Sains with Fun

advertisement
Object 1
Sains with Fun
Minggu, 19 Februari 2012
Makalah Genetika tentang Lalat Buuah (Drosophila Melanogaster)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lalat buah (Drosophila melanogaster) adalah organisme yang memiliki ciri yang sudah dikenal dan
sesuai untuk penyelidikan genetika karena mudah berkembang biak dan memiliki siklus hidup singkat.
Lalat buah merupakan serangga yang populer merusak buah buahan serta sayuran, keadaan ini sangat
merugikan petani besar dan juga kecil serta yang memiliki kebun kecil di rumah. Lalat buah akan
menyerang tanaman berbuah dan sayuran berbuah seperti belimbing, mangga, jambu, cabai atau
lombok, terong, tomat, nangka dan beberapa lagi buah buahan tropis yang kita tanam dengan cara
menyuntikan telur kedalam buah buahan tersebut, ini akan menyebabkan buah buahan serta sayur
tersebut rusak sebelum dapat dipetik. Siklus hidup lalat buah selama 20- 28 hari, selama hidupnya
kawin dan bertelur dapat menghasilkan 1200 butir telur.Sepasang lalat buah dapat menghasilkan 300400 butir telur.
Siklus hidup drosophila terdiri atas stadium telur, larva, pupa, dan imago. Telur Drosophila sp.
berukuran kira-kira 0,5 mm berbentuk lonjong, permukaan dorsal agak mendatar, sedangkan
permukaan ventral agak membulat. Pada bagian anterodorsal terdapat sepasang filament yang
fungsinya yang melekatkan diri pada permukaan, agar telur tidak tenggelam pada medium. Pada bagian
ujung anterior terdapat lubang kecil yang disebut micropyle, yaitu tempat masuknya spermatozoa.
Telur yang dikeluarkan dari tubuh biasanya sudah dalam tahap blastula. Dalam waktu 24 jam telur akan
menetas menjadi larva. Larva yang menetas ini akan mengalami 2 kali pergantian kulit, sehingga
periode stadium yang paling aktif. Larva kemudian menjadi pupa yang melekat pada permukaan yang
relative kering. Pupa akan menetas menjadi imago setelah berumur 8-11 hari bergantung pada spesies
dan suhu lingkungan.
Salah satu spesies yang paling sering digunakan dalam penelitian adalah Drosophila melanogaster.
Spesies ini umumnya dikenal sebagai lalat buah dalam pustaka-pustaka biologi eksperimental
(walaupun banyak jenis lalat-lalat buah lainnya) dan merupakan organisme model yang paling banyak
digunakan dalam penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah kehidupan. D. melanogaster
populer karena sangat mudah berkembang biak (hanya memerlukan waktu dua minggu untuk
menyelesaikan seluruh daur kehidupannya), mudah pemeliharaannya, serta memiliki banyak variasi
fenotipe yang relatif mudah diamati.
Dengan demikian, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Drosophila
melanogaster , maka disusunlah makalah genetika ini untuk membantu proses perkuliahan dan
untuklebih menambah pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka hal-hal yang dapat dijadikan rumusan masalah
yaitu :
1.
Bagaimana morfologi dan anatomi pada lalat buah (Drosophila melanogaster) jantan dan lalat
buah (Drosophila melanogaster) betina ?
2.
Bagaimana siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster) ?
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup lalat buah (Drosophila
melanogaster) ?
4.
Kelainan-kelainan yang dapat terjadi pada lalat buah (Drosophila melanogaster)?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1.
Untuk mengetahui morfologi dan anatomi pada lalat buah (Drosophila melanogaster) jantan dan
lalat buah (Drosophila melanogaster) betina.
2.
Untuk mengetahui siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster).
3.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup lalat buah
(Drosophila melanogaster).
4.
Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada lalat buah (Drosophila melanogaster).
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penyusunan makalah ini yaitu :
1.
Dapat mengetahui morfologi dan anatomi pada lalat buah (Drosophila melanogaster) jantan dan
lalat buah (Drosophila melanogaster) betina.
2.
Dapat mengetahui siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster).
3.
Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup lalat buah
(Drosophila melanogaster).
4.
Dapat mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada lalat buah (Drosophila melanogaster).
II. LANDASAN TEORI
Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buah-buahan busuk.
Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan.
Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992):
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Famili
: Drosophilidae
Genus
: Drosophila
Spesies
: Drosophila melanogaster
Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha (pengelompokan lalat
yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata
yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler, 1981).
