bab ii kajian teorotis dan hipotesis tindakan

advertisement
1
BAB II
KAJIAN TEOROTIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Hakikat Tenis Meja
Tenis meja merupakan suatu permainan yang dibatasi oleh net dan
menggunakan bet sebagai alat pemukul.
Sedangkan menurut Mashar & Dwinarhayu (2010: 24) Tenis meja adalah
permainan bola kecil yang menggunakan meja sebagai lapangannya. Selain meja,
perlengkapan yang dibutuhkan adalah bola dan pemukul bola (bet). Di
masyarakat, tenis meja lebih dikenal dengan namanya ping-pong. Tenis meja
dimainkan oleh dua atau empat pemain.
Melihat dari pendapat diatas maka Hartomo & Widyastuti (2010: 13)
Mengatakan bahwa tenis meja salah satu cabang olahraga yang cukup digemari
didunia. Olahraga tenis meja ini biasanya dimainkan dalam ruangan “indoor”.
Tenis meja ini dapat dimainkan oleh dua orang regu untuk tunggal dan dua
pasangan untuk ganda. olahraga tenis meja ini berasal dari Eropa dimulai
dipolulerkan di Inggris pada pertengaha abad ke-19. Ketika itu permainan tenis
meja dikenal sebagai permainan dengan namanya Ping-pong, termasuk hiburan
setelah makan malam.
Selain itu juga masih dengan Hartomo & Widyastuti (2010: 14)
Menambahkan Perlengkapan dalam permainan tenis meja adalah : Meja, Net, Alat
pemukul dan Bola.
2
a) Meja yang digunakan pada pertandingan Nasional/Internasional adalah
Panjang 2,74 Meter, Lebar 1,525 Meter dan tinggi Meja 76 Cm dan tebal
garis 2 Cm.
b) Net, ditengah meja dipasang Net atau jaring yang panjangnya 183 Cm
dan tingginya dari permukaan meja 15,25 Cm. Dan lebar pita 15
Milimeter.
c) Bet : bet terbuat dari kaki yang kaku permukaan bet dilapisi dengan keret
yang berbintik dengan tebal tidak lebih dari 2 Milimeter. Kedua
permukaan bet harus berlarian warna karet. Permukaan karet harus
berwarna tua dan pudar tidak boleh menyilaukan mata atau mengkilap.
d) Bola : Bola dibuat dari seluloid yang berwarna putih atau kuning tidak
mengkilap, berdiameter dengan berat 2,40 Gram-2,53 Gram. Bola tenis
jika dipantulkan dari atas permukaan meja yang tingginya 30,5 Cm dapat
memantulkan kembali dengan tinggi 20 Cm dan tidak lebih dari 23 cm.
Gambar 1
Meja Tenis
Solihin & Hadziq (2010: 75)
Melihat beberapa pandangan dari para ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa permainan tenis meja itu memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap,
3
baik dari Meja, Bet, dan Ping-pong atau bola tenis. Namun terlepas dari kajian
tersebut seharusnya dalam bermain tenis meja harus memelukan teknik dasar yang
baik pula.
Menurut Wishati dan Santosa (2010: 28) Dalam permainan tenis meja ada
beberapa Teknik dasar yaitu, Teknik memegang bet, Servis, Dan jenis Pukulan.
Dari ketiga teknik tersebut dapat dijelaskan penjelasnya dibawah ini
a) Teknik memegang Bet : Teknik memegang bet pada permainan tenis meja
dilakukan dalam dua macam, yaitu : shake-hand grip dan penholder grip.
b) Servis : pada permainan tenis meja memerlukan servis, pukulan servis
merupakan serangan pertama kali dalam permainan tenis meja dapat
dilakukan dengan secara forehand dan backhand.
c) Jenis Pukulan : Jenis pukulan dalam permainan tenis meja adalah :
a. Jenis pukulan putaran samping (slide spin) jenis pukulan ini
dilakukan dengan cara pemain berdiri melangkah dan kedua lutut
direndahkan rileks. Gerakan pukulan dilakukan kearah depan, bet
miring kedepan, dan pukulannya menggesek.
b. Jenis pukulan Forehand Block sikap beridir sebelah kaki kedua
bahu kaki kiri kedepan dan kedua kaki rileks, sikut tangan yang
memegang bet agak ditekan kedepan. Sikut hingga pegangan
bersikap statis, dan lakukan sedikit kearah depan.
c.
