i TUGAS AKHIR – RD141530 DESAIN INKUBATOR BAYI DENGAN

advertisement
TUGAS AKHIR – RD141530
DESAIN INKUBATOR BAYI DENGAN KONSEP HARGA TERJANGKAU
AHMAD RIESKHA HARSENO
NRP 3412 100 130
DOSEN PEMBIMBING
ANDHIKA ESTIYONO, ST, MT
NIP. 19700122 199512 1002
DOSEN KOORDINATOR
ELLYA ZULAIKHA, ST, M.SN
NIP. 19751014 200312 2001
JURUSAN DESAIN PRODUK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
i
TUGAS AKHIR – RD141530
DESAIN INKUBATOR BAYI DENGAN KONSEP HARGA
TERJANGKAU
AHMAD RIESKHA HARSENO
NRP 3412 100 130
DOSEN PEMBIMBING
ANDHIKA ESTIYONO, ST, MT
NIP. 19700122 199512 1002
JURUSAN DESAIN PRODUK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
ii
FINAL PROJECT – RD141530
DESIGN INFANT INCUBATOR WITH THE CONCEPT
OF AFFORDABLE PRICES
AHMAD RIESKHA HARSENO
NRP 3412 100 130
CONSELOR LECTURER
ANDHIKA ESTIYONO, ST, MT
NIP. 19700122 199512 1002
INDUSTRIAL PRODUCT DESIGN DEPARTMENT
CIVIL ENGINEERING AND PLANNING FACULTY
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
iii
4
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Saya mahasiswa Bidang Studi Desain Produk, Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas
Desain dan Industri Kreatif, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Nama Mahasiswa
: Ahmad Rieskha Harseno
NRP
: 3412100130
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis Laporan Tugas Akhir yang saya buat dengan judul
DESAIN INKUBATOR DENGAN KONSEP HARGA TERJANGKAU adalah:
1) Orisinil dan bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan atau
yang pernah dipakai untuk mendapatkan gelar sarjana di universitas lain, kecuali
pada bagian–bagian sumber informasi dicantumkan sebagai kutipan/referensi
dengan cara yang semestinya.
2) Laporan dibuat dan diselesaikan sendiri, dengan menggunakan data-data hasil
pelaksanaan proses riset pengerjaan tugas akhir.
Demikian pernyataan ini saya buat dan jika terbukti tidak memenuhi apa yang telah
dinyatakan di atas, maka saya bersedia Laporan Tugas Akhir ini dibatalkan.
Surabaya, 10 Januari 2016
Yang membuat pernyataan
Ahmad Rieskha Harseno
3412100130
v
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
vi
DESAIN INKUBATOR BAYI DENGAN KONSEP HARGA TERJANGKAU
Nama
: Ahmad Rieskha Harseno
NRP
: 3412 100 130
Jurusan
: Desain Produk Industri FTSP–ITS
Pembimbing : Andhika Estiyono, ST, MT
ABSTRAK
Di era yang semakin berkembang ini Indonesia perlu fasilitas khusus terutama bagi
kebutuhan bayi. Dari tahun ke tahun masih terdapat angka kematian bayi yang setidaknya
pada tahun 2012 masih mencapai angka total sebanyak 1283 jiwa. Salah satu penyebab
kematian terbesar terjadi pada bayi prematur yang rentan terhadap suhu tubuh terlalu rendah
atau biasa disebut dengan hipotermi. Penggunaan inkubator bayi merupakan upaya dalam
mengurangi jumlah kematian akibat gejala hipotermi pada bayi yang masih dalam awal
kelahiran atau neonatal. Namun faktanya masih banyak di daerah-daerah belum terdapat alat
inkubator bayi tersebut, padahal pada awal kelahiran, inkubator bayi berperan penting dalam
kelangsungan kesehatan bayi.
Pada perancangan inkubator, diharapkan akan memberikan solusi pada beberapa
daerah yang belum terdapat inkubator bayi. Harga inkubator bayi terpaut cukup jauh antara
produk inkubator bayi NICU (Neonatal Intensive-Care Unit) yang mencapai puluhan hingga
ratusan juta kemudian dengan produk inkubator bayi standar berharga 3 juta. Disisi lain
inkubator bayi standar tersebut belum terdapat sistem pengendalian suhu dan kelembapan
maupun sistem keamanan dan pecegahan keadaan darurat. Tema yang diambil untuk
perancangan desain ini adalah menciptakan produk inkubator bayi dengan harga yang
terjangkau sebagai fasilitas agar bayi mendapatkan perawatan khusus.
Proses desain dilakukan dengan pengambilan data. Metode yang dilakukan
shadowing dan proses interview. Hasil pengambilan data kemudian diolah sehingga dapat
menyediakan inkubator bayi bagi rumah sakit, puskesmas dan klinik di daerah.
Hasil dari desain inkubator bayi ini mampu menciptakan lingkungan aman dalam
inkubator bayi dengan harga terjangkau. Inkubator bayi ini juga disertai dengan sistem
kontrol pengaturan suhu dan kelembapan serta sistem keamanan sensor alarm. Dengan
demikian inkubator bayi dapat dipasarkan serta lebih optimal untuk rumah sakit, puskesmas
maupun klinik.
Kata kunci: neonatal, inkubator bayi, terjangkau
vii
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
viii
DESIGN OF BABY INCUBATOR WITH THE CONCEPT OF AFFORDABLE
PRICE
Name
: Ahmad Rieskha Harseno
NRP
: 3412 100 130
Department : Industrial Product Design FTSP-ITS
Counselor
: Andhika Estiyono, ST, MT
ABSTRACT
In this growing era, Indonesia need special facilities, especially for the baby's needs.
From year to year there are infant mortality rate that is at least in 2012 they reached a total
of 1283 people. One of the biggest causes of death happens on premature babies who are
very vulnerable to the body temperature that is too low or commonly referred to as hipotermi.
The use of baby incubator is an effort to reduce the number of deaths from hipotermi
symptoms in babies who are still in the early birth or neonatal. But in fact, a lot of rural areas
still do not have the baby incubator devices, whereas at the beginning of the birth, the baby
incubator plays an important role in the continuity of the health of babies.
In the design of incubators, is expected to provide solutions to some of the areas that
have not had baby incubator. Price of baby incubator adrift far enough between baby
incubator NICU (Neonatal Intensive-Care Unit) in the tens to hundreds of millions with
standard baby incubator worth 3 million. On the other hand standard baby incubator have
not had the temperature and humidity control systems nor security systems and emergency
prevention. The theme that taken for the designing is to create a product of babies incubator
at an affordable price as a facility for the baby to get special treatment.
The design process is done by taking data. The methods are shadowing and interview
process. The results data is then being processed so that it can provide baby incubator for
hospitals, health centers, and clinics in the rural area.
The design results of this baby incubator is able to create a safe environment in the
babies incubator at an affordable price. This baby incubator is also equipped by a
temperature regulation system and humidity control as well as system security alarm sensor.
Thus this baby incubator can be marketed as well as more optimal for hospitals, health
centers, and clinics.
Keywords: neonatal, baby incubator, affordable
ix
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
x
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
kemudahan dan jalan sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “inkubator
Bayi dengan Konsep Harga Terjangkau”. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kitta yakni Nabi Muhammad SAW.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
studi kesarjanaan (S-1) Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Tugas Akhir ini memiliki tujuan untuk
mengakomodasi segala kebutuhan dan segala keperluan inkubator bayi namun dapat
dijangkau oleh segala elemen masyarakat dengan harga yang terjangkau. Diharapkan dengan
adanya Tugas Akhir ini, dapat menjadi manfaat bagi bidang desain medis, terutama yang
berkaitan dengan inkubator bayi.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekuarangan dalam prosses penulisan
laporan ini. Kritik dan saran yang bermanfaat dapat menjadi penyempurna dalam tahap
selanjutnya. Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan informasi
serta pengetahuan bagi pembaca. Terima kasih.
Surabaya, 1 Februari 2017
xi
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
xii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis memahami dan menyadari bahwa terselesaikannya tugas akhir ini tidak
terlepas dari nikmat yang diberikan oleh Allah SWT serta dukungan, doa, semangat yang
diberikan oleh berbagai pihak untuk penulis. Oleh sebab itu, Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang terlah memberikan nikmat dan pertolongan yang tiada hentihentinya kepada penulis untuk bisa mengejakan dan menyelesaikan dengan cepat dan
tepat dalam tugas akhir ini.
2. Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam, berkat syafaatnya sehingga
memberikan begitu banyak dampak positif dan semangat untuk penulis agar dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
3. Kepada Orang Tua penulis yang sudah memotivasi paling berpengaruh dan
pendukung paling setia bagi penulis dalam berbagai macam bentuk pertolongan
untuk dapat menjalani kuliah dengan lancar dan dapat menyelesaikan tugas akhir ini
dengan baik.
4. Untuk Bapak Andhika Estiyono, ST., MT. sebagai dosen pembimbing yang
senantiasa memberikan bimbingan dan masukan terbaiknya kepada penulis selama
ini demi kebaikan dan kesempurnaan tugas akhir penulis dan serta memotivasi agar
penulis melanjutkan tugas akhir ini menjadi proyek yang kedepannya menjadi
terwujud dan menjadi produk yang membanggakan.
5. Kepada Bapak Taufik Hidayat, Drs., MT. yang menguji sebagaimana serius penulis
memahami desain yang telah dibuat serta memberikan berbagai masukan dari
berbagai aspek baik desain maupun teknis yang belum terjamah oleh penulis.
6. Kepada Bapak Ari Dwi Krisbianto, ST., M.Ds. yang menjadi penguji yang rajin
dalam membenarkan dan meluruskan dalam sidang ketika penulis kesulitan dalam
menyampaikan gagasan serta banyak memberi masukan ketika proses tugas akhir
tersebut.
xiii
7. Untuk Ibu Ellya Zulaikha, ST., M.Sn., Ph.D. sebagai Kepala Jurusan Desain Produk
Industri ITS yang selalu memberikan nasihat dan semangat kepada mahasiswanya
agar selalu berjuang untuk melanjutkan hingga menjadi sarjana yang berkualitas.
8. Kepada Bapak Primaditya, S.Sn., M.Ds. yang menjadi dosen wali selama penulis
menimba ilmu yang selalu memotivasi serta memonitoring akademis penulis agar
terus belajar dan berkarya.
9. Seluruh dosen di Jurusan Desain Produk Industri ITS yang telah membimbing dan
memberi ilmu kepada penulis, serta seluruh keluarga besar jurusan.
10. Kepada Hilmy yang memotivasi dan mempengaruhi agar terus berprestasi selama
berkuliah di Desain Produk Industri ITS meskipun pada akhirnya lulus duluan.
11. Kepada rekan-rekan mahasiswa kelas mata kuliah Tugas Akhir Desain Produk 114
dan 115 serta Produk Gembira 2012 yang telah menjadi penghibur bagi penulis dan
menjadi teman untuk mengerjakan tugas akhir selama ini.
12. Dan juga kepada Afifa Yaumil Ikrima yang menemani pagi, siang dan malam serta
rela dan ikhlas dalam membantu baik berupa tenaga dan pikiran meskipun penulis
meminta permintaan yang banyak tidak wajar hehe.
13. Dan juga pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dalam tulisan
ini.
Demikian ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan. Terima kasih.
xiv
DAFTAR ISI
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .................................................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... xi
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................................. xiii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xxv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1
1.2 Judul ................................................................................................................................4
1.2.1 Definisi Judul ............................................................................................................... 4
1.2.2 Subyek dan Objek Perancangan ................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................5
1.4 Batasan Masalah ...............................................................................................................6
1.5 Tujuan Perancangan .........................................................................................................6
1.6 Manfaat Perancangan .......................................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 9
2.1 Definisi .............................................................................................................................9
2.2Peralatan Medis Penunjang Bayi.....................................................................................10
2.3 Klasifikasi Inkubator ......................................................................................................13
2.3.1 Infant Warmer ............................................................................................................ 13
2.3.2 Transport incubator .................................................................................................... 13
2.3.3 Infant incubator .......................................................................................................... 14
2.4 Anatomi Inkubator bayi ..................................................................................................15
2.5 Cara Kerja Inkubator bayi ..............................................................................................17
2.5.1 Cara Kerja Pemanas Listrik........................................................................................ 17
2.5.2 Alur Siklus Udara ....................................................................................................... 18
xv
2.5.3 Cara Kerja Penghangat Bolam ................................................................................... 19
2.6 Komponen Inkubator Bayi .............................................................................................21
2.7 Parameter Inkubator Bayi...............................................................................................26
2.8
Regulasi .....................................................................................................................27
2.7 Aspek Terkait Desain .....................................................................................................32
2.7.1 Kriteria Apgar Skor .................................................................................................... 32
2.7.2 Interprestasi Skor........................................................................................................ 33
BAB 3 METODE RISET .................................................................................................... 35
3.1 Skema Metode Penelitian ...............................................................................................35
3.2 Shadowing ......................................................................................................................36
3.3 Interview.........................................................................................................................38
3.4 Afinity Diagram .............................................................................................................39
BAB 4 STUDI DAN ANALISA ......................................................................................... 41
4.1 Market Strategy & Competitive Advantage (MSCA) Analysis .....................................41
4.2 Analisa Kebutuhan .........................................................................................................44
4.3 Analisa Fitur ...................................................................................................................45
4.4 Analisa Aktifitas .............................................................................................................47
4.5 Analisa Afinity diagram .................................................................................................49
4.6 Analisa Produksi ............................................................................................................51
4.7 Image Chart ....................................................................................................................53
4.8 Proses Pencarian Konsep Desain ...................................................................................54
4.9 Proses Pemilihan Alernatif Desain .................................................................................60
4.10 Analisa Matras Bayi .....................................................................................................69
4.10.1 Desain eksisting........................................................................................................ 70
4.10.2 Desain matras 1 ........................................................................................................ 70
4.10.3 Desain matras 2 ........................................................................................................ 71
4.11 Analisa Proses Pembersihan.........................................................................................71
4.11 Analisa Cara Kerja Sistem ...........................................................................................72
4.12 Analisa Biaya Produksi ................................................................................................74
4.13 Analisa Biaya Produksi Massal ....................................................................................76
4.14 Bussines Model Canvas ...............................................................................................79
xvi
BAB 5 FINAL DESAIN ..................................................................................................... 81
5.2 Fitur ................................................................................................................................83
5.2.1 Bottle Holder .............................................................................................................. 83
5.2.2 Tray kasur ................................................................................................................... 83
5.2.3 Ekstra Lubang Jendela ............................................................................................... 84
