BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - SiforenMonev

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyelenggara kepemerintahan yang baik (good governance) dalam pengelolaan
administratsi publik dan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan
adalah wujud tanggung jawab pemerintah terhadap tuntutan dan aspirasi masyarakat
dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Oleh karena
itu,
diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat dan
jelas sehingga penyelenggara pemerintahan dapat berlangsung secara efektif dan
efisien, bersih, dan bertanggungjawab, serta bebas dari praktek Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (KKN).
Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan asas akuntabilitas yang
dirumuskan dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
penyelenggaraan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, bahwa azas
yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelengaraan
negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dalam rangka itu, pemerintah telah menerbitkan Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Peraturan Presiden tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah
sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan
tugas, fungsi serta kewenangan dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang
dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis (strategic planning) yang
ditetapkan.
Sebagai perwujudan pertanggungjawaban tersebut, setiap instansi pemerintah
secara periodik wajib mengkomunikasikan pencapaian tujuan dan sasaran strategis
organisasi kepada para pemangku kepentingan, yang dituangkan dalam Laporan
Kinerja (Lakin), berdasarkan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP),
penyusunan Lakin dilakukan melalui proses penyusunan Rencana Strategis (Renstra),
Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK), dan Pengukuran
Kinerja.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
1
Lakin Biro Renkeu 2016 ini disusun untuk memenuhi ketentuan tentang
pelaporan kinerja tahunan sekaligus merupakan catatan tentang langkah-langkah
kegiatan yang telah dilaksanakan pada 2016 lalu. Kegiatan 2016 secara umum
merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan dalam
rangka mencapai tujuan dan sasaran strategis 2015-2019.
1.2
Tugas, Fungsi
Berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan TataKerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, maka Biro Renkeu secara
struktural berada di bawah Sekretariat Utama dan mempunyai tugas sebagai berikut:
“Melaksanakan Koordinasi, Pembinaan, dan Pengendalian perencanaan
program dan anggaran, pemantauan dan evaluasi kinerja, serta
pengelolaan keuangan”
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 11, Biro Renkeu
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan koordinasi, pembinaan dan pengendalian, serta
penyusunan rencana program, kegiatan, dan anggaran LAPAN;
b. Penyiapan koordinasi, pembinaan, dan pengendalian, serta
pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan program,
kegiatan, dan anggaran LAPAN;
c. Penyiapan koordinasi, pembinaan, dan pengendalian, serta
pengelolaan perbendaharaan, verifikasi, akuntasi, dan penyusunan
laporan keuangan LAPAN.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
2
1.3 Struktur Organisasi Biro Renkeu
Gambar 1.1 : Struktur Organisasi Biro Renkeu
Dalam struktur organisasi, Biro Renkeu terdiri atas Pasal 13 Peraturan Kepala LAPAN
Nomor 8 Tahun 2015 :
1.
Bagian Perencanaan,
2.
Bagian Pemantauan dan Evaluasi,
3.
Bagian Keuangan , dan
4.
Kelompok Jabatan Fungsional
Masing-masing unit kerja di lingkungan Renkeu mempunyai tugas sebagai berikut:

Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi,
pembinaan, serta penyusunan rencana program, kegiatan, dan anggaran LAPAN;
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
3

Bagian Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan,
koordinasi, pembinaan, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
program, kegiatan, dan anggaran LAPAN;

Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi,
pembinaan,
serta
pengelolaan
perbendaharaan,
verifikasi,
akuntansi
dan
penyusunan laporan keuangan LAPAN.
1.4 Arah Kebijakan dan Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan
Agar fungsi Sekretariat Utama dapat dioptimalkan untuk membangun dan
memantapkan sistem pengendalian secara akuntabel, profesional dan berkelanjutan
dengan tetap mengacu pada prinsip-prinsip peningkatan kualitas, kapasitas dan
produktifitas serta akuntabilitas kinerja untuk mencapai visi dan misi yang telah
dirumuskan, diperlukan perumusan arah kebijakan dan strategis
Arah Kebijakan 1:
Perencanaan program dan anggaran berbasis kinerja dengan kualitas prima, dengan
strategi sebagai berikut:
a. Memperkuat koordinasi dengan mitra strategis;
b. Meningkatkan kemampuan/kompetensi Sumber Daya Aparatur Perencana;
c. Memperkuat koordinasi dengan satker untuk meningkatkan keberhasilan tugas
dan fungsi melalui sosialisasi dan asistensi.
Arah Kebijakan 2:
Pengelolaan urusan keuangan yang akuntabel di lingkungan LAPAN, dengan strategis
sebagai berikut:
a. Memperkuat koordinasi dengan mitra strategis;
b. Meningkatkan kemampuan/kompetensi Sumber Daya Aparatur dalam urusan
keuangan;
c. Memperkuat koordinasi dengan satuan kerja melalui sosialisasi/asistensi
penggunaan akun belanja dan pelaporan.
Arah Kebijakan 3:
Penguat akuntabilitas kinerja di lingkungan LAPAN, dengan strategi sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
4
a. Menyusun perencanaan kinerja dan pengukuran kinerja yang berorientasi pada
peningkatan akuntabilitas kinerja ;
b. Melaksanakan dan penyusunan laporan hasil evaluasi program, kegiatan, dan
anggaran LAPAN;
c. Penguatan koordinasi internal dengan unit kerja terkait dan eksternal dengan
K/L dalam mendukung peningkatan kualitas manajemen kinerja LAPAN.
1.5
Sumber Daya Aparatur (SDA)
Sumber Daya Aparatur merupakan elemen terpenting dalam organisasi,
karena merupakan input dalam setiap kegiatan dan sekaligus sebagai pengguna output.
SDA Biro Renkeu berjumlah 54 orang yang terdiri dari S2 15 orang , S1 24 orang , DIII 5
orang, dan SLTA 10 orang.
Tabel 1.1
Matrik Komposisi SDA Biro Renkeu berdasarkan pendidikan
NO
PENDIDIKAN
JUMLAH SDA
1
S-2
15
2
S-1
24
3
D-III
5
4
SLTA
10
TOTAL
SLTA (19%)
54
S2 (28%)
DIII (9%)
S1 (44%)
1.1 Diagram komposisi SDA Biro Renkeu berdasarkan Pendidikan
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
5
Komposisi SDA ini sangat menunjang keberhasilan pencapaian sasaran
program/kegiatan yang diamanatkan kepada Biro Renkeu. Dalam rangka peningkatan
daya guna dan hasil guna SDA aparatur negara, maka setiap SDA di dorong untuk
memiliki Jabatan Fungsional Khusus (JFK). Begitu pula SDA Biro Renkeu yang
merupakan aparatur negara, pada tahun 2016 total SDA yang menduduki JFK berjumlah
10 orang, Jabatan Fungsional Umum (JFU) 33 orang , dan Jabatan Struktural 11 orang.
Tabel 1.2 Matrik Peta Jabatan
NO
JABATAN
JUMLAH SDA
1
Struktural
11
2
Jabatan Fungsional Khusus
10
3
Jabatan Fungsional Umum
33
TOTAL
54
Struktural (20%)
JFU (61%)
JFK (10%)
1.2 Diagram komposisi Peta Jabatan Biro Renkeu
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
6
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1
Rencana Strategis
Berdasarkan
Undang-undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa setiap Kementerian/Lembaga diwajibkan
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kementerian/Lembaga
yang disebut Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) untuk periode
lima tahun dan menyusun Rencana Pembangunan Tahunan Kementerian/Lembaga
yang disebut Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL) untuk periode satu
tahun.
Renstra Biro Renkeu 2015-2019 disusun sebagai langkah awal dalam
mengimplementasikan SAKIP dengan mengintegrasikan antara ketersediaan Sumber
Daya Aparatur dan sumber daya lain agar mampu memenuhi keinginan pemangku
kepentingan (stakeholder). Renstra Biro Renkeu 2015-2019 meliputi di dalamnya
adalah rumusan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, dan sistem nilai yang disusun
berdasarkan analisis kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada periode sebelumnya
(2010-2014) serta peluang dan tantangan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi ke
depan (2015-2019) yang diemban oleh Biro Renkeu.
Renstra merupakan pegangan dalam menjalankan tugas dan fungsi yang
diberikan kepada Biro Renkeu sebagaimana termuat dalam Peraturan Kepala LAPAN
Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN. Peraturan tersebut
mengatur perubahan struktur organisasi LAPAN yang berdampak pada perubahan
tugas dan fungsi serta nomenklatur di LAPAN termasuk Biro Renkeu yang sebelumnya
merupakan Biro Perencanaan danOrganisasi (Renor). Pelaksanaan kegiatan Biro
Renkeu akan berlaku efektif pada awal 2016.
Lakin Biro Renkeu 2016 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban
kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi tahun 2016, dengan mengacu pada Renstra
2015 – 2019. Dalam rangka menyatukan persepsi dan memperkuat komitmen seluruh
jajaran di Biro Renkeu dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, maka ditetapkan
visi dan misi.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
7
Visi Biro Renkeu adalah sebagai berikut:
“Menjadi pengendali perencanaan program dan
anggaran, pemantauan dan evaluasi kinerja, serta
pengelolaan keuangan yang akuntabel”
Dalam
rangka pencapaian
visi, Biro
Renkeu
menetapkan
misi
yang
mencerminkan kegiatan inti dan mandatnya. Misi Biro Renkeu yaitu:
“Melaksanakan koordinasi, pembinaan, dan
pengendalian perencanaan program dan anggaran,
pemantauan dan evaluasi kinerja, serta pengelolaan
keuangandalam rangka pencapaian visi LAPAN secara
akuntabel”
Untuk mengukur keberhasilan visi dan misi tersebut, maka perlu ditentukan
tujuannya. Adapun tujuan Biro Renkeu adalah:
“Meningkatkankualitas dan profesionalitas
dalammelaksanakan koordinasi, pembinaan,
pengendalian, perencanaan program dan anggaran,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan kinerja, serta
pengelolaan keuangan dalam rangka pencapaian visi
LAPAN”
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
8
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, Biro Renkeu menetapkan sasaran
strategisnya. Ada tiga sasaran strategis pada 2016, yaitu:
1. Terselenggarannya perencanaan penganggaran dengan
kualitas prima;
2. Terselenggaranya pelaporan keuangan LAPAN yang tepat
waktu sesuai dengan SAP.
3. Terselenggaranya penguatan akuntabilitas kinerja
Setelah struktur organisasi baru di lingkungan LAPAN mulai berlaku efektif,
kegiatan Biro Renkeu dilaksanakan berdasarkan sasaran strategis dan indikator kinerja
utama (IKU) sebagai berikut :
1. Persentase kesesuaian RKAKL terhadap Renja;
2. Persentase kesesuaian penggunaan akun belanja;
3. Persentase rekomendasi hasil evaluasi program/ kegiatan yang
ditindaklanjuti oleh Satker;
4. Nilai AKIP LAPAN pada empat komponen (komponen
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja,
dan pencapaian kinerja).