Jenis pukulan backhand Block jenis pukulan ini dilakukan dari sikap
berdiri, kedua kaki dibuka selebar bahu dan, dan kedua lutut direndahkan rileks.
Tangan yang memegang bet membentuk sudut 900 antara lengan dan bawah.
4
Pegang bet statis kemudian sedikit digerakan kedepan. Pukulan ditahan setelah
bola memantul.
Setelah melihat beberapa teknik dan pukulan dasar pada permainan tenis
meja maka dapat disimpuklan bahwa tenis meja itu adalah olahraga yang
memerlukan teknik dasar yang baik
Sutrisno dan Khafadi (2010: 21) Mengemukakan bahwa permaianan tenis
meja mula-mula hanya dikenal sebagai pengisi waktu senggang, sebagai hiburan
atau rekreasi saja. Kita mengenal permainan ini dengan nama “Ping-pong” yaitu
berasal dari tiruan suara yang ditumbulkan oleh sentuhan bola dengan meja
ataupun dengan bet yang lembut, kemudian namanya diubah menjad table tenis
atau kita menyebutnya tenis meja. Dalam permaian tenis meja ada beberapa
macam dan teknik dasar yang diperagakan yaitu : Servis, Smash dan Block.
Terlepas dari kajian diatas Wisahati & Santosa (2010: 28) menambahkan
bahwa tenis meja merupakan cabang olahraga yang dilakukan dalam gedung
Indoor yang dilakukan secara tunggal atau ganda. Permainan ini dilakukan diatas
meja dengan ukuran yang telah ditentukan dengan cara menyebrangkan bola
kejaring dan jatuh dilapangan lawan. Permainan tenis meja diawali dengan
pukulan servis dalam setiap pemain melakukan dua kali berturut-turut.
Permainan ini dibatasi dengan game, setiap setnya terdiri dari 11 point
dengan system relly point dimana pemain yang mendapatkan nilai 11 lebih dulu
dinyatakan sebagai pemenang. Bila kedua pemain sama-sama mendapat nilai 1010 maka untuk menyelesaikan ditambah dengan nilai selisi 2 dan servis dilakukan
bergantian yang disebut dengan deuce.
5
Tenis meja pertama kali dipopulerkan oleh bangsa inggris pada
pertengahan abad ke-19, pada 15 januari 1926 atas prakasa Dr. George Lehman
dari jerman berdiri organisasi tenis meja tingkat dunia dengan nama International
Table Federation.
Permainan tenis meja dilakukan secara single dan double yang dimainkan
diatas meja dengan ukuran yang ditentukan. Dalam permainan tenis meja, pemain
dinyatakan menang 1 set bila salah satu pemain mendapatkan angka 11 dengan
system relly point.
a) Teknik memegang bet
Teknik memegang bet pada tenis meja atau grip terdiri atas dua macam,
yaitu : Shake-hand dan penholder grip.
b) Servis
Servis merupakan serangan pertama kali dalam tenis meja dan servis
dalam tenis meja dapat dilakukan secara forehand dan backhand.
Cara melakukan servis :
1) Berdiri dengan sikap melangkah, menghadap ke meja bet diletakan
disamping badan.
2) Bola diletakan ditelapak tangan dalam keadaan terbuka didepan
dada.
3) Tarik bet kebelakang, lambungkan bola keatas
4) Ketika bola turun, pukul dengan bet dengan cara mengayunkan bet
kearah bola
6
5) Diharapkan bola memantul pada meja sendiri baru melewati jarring
memantul kedareah lawan.
6) Gerakan tangan mengikuti arah bola dan padangan kearah bola.
