III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro Jalan Kenanga No. 3 16C Mulyojati, Metro Barat, Kota Metro. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai dengan bulan Mei 2016. 3.2. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian adalah karet gelang, kain kasa, staples, karung plastik, toples, kaleng kemasan, kertas kemasan, gunting, pinset, timbangan analitik merek Nagata LCS-3000, kamera digital, ayakan 0,5 mesh, alat tester, alat-alat tulis dan perlengkapan lain yang diperlukan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: kutu beras (S. oryzae L.), beras “Mentikwangi” (Deskripsi terlampir, Tabel 1 lampiran), beras “Ciherang” (Deskripsi terlampir, Tabel 2 lampiran), beras “Pandanwangi” (Deskripsi terlampir, Tabel 3 lampiran). 32 3.3. MetodePenelitian Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan berpola faktorial dalam rancangan kelompok teracak lengkap (RKTL) dengan 3 ulangan Faktor pertama adalah varietas beras yang terdiri atas 3 taraf: varietas beras “Mentikwangi” (v1), varietas “Ciherang” (v2), dan varietas “Pandanwangi” (v3). Faktor kedua adalah media penyimpanan yang terdiri dari 4 taraf: karung plastik (m1), toples (m2), kaleng kemasan (m3), dan kertas kemasan (m4), sehingga terdapat dua belas kombinasi perlakuan sebagai berikut: v1m1, v1m2, v1m3, v1m4, v2m1, v2m2, v2m3, v2m4, v3m1, v3m2, v3m3, v3m4. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali, tiap ulangan sehingga terdapat 108 satuan percobaan. Data hasil pengamatan diuji homogenitasnya dengan uji Bartlet dan ketidak aditifan data antara lingkungan dan perlakuan diuji dengan uji Tuckey kemudian dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Ortogonal Kontras, semua pengujian dilakukan pada taraf nyata 5%. 3.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Persiapan Pembiakan serangga S. oryzae bertujuan untuk mendapatkan serangga uji yang diketahui umurnya dan seragam (homogen) dengan menginfestasikan larva yang diperoleh dari lapangan keboks pembiakan (rearing) toples plastik dan ditempatkan pada suhu ruangan selama 4 minggu. Kemudian serangga uji yang didapatkan dikumpulkan dalam media beras dan selanjutnya dibiakkan (direaring). Setelah terjadi pembiakan S. oryzae diseleksi yang jantan dan betina. 33 Untuk mendapatkan antara S. oryzae jantan dan betina dilihat ukuran badannya yaitu S. oryzae yang berkelamin jantan, memiliki ukuran lebih besar daripada S. oryzae betina, tujuan dari pengembang biakan S. oryzae ini adalah untuk menyeragamkan S. oryzae yang dipakai dalam penelitian. 3.4.2. Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian dengan menyiapkan bahan dan alat penelitian. Beras yang terdiri atas 3 varietas beras dengan kondisi yang seragam yaitu pada masa waktu panen yang sama. Sebelum dipergunakan beras yang telah digiling dijemur kembali pada sinar matahari dengan relatif waktu penyinaran yang sama untuk mendapatkan kehomogenan kadar air yang sama yaitu pada kondisi 14% diukur dengan menggunakan alat tester. Setelah itu beras dikondisikan dengan keadaan yang sama yaitu beras dalam keadaan utuh/tidak patah dan menir dengan cara ditapi terlebih dahulu, kemudian ditimbang masing-masing 100 g dimasukkan dalam media penyimpanan yang sesuai dengan perlakuan karung plastik, toples, kaleng kemasan, dan kertas kemasan. Kemudian sebanyak 6 ekor (3 pasang imago) S. oryzae dimasukkan kedalam media penyimpanan tersebut. Untuk media penyimpan toples ditutup dengan kain kasa diikat menggunakan karet gelang, kaleng kemasan ditutup dengan plastik diikat menggunakan karet gelang dan ditutup menggunakan penutup kaleng, sedangkan untuk media karung plastik dan kertas kemasan ditutup menggunakan staples. Setelah 20, 30 dan 40 hari percobaan, dilakukan pengamatan untuk mengetahui perkembangan serangga S. oryzae. 34 3.4.3. Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan serangga S. oryzae pada 3 (tiga) kali pengamatan pada 20, 30 dan 40 hari percobaan dengan interval 10 hari, setelah 40 hari percobaan beras diayak menggunakan ayakan tepung. Beras yang rusak, beras menjadi tepung dan beras utuh dipisahkan dan ditimbang pada 3 unit sampel pada setiap satuan percobaan pada akhir pengamatan. Peubah yang diamati dan cara pengamatan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut: 1. Jumlah serangga dewasa (imago) Menghitung jumlah serangga yang masih hidup setelah 20, 30 dan 40 hari perlakuan,yang ditandai dengan sudah terbentuknya sayap, panjang imago kurang lebih 3,5-5 mm berwarna coklat agak kemerahan setelah tua berubah menjadi hitam. 2. Jumlah pupa Menghitung jumlah serangga S. oryzae dalam bentuk pupa yang ada dalam media penelitian pengamatan setelah 20, 30 dan 40 hari perlakuan dan panjang pupa kurang lebih 2,5 mm berwarna coklat kemerah-merahan menjadi kehitaman dengan menggunakan mata telanjang (visual). 3. Jumlah larva Menghitung jumlah larvaS. oryzae dalam bentuk larva (ulat) yang ada dalam media penelitian pengamatan setelah 20, 30 dan 40 hari perlakuan dengan menggunakan mata telanjang (visual). 35 4. Mortalitas imago Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah imago S. Oryzae dengan melihat imago yang mati. Pengamatan dilakukan setelah 20, 30 dan 40 hari perlakuan. 5. Pengamatan susut bobot Susut bobot bahan dihitung pada akhir penelitian. Sastrasupadi (2000) menyebutkan bahwa besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh imago diperoleh dengan cara menghitung susut bobot bahan dengan rumus: Susut bobot bahan= Keterangan : × 100% a = berat awal b = berat akhir 6. Beras rusak Menimbang seluruh beras yang menjadi tepung, menir, patah menjadi dua dibagi berat seluruh beras (100 g) dikali 100%. Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian yaitu 40 hari setelah aplikasi. 7. Beras utuh Menimbang seluruh beras yang utuh dibagi berat seluruh beras (100 g) dikali 100%. Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian yaitu 40 hari setelah aplikasi. 36 8. Kadar air beras Mengukur sebelum dan sesudah percobaan, yaitu diukur menggunakan alat tester kadar air (Crown meter) dalam satuan persen. Perubahan kadar air dapat dihitung dengan formula: % Kadar Air = (kadar air akhir – kadar air awal) x 100% kadar air awal