5.2.4 Lubang Jendela Lengan .............................................................................................. 84
5.2.5 Pengait Infus ............................................................................................................... 85
5.3 Proses Pembuatan Model ...............................................................................................86
5.3.1 Proses Pembuatan 3D Printing ................................................................................... 86
5.3.2 Proses Pembuatan Cutting Laser Akrilik ................................................................... 87
5.3.3 Proses Pembuatan Fiberglass ..................................................................................... 91
5.3.4 Proses Pembuatan Mesin Pengatur Suhu dan Kelembapan ....................................... 93
5.3.5 Proses Pengaktifan CCTV .......................................................................................... 97
5.4 Indikator dan Tombol Kontrol Panel .............................................................................98
5.4.1 Tombol Kontrol Panel ................................................................................................ 98
5.4.2 Posisi Kontrol Panel ................................................................................................... 99
5.5 Hasil Prototype Inkubator Bayi ....................................................................................100
5.6 Warna dan Varian.........................................................................................................104
5.7 Branding .......................................................................................................................105
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 107
6.1 Kesimpulan...................................................................................................................107
6.2 Saran .............................................................................................................................111
6.2.1 Faktor Desain ........................................................................................................... 111
6.2.2 Faktor Mesin ............................................................................................................ 116
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 117
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 119
Gambar Kerja .....................................................................................................................119
BIODATA PENULIS ....................................................................................................... 135
xvii
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Infant Warmer ................................................................................................. 13
Gambar 2.2 Transport Inkubator ......................................................................................... 14
Gambar 2.3 Infant incubator ............................................................................................... 14
Gambar 2.4 Anatomi infant incubator................................................................................. 15
Gambar 2.5 Cara kerja pemanas ......................................................................................... 17
Gambar 2.6 Alur siklus udara ............................................................................................. 18
Gambar 2.7 Cara kerja penghangat bolam .......................................................................... 20
Gambar 2.8 Produk eksisting inkubator bayi standar ......................................................... 20
Gambar 2.9 Paten Infant incubator with air curtain US 4936824 A ................................... 31
Gambar 2.10 Paten Heat controlled humidifier for infant incubator US 5539854 A ......... 31
Gambar 3.1 Skema Metode eksplorasi desain infant incubator .......................................... 35
Gambar 3.1 Foto lokasi proses shadowing pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Dian Pertiwi 37
Gambar 3.2 Foto lokasi proses shadowing pada Klinik Utama Nissa ................................ 37
Gambar 3.3 Tenaga ahli yang menjadi nara sumber proses interview ................................ 39
Gambar 3.4 Skema Bentuk Afinity Diagram untuk infant incubator ................................. 40
Gambar 4.1 Kiri - Produk 1, tengah - Produk 2, kanan - Produk 3 ..................................... 41
Gambar 4.1 Kkiri - Produk 2, tengah - Produk 3, kanan - Produk 4 ................................... 45
Gambar 4.2 (kiri) Perawat melakukan pengecekan pada mesin incubator (kanan) perawat
memberikan susu pada bayi ................................................................................................ 47
Gambar 4.3 Proses pemasangan kabel infus pada bayi ....................................................... 47
Gambar 4.4 Proses pengecekan bayi berkala untuk memantau kesehatan sang bayi ......... 48
xix
Gambar 4.5 (kiri) suasana di luar ruangan perawatan bayi (kanan) suasana ruang perawatan
bayi ...................................................................................................................................... 48
Gambar 4.7 Skema bentuk Afinity Diagram untuk infant incubator .................................. 49
Gambar 4.8 Analisa Produksi.............................................................................................. 52
Gambar 4.9 Image Chart ..................................................................................................... 53
Gambar 4.10 Sketsa ilustrasi desain .................................................................................... 54
Gambar 4.11 Sketsa ilustrasi desain .................................................................................... 55
Gambar 4.12 Sketsa ilustrasi desain .................................................................................... 56
Gambar 4.13 Alternatif 1 .................................................................................................... 57
Gambar 4.14 Alternatif 2 .................................................................................................... 57
Gambar 4.15 Alternatif 3 .................................................................................................... 58
Gambar 4.17 Sketsa Thumbnail .......................................................................................... 59
Gambar 4.18 alternatif desain 1 .......................................................................................... 60
Gambar 4.19 alternatif desain 1 .......................................................................................... 60
Gambar 4.20 alternatif desain 2 .......................................................................................... 61
Gambar 4.21 alternatif desain 2 .......................................................................................... 61
Gambar 4.22 alternatif desain 3 .......................................................................................... 62
Gambar 4.23 alternatif desain 3 .......................................................................................... 62
Gambar 4.24 alternatif desain 4 .......................................................................................... 63
Gambar 4.25 alternatif desain 4 .......................................................................................... 63
Gambar 4.26 alternatif desain 5 .......................................................................................... 64
Gambar 4.27 alternatif desain 5 .......................................................................................... 64
xx
Gambar 4.28 alternatif desain 6 .......................................................................................... 65
Gambar 4.29 alternatif desain ............................................................................................. 66
Gambar 4.30 Contoh ukuran matras bayi............................................................................ 69
Gambar 4.31 Desain matras bayi ........................................................................................ 69
Gambar 4.32 Desain matras bayi eksisting ......................................................................... 70
Gambar 4.33 Desain matras bayi ........................................................................................ 70
Gambar 4.34 Desain matras bayi (Harseno, 2016) ............................................................. 71
Gambar 4.35 Analisa cara kerja sistem ............................................................................... 72
Gambar 4.36 Analisa cara keja sistem ................................................................................ 73
Gambar 4.37 Bussinens model canvas ................................................................................ 79
Gambar 5.1 Final desain inkubator bayi ............................................................................. 81
Gambar 5.2 Produk inkubator bayi Keseluruhan ................................................................ 82
Gambar 5.3 Produk inkubator bayi Keseluruhan ................................................................ 82
Gambar 5.4 Bottle holder inkubator bayi ............................................................................ 83
Gambar 5.5 Tray kasur inkubator bayi................................................................................ 83
Gambar 5.6 Akses pintu samping inkubator bayi ............................................................... 84
Gambar 5.7 Akses lubang depan inkubator bayi................................................................. 84
Gambar 5.8 Pengait infus inkubator bayi ............................................................................ 85
Gambar 5.9 Matras inkubator bayi ...................................................................................... 85
Gambar 5.10 Proses pembuatan 3D printing ...................................................................... 86
Gambar 5.11 Proses pembuatan 3D printing dan hasilnya ................................................. 87
Gambar 5.12 Proses cutting laser ........................................................................................ 87
xxi
Gambar 5.13 Proses cutting laser ........................................................................................ 88
Gambar 5.14 Proses cutting laser ........................................................................................ 88
Gambar 5.15 Proses pembuatan cutting laser ..................................................................... 89
Gambar 5.16 Proses pembuatan cutting laser ..................................................................... 89
Gambar 5.17 Proses cutting laser ........................................................................................ 90
Gambar 5.18 Hasil bending akrilik ..................................................................................... 90
Gambar 5.19 Proses Pembuatan Fiberglass ........................................................................ 91
Gambar 5.20 Proses Pembuatan Fiberglass ........................................................................ 91
Gambar 5.21 Proses Pembuatan Fiberglass ........................................................................ 92
Gambar 5.22 Proses Pembuatan Fiberglass ........................................................................ 92
Gambar 5.23 Proses uji coba arduino.................................................................................. 93
Gambar 5.24 Proses uji coba sensor suhu ........................................................................... 93
Gambar 5.25 Proses uji coba sensor suhu dan layar ........................................................... 94
Gambar 5.26 Proses uji coba sensor suhu terhadap kelembapan ........................................ 94
Gambar 5.27 Hasil dari 3D print ......................................................................................... 95
Gambar 5.28 Proses Uji Coba panel ................................................................................... 95
Gambar 5.29 Proses Uji Coba Pemasangan Bolam ............................................................ 96
Gambar 5.30 Hasil Akhir Desain Inkubator Bayi ............................................................... 96
Gambar 5.31 Proses Pengaktifan CCTV ............................................................................. 97
Gambar 5.32 Tombol Kontrol Panel ................................................................................... 98
Gambar 5.33 Indikator Kontrol Panel ................................................................................. 99
Gambar 5.34 Posisi Kontrol Panel ...................................................................................... 99
xxii
Gambar 5.35 Hasil Akhir Desain Inkubator Bayi ............................................................. 100
Gambar 5.36 Hasil Akhir Desain Inkubator Bayi ............................................................. 101
Gambar 5.37 Hasil Akhir Desain Inkubator Bayi ............................................................. 102
Gambar 5.38 Hasil Akhir Desain Inkubator Bayi ............................................................. 103
Gambar 5.39 Hasil Akhir Desain Inkubator Bayi ............................................................. 103
Gambar 5.40 Varian Warna Desain Inkubator Bayi ......................................................... 104
Gambar 5.41 Logo dan Branding Bynca ........................................................................... 105
Gambar 6.1 Proses pembetulan posisi bayi ....................................................................... 108
Gambar 6.2 Urai dan titik pengulangan ............................................................................ 110
Gambar 6.3 Contoh perubahan struktur untuk memperkokoh rangka .............................. 111
Gambar 6.4 Proses eksplorasi ........................................................................................... 111
Gambar 6.5 Lokasi lubang untuk akses air ....................................................................... 112
Gambar 6.6 Desain revisi tombol panel ............................................................................ 112
Gambar 6.7 Letak posisi Standar Operasional Prosedur ................................................... 113
Gambar 6.7 Desain revisi panel tombol dan layar ............................................................ 114
Gambar 6.8 Desain revisi panel tombol dan layar ............................................................ 115
Gambar 6.9 Desain revisi panel tombol dan layar ............................................................ 115
Gambar 6.10 Desain revisi tray matras bayi ..................................................................... 116
xxiii
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
xxiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Angka Kematian Bayi ........................................................................................... 2
Tabel 1.2 Jenis Inkubator Bayi .............................................................................................. 3
Tabel 2.1 Peralatan Medis Penunjang Bayi ........................................................................ 12
Tabel 2.2 Komponen Inkubator Bayi .................................................................................. 25
Tabel 2.3 Parameter Inkubator Bayi ................................................................................... 26
Tabel 2.4 Parameter Inkubator Bayi ................................................................................... 28
Tabel 2.5 Kriteria apgar score ............................................................................................. 32
Tabel 2.6 Interprestasi dari Apgar score ............................................................................. 33
Tabel 4.1 Market Strategy & Competitive Advantage (MSCA) Alanlysis......................... 42
Tabel 4.2 Tabel kebutuhan dasar inkubator bayi ................................................................ 45
Tabel 4.3 Analisa Fitur Produk Inkubator ........................................................................... 46
Tabel 4.4 Biaya komponen inkubator bayi ......................................................................... 74
Tabel 4.5 Biaya proses cutting laser.................................................................................... 75
Tabel 4.7 Biaya komponen inkubator bayi pembuatan massal ........................................... 77
Tabel 4.8 Biaya proses cutting laser produksi massal ......................................................... 77
Tabel 4.9 Biaya total produksi massal ................................................................................ 78
Tabel 6.1 Kebutuhan Dasar ............................................................................................... 107
Tabel 6.2 Biaya penggunaan lampu .................................................................................. 108
Tabel 6.3 Biaya penggunaan penghangat listrik ............................................................... 109
Tabel 6.4 Harga jual produk inkubator bayi ..................................................................... 109
xxv
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
xxvi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Badan Pusat Statistik mengeluarkan data bahwa pada tahun 2012 masih
terdapat angka kematian bayi sebanyak 1283 jiwa. Tingginya angka kematian
tersebut dipengaruhi pada periode neonatal (awal kelahiran). Penelitian
menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal
yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir
yang dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat seumur hidup dan kematian.
Misalnya sebagai contoh akibat hipotermia pada bayi baru lahir dapat terjadi cold
stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan
mengakibatkan kerusakan otak (Sarwono, 2007, p.132).
Angka Kematian Bayi
Provinsi
1980
1990
1994
1997
2000
2002
2007
2010
2012
Aceh
93
58
58
46
40
-
25
28
47
Sumatera Utara
89
61
61
45
44
42
46
26
40
Sumatera Barat
121
74
68
66
53
48
47
30
27
Riau
110
65
72
60
48
43
37
23
24
Jambi
121
74
60
68
53
41
39
29
34
Sumatera Selatan
102
71
60
53
53
30
42
25
29
Bengkulu
111
69
74
72
53
53
46
28
29
Lampung
99
69
38
48
48
55
43
23
30
Kepulauan Bangka Belitung
-
-
-
-
53
43
39
27
27
Kepulauan Riau
-
-
-
-
-
-
43
20
35
DKI Jakarta
82
40
30
26
25
35
28
14
22
Jawa Barat
134
90
89
61
57
44
39
26
30
99
65
51
45
44
36
26
21
32
Jawa Tengah
1
DI Yogyakarta
62
42
30
23
25
20
19
16
25
Jawa Timur
97
64
62
36
48
43
35
25
30
-
-
-
-
66
38
46
24
32
92
51
58
40
36
14
34
20
29
Nusa Tenggara Barat
189
145
110
111
89
74
72
48
57
Nusa Tenggara Timur
128
77
71
60
57
59
57
39
45
Kalimantan Barat
119
81
97
70
57
47
46
28
31
Kalimantan Tengah
100
58
16
55
48
40
30
23
49
Kalimantan Selatan
123
91
83
71
70
45
58
34
44
Kalimantan Timur
100
58
61
51
40
42
26
21
21
93
63
66
48
28
25
35
25
33
Sulawesi Tengah
130
92
87
95
66
52
60
45
58
Sulawesi Selatan
111
70
64
63
57
47
41
31
25
Sulawesi Tenggara
116
77
79
78
53
67
41
40
45
Gorontalo
-
-
-
-
57
77
52
56
67
Sulawesi Barat
-
-
-
-
na
74
48
60
123
76
68
30
61
na
59
45
36
Maluku Utara
-
-
-
-
75
na
51
40
62
Papua Barat
-
-
-
-
na
36
28
74
Papua
105
80
61
65
57
na
41
19
54
total
2849
1861
1674
1484
1552
1160
1413
975
1283
Banten
Bali
Sulawesi Utara
Maluku
Tabel 1.1 Angka Kematian Bayi
(https://www.bps.go.id)
Melihat tingginya presentase kematian bayi tersebut dapat dicegah dengan
penggunaan alat infant incubator atau disebut juga inkubator bayi. Inkubator bayi
merupakan alat pencegah hipotermi (kondisi kesulitan untuk mengatur suhu tubuh
yang berujung kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin) pada bayi yang baru lahir
2
terutama bayi premature dengan cara menghangatkan suhu ruangan dan bayi agar
dapat mempertahankan suhu badan bayi normal.
Kebutuhan inkubator bayi tersebar dari wilayah perkotaan hingga pedesaan
dan daerah-daerah di berbagai penjuru Indonesia. Hal ini tidak terasa jika
kebutuhan tersebut dilimpahkan pada daerah perkotaan yang perekonomiannya
sudah kuat, berbeda jika kebutuhan akan alat inkubator bayi yang sesuai tersebut
dibutuhkan pada daerah pedesaan dan daerah-daerah yang jauh dari perkotaan yang
ekonominya masih terbilang belum cukup kuat.
Permasalahan terjadi ketika inkubator bayi sekelas NICU (Neonatal
Intensive-Care Unit) memiliki harga yang cukup mahal dari puluhan hingga ratusan
juta sedangkan inkubator bayi sederhana atau standar hanya berkisar 2 juta. Hal
tersebut terlihat seperti solusi namun fitur dan sistem keselamatan yang ada pada
inkubator bayi sederhana masih jauh dari produk sekelas NICU. Sedangkan
kebutuhan sesungguhnya membutuhkan sebuah inkubator bayi yang mendekati
sekelas NICU atau bisa dikatakan inkubator bayi yang memadai.
kebutuhan dasar
pintu akses
ruang tidur bayi
kontrol suhu /
temperatur
kontrol kelembapan
display kontrol
sistem keamanan
sistem alarm
perubah posisi Kasur
kebutuhan lain
power suply connecton
sumber daya cadangan
biliruin phototheraphy
harga
inkubator inkubator inkubator
basic
sederhana memadai
NICU
inkubator
●
●
●
●
●
●
●
●
○
●
●
●
○
●
●
●
○
○
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
diatas
50jt
●
●
●
●
○
3-5juta
18-50juta
Tabel 1.2 Jenis Inkubator Bayi
(Harseno, 2016)
3
●
Pada perancangan ini penulis akan mendesain inkubator bayi kelas
sederhana yang mencangkup kebutuhan layaknya inkubator bayi yang memadai
namun memiliki harga bersaing yang tidak terpaut jauh dengan inkubator bayi kelas
sederhana.
1.2 Judul
“Desain Inkubator Bayi dengan Konsep Harga Terjangkau”
adalah
perancangan sebuah inkubator bayi dengan melakukan pengamatan tentang saranasarana dan fasilitas apa saja yang dibutuhkan dalam suatu produk Inkubator dengan
mengurangi biaya agar mencapai titik harga yang terjangkau bagi kalangan rumah
sakit ibu dan anak, klinik bersalin maupun puskesmas.
1.2.1 Definisi Judul
Judul dalam perancangan ini adalah “Desain Inkubator Bayi dengan Konsep
Harga Terjangkau”. Penjabaran judul tersebut sebagai berikut.
Desain Inkubator Bayi
:
Proses desain dalam pembuatan sebuah produk medis yaitu inkubator bayi yang
memenuhi kaidahnya sebagai alat untuk menghangatkan tubuh bayi agar tetap
terjaga dari rentannya kesehatan pada bayi tersebut.
Harga terjangkau
:
Fokus memberikan produk medis yang nantinya dapat dipasarkan kepada
rumah sakit, puskesmas dan klinik bersalin pada suatu daerah. Sehingga mereka
tetap dapat memperoleh produk berkualitas baik namun harga sesuai dengan
kemapuan daya beli pada daerah tersebut.
1.2.2 Subyek dan Objek Perancangan
a. Subyek Perancangan
Subyek pada perancangan desain tersebut adalah inkubator bayi.
4
b. Objek Perancangan
Objek pada perancangan desain tersebut adalah:
a.
Bentuk dari desain inkubator bayi yang meliputi body inkubator bayi, ruang
tidur bayi, pintu akses bayi dan kebutuhan pendukung lainnya.
b.
Bahan dasar pembuatan produk inkubator yang aman, murah, dan mudah
didapat.
c.
Pola sistem kontrol suhu dan kelembapan untuk menjaga kesehatan bayi.
1.3 Rumusan Masalah
Penggunaan inkubator bayi merupakan upaya dalam mengurangi jumlah
kematian akibat suhu tubuh terlalu rendah atau pada bayi yang masih dalam awal
kelahiran atau neonatal. Namun faktanya masih banyak di daerah-daerah belum
terdapat alat inkubator bayi tersebut, padahal pada awal kelahiran, inkubator bayi
berperan penting dalam kelangsungan kesehatan dan keselamatan sang bayi. Oleh
sebab itu, perlu adanya inkubator bayi untuk menjembatani permasalahanpermasalahan yang muncul.
Dari latar belakang diatas, dapat disimpulkan beberapa permasalahan sebagai
berikut:
1. Inkubator bayi standar yang diproduksi oleh lokal belum memliki alat untuk
sistem kontrol dan sistem keamanan. Contohnya belum adanya pengaturan
suhu, pengaturan kelembapan atau sensor alarm.
2. Perawatan mesin inkubator bayi untuk sekelas NICU masih sulit dan
membutuhkan teknisi ahli.
3. Harga inkubator bayi yang sekelas NICU terlalu mahal untuk sebuah rumah
sakit atau puskesmas di daerah yang harganya mencapai puluhan juta
rupiah.
4. Terdapat pembengkakan biaya yang tinggi ketika inkubator tersebut selalu
beroprasi.
5
1.4 Batasan Masalah
Berikut adalah batasan masalah dalam mendesain Inkubator bayi, yaitu:
1. Rancangan inkubator bayi dirancang memenuhi kebutuhan sebagai alat
penghangat suhu tubuh bayi yang aman.
2. Rancangan inkubator bayi akan mudah untuk dilakukan perawatan mesin
dan pemeliharaan secara berkala.
3. Rancangan inkubator bayi akan dibuat dengan harga yang dapat dijangkau
oleh rumah sakit, puskesmas atau rumah bersalin di berbagai daerah
Indonesia.
4. Rancangan inkubator bayi dapat menurunkan biaya operasional ketika
produk tersebut digunakan.
1.5 Tujuan Perancangan
Tujuan dari rancangan inkubator bayi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memberikan perlindungan pada bayi yang baru lahir, baik itu bayi normal
maupun bayi yang membutuhkan perawatan khusus dengan menggunakan
bahan dan energi yang aman.
2. Menciptaknan inkubator bayi dengan perawatan jangka panjang yang
mudah untuk para tenaga medis maupun masyarakat yang memakainya.
3. Menyediakan inkubator bayi dengan harga yang dapat di jangkau oleh
rumah sakit, puskesmas maupun rumah bersalin di berbagai daerah
Indonesia.
4. Inkubator bayi tersebut hemat energi sehingga dapat menurunkan angka
pengeluaran biaya operasional pemakaian.
1.6 Manfaat Perancangan
Manfaat rancangan inkubator bayi bagi bayi:
1. Memberikan ruang yang nyaman dan hangat bagi bayi.
2. Keamanan bayi dalam ruang inkubator terjaga.
6
3. Menstabilkan kesahatan bayi dari gejala suhu tubuh yang terlalu rendah atau
hipotermi.
Manfaat rancangan inkubator bayi bagi orang tua:
1. Memiliki perasaan tenang dan tidak khawatir atas bayinya yang dimasukan
dalam inkubator bayi tersebut karena tenaga penghangat ruangnya
menggunakan energi yang aman.
2. Dapat memantau keadaan sang bayi dalam inkubator.
Manfaat rancangan inkubator bayi bagi instansi pemilik dan tenaga medis:
1. Mudah dalam pengoperasian inkubator tersebut.
2. Meningkatkan rasa aman karena adanya kontrol keamanan.
3. Perawatan inkubator bayi mudah tidak selalu memerlukan tenaga ahli.
4. Biaya untuk operasional pemakaian murah.
Manfaat rancangan inkubator bayi bagi produsen:
1. Sebagai salah satu produk inkubator bayi dengan harga yang terjangau
menjadikan pilihan baik untuk daya pikat konsumen.
7
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Inkubator bayi merupakan alat yang memiliki fungsi untuk mencegak
hipotermi atau kondisi dimana tubuh kesulitan dalam mengatur tekanan suhu dingin
pada bayi yang baru lahir terutama bayi premature atau memiliki berat badan lahir
rendah (BBLR) dengan cara menghangatkan suhu ruangan agar dapat
mempertahankan suhu badan bayi normal.
Beberapa nama lain dari infant incubator diantaranya baby incubator dan
pemanas bayi.
Terdapat beberapa syarat agar alat tersebut dapat dikatakan sebuah inkubator bayi,
diantaranya:
1.
Menjaga Suhu Ruangan
Inkubator bayi perlu stabil dalam menjaga suhu di dalam ruangan incubator
tersebut. Sebagai contoh menjaga suhu ruangan berkisar antara 35o Celcius hingga
37o Celcius.
2.
Mengisolasi ruangan
Inkubator bayi menjaga bayi dari lingkungan luar karena daya tubuh bayi masih
terbilang rentan dan menjaga dari terjangkitnya infeksi.
9
2.2 Peralatan Medis Penunjang Bayi
Berikut peralatan medis guna menunjang kebutuhan bayi ketika awal dilahirkan:
Nama &
Kategori
gambar
Deskripsi
Alat pemberi tanda jika
terjadinya penghentian nafas
(apnea) pada orang dewasa
Apnea Monitor
maupun pada bayi yang
(khusus)
memiliki gangguan
sumber:
pernapasan agar pendamping
https://www.nlm.nih.gov/medlinepl
sigap pada kondisi tersebut.
us/ency/imagepages/19846.htm
Alat untuk memantau dalam
USG
kandungan ibu bayi dalam
(umum)
bentuk 2D maupun 3D
Sumber:
http://surabaya.wartakesehatan.com
/48891/usg-temukan-masalah-padabumil-dan-janin
Suction Pump
Alat untuk menghisap cairan
(umum)
pada bayi yang baru lahir
Sumber: Harseno, 2016
10
Hypo/
Hyperthermia
Alat untuk memantau suhu
Units
tubuh yang ekstrim maupun
yang tidak normal
(khusus)
Sumber: binfar.kemkes.go.id
Sterilisator
Alat untuk mensterilkan
Kering
berbagai macam alat-alat
(umum)
kedokteran
Sumber:
http://www.tokoalatkesehatannomo
r1.com/
Alat pengobatan penyakit
kuning (Neonatal jaundice)
Phototherapy Unit
dengan bantuan cahaya biru
(khusus)
untuk memecah bilirubin
dengan mengurangi
konsentrasinya
Sumber: binfar.kemkes.go.id
11
Alat yang berguna untuk
menjaga temperatur tubuh
bayi dengan panas radiant
Infant warmer
dengan bantuan energi infa
(khusus)
merah dengan syarat
membutuhkan pengawasan
ekstra.
Sumber: http://ampm-hi.com
Incubator yang di khususkan
Transport
untuk mengantar dari satu
Incubator
tempat ke tempat yang lain
(khusus)
dan mudah untuk dipindahkan
maupun dibawa.
Sumber: http://ampm-hi.com
Alat untuk menjaga suhu
tubuh bayi dan kelembapan
Infant Incubator
dengan memberikan ruang
(khusus)
tertutup dan terkontrol guna
terhindar dari lingkungan luar.
Sumber: http://ampm-hi.com
Tabel 2.1 Peralatan Medis Penunjang Bayi
(Harseno, 2016)
12
2.3 Klasifikasi Inkubator
2.3.1 Infant Warmer
Gambar 2.1 Infant Warmer
(Sumber: http://www.foyocare.com/infant-radiant-warmer/)
Alat yang berguna untuk menjaga temperatur tubuh bayi dengan panas
dengan bantuan energi infa merah. Namun membutuhkan pengawasan ekstra
karena efek dari energi infra merah tersebut dapat berdampak hipertemia ekstrim,
kulit terbakar, maupun kerusakan otak permanen. Biasanya terdapat satu paket
beserta alat bilirubin phototheraphy.
2.3.2 Transport incubator
alat medis yang berfungsi untuk menghangatkan bayi dengan berfokus
mudah untuk dibawa dan dipindahkan dari lokasi satu ke lokasi lainya. Transport
incubator ini penggunaan pada umumnya terdapat di sebuah mobil ambulant untuk
efisiensi keadaan darurat.
13
Gambar 2.2 Transport Inkubator
Sumber: http://www.aline-medical.com/
2.3.3 Infant incubator
Gambar 2.3 Infant incubator
Sumber http://www.medicalshop.co.id/gea-46441?page=3
alat medis yang berfungsi untuk menghangatkan dan menjaga suhu
kelembapan sang bayi dengan peralatan yang lebih memadai. Fungsinya fokus
terhadap tempat tertutup untuk meletakkan bayi pada lingkungan terkontrol dalam
pabntauan perawatan medis guna menghangatkan bayi dan menjaga bayi dari
lingkungan luar ruangan. Perbedaan yang mencolok dari inkubator bayi ini lebih
cocok ditempatkan pada rumah sakit atau klinik bersalin karena membutuhkan daya
yang cukup banyak agar pemanfaatannya maksimal.
14
2.4 Anatomi Inkubator bayi
Gambar 2.4 Anatomi infant incubator
(Harseno, 2016)
Keterangan:
a. Tiang pengait
Tiang pengait yang berfungsi untuk menggantungkan kantong darah, obat maupun
vitamin yang dibutuhkan bayi yang disalurkan melalui jarum suntikan ke dalam
tubuh.
b. Kamera & layar external
Layar sbagai penampil keadaan bayi beserta suhu ruangan, kadar oksigen,
kelembapan dan disertai kamera pengawas
c. Tray
Sebagai tempat menaruh berbagai peralatan dokter maupun bayi yang benda
tersebut memiliki ukuran kecil.
15
d. Matras Bayi
Kasur bayi berfungsi sebagai tempat tidur bayi dengan disertai sensor suhu dan
sensor kelembapan.
e. Pintu Akses Tangan
Pintu akses untuk tangan guna memudahkan pengontrolan bayi tanpa harus
membuka seluruh pintu akses untuk bayi.
f. Pintu Akses Tangan Samping
Pintu akses untuk tangan samping guna memudahkan pengontrolan bayi tanpa
harus membuka seluruh pintu akses untuk bayi.
g. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Data yang berisi tentang prosedur yang berkaitan dengan fungsi inkubator bayi
h. Panel Kontro
Panel yang berfungsi sebagai tempat kontrol. Terdapat layar tombol dan power
switch guna mengatur keadaan dalam sebuah inkubator bayi.
i. Body Inkubator Bayi
Bagian terpenting dari inkubator bayi yang didalamnya merupakan alat dan sistem
yang mengatur keadaan suhu ruangan dalam inkubator bayi tersebut.
j. Mobile Stand
Meja yang terdapat roda pada bagian bawah yang berfungsi agar memudahkan
dalam memindahkan inkubator bayi dari ruang satu ke ruang lainnya.
k. Lubang Infus / Oksigen
Lubang yang berfungsi sebagai sarana menyalurkan transfusi selang infus maupun
selang oksigen untuk bayi.
l. Pegangan Inkubator Bayi
Berfunsi untuk pegangan yang digunakan ketika akan mengangkat maupun
memindahkan inkubator bayi tersebut.
16
2.5 Cara Kerja Inkubator bayi
Berikut merupakan cara kerja dari inkubator bayi dengan penggunaan
energi listrik.
2.5.1 Cara Kerja Pemanas Listrik
Gambar 2.5 Cara kerja pemanas
(pinterest.com)
Keterangan:
Gambar 2. 3 Cara kerja pemanas
-
Power supply : Sumber daya listrik yang memberikan tegangan diperlukan
(pinterest.com)
untuk pengoperasian Inkubator
-
Filter
: Filter inkubator melindungi bayi dari bakteri di udara dan
kotoran lainnya
-
Fan
: kipas yang digunakan untuk mengalirkan udara di
Inkubator
-
Heater
: Ruang udara yang melewati pemanas melewati proses
dipanaskan sampai suhu yang diinginkan
17
-
Humidifier
: Celah udara panas melalui ruangan yg sudah lembab untuk
menjadi lembab ke tingkat yang diinginkan
-
front panel
: panel depan Ini digunakan untuk mengoperasikan mesin
sesuai yang diinginkan
2.5.2 Alur Siklus Udara
Bedasarkan paten Heat controlled humidifier for infant incubator US
5539854 A berikut cara kerja siklus udara disebar dalam seuah inkubaator bayi.
Gambar 2.6 Alur siklus udara
(https://www.google.ch/patents/US5539854)
18
Keterangan:
1 access door
6 heating means
A main flow pattern
7 heat exchanger
2 electric motor
8 quantity of the water
3 conventional heater
9 the heat controlled humidifier
4 fan motor
10 outlet opening
5 reservoir tempat penyimpanan air
11 electric heat
Udara masuk melalui pintu lubang lengan kemudian udara berputar karena
adanya dorongan dari kipas penghangat. Sebagian udara masuk kedalam alat
inkubator dan dipanaskan kembali sesuai suhu yang telah diatur. Ketika
kelembapan turun, pemanas bekerja untuk memanaskan air agar meningkatkan
kadar kelembapan dalam ruangan inkubator tersebut.
2.5.3 Cara Kerja Penghangat Bolam
Cara berikut merupakan cara kerja pada inkubator bayi standar yang di
produksi oleh pembuat lokal. Cara tersebut cukup sederhana. Di bawah ini akan
dijelaskan cara kerjanya.
Cara Kerja:
-
Listrik di alirkan secara paralel ke 4-6 lampu sekaligus dengan masingmasing 15W.
-
Posisi lampu terdapat pada bagian bawah panel kasur bayi.
-
Udara panas mengalir melewati pada bagian sisi samping dari panel kasur
bayi.
-
Apabila dirasa sudah panas maka inkubator bayi dimatikan secara manual.
19
Gambar 2.7 Cara kerja penghangat bolam
(Harseno, 2016)
Gambar 2.8 Produk eksisting inkubator bayi standar
(Harseno, 2016)
Gambar diatas merupakan contoh inkubator bayi yang terdapat pada klinik
bersalin yang masih menggunakan tenaga penghangatnya berup bolam. Pada
produk inkubator bayi tersebut belum ada pengaturan panas maupun pengaturan
kelembapan. Nantinya adalah sebuah peluang untuk meningkatkan yang belum
terdapat pada inkubator bayi tersebut.
20
2.6 Komponen Inkubator Bayi
Terdapat komponen-komponen untuk memciptakan sebuah inkubator bayi
sederhana namun memadai. Diantaranya sebagai berikut:
PART INKUBATOR
GAMBAR
Arduino Mega
PENJELASAN
Komponen utama dari mesin
Inkubator bayi. Sebagai otak
dari sistem yang mengatur
sensor
suhu,
kelembapan
sensor
dan
sensor
alarm.
relay 12 volt omron 8
Saklar yang memiliki 2
pin
komponen
yaitu
bagian
utama
elektromagnet
mekanikal
dan
mempunyai
fungsi untuk menggerakkan
kontak
saklar.
Berfungsi
sebagai
komponen
untuk
mengatur proses menyala
atau mematikan part lampu
,humidifier maupun alarm
DHT
11
humidity
Sensor
sensor
digital
yang
digunakan untuk mengukur
suhu dan kelembaban udara