Terlepas dari kajian diatas Maka Solihin & Hadziq (2010: 75) menambahakn
bahwa perlengkapan tenis meja sebagai berikut :
a) Meja :
Meja yang digunakan untuk permainan tenis meja harus berbentuk persegi
panjang dengan ukuran sebagai berikut :
1) Panjang Meja : 2,74 M
2) Lebar Meja : 1,525 M
3) Tebal garis tiap sisi : 2 Cm
4) Tinggi meja dari lantai : 76 Cm
Penggunaan meja bagi pemain tunggal tidak menggunakan garis tengah.
Sedangkan bagi ganda menggunakan garis tengah.
b) Net dan Tiang
1) Panjang net : 182 Cm
2) Tinggi net : 15,25 Cm
3) Jarak tiang dengan meja : 15,25 Cm
c) Reket/Bet
Reket atau bat tidak memiliki ukuran dan berat yang baku. Hanya saja
permukaan harus berwarna gelap dan pudar tujuannya adalah agar
wanranya tidak menyilaukan. Bagian reket yang berbentuk bulat harus
7
terbuat dari kayu yang rata. Apa bila dilapisi oleh karet, yaitu lapisan karet
busa, tebalnya tidal lebih dari 4 Mm.
Selain dari pendapat diatas Sarjiyanto & Sujarwadi (2010: 19)
menambahkan bahwa tenis meja olahraga yang dimainkan dengan menggunakan
bet yang dilapisi karet untuk memukul bola agar melewati net yang dibentangkan
diatas meja. Tenis meja dikenal pula dengan istilah ping – pong. Dalam
permainan ini terdapat bebrapa teknik pukulan dasar (stroke) yang harus dikuasai,
teknik pukulan tersebut antara lain : servis, spin, block, drive, chop, dropshot,
chopped smash, flat hit, looped drive, dan flick.
a) Pukulan servis :
Pukulan servis merupakan pukulan pertama yang mengawali permainan.
Pukulan servis sangat menentukan dalam perolehan nilai. Ada dua teknik
dasar dalam melalukan servis, yaitu servis forehand dan backhand.
1) Servis forehand
Pukulan servis forehand dilakukan dengan cara telapak tangan
menghadao kedepan. Sikap kaki kiri melangkah ke depan. Badan
agak condong ke depan, bet dotempatkan disamping depan badan.
Bola diletakan ditelapak tangan di atas dada, kemudian dipukul
kearah meja hingga memantul dan melampaui net.
2) Servis Bakchand
Dilakukan dengan cara telapak tangan menghadap kebelakang,
caranya dengan sikap melangkah menyamping, kaki kanan di
depan, badan agak condong kedepan, bet ditempelkan disamping
8
depan badan. Bola diletakkan di telapak tangan depan dada,
kemudian dilambungkan lalu dipukul kearah meja memantul dan
melampaui net.
b) Pukulan Spin
Berdasarkan hasil pukulan yang berupa bola berputar, jenis pukulan dalam
tenis meja dibedakan atas sebagai berikut :
1) Pukulan Top Spin
Pukulan ini menghasilkan putaran bola kedepan. Pukulan ini
dilakukan dengan cara mengayunkan bet ke atas dengan kuat
sehingga mengenai bola.
2) Pukulan Backspin
Pukulan ini menghasilkan putaran bola kebelakang, pukulan
backspin ini dilakukan dengan cara mengayunkan bet kebawah
dengan kuat mengenai bola.
3) Pukulan Kosong
Pukulan ini menghasilkan bola bergerak tanpa berputar pukulan ini
dilakukan dengan cara mengayunkan bet lurus ke depan sehingga
arah bola lurus kea rah meja lawan.