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur.
segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu: kepala, thoraks, dan abdomen. Seperti hewan
simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan
poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di
dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebelum
fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari
setiap segmen.Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode.
Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas
dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak
berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003)
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan
postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan
perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat
dewasa (Silvia, 2003).
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan.
Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga
seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam
10 hari. (Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang
mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya
terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror,
1992).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran
dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi.
Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas
sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut
hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk
membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan
ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-
sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia
instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari
pupa ke imago (Ashburner, 1985).
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak
saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya
merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan
diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian
membentuk pupa.
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras
dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan
pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula
pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva
berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang
sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen.
Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah
keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat
betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat
banyak dari lalat buah jantan.
Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun
banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan
pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio. (Borror,
1992)
III. PEMBAHASAN
A. Morfologi Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
Menurut sistem taksonomi atau pengelompokan jenis makhluk hidup lalat Drosophila melanogaster
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Famili
: Drosophilidae
Genus
: Drosophila
Spesies
: Drosophila melanogaster
Morfologi lalat Drosophila melanogaster termasuk dalam subordo Cyclorharpha, yang mempunyai
cylpeus yang terpisah oleh sclerite yang berbeda. Kantung ptilium atau frontal merupakan ciri-ciri dari
bagian kepala yang keadaan luarnya ditunjukkan adanya ptilinae atau frontal suture. Suture adalah
bagian yang sangat sempit disepanjang tepi bagian kepala, suture ini membentuk suatu kantong
membran atau ptilium dan dinding terakhirnya terbentuk pada tempat yang sama dengan integumen.
Kepala mempunyai organ-organ, yaitu:
1. Antena
Antena mempunyai alat yang penting untuk klasifikasi diptera. Antena merupakan bagian yang
kecil terbentuk seperti sikat yang letaknya di ruas ketiga dari antena yang disebut arista. Antena terdiri
dari tiga segmen besar dimana yang kedua lenih besar dan lebih kompleks, namun segmen kedua ini
tidak mempunyai suture longitudinal.
2. Mata
Pada Drosophila melanogaster yang normal mempunyai warna mata merah sedang yang
abnormal mempunyai warna mata putih. Gen yang mengatur warna terletak pada kromosom nomor
satu dan tiap gen yang mengatur letak mutan terletak pada kromosom nomor tiga. Gen yang mengatur
warna mata ini terpaut pada kromosom sex (linkage genes). Lalat ini mempunyai lima buah ata yaitu
dua buah terletak pada anterolateral(merupakan mata yang besar)yang disebut mata orbital dan mata
ocelli yang terletak pada bagian dorso-medial terdiri dari tiga ominatidia.
Mata terdiri dari sel-sel mata dan disekeliling mata orbiatl terdapat rambut-rambut yang bentuk
dan ukurannya teratur. Mata yang mengalami mutasi matanya berubah menjadi cokelat yang terdapat
pada kromosom ketiga, putih pada kromosom ke satu dan posisi mata melintang terletak pada
kromosom ke satu dan posisi itu disebut bar eyes.
3. Mulut
Organ mulut pada Drosophila melanogaster disokong oleh formasi hidung. Morfologi hidung sulit
untuk digambarkan, sebab merupakan hasil modifikasi dari reduksi maksila, dan merupakan perluasan
dari daerah membran. Hidung beradaptasi untuk mengisap cairan, namun untuk memasukkan partikel
padat pada saluran makanan membutuhkan waktu yang lama. Kondisi ini membuat bibir menjadi
berefleksi dengan lovat menuju ke puncak gigi dengan menggunakan alat pemotong. Mulut lalat ini
berwarna hitam dan posterior mulut terdapat rambut-rambut vibrissa. Semua alat mulut menambah
bentukan proboscis. Mulut terdiri dari:
a.
Labrum, bagian dorsalnya berscelea baik, tetapi bagian ventral kebanyakan berupa membran, dan
bagian luarnya kadang-kadang berupa membran.
b.
Mandibula, tidak ada, bila ada merupakan menghisap.
c.
Maxilla, sangat jarang, yang komplek terdiri dari sclerite, basal berpisah dan tersendiri. Sungut
maxilla merupakan bagian yang penting unuk identifikasi. Sungut maxila ini terdiri dari 4 segmen,
dimana segmen keempat tereduksi menjadi organ single.
d. Labium, membentuk hidung pada bagian distalnya, biasanya elebar berpasangan.
e.