di sekitarnya. Alat ini dapat
digunakan dengan mudah
bersamaan dengan Arduino,
yang
memiliki
tingkat
stabilitas yang sangat baik
serta fitur nilai penunjuk alat
21
ukur dan bahan ukur untuk
membandingkan
standar
ukurnya. Pada modul ini
memiliki tingkat sensor yang
sangat akurat.
Thermocouple sensor
Komponen pengukur suhu
temp 6675
yang cukup baik dan dapat
bekerja pada suhu yang
berfariasi. Komponen ini
digunakan
untuk
mengkonversi
perubahan
suhu pada ruang inkubator
bayi.
header pin 1x40
Konektor ini mempunyai 40
pin yang memiliki jarak strip
kecil. Dengan bertujuan agar
mudah
digunakan
dengan
sesuai
kebutuhan
aplikasinya.
Black house 1P
Konektor
varian
yang
lubang
memiliki
pin
yang
digunakan dalam rangkaian
alat listrik arus lemah, agar
mudah untuk memasang dan
melepas rangkaian tersebut
sesuai dengan kebutuhan.
Terminal block 12 P
Terminal block 12p untuk
menghubungkan kabel pada
titik
22
koneksi
yang
memungkinkan
untuk
menampung
jumlah
beberapa
kabel.
metode
ini
Dengan
kabel
dapat
disesuaikan kapan saja tanpa
perlu memutar, solder.
Fan PC DC 12V
Alat
yang
bertujuan
mengeluarkan
panas
dan
menggantinya dengan udara
ke
dalam
sistem.
Mempunyai peran sebagai
pemutar siklus udara pada
inkubator.
Lampu Philiphs 25W
Lampu
sebagai
penghangat
sumber
utama
pada
inkubator
Lampu Chiyoda 5W
Lampu
sebagai
sumber
penghangat penstabil pada
inkubator
Pushbutton
Switch
Tombol
12mm
besar
tekan
memiliki
berukuran
dimensi
12x12x4,3 mm. Tombol ini
secara umum dioperasikan
dengan cara disentuh hingga
bunyi
23
“klik”
digunakan
untuk menghidupkan sistem
atau mematikan sistem.
Spray Humidifier
Alat
untuk
menambah
jumlah uap air di udara pada
ruangan, dan di jalankan
dengan
mensirkulasikan
udara melalui kompartemen
pencuci
udara
yang
mengandung uap air, dan
untuk
menambah
kelembaban
yang
relatif
normal. Digerakan dengan
daya listrik yang relatif kecil.
Power Supply
Perangkat yang berfungsi
untuk menyalurkan tegangan
kedalam perangkat lainnya.
Buzzer
Komponen elektronika yang
mengubah
menjadi
sinyal
listrik
getaran
suara.
Buzzer ini di sebut juga
perangkat
audio
yang
digunakan untuk rangkian
emergency
berfungsi
sebagai alarm peringatan.
LCD Module 20x2
Jenis LCD yang digunakan
untuk
mengoperasikan
micro controller. Berfungsi
sebagai
24
layar
untuk
menampilkan
data
yang
ingin ditampilkan.
Xiaomi
Yi
Smart
Produk
CCTV Nightvision
dengan
kamera
harga
CCTV
terjangkau
yang sudah didukung dengan
mode night vision. Yakni
kemudahan pemakaian pada
waktu malam hari. Dengan
fitur
dua
microphone,
arah
audio
pendeteksi
gerakan otomatis, memantau
gerakan otomatis , dan dapat
diakses melalui handphone.
Magnet neodymium
Magnet yang terbuat dari
neodymium, besi, dan boron.
Salah satu jenis magnet ini
jenis magnet permanen yang
paling kuat
Tabel 2.2 Komponen Inkubator Bayi
(Harseno, 2016)
Daftar dari tabel diatas nantinya merupakan berbagai komponen-komponen
yang cukup umum digunakan untuk desain sebuah inkubator bayi. Komponenkomponen tersebut dipilih karena aman untuk bayi maupun keadaan lingkungan
pada ruang inkubator bayi.
25
2.7 Parameter Inkubator Bayi
Menurut dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
118/Menkes/Sk/Iv/2014 tentang Kompendium Alat Kesehatan, terdapat syarat
syarat yang wajib dipenuhi sebagai standar sebuah alat inkubator bayi. Berikut
penjabarannya:
JENIS PARAMETER
NILAI
Kondisi lingkungan
25 0C - 30 C
Ketelitian sensor suhu kulit
± 0,3C
Rentang suhu kontrol untuk inkubator udara terkontrol
Kecepatan
udara
maksimum
dalam
selungkup
30 C - 37 C
pada
≤ 0,35 m/detik
penggunaan normal
Deviasi tegangan catu daya utama
± 10%
Kemiringan pada penggunaan normal
50
Kemiringan pada pemindahan
100
Tingkat tekanan suara dalam kompartemen bayi (kondisi
≤ 60 dB
normal)
Tingkat tekanan suara dalam kompartemen bayi (kondisi alarm
≤ 80 dB
berbunyi)
Tingkat suara bunyi alarm pada jarak 3 m
≤ 65 dB A
Tabel 2.3 Parameter Inkubator Bayi
(Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 118/Menkes/Sk/Iv/2014)
26
2.8 Regulasi
Berikut terkait regulasi yang membahas tentang kebutuhan yang digunakan
dalam proses pembuatan inkubator bayi baik dari dalam negeri maupun luar negeri,
diataranya:
1.
PERMENKES NO. 86 TAHUN 2013 Peta Jalan Pengenmbangan Industri
Alat Kesehatan – bagian Bagian 2.A.1 Regulasi Alat Kesehatan.
2.
KEPMENKES
NO
118/MENKES/SK/IV/2014
Kompendium
alat
kesehatan – Bagian 24 Baby Incubator.
3.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan - bagian Bab VII kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia,
dan penyandang cacat.
4.
SNI 16-4221-1996, Inkubator perawatan bayi.
5.
ASTM F3087-15, Standard Specification for Acrylic Molding Resins for
Medical Implant Applications (American Society for Testing and Materials)
– Bagian 1.1.1: Komposisi resin memuat poli (metil metakrilat) (PMMA)
sebagai bahan utamanya.
6.
IEC 60601-1, Medical electrical equipment – Bagian 1: Persyaratan umum
untuk keselamatan dasar dan kinerja utama.
7.
ISO 13485:2016 Medical devices – Bagian 7: Perencanaan realisasi produk.
8.
ISO 13485:2016 Medical devices – Bagian 8: Pemantauan dan pengukuran.
9.
Patent US 4936824 A - infant incubator with air curtain.
10.
Patent US 5539854 A - Heat controlled humidifier for infant incubator.
27
Berikut merupakan penjelasan dari berbagai regulasi yang telah disebutkan
sebelumnya secara rinci:
1. KEPMENKES
NO
118/MENKES/SK/IV/2014
Kompendium
alat
kesehatan – Bagian 24 Baby Incubator.
Berikut
KEPMENKES
merupakan
NO
tabel
parameter
118/MENKES/SK/IV/2014
yang
tertera
pada
Kompendium
alat
kesehatan – Bagian 24 Baby Incubator untuk proses pembuatan sebuah
inkubator bayi agar memenuhi standar kelayakan.
JENIS PARAMETER
NILAI
Kondisi lingkungan
25 0C - 30 C
Ketelitian sensor suhu kulit
± 0,3C
Rentang suhu kontrol untuk inkubator udara terkontrol
30 C - 37 C
Kecepatan udara maksimum dalam selungkup pada ≤ 0,35 m/detik
penggunaan normal
Deviasi tegangan catu daya utama
± 10%
Kemiringan pada penggunaan normal
50
Kemiringan pada pemindahan
100
Tingkat tekanan suara dalam kompartemen bayi ≤ 60 dB
(kondisi normal)
Tingkat tekanan suara dalam kompartemen bayi ≤ 80 dB
(kondisi alarm berbunyi)
Tingkat suara bunyi alarm pada jarak 3 m
Tabel 2.4 Parameter Inkubator Bayi
(KEPMENKES NO 118/MENKES/SK/IV/2014)
28
≤ 65 dB A
2. PERMENKES NO. 86 TAHUN 2013 Peta Jalan Pengenmbangan Industri
Alat Kesehatan – bagian Bagian 2.A.1 Regulasi Alat Kesehatan.
a. Keamanan, mutu, dan kemanfaatan alat kesehatan yang beredar.
b. Ketersediaan teknologi alat kesehatan dan penggunaan yang tepat guna
serta terjangkau.
c. Melindungi masyarakat dari risiko penggunaan dan penyalahgunaan
alat kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan - bagian Bab VII kesehatan ibu, bayi, anak, remaja,
lanjut usia, dan penyandang cacat. Bagian Kesatu Kesehatan ibu, bayi, dan
anak Pasal 126 berisi:
a. Upaya kesehatan ibu harus ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu
sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi angka kematian ibu.
b. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
c. Pemerintah menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas, alat dan obat dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu secara aman, bermutu, dan
terjangkau.
4. SNI 16-4221-1996, Inkubator perawatan bayi.
Inkubator dengan alat pemanas radiasi dan inkubator transport untuk
mengangkut bayi. Didalamnya mengandung data dan informasi tentang
definisi, persyaratan umum, klasifikasi, identifikasi, penandaan dan
dokumen menggunakan IEC 601-1. Diantaranya membahas General
requirements for safety. Berisi pula hal-hal yang tidak diatur dalam standar
IEC 601-1 part 1 tersebut diuraikan dalam standar ini. Semua hal yang
menyangkut perlindungan terhadap bahaya sesuai IEC 601-1, part 1.
29
5. ASTM F3087-15, Standard Specification for Acrylic Molding Resins for
Medical Implant Applications (American Society for Testing and Materials)
Pada Bagian 1.1.1 membahas tentang komposisi resin yang memuat
poli (metil metakrilat) (PMMA) sebagai bahan utamanya untuk keperluan
bahan akrilik.
6. IEC 60601-1, Medical electrical equipment – Bagian 1: Persyaratan umum
untuk keselamatan dasar dan kinerja utama.
Standar
ini
menetapkan
persyaratan
untuk
proses
untuk
menganalisis, desain, memverifikasi dan memvalidasi usability, karena
berkaitan dengan basic safety dan kinerja penting dari peralatan listrik
medis. Standar ini membahas penggunaan normal dan kesalahan
penggunaan tetapi tidak termasuk penggunaan abnormal.
7. ISO 13485:2016 Medical devices
Standar ini menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen mutu
di mana produk tersebut perlu menunjukkan kemampuannya untuk
menyediakan perangkat medis dan jasa terkait yang secara konsisten
memenuhi pelanggan dan peraturan yang berlaku. Hal ini berlaku untuk
desain dan pengembangan, produksi, penyimpanan dan distribusi, instalasi,
atau servis perangkat medis dan dukungan teknis. Standar ini juga dapat
digunakan oleh pemasok atau pihak eksternal yang menyediakan produk,
termasuk layanan sistem terkait manajemen mutu untuk organisasi tersebut.
Pada bagian 7 fokus terhadap perencanaan realisasi produk tersebut
kemudian pada bagian 8 berfokus pada bagian proses pemantauan dan
pengukuran.
30
8. Patent US 4936824 A dan Patent US 5539854 A
Pada Paten US 4936824 A dan Paten US 5539854 A sama-sama
menjelaskan bagaimana penggunaan akrilik menjadi sebuah media penyalur
dan bagian dari cara kerja bagaimana mempertahankan suhu dan
kelembapan ruangan dalam sebuah inkubator bayi. Terdapat pula
pembahasan bagaimana pola udara dapat berputar serta cara kerja pengatur
suhu dan kelembapan bekerja.
Gambar 2.9 Paten Infant incubator with air curtain US 4936824 A
(https://www.google.com/patents/US4936824)
Gambar 2.10 Paten Heat controlled humidifier for infant incubator US 5539854 A
(https://www.google.ch/patents/US5539854)
31
2.7 Aspek Terkait Desain
Bayi boleh lepas dari perawatan infant incubator tidak menentu tergantung
kondisi pada bayi tersebut. Jangka lama mengunakan infant incubator tergantung
dengan indikasinya refleks menghisap dan menyusuinya sudah bagus, berat badan
bayi sudah stabil diatas 2.5kg dan suhu tubuh sudah berkisar 35 C. Penilaian bayi
sehat dilakukan melalui apgar score ketika bayi baru lahir. Berikut merupakan tabel
Apgar score:
2.7.1 Kriteria Apgar Skor
Nilai 0
Nilai 1
Warna
Kulit
Seluruh badan Warna
kulit
biru atau pucat tubuh
normal
merah
muda,
tetapi tangan dan
kaki kebiruan
Denyut
Jantung
Tidak ada
Respon
Reflek
Tidak
respons
terhadap
stimulasi
Akronim
Warna
kulit Appearance
tubuh, tangan,
dan
kaki
normal merah
muda,
tidak
ada sianosis
<100 kali atau >100 kali atau Pulse
menit
menit
ada Meringis
atau
menangis lemah
ketika
distimulasi
Tonus Otot Lemah
atau Sedikit gerakan
tidak ada
Pernapasan Tidak ada
Nilai 2
Meringis atau Grimace
bersin
atau
batuk
saat
stimulasi
saluran napas
Bergerak aktif
Activity
Lemah
atau Menangis kuat, Respiration
tidak teratur
pernapasan
baik dan teratur
Tabel 2.5 Kriteria apgar score
(http://arishakinoshita.blogspot.co.id/2013/10/apgar-score.html)
32
2.7.2 Interprestasi Skor
Jumlah Skor
Interprestasi
Catatan
7-10
Normal
4-6
Asfiksia
Memerlukan tindakan medis segera seperti
Ringan
penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas
atau pemberian oksigen untuk membantu
pernapasan
0-3
Assfiksia
Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif
Berat
Tabel 2.6 Interprestasi dari Apgar score
(Prawiroharjo:2002)
33
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
34
BAB 3
METODE RISET
3.1 Skema Metode Penelitian
Dalam proses pengumpulan data untuk pembuatan desain inkubator bayi,
peneliti menggunakan metode shadowing, interview dan afinity diagram. Hal
tersebut
digunakan
untuk
menemukan
bagaimana
konsep
pengembangan desain lebih lanjut.
Gambar 3.1 Skema Metode eksplorasi desain infant incubator
(Harseno, 2016)
35
desain
dan
3.2 Shadowing
Shadowing merupakan metode yang digunakan dengan cara mengikuti
segala bentuk kegiatan secara menyeluruh untuk mengetahui detil-detil apa saja
yang dilakukan dan dikerjakan. Biasanya kegiatan shadowing disertai dengan
mendokumentasikan kegiatan tersebut berupa foto, video ataupun rekaman suara.
Pada proses shadowing harus disertai izin untuk mengikuti segala bentuk kegiatan
agar proses shadowing berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan kecurigaan.
Pada kasus tertentu semisal terdapat pasien yang memiliki penyakit perlu
dilakukan menutup identitas sang pasien tersebut, karena terdapat aturan-aturan
seperti pada kode etik kedokteran Indonesia untuk tidak diperkenankan
mempublikasi penyakit maupun riwayat penyakit pasien.
Metode shadowing dipilih untuk mendapatkan detil-detil kegiatan yang
mungkin akan terlewatkan jika hanya dilakukan dengan proses interview atau
questionnaire meski proses tersebut nantinya juga akan tetap dilakukan pada proses
selanjutnya. Pada proses shadowing peneliti dapat melihat dari sisi kebutuhan apa
yang perlu diambil untuk pengembangan desain yang perlu diterapkan pada tahapan
selanjutnya.
Proses shadowing dilakukan di dua tempat, pada Rumah Sakit Ibu dan Anak
Dian Pertiwi dan Klinik Utama Nissa. Waktu yang dikerjakan untuk melakukan
kegiatan shadowing pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Dian Pertiwi 6 jam kemudian
pada Klinik Utama Nissa 6 jam.
Hal-hal yang diamati pada proses shadowing di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Dian Pertiwi adalah bagaimana perlakuan terhadap bayi yang baru lahir, proses
pengawasan terhadap bayi pada ruang bayi, proses pengaturan alat inkubator bayi,
penanganan terhadap bayi yang membutuhkan inkubator bayi, proses pengisian air
destilasi, cara kerja inkubator bayi, fitur-fitur yang terdapat pada inkubator bayi,
keadaan ruangan bayi, barang-barang apa saja yang terdapat pada ruang bayi
tersebut, user yang seperti apa yang cocok untuk menjadi petugas penjaga ruang
bayi, dan jenis inkubator bayi apa yang digunakan pada instansi tersebut.
36
Gambar 3.1 Foto lokasi proses shadowing pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Dian Pertiwi
(Harseno, 2016)
Kemudian hal-hal yang diamati pada proses shadowing di Klinik Utama Nissa
kurang lebihnya sama pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Dian Pertiwi namun
terdapat perbedaan pada pengisian air destilasi tidak ada proses tersebut karena
pada Klinik Utama Nissa masih menggunakan inkubator bayi lokal.
Gambar 3.2 Foto lokasi proses shadowing pada Klinik Utama Nissa
(Harseno, 2016)
37
3.3 Interview
Interview merupakan metode penelitian dengan menggali informasi pada
ahli di bidang yang dikuasai. Tenaga ahli harus yang bersangkutan dalam proses
yang berhubungan langsung dengan penggunaan, pengoperasian maupun kegiatan
proses yang akan di amati untuk mendapatkan hasil data yang maksimal.
Pada proses interview dilakukan pada tenaga ahli medis, yaitu seorang
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dan perawat. Metode interview dilakukan
untuk menggali informasi yang lebih dalam pada ahlinya sebuah inkubator bayi dan
perawatan seorang bayi. Dalam hal ini informasi yang didapat merupakan informasi
yang mereka sudah biasa melakukannya setiap waktu.
Beberapa hal yang ditanyakan pada tenaga ahli medis diantaranya:
1. Rata-rata jumlah pasien yang melahirkan bayi
2. Rata-rata jumlah pasien yang membutuhkan perawatan khusus
menggunakan inkubator bayi
3. Hubungan antara pasien premature dengan bayi kedua dan
seterusnya
4. Jenis jenis bayi yang membutuhkan perhatian khusus
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan terhadap bayi yang memiliki apgar
score dibawah normal
6. Lama penggunaan inkubator bayi
7. Cara kerja inkubator bayi
8. Hal hal yang menjadi fitur terpenting pada inkubator bayi
9. Hal-hal yang dilarang atau perlu perhatian khusus pada pengguna
inkubator bayi
10. Cara alternatif selain menggunakan inkubator bayi
38
11. Pertimbangan pembelian inkubator bayi
Gambar 3.3 Tenaga ahli yang menjadi nara sumber proses interview
(Harseno, 2016)
3.4 Afinity Diagram
Afinity diagram merupakan metode pengumpulan dan pengelompokan data
berdasarkan kategori-katogori tertentu dalam bentuk catatan singkat. Pemilihan
metode afinity diagram dilakukan untuk mengembangkan ide-ide awal untuk proses
konsep desain. Manfaat lainnya dapat membantu untuk pengelompokan
permasalahan maupun kebutuhan dari data-data yang telah tersedia.
Data-data yang ada merupakan hasil dari proses shadowing, wawancara dan
pencarian dari literatur yang telah ada. Nantinya data-data tersebut membantu
dalam pengelompokan hasil dari proses pengumpulan data yang telah dilakukan
untuk menciptakan kebutuhan dasar dari konsep desain yang akan dijadikan sebuah
alternatif desain.
39
Gambar 3.4 Skema Bentuk Afinity Diagram untuk infant incubator
(Harseno, 2016)
40
BAB 4
STUDI DAN ANALISA
4.1 Market Strategy & Competitive Advantage (MSCA) Analysis
Berikut merupakan analisa dari produk produk yang sudah ada diantaranya:
Gambar 4.1 Kiri - Produk 1, tengah - Produk 2, kanan - Produk 3
(Harseno, 2016)
Produk 2
Produk 1
Gea Medical
no
Supply
Parameter
Harga 22 juta
1
Hilman Hospital
Segmentasi
Menengah
keatas
Harga 11,5 juta
Menengah keatas
Rumah sakit
Produk 3
Incubator Lokal
Harga 2,5 juta
Menengah
Rumah sakit
Puskesmas
2
Target
Puskesmas
Puskesmas
Klinik utama
4
Positioning
Klinik utama
Klinik utama
NICU
NICU (lama)
41
standar
5
Harga( Juta
rupiah)
Skoring
20 - 24
10 - 15
1.5 – 2.5
3
3
4
Storage besar
Penggunaan bolam
Fitur pengaturan
elektrik
6
Diferensiasi
menjadikan
Daya cadang
Pengaturan manual
perawatan mudah
4
3
Listrik (kabel)
Listrik (kabel)
4
3
3
4
5
3
16
15
13
elektrik (battery)
Skoring
Jenis tenaga
7
yang
digunakan
Skoring
8
5
Listrik (kabel
dan battery)
Kepraktisan
penggunaan
Skoring
Skor Total
Tabel 4.1 Market Strategy & Competitive Advantage (MSCA) Alanlysis
(Harseno, 2016)
42
Keterangan:
Peringkat penilaian differensiasi adalah :
5 =Baik Sekali, 4= Baik, 3= Cukup, 2= Buruk, 1=Buruk sekali.
Sumber penilaian dari hasil analisis data primer
Kesimpulan:

Score tertinggi Inkubator bayi Gea Medical karena inkubator bayi tersebut
memang didesain dengan segmentasi NICU (Neonatal Intensive-Care Unit)
dengan berbagai kelebihan.

Harga yang ditawarkan sesuai dengan kemampuan produk, namun terdapat
harga renggang yang terpaut jauh antara produk berbasis NICU dengan
produk lokal dijelaskan dengan terpaut jauh antara Gea Medical, Hilman
Hospital Supply, dan produk lokal.

Pada Diferensiasi score tertinggi yaitu produk Gea Medical karena memiliki
banyak fitur seperti pengaturan elektrik dan daya cadangan berupa baterai.

Disisi kepraktisan Hilman Hospital Supply memiliki score tinggi karena
memiliki fungsi tambahan dapat mengeluarkan tempat tidur bayi.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan produk inkubator bayi yang
mencangkup segala aspek baik dari fitur, harga maupun kepraktisan penggunaan.
Selain itu banyaknya fitur merupakanan nilai tambah untuk inkubator bayi itu
sendiri. Namun perlu disadari target user/instansi yang akan dipilih merupakan
kelas menengah maka dibutuhkannya harga yang dapat menjangkau ekonomi
user/instansi pada tingkatan tersebut.
43
4.2 Analisa Kebutuhan
Berikut berupa data diantarnya perbandingan inkubator satu denagan lainya
berdasarkan dari kebutuhan dasar sebuah inkubator bayi.
kebutuhan dasar
tenaga penghangat
pintu
akses
ruang tidur bayi
kontrol suhu / temperatur
kontrol kelembapan
display kontrol
display suhu
display kelembapan
sistem monitoring
realtime monitoring
indikator kontrol
Incubator Analyzer
sistem keamanan
alarm suara
alarm cahaya
switch lock control
CCTV
fan air flow
sistem alarm
over temperature
power failure
air failure
fan failure
Posisi
Kasur
kasur geser
trendelenburg
antitrendelenburg
kebutuhan lain
tiang infus
storage
lubang infus
cabel holder
mobile stand
tray
plastic sleeve
Inkubator
sederhana
lampu
Inkubator
memadai
listrik
1
●
5
●
●
6
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
○
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
○
●
●
●
●
●
○
●
●
44
Inkubator
basic
desain
NICU
inkubator inkubator
listrik
lampu
5
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
soft port
power suply connecton
power switch
data communication
connector
sumber daya cadangan
biliruin phototheraphy
harga
3-5juta
keterangan:
●
●
●
●
●
●
●
○
○
18-30juta
●
●
diatas 50jt
●
○
kosong
tersedia
sebagian tersedia
tidak tersedia
Tabel 4.2 Tabel kebutuhan dasar inkubator bayi
(Harseno, 2016)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa target kebutuhan yang akan dibuat
untuk inkubator bayi dengan konsep harga terjangkau merupakan inkubator standar
yang memiliki kemampuan setara inkubator yang memadai. Inkubator yang
didesain juga sudah mampu memenuhi kebutuhan dari inkubator standar yang telah
ditetapkan dalam regulasi yang ada.
4.3 Analisa Fitur
Dibutuhkan analisa fitur untuk menentukan segmen mana yang akan dipilih
untuk desain final yang akan di produksi untuk sebuah inkubator bayi. Dari fitur
tersebut dibagi menjadi 3 kelompok yaitu fitur wajib, fitur pendukung , fitur
tambahan. Fitur wajib di tandai dengan tabel hijau, fitur pendukung ditandai dengan
tabel biru dan fitur tambahan ditandai dengan tabel putih.
Gambar 4.1 Kkiri - Produk 2, tengah - Produk 3, kanan - Produk 4
(Harseno, 2016)
45
Produk 1
Produk 2
Produk 3
Produk 4
Natus
Gea Medical
Hilman
Inkubator
Hospital
Lokal
natalcare LX
Fitur
Harga 22 juta
Harga 137
juta
Supply
Harga 2 juta
Harga 11,5
juta








Pengatur kelembapan




Pengaturan suhu




Lubang oksigen dan infus




Alarm




IV pole




Energi cadangan




Electronic tilt




Xray tray




Penghangat bayi
Isolasi/menjaga suhu
ruangan
Tabel 4.3 Analisa Fitur Produk Inkubator
(Harseno, 2016)
46
4.4 Analisa Aktifitas
User pertama adalah perawat pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Dian Pertiwi.
Berikut terdapat cuplikan yang dilakukan ketika melakukan pengamatan pada user
pertama.
Gambar 4.2 (kiri) Perawat melakukan pengecekan pada mesin incubator (kanan) perawat memberikan susu
pada bayi
(Harseno, 2016)
Gambar 4.3 Proses pemasangan kabel infus pada bayi
(Harseno, 2016)
Terdapat lubang infus, lubang oksigen, pengait infus, tabung oksigen di
dekat inkubator bayi. Alat-alat tersebut untuk menunjang perbaikan kesehatan
terhadap bayi yang dirawat dengan kebutuhan khusus. Terlihat pula botol susu yang
memerlukan tempat khusus serta pakaian ganti bayi yang digantung pada box bayi
memerlukan tempat penyimpanan.
47
Gambar 4.4 Proses pengecekan bayi berkala untuk memantau kesehatan sang bayi
(Harseno, 2016)
Gambar 4.5 (kiri) suasana di luar ruangan perawatan bayi (kanan) suasana ruang perawatan bayi
(Harseno, 2016)
Kegiatan yang berhubungan dengan inkubator bayi steril dari kegiatan di
luar ruangan. Hal tersebut memberikan ruang yang terkontrol untuk melakukan
pelayanan medis yang baik terhadap bayi baik itu bayi normal maupun bayi
berkebutuhan khusus. Pada setiap waktu terdapat perawat yang siap siaga menjaga
dan merawat bayi-bayi tersebut sebab bayi membutuhkan pengawasan lebih karena
bayi belum sanggup melakukan respon terhadap rangsangan yang terjadi pada luar
baru dapat melakukan emosi berupa ekspresi senyuman dan tangisan.
48
4.5 Analisa Afinity diagram
Setelah proses yang berlansung, kemudian masalah-masalah tersebut
dikelompokan berdasarkan kategori-katogori yang berkaitan dalam bentuk catatan
singkat. Data-data hasil pengelompokan dari proses pengumpulan data yang telah
dilakukan nantinya akan digunakan untuk menciptakan kebutuhan dasar dari
konsep
desain yang akan dijadikan sebuah alternatif desain. Berikut ini merupakan
kategori-kategori yang telah dikelompokan dalam bentuk catatan singkat
Gambar 4.7 Skema bentuk Afinity Diagram untuk infant incubator
(Harseno, 2016)
Kategori-kategori yang sudah dikelompokan kemudian dicarikan solusi
atau diambil bagian-bagian tertentu yang dirasa dibutuhkan. Berikut solusi yang
dapat ditambahkan dalam desain sebuah inkubator bayi:
49
a. Pengecekan Bayi
-
dapat sensor panas yang diletakan dekat bayi
-
Terdapat sensor panas pada ruang inkubator bayi
b. Bayi Berkebutuhan Khusus
-
Terdapat alarm suhu
c. Optimalisasi Fungsi
-
Terdapat saluran selang oksigen
-
Terdapat saluran selang infus
-
Penggunaan bolam sebagai alat penghangat
-
Terdapat storage yang cukup menampung susu 2 botol dan 1 pakaian
ganti
d. Mobilitas
-
Memberi kemudahan dalam perawatan dan perbaikan
e. Optimalisasi Energi
-
Dapat menggunakan energi cadangan seperti UPS (Uninterruptible
Power Supply), tenaga Aki, tenaga baterai layaknya sebuah handphone
maupun tenaga surya jika memungkinkan.
50
4.6 Analisa Produksi
Dalam proses produksi memerlukan beberapa tahap dan proses pada setiap
bahan. Untuk tahapan awal dalam proses produksi perlu menyiapkan data 3D untuk
3D printing ataupun CNC , kemudian Corel untuk proses cutting laser akrilik dan
gambar teknik untuk proses pembuatan secara detil. Berikut bahan-bahan yang
digunakan dan penjelasan prosesnya dalam bentuk singkat:
d.
Akrilik
Dalam proses pembuatan dinding tembus pandang pada inkubator bayi
salah satu bahan yang layak digunakan adalah akrilik. Alasan tersebut berdasarkan
pada material yang tembus pandang namun tidak mudah pecah dan juga dapat
dilengkungkan. Proses pelengkungan atau bending menggunakan proses
pemanasan pada sisi yang akan di bending menggunakan kawat yang dialiri listrik.
e.
3D Printing/CNC
Pada awalnya penggunaan 3D printing/CNC untuk pembuatan master untuk
step fiberglass. Master yg digunakan merupakan bagian sisi negative atau
kebalikannya, hal ini bertujuan supaya mempermudah proses pembuatan secara
masal ketika menggunakan fiberglass.
f.
Fiberglass
Pada sisi-sisi tertentu bahan yang digunakan adalah fiberglass. Pemilihan
fiberglass berdasarkan mudahnya dalam pembuatan masal karena prosesnya
mudah dalam mencetak. Hal tersebut dibantu dengan pembuatan master cetakan
dahulu menggunakan proses 3D printing, CNC, maupun manual.
51
Gambar 4.8 Analisa Produksi
(Sumber: Pinterest.com)
52
4.7 Image Chart
Image Chart yang disusun berdasarkan kebutuhan dari sebuah alat
kedokteran pada bidang persalinan. Dijelaskan bahwa inkubator bayi merupakan
alat kedokteran dari sub persalinan sebagai alat yang menangani khusus bayi yang
baru lahir.
Gambar 4.9 Image Chart
(Harseno, 2016)
53
4.8 Proses Pencarian Konsep Desain
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dari hasil analisa yang telah ada
maka dipilihlah beberapa alternatif desain. Beberapa syarat desain yang wajib
diterapkan diantaranya:

Dalam seluruh desainnya inkubator bayi akan memiliki kemudahan untuk
mengeluarkan bayi dan terdapat lubang untuk tangan tenaga medis.
Gambar 4.10 Sketsa ilustrasi desain
(Harseno, 2016)
54

Matras bayi dapat dengan mudah dikeluarkan guna memudahkan proses
menidurkan bayi.
Gambar 4.11 Sketsa ilustrasi desain
(Harseno, 2016)
55

