Nematoda Usus

advertisement
Nematoda Usus
Oleh
Nurhalina, SKM, M.Epid
Pengertian
• Nematoda adalah cacing yang tidak bersegmen,
bilateral, simetris, mempunyai saluran cerna yang
berfungsi penuh, biasanya berbentuk silendris
dan panjangnya bervariasi dari beberapa
milimeter hingga lebih dari satu meter.
• Jumlah cacing pd penderita bervariasi namun
ukuran dan jumlahnya tidak selalu berkaitan
dengan gejala-gejala yang diakibatkannya.
• Semua nematoda yang menginfeksi manusia
mempunyai jenis kelamin terpisah, yang jantan
biasanya lebih kecil dari yang betina.
• Produksi telurnya berbeda pada setiap
sppesies, tetapi cenderung konsisten dalam
grup yang spesiik,
• Jumlah telur yang dihasilkan dpt berkisasr
dari bberp telur perhari ( Strongyloides
stercoralis) sampai lebih dari 200.000 per hari
(Ascaris lumbricoides).
• Nemoatoda merupakan cacing yang bebrumur
panjang.
Gambar 1. Nematoda
Spesies nematoda usus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ascaris lumbricoides
Strongyloides stercoralis
Ancylostoma duodenale
Necator americanus
Enterobius vermecularis
Trichinella spiralis
Gbr 2. Namatoda Jantan dan betina
Siklus hidup
• Empat stadium larva dan dewasa
• Pada banyak kasus, stadium larva ketiga
merupakan stadium infektif (Anderson, 1980)
• Telur-telur yang hidup dalam usus dikeluarkan
bersama tinja atau diletakkan pada kulit perianal
oleh cacing betina.
• Telur2 dan spesies tertentu yang hampir matang,
sedangkan spesies lainnya membutuhkan waktu
sebelum menjadi matang di tanah.
• Pada beberapa waktu telur menjadi infektif
ketika ditelan
• Sedang telur yang lain akan menetas lebih
dahulu di tanah dan infeksi terjadi melalui
penetrasi larva ke kulit manusia bukan
dengan menelan telur infektif.
Gambar 3. Siklus Hidup
Ascaris lumbricoides
Morfologi
• Cacing dewasa bentuknya silindris, dengan
ujung anterior meruncing.
• Merupakan cacing nematoda terbesar yang
menginfeksi manusia.
• Betina : panjang 20-35 cm
• Jantan : panjang 15-31 cm
• Mempunyai 3 buah bibir yang berkembang
sempurnah.
Gambar 4. Siklus hidup Ascaris dan cacing tambang (Garcia LS Dalam Finegold dan Baron,1986)
Manusia
Cacing dewasa dalam usus
Telur dalam tinja
Tertelan
Ascaris
Alveoli- Paru paru
Berkembang
menjadi
Bentuk infektif
di tanah
Jantung
Berimigrasi
melalui aliran
darah
Larva
menembus usus
Menembus kulit
atau tertelan
Telur tertelan
dan menetas
Cacing tambang
Menetas di
tanah
Rhabbditiform
(larva non
infektif menjadi
larva), filariform
(larva infektif)
• Seluruh prose perkembangan dari tertelannya
telur hingga dikeluarkannya telur2 yang
berproduksi membutuhkan waktu 8-12 minggu,
• Selama masa hidupnya jumlah telur yang
dikkeluarkan mencapai 27.000.000 telur
• Telur yang dibuahi akkan akan menjadi infektif
dalam waktu 2 minggu di tanah yg panas dan
lembab dan dapat hidup selama berbulan2 atau
bertahun2.
Telur
• Telur yang dibuahi bentuknya : oval melebar,
mempunyai lapisan yang tebal dan berbenjol2,
umumnya warnah coklat keemasan, panjang : 75
µm dan lebar 50 µm
• Telur yang belum dibuahi : lebih oval, panjang 90
µm, lapisan yang berbenjol2 mungkin jelas
mungkin tidak.
• Bila tidak ditemukan telur yang dibuahi dalam
tinja berarti di dalam usus hanya satu cacing
betina saja.
Gambar 5. telur
Manifestasi Klinik
• Patogenitas hospes disebbakan oleh :
1. Respon imun hospes
2. Efek migrasi larva
3. Efek mekanik cacing dewasa
4. Defisiensi gizi akibat keberadaan cacing
dewasanya.
• Pnemumonitis ascaris, disertai alergik yang terdiri dari
dispenia >> batuk kering atau batuk produktif >> mengi
atau ronkhi kasar.