Kaitan antara visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan IKU yang akan digunakan
sebagai tolak ukur keberhasilan pencapaian kinerja Biro Renkeu tergambar pada tabel
di bawah ini:
Tabel 2.1
Kaitan Antara Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, dan IKU Biro Renkeu
VISI
Menjadi
pengendali
perencanaan
program dan
anggaran,
MISI
TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
Melaksanakan
koordinasi,
pembinaan, dan
pengendalian
perencanaan
Meningkatkank
ualitas dan
profesionalitas
dalammelaksan
akan
Terselenggaranny
a perencanaan
penganggaran
dengan kualitas
prima
IKU
1. IKU 1:
Persentase
kesesuaian
RKAKL
terhadap
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
9
Tabel 2.1
Kaitan Antara Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, dan IKU Biro Renkeu
VISI
MISI
TUJUAN
pemantauan dan
evaluasi kinerja,
serta
pengelolaan
keuangan yang
akuntabel
program dan
anggaran,
pemantauan dan
evaluasi kinerja,
serta
pengelolaan
keuangan dalam
rangka
pencapaian visi
LAPAN secara
akuntabel
koordinasi,
pembinaan,
pengendalian,
perencanaan
program dan
anggaran,
pemantauan,
evaluasi dan
pelaporan
kinerja, serta
pengelolaan
keuangan
dalam rangka
pencapaian visi
LAPAN
SASARAN
STRATEGIS
IKU
Renja;
Terselenggaranya
pelaporan
keuangan LAPAN
yang akuntabel,
andal dan tepat
waktu
2. IKU 2:
Terselenggaranya
penguatan
akuntabilitas
kinerja
3. IKU 3:
Persentase
kesesuaian
penggunaan
akun belanja;
Persentase
rekomendasi
hasil evaluasi
program/keg
iatan yang
ditindaklanju
ti oleh
Satker;
4. IKU 4: Nilai
AKIP LAPAN
pada empat
komponen
(komponen
perencanaan
kinerja,
pengukuran
kinerja,
pelaporan
kinerja, dan
pencapaian
kinerja).
2.2
Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2016
Penetapan kinerja (PK) sebagai bentuk kontrak kinerja antara Kepala Biro
Renkeu dengan Sekretaris Utama. Dokumen PK 2016 merupakan kelanjutan dari
dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2016. RKT merupakan dokumen transisi
yang menjembatani antara Rencana Kerja (Renja) 2016 dengan rancangan dokumen
Renstra 2015-2019. Saat awal menyusun RKT 2016 masih mengacu Renstra Biro
Perencanaan dan Organisasi (Renor) sebelum reorganisasi menjadi Biro Renkeu,
sehingga setelah adanya reorganisasi, Renstra Biro Renor 2015-2019 direvisi menjadi
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
10
Renstra Biro Renkeu 2015-2019. Selanjutnya dokumen RKT Biro Renor 2016 pun di
revisi menjadi RKT Biro Renkeu 2016. Dengan disusunnya RKT 2016 diharapkan dapat
dijadikan acuan dalam penyusunan PK 2016 dan sebagai dasar pelaksanaan tugas dan
fungsi Biro Renkeu guna mencapai tujuan dan sasaran pada tahun 2016.
Dalam PK ini tertuang IKU sebagai indikator keberhasilan sasaran strategis dan
memuat alur keterkaitan antara sasaran dengan indikator kinerja dan besarnya target
yang akan dicapai sebagai ukuran keberhasilan. Adapun rincian tabel PK Biro Renkeu
2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2.
Penetapan Kinerja Biro Renkeu 2016
SASARAN STRATEGIS UTAMA
1. Terselenggaranya
perencanaan penganggaran
dengan kualitas prima.
2. Terselenggaranya pelaporan
keuangan LAPAN yang
akuntabel, andal dan tepat
waktu.
3. Terselenggaranya penguatan
akuntabilitas kinerja.
INDIKATOR KINERJA
TARGET
IKU 1: Persentase kesesuaian RKAKL
terhadap Renja
90%
IKU 2: Persentase kesesuaian
penggunaan akun belanja
85%
IKU 3: Persentase rekomendasi hasil
evaluasi program/kegiatan yang
ditindaklanjuti oleh Satker
IKU 4: Nilai AKIP LAPAN pada empat
komponen (komponen perencanaan
kinerja, pengukuran kinerja,
pelaporan kinerja, dan pencapaian
kinerja)
85%
66
Untuk pencapaian sasaran strategis dan targetnya sesuai dengan yang telah
ditetapkan, Biro Renkeu melakukan beberapa kegiatan, sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1 :
Terselenggaranya perencanaan penganggaran
dengan kualitas prima
IKU 1 :
Persentase kesesuaian RKAKL terhadap Renja
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
11
Sesuai dengan tusinya yaitu sebagai koordinator perencanaan program, kegiatan
dan anggaran di lingkungan Satuan Kerja (Satker) LAPAN, maka Biro Renkeu
mengkoordinir penyusunan dokumen anggaran yang merupakan usulan dari Satker
LAPAN. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penyusunan dokumen anggaran,
dalam
hal
ini
RKA-KL,
adalah
pendekatan
penganggaran
berbasis
kinerja. Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) merupakan suatu pendekatan dalam
sistem penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dan kinerja
yang
diharapkan,
serta
memperhatikan
efisiensi
dalam
pencapaian
kinerja
tersebut. Dalam pendekatan ini pengalokasian anggaran berorientasi pada kinerja
sehingga diharapkan akan menunjukkan keterkaitan langsung antara pendanaan
dengan kinerja yang ingin dicapai.
Untuk menunjukkan keterkaitan tersebut,
pendekatan PBK mensyaratkan adanya indikator kinerja yang merupakan instrumen
yang digunakan untuk mengukur kinerja. Sejak 2016 pengelolaan dan pengukuran
kinerja di setiap unit kerja di lingkungan LAPAN, khususnya Eselon I dan II
menggunakan sistem manajemen kinerja berbasis balanced scorecard yang dituangkan
dalam sebuah Kontrak Kinerja.
Di samping itu, prinsip utama dalam penerapan PBK ini adalah adanya
keterkaitan yang jelas antara kebijakan yang terdapat dalam dokumen perencanaan
nasional dan alokasi anggaran yang dikelola Kementerian/Lembaga (K/L) sesuai tugasfungsinya. Dokumen perencanaan tersebut meliputi Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
dan Renja-K/L. Sedangkan alokasi anggaran yang dikelola K/L tercermin dalam
dokumen RKA-K/L dan DIPA yang merupakan dokumen yang bersifat tahunan. RenjaK/L sebagai dokumen perencanaan pembangunan tahunan di lingkup K/L merupakan
penjabaran dari Renstra-K/L yang merupakan rencana pembangunan jangka menengah
untuk periode 5 tahun.
Seluruh dokumen tersebut termasuk bagian dari sistem perencanaan
pembangunan nasional yang merupakan sebuah proses yang sistematis dan terpadu,
maka seluruh tahapan dan dokumen-dokumen yang dihasilkan harus menunjukkan
adanya keterkaitan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Keterkaitan tersebut
meliputi keterkaitan visi dan misi, program, kegiatan, termasuk kinerja yang ingin
dicapai dan indikator yang digunakan untuk mengukurnya.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
12
Sasaran Strategis 2 :
Terselenggaranya pelaporan keuangan LAPAN
yang akuntabel, andal dan tepat waktu
IKU 2 :
Persentase kesesuaian penggunaan akun belanja
Perbedaan definisi dan pengertian antara belanja barang dan belanja modal
dalam anggaran pemerintah (APBN dan APBD) bukanlah sesuatu yang sederhana dan
dapat diabaikan begitu saja. Banyak penyimpangan anggaran terjadi karena
kelonggaran
dalam
pengklasifikasian
ini.
Sebenarnya
dalam
PMK
No.214/PMK.05/20013 tentang Bagan Akun Standar (BAS) sudah didefinisikan
perbedaan belanja barang dan belanja modal secara jelas.Tapi pada pelaksanaannya
Bendahara Kementerian/Lembaga sering mengeluh karena SPM yang diajukan ke KPPN
tidak bisa cair seluruhnya. Menurut bendahara, tagihan untuk honor tim tidak bisa
dicairkan karena tidak sesuai akunnya. Honor tim pengadaan modal dalam DIPA masuk
ke dalam belanja modal. Sementara menurut pihak KPPN honor tim harus masuk ke
dalam belanja barang. Karena perbedaan persepsi ini menyebabkan SPM tidak bisa cair.
Dalam penyusunan perencanaan anggaran sudah mengacu pada BAS, sementara
dalam pelaksanaan anggaran masih belum mengacu pada BAS. Inilah pokok awal
terjadinya perbedaan persepsi. Demikian juga dalam penyusunan perencanaan
anggaran berpedoman pada petunjuk penyusunan dan penelahaan RKA-KL yang
mengatur penerapan konsep full costing dalam suatu kegiatan yaitu seluruh biaya yang
menunjang dalam pencapaian output disesuaikan dengan jenis belanjanya. Ini sejalan
dengan norma akuntansi yaitu azas full disclosure untuk masing-masing jenis belanja.
Faktor lain berupa pemahaman pegawai tentang konsep BAS belum utuh, sementara
sosialiasi BAS masih minim. Demikian pula masih banyak pegawai yang belum mengerti
prinsip-prinsip akuntansi yang dipakai dalam BAS. Sehingga berdampak pada kesalahan
dalam menterjemahkan dan menjelaskan kepada kementerian/lembaga.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
13
Menyadari akan hal tersebut serta untuk memberikan kemudahan dalam
mekanisme pelaksanaan APBN dan penyusunan Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga, maka diterbitkan Perdirjen Perbendaharaan No. PER-33/PB/2008
tentang pedoman penggunaan akun pendapatan, belanja pegawai, belanja barang dan
belanja modal sesuai dengan BAS dan Kepdirjen Perbendaharaan Nomor Kep311/PB/2014 tentang Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar. Diharapkan
Satker di lingkungan LAPAN dapat mengimplementasikan kesesuaian penggunaan akun
belanja sesuai pedoman secara optimal.
Faktor lain berupa pemahaman pegawai tentang konsep BAS belum utuh,
sementara sosialiasi BAS masih minim. Demikian pula masih banyak pegawai yang
belum mengerti prinsip-prinsip akuntansi yang dipakai dalam BAS. Sehingga
berdampak pada kesalahan dalam menterjemahkan dan menjelaskan kepada
kementerian/ lembaga.
Salah satu tusi Biro Renkeu adalah melaksanakan evaluasi program/ kegiatan,
serta penyiapan koordinasi dan penyusunan laporan kinerja di lingkungan LAPAN.
Sebagai koordinator dalam hal monitoring dan evaluasi (monev) serta pelaporan
kinerja LAPAN, Biro Renkeu mempunyai tugas untuk membina dan mengkoordinir
semua laporan kinerja Satker agar dapat terkumpul secara cepat (tidak melebihi batas
waktu yang ditentukan), tepat (sesuai dengan format yang ditentukan) dan akurat
(data/informasi yang diberikan adalah benar).
Selain melaksanakan penyusunan pelaporan kinerja, Biro Renkeu juga
melakukan pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) program/kegiatan secara
tepat waktu. Monev diperlukan untuk mengamati perkembangan/kemajuan dari
kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja LAPAN serta menilai tingkat keberhasilan
pencapaian output dan outcome LAPAN. Monev program/kegiatan ini dilaksanakan
sebagai bahan awal untuk menyusun perencanaan kegiatan yang lebih baik di tahun
yang akan datang.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
14
Sasaran Strategis 3 :
Terselenggaranya penguatan akuntabilitas kinerja
IKU 3 :
Persentase rekomendasi hasil evaluasi
program/kegiatan yang ditindaklanjuti oleh Satker;
Biro Renkeu berkeyakinan bahwa setiap kegiatan evaluasi sedapat mungkin
dilakukan dengan pendekatan co-evaluation, yaitu antara pihak yang dievaluasi dengan
evaluatornya duduk bersama-sama membahas berbagai kondisi, termasuk kelemahan
yang dijumpai untuk dicari solusinya. Hal ini tentulah sangat sesuai dengan tujuan
evaluasi akuntabilitas kinerja yang telah ditetapkan, yaitu penguatan akuntabilitas dan
peningkatan kinerja instansi pemerintah. Oleh karena itu, Biro Renkeu sangat
menghargai setiap satker yang merespon hasil evaluasi secara baik dan segera
melakukan berbagai perbaikan sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Pada
dasarnya setiap kali dilakukan evaluasi kinerja oleh Biro Renkeu, kepada satker yang
dievaluasi disampaikan laporan awal/pendahuluan hasil evaluasi secara informal.