Terdapat tempat menaruh botol bayi dan juga lubang saluran oksigen
maupun infus.
Gambar 4.12 Sketsa ilustrasi desain
(Harseno, 2016)
56
Alternatif 1
Gambar 4.13 Alternatif 1
(Harseno, 2016)
Alternatif 2
Gambar 4.14 Alternatif 2
(Harseno, 2016)
57
Alternatif 3
Gambar 4.15 Alternatif 3
(Harseno, 2016)
Setelah melalui tahap proses konsep desain, selanjutnya pencarian desain
berdasarkan data alternatif desain dikembangkan berupa sketsa-sketsa thumbnail.
Gambar 4.16 sketsa thumbnail
(Harseno, 2016)
58
Gambar 4.17 Sketsa Thumbnail
(Harseno, 2016)
59
4.9 Proses Pemilihan Alernatif Desain
Alternatif Desain 1
Alternatif desain 1 merupakan desain inkubator bayi yang memiliki dinding
pelindung pada sisi sampingnya. Fungsi terdapatnya dinding pada samping desain
inkubator tersebut untuk memudahkan penyebaran udara hangat melalui sirkulasi
pada ujung desain inkubator.
Gambar 4.18 alternatif desain 1
(Harseno, 2016)
Gambar 4.19 alternatif desain 1
(Harseno, 2016)
60
Alternatif Desain 2
Gambar 4.20 alternatif desain 2
(Harseno, 2016)
Gambar 4.21 alternatif desain 2
(Harseno, 2016)
Alternatif desain 2 merupakan pengembangan dari alternatif desain 1
dengan sisi menyerupai belah ketupat. Proses pemanasan pada ruang inkubator bayi
pada desain ini melalui dinding samping inkubator bayi.
61
Alternatif Desain 3
Gambar 4.22 alternatif desain 3
(Harseno, 2016)
Gambar 4.23 alternatif desain 3
(Harseno, 2016)
Alternatif desain 3 menggunakan desain akrilik yang di bending pada
seluruh sisinya. Pemanfaatan akrilik pada seluruh sisi ruang inkubator bayi
bertujuan agar dalam penggunaannya dapat melihat seluruh isi inkubator bayi jauh
lebih luas.
62
Alternatif desain 4
Gambar 4.24 alternatif desain 4
(Harseno, 2016)
Gambar 4.25 alternatif desain 4
(Harseno, 2016)
Alternatif desain 4 merupakan desain inkubator bayi yang dapat dibuka
semua sisi permukaan akriliknya. Desain tersebut bertujuan agar memudahkan
dalam proses perawatan bayi.
63
Alternatif desain 5
Gambar 4.26 alternatif desain 5
(Harseno, 2016)
Gambar 4.27 alternatif desain 5
(Harseno, 2016)
Alternatif desain 5 merupakan desain inkubator bayi yang dapat dibuka
kesisi atas penutupnya. Hal ini bertujuan agar memaksimalkan fungsi ruang yang
kosong pada sisi vertikal. Terlebih dari hal tersebut memasukan bayi juga jadi jauh
lebih mudah dengan membuka sisi ke atas.
64
Alternatif desain 6
Gambar 4.28 alternatif desain 6
(Harseno, 2016)
Alternatif desain 6 merupakan desain inkubator bayi yang memiliki sisi
samping berupa fiberglass untuk memperkokoh pada bagian tersebut. Fungsi lain
dari desain memiliki rangka samping juga untuk mengalirkan dan menjaga suhu
hangat dari berbagai sisi. Kemudian segala sisinya memiliki kesinambungan desain
agar meminimalisir kesalahan ketika proses perhitungan.
65
Pemilihan Desain
Pada pemilihan desain ini akan dijabarkan kelebihan dan kekurangan pada
setiap alternatif ddesain yang telah ada.
Gambar 4.29 alternatif desain
(Harseno, 2016)
Alternatif desain 1
Kelebihan
:

memiliki pelindung pada sisi kanan dan kirinya

Menyebaran udara hangat jauh lebih mudah disalurkan ke seluruh ruang
melalui sisi samping
Kekurangan

:
ukuran menjadi terlalu besar daripada produk eksisting yang telah ada
Alternatif desain 2
Kelebihan
:
66

memiliki pelindung pada sisi kanan dan kirinya

Menyebaran udara hangat jauh lebih mudah disalurkan ke seluruh ruang
melalui sisi samping
Kekurangan

:
karena sisi kanan dan kiri diguanakan sebagai kipas penghantar panas maka
ruang untuk membuka akriliknya hanya sebatas sisi depan dan belakang.
Alternatif desain 3
Kelebihan

:
akrilik seluruh sisinya menjadikan mudah untuk melihat isi ruang inkubator
bayi lebih luas
Kekurangan

:
Dalam proses pembuatan harus dibuatnya cetakan plat besi untuk membuat
sisi akrilik melengkung sehingga terdapat harga yang cukup mahal jika
pembuatannya tidak langsung banyak.
Alternatif desain 4
Kelebihan

:
Seluruh sisi dapat dibuka sehingga dapat memudahkan proses perawatan
bayi
Kekurangan

:
Cukup memakan banyak tempat ketika seluruh sisinya dibuka terutama sisi
menyamping
Alternatif desain 5
Kelebihan

:
Hemat tempat karena sisi akrilik dibuka keatas
67

Dapat memudahkan memasukan sang bayi
Kekurangan
:

Tidak terdapat pintu akrilik pada sisi samping

Menggunakan sistem engsel yang tertanam pada sisi samping akrilik untuk
memudahkan membuka memberikan titik stress pada sisi tersebut karena
sering menopang sisi pintu akrilik yang dibuka.
Alternatif desain 6
Kelebihan
:

memiliki pelindung pada sisi samping kanan dan kirinua

Penyebaran udara hangat jadi lebih mudah tersalurkan ke wseluruh ruangan
melalui pelindung pada sisi samping
Kekurangan

