Outsourcing dan Insourcing sebagai Strategi dalam Sistem

advertisement
Outsourcing dan Insourcing sebagai Strategi dalam
Sistem Informasi Manajemen untuk Memaksimalkan Fleksibilitas
dan Kontrol pada sebuah Perusahaan
Dosen :
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc
Oleh:
Mastika Wardhani
P056132142.46E
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan karunia-Nya tugas makalah Sistem Informasi Manajemen dengan judul
“Outsourcing dan Insourcing sebagai Strategi dalam Sistem Informasi
Manajemen untuk Memaksimalkan Fleksibilitas dan Kontrol pada sebuah
Perusahaan” selesai tepat pada waktunya.
Studi literatur ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi, mengetahui,
mendeskripsikan dan melakukan studi kasus berkaitan dengan penerapan
outsourcing dan insourcing. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak
masukan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang memberikan dukungan dengan
selesainya studi literatur ini.
Studi literatur ini dalam pembuatannya mungkin tidak sempurna. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar studi literatur ini dapat
berkembang dengan lebih baik lagi kedepannya baik dalam metode penyajian
maupun isi dari studi literatur. Penulis berharap agar studi literatur ini bermanfaat
bagi semua pembaca.
Jakarta, Januari 2014
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 4
Latar Belakang ..................................................................................... 5
Tujuan ................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6
Insourcing ............................................................................................ 6
Keuntungan dan Kelemahan dari Insourcing ......................................... 7
Outsourcing .......................................................................................... 8
Keuntungan dan Kelemahan dari Outsourcing ....................................... 10
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 13
7-Eleven ................................................................................................ 14
Kapabilitas Sourcing pada 7-Eleven ...................................................... 14
BAB IV KESIMPULAN................................................................................... 18
Kesimpulan .......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Eksekutif dalam sebuah perusahaan merenungkan bagian mana dari fungsi
sistem infromasi (SI) dan/atau teknologi informasi (TI) mereka yang harus
outsourcing dan yang harus disimpan dalam perusahaan. Selanjutnya, apakah
operasi TI tertentu memberikan keuntungan strategis atau hal itu membedakan
dari pesaing. Jika operasi adalah layanan strategis inti, mereka tetap di dalam
perusahaan. Jika itu adalah alat, terutama yang dapat mengklaim pemasok
menyediakan uang kurang dari departemen TI perusahaan dapat melakukan
outsourcing itu. Jika keputusan dapat diambil secara sederhana itu antara tahun
1991 dan 1993, seorang peneliti Amerika mempelajari 40 perusahaan di Amerika
Serikat dan Eropa yang bergulat dengan masalah outsourcing IT. Dalam sebagian
besar kasus, pendekatan strategis dengan komoditas menyebabkan masalah dan
kekecewaan. Untuk memahami kegagalan pendekatan, mempertimbangkan
asumsi yang mendasar: bahwa manajer dapat menempatkan taruhan besar tentang
pasar mereka, teknologi masa depan, dan kemampuan pemasok dengan berbagai
motif dengan banyak kepastian. Asumsi tersebut ternyata sebagian besar meleset.
Dunia ini terlalu bergolak, tak terduga, dan kompleks.
Mereka para manajer beralih ke penyedia layanan di luar untuk
mendapatkan akses ke teknologi terbaik dan berbakat dengan harga yang relatif
murah
tanpa
memperhitungkan
bagaimana
kebutuhan
penyedia
untuk
memaksimalkan keuntungan yang akan mempengaruhi hasil. Untuk itu, masalah
apakah operasi TI merupakan strategi atau barang sekunder harus diketahui
apakah dikembangkan sendiri oleh perusahaan atau melakukan outsourcing
dengan tujuan menyeluruh dari sebuah perusahaan yakni harus memaksimalkan
fleksibilitas dan kontrol sehingga dapat mengejar pilihan yang berbeda karena
belajar lebih atau sebagai keadaan yang berubah.
Cara untuk memaksimalkan fleksibilitas dan kontrol adalah dengan
memaksimalkan kompetisi. Manajer tidak harus membuat keputusan apakah
melakukan outsourcing atau tidak. Sebaliknya, mereka harus menciptakan suatu
4
lingkungan di mana perusahaan pemasok (supplier) yang potensial untuk
mengembangkan TI yang kinerjanya sebaik atau lebih baik dari departemen TI
peusahaan tersebut dalam mendukung dan melakukan layanan TI untuk
memaksimalkan fleksibilitas dan kontrol sebuah perusahaan dalam bisnisnya.
Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui mengidentifikasi, mengetahui,
mendeskripsikan dan melakukan studi kasus berkaitan dengan penerapan
outsourcing dan insourcing sebagai strategi dalam sistem informasi manajemen
untuk memaksimalkan fleksibilitas dan kontrol dalam sebuah perusahaan.
5
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Insourcing
Insourcing merupakan cara mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan
untuk dipekerjakan di luar perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat
karyawan itu sendiri dan difasilitasi oleh perusahaannya. Insourcing bisa dalam
bentuk bekerja di luar perusahaan secara fulltime, fifty-fifty atau temporary.
