Drosophila melanogaster.(online). Tersedia

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA
PENGAMATAN SIKLUS HIDUP DAN DETERMINASI
DROSOPHILA SP
Disusun oleh :
Kelompok 4 Biologi B ‘07
Hilda Sri Indrayani
(0700467)
Niken Ajeng E.W
(0700505)
Rita Gustina Manik*
(0705152)
Ryan Ardiansyah
(0704452)
Shei Sri Rahayu
(0706813)
Yan Risma N
(0700537)
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2010
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mahasiswa biologi pasa zaman ini sangat beruntung karena kita berada di tempat
yang tepat pada saat yang tepat. biologi telah melejit sebagai ilmu sentral. biologi kini
menjadi ilmu penghubung dari semua ilmu alam, dan merupakan persimpangan tersibuk dan
mempertemukan ilmu alam dan ilmu sosial. Biologi telah menjadi berita berhari-hari.
kemajuan-kemajuan dalam bioteknologi, ilmu kesehatan, ilmu petanian dan pengawasan
lingkungan hanyalah sebagian kecil dari kenyataan betapa biologi begitu mempengaruhi
kehidupan masyarakat melebihi masa-masa sebelumnya.
Biologi adalah ilmu yang mengundang inspirasi, biologi adalah ilmu yang penting.
Kini kita semakin dekat menuju pemahaman mengenai bagaimana sel tunggal tumbuh atau
berkembang menjadi tumbuhan dan hewan, bagaiman fikiran manusia bekerja, dan
bagaimana kehidupan yang begitu beragam di muka bumi ini. Untuk mahasiswa dan
pengajar biologi tiada masa terindah seindah masa ini. masa ini adalah masa yang menantang
untuk belajar biologi.
Salah satu pokok pembahasan di dalam ilmu biologi adalah genetika dan evolusi yang
dimana selain mempelajari teori tentang genetika dan evolusi kita juga mempelajari
praktikumnya. Yang dimana dalah satu unit praktikum dalam praktikum genetika dan evolusi
adalah mengamati siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster). Lalat buah dalam
perkemangannya menjadi lalat buah dewasa melalui beberapa fase yaitu telur, larva, pupa,
dan imago. Pada fase larva pada lalat buah memiliki 4 instar, yaitu larva instar I-IV
(prepupa). Determinasi lalat buah membedakan lalat jantan dan lalat betina berdasarkan
struktur tubuh dan ciri-ciri morfologi.
Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana perkembangan lalat buah dari telur
hingga menjadi lalat buah dewasa (Drosophila melanogaster) atau siklus hidup lalat buah,
dan Determinasi lalat buah maka dilakukanlah praktikum ini.
2. Tujuan
 Mengetahui tahapan-tahapan dalam siklus hidup Drosophila sp.
 Mengetahui lama dari tiap tahapan dalam siklus hidup Drosophila sp.
 Membedakan lalat jantan dan lalat betina berdasarkan struktur tubuh dan ciri-ciri
morfologi Drosophila sp.
3. Dasar Teori
Taksonomi Drosophila sp.
Taksonomi
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Famili
: Drosophilidae
Genus
: Drosophila
Species
: D. melanogaster
Drosophila melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke dalam
ordo Diptera, (bangsa lalat). Spesies ini umumnya dikenal sebagai lalat buah dan
merupakan organisme model yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika,
fisiologi, dan evolusi sejarah kehidupan. Drosophila melanogaster populer karena sangat
mudah berbiak (hanya memerlukan waktu dua minggu untuk menyelesaikan seluruh daur
kehidupannya), mudah pemeliharaannya, serta memiliki banyak variasi fenotipe yang
relatif mudah diamati. (http://id.wikipedia.org/wiki/Drosophila_melanogaster)
Drosophila sp. Memiliki mata berwarna merah bata, dan memiliki cincin hitam
melingkardi perutnya. Dimorfisme seksual menunjukan tubuh betina lebih besar daripada
tubuh jantan. Jantan dengan mudah bisa dibedakan dengan betina dari perbedaan warna,
patch hitam diperut, terdapat sexcomb (deretan bulu gelap di tarsus kaki depan) dan
memiliki sekelompok bulu runcing (claspers).
Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya:
1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian
belakang.
2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm.
3. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan
tubuhnya.
4. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.
5. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.
6. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.
7. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata
majemuk.
8. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima
dan bergaris hitam
9. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Drosophila_melanogaster)
Kiri= Drosophila jantan, kanan=Drosophila betina
Lalat Drosophila jantan dan betina dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan
morfologinya antara lain dalam hal:
1. Ukuran tubuh
Secara umum betina berukuran lebih besar daripada lalat jantan
2. Abdomen
Ujung abdomen betina agak runcing, sedangkan ujung abdomen lalat jantan agak
membulat. Pada lalat betina dewasa abdomen menjadi lebih besar karena berisi telurtelur yang siap dikeluarkan.
3.
Tanda pada abdomen
Haris-garis gelap dan terang yang berjumlah tujuh segmen dapat terlihat pada
abdomen lalat betina, sementara pada lalat jantan, beberapa segmen terakhir berfusi
sehingga terlihat warna hitam.
4.
Sex comb
Lalat jantan mempunyai sisir kelamin, yaitu serabut-serabut bristle pada permukaan
distal dari sendi tarsal depan, dan pada lalat betina tidak memiliki sisir kelamin.
(Suryo, 2005)
Siklus Hidup dan Reproduksi Drosophila sp.
Masa perkembangan Drosophila melanogaster sangat singkat, hanya butuh 7 hari
untuk mencapai dewasa. Perkembangan bisa meningkat pada suhu30oC. Panajang telur
sekitar 0,5 milimeter, dan menetas setelah12-15 jam menjadi larva dan terjadi molting
kebentuk larva instar 2 dan 3 setelah 24-48 jam setelah menetas. Kemudian larva