Penyampaian ini sekaligus pemberitahuan dan klarifikasi kepada pihak yang dievaluasi
tentang hasil evaluasi dan rekomendasinya. Rekomendasi hasil evaluasi tersebut
diminta untuk ditindaklanjuti sesegera mungkin. Jadi jika mekanisme ini dipatuhi
semua pihak, maka akan terjadi proses perbaikan secara terus-menerus. Hasil akhir
evaluasi selanjutnya disampaikan secara formal melalui nota dinas Biro Renkeu. Bagi
mereka yang memperoleh nilai agak kurang, tentulah harus melakukan berbagai
perbaikan, termasuk perbaikan yang mendasar. Mekanisme seperti ini dilakukan dan
disosialisasikan kepada seluruh satker, yang tujuannya tentulah agar melakukan
perbaikan-perbaikan. Satker yang memperoleh predikat nilai baik diberikan
penghargaan. Tujuannya secara manajerial adalah untuk memberikan motivasi agar
terus melakukan perbaikan dan bisa dijadikan contoh bagi satker lainnya
(pembelajaran).
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
15
IKU 4 :
Nilai AKIP LAPAN pada empat komponen (komponen
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan
kinerja, dan pencapaian kinerja).;
Evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, terdiri atas evaluasi
penerapan komponen manajemen kinerja (Sistem AKIP) yang meliputi : perencanaan
kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja dan pencapaian kinerja.
-
Aspek perencanaan komponen-kompenen yang dievaluasi antara lain: (1)
perencanaan strategis; (2) perencanaan kinerja; (3) penetapan kinerja; dan
keterpaduan serta keselarasan diantara subkomponen tersebut.
-
Aspek pengukuran kinerja komponen-komponen yang dievaluasi adalah: (1)
indikator kinerja secara umum dan indikator kinerja utama (IKU), (2) pengukuran,
serta (3) analisis hasil pengukuran kinerja.
-
Aspek pelaporan kinerja yang dinilai adalah ketaatan pelaporan, pengungkapan
dan penyajian, serta pemanfaatan informasi kinerja guna perbaikan kinerja.
-
Aspek Capaian kinerja dalam hal mana MENPAN & RB melakukan riviu atas
prestasi kerja atau capaian kinerja yang dilaporkan dengan meneliti berbagai
indikator pencapaian kinerja, ketetapannya, pencapaian targetnya, keandalan data,
dan keselarasan dengan pencapaian sasaran pembangunan dalam dokumen
perencanaan (RPJMN, RENSTRA).
Terhadap masing-masing aspek yang dinilai, untuk keperluan penyimpulan,
perlu dilakukan agregasi nilai secara keseluruhan dengan proporsi (bobot) masingmasing nilai.Metodologi yang digunakan dalam evaluasi akuntabilitas kinerja adalah
metodologi yang pragmatis, karena disesuaikan dengan tujuan evaluasi yang telah
ditetapkan dan mempertimbangkan kendala yang ada. Evaluator perlu menjelaskan
kekurangan dan kelebihan metodologi yang digunakan kepada pihak yang dievaluasi.
Langkah yang pragmatis ini dipilih dengan pertimbangan agar dapat lebih cepat
menghasilkan rekomendasi atas hasil evaluasi untuk perbaikan penerapan Sistem AKIP
dan peningkatan akuntabilitas kinerja instansi.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
16
Terhadap setiap aspek yang dinilai, dilakukan pengumpulan data dengan cara:
wawancara, observasi, pembandingan dengan data sekunder, dan konfirmasikonfirmasi seperlunya. Kemudian setiap subkomponen yang dievaluasi ini ditetapkan
kriteria penilaiannya dengan menggunakan standar dan kebenaran normatif yang ada
pada peraturan perundangan, pedoman, serta petunjuk yang berlaku, maupun mengacu
pada praktik-praktik terbaik (best practices) manajemen kinerja dan akuntabilitas
kinerja.
Kriteria penilaian ini dituangkan dalam petunjuk pelaksanaan (juklak) evaluasi
sehingga semua pelaksana evaluasi atau evaluator mendapatkan pedoman yang sama.
Dengan demikian diharapkan seluruh petugas evaluator dapat menggunakan juklak
sebagai standar evaluasi sehingga pada gilirannya pihak yang dievaluasi dapat
diperlakukan sama (equal treatment). Untuk menjaga mutu hasil evaluasi, baik proses
kegiatan evaluasi di kantor (desk evaluation) maupun di lapangan, agar dituangkan
dalam laporan hasil evaluasi yang diriviu dengan mekanisme yang berlaku. Proses
evaluasi ini berikut juklaknya setiap tahun diperbaiki dan dilakukan penyempurnaan
agar tetap dapat menjaga kredibilitas hasil evaluasi. Selanjutnya, hasil evaluasi yang
disampaikan kepada pihak yang dievaluasi, pada akhirnya berpulang pada
para pimpinan satker. Jika hasil evaluasi ditindaklanjuti secara memadai sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan, kita tentu yakin akan ada perbaikan-perbaikan di
dalam satker tersebut.
2.3
MEKANISME PENGUMPULAN DATA KINERJA
Pemantauan capaian setiap IKU dilakukan melalui sistem pemantauan yang
terstruktur dengan periode pertemuan bulanan dan triwulanan (konsolidasi laporan)
serta menginput capaian kinerja melalui Sistem Informasi Perencanaan, Monitoring dan
Evaluasi (Siforenmonev).
Pada tabel dibawah ditampilkan alur pemantauan dan monitoring serta
penyusunan laporan di lingkungan Biro Renkeu atau dikenal dengan SOP Pengumpulan
Data Kinerja.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
17
Tabel 2.3 SOP Pengumpulan Data Kinerja Biro Renkeu
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
18
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 2016
3.1
Capaian Kinerja Organisasi
3.1.1 Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016
Dengan dukungan sumber daya yang ada, Biro Renkeu telah mengupayakan dengan
maksimal pencapaian target kinerja Biro Renkeu sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja
(PK) Biro Renkeu tahun 2016, yang mencakup 3 (tiga) sasaran strategis dan 4 (empat) indikator
sasaran atau yang disebut dengan indikator kinerja utama (IKU). Secara rinci data
pencapaian target IKU Biro Renkeu 2016 dapat disajikan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.1
Capaian Kinerja Biro Renkeu Tahun 2016
SASARAN STRATEGIS
IKU
Target
Realisas
i
Capaian
1. Terselenggaranya
perencanaan
penganggaran dengan
kwalitas prima
IKU 1: Persentase
kesesuaian RKAKL
terhadap Renja
90 %
91%
101,11%
2. Terselenggaranya
pelaporan keuangan
LAPAN yang akuntabel,
andal dan tepat waktu
IKU 2: Persentase
kesesuaian penggunaan
akun belanja
85 %
99,88%
117,50%
3. Terselenggaranya
penguatan Akuntabilitas
kinerja
IKU3: Persentase
rekomendasi hasil
evaluasi
program/kegiatan yang
ditindaklanjuti oleh
satker
IKU 4: Nilai AKIP LAPAN
pada empat komponen
(komponen perencanaan
kinerja, pengukuran
kinerja, pelaporan
kinerja dan pencapaian
kinerja)
85%
100%
117,65%
66
0
79%
Pengukuran tingkat capaian kinerja Biro Renkeu 2016 dilakukan dengan cara
membandingkan antara target dan realisasi indikator kinerja utama yang terdapat
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
19
dalam Perjanjian Kinerja (PK) 2016. Secara umum target IKU Biro Renkeu 2016
sebagaimana tertuang dalam dokumen PK dapat tercapai dengan baik. Dari 4 IKU,
terdapat 3 IKU yang mencapai target 100%, dan terdapat 1 IKU yang capaiannya
mencapai 79%. Dimana pada target nilai AKIP LAPAN sebesar 66 tetapi realisasi baru
mencapai 79%, hal ini dikarenakan belum keluarnya nilai evaluasi atas AKIP LAPAN
tahun 2015 oleh MenPAN&RB.
3.2
Evaluasi dan Analisis Kinerja
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap tiga sasaran strategis yang terdapat
dalam PK, sebagai berikut:
Tabel 3.2 Capaian Sasaran Strategis 1
Sasaran Strategis 1 :
Terselenggaranya perencanaan penganggaran dengan
kwalitas prima.
IKU 1 :
Persentase kesesuaian RKAKL terhadap Renja.
Target
Realisasi
Capaian
90%
91%
101,11%
Sasaran strategis 1 berhasil dicapai melalui pencapaian target IKU1 dengan
target sebagai berikut :
IKU 1: Persentase kesesuaian RKAKL terhadap renja.
Kesesuaian RKA-K/L tahun 2017 terhadap Renja tahun 2017 dilihat dari 7 unsur
yaitu:
1. Nomenklatur Indikator;
2. Volume Target indikator;
3. Nomenklatur Output;
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
20
4. Volume Output;
5. Nomenklatur Suboutput/Komponen;
6. Volume komponen; dan
7. Anggaran komponen.
Dari 21 satker di LAPAN tingkat
kesesuaian RKA-K/L tahun 2017 terhadap
Renja tahun 2017 sebesar 91%, sedangkan
tingkat kesesuaian yang ditargetkan sebesar 90%,
sehingga capaian dari indikator ini sebesar 101,11%.
