SIKLUS HIDUP LALAT BUAH Drosophyla sp Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Genetika Jurusan Pendidikan Biologi Anggota Kelompok 1 : Adriana (0706685) Eva Hafida (0704558) Jeina Kranimulia P (0608383) Noviyanti Fatimah (0704401) Ratna Sari Murti (0700733)* Ridwan Maulana Y (0704739) Zea Zetina (0704479) Kelas B JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 PENDAHULUAN DASAR TEORI Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan. Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992): Kingdom Phyllum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Animalia Arthropoda Insecta Diptera Drosophilidae Drosophila Drosophila melanogaster Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler, 1981). Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur. segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, ayitu; kepala, thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen. Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya: Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. - Berukuran kecil, antara 3-5 mm. - Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya. - Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan. - Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah. - Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk. - Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax. Sedangkan ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain; Jantan Betina 1. Ukuran tubuh lebih kecil dari betina 1. Ukuran tubuh lebih besar dari jantan 2. Sayap lebih pendek dari sayap betina 2. Sayap lebih panjang dari sayap jantan 3. Terdapat sisir kelamin (sex comb) 3. Tidak terdapat sisir kelamin (sex comb) 4. Ujung abdomen tumpul dan lebih hitam 4. Ujung abdomen runcing Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago. Fase perkembangan dari telur Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini. Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003) Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003). Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992). Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003). Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985). Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985). Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003). Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio. (Borror, 1992) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila melanogaster diantaranya sebagai berikut: Suhu Lingkungan Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril. Ketersediaan Media Makanan Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972). Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa. Intensitas Cahaya Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap. Determinasi Drosophilla Drosophila merupakan salah satu marga dari Drosophilidae. Menurut Bock (1976), Drosophila merupakan marga yang memiliki jumlah paling besar bila dibandingkan dengan marga yang lainnya. Sistematika Drosophila menurut Storer, TI, dan Usinger, RL., (1975) dalam Aini (1992) adalah sebagai berikut: phylum : Arthropoda kelas : Insecta anak kelas : Pterygota bangsa : Diptera anak bangsa : Clyclorrhapa suku : Drosophilidae marga : Drosophila Marga Drosophila masih dapat dibagi-bagi lagi menjadi empat anak marga. Keterangan ini berdasarkan Bock, IR. (1982) dalam Dwi Arinto Adi (1991), yaitu: A. Marga Drosophilla Fallen a. Anak marga Drosophila Contoh yang termasuk didalamnya adalah D. funebris, D. replata Woliaston, D. hydei Sturtevant, D. rubida Mather, D. sulfurigaster (duda), D. Sinuata sp. nov , D. Pseudotetrachaeta Angus. b. Anak marga Sophopora Contoh yang termasuk didalamnya adalah D. melanogaster Meigen, D. ananassae Doleschall, D. denticulata Bock and Wheller, D. bipectinata (duda). c. Anak marga Hirtodrosophila Contoh yang termasuk didalamnya adalah D. borbosor Bock, D. mixture Bock, D. bannae Bock dan Person. d. Anak marga Scaptodrosophila Contoh yang termasuk didalamnya adalah D. inomata Malloch, D. cancellata Mather, D. anthemon. B. Ciri-ciri Morfologi Drosophila Ciri-ciri umum Drosophila menurut Shorrock (1976) dalam Warsini (1996) adalah bentuk tubuhnya bulat panjang yang terbagi atas 3 bagian, yaitu kepala, dada, dan perut. 