PENGANTAR KEGIATAN PENERAPAN PRODUK MANAJEMEN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT) DALAM PELAKSANAAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN INFRASTRUKTUR PEMUKIMAN 1.1. UMUM Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian (Selanjutnya disebut “Satker Randal”) sebagai institusi formal memiliki tujuan (goal) untuk mendorong pembangunan infrastruktur pemukiman dalam rangka terwujudnya pemukiman yang layak huni dan berkesinambungan. Satker Randal sebagai Satuan Kerja Non Verikal Tertentu (SNVT) Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Pemukiman berperan sebagai koordinator pembangunan di daerah untuk memfasilitasi stakeholder di daerah dalam peningkatan pembangunan infratsruktur. Fungsi koordinasi dan fasilitasi yang dilakukan oleh Satker Randal berjalan sangat dinamis karena pembangunan infrastruktur pemukiman melibatkan multi stakeholder, multi aspek, kondisi geografis, kondisi Sumber Daya Manusia (SDM), dan dinamika pembangunan daerah yang beragam. Pelaksanaan tugas bidang perencanaan dan pengendalian bidang Cipta Karya, terdiri dari beberapa uraian tugas yang melibatkan berbagai stakeholder atau institusi baik dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten/kota. Tugas-tugas tersebut dilaksanakan dengan karakter/kemampuan serta pengetahuan yang berbeda-beda dari setiap individu yang terlibat. Jejaring pelaku yang terlibat terdiri dari satuan tugas (satgas) Pusat (Koordinator Wilayah, Dit, Sektor), Satuan tugas (Satgas) Provinsi (Satuan kerja (Satker) Provinsi, Satuan kerja (Satker) Sektor Provinsi, dan Satuan tugas (Satgas) Provinsi), serta Satuan tugas (Satgas) Kabupaten/Kota. Kendala yang dihadapi dalam kesinambungan pelaksanaan tugas perencanaan dan pengendalian di daerah adalah frekuensi mutasi SDM yang cukup tinggi di daerah sehingga menghambat keberlanjutan program/kegiatan. Untuk itu perlu dilakukan langkah antisipasi untuk terjadinya transfer knowledge yang cepat dan sistematis, sehingga kesinambungan program dan kegiatan yang sedang berjalan dapat dijaga dengan baik. Transfer knowledge merupakan salah satu aspek dari manajemen pengetahuan (knowledge management) dalam berbagai bentuk. Penerapan dari transfer pengetahuan bisa dilakukan dengan teknologi informasi berbasis pengetahuan, sistem pakar, dan repositori pengetahuan. Mengkoleksi dan mengelola pengetahuan/kemampuan yang telah dihasilkan merupakan salah satu langkah dalam mendorong implementasi knowledge management sebagai tools sharing knowledge yang efektif dimana seluruh pengetahuan, pengalaman, kemampuan, dan inovasi dapat terdokumentasikan, tersimpan, dan berguna kembali untuk keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas perencanaan dan pengendalian bidang Cipta Karya di masa yang akan datang. Manajemen pengetahuan (knowledge management) adalah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari di dalam instansi/organisasi. 1 Tujuan dari kegiatan ini adalah terwujudnya pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, dan keunggulan kompetitif atau tingkat inovasi yang lebih tinggi. Guna terwujudnya tujuan dari knowledge management tersebut diperlukan adanya Best Practice (Praktik terbaik). Best Practice merupakan upaya untuk mencari cara yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan dari program dengan mewujudkan gagasan, ide, metode, teknik, sumber daya dari para pelaku program sehingga memberikan bukti bahwa praktik tersebut menghasilkan sesuatu yang bernilai unggul, dapat diukur dan mempunyai pengaruh positif. Sedangkan Lesson Learned merupakan pembelajaran dan pemahaman yang dapat diambil dari suatu pengalaman Best Practice (Praktek terbaik). Pengetahuan (knowledge) memiliki peranan penting di dalam implementasi sistem knowledge management. Pengetahuan ini biasanya terdiri dari explicit knowledge dan tacit knowledge. Pengetahuan (knowledge) Satker Randal sebagai institusi dan SDM Satker Randal sebagai individual harus diekternalisasikan sehingga proses transformasi informasi menjadi pengetahuan dapat dilakukan seperti pengalaman (experience), intuisi (intuition), pertimbangan (judgement), keahlian (skill), dan pelajaran yang dipelajari (lessons learned). Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendorong penerapan sistem knowledge management di lingkungan Satker Perencanaan dan Pengendalian melalui proses mengoleksi, mengorganisasikan, mengklasifikasikan, dan mendiseminasikan (menyebarkan) knowledge ke seluruh unit kerja dalam lingkup organisasi Satker Randal agar knowledge tersebut berguna bagi siapapun yang memerlukannya. Sehingga sistem knowledge management Satker Randal akan mendorong proses berbagi informasi (shared information) antar individu maupun secara institusi menjadi bermanfaat. 1.2. TUJUAN Tujuan Implementasi Sistem Knowledge Management Perencanaan dan Pengendalian adalah proses mengoleksi, mengorganisasikan, mengklasifikasikan, dan mendiseminasikan (menyebarkan) knowledge ke seluruh unit kerja dalam lingkup organisasi Satker Perencanaan dan Pengendalian Bidang Cipta Karya. Manfaat dari pekerjaan ini adalah mendorong meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dengan adanya dokumentasi knowledge, sharing knowledge dan pembelajaran antar pelaku-antar institusi, meningkatan kemampuan teknis/organisasi, dan meningkatan inovasi dalam pelaksanaan tugas-tugas perencanaan dan pengendalian bidang Cipta Karya. 1.3. SASARAN Sasaran dari kegiatan adalah sebagai berikut : a) Mengidentifikasi pembelajaran, pengetahuan, lesson learned, dan best practices dari setiap pelaksanaan tugas-tugas perencanaan dan pengendalian bidang Cipta Karya. b) Mengkompilasi berbagai pembelajaran, pengetahuan, lesson learned, dan best practices yang ditemukan/dihasilkan dari setiap pelaksanaan tugas-tugas perencanaan dan pengendalian bidang Cipta Karya dari para pelaku di pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. 2 c) Menyebarluaskan knowledge dalam format yang bermanfaat untuk semua orang atau unit dalam organisasi Satker Perencanaan dan Pengendalian sebagai perwujudan transfer knowledge dan shared information. 3