Hypopharink, pada umumnya ada dan keduanya tebentuk lanceolus, (Strickberger, 1985).
Sedangkan pada bagian thorax dapat terdiri dari tiga ruas, padanya terdapat rambut-rambut
yang besar disebut macrochaeta dan rambut-rambut yang berukuran kecil disebut microchaeta. Thorax
terbentuk melalui segmen tengah yang sayapnya mengalami pelebaran dua daerah terakhir lebih kecil
dari bagian anterior dan posterior yang berfungsi secara aktif sebagai penyokong.
Bagian depan dan belakang kaki, berdasarkan pengamatan merupakan bentuk terbesar terletak pada
bagian dorsal dari thorax dan terbagi menjadi presctum, scutum dan scutellum. Batas antara presctum
dan scutum disebut transverse suture. Thorax terdiri dari:
1. Sayap
Terdiri satu pasang dan masing-masing terdiri dari delapan rambut-rambut jalan yang disebut
aerostichol pada bagian anteriol dorso-ventral. Drosophila melanogaster nomal posisi sayapnya tidur
dan menutupi, panjang sayapnya lebih panjang dari abdomennya, sedangkan mutan sayapnya
mengalami perubahan yang bermacam-macam.
2. Kaki
Setiap segmen thorax mendukung satu pasang kaki. Bagian kaki dari proximal ke distal adalah coxa,
trocahanter, femur, tibia, segmen tarsal 1 dan segmen tarsal 2, jadi setiap kaki terdiri dari 6 segmen
yang semuanya dtumbuhi oleh rambut-rambut. Lalatbuahjantanmemiliki sex comb antara batas tarsal 1
dan tarsal 2. Rambut-rambutdisebelahpermukaan tibia bagian proximal apexdisebutpreatikal tibia spur.
Trochanteradalahsatubangunanberbentuksegitigakecil yang menghubungkan antara coxa dan femur,
(Sinnot, 1958).
Bagianabdomennyaterdiridari 11 ruas. Lalatbetinaabdomennyamemiliki 8 targit, pada targitke 3
terdapatspirakel, vagina pada targitke 7 dan onalplate pada targitke 8. Bentuk abdomen
lalatbetinamempunyaiujungeruncing dan pola-polagaris yang berbedadaripada abdomen jantan.
Abdomen jantanmempunyai 7 targit, terdapatperisae. Targitke 5 terdapatlengkunggenitak dan onalplate
pada ujungtargitke 7. Bentukabdomennyaberujungtumpuldengansegmenterakhirberwarnahitam.
Ruaspertama abdomen dimulaidaristeiumsangattereduksi. Ruaskeduasampaike 11 terdapattipula. Ruas
pada Drosphilamelanogastersulitdipastikan, jaranglebihdari 4 atau 5 yang nampakpembelahan.
Secara morfologi Drosophila melanogaster jantan dan betina dapat dibedakan dengan parameterparameter sebagai berikut:
Jantan
Ukuran tubuh lebih kecil
Memiliki 3 ruas abdomen
Memiliki sisir kelamin/sex comb
Ujung abdomen tumpul
Betina
Ukuran tubuh lebih besar
Memiliki 6 ruas abdomen
Tidak memiliki sisir kelamin
Ujung abdomen runcing
Gambar 1. Drosophila melanogaster betina dan jantan
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur.
segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu kepala, thoraks, dan abdomen. seperti hewan
simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan
poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di
dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebelum
fertilisasi. Setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas
dari setiap segmen.
Drosophila memiliki warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian
belakang. betina memilki ukuran panjang sekitar 2,5 mm dan yang jantan lebih kecil dibandingkan
dengan betina. pada jantan, bagian tubuh belakang lebih gelap. pada Drosophila yang liar memilki
mata berwarna merah.
B. Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva instar I –
larva instar II – larva instar III – pupa – imago. Fase perkembangan dari telur Drosophila melanogaster
dapat dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini.:
Gambar 2. Siklus Hidup lalat buah (Drosophila melanogaster)
Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode
embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini
terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk
makan. Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan
postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan
perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat
dewasa (Silvia, 2003).
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan.
Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga
seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam
10 hari. Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi
sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua
tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992).
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut
berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang
keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran
dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi.
Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas
sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut
hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk
membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan
ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-
sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia
instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari
pupa ke imago (Ashburner, 1985).
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan
berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan
kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar
ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti
menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama
seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi
utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah
keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat
betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat
banyak dari lalat buah jantan.
Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak
sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus
betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio. (Borror, 1992).
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan pada Siklus Hidup Lalat Buah(Drosophila
melanogaster)
1.
Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang
dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara
optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa
yang tumbuh akan steril.
Waktu perkembangan yang paling pendek (telur-dewasa), adalah 7 hari, dan dicapai pada suhu 28° C.
Perkembangan meningkat pada suhu yang lebih tinggi, yaitu sekitar 30° C, selama 11 hari, hal tersebut
berkaitan dengan pemanasan tekanan. Pada suhu 25° C tersebut, lama harinya umumnya adalah sekitar
8.5 hari, sedangkan pada suhu 18° C lama harinya sekitar 19 hari dan pada suhu 12° C lama hari
perkembangannya adalah 50 hari. betina meletakkan sekitar 400 telur, sekitar lima tiap waktunya,
dimasukkan ke dalam sebuag kantung atau material organik lain. panjnag telur sekitar 0.5 millimetres
akan mengeram setelah 12-15 jam pada suhu 25° C. Akan menghasilkan larva instar I setelah 4 hari
pada suhu 25° C, kemudian molting sebanyak dua kali sehingga masuk ke fase larva instar II & III, hal
tersebut terjadi sekitar 24 dan 48 jam setelah eclosion. Selama masa ini, mereka akan mikroorganime
yang menguraikan buah. Kemudian larva dibungkus oleh kapsul yang disebut puparium, puparium ini
berfungsi melindungi pupa lalat buah dari gangguan lingkungan sekitarnya. pupa tersebut
akanmengalami metamorfosis selama 5 hari dan tumbuh menjadi dewasa.
Perkawinan pertama lalat buah betina terjadi 12 jam setelah ”emergence”. Betina menyimpan sperma
dari jantan yang telah mengawininya. Drosophila melanogaster mulai bertelur setelah berumur lebih
kurang 8 jam. Drosophila melanogaster betina sanggup menghasilkan 50-75 butir telur per hari atau
dapat menghasilkan 400-500 butir telur. Telur Drosophila melanogaster berwarna putih susu berbentuk
bulat panjang dengan ukuran 0,5 mm. Pada ujung anterior terdapat lubang yang disebut mikropil dan
terdapat tonjolan memanjang seperti sendok.
Telur yang dikeluarkan pada umumnya sudah tahap blastula berkembang dalam 24 jam dan akan
menetas menjadi larva. Larva akan mengalami pergantian kulit 4 kali dan berubah menjadi pupa. Pupa
akan menetas setelah 8-11 hari (tergantung dari spesies dan suhu lingkungan).
2.
Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan.
Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini
mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu
dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari
telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina
(Shorrocks, 1972).
3.
Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan
yang lambat selama berada di tempat yang gelap.
D . Kelainan-kelainan pada Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
LalatDrosophila melanogastermempunyai 4 pasangkromosom (2n=8) yang terdiridari 3
pasangautosomjantan dan betinaserta 1 pasangkromosom sex pada jantan dan 1 pasang pada
betinatetapibentuknyaberbeda. Pada kromosomkelamindapatdibedakan atas:
a.
Kromosom X yang berbentukbatangluas dan memiliki 2 kromosom X.
b.
Kromosom Y yang sedikitmembengkok pada salahsatuujungnya dan kromosom Y
lebihpendekdaripadakromosom X, sertalalatjantanmemilikisebuahkromosom X dan sebuahkromosom
Y.
Pada lalatbetina, pasangankromosomke 4 terdiridarikromosom yang sama panjang. Pada
lalatjantan, pasangankromosomke 4 bentuknyatidak sama. Salahsatukromosomdaripasangankromosom
yang tidak sama panjangtersebutberbentukbengkok. Sekitardua per tigapanjangnyalurus dan
sepertigamembengkokhinggamenyerupaikail. Kromosominidisebutkromosom Y, pasangan yang
lurusdisebutkromosom X. Dan keduakromosomitudisebutkromosomkelamin,
karenakehadirannyaselaluberkolerasidengankelaminlalatitu.
Jadi, sekitardua per tigakromosom X dan Y bepasangan, sedangkansepertigatidakberpasangan,
karenaujungnyamembengkok. Karenaituterdapatsepertigabagiankromosom X yang
tidakberalelkarenatidakditutupiolehkromosom Y.
dikatakanbahwaduapertigakromosomitumemilikibagianhomolog, sedangkansepertigabagiankromosom
X memilikibagian yang non homolog.