1. Kepala Terdapat sepasang mata majemuk (mata faset), tiga mata tunggal (ocellus), sepasang antena yang terbagi atas beberapa segmen, yaitu: a. Segmen I Scape, kecil dan bentuknya menyempit seperti cincin mengelilingi bagian basal. b. Segmen II Peridicle, ukurannya agak atau lebih besar dan menggembung. c. Segmen III Bentuknya besar dan menyerupai bola lampu. d. Segmen IV dan V mengalami reduksi dan terletak dibagian basal segmen VI. e. Segmen VI Arista, bentuknya bercabang-cabang pada bagian ujung batang utama terdapat percabangan menggarpu. Terdapat pula mulut yang berupa penonjolan dari bagian kepala dan berbentuk kerucut. Pipi (gena) mempunyai diameter yang berbeda pada tiap jenis. Lebar dari titik terbawah mata-garis tepi gena. 2. Dada Terdiri atas segmen-segmen, yaitu: a. Prothorax, terdapat kaki. b. Mesothorax, terdapat kaki dan sepasang sayap. c. Metathorax, terdapat kaki dan halter. Sayap merupakan penonjolan keluar dari dinding tubuh ke arah dorsolateral. Halter atau balancer merupakan alat keseimbangan atau sensoris. Kaki terdiri atas coxa, trochanter, femur, tibia, metatarsus dan tarsus. 3. Perut Perut terbagi atas segmen-segmen yang mempunyai pigmentasi (warna). Pada ujung abdomen terdapat ovoporitor yang digunakan sebagai pembeda antara jantan dan betina. C. Aspek-aspek Morfologi untuk Identifikasi Menurut Bock, IR. (1976) dalam Warsini (1996), menyebutkan beberapa aspek yang digunakan untuk proses identifikasi Drosophila, antara lain: 1. Kepala - Perbandingan antara bagian pipi terlebar dengan diameter mata terbesar. - Perbandingan antara lebar kepala bagian dorsal dengan panjang kepala bagian dorsal. - Bulu mata arista, ocellar, oral, orbital, dan bulu vertikal. - Carina terletak diantara antena. 2. Dada a. Jumlah deret bulu acrostical terletak didepan, antara deret dorsocentral. b. Sterno-index, yaitu perbandingan antara panjang bristle SP1 sampai dengan SP3. c. Bulu prescutelar, scutellar, propleural, humeral, presutunal, notupleural dan bulusupralar. 3. Sayap Aspek yang sering diperhatikan adalah indeks costal (c-indeks), a/b : indeks vena keempat (4V-index), c/d; e/f; M-index, e/d; g/(g+h) 4. Ukuran tubuh Panjang tubuh ditentukan berdasarkan jumlah panjang kepala, panjang thoraks an panjang abdomen. Menurut Shorrock (1972) dalam Warsini (1996), dijelaskan pula dengan gambar-gambar tubuh Drosophila yang digunakan dalam proses identifikasi, antara lain : - kepala tampak anterior dan dorsal - dada tampak dorsal - halter tampak ventral dan dorsal - kaki Drosophila betina dan Drosophila jantan - Pretarsus tampak lateral dan bawah - ujung abdomen Drosophila jantan dan Drosophila betina Dari ciri-ciri morfologi yang didapatkan, setelah dicocokkan dengan kunci identifikasi dari buku Bock (1976) didapatkan satu spesies dari daerah Ponorogo dan Jombang yaitu sebagai berikut: 1 Oral bristel kedua lebih dari setengah panjang oral bristel pertama, hampir selalu panjang oral bristel pertama, jika vibrisa tunggal, carina besar, dengan sulkus median yang pendek................................................3 3 (1) Garis-garis apikal pada tergit anterior abdomen bersambungan, pipi biasanya sempit, tidak memiliki femoral comb (subgenus Sophophora).............................................................................................16 