encapsulate
menjalani
puparium,
atau
berubah
menjadi
pupa
dan
akhirnya
bermetamorfosis menjadi individu dewasa.
Proses reproduksi pada Drosophila sp. Adalah sebagai berikut ; Pertama
Drosophila jantan menyesuaikan diri dengan menggetarkan sayapnya, kemudian dengan
segera posisi kaki jantan berada di bagian perut Drosophila betina dengan posisi rendah
untuk menekan dan menjilati kelamin betina. Kemudian Drosophila jantan berkopulasi.
Lama waktu Drosophila melakukan fertilisasi adalah 30 menit, selama jantan mentransfer
ratusan sel-sel sperma yang sangat panjang (1,7 mm) ke alat kelamin Drosophila betina.
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur
– larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago. Fase perkembangan dari
telur Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini.
Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua
periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat
larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada
saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003)
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut
perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan
imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada
perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di
permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat
dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari
dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003). Telur Drosophila
dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan
suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua
tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror,
1992).
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan
menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea,
terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior
(Silvia, 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk
mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan
kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar
pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi
instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit
yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap
terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang
kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel
larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan
tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari
instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985).
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika
terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik.
Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue
dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan
seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula
menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi
pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk
terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva
dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa
(Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan
dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum
dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari
anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar
9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum
terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan
menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan.
Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam
telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang
dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam
perkembangan jaringan embrio. (Borror, 1992)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila
melanogaster diantaranya sebagai berikut:
Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal.
Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan
mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar
180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan
lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila
kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan
larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering
kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang
hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi
oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).
Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu
padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak
terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila melanogaster dengan
kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat
hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat
akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada
individu dewasa.
Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan
mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.
http://www.gen.cam.ac.uk/Research/ashburner
Determinasi sex
Determinasi seks adalah penentuan jenis
kelamin suatu organisme yang ditentukan oleh
kromosom seks (gonosom). Untuk lalat buah
dikenal 1 pasang kromosom seks yaitu kromosom
X dan kromosom Y. Individu jantan terjadi jika
terdapat komposisi kromosom seks XY sedang
betina jika komposisinya XX.
Penentuan seks XY ditemukan juga dalam drosophila sp.Dalam sistem ini betina
memiliki dua dari jenis yang sama seks kromosom (XX), dan disebut homogamet,
sedangkan jantan memiliki dua kromosom seks yang berbeda (XY) dan disebut
heterogamete. Sistem penentuan seks XY pertama kali digambarkan secara
independen oleh Nettie Stevens dan Edmund Beecher Wilson pada tahun 1905.
METODE KERJA
Pengamatan Siklus Hidup Drosophila sp
1. Alat dan Bahan