Dengandemikian pada lalatjantanterdapatpasangankromosomterpendek yang bentuknyatidak sama
kromosomjantanitudisebutkromosom XY, dan kromosombetinanya XX.
Perbedaanjeniskelaminditandaidengansifat –sifatmenuruntertentu yang jelas. Polapigmentadi pada
perutjantan, penis, dan bulukejur pada ruastorsalpertamadari kaki depanadalahbeberapadarisifatnyata
yang membedakanlalatjantandarilalatbetina. Faktabahwaadaatautidakadanyasifat –
sifatiniselaluberhubungandengankromosomkelaminyamgmerupakanbuktidariteoriketurunan.Walaupun
pada umumnyadianggapbahwalalat XX adalahbetina dan Xyadalahjantan,
akantetapikenyataandenganadanyanondisjunction, bahwakromosom Y pada
lalatinitidakmempunyaipengaruh pada penentuanjeniskelamin.
Pada Drosophila melanogaster, penentuanjeniskelamindipengaruhiolehperbandingan antara
kromosomkelamin dan jumlah set autosom (A).
Apabila X/A > 1,5 adalah betina super.
Apabila X/A = 1,0 adalah betina.
Apabila X/A = 0,75 adalah interseks
Apabila X/A = 0,5 adalah jantan
Apabila X/A < 0,5 adalah jantan super.
Lalat Drosphila mempunyai beberapa kelainan-kelainan yaitu terdiri dari:
a.
Lalat ginandromorf adalah lalat yang separuh tubuhnya terdiri dari jaringan lalat betina sedangkan
separuh lainnya terdiri dari jaringan lalat jantan. Lalat ini tidak mempunyai formula kromosom.
b.
Lalat interseks adalah lalat yang jaringan tubuhnya merupakan mosaik (campuran yang tak teratur)
dari jaringan lalat betina dan jantan. Lalat ini steril.
c.
Lalat jantan super adalah lalat yang sebenarnya akan menjadi lalat jantan akan tetapi triploid (3n)
untuk autosomnya (3AAAXY) dan steril.
d. Lalat dengan kromosom X yang melekat adalah lalat betina tetapi kedua kromosom X saling
melekat pada salah satu ujungnya.Lalat Drosophila melanogaster normal ( tipe liar ) adalah lalat
Drosophila yang ditemukan di alam yang memiliki fenotip dengan karakteristik yang telah ditentukan,
diantaranya badan kelabu, warna mata merah, dan sayap lurus panjang.
e.
Variasi fenotip muncul akibat adanya perbedaan pada satu hingga tiga gen, misalnya warna mata
putih, sayap vestigial, tubuh ebony, dan banyak lagi variasi lainnya. Lalat Drosophila melanogaster
yang memiliki sedikitnya satu karakter yang berbeda dengan tipe liarnya disebut sebagai mutan.
Selain itu, masih ada beberapa kelainan-kelainan pada Lalat Drosophila melanogasteryaitu :
Gambar 3. Curly-WingedFlies
Sayap-sayap lalat ini keriting. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu "gen
keriting" pada kromosom yang kedua. Sayap-sayap keriting ini terjadi karena suatu mutasi dominan,
yang berarti bahwa satu salinan gen diubah dan menghasilkan cacat itu. Jika salinan kedua-duanya
(orang tuanya) adalah mutan, maka lalat ini tidak akan survive.
Gambar 4. Short-Winged Flies
Sayap-sayap lalat ini pendek. Sayap lalat ini tidak bisa terbang. Mereka mempunyai suatu cacat di
dalam tubuh mereka yaitu vestigial gen, pada kromosom yang kedua. Lalat ini mempunyai suatu
mutasi terdesak/terpendam. Tentang penghembus vestigial gen yang dibawa oleh masing-masing lalat
(satu dari orangtua masing-masing), kedua-duanya harus diubah untuk menghasilkan sayap yang
abnormal. Seandainya satu adalah mutan, versi yang sehat dapat mengesampingkan cacat tersebut.
Gambar 5. Ebony Flies
Lalat ini berwarna gelap, hampir hitam dibadannya. Mereka membawa suatu cacat di dalam tubuh
mereka yaitu gen kayu hitam yang terletak pada kromosom ketiga. Secara normal, gen kayu hitam
bertanggung jawab untuk membangun pigmen yang memberi warna pada lalat buah normal. Jika gen
kayu hitam cacat, maka pigmen yang hitam ini dapat menyebabkan badan pada lalat buah menjadi
hitam semuanya.