13 (3) Bristel dan arista hitam............................................................................14 14 (13) Jantan memiliki sex-comb yang jelas tersusun longitudinal, transversal, atau miring dengan bristel hitam kuat pada fore tarsus...........................20 20 (14) Sex-comb tersusun dalam deret transversal atau miring..........................21 21 (20) Sex-comb tersusun dalam deretan bristel yang transversal pada dua segmen tarsal pertama..............................................................................23 23 (21) Abdomen jantan pucat, semua tergit dengan garis/pita posterior yang gelap dan ramping....................................................................................24 24 (23) Sex-comb tersusun dari 5 baris bristel pada metatarsus dan 3-4 baris pada segmen tarsal kedua .................................................................anannassae Spesies lain dari daerah Malang yang telah berhasil kami identifikasi berdasar kunci identifikasi Bock (1976) adalah sebagai berikut: 1 Oral bristel kedua lebih dari setengah panjang oral bristel pertama, hampir selalu panjang oral bristel pertama, jika vibrisa tunggal, carina besar, dengan sulkus median yang pendek................................................3 3 (1) Garis-garis apikal pada tergit anterior abdomen bersambungan, pipi biasanya sempit, tidak memiliki femoral comb (subgenus Sophophora).............................................................................................16 13 (3) Bristel dan arista hitam............................................................................14 14 (13) Jantan memiliki sex-comb yang jelas tersusun longitudinal, transversal, atau miring dengan bristel hitam kuat pada fore tarsus...........................20 20 (14) Sex-comb tersusun dalam deret transversal atau miring..........................21 21 (20) Sex-comb tersusun dalam deretan bristel yang transversal pada dua segmen tarsal pertama..............................................................................22 22 (21) Lengkung genital jantan pada sisi posterior memiliki kait yang membengkak besar, diameter mata besar......................................simulans PENGAMATAN SIKLUS HIDUP DROSOPHILA Tujuan : 1. Melakukan pengamatan siklus hidup Drosophila. 2. Membedakan stadia telur – larva – pupa – imago dalam siklus hidup Drosophila. 3. Membuat kesimpulan tentang siklus hidup Drosophila. Alat dan Bahan : - Botol kultur yang berisi medium APRG (agar-pisang-ragi-gula merah). - Drosophila liar kurang lebih 20 pasang. - Mikroskop - Loupe - Kuas kecil DETERMINASI DROSOPHILA A. Determinasi Sex Tujuan : Membedakan lalat jantan dan lalat betina tipe liar berdasarkan struktur tubuh dan ciri-ciri morfologis lainnya. Alat dan Bahan : - Kultur lalat Drosophila Botol pembius Eter Kuas ukuran 1 – 3 Loupe Cawan petri Mikroskop binokuler B. Determinasi species Tujuan : Mengidentifikasi jenis Drosophila yang tersebar di alam dengan menggunakan kunci determinasi. Alat dan Bahan : - Mikroskop stereo dan monokuler - Jarum serangga - Alkohol 70 % - Cawan embrio / kaca objek berlekuk (mikrokultur) METODE KERJA Cara Kerja siklus hidup Drosophyla: Memasukkan lalat Drosophila hasil tangkapan ke dalam botol kultur. ↓ Mengamati perubahan yang terjadi pada medium. ↓. Mencatat hasil pengamatan saat terjadi telur, larva, pupa, dan imago (pengamatan secara periodik sekitar 4-6 jam sekali setiap hari). Cara Kerja Determinasi Sex : Menyediakan lalat Drosophila liar yang telah dikultur dalam medium APRG. ↓ Mengetuk botol kultur, membuka tutupnya dan segera mentautkannya dengan mulut botol pembius. ↓. Membiarkan lalat pindah ke botol pembius, lalu segera menutup botol kultur dan botol bius. ↓ Membius lalat dengan