:
proses memasukan bayi hanya dapat dari sisi depan
Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dari hasil analisa yang telah ada
maka dipilihlah alternatif yang sesuai dengan konsep desain untuk inkubtor bayi
ini adalah: Lowcost, Simple Use,& Fresh.
Dilihat dari sisi kelebihan dan kekurangan dipilihlah alternatif desain nomor
6 karena dari sini penempatan ruang tidak banyak menghabiskan ruang seperti pada
alternatif desain 2 yang jika sisinya dibuka semua maka memakan tempat ke
samping atau alternatif desain 1 yang memiliki ukuran jauh lebih besar dari produk
eksisting. Meski begitu tetap memiliki pelindung pada sisi kanan dan kirinya dan
juga berfungsi untuk menjaga kehangatan pada ruangan.
68
4.10 Analisa Matras Bayi
Matras bayi merupakan salah satu komponen terpenting dalam sebuah
inkubator bayi. Matras bayi berfungsi sebagai tempat beristirahatnya bayi dalam
sebuah ruang inkubator yang telah diatur suhu dan kelembapannya sesuai dengan
kondisi kesehatan bayi tersebut. Pada desain matras ini mengacu ukuran matras
bayi yang sudah ada dipasaran karena sudah memenuhi standar ukuran matras bayi.
Gambar 4.30 Contoh ukuran matras bayi
(Harseno, 2016)
Berikut merupakan desain matras bayi yang akan digunakan pada inkubator
bayi dengan konsep harga terjangkau:
Gambar 4.31 Desain matras bayi
(Harseno, 2016)
Keterangan:
69
a. desain eksisting
b. desain matras 1
c. desain matras 2
4.10.1 Desain eksisting
Gambar 4.32 Desain matras bayi eksisting
(Harseno, 2016)
Pada desain eksisting terlihat polos tidak terdapat pengangan apapun. Hal
tersebut karena matras didesain paten dan tidak dapat ditarik keluar. Oleh sebab itu
tidak terdapat pegangan tangan maupun pengait.
4.10.2 Desain matras 1
Gambar 4.33 Desain matras bayi
(Harseno, 2016)
Pada desain matras 1 terdapat pengait pada posisi depan karena desain
matras dapat dikeluarkan kedepan. Fungsi pengait tersebut tentunya sebagai sarana
memudahkan menggeser matras bayi keluar ketika di operasikan.
70
4.10.3 Desain matras 2
Gambar 4.34 Desain matras bayi (Harseno, 2016)
Pada desain matras ke 2 merupakan perbaikan dari desain matras ke 1.
Perbaikan tersebut ditinggikannya sisi pada matras bagian dalam agar terhindar
bayi terjatu ketika matras digeser posisi keluar. Perbaikan selanjutnya yaitu dengan
menambahkan pegangan tangan pada samping matras berfungsi sebagai pegangan
ketika mengangkat matras keluar ketika terdapat perbaikan pada mesin dalam
jumlah banyak yang memaksa untuk mengeluarkan matras.
Pada bagian matras untuk tidur bayi menggunakan kapas yang dibalut
dengan kulit. Hal tersebut masih dikatagorikan aman asalkan pada saat
membersihkannya menggunakan disinfektan netral atau deterjen kain.
4.11 Analisa Proses Pembersihan
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar inkubator bayi dapat
digunakan dengan aman dan nyaman, diantaranya:
Proses pembersihan menggunakan pembersih netral (sabun mandi) atau deterjen
kain.
a. Dilarang menggunakan alkohol, aseton, ataupun bahan pelarut organik
karena dapat merukan permukaan akrilik maupun bahan plastik lainnya.
Serta apabila terkena panas inkubator bayi dapat menyebabkan gangguan
kesehatan bagi bayi.
b. Dilarang terkena paparan cahaya matahari atau ultraviolet dengan jangka
waktu yang lama karena dapat merusak komponen kelistrikan dan
komponen akrilik.
71
c. Ketika melakukan proses pembersihan pastikan untuk di bilas dengan air
bersih kemudian dikeringkan menggunakan kain atau tisu.
d. Hindari penggunaan bahan cair ketika membersihkan sensor guna
menghindari
kesalahan
pembacaan
sensor
suhu
maupun
sensor
kelembapan.
e. Ketika akan menggunakan inkubator bayi setelah proses pembersihan
pastikan sudah kering pada seluruh bagian komponen inkubator bayi.
4.11 Analisa Cara Kerja Sistem
Gambar 4.35 Analisa cara kerja sistem
(Harseno, 2016)
Terdapat 3 jaringan dalam sistem kerja pada inkubator bayi diantaranya
sumber energi, sistem kontrol dan sistem keamanan. Untuk sistem energi diawali
dari tenaga listrik yang kemudian disalurkan ke terminal, power supply, bolam
lampu dan port USB. Untuk sumber energi yang memasuki terminal akan di
lanjutkan ke rellay yg terhubung pada lampu dan alat pengatur kelembapan. Untuk
port USB meneruskan energi listriknya unutk alat pengatur kelembapan dan CCTV.
72
Gambar 4.36 Analisa cara keja sistem
(Harseno, 2016)
Untuk sistem kontrol semua berpusat pada arduino. Arduino merupakan inti
sistem kerja dari desain inkubator bayi ini. Arduino bertugas membaca dan
mengontrol. pada proses membaca, tugas arduino membaca sensor suhu dan
membaca sensor kelembapan serta membaca input yang diberikan dari kontrol pada
panel kontrol suhu maupun panel kontrol kelembapan. Pada proses kontrol, arduino
mengatur rellay bolam dan rellay alat pengatur kelembapan agar sesuai input yang
dimasukan pada panel kontrol. Semua hal tersebut nantinya ditampilkan pada layar
panel kontrol.
Untuk sistem keamanan dibagi menjadi 2. Yang terikat dengan sistem
arduino pada inkubator serta tidak terikat sistem dengan arduino. Untuk yang tidak
terikat berupa CCTV yang langsung mengawasi pada bayi. CCTV tersebut
dilengkapi dengan sensor nightvision yang dapat menampilkan gambar meski tidak
terdapat cahaya, sensor gerak yang secara otomatis merekam jika bayi dalam
inkubator, serta sensor suara yang langsung terhubung dengan telepon genggam.
Untuk sistem yang terikat dengan arduino adalam sistem alarm buzzer berupa suara
dan sitem pendingin berupa kipas fan pada bagian belakang inkubator bayi. Sitem
bekerja ketika suhu melebihi 40 derajat Celcius dengan meberikan tanda peringatan
berupa suara alarm dan sistem pencegahan dengan menyalakan kipas fan pada
bagian bawah dekat lampu bolam.
73
4.12 Analisa Biaya Produksi
Biaya produksi diperlukan untuk menghitung berapa harga yang
dikeluarkan untuk sebuah produk, dalam hal ini inkubator bayi. Berikut diantaranya
yang perlu diperhatikan:
a. Komponen inkubator
Berikut ini merupakah rincian tabel harga kebutuhan barang untuk proses
pembuatan mesin pada inkubator bayi dengan harga pembelian satuan.
Produk
Arduino Mega
relay 12 volt omron 8 pin
DHT 11 humidity sensor
thermocouple sensor temp 6675
header pin 1x40
blackhouse 1P
kabel 1 meter
socket rellay
terminal 12 P
fan PC DC 12V
Lampu Philiphs 25W
Lampu Chiyoda 5W
Pushbutton Switch 12mm
Spray Humidifier
Power Supply
Buzzer
LCD Module 20x2
engsel akrilik kecil
Rail Sliding Fe 37-30
magnet neodymium 30x10x15mm
magnet neodymium 20x10x15mm
Total
Harga
Jumlah
125000
14000
45000
105000
1500
250
1000
7500
15000
8000
7000
5000
3000
72000
50000
3000
40000
6000
19500
8000
6000
1
1
1
1
1
8
6
1
1
2
2
2
6
1
1
1
1
6
1
8
4
Jumlah
(Rupiah)
125000
14000
45000
105000
1500
2000
6000
7500
15000
16000
14000
10000
18000
72000
50000
3000
40000
36000
19500
64000
24000
687500
Tabel 4.4 Biaya komponen inkubator bayi
(Harseno, 2016)
Untuk komponen pembuatan inkubator bayi jika dilakukan pembelian
secara satuan berjumlah Rp 687.500.
74
b. Cutting Laser
Berikut merupakan rincian proses cutting laser pada sebuah akrilik. Pada
proses ini merupakan salah satu proses yang banyak mengeluarkan pembiayaan.
Hal tersebut karena proses cutting laser di hitung berdasarkan banyak material
akrilik yang dipakai dan lama pengerjaan penggunaan mesin cutting laser.
Keterangan:
ketebalan
akrilik
akrilik 2mm
harga/
harga/
p
l
menit luas
menit
cm2
3000 46 30
60
20
1380
p = panjang
harga
akrilik
82800
l = lebar
harga
list cut
60000
total
cutting
142800
akrilik 3mm
3000
76 68
80
70
5168
413440 210000
623440
akrilik 4mm
3000
68 40
100
20
2720
272000
60000
332000
akrilik 5mm
3000
68 76
120
90
5168
620160 270000
890160
akrilik 10mm
3000
30 23
250
20
690
172500
232500
60000
1560900 660000 2220900
Total
Tabel 4.5 Biaya proses cutting laser
(Harseno, 2016)
Untuk proses cutting laser bserta material akrilik jika dilakukan pembelian
dan proses pengerjaan secara satuan berjumlah Rp 2.220.900.
c. Biaya Total Pembuatan Satuan
Berikut merupakan biaya pembuatan dari proses pembuatan satuan.
Jenis
komponen inkubator
cutting laser
Plat Besi
Akrilik Body + Bending
Akrilik Case + Bending
Proses perapihan
Total
Harga (Rupiah)
687500
2220900
300000
400000
400000
300000
4308400
Tabel 4.6 Biaya total pembuatan satuan
(Harseno, 2016)
75
Besaran biaya yang dikeluarkan untuk proses pembuatan inkubator bayi dalam
satuan yaitu Rp 4.308.400.
d. Fitur Tmbahan
Terdapat fitur tambahan berupa CCTV untuk memantau pergerakan bayi.
Harga yang ditambahkan sebesar Rp 370.000.
4308.400 + 370.000 = 4.678.400
Total dari pengeluaran untuk produk inkubaor bayi degan fitur CCTV
menjadikan total Rp 4.678.400.
4.13 Analisa Biaya Produksi Massal
Ketika produksi massal maka harga komponen dan jasa menjadi jauh efisien
karena pembelian dan pengerjaan dalam jumlah banyak. Ketika melakukan
pembelian menjadikan komponen jauh lebih murah. Dalam hal ini perhitungan
dalam pembelian 100 buah.
a. Komponen Inkubator Produksi Massal
Produk
Arduino Mega
relay 12 volt omron 8 pin
DHT 11 humidity sensor
thermocouple sensor temp 6675
header pin 1x40
blackhouse 1P
kabel 1 meter
socket rellay
terminal 12 P
fan PC DC 12V
Lampu Philiphs 25W
Lampu Chiyoda 5W
Pushbutton Switch 12mm
Spray Humidifier
Power Supply
Buzzer
Harga
Jmlh
Harga
125000
14000
45000
105000
1500
250
1000
7500
15000
8000
7000
5000
3000
72000
50000
3000
1
1
1
1
1
8
6
1
1
2
2
2
6
1
1
1
125000
14000
45000
105000
1500
2000
6000
7500
15000
16000
14000
10000
18000
72000
50000
3000
76
Diskon Jumlah
(%)
(Rupiah)
10
112500
10
12600
10
40500
10
94500
10
1350
10
1800
10
5400
10
6750
10
13500
10
14400
5
13300
5
9500
5
17100
10
64800
10
45000
10
2700
LCD Module 20x2
engsel akrilik kecil
Rail Sliding Fe 37-30
magnet neodymium 30x10x15mm
magnet neodymium 20x10x15mm
total
40000
6000
19500
8000
6000
1
6
1
8
4
40000
36000
19500
64000
24000
10
5
15
5
5
36000
34200
16575
60800
22800
626075
Tabel 4.7 Biaya komponen inkubator bayi pembuatan massal
(Harseno, 2016)
b. Cutting Laser Poduksi Massal
Perbedaan produksi massal terjadi pada hitungan harga akrilik per cm-nyaa.
Hal ini dikarenakan perhitunga pada proses pembuatan dilakukan dengan
menghitung per cm pada proses cutting laser yang mengakibatkan harga menjadi
mahal. Pada proses produksi massal pembelian akrilik berupa lembaran sehingga
dapat menekan biaya proses cutting laser beserta bahannya.
ketebalan
harga/
akrilik
menit
akrilik 2mm
3000
46 30
akrilik 3mm
3000
akrilik 4mm
p
l
harga/
harga
harga
total
akrilik
list cut
cutting
60000
101400
5168
206720 210000
416720
20
2720
136000
60000
196000
60
90
5168
310080 270000
580080
120
20
690
menit
luas
30
20
1380
76 68
40
70
3000
68 40
50
akrilik 5mm
3000
68 76
akrilik 10mm
3000
30 23
cm2
Total
41400
82800
60000
142800
777000 660000 1437000
Tabel 4.8 Biaya proses cutting laser produksi massal
(Harseno, 2016)
77
c. Biaya Total Pembuatan Massal
Jenis
Harga (Rupiah)
626075
komponen inkubator
1437000
cutting laser
Plat Besi
200000
Akrilik Body + Bending
350000
Akrilik Case + Bending
370000
Proses perapihan
200000
3183075
Total
Tabel 4.9 Biaya total produksi massal
(Harseno, 2016)
d. Fitur Tmbahan Produksi Massal
Terdapat fitur tambahan berupa CCTV. Harga yang ditambahkan Rp
370.000. namun mendapatkan diskon 10%.
3.183.075 + 370.000 (90/100)= 3.183.075 + 333.000 = 3.516.075
Total dari pengeluaran untuk produk inkubaor bayi degan fitur CCTV
menjadikan total Rp 3.516.075. dari harga tersebut dibulatkan menjadi Rp
3.520.000. Namun perlu diketahui bahwa total anggaran biaya tersebut belum
termasuk jasa pengiriman barang ke antar daerah.
78
4.14 Bussines Model Canvas
Bussines Model Canvas bertujuan untuk menyusun arah bisnis untuk jangka
kedepannya. Berikut merupakan gambaran bussines model canvas dari inkubator
bayi yang akan diterapkan.
Gambar 4.37 Bussinens model canvas
(Harseno, 2016)
Target utama pemasaran inkubator bayi tersbut diantaranya rumah sakit,
dokter, dan pemerintah daerah. Adapun pasien sebagai target pasar dalam bentuk
penyewaan inkubator bayi dalam jangka waktu tertentu dengan harga murah.
79
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
80
BAB 5
FINAL DESAIN
Pada desain final ini terpilih karena memiliki pola yang berulang. Sisi
akrilik kubah bisa digunakan sebagai akrilik pada bagian body inkubator. Hal
tersebut meminimalisir proses terjadinya kesalahan cetak.
Gambar 5.1 Final desain inkubator bayi (Harseno, 2016)
Dibagian samping diberi list akrilik berwarna putih yang berukuran jauh
lebih tebal yang bertujuan untuk memperkokoh bagian samping dan sebagai
penopang utama pada akrilik kubah. Warna kuning sebagai warna utama pada
desain inkubator juga untuk memberikan kesan matahari pagi yang hangat dan baik
untuk kesehatan bagi bayi.
Posisi kontrol disebelah kanan karena mayoritas orang Indonesia
menggunakan tangan kanan. Serta bagian kontrol sedikit menjorok keluar agar
tombol kontrol tidak mudah terubah ketika posisi membuka pintu akses akrilik apda
bagian depan.
81
Gambar 5.2 Produk inkubator bayi Keseluruhan
(Harseno, 2016)
Gambar 5.3 Produk inkubator bayi Keseluruhan
(Harseno, 2016)
82
5.2 Fitur
Berikut merupakan beberapa fitur yang terdapat pada desain inkubator bayi
dengan konsep terjangkau.
5.2.1 Bottle Holder
Gambar 5.4 Bottle holder inkubator bayi (Harseno, 2016)
Dapat menaruh botol dot bayi pada sisi samping inkubator. Jika tidak ingin
digunakan dapat dilepas dengan mudah.
5.2.2 Tray kasur
Gambar 5.5 Tray kasur inkubator bayi (Harseno, 2016)
Terdapat tray kasur yang dapat dikeluarkan hingga posisi setengah
penopang kasur. Berguna ketika hendak memasukan atau mengeluarkan bayi.
83
5.2.3 Ekstra Lubang Jendela
Gambar 5.6 Akses pintu samping inkubator bayi (Harseno, 2016)
Fungsi ganda dari akses pintu samping. Jika bottle holder pada sisi samping
inkubator bayi dilepas maka sisi tersebut dapat difungsikan sebagai pintu jendela.
5.2.4 Lubang Jendela Lengan
Gambar 5.7 Akses lubang depan inkubator bayi (Harseno, 2016)
Terdapat lubang jendela lengan pada sisi depan yang memiliki bentuk
organik. Berfungsi sebagai akses bagi tangan tanpa perlu membuka seluruh akses
pintu. Biasanya digunakan ketika menaruh botol susu bayi atau membenarkan
posisi tidur bayi.
84
5.2.5 Pengait Infus
Gambar 5.8 Pengait infus inkubator bayi
(Harseno, 2016)
Terpat pengait infus beserta lubang pada desain inkubator bayi. Berfungsi
sebagai sarana menyalurkan oksigen, darah, maupun vitamin bagi bayi yang
membutuhkannya.
5.2.6 Matras Bayi
Gambar 5.9 Matras inkubator bayi
(Harseno, 2016)
Matras bayi yang memiliki tempat untuk menggenggam sebagai sarana
mempermudah ketika proses melepas matras bayi guna pemeliharaan alat-alat
kontrol sistem yang berada tepat dibawah matras bayi tersebut.
85
5.3 Proses Pembuatan Model
Berikut merupakan tahapan dalam merealisasikan produk inkubator bayi
dengan pembuatan model 1:1 menyerupai produk final yang akan dipasarkan.
5.3.1 Proses Pembuatan 3D Printing
Gambar 5.10 Proses pembuatan 3D printing
(Harseno, 2016)
Tahap pertama membuat bentuk 3D yang solid kemudian di convert
kedalam bentuk format STL atau OBJ. Kemudian lakukan pengecekan pada
Simplify3D. setelah proses pengecekan lanjutkan pada tahap 3D printing.
86
Gambar 5.11 Proses pembuatan 3D printing dan hasilnya
(Harseno, 2016)
Setelah proses 3D printing selesai. Lakukan pengecekean pada hasil cetakan
lalu rapikan dengan memotong bagian bagian yang tidak diperlukan.
5.3.2 Proses Pembuatan Cutting Laser Akrilik
Gambar 5.12 Proses cutting laser
(Harseno, 2016)
Buat bentuk 3D part kemudian pilah sesuai ketebalan. Setelah pemilahan
convert dalam bentuk 2D DWG agar presisi garis tercapai.
87
Gambar 5.13 Proses cutting laser
(Harseno, 2016)
Setelah proses pembuatan 2D masukan kedalam corel untuk pengecekan
garis. Jika terdapat garis yang berhimpitan baiknya dihilangkan agar mengurangi
kerjapada cuttinglaser yang berdampak baik pada pengeluaran cost biaya cutting
laser karena menghemat waktu pemotongan. Setelah file siap, convert file DWG ke
format file DXF untuk proses cutting laser.
Gambar 5.14 Proses cutting laser
(Harseno, 2016)
File DXF yang sudah siap dirubah warna berdasarkan potongan dalam dan luar.
Potongan dalam merupakan potongan cutting laser pertama yang akan dikerjakan.
Potogan luar merupakan hasil cutting laser untuk proses akir yang dikerjakan.
88
Gambar 5.15 Proses pembuatan cutting laser (Harseno, 2016)
Pengecekan dimulai dengan menjalankan preview pada Laser Works
kemudian proses cutting laser simulasi dimulai untuk mengetes apakah proses
cutting sudah benar atau memerlukan perbaikan kembali.
Gambar 5.16 Proses pembuatan cutting laser (Harseno, 2016)
Proses cutting laser dimulai sesuai ketebalan dan dihitung permenitnya.
Perlu diperhatikan bahwa terdapat komponen dengan ukuran kecil maka sebaikanya
dikelompokan ketika proses cutting laser dilakukan.
89
Gambar 5.17 Proses cutting laser (Harseno, 2016)
Proses bending dilakukan pada beberapa part yang memang dibutuhkan
proses bending. Perlu diketahui bahwa proses bending akrilik memerlukan cetakan
agar hasil proses tersebut rapih. Pada saat pengerjaannya perlu dilebihkan pada sisi
kiri dan kanan sekitar 10cm. hal tersebut dianjurkan karena pada sisi tepi tersebut
akan mengalami penyusutan sehingga tepi produk yang dibending menjadi
melengkung. Ketika dilebihkan 10cm, pada bagian sisi yang melengkung dapat
dipotong sehingga menghasilkan produk jadi yang rapih.
Gambar 5.18 Hasil bending akrilik (Harseno, 2016)
90
5.3.3 Proses Pembuatan Fiberglass
Gambar 5.19 Proses Pembuatan Fiberglass (Harseno, 2016)
Pembuatan dimulai dengan cetakan dari karton sebagai mal. Proses
pembuatan dengan ukuran 1:1 dengan ukuran desain yang sebenarnya.
Gambar 5.20 Proses Pembuatan Fiberglass (Harseno, 2016)
Kemudian dilanjut dengan pembuatan cetakan untuk tepinya dari potongan
kayu sebagai mal cetakan. Cetakan ini nantinya dapat digunakan sebagai cetakan
pada sisi bagian bawah body dan samping karena memiliki ukuran yang sama.
91
Gambar 5.21 Proses Pembuatan Fiberglass
(Harseno, 2016)
Hasil cetakan resin dan hasil cutting laser dipadukan kemudian dihaluskan
pada sisi sisi yang masih bergelongbang karena proses pemasangan hasil cetakan
resin pada tepi tepinya.Pembuatan lubang untuk sistem kontrol, lubang udara dan
lubang kabel.
Gambar 5.22 Proses Pembuatan Fiberglass
(Harseno, 2016)
Setelah usai melakukan pelubangan selanjutnya cat dasar dan cat utama
pada seluruh komponen inkubator bayi.
92
5.3.4 Proses Pembuatan Mesin Pengatur Suhu dan Kelembapan
Gambar 5.23 Proses uji coba arduino
(Harseno, 2016)
Gambar 5.24 Proses uji coba sensor suhu
(Harseno, 2016)
Pemasangan arduino yang sebelumnya sudah diatur set point untuk bolam
menyala pada suhu 25 derajat Celcius kemudian disambungkan dengan relay untuk
mengaturan nantinya bolam menyala.
93
Gambar 5.25 Proses uji coba sensor suhu dan layar
(Harseno, 2016)
Pengecekan layar, sensor suhu, sensor kelembapan dan alarm apakah sudah