Tabel 3.3 Perhitungan Kesesuaian RKAK/L terhadap Renja per Satuan Kerja
Kode
Satker
Unsur
SEKRETARIAT UTAMA
3516
3517
3518
Inspektorat
SDMOH
RENKEU
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Jumlah dlm
RKAKL
Jml dlm RKAKL yg
sesuai thd Renja
326
302
4
4
93%
100%
4
2
2
8
8
8
36
5
0
2
2
8
8
8
32
5
0%
100%
100%
100%
100%
100%
89%
100%
5
5
5
10
10
10
50
4
3
5
5
10
10
10
48
4
60%
100%
100%
100%
100%
100%
96%
100%
4
5
0
5
0%
100%
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
%
21
Kode
Satker
Unsur
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
3519
KSHU
Indikator
Volume indikator
Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
3520
Pusfatekgan Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
5846
Pustispan
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
5848
PKKPA
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
DEPUTI SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER
3530
PUSSAINSA
Nomenklatur Indikator
Jumlah dlm
RKAKL
Jml dlm RKAKL yg
sesuai thd Renja
%
5
11
11
11
51
4
4
6
6
15
15
15
65
3
5
11
11
11
47
4
0
6
6
15
15
15
61
3
100%
100%
100%
100%
92%
100%
0%
100%
100%
100%
100%
100%
94%
100%
3
3
3
12
12
12
48
6
1
3
3
12
12
12
46
6
33%
100%
100%
100%
100%
100%
96%
100%
6
5
5
5
5
5
37
4
1
5
5
5
5
5
32
4
17%
100%
100%
100%
100%
100%
86%
100%
4
3
3
7
7
11
39
260
6
1
3
3
7
7
11
36
237
6
25%
100%
100%
100%
100%
100%
92%
91%
100%
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
22
Kode
Satker
PASURUAN
SUMEDANG
PONTIANAK
3525
PSTA
Unsur
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
Jumlah dlm
RKAKL
Jml dlm RKAKL yg
sesuai thd Renja
%
6
5
5
13
13
13
61
3
0
5
5
13
13
13
55
3
0%
100%
100%
100%
100%
100%
90%
100%
3
4
4
7
7
7
35
3
1
4
4
7
7
7
33
3
33%
100%
100%
100%
100%
100%
94%
100%
3
4
4
7
7
7
35
3
0
4
4
7
7
7
32
3
0%
100%
100%
100%
100%
100%
91%
100%
3
4
4
7
7
7
35
6
0
4
4
7
7
7
32
6
0%
100%
100%
100%
100%
100%
91%
100%
6
4
4
13
13
13
0
4
4
13
13
13
0%
100%
100%
100%
100%
100%
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
23
Kode
Satker
AGAM
DETEKNOLOGI
3532
Pustekbang
3533
Pusteksatelit
3533
Balai Biak
3534
Pustekroket
Unsur
TOTAL
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
Indikator
Volume indikator
Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Jumlah dlm
RKAKL
Jml dlm RKAKL yg
sesuai thd Renja
%
59
3
53
3
90%
100%
3
4
4
7
7
7
35
189
8
0
4
4
7
7
7
32
162
8
0%
100%
100%
100%
100%
100%
91%
86%
100%
8
5
5
6
6
6
44
7
7
4
4
5
5
5
37
5
1
5
5
6
6
6
37
7
1
4
4
5
5
5
31
5
13%
100%
100%
100%
100%
100%
84%
100%
14%
100%
100%
100%
100%
100%
84%
100%
5
4
4
5
5
5
33
7
0
4
4
5
5
5
28
7
0%
100%
100%
100%
100%
100%
85%
100%
7
4
4
9
2
4
4
9
29%
100%
100%
100%
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
24
Jumlah dlm
RKAKL
Jml dlm RKAKL yg
sesuai thd Renja
%
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
9
9
49
6
9
9
44
6
100%
100%
90%
100%
6
4
4
2
2
2
26
2
4
4
2
2
2
22
33%
100%
100%
100%
100%
100%
85%
DEPUTI PENGINDERAAN JAUH
3522
Pustekdata
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
3522
Pare pare
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
3531
Pusfatja
Nomenklatur Indikator
Target/volume
indikator
Nomenklatur Output
Volume output
Suboutput/Komponen
Volume komponen
Anggaran komponen
TOTAL
194
7
185
7
95%
100%
7
4
4
5
5
6
38
4
4
4
4
5
5
6
35
4
57%
100%
100%
100%
100%
100%
92%
100%
4
4
4
6
6
6
34
6
3
4
3
6
6
6
32
6
75%
100%
75%
100%
100%
100%
94%
100%
6
4
4
34
34
34
122
2
4
4
34
34
34
118
33%
100%
100%
100%
100%
100%
97%
Kode
3534
Satker
Balai Garut
Unsur
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
25
Tabel 3.4 Perhitungan Kesesuaian RKAK/L terhadap Renja per Eselon I
DEPUTI
SETTAMA
DESAINSA
DETEKNOLOGI
DEINDERAJA
TOTAL
RENJA
326
260
189
194
969
RKAKL
302
237
162
185
886
%
93%
91%
86%
95%
91%
Terhadap 7 unsur kesesuaian yang dinilai, unsur yang paling tidak sesuai adalah
unsur volume target indikator. Hal ini disebabkan oleh penginputan volume target
indikator pada aplikasi RKA-K/L yang tidak sesuai dengan volume target indikator pada
Renja LAPAN. Volume target indikator dalam RKA-K/L tidak diinput oleh penyusun
RKA-K/L tetapi diinput secara sistem aplikasi berdasarkan sistem ADIK dan Renja yang
dikirim oleh LAPAN.
Tabel 3.5 Capaian Sasaran Strategis 2
Sasaran Strategis 2 :
Terselenggaranya pelaporan keuangann LAPAN yang
akuntabel, andal, dan tepat waktu
IKU 2 :
Persentase Kesesuaian penggunaan akun belanja.
Target
Realisasi
Capaian
85%
99,88%
117,50%
Sasaran strategis 2 yaitu Terselenggaranya pelaporan keuangan LAPAN yang
akuntabel, andal, dan tepat waktu, berhasil dicapai melalui pencapaian target IKU 2
dengan penjelasan sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
26
IKU 2: Persentase kesesuaian penggunaan
akun belanja
Faktor yang memengaruhi terwujudnya pelaporan keuangan LAPAN yang tepat
waktu sesuai dengan SAP antara lain:
a.
Kesesuaian penggunaan akun belanja.
Penggunaan akun belanja sangat penting
dikarenakan
kesalahan
dalam
penggunaan akun belanja yang tidak
sesuai dengan BAS dapat berdampak pada pelaporan keuangan, yang sangat
mempengaruhi opini atas pemeriksaan BPK.
b.
Ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan.
Ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan juga sangat penting karena
ketepatan waktu mencerminkan kedisiplinan satker dalam menyampaikan Laporan
Keuangan sehingga Laporan Keuangan yang disampaikan tepat waktu sesuai
dengan PMK 222/PMK.05/2016 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah
Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat.
c.
Tindak lanjut atas hasil monitoring dan evaluasi (monev) analisa Laporan
Keuangan dan pelaksanaan anggaran.
Tindak lanjut atas hasil monitoring dan evaluasi tersebut juga merupakan faktor
yang penting dalam penyelenggaraan pelaporan keuangan dikarenakan monev
tersebut dimaksudkan untuk meminimalisir kesalahan dalam pelaksanaan
anggaran dan pelaporan keuangan yang berkualitas, akuntabel serta untuk menguji
keandalan suatu Laporan Keuangan.
d.
Melakukan
rekonsiliasi
data secara rutin
Kegiatan
rekonsiliasi
juga
merupakan
faktor
penting
dikarenakan
kegiatan
tersebut
bertujuan
untuk
mencocokkan
menyamakan/
data
transaksi
keuangan serta melakukan koreksi
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
27
apabila ditemukan kesalahan. Rekonsiliasi terbagi atas dua yaitu rekonsiliasi eksternal
(dengan pihak KPPN) menggunakan aplikasi terintegrasi berbasis data tunggal (single
database) untuk menyamakan/mencocokkan data belanja dan pendapatan, rekonsiliasi
internal baik antara unit pelaporan keuangan dengan unit pelaporan barang (UAKPA)
dengan Bendahara Pengeluaran/Penerimaan maupun antara unit pelaporan keuangan
dengan unit pelaporan barang (UAKPA
dengan UAKPB).
Selain faktor tersebut diatas
ada beberapa penggunaan akun yang
tidak sesuai, padahal
perencanaan
penyusunan
anggaran
sudah
mengacu pada BAS, sementara dalam
pelaksanaan anggaran masih belum
mengacu pada BAS. Inilah pokok awal
terjadinya perbedaan persepsi.Tapi
pada pelaksanaannya Bendahara Kementerian/Lembaga sering mengeluh karena SPM
yang diajukan ke KPPN tidak bisa cair seluruhnya. Menurut bendahara, tagihan untuk
honor tim tidak bisa dicairkan karena tidak sesuai akunnya. Honor tim pengadaan
modal dalam DIPA masuk ke dalam belanja modal. Sementara menurut pihak KPPN
honor tim harus masuk ke dalam belanja barang. Karena perbedaan persepsi ini
menyebabkan SPM tidak bisa cair.
Realisasi
Belanja
Rp.730.901.975.599,-
atau
LAPAN
per
mencapai
31
Desember
90,07%
dari
2016
alokasi
adalah
sebesar
anggaran
sebesar
Rp.812,251,344,000,-. Dari total realisasi belanja, yang tidak sesuai dengan akun
belanjanya adalah sebesar Rp 848.579.523,- sehingga total yang sesuai adalah sebesar
Rp730.053.396.076,-.
Tabel 3.6 Ketidaksesuaian Akun
No.
1.
Satuan Kerja
Biro Renkeu
Total
(Rupiah)
82.612.500
Keterangan
MAK
Pembelian Persediaan
menggunakan MAK 523121
Nilai
(Rupiah)
38.862.500
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
28
No.
Satuan Kerja
Total
(Rupiah)
Keterangan
MAK
Pembelian Peralatan Mesin
menggunakan MAK 523121
Pembelian Persediaan
menggunakan MAK 52111
2.
Biro KSHU
146.159.990
Pusfatja
Pembelian Pompa Air
menggunakan MAK 523111
1.525.600
Biaya Pengukuran Tanah dan
Pemetaan Tanah menggunakan
MAK 521111
2.161.200
Pembelian Persediaan
menggunakan MAK 521111
5.252.380
Pengadaan Persediaan
menggunakan MAK 521111
1.593.310
4.819.500
Pembelian Persediaan
menggunakan MAK 521111
1.281.000
181.095.000 Pembelian Lemari menggunakan
MAK 523121
94.570.850 Pembelian dan Pengembangan
Peralatan Mesin menggunakan
MAK 523123
Pembelian Peralatan Mesin
menggunakan MAK 523121
5.
Pustekbang
79.667.000
Pembelian Persediaan
menggunakan MAK 521111
Pembelian Jalan dan Jembatan
menggunakan MAK 533121
Pustekdata
41.850.000
49.860.000
Pembelian Persediaan
menggunakan MAK 52111
4.
1.900.000
Pembelian Kaca Partisi
menggunakan MAK 523111
Pembelian Tangki Air dan Papan
Visual menggunakan MAK
523111
3.
Nilai
(Rupiah)
37.278.570 Pembayaran Honor Konsultan
untuk Pekerjaan Aset Tak
Berwujud menggunakan MAK
532115
Pembayaran Honor Pekerjaan
Aset Tak Berwujud
menggunakan 532114
9.800.000
62.009.000
109.286.000
90.714.580
3.856.270
21.428.570
6.350.000
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
29
No.
Satuan Kerja
Keterangan
Total
(Rupiah)
MAK
Pengembangan Gedung dan
Bangunan menggunakan MAK
533121
6.
Pustekroket
147.250.000
Pembelian Peralatan Mesin
menggunakan MAK 533111
berupa Logo
Pengembangan Gedung dan
Bangunan berupa Honor Tim
Pengadaan Gedung dan
Bangunan menggunakan MAK
532111
925.500
Pembelian Peralatan dan Mesin
menggunakan MAK 521811
Nilai
(Rupiah)
9.500.000
143.400.000
3.850.000
7.
Pussainsa
8.
LAPAN Garut
37.993.413 Pengembangan Peralatan dan
Mesin menggunakan MAK
533121
37.993.413
9.
LAPAN
Sumedang
73.005.500 Pengembangan gedung dan
bangunan menggunakan mak
532111
55.100.000
Pembelian Persediaan
menggunakan MAK 52111
Pembelian barang Persediaan
menggunakan MAK 521119
10.
11.
Pusat KKPA
LAPAN Parepare
TOTAL
925.500
10.782.500
6.720.000
Pembelian Persediaan
menggunakan MAK 523121
403.000
43.174.000 Pembelian Persediaan
menggunakan MAK 521111
39.734.000
Pembelian Persediaan
menggunakan MAK 523111
3.440.000
4.507.200 Pembelian persediaan
menggunakan MAK 521111
3.132.200
Pembelian persediaan
menggunakan MAK 523121
1.375.000
848.579.523
Kesesuaian penggunaan akun belanja
=
Rp730.053.396.076,- ×100%=99,88%
Rp730.901.975.599,-
Penyelenggaraan pelaporan keuangan LAPAN yang tepat waktu akan
mendukung terwujudnyapelaporan keuangan LAPAN yang akuntabel, andal dan tepat
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
30
waktu sehingga opini atas Pemeriksaan BPK memperoleh hasil WTP (Wajar Tanpa
Pengecualian).
Tabel 3.7 Capaian Sasaran Strategis 3
Sasaran Strategis 3 :
Terselenggaranya penguatan akuntabilitas kinerja
IKU 3 :
Persentase rekomendasi hasil evaluasi program/kegiatan
yang ditindaklanjuti oleh satker.
Target
Realisasi
Capaian
85%
100%
117,65%
IKU 3 : PERSENTASE REKOMENDASI HASIL EVALUASI PROGRAM/
KEGIATAN YANG DITINDAKLANJUTI OLEH SATKER
IKU ini untuk menghitung jumlah rekomendasi atas dokumen perencanaan
Satker di lingkungan LAPAN yang diberikan oleh Biro Renkeu sepanjang 2016 kepada
Satker di lingkungan LAPAN. Penjelasannya diuraikan sebagai berikut :
a.