Botol kultur yang berisi medium APRG (agar-pisang-ragi-gula merah).

Drosophila liar kurang lebih 20 pasang.

Mikroskop

Lup

Kuas kecil
2. Cara Kerja
Masukkan lalat Drosophila hasil tangkapan ke dalam botol kultur. Mengamati
perubahan yang terjadi pada medium, dan catatlah saat terjadinya telur, larva, pupa, dan
imago. Dan pengamatan dilakukan secara periodic sekitar 4-6 jam.
Determinasi Drosophila sp
1. Alat dan Bahan

Kultur lalat Drosophila

Botol pembius

Eter

Kuas ukuran 1-3

Loupe

Mikroskop binokuler
2. Cara Kerja
Menyediakan lalat Drosophila liar hasil tangkapan yang telah dikultur dalam
medium APRG. Ketuklah botol kultur, bukalah tutupnya dan segera pertautkan dengan
mulut botol pembius, biarkan lalat berpindah tempat ke botol bius, lalu segeralah tutup
botol kultur dan juga botol bius. Melakukan pembiusan dengan meneteskan eter melalui
tutup botol bius. Apabila lalat sudah pingsan, pindahkan ke dalam cawan petri dan
melakukan pengamatan dengan mengggunakan loupe atau mikroskop. Melakukan
pengamatan terhadap mata majemuk (bentuk, ukuran, warna), mata ocelli (3 ocellus pada
daerah atas kepala), antenna dan arista, kepala, thorax (warna dasarnya), abdomen (garisgaris hitam pada segmen abdomen), jenis kelamin, dan sayap (bentuk, ukuran relative
dengan tubuh, posisi istirahat, pola venasi).
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
TABEL HASIL PENGAMATAN SIKLUS HIDUP Drosophila sp.
Stadium
Perkembangan
Shei
Niken
Rita
Ryan
Hilda
Yan R
Tanggal
Waktu
Tanggal
Waktu
Tanggal
Waktu
Tanggal
Waktu
Tanggal
Waktu
Tanggal
Waktu
25-02-2010
09.30
25-02-2010
06.00
25-02-2010
13.00
24-02-2010
10.15
24-02-2010
09.30
24-02-2010
09.30
Telur
26-02-2010
05.00
27-02-2010
06.00
28-02-2010
08.00
25-02-2010
15.00
25-02-2010
06.00
25-02-2010
04.00
Larva instar I
01-03-2010
07.00
28-02-2010
06.00
01-03-2010
21.00
26-02-2010
13.00
26-02-2010
11.00
25-02-2010
10.00
Larva instar 2
02-03-2010
07.00
28-02-2010
06.00
02-03-2010
08.00
27-02-2010
23.44
27-02-2010
16.00
27-02-2010
10.00
Larva instar 3
03-03-2010
07.00
28-02-2010
06.00
03-03-2010
15.00
02-03-2010
24.00
28-02-2010
21.00
27-02-2010
10.00
Prepupa
04-03-2010
07.00
01-03-2010
06.00
03-03-2010
22.30
05-03-2010
21.00
01-03-2010
06.00
28-02-2010
04.00
pupa
04-03-2010
07.00
01-03-2010
06.00
04-03-2010
08.45
05-03-2010
21.00
02-03-2010
14.00
03-03-2010
22.00
Imago
08-03-2010
07.00
04-03-2010
06.00
04-03-2010
21.30
10-03-2010
17.00
03-03-2010
06.00
04-03-2010
16.00
Mulai
pengamatan
Rata-rata siklus
Drosophila sp
11 hari
6 hari
5 hari
14 hari
7 hari
8 hari
Rata-rata Hasil Pengamatan Siklus Hidup Drosophila sp.
Kelompok 4 B 2007
Stadium
Ukuran (mm) dan hasil pengamatan lainnya
Umur (hari)
Berwarna putih dengan ukuran kurang lebih 0.5 mm, terlihat
1-2 hari
Perkembangan
Telur
seperti titik
Larva Instar I
Berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, motil
1-2 hari
Larva Instar II
Ukuran lebih besar dibanding larva instar I, terlihat adanya
1 hari
warna kehitaman pada bagian anterior larva (mulut larva),
menggali dengan mulut tersebut
Larva Instar III
