BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A

advertisement
129
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa ciri-ciri elemenelemen arsitektural bangunan rumah lama di Kota Baru sebagai berikut :
1. Jumlah Massa Bangunan
Berkaitan dengan jumlah massa bangunan terdapat dua ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ciri-ciri pertama,
- Jumlah dua massa bangunan yaitu: bangunan induk dan bangunan penunjang
Bangunan induk berjarak dari bangunan penunjang ( tidak menyatu ) dan di
hubungkan dengan selasar/dorloop diantara keduanya.
- Konfigurasi massa berbentuk asimetri dengan massa bangunan induk berada
ditengah atau di pinggir sedangkan massa bangunan penunjang berada di tepi
kiri atau kanan massa bangunan induk.
- Bentuk massa induk simetri atau tidak simetri sedangkan massa bangunan
penunjang berbentuk memanjang atau siku.
b.
Ciri-ciri kedua,
- Jumlah massa tunggal yaitu : bangunan induk saja , tidak dijumpai massa
bangunan penunjang.
- Konfigurasi tunggal berbentuk asimetri dengan proporsi kiri dan kanan
bangunan tidak sama / tidak as.
130
Ciri-ciri massa bangunan diatas akibat pengaruh konsep privasi majikan-karyawan
yang di terapkan dalam bentuk pemisahan bangunan induk dan bangunan penunjang,
tetapi dalam hal pengawasan/komunikasi dibantu dengan penerapan selasar/dorloop
diantara keduanya.
2. Komposisi Atap fasade Massa Bangunan
Berkaitan dengan atap fasade depan massa bangunan, terdapat dua ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Ciri-ciri pertama,
- Komposisi atap fasade depan massa bangunan rumah asimetri, yang
merupakan hasil pengembangan bentuk awal atap limasan titik/garis dengan
posisi membujur atau melintang searah bentuk site , dan dikembangkan
dengan menambah atap kecil ( sebagai akibat penonjolan/penambaha ruang
depan ) . Bentuk atap kecil berupa atap pelana atau limasan dengan variasi
bentuknya seperti limasan terpancung, limasan segi enam, dsb.
- Proporsi atap kecil lebih rendah dibanding atap besar/induk dengan lebar
badan maksimal separuh lebar depan badan massa atap limasan induk.
b. Ciri-ciri kedua,
- Komposisi atap fasade depan masa bangunan simetri merupakan hasil
pengembangan bentuk awal atap limasan titik dengan searah bentuk site , dan
dikembangkan
dengan
menambah
atap
kecil
(
sebagai
akibat
penonjolan/penambaha ruang depan ). Bentuk atap kecil berupa atap limasan .
- Proporsi atap kecil lebih rendah dibanding atap besar/induk ,dengan lebar
badan lebih kecil dari lebar badan massa bangunan limasan induk.
Ciri-ciri
atap masa bangunan Induk tersebut merupakan solusi dari masalah
dimensi massa yang terkesan besar dan berat jika tidak di pecah, karena dengan
131
penambahan atap kecil akan sedikit menutup penampilan massa bangunan induk
dibelakangnya , meski sudah dibantu dengan pemilihan bentuk atap limasan yg lebih
berkesan ramping dibanding
atap pelana yang cenderung menampilkan bidang
muka gunungan yang besar.
3. Komposisi Bidang Depan Fasade Bangunan,
Terdapat dua ciri-ciri komposisi bidang depan fasade bangunan yaitu :
a. Ciri-ciri pertama,
- Komposisi bidang fasade depan tidak utuh, dalam pengertian terdapat usaha
untuk menghindari kesan masiv bidang datar fasade depan
dengan
membelokan/memecah menjadi dua bidang depan .
- Kedua Bidang depan kemudian diberi sentuhan fisnishing bidang berupa
ornament bidang 3D, peletakan pintu dan jendela , khususnya peletakan
jendela yang lebih rapat dan banyak meski diselingi dengan bidang /dinding
masiv dikarenakan teknologi struktur bangunan bidang satu batu yang tidak
memungkinkan di buatnya bukaan/jendela yag terlalu lebar.
b. Ciri-ciri kedua,
- Terdapat pembagian bidang vertikal fasade depan bangunan dengan memberi
aksentuasi
garis linier barupa ban/sponnengan sehingga secara visual
memperpendek ketinggian bidang depan fasade bangunan dengan dibantu
penggunaan material batu alam/ permukaan finishing kasar sebagai penutup
dinding bagian bawah tersebut.
c. Ciri-ciri ketiga,
- Penambahan teras terbuka pada bagian depan akses masuk bangunan
dikaitkan dengan jarak lantai bangunan dengan permukaan tanah, bila
terdapat jarak diantaranya biasanya di beri : tambahan teras depan dengan
132
pagar ( faktor keamanan )
atau langsung dibatasi dengan anak tangga
disekeliling teras.