Sutrisno dan Khafadi (2010: 21) Mengemukakan bahwa permaianan tenis
meja mula-mula hanya dikenal sebagai pengisi waktu senggang, sebagai hiburan
atau rekreasi saja. Kita mengenal permainan ini dengan nama “Ping-pong” yaitu
berasal dari tiruan suara yang ditumbulkan oleh sentuhan bola dengan meja
ataupun dengan bet yang lembut, kemudian namanya diubah menjad table tenis
9
atau kita menyebutnya tenis meja. Dalam permaian tenis meja ada beberapa
macam dan teknik dasar yang diperagakan yaitu : Servis, Smash dan Block.
Sedangkan menurut Mashar & Dwinarhayu (2010: 24) Tenis meja adalah
permainan bola kecil yang menggunakan meja sebagai lapangannya. Selain meja,
perlengkapan yang dibutuhkan adalah bola dan pemukul bola (bet). Di
masyarakat, tenis meja lebih dikenal dengan namanya ping-pong. Tenis meja
dimainkan oleh dua atau empat pemain.
Melihat dari pendapat diatas maka Hartomo & Widyastuti (2010: 13)
Mengatakan bahwa tenis meja salah satu cabang olahraga yang cukup digemari
didunia. Olahraga tenis meja ini biasanya dimainkan dalam ruangan “indoor”.
Tenis meja ini dapat dimainkan oleh dua orang regu untuk tunggal dan dua
pasangan untuk ganda. olahraga tenis meja ini berasal dari Eropa dimulai
dipolulerkan di Inggris pada pertengaha abad ke-19. Ketika itu permainan tenis
meja dikenal sebagai permainan dengan namanya Ping-pong, termasuk hiburan
setelah makan malam.
Setelah melihat beberapa teknik dan pukulan dasar pada permainan tenis
meja maka dapat disimpuklan bahwa tenis meja itu adalah olahraga yang
memerlukan teknik dasar yang baik
Sutrisno dan Khafadi (2010: 21) Mengemukakan bahwa permaianan tenis
meja mula-mula hanya dikenal sebagai pengisi waktu senggang, sebagai hiburan
atau rekreasi saja. Kita mengenal permainan ini dengan nama “Ping-pong” yaitu
berasal dari tiruan suara yang ditumbulkan oleh sentuhan bola dengan meja
ataupun dengan bet yang lembut, kemudian namanya diubah menjad table tenis
10
atau kita menyebutnya tenis meja. Dalam permaian tenis meja ada beberapa
macam dan teknik dasar yang diperagakan yaitu : Servis, Smash dan Block.
2.1.2 Hakikat Servis Forehand.
Servis merupakan suatu pukulan awalan dalam melakukan permainan bola
kecil yang dibatasi oleh net dan lebihnya lagi dalam servis forehand pada
permainan tenis meja.
Mashar & Dwinarhayu ( 2010: 24) Dalam permainan tenis meja, teknik
memukul dapat dilakukan dengan :
a) Pukulan forehand, yaitu saat memukul bola, punggung tangan yang
memegang bet menghadap kebelakang.
b) Pukulan Backhand, yaitu saat memukul bola punggung tangan yang
memegang bet menghadap kedepan.
Gambar 2
(Servis forehand)
(Mashar & Dwinarhayu, 2010. 24)
Pukulan forehand dapat diterapkan untuk melakukan servis :
1) Berdiri dengan sikap melangkah
2) Letakkan bola ditelapak tangan
11
3) Bet dipegang dengan posisi shakhand grip dan penhold grip
4) Selanjutnya lambungkan bola keatas
5) Saat bola turun, pukul bola dengan teknik pukulan forehand.
Selanjutnnya Sarjiyanto dan Sujarwadi ( 2010 : 19-20) menambahkan
bahwa servis merupakan pukulan pertama yang mengawali permainan. Pukulan
servis sangat menentukan dalam perolehan nilai. Ada dua teknik dasar dalam
melakukan pukulan servis yaitu servis forehand dan backhand.
a) Servis Forehand
Servis forehand dilakukan dengan telapak tangan menghadap kedepan.