Mulut hitam terlihat jelas berbentuk sungut, bergerak lebih
1-2 hari
aktif, ukuran menjadi lebih besar
Prepupa
Tidak ada pergerakan, muncul selaput yang mengelilingi
1-3 hari
larva, tubuhnya memendek
Pupa
Kutikula menjadi keras dan berpigmen, tidak bergerak
1-3 hari
(diam)
Imago
Terlihat drosophila sp. Yang sudah bisa bergerak
Rata-rata siklus hidup dari telur - imago
1-5 hari
5-14 hari
HASIL PENGAMATAN DETREMINASI Drosophila sp
Morfologi Drosophila sp
Morfologi Kepala Dan Dada
Morfologi Abdomen
Morfologi sayap
HASIL PENGAMATAN
Seluruh tubuh Drosophila sp.
Sex Comb
Hasil Determinasi :
Hewan jantan dan betina umumnya berukuran
kurang dari 3mm, berwarna cokelat atau
cokelat tua. Hewan jantan mempunyai sisir
kelamin yang berwarna hitam dan lebih tebal
dari bristle biasa. Sisir kelamin terdiri dari satu
kelompok duri yang terdiri dari 7-20 duri.
Termasuk : Drosophila melanogaster
Abdomen akhir
PEMBAHASAN
SIKLUS HIDUP Drosophila sp.
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami dalam pengamatan siklus hidup
Drosophila sp. dapat diketahui bahwa terdapatnya perbedaan antara lamanya siklus hidup
Drosophila sp. dari telur sampai imago yang diamati oleh masing-masing anggota keolmpok.
Misalnya saja terlihat adanya perbedaan antara lamanya siklus hidup Drosophila sp. yang
diamati oleh Niken (6 hari), Rita (5 hari), Hilda (7 hari), Yan (8 hari) sedangkan lamanya siklus
hidup yang diamati oleh Shei (11 hari) dan Ryan (14 hari). Lamaya siklus hidup tersebut
dipengaruhi oleh faktor suhu lingkungan dimana, suhu lingkungan disekitar pengamatan
Drosophila sp. yang dilakukan oleh Niken, Rita, Hilda dan Yan lebih dingin bila dibandingkan
dengan lingkungan pengamatan Drosophila sp. yang dilakukan oleh Shei dan Ryan. Stadia
perkembangan siklus hidup Drosophila sp. tersebut dimulai dari fase telur. Telur ini berwarna
putih dengan ukuran kurang lebih 0.5 mm, dan terlihat seperti titik. Jumlahnya sangat banyak.
Kami tidak bisa menghitung secara akurat karena telur-telur tersebut selain menempel di dinding
botol kultur, telur tersebut berada di medium kultur.
Telur ini akan menetas menjadi larva instar I selama kurang lebih 1-2 hari atau bahkan
berdasarkan hasil pengamatan anggota kelompok kami, ada yang mengamati dari telur sampai
instar I hanya berumur 19 jam, larva instar I ini berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti
cacing, dan motil, usia larva instar I ini sampai berubah ke larva instar 2 yaitu sekitar 1-2 hari.
Kemudian dari larva instar 1 ini berubah manjadi larva instar 2 dimana ukuran larva ini lebih
besar dibanding larva instar I, terlihat adanya warna kehitaman pada bagian anterior larva (mulut
larva), dan mampu menggali dengan mulut tersebut, lama larva instra 2 ini sebelum memasuki
fase hidup selanjutnya yaitu sekitar 1 hari. Dan dari larva 2 ini berubah menjadi larva instar 3
dimana mulut hitam terlihat jelas berbentuk sungut, bergerak lebih aktif, ukuran menjadi lebih
besar, lamanya fase ini sekitar 1-2 hari. Kemudian dari larva drosophila sp. ini memasuki fase
awal pembentukan pupa (prepupa), dalam fase ini tidak ada pergerakan, muncul selaput yang