berjalan dengan normal atau tidak. Pengecekan diantaranya dengan cara dipanaskan
bagian sensor. Apabila sensor bekerja maka akan menampilkan suhu yang sesuai
dan menyalakan alat kelembapan.
Gambar 5.26 Proses uji coba sensor suhu terhadap kelembapan
(Harseno, 2016)
Ketika panas sudah melebihi ambang batas wajar (diatas 40 derajat Celcius)
maka alarm berbunyi dan kipas fan berputar.
94
Gambar 5.27 Hasil dari 3D print (Harseno, 2016)
Apabila sistem sudah siap maka proses pemasangan. Pemasangan disini
cukup sulit karena produk produk yang tersedia memiliki ukuran kecil dan pada
penempatan di inkubator memiliki ruang yang kecil pula.
Gambar 5.28 Proses Uji Coba panel (Harseno, 2016)
Proses pegecekan membutuhkan waktu 12jam karena setiap aspek harus
berjalan dengan baik agar tidak menimbulkan kerugian di lain waktu.
95
Gambar 5.29 Proses Uji Coba Pemasangan Bolam (Harseno, 2016)
Pengecekan kembali setelah pemasangan apakah ada kabel yg terkelupas
atau tidak dan juga apakah esin berjalan sesuai rencana atau tidak.
Gambar 5.30 Hasil Akhir Desain Inkubator Bayi (Harseno, 2016)
Setelah semua test berhasil, alat telah berjalan dengan semprna serta
komponen part sudah dapat digunakan sebagaimana mestinya maka produk siap
untuk dipasarkan.
96
5.3.5 Proses Pengaktifan CCTV
Gambar 5.31 Proses Pengaktifan CCTV
(Harseno, 2016)
Untuk Produk yang memiliki fitur CCTV maka cara mengkoneksikannya
hanya dengan mendownload aplikasi yang terdapat pada smartphone. Kemudian
disinkronkan denga banuan QR code. Setelah berhasil maka CCTV untuk
mengawasi bayi pada inkubator telah siap.
97
5.4 Indikator dan Tombol Kontrol Panel
Berikut merupakan penjelasan beserta keterangan tentang posisi, indikator
dan tombol kontrol panel pada desain inkubator bayi.
5.4.1 Tombol Kontrol Panel
Gambar 5.32 Tombol Kontrol Panel
(Harseno, 2016)
Keterangan:
Tombol Power
: berfungsi untuk menyalakan atau mematika inkubator bayi
Tombol Alarm
: berfungsi untuk mematikan alarm ketika suhu melebihi
ambang batas 40 derajat Celcius
Tombol kontrol +
: berfungsi untuk menurunkan kadar kelembapan
Tombol kontrol -
: berfungsi untuk menaikan kadar kelembapan
Tombo l kontrol <
: berfungsi untuk menurunkan suhu ruangan
Tombol kontrol >
: berfungsi untuk menaikan suhu ruangan
98
5.4.2 Indikator Kontrol Panel
Gambar 5.33 Indikator Kontrol Panel (Harseno, 2016)
Keterangan:
Set atas
: indikator kadar kelembapan yang diinginkan dalam bentuk persen
H (Humidity)
: indikator kadar kelembapan ruangan pada waktu sesungguhnya
(real time)
Set bawah
: indikator suhu yang diinginkan untuk ruang inkubator bayi dalam
bentuk satuan Celcius
T (Temperature) : indikator suhu ruangan pada waktu sesungguhnya (real time)
5.4.2 Posisi Kontrol Panel
Gambar 5.34 Posisi Kontrol Panel (Harseno, 2016)
Letak posisi panel kontrol disebelah kanan karena mayoritas orang
Indonesia menggunakan tangan kanan. Serta bagian kontrol sedikit menjorok
keluar agar tombol kontrol tidak mudah terubah ketika posisi membuka pintu akses
akrilik pada bagian depan.
99
5.5 Hasil Prototype Inkubator Bayi
Berikut merupakan foto dari desain final Inkubator Bayi dengan konsep
Harga Terjangkau:
Gambar 5.35 Hasil Akhir Desain Inkubator Bayi (Harseno, 2016)
Posisi ketika ilustrasi boneka bayi terdapat dalam inkubator bayi. Ukuran
bayi dan ikubator telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang desain alatalat medis dan tentunya desain inkubator bayi.
100
Gambar 5.36 Hasil Akhir Desain Inkubator Bayi
(Harseno, 2016)
Posisi ketika membuka akses pintu inkubator bayi dan posisi ketika kasur
sudah digeser kedepan dan mencoba untuk menggendong bayi keluar. Boneka bayi
dapat mudah keluar dan masuk namun tetap terjaga keselamatannya.
101
Gambar 5.37 Hasil Akhir Desain Inkubator Bayi
(Harseno, 2016)
Posisi ketika menggunakan akses lubang pintu lengan pada inkubator bayi
guna memperbaiki posisi tidur sang bayi dari tampak samping dan atas. Akses
lubang pada bagian lengan sudah sesuai dari segi tinggi dan ukuran lubang. Peraga
merupakan dimensi orang Indonesia dengan persentil 5%. Hal tersebut
menyimpulkan bahwa ukuran orang indonesia yang memiliki postur tubuh kecil
dapat menggunakan inkubator bayi tersebut dengan baik.
102
Gambar 5.38 Hasil Akhir Desain Inkubator Bayi (Harseno, 2016)
Foto tempat menaruh identitasi bayi pada ruang dalam inkubator bayi.
Berfungsi agar mengetahui identitas bayi tersebut. Kartu identitas tersebut berisi
informasi nama bayi, tanggal dan jam kelahiran bayi, dan identitas orang tua bayi.
Gambar 5.39 Hasil Akhir Desain Inkubator Bayi (Harseno, 2016)
Foto pengoperasian kontrol suhu yang dapat berjalan dengan baik. Mudah
ditekan dan mudah untuk membaca keterangan suhu maupun kelembapan yang
telah tertera di layar indikator.
103
5.6 Warna dan Varian
Warna yang digunakan pada proses pembuatan yaitu akrilik putih dan
akrilik bening. Pemilihan warna putih agar menyerupai material dari akrilik putih
susu yang telah diolah. Dan juga warna putih juga identik dengan warna bersih dan
steril.
Selain warna putih, pemilihan warna kuning pada produk utama dari
inkubator bayi tersebut sebagai cerminan cahaya matahari yang dapat diartikan
hangat. Efek dari warna kuning juga merupakan warna yang mencolok. Hal tersebut
lebih mempermudah untuk dikenali sebagai sebuah produk yang baru dipasaran.
Inkubator bayi dengan desain terpilih tersebut memiliki 4 varian warna; kuning,
biru, merah muda dan hijau daun. Warna warna tersebut dipilih untuk memenuhi
kebutuhan pasar dari berbagai lingkup masyarakat.
Gambar 5.40 Varian Warna Desain Inkubator Bayi
(Harseno, 2016)
104
5.7 Branding
Produk inkubator ini diberi nama Bynca. Bynca sendiri merupakan
kepanjangan dari Baby Incubator Affordable, yaitu inkubator bayi yang memiliki
harga terjangkau. Bynca sendiri merupakan nama yang terdiri dari 2 penggalan kata
dengan demikian orang mudah untuk mengingat atau mengucapkannya. Dan
pemilihan nama tersebut karena Bynca membawa efek ceria.
Pada logonya dipilih font Maxwell karena terdapat penekanan pada huruf B
nya. Pada huruf B terlihat bentuk seperti desain inkubator tersebut yang memiliki
bagian bawah yang lebih kecil serta terdapat banyak lengkungan. Serta huruf B
tersebut menyerupai angka 8 yang mengisyaratkan tidak terputus. Serta pemilihan
warna utama kuning sebagai bentuk dari sianr hangat mentari pagi serta warna putih
sebagai bentuk dari produk yang bersih, higenis dan steril.
Logo dan Warna tersebut dipilih agar memaknai bahwa Bynca merupakan
produk inkubator bayi dengan harga terjangkau yang dapat menghangatkan bayi
serta menjaga bayi tersebut tetap aman secara berkelanjutan.
Gambar 5.41 Logo dan Branding Bynca
(Harseno, 2016)
105
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
106
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah proses desain, pembuatan dan tes uji coba selesai dikerjakan, dapat
disimpulkan bahwa:
a. Sudah memenuhinya berbagai aspek dari sistem keamanan, kontrol suhu
dan temperatur, sistem monitoring dan berbagai fitur lainnya membuat
inkubator sederhana ini menjadikan setingkat lebih baik mendekati
inkubator yang memadai. Keterangan lebih lanjut pada tabel dibawah ini.
kebutuhan dasar
pintu akses
ruang tidur bayi
kontrol suhu /
temperatur
kontrol kelembapan
display kontrol
sistem keamanan
sistem alarm
perubah posisi Kasur
kebutuhan lain
power suply connecton
sumber daya cadangan
biliruin phototheraphy
harga
inkubator inkubator inkubator
basic
sederhana memadai
NICU
inkubator
●
●
●
●
●
●
●
●
○
●
●
●
●
○
●
●
●
○
○
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
diatas
50jt
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
○
3-5juta
desain
inkubator
●
●
18-50juta
●
3.2
Tabel 6.1 Kebutuhan Dasar
(Harseno, 2016)
b. Berdasarkan standar regulasi ASTM F3087-15, pemilihan material utama
berupa akrilik memenuhi syarat sebagai material yang aman untuk sebuah
produk alat kesehatan inkubator bayi karena tidak mengeluarkan bau dan
tahan terhadap bahan kimia dan noda. Serta mudah dibentuk jika dipanaskan
pada suhu diatas 100 derajat Celcius.
107
c. Bentuk dan peralatan penunjang pada inkubator bayi memudahkan tenaga
medis untuk mengakomodasi kebutuhan bayi sehingga banyak membantu
dari berbagai keperluan untuk bayi tersebut. Pada proses perawatannya pun
mudah dikarenakan hanya proses penggantian bolam jika memang
diperlukan. Salah satunya pada gambar dibawah.
Gambar 6.1 Proses pembetulan posisi bayi (Harseno, 2016)
d. Dengan menggunakan tenaga penghangat dari lampu maka inkubator bayi
tersebut dapat menghemat pengeluaran dibandingkan dengan tenaga
penghangat dari heater listrik.
Sebagai contoh Golongan R1 Daya 2.200 VA : Rp 1.004 per Kwh
(dibulatkan menadi Rp 1000)
Pada 2 lampu 5W dan 2 Lampu 25W:
W
5
5
25
25
kWh
0.005
0.005
0.025
0.025
Jam
20
20
8
8
biaya
1000
1000
1000
1000
1 hari
30 hari
Tabel 6.2 Biaya penggunaan lampu
(Harseno, 2016)
108
total
100
100
200
200
600
18000
Dalam jangka waktu 30 hari hanya menghabiskan baiaya Rp 18.000.
Bandingka pemanas dengan 400W dengan sama golongan R1:
W
400
kWh
0.4
jam
10
biaya
850
1 hari
total
3400
3400
102000
30 hari
Tabel 6.3 Biaya penggunaan penghangat listrik
(Harseno, 2016)
Dalam jangka waktu 30 hari sudah menghabiskan Rp 102.000. oleh sebab
itu keputusan menggunakan tenaga bolam lampu merupakan pilihan tepat
bagi inkubator bayi dengan konsep harga terjangkau.
e. Harga jual produk inkubator bayi tersebut jika dipasarkan tidak jauh
berbeda dengan produk inkubator sederhana namun dengan fasilitas yang
jauh lebih baik. Dengan demikian produk inkubator bayi ini dapat
menjangkau kalangan rumah sakit, puskesmas dan juga klinik bersalin di
berbagai daerah.
Jenis
Harga (Rupiah)
626075
komponen inkubator
1437000
cutting laser
Plat Besi
200000
Akrilik Body + Bending
350000
Akrilik Case + Bending
370000
Proses perapihan
200000
3183075
Total
Tabel 6.4 Harga jual produk inkubator bayi
(Harseno, 2016)
109
f. Pengulangan bentuk dan proses pencerminan pada desain inkubator bayi
mempermudah dalam proses pembuatan sehingga mengurangi jumlah
kesalahan ketika dilakukan proses produksi.
Gambar 6.2 Urai dan titik pengulangan
(Harseno, 2016)
Titik titik tersebut merupakan tanda berbagai part dari inkubator
bayi tersebut merupakan bentuk yang sama antara satu dengan yang lainnya.
Dengan demikian menurangi biaya jika terjadi salah cetak maupun salah
proses ketika dalam pengerjaan. Serta mengurangi part cadangan untuk
mengganti bagian apabila terjadi kerusakan pada salah satu bagiannya.
110
6.2 Saran
Untuk proses pengembangan desain pada tahan selanjutnya dapat dipenuhi
berbagai aspek yang masih perlu diperbaiki diantaranya:
6.2.1 Faktor Desain
a. Memperkokoh sturtur rangka agar memaksimalkan kekuatan dari material
akrilik namun perlu diperhatikan karena terdapat pengurangan ruangan pada
bagian dalam inkubator bayi.
Gambar 6.3 Contoh perubahan struktur untuk memperkokoh rangka
(Harseno, 2016)
b. Desain perlu di eksplorasi kembali karena material akrilik cukup mudah
dibentuk ketika menggunakan mesin cutting laser meski terdapat
keterbatasan dalam proses bending jika tidak terdapat cetakan.
Gambar 6.4 Proses eksplorasi
(Harseno, 2016)
111
c. Memaksimalkan desain agar dapat menciptakan inkubator yang mudah
dibawa atau dipindahkan dalam sebuah ruang maupun tempat dengan
memberikan roda maupun mengganti beberapa bagian pada inkubator
dengan material yang lebih ringan.
d. Menciptakan lubang pengisisan air agar memudahkan dalam mengisi ulang
air bersih untuk keperluan alat pengontrol kelembapan. Untuk desain
inkubator bayi ini sudah disediakan pada bagian samping namun ada
kendala faktor kekuatan struktur jadi lubang akses untuk mengisi air masih
diurungkan.
Gambar 6.5 Lokasi lubang untuk akses air (Harseno, 2016)
e. Merubah posisi arah tombol pada bagian tombol suhu yang semula
mengarah barat-timur menjadi utara-selatan
Gambar 6.6 Desain revisi tombol panel (Harseno, 2016)
112
f. Menambahkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada bagian samping
tombol kontrol karena dikhawatirkan pengguna masih ada yang kesulitan
dalam mengenali tombol kontrol tersebut meskipun sudah di desain sesuai
fungsinya. Dan juga memberi keterangan pada setiap tombol kontrol agar
tidak keliru dalam menginput suhu maupun kelembapan.
Gambar 6.7 Letak posisi Standar Operasional Prosedur
(Harseno, 2016)
113
g. Untuk menghindari tombol yang terkena sentuhan atau senggolan yang
tidak disengaja dan membutuhkan penahan kaca maka sedikit redesain pada
bagian depan inkubator.
Gambar 6.7 Desain revisi panel tombol dan layar
(Harseno, 2016)
114
Terdapat tonjolan pada samping panel kontrol berfungsi untuk menghindari
senggolan yang tidak disengaja serta sebagai penahan pintu akrilik depan agar tidak
menutupi bagian tombol kontrol.
Gambar 6.8 Desain revisi panel tombol dan layar
(Harseno, 2016)
Panel kontrol dbuat miring 30 derajat disesuaikan dengan arah pandang mata guna
memudahkan pengoperasian tanpa perlu membungkuk namun hanya dengan
menundukan kepala.
Gambar 6.9 Desain revisi panel tombol dan layar
(Harseno, 2016)
115
h. Pada desain matras ini merupakan perbaikan dari desain matras yang
digunakan. Perbaikan tersebut ditinggikannya sisi pada matras bagian
dalam agar terhindar bayi terjatu ketika matras digeser posisi keluar.
Perbaikan selanjutnya yaitu dengan menambahkan pegangan tangan pada
samping matras berfungsi sebagai pegangan ketika mengangkat matras
keluar ketika terdapat perbaikan pada mesin dalam jumlah banyak yang
memaksa untuk mengeluarkan matras.
Gambar 6.10 Desain revisi tray matras bayi
(Harseno, 2016)
6.2.2 Faktor Mesin
a. Menciptakan sistem agar ketika relay berfungsi untuk menyalakan atau
mematikan tidak menimbulkan suara.
b. Mengupayakan agar penempatan kabel jauh lebih rapi dan teratur agar
dalam pemeliharaan alat menjadi lebih mudah.
c. Menambahkan sistem monitoring kenaikan suhu untuk mengetahui dan
merekam suhu baik dari kontroller maupun suhu ruangan.
d. Mempelajari alur udara yang jauh lebih baik agar penyebaran udara panas
dapat merata dengan baik.
116
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Chan, Anthony. Y. K. (2008). Principles and Design. BIOMEDICAL DEVICE
TECHNOLOGY. Springfield: Charles C Thomas.
Nurmianto, Eko. (2003). Kajian dan konsep dasar ergonomi. ERGONOMI EDISI
2. Surabaya: Guna Widya.
Panero, Julius. (2003). Buku panduan untuk standar-standar perancangan.
DIMENSI MANUSIA DAN RUANG INTERIOR. Jakarta: Erlangga.
Prawirohardjo, Sarwono, Prof., DR. (1991). Standar Pelayanan Meik Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina Sarwono Prawirohardjo.
Saifudin, Abdul Bari. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sarwono. (2008). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
Thames, Hudson. (2008). Complete Sourcebook of Stylish Products for the Modern
Family. DESIGNED FOR KIDS. London: Thames & Hudson.
Jurnal
Unicef Indonesia. (2012, Oktober). Ringkasan Kegiatan Kesehatan Ibu
dan anak: http://www.unicef.org/indonesia/id/A5__B_Ringkasan_Kajian_Kesehatan_REV.pdf
Artikel Website
Badan Standardisasi Nasional. (1996, September 26). Daftar SNI
Peralatan Kesehatan:
http://sisni.bsn.go.id/?/sni_main/sni/index_sniptspt/857/. 3 Desember 2015
Kesehatan Ibu dan Anak. (2014):
http://kesehatan
ibuanak.net/v13/images/2013/KIA29/AKB%20%20&%20AKI%20(SDKI,%20SP
)%20edit%20LCH-YOGYA.pdf. 3 Desember 2015
Kurniawan, Ukik Kusuma. Hubungan Keluarga Berencana Dengan
Pencegahan Kematian Maternal Dan Neonatal:
http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/tips-hidup-sehat/hubungankeluarga-berencana-dengan-pencegahan-kematian-maternal-dan-neonatal.
1 Januari 2016
117
Neonatal intensive care unit. (2015). Kajian unit perawatan yang
mengkhususkan pada perawatan bayi yang baru lahir secara prematur.
https://en.wikipedia.org/wiki/Neonatal_intensive_care_unit. 19 Maret 2016
American Pregnancy Association. (2015). Care for the premature baby:
http://americanpregnancy.org/labor-and-birth/premature-care/ . 19 Maret 2016
First Supporting Babies. (2009). To give an idea of how the money is spent,
list of some of the vital equipment to provide with the help of supporters:
http://www.first-touch.org.uk/support-us/where-your-money-goes.html . 19 Maret
2016
Unit of Infant Incubator. Spesifikasi produk-produk infant incubator (2015):
http://www.ebay.com/bhp/infant-incubator/ 3 Desember 2015
Soeprijanto,Djoko. (22 November 2015). Sekilas tentang infant incubator
poly.
http://djokosoeprijanto.blogspot.co.id/2013/04/ .3 Desember 2015
Medical dictionary (2003):
http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/SpO2. 19 Maret 2016
Infant incubator with air curtain US 4936824 A (1990):
https://www.google.com/patents/US4936824 . 21 Desember 2015
Heat controlled humidifier for infant incubator US 5539854 A (1949):
https://www.google.ch/patents/US5539854 . 21 Desember 2015
Badan pusat statistik angka kematian bayi menurut provinsi 1971, 1980,
1990, 1994, 1997, 2000, 2002, 2007, 2010, 2012:
http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1270/. 3 Desember 2015
U.S. National Library of Medicine. (2015):
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/19846.htm/ 1 Januari
2016
The equipment medical rental market place. (2015)
http://www.kwipped.com/rentals/medical/apnea-monitors/224/. 1 Januari 2016
Newborn care. (2015):
http://www.natus.com/index.cfm?page=products_1&crid=562. 1 Januari 2016
Neonatal care systems. (2015):
http://www.arrobaing.com.mx/infant_incubators.html. 4 Januari 2016
Botol susu yang paling direkomendasikan oleh para dokter terutama untuk
mengatasi masalah colic. (2015):
http://asibayi.com/arsip/botol-susu-plastik-bpa-free-dr-browns/. 4 Januari 2016
Apgar Score. (2013):
http://arishakinoshita.blogspot.co.id/2013/10/apgar-score.html . 4 Januari 2016
118
LAMPIRAN
Gambar Kerja
Pada halaman selanjutnya terdapat lampiran berupa gambar kerja dari
desain final inkubator bayi dengan konsep harga terjangkau yang dikerjakan
menggunakan aplikasi AutoCAD.
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
134
BIODATA PENULIS
Penulis mempunyai nama lengkap
Ahmad Rieskha Harseno, biasa dipanggil
Iko. Lahir di kota Surakarta, 21 September
1993.
Penulis
menempuh
jenjang
pendidikan kuliah di Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) jurusan
Desain Produk Industri pada tahun 2012.
Kegiatan
menggambar
ditekuninya
semenjak
dan
mendesain
SD
kemudian
berlanjut hingga jenjang perguruan tinggi.
Penulis gemar akan traveling keberbagai
macam tempat baru dan membaca hal dalam
bidang desain terkini. Dibesarkan di daerah
Jawa Tengah dan memiliki lingkungan yang
dikelilingi oleh bidang medis dan teknik maka tercetuslah untuk mengambil bidang
alat medis dengan judul tugas akhir “Desain Inkubator Bayi dengan Konsep Harga
Terjangkau”. Penulis dapat dihubungi melalui [email protected]
135
Download