Riviu Sasaran Strategis dan IKU
Pada tahun 2016, terdapat 7 Satker yang diriviu sasaran strategis dan IKUnya
disusunmenggunakan metode Balanced Scored Card (BSC) 2016. Dengan perspektif
stakeholder, customer, internal, dan learn and growthdengan penjelasan sebagai berikut
:
Tabel 3.8 Sasaran Strategis dan IKU
NO
1.
Satker
BPD Pasuruan
Semula
Rekomendasi
Capaian
(%)
3
3
100%
IKU 1 : Persentase
kontinuitas akuisisi
data antariksa dan
atmosfer
Dihilangkan
100%
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
31
NO
2.
3.
Satker
Semula
Rekomendasi
Capaian
(%)
Sasaran Strategis 2 :
Terselenggaranya
layanan pengguna
sains antariksa dan
atmosfer
Sasaran Strategis 2 :
Terselenggaranya layanan
publik penerbangan dan
antariksa
100%
IKU : Indeks
Kepuasan Masyarakat
atas layanan iptek
sains antariksa dan
atmosfer
IKU : Indeks Kepuasan
Masyarakat atas layanan
teknologi penerbangan
dan antariksa
100%
BUTPAA Garut
5
5
100%
Sasaran Strategis 1 :
Peningkatan
kemampuan
pengujian roket
Sasaran Strategis 1 :
Terselenggaranya
pengujian teknologi
penerbangan dan
antariksa
100%
Sasaran Strategis 2 :
Tersedianya data
atmosfer dan ionosfer
Sasaran Strategis 2 :
Terselenggaranya akuisisi
data antariksa dan
atmosfer
100%
IKU : Jumlah akuisisi
data atmosfer dan
ionosfer
IKU : Jumlah akuisisi data
antariksa dan atmosfer
100%
Sasaran Strategis 3 :
Terselenggaranya
layanan pengguna
data atmosfer dan
ionosfer
Sasaran Strategis 2 :
Terselenggaranya layanan
teknologi penerbangan
dan antariksa
100%
IKU : Indeks
Kepuasan masyarakat
atas layanan iptek
sains dan uji
teknologi
IKU : Indeks Kepuasan
Masyarakat atas layanan
teknologi penerbangan
dan antariksa
100%
Pusfatekgan
5
5
100%
Sasaran Strategis 1 :
Penguasaan iptek
penerbangan dan
antariksa yang maju
Sasaran Strategis 1 :
Meningkatnya layanan
iptek penerbangan dan
antariksa yang prima
100%
IKU : Jumlah iptek
penerbangan dan
antariksa yang
dimanfaatkan
IKU : Jumlah pengguna
layanan iptek
penerbangan dan
antariksa
100%
Tidak ada
Sasaran Strategis 2 :
Meningkatnya iptek
100%
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
32
NO
Satker
Semula
Rekomendasi
Capaian
(%)
penerbangan dan
antariksa yang
dimanfaatkan
4.
Pusat KKPA
Tidak ada
IKU : Jumlah iptek
penerbangan dan
antariksa yang
dimanfaatkan
100%
IKU : Nilai kepuasan
pengguna layanan
IKU : Indeks Kepuasan
Masyarakat atas layanan
teknologi penerbangan
dan antariksa
100%
1
Sasaran Strategis 1 :
Meningkatnya
layanan data dan
informasi kebijakan
penerbangan dan
antariksa
5.
6.
Biro KSHU
BPJ Parepare
3
1
Sasaran Strategis 1 :
Meningkatnya layanan
publik di bidang
kebijakan penerbangan
dan antariksa
3
100%
100%
100%
Sasaran Strategis 1 :
Meningkatnya
koordinasi dan
layanan administrasi
kerjasama di
lingkungan LAPAN
Sasaran Strategis 1 :
Meningkatnya efektifitas
kerjasama di lingkungan
LAPAN
100%
IKU : Hasil Survei
Kepuasan Masyarakat
(SKM)
IKU : Hasil Survei
Kepuasan Masyarakat
(SKM) atas layanan publik
di lingkungan LAPAN
100%
IKU : Persentase
ketepatan waktu
pelaksanaan proses
pengadaan
barang/jasa
Dihilangkan dari Sasaran
Strategis 2, dan
dimasukkan pada
perspektif internal proses
100%
3
100%
Sasaran Strategis 2 :
Meningkatnya
layanan teknis
pemanfaatan bidang
teknologi dan data
penginderaan jauh
untuk Pemerintah
Daerah
Sasaran Strategis 2 :
Terselenggaranya layanan
teknologi penerbangan
dan antariksa
100%
IKU : Jumlah instansi
IKU : Jumlah instansi
100%
3
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
33
NO
7.
Satker
Semula
Rekomendasi
pengguna yang
memanfaatkan
layanan data
penginderaan jauh
pengguna yang
memanfaatkan layanan
teknologi penerbangan
dan antariksa
IKU : Indeks
Kepuasan Masyarakat
atas layanan data
penginderaan jauh
IKU : Indeks Kepuasan
Masyarakat atas layanan
teknologi penerbangan
dan antariksa
BKSPAA Biak
3
Capaian
(%)
100%
3
100%
Sasaran Strategis 2 :
Terselenggaranya
layanan iptek
kedirgantaraan
Sasaran Strategis 2 :
Terselenggaranya layanan
teknologi penerbangan
dan antariksa
100%
IKU : Jumlah
pengguna layanan
publik daerah
IKU : Jumlah instansi
pengguna yang
memanfaatkan layanan
teknologi penerbangan
dan antariksa
100%
IKU : Indeks
Kepuasan Masyarakat
atas layanan iptek
LAPAN Biak
IKU : Indeks Kepuasan
Masyarakat atas layanan
teknologi penerbangan
dan antariksa
100%
Jumlah
23
23
100%
Capaian adalah Persentase jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti per jumlah rekomendasi yang diberikan oleh Biro
Renkeu kepada Satker
Dari tabel di atas, terdapat 23 rekomendasi
hasil riviu Sasaran Strategis, dan IKU yang diberikan
Biro Renkeu dan semuanya telah ditindaklanjuti.
Perubahannya oleh 7 (tujuh) Satker, hal tersebut
tercantum dalam dokumen perjanjian kerja Satker
yang bersangkutan tahun 2017.
b. Pemantauan dan Evaluasi pada penelitian dan
riviu RAKL 2017
Kegiatan ini berdasarkan pada pagu definitif
LAPAN tahun 2017 yang digunakan sebagai rekomendasi
perbaikan dokumen Rencana Kerja (Renja) 2017, dan
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
34
Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) 2018. Pagu definitif 2017 merupakan pagu
final yang akan dijadikan acuan untuk tahun anggaran 2017. Kegiatan ini meriviu
terhadap RKAKL 21 Satker di lingkungan LAPAN yang bertujuan untuk mendukung
visi, misi, sasaran strategis dan program utama LAPAN pada tahun 2017.
Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober-4 November 2016.
Tabel dibawah ini menyajikan rekapitulasi rekomendasi yang diberikan kepada
Satker :
Tabel 3.9 Rekapitulasi Rekomendasi Hasil Riviu RKAKL 2017
NO
Satker
Jumlah Rekomendasi
yang diberikan
kepada Satker
Jumlah Rekomendasi
yang Ditindaklanjuti
Capaian
(%)
1
Biro Renkeu
2
2
100
2
Biro SDMOH
2
2
100
3
Biro KSHU
2
2
100
4
Inspektorat
2
2
100
5
Pusfatekgan
1
1
100
6
Pustispan
1
1
100
7
Pustekdata
1
1
100
8
BPJ Parepare
2
2
100
9
Pusfatja
1
1
100
10
PSTA
1
1
100
11
BPD Agam
2
2
100
12
Pussainsa
1
1
100
13
BPD Pasuruan
2
2
100
14
BPD Pontianak
2
2
100
15
BPD Sumedang
2
2
100
16
Pusat KKPA
1
1
100
17
Pustekbang
1
1
100
18
Pustekroket
1
1
100
19
BUTPAA Garut
2
2
100
20
Pusteksat
1
1
100
21
BKSPAA Biak
2
2
100
32
32
JUMLAH
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
35
Terdapat 32 rekomendasi yang diberikan kepada 21 Satker di lingkungan
LAPAN, dan semuanya itu telah ditindaklanjuti oleh Satker di lingkungan LAPAN.
Rekomendasi yang diberikan menyangkut beberapa hal, yaitu :
Memperbaiki struktur Renja Satker dengan memperhatikan struktur ADIK dan
-
RKAKL yang telah diteliti dan diriviu oleh Tim APIP.
Memperjelas tahapan, target, dan satuan komponen pembentuk output generik
-
(1 layanan).
Memperbaiki struktur ADIK.
-
c. Riviu laporan kinerja 2015 Satker di lingkungan LAPAN
Pada tanggal 22 Januari 2016, Biro Perencanaan dan Keuangan melakukan riviu
terhadap Laporan Kinerja (Lakin) 20 Satker di lingkungan LAPAN. Riviu dilakukan
terhadap kesesuaian Renstra 2015-2019, Penetapan Kinerja 2015 dengan Lakin 2015
yang mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014. Tabel
dibawah ini menyajikan rekapitulasi rekomendasi yang diberikan kepada Satker :
Tabel 3.10 Rekapitulasi Rekomendasi Hasil Riviu LAKIN Tahun 2015
NO
Satker
Jumlah Rekomendasi
yang diberikan kepada
Satker
Jumlah Rekomendasi
yang Ditindaklanjuti
Capaian
(%)
1
Biro Renkeu
5
5
100
2
Biro SDMOH
11
11
100
3
Biro KSHU
3
3
100
4
Inspektorat
7
7
100
5
Pusfatekgan
6
6
100
6
Pustekdata
6
6
100
7
BPJ Parepare
4
4
100
8
Pusfatja
5
5
100
9
PSTA
9
9
100
10
BPD Agam
5
5
100
11
Pussainsa
5
5
100
12
BPD Pasuruan
7
7
100
13
BPD Pontianak
4
4
100
14
BPD Sumedang
4
4
100
15
Pusat KKPA
3
3
100
16
Pustekbang
4
4
100
17
Pustekroket
10
10
100
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
36
NO
Satker
Jumlah Rekomendasi
yang diberikan kepada
Satker
Jumlah Rekomendasi
yang Ditindaklanjuti
Capaian
(%)
18
BUTPAA Garut
10
10
100
19
Pusteksat
6
6
100
20
BKSPAA Biak
2
2
100
JUMLAH
116
116
Capaian adalah jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti per jumlah rekomendasi yang diberikan kepada satker.
Terdapat 116 rekomendasi
terkait hasil riviu Lakin yang
diberikan Biro Perencanaan
dan Keuangan kepada Satker,
dan
seluruhnya
telah
ditindaklanjuti
dalam
perbaikan LAKIN Satker yang
telah disampaikan kembali ke
Biro
Renkeu
pelaksanaan
sebelum
evaluasi
atas
implementasi SAKIP Tahun 2015
di lingkungan LAPAN yaitu tanggal 18 Agustus 2016. Secara umum, rekomendasi atas
hasil riviu yang diberikan kepada Satker yaitu dalam penyusunan Lakin harus dibuat
sebaik dan semenarik mungkin, karena LAKIN adalah salah satu dokumen penting
organisasi yang merupakan bentuk laporan akuntabilitas tugas fungsi yang
dipercayakan kepada setiap satker atas penggunaan anggaran. Hasil riviu Lakin
tersebut berefek pada rata-rata
hasil
evaluasi
implementasi
atas
SAKIP
Tahun
2015 di lingkungan LAPAN
untuk
Kinerja.
komponen
Pelaporan
Berdasarkan
pada
tabel di atas, rekomendasi riviu
laporan kinerja 2015 Satker di
lingkungan
LAPAN
bernilai
100% karena semua jumlah
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
37
rekomendasi telah ditindaklanjuti oleh Satker.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, terlihat bahwa seluruh rekomendasi yang
diberikan oleh Biro Perencanaan dan Keuangan telah ditindaklanjuti oleh Satker, salah
satunya melalui perbaikan dokumen. Sehingga realisasinya adalah sama dengan
targetnya, yaitu 100% yang berarti capaian untuk IKU 3 “Persentase Rekomendasi Hasil
Evaluasi Program/Kegiatan Yang Ditindaklanjuti Oleh Satker”adalah 117,65%.