meneteskan eter melalui tutup botol bius. ↓ Memindahkan lalat yang sudah pingsan ke dalam cawan petri. ↓ Mengamati lalat dengan menggunakan Loupe dan Mikroskop. ↓ Menggambar / memfoto hasil pengamatan. Cara Kerja determinasi species : Menyediakan lalat Drosophila jantan yang baru dimatikan pada kaca objek berlekuk yang berisi alkohol 70 % . ↓ Memisahkan sepasang sayap, kaki depan, dan ujung abdomen dengan menggunakan jarum di bawah mikroskop stereo. ↓. Menempatkan bagian-bagian tersebut pada gelas objek tepat di atas tetesan alkohol. ↓ Mengatur sayap agar tidak melipat, kaki depan yang satu terlihat bagian luar, dan yang satunya terlihat bagian dalam. ↓ Setelah bagian-bagian tersebut rapi, meneteskan alkohol agar bagian tersebut tetap basah. ↓ Menutupnya dengan kaca objek secara hati-hati. ↓ Mengamati di bawah mikroskop monokuler. ↓ Melakukan determinasi dengan bantuan kunci determinasi. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Pengamatan Siklus Hidup Drosophila 1. ADRIANA Hari/Tanggal Rabu / 24 Februari 2010 Waktu (WIB) 15.00 Kamis / 25 Februari 2010 09.00 Jum’at / 26 Februari 2010 03.00 21.00 Sabtu / 27 Februari 2010 Minggu / 28 Februari 2010 03.00-21.00 09.00 Senin / 1 Maret 2010 21.00 09.00 Selasa / 2 Maret 2010 03.00 Rabu / 3 Maret 2010 Kamis / 4 Maret 2010 03.00-09.00 15.00 Jum’at / 5 Maret 2010 09.00 Stadium perkembangan Memasukkan 11 lalat betina dan 6 lalat jantan ke dalam botol kultur. Pada bagian atas medium dan kaca botol mulai tampak adanya telur dalam jumlah yang sangat sedikit. Jumlah telur semakin banyak dan menempel pada bagian kaca botol. Pada medium terlihat adanya beberapa larva berwarna putih bening. Jumlah telur dan larva semakin banyak. Larva banyak sekali menempel di kaca dekat medium, larva berwarna kekuningan. Larva instar 3, berwarna kecokelatan. Beberapa larva memasuki stadia pupa dan menempel pada bagian kaca botol yang lebih atas (menjauhi medium). Terdapat bintik hitam di bagian ujung pupa. Jumlah pupa meningkat. Semua induk pupa mati. Sekitar 5 buah pupa memasuki fase dewasa. Lalat dewasa berjumlah sekitar 20 ekor. Pembahasan: Dari hasil pengamatan, siklus Lalat dari mulai telur hingga dewasa terjadi sekitar 8 hari. Determinasi species Species Drosophila yang diamati memiliki sisir kelamin yang terdiri dari satu kelompok duri yang berjumlah 10 buah. Kemungkinan termasuk Drosophila melanogaster. Tabel Hasil Pengamatan Siklus Hidup Drosophila 2. JEINA Tanggal waktu Stadium perkembangan 10.00 Drosophila dimasukkan kedalam botol kultur 25-02-2010 26-02-2010 16.00 Berubah menjadi telur 22.00 Belum ada perkembangan 04.00 Masih belum ada perkembangan 10.00 16.00 Masih belum ada perkembangan. Terjadi perubahan yaitu telur berkembang menjadi larva instar I, dengan ciri-ciri ukurannya lebih kecil. 22.00 27-02-2010 28-02-2010 04.00 10.00 Belum ada perkembangan Terjadi perubahan yaitu Larva instar2 dengan ciri-ciri ukurannya lebih besar Terjadi perubahan yaitu Larva instar3 dengan ciri-ciri ada antenanya Terjadi perubahan yaitu berkembang menjadi pupa 04.00 01-03-2010 10.00 16.00 02-03-2010 03-03-2010 dengan ciri-ciri berwarna coklat. Pupa berjumlah 34 Pupa terus bertambah banyak menjadi 40 buah Induk dilepas 22.00 Pupa terus bertambah banyak 04.00 Pupa terus bertambah banyak 10.00 Pupa terus bertambah banyak 16.00 Pupa terus bertambah banyak 04.00 Pupa terus bertambah banyak 04-10-09 22.00 Sebagian pupa warnanya berubah menjadi hitam 04.00 Terjadi perubahan: 2 pupa berkembang menjadi Imago 10.00 Imago bertambah jumlahnya menjadi 7 Pembahasan: Untuk determinasi Drosophila, gunakanlah hewan jantan, karena hewan betina dari subgenus Sophopora seringkali tak bisa dibedakan antara jenis yang satu dengan yang lain. Pada waktu melakukan perhitungan jumlah duri sisir