BAB 1 - Library Binus

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Budaya tidak dapat dikelola, budaya muncul begitu saja. Para pemimpin tidak
menghasilkan budaya, para anggotalah yang menciptakan budaya. Budaya adalah
suatu ekspresi kebutuhan manusia yang paling mendalam, suatu alat pencerahan
pengalamaan manusia dengan makna bersama (Rohim, 2009). Budaya tercipta di
dalam setiap kehidupan berkelompok. Kelompok sendiri merupakan sekumpulan
individu yang di dalamnya terdiri dari dua orang atau lebih dan memiliki tujuan
bersama. Kelompok kemudian membentuk sebuah pola sikap, kebiasaan dan makna
tersendiri yang dianut oleh mereka di dalam satu kesatuan kelompok tersebut.
Sebuah organisasi merupakan satu kesatuan dan sekumpulan individu dengan
tujuan atau goal yang sama. Menurut Smircich, organisasi adalah perilaku simbolik
dan eksistensinya bergantung pada makna bersama dan pada penafsiran yang
diperoleh melalui interaksi manusia (Rohim, 2009). Begitupula yang terdapat di
hotel. Hotel merupakan sebuah organisasi dimana perilaku simbolik sangat erat
kaitannya dengan kehidupan sosial antara karyawan. Hotel merupakan sebuah
organisasi dengan banyaknya sistem atau pengaturan yang diatur sedemikian rupa
kepada karyawannya, untuk mengatur tata cara perilaku dari masing-masing
individu. Hal tersebut berguna untuk mencapai satu tujuan bersama lewat visi misi
dari sebuah hotel.
Perilaku simbolik dan makna bersama yang diperolah melalui interaksi
diantara anggota-anggota inilah, merupakan sarana untuk menciptakan budaya dari
organisasi dalam kasus ini ialah hotel. Interaksi di dalamnya selalu membutuhkan
sebuah proses komunikasi. Proses komunikasi di dalam organisasi atau hotel
nantinya akan membentuk makna bersama dan melahirkan apa yang disebut budaya
organisasi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Albert Mehrabian di Universitas
California, Los Angeles (Goman, 2008), ternyata bahwa hanya tujuh persen (7%)
hasil komunikasi ditentukan oleh penggunaan kata-kata.
1
2
Pemahaman pesan tiga puluh delapan persen (38%) berdasarkan pada nada
suara, dan lima puluh lima persen (55%) berdasarkan pada ekspresi wajah, gerak
tangan, posisi tubuh, dan bentuk-bentuk komunikasi nonverbal lain. Sehingga
komunikasi nonverbal memiliki andil yang lebih besar dibandingkan komunikasi
verbal.
Komunikasi di dalam hotel memiliki dua macam jenis yaitu komunikasi
verbal dan nonverbal. Hal ini terlihat dari kebiasaan-kebiasaan verbal dan nonverbal,
verbal lewat perkataan-perkataan yang diatur sedemikian rupa, contoh: standart
greetings. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata di
dalam penyampaiannya. Dapat berupa lisan ataupun tertulis. Serta nonverbal terlihat
dari pemakaian baju, seragam, grooming serta hal-hal yang berkaitan dengan
komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata di dalam penyampaiannya. Bentukbentuk komunikasi inilah yang nantinya akan menghasilkan sebuah budaya.
Budaya yang terdapat di dalam organisasi atau hotel merupakan nilai-nilai
yang menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan kewajiban dan
perilakunya di dalam organisasi. Nilai-nilai tersebut akan memberikan jawaban
apakah suatu tindakan benar atau salah dan apakah suatu perilaku dianjurkan atau
tidak. Sehingga berfungsi sebagai landasan untuk berperilaku. Nilai-nilai yang
dipegang inilah yang akan membentuk karakter dari karyawan.