IKU 4 :
Nilai AKIP LAPAN pada empat komponen (komponen perencanaan
kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, Pencapaian kinerja)
Target
Realisasi
Capaian
66%
0%
79%
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik
Indonesia, serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/01 IM.PAN/01/2009, salah satu tugas dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara adalah melakukan penguatan akuntabilitas kinerja instansi - instansi
pemerintah. Usaha-usahapenguatanakuntabilitaskinerja dan sekaligus peningkatannya,
dilakukan antara lain melalui Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP).
Obyek yang dinilai adalah instansi-intansi pemerintah sebagai entitas atau unit
yang harus memberikan akuntabilitas kinerja atau pertanggungjawaban kinerja kepada
pemberi amanah atau pemberi delegasi/wewenang. Jadi yang menjadi obyek penilaian
sesungguhnya institusi atau lembaga atau unit kerja, dan bukan hanya pimpinan atau
pejabat pimpinannya.
Dalam melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja, Kementerian PAN dan
Reformasi Birokrasi (MENPAN & RB) melakukan penilaian terhadap aspek-aspek
sebagai berikut.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
38
a. Aspek perencanaan (bobot 35%), komponen-kompenen yang dievaluasi antara lain:
(1) perencanaan strategis; (2) perencanaan kinerja; (3) penetapan kinerja; dan
keterpaduan serta keselarasan diantara subkomponen tersebut.
b. Aspek pengukuran kinerja (bobot 20%), komponen-komponen yang dievaluasi
adalah: (1) indikator kinerja secara umum dan indikator kinerja utama (IKU),
(2) pengukuran, serta (3) analisis hasil pengukuran kinerja.
c. Aspek pelaporan kinerja (bobot 15%), yang dinilai adalah ketaatan pelaporan,
pengungkapan dan penyajian, serta pemanfaatan informasi kinerja guna perbaikan
kinerja.
d. Aspek evaluasi kinerja (bobot 10%), yang dinilai adalah pelaksanaan evaluasi
kinerjadan pemanfaatan hasil evaluasi.
e. Aspek Capaian kinerja (bobot 20%), dalam hal ini MENPAN & RB melakukan riviu
atas prestasi kerja atau capaian kinerja yang dilaporkan dengan meneliti berbagai
indikator pencapaian kinerja, ketetapannya, pencapaian targetnya, keandalan data,
dan keselarasan dengan pencapaian sasaran pembangunan dalam dokumen
perencanaan (RPJMN, RENSTRA).
Pada indikator ini aspek evaluasi kinerja tidak ikut dihitung karena merupakan
tugas dan fungsi Inspektorat. Sehingga menjadi tanggung jawab Biro Renkeu adalah
aspek perencanaan, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja dan capaian kinerja.
Metodologi yang digunakan dalam evaluasi akuntabilitas kinerja adalah
metodologi yang pragmatis, karena disesuaikan dengan tujuan evaluasi yang telah
ditetapkan dan mempertimbangkan kendala yang ada. Evaluator perlu menjelaskan
kekurangan dan kelebihan metodologi yang digunakan kepada pihak yang dievaluasi.
Langkah yang pragmatis ini dipilih dengan pertimbangan agar dapat lebih cepat
menghasilkan rekomendasi atas hasil evaluasi untuk perbaikan penerapan Sistem AKIP
dan peningkatan akuntabilitas kinerja instansi.
Terhadap setiap aspek yang dinilai, dilakukan pengumpulan data dengan cara:
wawancara, observasi, pembandingan dengan data sekunder, dan konfirmasikonfirmasi seperlunya. Kemudian setiap subkomponen yang dievaluasi ini ditetapkan
kriteria penilaiannya dengan menggunakan standar dan kebenaran normatif yang ada
pada peraturan perundangan, pedoman, serta petunjuk yang berlaku, maupun mengacu
pada praktik-praktik terbaik (best practices) manajemen kinerja dan akuntabilitas
kinerja.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
39
Kriteria penilaian ini dituangkan dalam petunjuk pelaksanaan (juklak) evaluasi
sehingga semua pelaksana evaluasi atau evaluator mendapatkan pedoman yang sarna.
Dengan demikian diharapkan seluruh petugas evaluator dapat menggunakan juklak
sebagai standar evaluasi sehingga pada gilirannya pihak yang dievaluasi dapat
diperlakukan saran (equal treatment).
Untuk menjaga mutu hasil evaluasi, baik proses kegiatan evaluasi di kantor (desk
evaluation) maupun di lapangan, agar dituangkan dalam laporan hasil evaluasi yang
diriviu dengan mekanisme yang berlaku di MENPAN & RB. Proses evaluasi ini berikut
juklaknya setiap tahun diperbaiki dan dilakukan penyempurnaan agar tetap dapat
menjaga kredibilitas hasil evaluasi.
Selanjutnya, hasil evaluasi yang disampaikan kepada pihak yang dievaluasi, pada
akhirnya kembali pada para pimpinan instansi. Jika hasil evaluasi ditindaklanjuti secara
memadai sesuai dengan rekomendasi yang diberikan, kita tentu yakin akan ada
perbaikan-perbaikan di dalam instansi-instansi tersebut.
Setelah proses pelaksanaan evaluasi selesai secara keseluruhan, MENPAN & RB
memberikan peringkat nilai dengan sebutan: AA (Sangat memuaskan), A (Memuaskan),
BB Sangat baik), B(Baik), CC (Cukup), C (Kurang), dan D (SangatKurang), dengan
rincian Interprestasi dan Karakteristik instansinya. Sampai dengan Lakin ini disusun,
nilai AKIP LAPAN tahun 2016 atas evaluasi AKIP LAPAN 2015 belum keluar,
dikarenakan masih menunggu hasil penilaian dari MENPAN & RB sehingga untuk IKU 4
belum dapat dihitung dan dijelaskan capaiannya. Namun demikin tahapan kegiatan
yang diperlukan dalam penilaian AKIP LAPAN sudah tercapai, yaitu sebesar 79%
(sumber: laporan Capaian PK 2016 pada aplikasi Siforenmonev).
3.3
Kegiatan Rutin Pendukung Capaian IKU
3.3.1 Penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2016, Rencana Aksi Tahun 2016 Dan
Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2017
Perjanjian Kinerja merupakan lembar atau dokumen berisikan penugasan dari
pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi pemerintah yang lebih rendah
untuk melaksanakan program atau kegiatan yang disertai idikator kinerja. Perjanjian Kinerja
disusun sesuai dengan peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian Kinerja tersebut
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
40
merupakan upaya untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan,
akuntabel, dan berorientasi pada hasil.
Perjanjian kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang mencantumkan
Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama (IKU) beserta target, dan anggaran satuan
organisasi/satuan kerja.Perjanjian Kinerja disusun berdasarkan peta strategis pada perspektif
Customer Perspektive. Penyusunan dokumen Perjanjian Kinerja juga harus memperhatikan
dan sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) dan Indikator Kinerja Utama Unit Organisasi
Eselon di atas Satuan Kerja yang bersangkutan sebagaimana telah ditetapkan dalam
Keputusan Kepala LAPAN.Perjanjian Kinerja dijelaskan secara terperinci ke dalam Rencana
Aksi Perjanjian Kinerja. Adapun Rencana Kinerja Tahunan adalah penjabaran kegiatan yang
telah direncanakan dalam Renstra untuk tahun yang akan datang. Rencana Kinerja Tahunan
juga memuat Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama, dan target yang akan dicapai satu
tahun yang akan datang.
Perjanjian Kinerja 2016, Rencana Aksi Perjanjian Kinerja 2016, Rencana Kinerja
Tahunan 2017 ditandatangani oleh Kepala LAPAN, Sekretaris Utama, Deputi, dan Kepala
Satker/Balai pada tanggal 26 Januari 2016.
Adapun tahapan Kegiatan Penyusunan
Perjanjian Kinerja 2016, Rencana Aksi
Perjanjian Kinerja 2016, Rencana Kinerja Tahunan 2017:
1. Pengumpulan bahan;
2. Koordinasi penyusunan draft Perjanjian Kinerja;
3. Reviu draft Perjanjian Kinerja;
4. Penandatanganan Perjanjian Kinerja.
Dengan telah ditandatanganinya dokumen Perjanjian Kinerja, maka seluruh unit
organisasi di setiap level dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya harus mengacu pada
Perjanjian Kinerja dan Rencana Aksi Perjanjian Kinerja yang telah ditandatangani tersebut.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
41
Gambar 1.2 Penandatanganan Perjanjian Kinerja, Rencana Aksi dan Rencana Kinerja Tahunan
Rencana Kinerja Tahunan dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan
tahun yang akan datang.
Gambar 1.3 Dokumen Perjanjian Kinerja, Rencana Aksi dan Rencana Kinerja Tahunan
3.3.2
Trilateral Meeting Kemenkeu, Bappenas Dan LAPAN
Tahapan Perencanaan di LAPAN sepenuhnya mengikuti ketentuan Pasal 19 Ayat 2 UU
Nomor 25 Tahun 2004 Tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, Renstra LAPAN
2015-2019 telah mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN
2015-2019 dan Rencana Kerja (Renja) LAPAN Tahun 2017 mengacu kepada RKP 2017.
Penyusunan RKP 2017 melalui beberapa tahapan kegiatan a) Bilateral Meeting; b)
Multilateral Meeting; dan c) Trilateral Meeting (TM).
Dalam tahap ini kegiatan perencanaan yang dilaku-kan oleh LAPAN di tahun 2016 adalah
Trilateral Meeting (TM) antara LAPAN, Kementerian Keuangan (kemenkeu) dan Bappenas.
Kegiatan TM merupakan tahapan lanjutan dari beberapa tahapan kegiatan perencanaan
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
42
nasional dalam rangka mengawal program prioritas RKP 2017, TM dilakukan setelah adanya
pagu indikatif yang dikeluarkan Kementerian Keuangan.
Kegiatan
TM
difokuskan
melakukan
pembahasan
mengenai
tindak
lanjut
dari
pertemuan-pertemuan
sebelumnya
(Bilateral
Meeting dan Multilateral
Meeting) dengan Bappenas
yang telah menghasilkan
RKP
Gambar 1.4 TM Bappenas, Kemenkeu dan LAPAN
dilaksanakan
2017.
dalam
TM
rangka
mengawal prioritas nasional pada RKP 2017, untuk selanjutnya dapat dijadikan sebagai
bahan acuan K/L dalam penyusunan Renja dan RKAKL 2017.
Pembahasan TM meliputi penyampaian rencana kegiatan LAPAN tahun 2017 yang
mendukung Prioritas Nasional di RKP tahun 2017 dan rencana penganggaran LAPAN tahun
2017. LAPAN menyampaikan adanya kebutuhan tambahan mendesak yang belum terbiayai
1) Dalam rangka penyediaan data citra resolusi sangat tinggi untuk daerah perbatasan, update
pulau-pulau terluar, dan kawasan strategis (316.938 km2)
untuk mendukung prioritas nasional terkait kemaritiman dan
kelautan; 2) Sertifikasi dan flight Test pesawat N219; 3)
Pembangunan Observatorium Nasional; dan 4) Pengembangan
satelit LAPAN A4.