• Demam (39.9 -40.0 derajat celcius)
• Eosinofilia yang bersifat sementara dan foto rontgen
mengarah pada pnemonia virus.
• Sindrom Loeffler ; gambaran infiltrat pulmonal akan
hillang dalam beberp minggu
• Sputum dapat mengandung larva namun tidk lazim
• Asma dan urtikaria dalam fase intestinal askaris
• Migrasi cacing dapat terjadi karena rangsangan seperti
demam, penggunaan anastesi umum atau kondisi
abnormal lainya
• Obstruksi usus
• Masuk melalu saluran empedu, pankreas atau
tempat2 kecil lainnya; masuk ke dalam hati
atau rongga peritoneum dan rongga2 yang
lain.
• Dapat keluar melalui anus, mulut dan hidung
• Pada anak2 dapat menimbulkan defisiensi gizi
berat krn jumlah cacing yang banyak.
Diagnosa
• Akibat langsung dapat diukur dengan
meningkatnya nitrogen dan lemak dalam tinja,
serta kegagalan absorbsi karbohidrat, akan
kembali normal apabila cacingnya dewasa
dibasmi.
• Cacing juga dapat spontan dikeluarkan tanpa
obat apapun.
• Pd fase migrasi larva >> menemukan larva dalam
sputum atau bias lambung (Gelpi dan Mustafa,
1967)
• Fase intestinal, diagnosis dapat dilakukan dengan
menemukan telur atau cacing dewasa dalam
tinja.
• Telur2 lebih mudah dilihat pada sediaann basah
dari sedimen yag telah terkosentrasi.
• Kelainan di usus >>> pemeriksaan radiografik
traktus ganstrointestinalis
Pengobatan
• Investasi cacing pada bagian tubuh lain perlu dilakukan
operasi.
• Antibiotik : Mebendazol, Pirantel pamoau, Piperasin
sitrat
• Pemeriksaan tinja 2 sampai 4 minggu setelah
pengobatan.
Pencegahan :
Penggunaan sanitasi yang sehat, tidak boleh
menggunakan pupuk yng mengandung tinja manusia
Enterobius vermicularis
Cacing kremi
• Merupakan penyebab infeksi parasit pada
manusia yang paling sering di dunia.
• Paling sering di daerah dengan iklim dingin
dan sedang dimana orang jarang mandi dan
mengganti pakaian dalamnya.
• Prevalensi pada anak2 sangat tinggi.
Morfologi
• Cacing betina : panjang 8-13 mm, lebar 0.30.5 mm dan mempunyai ekor yang runcing
• Cacing jantan : lebih kecil, panjang 2-5 mm,
lebar 0.1-0.2 mm dan mempunyai ujung
kaudal yang melengkung.
Siklus hidup
• Manusia terinfeksi bila menelan telur cacing
dan kemudian berkembang menjadi dewasa
• Cacing betina memerlukan waktu 1 bulan untk
menjdi dewasa dan mulai memproduksi
telurnya.
• Setelah membuahi cacing betina cacing jantan
mati dan keluar bersama tinja
• Di dalam cacing betina yang gravid, hampir
semua tubuhnya dipenuhi oleh telur,
• Cacing betina akan turun ke kolon dan
meletakan telur2 di perianal dan kulit
perinium
• Kadang2 dapat berimigrasi ke vagina
• Beberapa telur dapat ditemukan dalam tinja
>> telur menjadi matang dan infektif dalam
bbrp jam.
• Telur2 dapat digambarkan sebagai bola tangan
(American football) dengan satu sisi mendatar
Manifestasi Klinik
• Rasa gatal yang disebabkan oleh migrasi
cacing betina dari usus ke kulit perinal
• Eosinofiia dapat ada atau tidak ada.
• Lebih sering pada anak2 : gelisah,
insomnia,mimpi buruk, kadang2 kejang2.
• Lebh sering pada wanita >> keluarnya cairan
mukoid pada vagina
Diagnosa
• Penyakit = Enterobiasis
• Mengambil bahan dari kulit perianal dan
perineum dengan menggunkn pita perekat.
• Pita perekat diletakan digelas objek kemudian
diperiksa dibawah miroskop untk mencari telur
atau cacing dewasa.
• Perlu dilakukan 4-6 kali pemeriksaan ,
• Diambil pada larut malam hari setelah pasien
tidur beberapa waktu, atau pd pagi hari sebelum
mandi atau BAB.
Pencegahan
• Peningkatan PHBS
• Pada anak2 tidur dengan pakaian tertutup
• Pencegahan total sangat sulit.
Download