Kompensasi diterima dengan mengikuti pola tersebut. Artinya mereka akan
dibayar secara penuh oleh perusahaan yang menggunakannya, atausharing dengan
perusahaan asalnya, atau perusahaan asal hanya menanggung selisih gaji
(Zilmahram, 2009). Insourcing juga dapat didefinisikan sebagai transfer pekerjaan
dari satu organisasi ke organisasi lain yang terdapat di dalam negara yang sama.
Selain itu, insourcing dapat pula diartikan dengan suatu organisasi yang
membangun fasilitas atau sentra bisnis baru yang mengkhususkan diri pada
layanan atau produk tertentu (en.wikipedia.org). Dalam kaitannya dengan TI,
insourcing atauContracting merupakan delegasi dari suatu pekerjaan ke pihak
yang ahli (spesialis TI) dalam bidang tersebut dalam suatu perusahaan.
Organisasi biasanya memilih untuk melakukan insourcing dalam rangka
mengurangi biaya tenaga kerja dan pajak. Organisasi yang tidak puas dengan
outsourcing kemudian memilih insourcing sebagai penggantinya. Beberapa
organisasi merasa bahwa dengan insourcing mereka dapat memiliki dukungan
pelanggan yang lebih baik dan kontrol yang lebih baik atas pekerjaan mereka
daripada dengan meng-outsourcing-nya (www.outsource2india.com). Sedangkan
menurut Zilmahram (2009), Insourcing dapat terjadi karena hal-hal sebagai
berikut:
1. Kompetensi karyawan yang tidak optimal dimanfaatkan di dalam perusahaan.
2. Terjadinya perubahan yang mengakibatkan beberapa kompetensi tertentu tidak
dibutuhkan lagi di dalam perusahaan.
3. Sebagai persiapan karyawan untuk menempuh karir baru di luar perusahaan.
6
Keuntungan dan Kelemahan dari Insourcing
Beberapa keuntungan dari pengelolaan SI dan TI dengan sistem
insourcing antara lain :
1. Perusahaan memiliki kendali yang besar terhadap SI/TI-nya sendiri.
2. Mengurangi biaya tenaga kerja karena biaya untuk pekerja dalam
perusahaan biasanya lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan untuk
pekerja outsource.
3. Menyalurkan pemanfaatan kompetensi perusahaan secara optimal.
4. Memiliki kemampuan untuk melihat keseluruhan proses pengembangan
SI.
5. Sistem Informasi yang dibuat dapat direncanakan secara terstruktur sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.
6. Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance)
terhadap SI karena proses pengembangannya dilakukan oleh internal
perusahaan tersebut.
7. Lebih mudah dalam mengintegrasikan SI yang dikembangkan oleh
perusahaan dengan sistem yang sudah ada.
8. Proses pengembangan sistem dapat dikelola dan dimodifikasi serta
dikontrol keamanan aksesnya (security access).
9. Dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif (competitive advantage)
perusahaan dibandingkan pesaing.
Beberapa kelemahan dengan sistem insourcing, antara lain :
1. Membutuhkan investasi yang tinggi karena biaya pembuatan sistem
harganya sangat mahal.
2. Pengembangan SI dapat memakan waktu yang lama karena harus
merancangnya dari awal.
3. Adanya communication gap antara IT specialist dan user.
4. Kesulitan dalam menyatakan kebutuhan users sehingga menyulitkan
spesialis TI dalam memahaminya dan seringkali hal ini menyebabkan SI
yang dibuat kurang memenuhi kebutuhan user.
7
5. Adanya resiko yang harus ditanggung sendiri oleh perusahaan jika terjadi
masalah atau kesalahan dalam pendefinisian kebutuhan data dan
informasi.
6. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang SI/TI yang kompeten dan
memilikiskill yang memadai dapat menyebabkan kesalahan/resiko yang
harus ditanggung sendiri oleh perusahaan.
7. Perusahaan
belum
tentu
mampu
melakukan
adaptasi
dengan
perkembangan TI yang sangat pesat sehingga ada peluang teknologi yang
digunakan kurang up to date.
Outsourcing
Outsourcing menurut O’Brien dan Marakas (2009) dalam bukunya
“Introduction to Information Systems”, istilah outsourcing dalam arti luas adalah
pembelian sejumlah barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal
perusahaan tetapi sekarang dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak
ketiga. Dalam kaitannya dengan TI, outsorcing digunakan untuk menjangkau
fungsi TI secara luas dengan mengontrak penyedia layangan eksternal.
Outsourcing TI juga dapat diterjemahkan dengan penyediaan tenaga ahli yang
profesional di bidang TI untuk mendukung dan memberikan solusi guna
meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan sering kali suatu
perusahaan mengalami kesulitan untuk menyediakan tenaga TI yang berkompeten
dalam mengatasi kendala-kendala TI maupun operasional kantor sehari-hari
(www.midas-solusi.com). Jadi, outsourcing adalah pemberian sebagian pekerjaan
yang tidak bersifat rutin (temporer) dan bukan inti perkerjaan di sebuah
organisasi/perusahaan ke pihak lain atau pihak ketiga. Berikut ini merupakan
gambar diagram yang menunjukkan proses apa saja yang dilakukan dalam lewat
cara outsourcing.