Bappenas menyampaikan adanya perubahan mekanisme
penganggaran dari yang sebelumnya Money Follow Function
menjadi Money Follow Program, dalam hal ini mekanisme
penganggaran K/L difokuskan untuk lebih mendukung
Gambar.1.5 Dokumen TM
Program Prioritas Nasional. Bappenas dan Kemenkeu menyampaikan secara umum program
dan kegiatan prioritas di LAPAN telah sesuai dengan norma dan standar. Mengenai
penambahan kebutuhan anggaran LAPAN, Bappenas dan Kemenkeu akan mengkaji apakah
kebutuhan tersebut merupakan urgensi untuk mendukung prioritas nasional RKP tahun 2017.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
43
3.3.3 Penyusunan Indikator Kinerja (IK) Pejabat Struktural Eselon III, IVDi
Lingkungan LAPAN
Dalam rangka mengukur dan memotret implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) di lingkungan LAPAN dan memastikan Reformasi Birokrasi
berjalan baik, telah di lakukan visitasi Tim KemenPAN RB pada tanggal tanggal 29 Juli
2016.
Dan sebagai tindak lanjut kunjungan tersebut,
Tim KemenPAN RB
merekomendasikan agar disusun Indikator Kinerja (IK) eselon III & IV di lingkungan
LAPAN sehingga tercermin cascading kinerja organisasi dari tingkat lembaga sampai level
Eselon III& IV.
Gambar 1.6 Penyusunan IKU Eselon III dan IV di lingkungan LAPAN
Biro Perencanaan dan Keuangan dan seluruh pejabat Eselon III & IV di lingkungan
LAPAN telah berhasil menyusun IK yang dilaksanakan pada tanggal 6-9 September 2016
dan telah disampaikan ke KemenPAN RB untuk memenuhi bobot penilaian terkait dokumen
perencanaan kinerja. Indikator Kinerja (IK) Eselon III &IV akan digunakan sebagai dasar
untuk membuat
perjanjian kinerja dan rencana aksi per triwulan sebagai perwujudan
komitmen dan kesepakatan pemberi amanah dan penerima amanah atas kinerja tertentu
berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia pada tahun 2017.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
44
Indikator kinerja Eselon III&IV juga dapat dijadikan
referensi dalam menyusun SKP sampai kepada level individu
atau pemangku jabatan baik Jabatan Fungsional Tertentu
(JFT), maupun Jabatan Fungsional Umum (JFU)
di
lingkungan masing-masing, serta sebagai penyusunan SKP
Triwulanan yang merupakan penjabaran dari kegiatan unit
kerja yang terbagi dalam 4 triwulan. Dari hasil penyusunan
IK Eselon III& IV diatas,
Sasaran Strategis dan Indikator
Kinerja level Eselon III&IV telah diselaraskan dengan Peta
Gambar.1.7 Dokumen TM
Strategis Eselon II pada level internal proses dan Learn & Growth Perspective sehingga
target indikator kinerja Utama (IKU) dapat diraih dari pencapaian target IK Eselon III&IV
dilingkungan Satker LAPAN.
3.3.4
Ekspose Eksternal
Selama tahun 2016, LAPAN telah melakukan ekspose eksternal dengan pihak pihak
eksternal seperti Lembaga,Kementerian dan Komisi VII DPR RI. Ekspose eksternal yang
dimaksud yaitu kegiatan dalam bentuk rapat,pertemuan, pembahasan yang dilakukan dalam
rangka hal-hal yang terkait dengan koordinasi antar instansi pemerintah. Ekspose eksternal
sangat dibutuhkan karena didalam ekpose eksternal terjadi pembahasan yang bersifat penting
dan terjadi koordinasi antar instansi pemerintah. Pembahasan yang bersifat urgent dan
penting di tahun 2016 yaitu pembahasan
tentang pemotongan anggaran terhadap
LPNK dan Kementerian oleh Pemerintah
Pusat.
Pembahasan
tentang
dilakukan
dan
pemotongan
oleh
koordinasi
anggaran
LPNK
ini
dibawah
Kemenristek Dikti termasuk LAPAN
dengan Komisi VII DPR RI. Selain itu
Ekspose
Eksternal
dengan
pihak
eksternal dilakukan antara lain tanggal :
1.
2.
3.
4.
5.
15 Januari 2016, FGD LPNK;
15 Maret 2016, Konsinyering Komisi VII DPRD dengan Kemristek & LPNK ;
27 April 2016, Dengan Komisi VII DPR RI;
Mei 2016, Kantor Wapres, Audien dengan Wakil Presiden;
7 Juni 2016, Dengan Komisi VII;
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
45
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
3.4
10 Juni 2016, Dengan Komisi VII;
15 Juni 2016, Dengan Komisi VII DPR;
17 Juni 2016, Dengan Komisi VII
21 Juli 2017, Komisi VII DPR dengan kemristek & LPNK;
27 Juli 2016, Rapat Komisi VII DPR;
24 Agustus 2016, Kementerian PANRB, capaian pajak akuntabilitas 2016;
31 Agustus 2016, Raker dengan komisi VII DPR;
7 September 2016, Dengan Komisi VII DPR;
16 September 2016, Rakor Menristek dan LPNK;
21 September 2016, Raker dengan Komisi VII DPR;
19 Oktober 2016, Raker dengan Komisi VII DPR RI.
16 September 2016, Rakor Menristek dan LPNK.
21 Oktober 2016, Bappenas, Audiensi dengan Bappenas.
Akuntabilitas Keuangan
3.4.1 Pagu dan Realisasi Tahun 2016
Pagu dan relisasi tahun 2016 terjadi beberapa kali perubahan antara lain:
Perubahan yang pertama berdasarkan DIPA tanggal 12 Mei 2016, Pagu awal Biro
Renkeu sebesar Rp. 10.848.642.000,- dan berubah menjadi Rp. 12.047.563.000,- , ini
dikarenakan adanya Reorganisasi pada bulan Desember 2015, dimana terjadi
pergeseran pada Bagian Organisasi dan Hukum (Orkum) keluar dari Renor, dan
masuknya
Bagian Keuangan ke Renor,
yang menjadikan Renor menjadi Renkeu.
Dengan masukknya Bagian keuangan menyebabkan personil masing-masing bagian
berubah dan berdampak pada anggaran yang berubah.
Perubahan yang kedua terjadi berdasarkan DIPA tanggal 21 Juli 2016, dimana
anggaran Rp. 12.047.563.000,- berubah menjadi Rp. 11.591.906.000,- dikarenakan
adanya kebijakan pemerintah terkait dengan pemotongan anggaran.
Perubahan yang ketiga terjadi berdasarkan DIPA tanggal 3 Oktober 2016, dari
anggaran sebesar Rp. 11.591.906.000,- menjadi Rp. 22.666.699.000,-, dikarenakan
adanya pergeseran belanja gaji dan penambahan kekurangan tunjangan kinerja tahun
2016, dimana tukin LAPAN mengalami kenaikan dari penerimaan sebesar 47,5% naik
menjadi 70%, dengan kenaikan tunjangan kinerja sebesar 22,5% berdasarkan Perpres
No. 161 tahun 2015. Sehingga Pagu pada DIPA Biro Renkeu tahun 2016 adalah
sejumlahRp.22.666.699.000,- dan terealisasi Rp. 20.277.588.784,- dengan prosentase
(89,46%). Rincian pagu Biro Renkeu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
46
Tabel 3.11
Skema Pengganggaran Kegiatan Biro Renor Tahun 2016
ALOKASI
ANGGARAN
Pencapaian Sasaran
Strategis
Layanan
Perkantoran dan
operasional
Total
PAGU
ANGGARAN(RP)
4,466,591,000
REALISASI
ANGGARAN(RP)
4,146,383,000
18,200,108,000
16,131,206,784
22,666,699,000
20,277,500,784
Dari DIPA Biro Renor yang sebesar Rp. 22.666.699.000,- anggaran yang
mendukung untuk operasional (memuat kegiatan Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi
Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi, Verifikasi dan Keuangan) adalah sebesar Rp.
4.466.591.000,-, sedangkan untuk layanan perkantoran dan operasional sebesar Rp.
18.200.108.000,-.
Anggaran
Biro
Renor
yang
terkait
langsung
denganindikator
kinerja
yangdigunakan untuk mengukur pencapaian sasaran strategis adalah sebesar Rp.
4.466.591.000,- dan dapat terealisasi sebesar Rp. 4.146.383.000,-. Adapun rincian per
sasaran strategis terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.12 Pagu dan Realisasi per Sasaran Strategis
SASARAN
STRATEGIS
UTAMA
INDIKATOR KINERJA
PAGU
ANGGARAN
(RP)
REALISASI
ANGGARAN
(RP)
Terselenggaranya
perencanaan
penganggaran
dengan kualitas
prima
IKU 1 : Persentase
kesesaian RKAKL terhadap
Renja
1,805,807,000
1,719,184,661
(95,23%)
Terselenggaranya
pelaporan keuangan
LAPAN yang
akuntabel, andal dan
tepat waktu
Terselenggaranya
penguatan
akuntabilitas kinerja
IKU 2 : Persentase
Kesesuaian penggunaan
akun belanja
1,875,494,000
1,747,656,456
(86,53 %)
785,290,000
679,541,883
(93,18%)
IKU 3: Persentase
rekomendasi hasil evaluasi
program/kegiatan yang
ditindaklanjuti oleh satker
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
47
SASARAN
STRATEGIS
UTAMA
INDIKATOR KINERJA
PAGU
ANGGARAN
(RP)
REALISASI
ANGGARAN
(RP)
4,466,591,000
4,146,383,000
(92,83%)
IKU 4. Nilai AKIP LAPAN
pada empat komponen
(Komponen Perencanaan
kinerja, Pengukuran kinerja,
pelaporan kinerja dan
pencapaian kinerja)
TOTAL
3.4.2 Perbandingan antara capaian IKU dan serapan anggaran Tahun 2016
Dalam melakukan aktivitas kegiatan pencapaian sasaran strategis, Biro Renkeu
berupaya untuk secara proporsional menata komposisi anggaran untuk mendukung
sasaran-sasaran strategis yang akan dicapai. Akuntabilitas kinerja keuangan Biro
Renkeu sesuai dengan sasaran strategis dan indikator kinerja, sebagaimana ditetapkan
dalam dokumen Perjanjian Kinerja Biro Renkeu Tahun 2016 tidak dapat dipisahkan
secara terperinci (benar-benar terpisah) antara suatu kegiatan yang hanya mendukung
satu pencapaian sasaran strategis ataupun satu indikator kinerja.Hal ini disebabkan
karena beberapa kegiatan yangdilaksanakan mendukung secara simultan untuk
pencapaian beberapa sasaranstrategis atau indikator kinerja. Berikut ini adalah alokasi
penyerapan anggaran dalam pencapaian kinerja Biro Renkeu, dengan kondisi bahwa
anggaran suatu kegiatan hanya dipetakan pada satu indikator kinerja meskipun secara
riil kegiatan tersebut juga mendukung pencapaian sasaran strategis atau indikator
kinerja yang lain. Kondisi ini untuk menghindari duplikasi pemetaan penyerapan
anggaran.
Tabel di bawah ini merupakan penjelasan komposisi anggaran untuk
mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis berikut IKU nya:
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
48
Tabel 3.13
Perbandingan antara capaian IKU dan serapan anggaran Tahun 2016
SASARAN
STRATEGIS
UTAMA
INDIKATOR
KINERJA
CAPAIAN
IKU
Terselenggaranya
Perencanaan
Penganggaran dengan
kualitas prima
IKU 1 : Persentase
kesesuaian RKAKL terhadap
Renja
101,11%
1,719,184,661
(95,20%)
Terselenggaranya
pelaporan keuangan
LAPAN yang
akuntabel, andal dan
tepat waktu
IKU 2: Persentase
kesesuaian penggunaan
akun belanja
117,50%
679,541,883
(86,53%)
IKU 3: Persentase
rekomendasi hasil evaluasi
program/kegiatan yang
ditindaklanjuti oleh satker
117,65%
Terselenggaranya
penguatan
akuntabilitas kinerja
IKU 4: Nilai AKIP LAPAN
pada empat komponen
(Komponen Perencanaan
Kinerja, Pengukuran Kinerja,
pelaporan kinerja dan
Pencapaian Kinerja)
SERAPAN
ANGGARAN
(%)
174,765,6456
(93,18%)
79%
Penilaian efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya dapat dilihat dari
tabel di atas, dimana dengan serapan anggaran yang belum maksimal masih tetap dapat
memenuhi sejumlah target yang ditetapkan dalam indikator kinerja.
