MODUL KE-10 Mata Kuliah : Manajemen Strategik Fak. Ekonomi

advertisement
MODUL KE-10
Mata Kuliah : Manajemen Strategik
Fak. Ekonomi UMB Jur. Manajemen (S-1) – PKK Menteng Jakarta
Dosen : Agus Arijanto,SE,MM
Strategi Alternative dan Cara Mencapai Strategi
Strategi Join Venture
Joint Venture adalah suatu unit terpisah yang melibatkan dua atau lebih peserta aktif
sebagai mitra. Kadang-kadang juga disebut sebagai aliansi strategis, yang meliputi
berbagai mitra, termasuk organisasi nirlaba, sektor bisnis dan umum.
Menurut Peter Mahmud joint venture merupakan suatu kontrak antara dua perusahaan
untuk membentuk satu perusahaan baru, perusahaan baru inilah yang disebut dengan
perusahaan joint venture. Sedangkan pengertian menurut Erman Rajagukguk ialah
suatu kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional
berdasarkan perjanjian, jadi pengertian tersebut lebih condong pada joint venture yang
bersifat internasional.
Sehingga dari kedua pengertian tersebut mempunyai satu kesepakatan bahwasanya
joint venture ialah suatu perjanjian, maka harus memenuhi syarat sahnya suatu
perjanjian menurut ketentuan dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Namun dalam
pengaturan joint venture tersebut berada di luar KUH Perdata, karena joint venture
termasuk ke dalam perjanjian yang tidak bernama serta tidak diatur dalam KUH Perdata.
Berdasarkan pengertian dari kedua tokoh di atas maka dapat kita ketahui unsur-unsur
yang terdapat dalam joint venture ialah :
a. kerja sama antara pemilik modal asing dan nasional
b. membentuk perusahaan baru antara pengusaha asing dan nasional
c. didasarkan pada kontraktual atau perjanjian
Akan tetapi tidak semua usaha wajib didirikan joint venture antara pemilik modal
asing dengan pemilik modal nasional. Jenis perjanjian joint venture antara lain :
‘12
1
Manajemen Strategik
Agus Arijanto SE. MM
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
modal tersebut.”Dalam rangka menarik penanaman modal asing ke Indonesia pada
umumnya menyangkut tiga hal yaitu adanya peluang di bidang ekonomi, kepastian
hukum, dan stabilitas politik. Pada dasarnya perusahaan joint venture didirikan atas
adanya perjanjian antara investor asing dan nasional. Perjanjian kerja sarna ini memuat
hak dan kewajiban para pihak. Kedudukan para pihak dalam kepengurusan ditentukan
berdasarkan prosentase pemilikan saham perusahaan. Presentase saham antara
investor asing dan nasional biasanya tidaklah sama. Pada umumnya investor nasional
adalah pemegang saham minoritas, sedangkan investor asing adalah mayoritas. Hal ini
menyebabkan
kelompok
pemegang
saham
mayoritas
cenderung
menguasai
pengelolaan perusahaan joint venture.
Adapun syarat-syarat untuk menarik modal asing adalah:
a. Syarat keuntungan ekonomi (economic opportunity)
Yaitu adanya kesempatan ekonomi bagi investor, seperti dekat dengan sumber daya
alam, tersedianya bahan baku, tersedianya lokasi untuk mendirikan pabrik, tersedianya
tenaga kerja dan pasar yang prospektif.
b. Syarat Kepastian Hukum (legal certainity)
Pemerintah harus mampu menegakkan hukum dan memberikan jaminan keamanan.
Penerapan peraturan dan kebijakan, terutama konsistensi penegakan hukum dan
keamanan serta memperbaiki sistem peradilan dan hukum merupakan suatu syarat
yang sangat penting dalam rangka menarik investor.
c. Syarat stabilitas politik (political stability)
Penanaman modal asing pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh faktor stabilitas
politik (political stability). Konflik yang terjadi di antara elit politik atau dalam masyaratkat
akan berpengaruh terhadap iklim penanaman modal. Selain itu, belum mantapnya
kondisi sosial politik mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap arus
penanaman modal.
Penanaman modal memberikan keuntungan kepada semua pihak, tidak hanya bagi
‘12
3
Manajemen Strategik
Agus Arijanto SE. MM
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang
me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger
dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan
perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima
sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus,
1999, p.598). Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan
oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan
nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun
kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan
kehilangan/berhenti beroperasi
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli
saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey,
Myers, & Marcus, 1999, p.598).
Jenis-jenis Merger dan Akusisi
Menurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan lain dengan
beberapa cara, yaitu :
a. Merger
Pada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan persetujuan
para pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini disetujui oleh paling sedikit
50% shareholder dari target firm dan bidding firm. Pada akhirnya target firm akan
menghilang (dengan atau tanpa proses likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm.
b. Konsolidasi
Setelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang saham
kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.
c. Tender offer
Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan lain tanpa
persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer karena merupakan hostile
takeover. Target firm akan tetap bertahan selama tetap ada penolakan terhadap
‘12
5
Manajemen Strategik
Agus Arijanto SE. MM
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Download