Ujian Kecakapan Dasar Keagamaan (KDK) di Kota Mojokerto Pada tanggal 3 Maret 2013, Pemerintah Daerah Kota Mojokerto bekerjasama dengan Kementerian Agama Kota Mojokerto tengah menindaklanjuti Perwali No. 23 Tahun 2011 tentang program KDK (Kecakapan Dasar Keagamaan) bagi siswa SD/MI. Hal ini patut dihargai karena dunia pendidikan sedang gencar-gencarnya menghadapi program pembangunan karakter (character building) bagi generasi muda – yang notabene adalah pendidikan agama. Jadi dengan adanya ujian KDK ini, siswa akan memperoleh sertifikat sebagai pengantar untuk mendaftar Ujian Nasional (UN). Hadir dalam peninjauan pelaksanaan ujian KDK tersebut Wakil Bupati Drs. KH Mas’ud Yunus, MPd, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Mojokerto Drs. Syamsuri Arif, MSi, Kabid SD/MI Diknas Kota Mojokerto Drs. Eko Edy Susanto, MSi, serta Kasi Penamas dan Pekapontren pada Kantor Kementerian Agama Kota Mojokerto Drs. M. Shoheh. KDK sendiri mempunyai tujuan untuk menciptakan siswa SD/MI yang beriman, bertaqwa dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Mencegah dan/ atau mengurangi pengaruh budaya buruk dalam pembentukan karakter siswa dan mensinergikan lembaga pendidikan formal, non formal dan informal dalam satu sistem pendidikan yang terpadu untuk meningkatkan moralitas siswa. Teknis pelaksanaan KDK ini menjadi tanggung jawab yang menjadi leading sector, karena mempunyai Drs. Syamsuri Arif tugas dalam hal peningkatan kualitas pengamalan kehidupan beragama secara keseluruhan baik agama Islam maupun non Islam. Untuk siswa yang beragama Islam pelaksana seleksi untuk memperoleh sertifikat KDK, adalah TPQ yang sudah mendapat nomor statistik dari Kankemenag Kota Mojokerto. Bagi siswa yang beragama Katholik oleh Lembaga Gereja Katholik Paroki Santo Yosef Mojokerto, siswa yang beragama Kristen oleh Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Kota Mojokerto. Sedangkan untuk siswa yang beragama Hindu dan Buddha, masing-masing oleh Lembaga Parisada Hindu Dharma Indonesia Mojokerto dan Lembaga Majelis Buddhayana Indonesia Mojokerto. Dalam penjelasannya Syamsuri Arif mengatakan, bahwa indikator atau standar kemampuan dasar penetepan KDK antara lain; bagi agama Islam meliputi kemampuan dan kecakapan membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, melaksanakan ibadah shalat dan puasa sesuai dengan sya- riat dan rukunnya, serta berbudi pekerti luhur sesuai dengan prinsipprinsip Akhlaqul Karimah. Untuk agama Katholik, indikatornya adalah kemampuan dan kecakapan dalam menghafal doa-doa pokok gereja yang meliputi: Shadat/Aku Percaya; doa Bapa Kami, doa Salam Maria, doa Tobat dan Kemuliaan, serta mampu menghafal Kesepuluh Perintah Allah dan Lima Perintah Gereja serta berbudi pekerti luhur. Indikator KDK untuk agama Kristen meliputi; pengajaran dasar Imam Kristen dan kehadiran dan keaktifan di Sekolah Minggu. Sedangkan bagi agama Hindu, indikatornya meliputi; kemampuan dan kecakapan dalam mengucapkan dan melafalkan mantra Tri Sandya, hafal dan menghayati Srada/Keyakinan yaitu Panca Srada dan berbudi pekerti luhur. Dan untuk agama Buddha indikatornya adalah; Doa Namaskara Gatha, Vandana, Tisarana, Pancasila Buddha Dharma dan berbudi pekerti luhur. Ujian KDK pada tahun ini diikuti oleh 2.582 siswa yang terdiri dari 2.367 siswa Islam, 204 siswa Kristen dan Katholik, 2 siswa Hindu dan 9 siswa Buddha. Proses ujian ini dilaksanakan di 22 tempat, yang hampir semuanya peninjauan pelaksanaannya didatangi oleh rombongan. Harapan Kepala Kankemenag Kota Mojokerto, agar program ini menjadi percontohan bagi daerah lain. Sebab ini merupakan gebrakan awal suatu sistem pendidikan yang terpadu untuk meningkatkan moralitas siswa. Fery Machendra Wakil Bupati Drs. KH Mas’ud Yunus, MPd dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Mojokerto Drs. Syamsuri Arif saat meninjau KDK (Kecakapan Dasar Keagamaan) bagi siswa SD/MI MPA 319 / April 2013 01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - APRIL 2013.pmd 17 3/27/2013, 12:03 PM 17