Sikap kaki kiri melangkah kedepan, badan aga condong kedepan. Bet
ditempatkan didepan samping badan. Bola diletakkan ditelapak tangan
di atas dada, kemudian pukul kearah meja hingga memantul dan
melampaui net.
b) Servis Backhand
Servis backhand dilakukan dengan cara telapak tangan menghadap
kebelakang. Caranya dengan sikap melangkah menyamping, kaki kanan
didepan, badan agak condong keepan, bet ditempatkan di samping
depan badan, bola diletakkan ditelapak tangan didepan dada, kemudian
dilambungkan lalu dipukul kearah meja hingga memantul dan
melampaui net.
Selain itu juga Hartomo & Widyastuti ( 2010: 17) Menambahakn servis
forehand dengan cara : Kaki kiri didepan dan kaki kanan dibelakang, badan
condong kedepan, dan lutut agak ditekuk sedikit, pandangan kearah permainan.
12
Tarik bet kesamping agak kebelakang dengan kepala bet menghadap kebawah,
lengan agak kebawah dan pergelangan tangan lurus. Waktu memukul, berat badan
pada kaki depan dan putar pinggang ke depan kiri.
Candra & Sanusi (2010 : 58) Teknik pukulan servis dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1) Bola diletakkan ditelapak tangan dan tangan lain memegang bet.
2) Bet dan tangan yang bebas diatas meja
3) Bet dan tangan yang bebas dibelakang garis
4) Lambungkan bola keatas
5) Pukul bola pada saat turun
6) Ayunkan tangan kedepan atau samping badan
7) Bola memantul sekali di kedua sisi meja
2.1.3 Metode Demonstrasi
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan untuk mentransfer ilmu
antara siswa dan juga guru, baik itu di dalam kelas maupun diluar kelas. Hal ini
sama dengan metode pembelajaran Demonstrasi.
Metode demonstrasi menurut Bahri & Zain (2006: 91) memiliki kelebihan
dalam proses pembelajaran yaitu, dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas
dan lebih kongkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara katakata atau kalimat), Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari, Proses
pengajaran
lebih
menarik,
Siswa
dirangsang
untuk
aktif
mengamati,
menyesuaikan antara teori dan kenyataan, dan coba untuk melakukannya sendiri.
Dalam demonstrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari hal-hal yang
13
didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh murid dan melalui prosedur
yang benar dapat pula dimengerti materi yang disajikan.
Metode ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi
akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh siswa, contohnya pada saat
melakukan aktifitas-aktifitas yang memerlukan pemahaman, pendengaran dan
juga pengetahuan, misalnya dalam aktifitas olahraga siswa bisa memahami
bagaimana itu bermain tenis meja yang baik dan benar, dan lebih khususnya pada
saat melakukan teknik dasarnya.
Dalam teknik dasar pada permainan tenis meja harus di lakukan dngan
metode Demonstrasi hal ini bisa membuat siswa atau atlet bermain dapat
memahami dimana letak kesalahan pada saat melakukan servis forehand
contonhnya, pada servis forehand harus memerlukan latihan yang berulang-ulang
atau di demonstrasikan kepada siswa bagaimana cara melakukan servis forehand
yang benar. dengan hal ini siswa bisa mengetahui bagaimana cara melakukan
servis forehand dengan baik dan benar menurut pedoman dalam buku.
Terlepas dari kajian diatas Suriyani & Agung ( 2012: 60) menambahkan
bahwa Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi atau
benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang
disertai dengan penjelasan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa
terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam. Siswa juga dapat
mengamati dan memperhatikan apa yang didemonstrasikan selama pelajaran
berlangsung.
14
Metode demonstrasi memiliki kekurangan dan kelebihan yaknik sebagai
berikut :
a) Kelebihan Metode Demonstrasi
1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkrit,
sehingga menghindari verbalisme.
2) Siswa lebih muda memahami apa yang dipelajari
3) Proses pembelajaran lebih menarik
4) Siswa terangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara
teori dengan kenyataan dan mencoba melakukan sendiri.
b) Kekurangan Metode Demontrasi
1) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena
tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi tidak akan
efektif.
2) Demonstrasi memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.