kelamin, perhatikan benarbenar bahwa duri yang kita hitung adalah duri yang berwarna hitam. Duri-duri lainnya, walaupun berukuran sama dan termasuk kedalam kelompok sisir yang sama tidak dihitung, karena dianggap bukan merupakan bagian dari sisir kelamin. (Sumber: Djoko T. Iskandar) 1.b Hewan jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3 mmm, berwarna coklat atau coklat tua. Hewan jantan mempunyai sisir kelamin yang terdiri dari paling sedikit duri yang hitam dan tebal dari bristle bias Anak Sophophora marga 7 7b. Sisir kelamin terdiri dari banyak duri 8 8a. Sisir kelamin tersusun menurut panjangnya tarsus, lekuk kelamin umumnya memiliki satu buah duri yang besar 9 9b. Sisir kelamin terdiri dari satu kelompok duri 10a. Sisir kelamin terdiri dari 7-20buah duri 10 D. Melanogaster 4. RATNA Pengamatan ini dimulai pada tanggal 25-02-2010, dengan memasukan 9 ekor drosophila betina, dan 2 ekor drosophila jantan pada botol medium. Tabel Hasil Pengamatan Siklus Hidup Drosophila Tanggal 25-02-10 26-02-10 Waktu 06.00 12.00 18.00 24.00 06.00 12.00 18.00 Stadium perkembangan Sudah ada Telur Telur, larva instar I masih sedikit Telur, larva instar I Telur, larva instar I Telur, Larva instar I, Telur, Larva instar I sudah mulai banyak Telur, Larva instar I 27-02-10 24.00 06.00 12.00 18.00 24.00 28-02-10 06.00 12.00 18.00 24.00 01-03-10 06.00 12.00 18.00 24.00 02-03-10 06.00 12.00 18.00 24.00 03-03-10 06.00 12.00 18.00 24.00 04-03-10 06.00 12.00 Telur, Larva instar I Telur, Larva instar I, mulai terbentuk larva instar II yang berukran lebih besar dari larva instar I Telur, Larva instar I, karva instar II Telur, Larva instar I, karva instar II, larva instar III Telur, Larva instar I, karva instar II, larva instar III Telur, Larva instar I, karva instar II, larva instar III Telur, Larva instar I, karva instar II, larva instar III Telur, Larva instar I, karva instar II, larva instar III Telur, Larva instar I, karva instar II, larva instar III Telur, Larva instar I, karva instar II, larva instar III, mulai terbentuk pupa berwarna kecoklatan Telur, Larva instar I, karva instar II, larva instar III, pupa Telur, Larva instar I, karva instar II, larva instar III, pupa Telur semakin sedikit, Larva instar I, karva instar II, larva instar III, pupa Larva instar I, karva instar II, larva instar III, pupa Larva instar I, karva instar II, larva instar III, pupa Larva instar I, karva instar II, larva instar III, pupa Larva instar I, karva instar II, larva instar III, pupa Induk betina mati semua, tapi yang jantan masih hidup, Larva instar I, karva instar II, larva instar III, pupa Larva instar I, karva instar II, larva instar III, pupa Larva instar I, karva instar II, larva instar III, pupa Larva instar I, karva instar II, larva instar III, pupa Larva instar I, karva instar II, larva instar III, pupa, pupa dengan mata berpigmen Larva instar I, karva instar II, larva instar III, pupa, pupa dengan mata berpigmen 18.00 larva instar II, larva instar III, pupa, pupa dengan mata berpigmen larva instar II, larva instar III, pupa, pupa dengan mata berpigmen larva instar II, larva instar III, pupa, pupa dengan mata berpigmen, imago (1) larva instar II, larva instar III, pupa, pupa dengan mata berpigmen (banyak), imago (banyak) 24.00 05-03-10 06.00 12.00 18.00 larva instar II, larva instar III, pupa, pupa dengan mata berpigmen (banyak), imago (banyak) 24.00 Pada hari kesembilan pun masih ada yang berupa larva instar II tapi sudah semakin sedikit, larva instar III, pupa, pupa dengan mata berpigmen (banyak), imago (makin banyak) Pembahasan: Siklus hidup drosophyla yang diamati dari mulai bertelur sampai terbentuk imago kembali kurang lebih selama 8 hari. Determinasi Spesies : Dari hasil yang di dapatkan setelah dilihat pada sex comb nya, terlihat sisirnya berjumlah 12, maka berdasarkan determinasi spesies Drosophyla tersebut termasuk Drosophyla melanogaste. 