3.4.3 Perbandingan Pagu dan realisasi antara tahun 2015-2016
Tabel 3.14 Pagu dan realisasi Tahun 2015-2016
SASARAN
STRATEGIS
Terselenggaranya
perencanaan
penganggaran
dengan kualitas
prima.
TAHUN 2015
PAGU
REALISASI
ANGGARAN
(RP)
(RP)
TAHUN 2016
PAGU
REALISASI
ANGGARAN
(RP)
(RP)
1,399,090,000
1,805,807,000
1,191,186,856
(85%)
1,719,184,661
(95,23%)
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
49
SASARAN
STRATEGIS
TAHUN 2015
PAGU
REALISASI
ANGGARAN
(RP)
(RP)
Terselenggaranya
pelaporan
keuangan LAPAN
yang akuntabel,
andal dan tepat
waktu.
_
_
TAHUN 2016
PAGU
REALISASI
ANGGARAN
(RP)
(RP)
1,875,494,000
Peningkatan
kemampuan
pengkoordinasian
dan penyusunan
peraturan
perundangundangan serta
pembinaan
organisasi,
tatalaksana
1,837,846,000
1,702,280,834
(93%)
Terselenggaranya
penguatan
akuntabilitas
kinerja
1,168,944,000
1,125,506,163
(96%)
785,290,000
679,541,883
(93,18%)
4,405,800,000
4,018,973,853
(91,21%)
4,466,591,000
4,146,383,000
(92,83%)
TOTAL
_
1,747,656,456
(86,53 %)
_
Berdasarkan tabel tersebut, alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran strategis
yang ditetapkan mengalami peningkatan. Sebagai perbandingan pada tahun 2015
sasaran strategis dicapai dengan daya 91,21%, sedangkan pada tahun 2016, daya serap
anggaran sebesar 92,83%, terdapat peningkatan realisasi sebesar 1,62%. Meskipun
peningkatannya tidak signifikan, namun semua kegiatan yang dilakukan dapat
mencapai keseluruhan target sasaran strategis yang telah ditetapkan.
Hambatan dan kendala yang dihadapi Biro Renkeu dalam pelaksanaanprogram
dan kegiatan pada tahun 2016 antara lain:
1. Sehubungan dengan kebijakan pemotongan anggaran, yang menyebabkan beberapa
pos kegiatan harus direvisi dan memakan waktu yang cukup lama.
2. Adanya arahan dari Pimpinan dalam rangka efisiensi penggunaan anggaran, maka
terdapat kegiatan yang tidak dilaksanakan, yaitu pengadaan Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
50
Langkah tindak lanjut untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut, Biro
Renkeu perlu menyusun ulang jadwal yang ada, serta menyusun rencana penarikan
tahun anggaran 2017 dengan beberapa alternatif. Sehingga apabila terdapat suatu hal
yang dapat mengganggu penarikan, hal tersebut tidak berpengaruh terhadap kinerja
maupun rencana penarikan yang telah disusun. Selain itu juga dilaksanakan
pemanfaatan aplikasi untukmemudahkan proses pengadaan barang/jasa. Tindak lanjut
ini harus dijadikan masukan dan pertimbangan dalam pelaksanaan kegiatan Biro
Renkeu pada tahun 2017.
3.4.4 Capaian Kinerja Tahun 2015 dan 2016
Tabel 3.15
Capaian Kinerja Biro Renor Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS
1. Peningkatan
kemampuan dalam
penyusunan rencana,
program, dan
anggaran di
lingkungan Lapan
2. Peningkatan
kemampuan dalam
pelaksanaan evaluasi
program/kegiatan
serta koordinasi dan
penyusunan laporan
kinerja di lingkungan
Lapan
3. Peningkatan
kemampuan
pengkoordinasian
dan penyusunan
peraturan
perundang-undangan
serta pembinaan
organisasi,
Tatalaksana dan
Hukum.
IKU
IKU 1: % Kesesuaian
program dan anggaran
yang akunnya sesuai
peraturan
Target
100 %
IKU 2: Jumlah
pelaksanaan
monitoring dan evaluasi
program/kegiatan yang
tepat waktu
IKU 3: % Ketepatan
waktu penyelesaian
laporan kinerja di
lingkungan Lapan
IKU 4: Jumlah
Peraturan Kepala Lapan
yang diajukan
IKU 5: % Naskah
akademis organisasi
dan tatalaksana yang
diajukan menjadi Perka
13 dokumen
IKU 6: Ketepatan waktu
dalam pelayanan dan
bantuan hukum
Realisasi
Capaian
99,9%
99,9%
15 dokumen
115.3%
100 %
100%
100%
8 dokumen
8 dokumen
100%
100 %
100%
100%
100 %
100%
100%
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
51
Tabel 3.16
Capaian Kinerja Biro Renkeu Tahun 2016
SASARAN STRATEGIS
IKU
Target
90 %
Realisasi
Capaian
91,9%
101,11%
1. Terselenggaranya
perencanaan
penganggaran dengan
kwalitas prima
IKU 1: Persentase
kesesuaian RKAKL
terhadap Renja
2. Terselenggaranya
pelaporan keuangan
LAPAN yang akuntabel,
andal dan tepat waktu
IKU 2: Persentase
kesesuaian
penggunaan akun
belanja
85 %
99,88%
117,50%
3. Terselenggaranya
penguatan Akuntabilitas
kinerja
IKU3: Persentase
rekomendasi hasil
evaluasi
program/kegiatan
yang ditindaklanjuti
oleh satker
IKU 4: Nilai AKIP
LAPAN pada empat
komponen
(komponen
perencanaan kinerja,
pengukuran kinerja,
pelaporan kinerja dan
pencapaian kinerja)
85%
100%
117,65%
66
0
79%
Karena adanya perbedaan indikator untuk tahun 2015 dan 2016 maka
capaian kinerja Biro Renor 2015 dan Biro Renkeu 2016 tidak dapat dibandingkan.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
52
BAB IV
PENUTUP
Dari hasil analisis terhadap capaian kinerja Biro Renkeu 2016, beberapa hal yang
dapat disimpulkan antara lain bahwa dari beberapa indikator kinerja, target yang
ditetapkan sudah dapat dicapai seluruhnya, dengan rata-rata pencapaian mencapai
103,81% ini menggambarkan bahwa kinerja tahun 2016 menunjukan hasil kinerja Biro
Renkeu dapat dikatakan berhasil. Alokasi anggaran yang tersedia untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan di Biro Renkeu adalah sebesar Rp. 22.666.699.000,- dengan
realisasi keuangan sebesar Rp.20.277.588.784,- atau mencapai 89,46%.
Memperhatikan kendala yang dihadapi dan rekomendasi sebagaimana diuraikan
pada Laporan Hasil Evaluasi (LHE) AKIP Renkeu 2016 atas AKIP Renkeu 2015 terkait
penyusunan IKU Eselon III dan IV serta pengukurannya, penyusunan SOP/Pedoman
pengumpulan data kinerja, dan laporan hasil pemantauan dan evaluasi pencapaian
kinerja atas pelaksanaan rencana aksi. Rekomendasi tersebut sudah ditindaklanjuti
untuk dibenahi pada 2016 dan terlampir pada Lakin Renkeu 2016 ini. Secara umum
dalam rangka meningkatkan capaian kinerja Biro Renkeu 2016, rencana tindak lanjut
yang akan dilakukan antara lain mengembangkan dan menyempurnakan aplikasi yang
terintegrasi untuk perencanaan kebijakan
program kegiatan maupun dalam
pemantauan pelaporan dan evaluasinya yang melibatkan seluruh unit kerja di
lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
53
Lampiran I
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
54
Lampiran II
RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)
BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN
TAHUN ANGGARAN 2016
SASARAN STRATEGIS
1. Terselenggaranya
perencanaan
penganggaran dengan
kwalitas prima
2. Terselenggaranya
IKU
Target
IKU 1: Persentase kesesuaian
RKAKL terhadap Renja
90 %
IKU 2: Persentase kesesuaian
penggunaan akun belanja
85 %
pelaporan keuangan
LAPAN yang akuntabel, dan
tepat waktu
3. Terselenggaranya
IKU3: Persentase rekomendasi
penguatan Akuntabilitas
hasil evaluasi program/kegiatan
kinerja
yang ditindaklanjuti oleh satker
85%
IKU 4: Nilai AKIP LAPAN pada
empat komponen (komponen
perencanaan kinerja, pengukuran
kinerja, pelaporan kinerja dan
pencapaian kinerja)
Jakarta,
66
Januari 2016
Pihak Pertama,
Ir. Henny Setyaningsih, M.Si
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
55
Lampiran III
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif transparan dan akuntabel
serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Ir. Henny Setyaningsih, M.Si
Jabatan
: Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan
Selanjutnya disebut Pihak Pertama
Nama
: Drs. Ignatius Loyola Arisdiyo, M.Si
Jabatan
: Sekretaris Utama
Selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak Pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran
perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Pihak Kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam
rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Jakarta,
Januari 2016
Pihak Kedua,
Pihak Pertama,
Drs. Ignatius Loyola Arisdiyo, M.Si
Ir. Henny Setyaningsih, M.Si
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
56
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN
No.
(1)
1.
2.
3.
Sasaran Program
/ Kegiatan
(2)
Terselenggaranya
perencanaan
penganggaran dengan
kwalitas prima
Terselenggaranya
pelaporan keuangan
LAPAN yang
akuntabel, andal dan
tepat waktu
Terselenggaranya
penguatan
Akuntabilitas kinerja
Indikator Kinerja
Target
(3)
(4)
b. Persentase kesesuaian
RKAKL terhadap Renja
90%
2 Persentase kesesuaian
penggunaan akun belanja
85 %
3Persentase rekomendasi
hasil evaluasi
program/kegiatan yang
ditindaklanjuti oleh satker.
85%
4Nilai AKIP LAPAN pada
empat komponen
(komponen perencanaan
kinerja, pengukuran
kinerja, pelaporan kinerja,
dan pencapaian kinerja)
66
Anggaran
Rp. 10.848.642.000,00
Kegiatan
Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi Perencanaan,
Keuangan, serta Pemantauan dan Evaluasi.
Jakarta,
Januari 2016
Pihak Kedua,
Pihak Pertama,
Drs. Ignatius Loyola Arisdiyo, M.Si
Ir. Henny Setyaningsih, M.Si
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
57
Lampiran IV
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
58
Lampiran V
PENGUKURAN KINERJA
BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN
TAHUN ANGGARAN 2016
SASARAN STRATEGIS
1. Terselenggaranya
perencanaan
penganggaran
dengan kwalitas
prima
2. Terselenggaranya
pelaporan keuangan
LAPAN yang
akuntabel, andal dan
tepat waktu
3. Terselenggaranya
penguatan
Akuntabilitas kinerja
IKU
Target
Realisasi
IKU 1: Persentase
kesesuaian RKAKL
terhadap Renja
90 %
91%
IKU 2: Persentase
kesesuaian penggunaan
akun belanja
85 %
99,88%
IKU3: Persentase
rekomendasi hasil evaluasi
program/kegiatan yang
ditindaklanjuti oleh satker
85%
100%
IKU 4: Nilai AKIP LAPAN
pada empat komponen
(komponen perencanaan
kinerja, pengukuran
kinerja, pelaporan kinerja
dan pencapaian kinerja)
66
0%
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
59
Lampiran VI
LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TH. 2016
60
Download