mengelilingi larva, tubuhnya memendek, setelah 1-3 hari sudah terlihat adanya pupa dimana
kutikula menjadi keras dan berpigmen, tidak bergerak (diam). Dan setelah 1-3 hari maka
keluarlah imago dimana terlihat Drosophila sp. yang sudah bisa bergerak. Sehingga secara
keselurhan, dapat terlihat bahwa siklus hidup Drosophila ini dimulai dari telur – larva – pupa –
imago, dan siklus hidup Drosophila sp. tersebut berkisar rata-rata 5-14 hari.
DETERMINASI Drosophila sp.
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami Drosophila yang kami amati yaitu
Drosophila yang memiliki ukuran tubuh betinanya lebih besar bila dibandingkan dengan lalat
jantannya. Hewan jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3mm, berwarna cokelat
atau cokelat tua. Warna matanya merah. Terdapat antenna dan arista. Sayap umunya lurus.
Abdomen terlihat bersegmen-segmen, dan terlihat abdomen lalat betina agak runcing sedangkan
lalat jantan ujung abdomennya agak membulat dan terlihat ujung abdomen beberapa segemennya
berwarna hitam. Setelah diamati dibawah mikroskop dengan mengamati kaki depan, ternyata
lalat jantannya diketahui terdapat Sex comb pada tarsusnya, dimana terlihat seperti sisir. Sisir
kelamin ini berwarna hitam dan lebih tebal dari bristle biasa. Sisir kelamin terdiri dari satu
kelompok duri yang terdiri dari 7-20 duri. Sehingga bila dideterminasi Drosophila yang kami
amati tersebut adalah termasuk Drosophila melanogaste
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami dalam pengamatan siklus hidup
Drosophila sp, didapatkan tahapan-tahapan fase pertumbuhan Drosophila sp adalah; telur –
larva instar I – larva instar II – larva instar III – prepupa – pupa – imago. Lama siklus hidup
Drosophila sp rata-rata berkisar 5-14 hari.
Lama perubahan dari telur menjadi imago bervariasi tergantung kondisi lingkungan
termasuk suhu lingkungan, pencahayaan, kepadatan dan ketersediaan makanan. Dalam
memelihara Drosophila sp, botoL media diusahakan berada pada kondisi lingkungan yang ideal
yaitu sekitar 25°C. Selain itu, perlu diperhatikan ketersediaan media makanannya. Jumlah
Drosophila sp yang dimasukkan ke dalam botol cukup beberapa pasang saja sehingga
memberikan ruang pada Drosophila sp untuk hidup. Botol media juga sebaiknya diletakkan di
tempat dengan cahaya remang-remang yang tidak terlalu besar intensitas cahayanya.
DAFTAR PUSTAKA
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap
Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi Universitas Padjdjaran.
Borror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada Press.
Suryo, 2005. Genetika Strata 1.Yogyakarta: Gajah MAda University Press
_____,_____.Drosophila melanogaster.(online). Tersedia :
( http://id.wikipedia.org/wiki/Drosophila_melanogaster) (14 Maret 2010)
____,______.Sex-determination Drosophila (online). Tersedia :
(http://en.wikipedia.org/wiki/Sex-determination_system )(14 Maret 2010)
(Ashburner,
Michael.
2002.
Drosophila
Genomics
and
http://www.gen.cam.ac.uk/Research/ashburner. diakses tanggal 14 Maret 2010
Speciation.
Download