Pengaruh sistim kavling site membatasi lebar/dimensi bangunan dan agar serasi
secara visual maka diperlukan penyelesaian bidang diatas, disamping itu konsep
garden city Kota Baru turut berpengaruh dalam bentuk arahan disain, dengan
memanfaatkan
view
potensi
lingkungan
sekitar
kawasan
dengan
cara
menempatkan bukaan/ jendela yang rapat dan teras terbuka baik didepan maupun
disamping bangunan.
4. Orientasi dan setback bangunan
Faktor orientasi dan setback bangunan membentuk ciri ciri sebagai berikut :
a. Ciri-ciri pertama,
Terdapat tiga zonasi area orientasi bangunan yaitu :
- Area bagian barat berbatasan dengan lembah sungai code pada area ini
sebagian besar bangunan orientasinya kearah view alami sungai dan gunung
merapi, luasan kavling besar dan bangunan ada yang berlantai dua
merupakan kawasan utama di Kota Baru.
- Area bagian tengah disebelah timur nya, sebagian besar bangunan
orientasinya kearah view taman dan ruang terbuka publik kawasan, luasan
kavling medium
bangunan ada yg berlantai dua tetapi sebagian besar
berlantai satu dan merupakan kawasan kota
- Area bagian timur merupakan area penunjang non pemukiman dikarenakan
banyak bangunan umum seperti : sekolah, rumah sakit,
b. Ciri-ciri kedua,
Terdapat tiga orientasi bangunan sebagai berikut :
133
- Bangunan induk posisi satu sisi muka dan sudut/hoek : arah orientasi
keluar/kejalan berpusat dari titik akses masuk bangunan. Sedangkan setback
bangunan sejajar dengan garis sempadan/rooi bangunan
- Bangunan induk posisi khusus/site unik/ lebih dari 2 sisi muka: arah Orientasi
bangunan keluar/ view dari titik akses bangunan, akses kedua/sisi samping,
teras/balkon, sedangkan setback minimal sama dengan rooi bangunan/posisi
bangunan lama.
Pengaruh lokasi bangunan pada kawasan kota baru mempengaruhi jenis orientasi
dan arah orientasi bangunan , khususnya kualitas view lingkungan dari yg alami
sampai yang buatan ( taman kota ).
Sebagai penutup kiranya dapat dipahami bahwa kawasan rumah lama
peninggalan kolonial Belanda di Kota baru memang benar di bangun berdasarkan
konsep disain kawasan dan arsitektur, teknologi bahan bangunan dan sistim
konstruksi/struktur bangunan pada saat itu.
B. Rekomendasi
Kajian tentang kawasan kota baru bisa dikembangkan dengan berbagai sudut
pandang penelitian , adapun penelitian yang telah penulis lakukan khususnya
mengkaji mengenai : elemen-elemen arsitektur pembentuk ciri-ciri bangunan rumah
dengan fokus pada kajian pada fasade bangunan yang berkaitan dengan : bentuk
massa, atap, bagian-bagian fasade, orientasi, dan setback bangunan.
Dengan sudut pandang yang sama dengan yang penulis lakukan, maka penelitian
ini dapat pula dikembangkan dengan mengkaji antara lain :
1. Denah ( lay out bangunan )
134
2. Jenis dan Pola Pintu/Jendela
3. Jenis dan Pola ragam hias
4. Konstruksi dan sistem struktur bangunan
5. Setting bangunan
Demikian kiranya dimasa yang akan datang dapat dilanjutkan dengan melakukan
penelitian- penelitian lanjutan diatas , atau dengan menggunakan sudut pandang yang
berlainan ( semisal dari aspek budaya, dll ) agar dapat bermaanfaat khususnya bagi
konservasi bangunan lama peninggalan kolonial Belanda di Kotabaru.
________________________
Download