Jika dikaitkan dengan komunikasi efektif, komunikasi efektif sendiri
(effective communication) merupakan komunikasi yang tepat sasaran, berhasil guna
atau mencapai tujuan yaitu menyampaikan informasi. Berkomunikasi efektif berarti
komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang
suatu pesan. Komunikasi yang efektif akan menghasilan pengertian akan sebuah
pesan, kesenangan, mempengaruhi sikap atau tindakan sehingga menentukan
hubungan sosial yang baik diantara pelakunya.
Hotel merupakan sebuah organisasi dimana di dalamnya terdapat kekayaan
nilai, kebiasaan, ritual yang dianut oleh seluruh anggota di dalamnya. Ritual ataupun
kebiasaan di dalam hotel sangat beragam, menjadikan sebuah bentuk organisasi
kaya akan pemahaman makna. Hotel sendiri terdiri dari berbagai macam aspek
individu yang berbeda-beda, kelompok-kelompok yang berbeda tugas atau job
descriptions-nya. Sehingga dari masing-masing divisi dan departemen melahirkan
3
sebuah kebiasaan dan identitas yang membentuk budaya itu sendiri. Budaya di dalam
setiap hotel juga berbeda-beda, yang menjadikan setiap hotel memiliki keunikan
tersendiri dan keunggulan masing-masing.
Hotel Indonesia merupakan Hotel bersejarah yang ada di Indonesia, berdiri
pada tahun 1962, kemudian me-rebranding nama pada tahun 2009 menjadi Hotel
Indonesia Kempinski Jakarta. Hotel Indonesia Kempinski Jakarta (HIKJ) merupakan
hotel berbintang 5 yang menjadi salah satu icon bersejarah perhotelan di Indonesia.
Hotel Indonesia Kempinski Jakarta memiliki berbagai macam departemen dan divisi.
Berbagai macam departemen dan divisi inilah yang membentuk sebuah pola atau
cara berkomunikasi yang berbeda-beda diantara tiap-tiap divisi atau departemen.
Dengan banyaknya jumlah karyawan ataupun pekerja inilah yang akan menimbulkan
suatu bentuk budaya. Salah satu departmen yang menjadi bahan acuan dalam
penelitian ini adalah department sales & marketing, karena di dalam departmen sales
& marketing sendiri terdapat kebiasaan-kebiasaan serta pola komunikasi yang
tampak menarik untuk dilakukan sebuah penelitian.
Hotel Indonesia Kempinski Jakarta sendiri memiliki percampuran kedua
budaya antara budaya Eropa dan budaya Indonesia. Dimana budaya Eropa terlihat
dari Kempinski sendiri sebagai salah satu jasa hotelier yang berasal dari Jerman,
dimana terdapat pengaruh kebudayaan Eropa. Sementara Hotel Indonesia sendiri
adalah cikal bakal perhotelan yang ada di Indonesia. Sehingga hal inilah yang
menarik untuk dikaji, bahwa budaya di dalam organisasi terdapat pengaruh dari
budaya Indonesia dan Eropa.
Lewat penerapan nilai-nilai diantara nilai budaya Indonesia dan budaya Eropa
yang kaya inilah, menjadikan budaya organisasi dari Hotel Indonesia Kempinski
Jakarta sangat menarik untuk dikaji. Serta lewat ke-lima landasan nilai-nilai budaya
Hotel Indonesia Kempinski Jakarta inilah yang diharapkan sebagai sarana
komunikasi efektif antar karyawan khususnya divisi sales and marketing.
Lewat implementasi atau penerapan nilai-nilai yang dianut Hotel Kempinski
Jakarta, kita dapat mengetahui bagaimana kebiasaan serta komunikasi yang terbentuk
disana. Lewat penelitian ini pula dapat diketahui, apakah nilai-nilai budaya yang
dianut memiliki peran dalam membentuk komunikasi yang efektif di dalam divisi
sales & marketing? Untuk itu peneliti mengambil judul yakni Peran Budaya
4
Organisasi Dalam Pencapaian Komunikasi Efektif Antar Karyawan (Studi
Kasus: ‘DNA Core’ Divisi Sales & Marketing Hotel Indonesia Kempinski
Jakarta)
1.2 Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya maka
fokus penelitian ini adalah bagaimana peran budaya organisasi dalam pencapaian
komunikasi efektif antar karyawan divisi Sales & marketing Hotel Indonesia
Kempinski Jakarta.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Dari fokus penelitian diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Apa saja bentuk-bentuk komunikasi organisasi internal yang terjadi pada
divisi sales & marketing Hotel Indonesia Kempinski Jakarta?