5. RIDWAN Tabel Hasil Pengamatan Siklus Hidup Drosophila Hari ke- Tanggal 0 22 Februari 2008 Waktu Pkl. 09.00 WIB Stadium Perkembangan Drosophyla dimasukan ke dalam medium 1 23 Februari 2008 2 24 Februari 2008 Telur belum menetas 3 25 Februari 2008 Telur belum menetas 4 26 Februari 2008 Pkl. 07.00 WIB Pkl. 08.00 WIB Mulai terlihat adanya telur Telur menetas dan mulai ada larva 5 27 Februari 2008 6 28 Februari 2008 7 1 Maret 2008 Perkembangan pupa 8 02 Maret 2008 Perkembangan pupa 9 03 Maret 2008 Perkembangan larva Pkl. 20.30 WIB Pkl. 09.00 WIB Larva berubah menjadi pupa Pupa menetas dan muncul Drosophyla baru Pembahasan: Drosophyla yang dimasukan ke dalam medium sebagai objek penelitian terdiri dari 10 pasang lalat, yaitu 10 ekor lalat jantan dan 10 ekor lalat betina. Pada hari pertama setelah lalat dimasukan ke dalam medium (23 Feb) tampak ada bintik-bintik putih kecil dan terlihat basah. Ternyata bintik-bintik tersebut adalah telur Drosophyla. Pada hari keempat telur mulai ada yang menetas dan tampak banyak larva yang bergerak-gerak seperti belatung. Larva ini berwarna putih dan beruas-ruas dengan titik hitam di salah satu ujungnya, dan diperkirakan titik hitam ini adalah cikal bakal mata. Perkembangan larva dilanjutkan pada hari berikutnya yang ditandai dengan adanya pertambahan ukuran memanjang dan membesar. Pada hari keenam, banyak larva yang tampak tidak bergerak, ternyata larva-larva tersebut tengah mengalami perubahan untuk menjadi pupa. Ukuran pupa lebih pendek dari ukuran larva sebelumnya, dan pupa yang masih muda warnanya tampak lebih muda daripada pupa yang sudah berusia 2 atau 3 hari. Pada pupa masih terlihat adanya ruasruas dan titik hitam yang terdapat di salah satu ujungnya pun masih jelas terlihat pada fase ini. Pada hari kesembilan, individu-individu baru Drosophyla muncul dari pupa-pupa yang sudah matang, Banyak lalat yang keluar dari pupa mati karena Drosophyla tesebut keluar didalam busa, sehingga terjebak dan tidak bisa bergerak. Selanjutnya keluar lagi individu-individu lainnya dengan jenis kelamin jantan dan betina. 6. EVA H Tabel Hasil Pengamatan Siklus Hidup Drosophila Tanggal 25 februari 2010 Waktu 16.00 Stadium Perkembangan Telur (6 buah) 28 februari 11.35 Larva (4 buah) 28 februari 16 .00 Larva 3 pupa 1 Larva Pupa 1 Maret 2010 04.00 Pupa +1 buah pupa Larva +5 2 maret 04.00 2 8 larva Pupa banyak (> 10) Larva 3 4 maret 16.00 10 pupa bagian tengahnya menghitam 5 Maret 17.00 Imago Ekor 10 Pembahasan: siklus hidup Drosophyla berlangsung selama 8 hari, hasil determinasi menunjukkan bahwa Drosophyla termasuk ke dalam Drosophyla melanogaster. 7. ZEA Tabel Hasil Pengamatan Siklus Hidup Drosophila Hari ke- Tanggal 0 22 Februari 2008 Waktu Pkl. 10.00 WIB Stadium Perkembangan Drosophyla dimasukan ke dalam medium 1 23 Februari 2008 Pkl. 07.00 WIB Mulai terlihat adanya telur, permukaan medium putih. 2 24 Februari 2008 Pkl 08.00 WIB Mulai ada larva inst. I Pkl 21.00 WIB Larva semakin banyak dan bergerak 3 25 Februari 2008 Pkl 08.00 Permukaan medium tidak berwarna putih lagi, larva terlihat lebih besar (ins. II) 4 26 Februari 2008 Pkl. 07.00 WIB Larva ins. II terlihat banyak, warna larva putih 5 27 Februari 2008 Pkl 11.00 WIB Larva ints. II berubah warna menjadi kekuningan 6 28 Februari 2008 Pkl. 18.00 WIB Larva tidak bergerak, dan berubah warna coklat menjadi pupa 7 1 Maret 2008 Pkl 07.00 WIB Pupa semakin banyak 8 02 Maret 2008 Pkl 08.00 WIB Terlihat bintik mata pada pupa 9 03 Maret 2008 Pkl. 07.00 WIB Pupa menetas Pembahasan: Ketika dimasukkan ke dalam medium terdiri dari 5 individu jantan dan 10 betina. Pada hari ke- 8 induk Drosophyla tinggal 2 