Selain itu, demontrasi juga memerlukan waktu yang panjang,
mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
3) Fasilitas seperti peralatan, tampat, dan biaya yang memadai tidak
selalu disediakan dengan baik.
Setelah melihat bebrapa pandangan dari kelebihan dan kekurangan diatas
maka metode demonstrasi dapat disimpulkan bahwa metode ini harus
memerlukan Keterampilan Khusus, tempat dan waktu yang lama agar bisa
terwujud dengan baik.
15
Selain itu juga Roestiyah ( 2012 : 83-84) Menambahkan bahwa metode
demonstrasi, proses permainan terhadap pelajaran akan lebih terkesan secara
mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga
siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru
selama pembelajaran berlangsung.
Adapun penggunaan teknik demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa
mampu mamahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya
penggunaan kompor untuk mendidikan air, cara membuat sesuatu misalnya
membuat kertas dengan demonstrasi siswa dapat mengamati bagian – bagian dari
suatu benda atau alat seperti bagian tubuh manusia atau bagian dari mesin jahit.
Juga siswa dapat menyaksikan suatu kerja alat atau mesin penggunaaan gunting
dan jalanya mesin jahit. Bila siswa melakukan sendiri demonstrasi tersebut, maka
dia akan mengarti juga menggunakan sesuatu alat itu seperti menggunakan
gunting untuk memotong kain.
Bila anda melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa berlajan dengan
efektif, maka perlu memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
a) Guru harus menyusun rumusan tujuan instrukkional, agar dapat memberi
motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
b) Pertimbangkanlah baik – baik pilihan teknik anda mampu menjamin
tujuan yang telah anda rumuskan.
c) Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan suatu demosntrasi
berhasil, bila tidak anda harus mengambil kebijakan lain.
16
d) Apak anda telah meneliti baik – baik alat yang akan digunakan mengenai
jumlah, kondisi dan tempatnya, juga anda perlu mengenal baik – baik atau
setelah mencoba terlebih dahulu agar demonstrasi itu berhasil.
e) Harus sudah menentukan garis besar langkah – langkah yang akan
dilakukan
f) Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberikan
keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya.
g) Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada
siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya
h) Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda itu
berhasil, dan perlu demonstrasi bisa di ulang.
Selain itu Roestiyah ( 2012: 84 ) Penggunaan teknik demonstrasi sangat
menunjang proses interaksi belajar dikelas. Keuntungan yang diperoleh ialah :
dengan demonstrasi perhatian siswa lebih dapat terpusatkan kepada pelajara yang
sedang diberikan, kesalahan – kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu
diceramahkan dapat diatas melalui pengamatan dan contoh konkrit. Sehingga
kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya.
Selanjutnya Hasibuan & Moedjiono ( 2010: 29) metode demonstrasi
merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong siswa mencarai
jawaban atas pertanyaan – pertanyaan seperti :
1) Bagaimana cara membuatnya ?
2) Terdiri dari bahan apa ?
17
3) Bagaimana cara mengaturnya ?
4) Bagaimana proses bekerjanya ?
5) Bagaimana Proses mengerjakannya?
Demonstrasi sebagai metode mengajar adalah bahwa seorang guru, atau
seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta), atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses, misalnya bekerjanya suatu alat
mencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Keuntungan metode demonsrasi :
1) Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal – hal yang dianggap
penting oleh pengajar sehingga siswa dapat menangkap hal – hal
yang penting. Perhatian siswa lebih muda dipusatkan kepada
proses belajar, dan tidak tertuju pada hal lain.
2) Dapat mengurangi kesalahan – kesalahan bila dibandingkan
dengan hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru.
Sebab siswa memperoleh persepsi
yang jelas dari hasil
pengamatannya.
3) Bila siswa turur aktif melakukan demonstrasi, maka siswa akan
memperoleh
pengalaman
praktek
untuk
mengembangkan
percakapan dan keterampilan.
4) Bebrapa masalah yang meninbulkan pertanyaan siswa akan dapat
dijawab waktu mengamati proses demonstrasi.