2. Apa saja budaya organisasi yang diterapkan di dalam divisi sales &
marketing Hotel Indonesia Kempinski Jakarta?
3. Bagaimana peran budaya organisasi dalam pencapaian komunikasi efektif
dalam divisi sales & marketing Hotel Indonesia Kempinski Jakarta?
4. Bagaimana hambatan yang terjadi di dalam pencapaian komunikasi efektif?
1.4
Tujuan dan manfaat penelitian
1.4.1
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1.
Untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi organisasi internal yang terjadi
pada divisi sales & marketing Hotel Indonesia Kempinski Jakarta.
2.
Untuk mengetahui budaya organisasi yang diterapkan di dalam divisi sales &
marketing Hotel Indonesia Kempinski Jakarta.
3.
Untuk mengetahui peran budaya organisasi dalam pencapaian komunikasi
efektif dalam divisi sales & marketing Hotel Indonesia Kempinski Jakarta.
4.
Untuk mengetahui hambatan di dalam pencapaian komunikasi efektif.
5
1.4.2 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapakan mampu menambah pengetahuan mengenai
budaya
organisasi
serta
bagaimana
peranannya
dalam
membentuk
komunikasi yang efektif. Selain itupula Secara teoritis, hasil dari penelitian
ini diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan bagi perkembangan ilmu
komunikasi dan menambah kajian ilmu komunikasi.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan bagi pihak Hotel Indonesia Kempinski Jakarta dalam penerapan
nilai-nilai organisasi diantara dan untuk publik internal. Selain itupula
penelitian ini bertujuan untuk bahan masukan dan evaluasi untuk memajukan
Hotel Indonesia Kempinski Jakarta.
3. Manfaat Masyarakat
Penelitian ini diharapakan mampu memberikan pengetahuan serta
informasi-informasi terkait dengan komunikasi organisasi internal, budaya
organisasi, keefektifan komunikasi diantara publik internal dalam suatu
institusi atau perusahaan. Serta diharapkan dapat membantu berbagai pihak
dalam penyajian informasi untuk mengadakan penelitian serupa.
1.5. Sistematika penulisan
Pada sistematika penulisan penelitan, peneliti akan menjelaskan secara
ringkas bab secara berurutan. Urutan penelitian bab yang akan peneliti sajikan adalah
sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Merupakan garis besar, arah tujuan, dan alasan penelitian yang mendorong
peneliti melakukan penelitian dan meliputi: Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah, Tujuan Masalah, Manfaat Penelitian (Manfaat Teoritis dan Manfaat
Praktis), serta Sistematika Penulisan.
6
BAB II : Kajian Pustaka
Memaparkan lebih jauh mengenai teori yang menjadi landasan peneliti, yang
meliputi: Kajian Pustaka dan Kerangka Konseptual.
BAB III : Metodologi Penelitian
Menguraikan tentang: Desain Penelitian, Unit Analisis, Informan dan
Triangulasi Sumber, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen, Analisis Data.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Menguraikan hasil penelitian dan wawancara dari pihak Hotel Indonesia
Kempinski Jakarta khususnya mengenai peran budaya organisasi dalam pencapaian
komunikasi efektif.
BAB V : Simpulan dan Saran
Pada bab lima, berisikan tentang simpulan dan saran dari penelitian yang
telah dilakukan. Menjelaskan tentang kesimpulan yang telah didapatkan peneliti,
serta adanya saran yang berguna untuk penelitian selanjutnya.
Download