ekor. Individu baru banyak yang terjebak di dalam busa penutup. Beberapa individu yang menetas langsung mati sebelum bisa terbang. Sehingga pada hari terakhir seluruh induk mati dan hanya 1 Drosophyla baru yang hidup, berjenis kelamin jantan. Hasil identifikasi sex comb pada drosophila jantan ini mennunjukkan cirri sex comb dengan duri teball berkumpul, sebanyak 12 duri, species ini diidentivikasi menggunakan kunsi berikut: 1.b Hewan jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3 mmm, berwarna coklat atau coklat tua. Hewan jantan mempunyai sisir kelamin yang terdiri dari paling sedikit duri yang hitam dan tebal dari bristle bias Anak Sophophora marga 7 7b. Sisir kelamin terdiri dari banyak duri 8 8a. Sisir kelamin tersusun menurut panjangnya tarsus, lekuk kelamin umumnya memiliki satu buah duri yang besar 9b. Sisir kelamin terdiri dari satu kelompok duri 10a. Sisir kelamin terdiri dari 7-20buah duri 9 10 D. Melanogaster 8. NOVIYANTI Tanggal 24 Februari 2010 16.00 25 Februari 2010 10.00 26 – 28 Februari 1 Maret 2010 Pertumbuhan Drosophila Drosophila dimasukan ke dalam medium Sebanyak 13 buah terdiri dari 3 jantan dan 10 betina Drosophila mulai bertelur, dan telurnya menempel pada dindingdinding botol medium, namun 2 jantan meninggal terjebak pada medium tabung. Jadi jumlah total menjadi 11 ekor terdiri dari 10 betina dan 1 jantan. Namun ada beberapa betina yang pertama kali dimasukan sudah membawa telur. Telur drosophila semakin banyak dan hampir menempel pada bagian dinding tabung dan medium. 2 maret 2010 Telur Droshopila berubah menjadi larva 3 Maret 2010 Sebagian larva sudah ada yang berubah menjadi pupa sebanyak 42 buah 4 Maret 2010 5 Maret 2010 6 Maret 2010 Pupa sudah memiliki mata dan hampir semua larva berubah menjadi pupa, meskipun demikian masih ada beberapa larva yg belum berubah menjadi pupa. Sebagian pupa sudah ada yang menghitam, dan yang lain masih berwarna coklat saat ini, larva sudah sangat sedikit 7 Maret 2010 8 Maret 2010 Hampir semua drosophila pupa suda menghitam dan ada beberapa yang sudah lahir menjadi Drosophila Drosophila pupa hampir semuanya lahir Fase pupa sudah sedikit dan hampir semuany drosophila lahir Drosophila sudah semuanya menjadi drosophila dewasa, terdapat 2 jantan dan yang lainnya betina Keterangan: Identifikasi species dilihat dari kaki depan dari lalat buah jantan yang memiliki sex comp, dan pada lalat buah yang saya amati sex comp lalat buah ini berbentuk sisi rdan terdiri dari 10 buah lembar sisir didalam kunci determinasi tersebut yang memiliki 7-20 sisir merupakan jenis Drosophila melanogaster PEMBAHASAN HASIL KELOMPOK hasil pengamatan kelompok 1 pada siklus hidup Drosophyla menunjukkan rata-rata sikus hidup lalat buah ini berlangsung selama 8 sampai 9 hari. Dengan urutan berikut: ada beberapa hal yang mengganggu pada pengamatan ini, seperti mencairnya medium sehingga bnyak individu terjebak, suhu yang terlalu dingin, banyak pupa yang mati ketika menetas. Dari hasil pengamatan sex comb dan pencocokkan dengan kunci determinasi, diketahui bahwa seluruh lalat buah yang diamati kelompok 1 adalah Drosophyla melanogaster. Ukuran tubuh Abdomen dan Tanda pada abdomen Jantan Betina Sex comb pada jantan Sex comb D. melanogaster KESIMPULAN Tahapan-tahapan fase pertumbuhan Drosophila melanogaster adalah; telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III –– pupa – imago. Perkembangan siklus Drosophyla dari mulai telur samapi terbentuk imago rata-rata dalam kelompok terjadi selama kurang lebih 8 hari, dan juga rata-rata dari identifikasi spesies yang di dapatkan adalah Drosophyla melanogaste. KAJIAN PUSTAKA http://zarzen.wordpress.com/2008/09/27/siklus-hidup-drosophila/ http://afreedabio.blogspot.com/2009/08/identifikasi-tangkapan-dari-daerah.html