Gambar 6. Yellow Flies
Lalat ini berwarna kekuningan dibanding lalat normal. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam
tubuh mereka yaitu gen kuning pada kromosom X. Gen kuning diperlukan untuk memproduksi suatu
pigmen pada lalat hitam normal. Sedangkan pada mutan ini tidak bisa menghasilkan pigmen atau gen
kuning ini.
Gambar 7. White-Eyed Flies
Lalat ini mempunyai mata putih. Seperti lalat orange-eyed, mereka juga mempunyai suatu cacat di
dalam tubuh mereka yaitu gen putih. Tetapi di lalat ini, gen putih secara total cacat, sehingga tidak
menghasilkan pigmen merah sama sekali.
Gambar 8. Eyeless Flies
Lalat ini tidak punya mata. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen buta,
yang secara normal diinstruksikan sel di dalam larva untuk membentuk suatu mata.
Gambar 9. Leg-Headed Flies
Lalat ini mempunyai antena seperti kaki abnormal pada dahi mereka. Mereka mempunyai suatu
cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen antennapedia (bahasa latin untuk "antenna-leg"), yang secara
normal diinstruksikan sel untuk merubah beberapa badan untuk menjadi kaki. Di lalat ini, gen
antennapedia dengan licik instruksikan sel yang secara normal untuk membentuk antena menjadi kaki
sebagai gantinya.
IV. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penyusunan Makalah Genetika ini yaitu :
1.
Drosophila melanogastermemiliki morfologi yang terdiri dari kepala dan thorax. Dimana kepala
terdiri dari : antena, mata dan mulut sedangkn bagian thorax terdiri dari :sayap dan kaki.
2.
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva instar I
– larva instar II – larva instar III – pupa – imago.
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan pada Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila
melanogaster) yaitu : suhu lingkungan, ketersedian makanan, dan intensitas cahaya.
4.
Kelainan-kelainan pada Drosophila melanogaster yaitu : Lalat ginandromorf, lalat interseks, lalat
jantan super, lalat dengan kromosom X yang melekat.
B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan pada penyusunan makalah ini yaitu, sebaiknya setiap mahasiswa
Kajian Tentang Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buah-buahan busuk.
Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan. Lalat
buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur. Segmen
ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu; kepala, thoraks, dan abdomen.
Seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior
(kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang
sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan
sebelum fertilisasi. Setelah fertilisasi, akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva instar I –
larva instar II – larva instar III – pupa – imago. Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi,
yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai
pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat
seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan.
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang
dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada
sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa.
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan.
Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga
seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam
10 hari.
Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma
dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis.
Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut.
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut
berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang
keduanya berada pada ujung anterior dan posterior.
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran
dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi.
Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas
sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut
hitamnya.
Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa.
Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang
kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi
pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva
instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago.
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran
maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap
naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada
tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk
pupa.
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan
berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan
kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar
ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti
menjadi lalat dewasa.
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama
seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi
utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa.
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah
keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat
betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat
banyak dari lalat buah jantan.
Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak
sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus
betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio.
DOWNLOAD materi lengkap terkait Drosophila melanogaster dalam bentuk Microsoft Word disini!
Tulisan terkait
Drosophila melanogaster
•
•
•
•
•
Perkawinan Dan Perkembangbiakan Dhrosophila Melanogaster
Perbedaan Lalat Buah Jantan Dan Betina (Drosophila melanogaster)
Ciri Umum Drosophila melanogaster
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Hidup Drosophila melanogaster
Tahapan Perkembangan Lalat Buah
Share on facebook Share on twitter Share on email Share on print More Sharing Services 3
Object 2
Object 3
Object 4
Object 5
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Cari Berkas
powered by
Blog Archive
• ▼ 2011
• ►
• ►
• ►
• ►
• ▼
•
•
•
•
►
►
►
►
Oktober
September
Agustus
Juli
Juni
• Perbedaan Lalat Buah Jantan Dan Betina (Drosophila...
• Ciri Umum Drosophila melanogaster
• Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Hidup Droso...
• Kajian Tentang Lalat Buah (Drosophila melanogaster...
• Jenis-Jenis Pembuluh Darah
• Sistem Peredaran Darah Katak
Mei
April
Maret
Februari
Jejak Pengunjung
Naik Donk!
Object 7
Object 8
Object 9
Download