Batas – batas kemungkinannya :
18
1) Demonstrasi merupakan metode yang tidak wajar. Bila alat atau
benda yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan jelas oleh
siswa. Misalnya alat itu terlalu kecil atau penjelasannya tidak
terang.
2) Demonstrasi tidak efektif bila tidak diikuti kegiatan yang
memungkinkan
siswa
untuk
mencoba,
yang
merupakan
pengalaman yang berharga bagi siswa.
3) Kadang – kadang suatu demonstrasi menjadi kurang bermakna bila
tidak dilakukan ditempat yang seberanya.
Selain Itu juga Isjoni
(2011: 91) Bahwa demonstrasi menunjukan,
mengerjakan, dan menjelaskan. Jadi dalam demonstrasi kita menunjukan dan
menjelaskan cara – cara mengerjakan sesuatu. Melalui demontrasi anak
diharapkan dapat mengenal langkah – langkah pelaksanaan. Demonstrasi
pempunyai arti penting bagi anak tk yakni di jelaskan dibawah ini :
1) Dapat memperliatkan secara kongkret apa yang dilakukan /dilaksanakan
/memperagakan.
2) Dapat mengkomunikasikan gagasan konsep, prinsip, dengan peragaan.
3) Membantu mengembangkan serta mengamati secara teliti dan cermat.
4) Membantu mengembangkan kemampuan untuk segala pekerjaan secara
teliti, cermat, dan tepat.
5) Membantu mengembangkan kemampuan peniruan dan pengenalan secara
tepat.
19
2.2 Kajian Penelitian Relevan
Penelitian yang mengenai Servis Forehand pada permainan tenis meja
dengan metode demonstrasi sejauh ini sudah ada yang meneliti dengan Variabel
yang berbeda di Universitas Negeri Gorontalo, Namun terlepas dari kajian ini,
peneliti mengemukakan beberapa penelitian Tindakan kelas yang membahas
tentang Servis Forehand dan Metode demonstrasi pada permainan tenis meja
adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan kemampuan servis forehand topspin dalam permainan tenis
meja melalui metode demonstrasi pada siswa kelas VII Di SMP N 1
Limboto dengan jumlah 10 Laki-laki dan 10 perempuan total Jumlah
adalah 20. Di teliti Oleh Ramli Pakaya di Universitas Negeri Gorontalo,
Dalam penelitian ini ditemukan pada Observasi Awal mendapat Nilai ratarata 60%, kemudian pada siklus I mendapat nilai rata – rata 70,52%
kemudian pada Siklus II mendapaat nilai rata- rata 74,3%, karena belum
memenuhi target indicator kerja maka dilanjutkan pada siklus III dengan
nilai capaian rata-rata 76,81%.
2) Meningkatkan kemampuan servis Backhand pada permainan tenis meja
melalui metode pembelajran drill pada siswa kelas X Di SMK Negeri 4
Gorontalo. Dengan jumlah siswa 20 orang yang di Teliti Oleh Rival R
Pakaya, Universitas Negeri Gorontalo. Dimulai dengan observasi awal
nilai rata-rata 64,99%, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 72,27%.
Di lanjutkan pada siklus II menjadi 74,6%. Dengan melihat nilai pada
20
siklus II belum memenuhi KKM maka dilanjutkan pada siklus III, pada
siklus III mendapat nilai rata-rata 76,85%.
2.3 Hipotesis tindakan
Berdasarkan kerangka teoritis diatas dan pendapat di atas maka dapat
dianjurkan hipotesis dalam penelitian ini adalah “Jika guru menggunakan metode
demontrasi maka kemampuan siswa dalam melakukan servis forehand pada
permainan tenis meja akan meningkat”
2.4 Indikator Kerja
Indikator kerja dalam penelitian tindakan kelas ini, jika rata-rata
keterampilan siswa kelas VIII SMP 1 Tapa, dalam melakukan pukulan smash
pada permainan tenis meja sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
75.
Download