadaan Pakaian
Tersedianya seragam Jumlah paket seragam
Khusus Hari-Hari
khusus bagi pegawai khusus bagi pegawai
Tertentu
0
1.
1.
1.
1.
Program Peningkatan Persentase Temuan
Kapasitas Sumber
Laporan Hasil
Daya Aparatur
Pemeriksaan (LHP)
atas penggunaan
anggaran keuangan
dan aset yang
ditindaklanjuti
02. 05. 02. Sosialisasi Peraturan Tersosialisasikannya
Perundang-undangan aturan-aturan baru
dalam pelaksanaan
anggaran
02. 05.
02. 05. 04. Peningkatan
Keterampilan dan
Profesionalisme
Terlaksananya
pembinaan yang
dilaksanakan dalam
rangka peningkatan
kapasitas aparatur
Jumlah pertemuan
sosialisasi aturanaturan baru dalam
pelaksanaan
pengelolaan keuangan
Jumlah
laporan/dokumen
profesionalisme tenaga
kesehatan dalam
rangka peningkatan
kapasitas aparatur
4,000,000,000
0
0
0
0
0
0
0
100%
100,000,000
0
0
0
0
100%
100,000,000
0
0
0
0
0
1 paket
100,000,000
0
0
0
0
1 paket
100,000,000
100%
100%
61,000,000
100%
64,750,000
100%
68,500,000
100%
72,800,000
100%
80,000,000
100%
347,050,000
0
2 kali
10,000,000
2 kali
11,000,000
2 kali
12,000,000
2 kali
13,500,000
2 kali
15,000,000
10 kali
61,500,000
4 Lap/dokumen
4 Lap/dokumen
51,000,000
4 Lap/dokumen
53,750,000
4 Lap/dokumen
56,500,000
4 Lap/dokumen
59,300,000
4 Lap/dokumen
65,000,000 20 Lap/dokumen
285,550,000
Sekretariat
Kota
Mojokerto
Sekretariat
Kota
Mojokerto
Download