8
Gambar 1. Diagram proses yang dilakukan dalam outsourcing
Rahardjo (2006) menyatakan bahwa outsourcing sudah tidak dapat
dihindari oleh perusahaan. Berbagai manfaat dapat dipetik dari melakukan
outsourcing, seperti penghematan biaya (cost saving), perusahaan bisa
memfokuskan diri pada kegiatan utamanya (core business), dan akses pada
sumber daya (resources) yang tidak dimiliki oleh perusahaan. Alasan yang sama
juga dikemukakan dalam website www.outsource2india.com dimana kebanyakan
organisasi memilih outsourcing karena mendapatkan keuntungan dari biaya
rendah (lower costs) dan layanan berkualitas tinggi (high-quality services). Selain
itu, outsourcing juga dapat membantu organisasi dalam memanfaatkan
penggunaan sumber daya, waktu dan infrastruktur mereka dengan lebih baik.
Outsourcing juga memungkinkan organisasi untuk mengakses modal intelektual,
berfokus pada kompetensi inti, mempersingkat waktu siklus pengiriman dan
mengurangi biaya secara signifikan. Dengan demikian, organisasi akan merasa
outsourcing
merupakan
strategi
bisnis
yang
efektif
untuk
membantu
meningkatkan bisnis mereka. Dalam outsourcing, outsourcer dan mitra
outsourcing-nya memiliki hubungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan
hubungan antara pembeli dan penjual. Hal ini dikarenakan outsourcer
mempercayakan informasi penting perusahaan kepada mitra outsourcing-nya.
9
Salah satu kunci kesuksesan dari outsource adalah kesepakatan untuk membuat
hubungan jangka panjang (long term relationship) tidak hanya pada proyek
jangka dekat. Alasannya sangat sederhana, yaitu outsourcer harus memahami
proses bisnis dari perusahaan. Perusahaan juga akan menjadi sedikit tergantung
kepada outsourcer (Rahardjo, 2006). Saat ini, outsourcing tidak lagi terbatas pada
outsourcing layanan TI tetapi juga sudah merambah ke bidang jasa keuangan, jasa
rekayasa, jasa kreatif, layanan entry data dan masih banyak lagi.
Keuntungan dan Kelemahan dari Outsourcing
Hal-hal
yang
menjadi
pertimbangan perusahaan dalam
memilih
outsourcing adalah harga, reputasi yang baik dan pengalaman dari pihak provider
outsourcing, tenaga kerja yang dimiliki oleh pihak provider, pengetahuan pihak
provider mengenai bentuk dari kegiatan bisnis perusahaan, dan eksistensinya,
serta beberapa faktor pendukung lainnya. Beberapa keuntungan dari pengelolaan
SI dan TI dengan sistem outsourcing antara lain :
1. Biaya menjadi lebih murah karena perusahaan tidak perlu membangun
sendiri fasilitas SI dan TI.
2. Memiliki akses ke jaringan para ahli dan profesional dalam bidang SI/TI.
3. Perusahaan dapat mengkonsentrasikan diri dalam menjalankan dan
mengembangkan bisnis intinya, karena bisnis non-inti telah didelegasikan
pengerjaannya melaluioutsourcing.
4. Dapat mengeksploitasiskill dan kepandaian dari perusahaanoutsource
dalam mengembangkan produk yang diinginkan perusahaan.
5. Mempersingkat waktu proses karena beberapaoutsourcer dapat dipilih
sekaligus untuk saling bekerja sama menyediakan layanan yang
dibutuhkan perusahaan.
6. Fleksibel dalam merespon perubahan SI yang cepat sehingga perubahan
arsitektur SI berikut sumberdayanya lebih mudah dilakukan karena
perusahaanoutsource SI pasti memiliki pekerja TI yang kompeten dan
memilikiskill yang tinggi, serta penerapan teknologi terbaru dapat menjadi
competitive advantage bagi perusahaan outsource.
10
7. Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan
investasi
Beberapa kelemahan penggunaan sistem outsourcing antara lain :
1. Permasalahan pada moral karyawan, pada kasus yang sering terjadi,
karyawan outsource yang dikirim ke perusahaan akan mengalami
persoalan yang penangannya lebih sulit dibandingkan karyawan tetap.
2. Kurangnya kontrol perusahaan pengguna terhadap sistem informasi yang
dikembangkan dan terkunci oleh penyedia outsourcing melalui perjanjian
kontrak.
3. Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu perusahaan pengembang
sistem informasi akan terbentuk.
4. Kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi agar bisa
dikembangkan atau diinovasi di masa mendatang, karena yang
mengembangkan tekniknya adalah perusahaan outsource.
5. Jurang antara karyawan tetap dan karyawan outsource.
6. Perubahan dalam gaya manajemen.
7. Proses seleksi kerja yang berbeda.
8. Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang
diperlukan oleh pihak pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting
juga perlu diberikan, hal ini akan menjadi ancaman bagi perusahaan bila
bertemu dengan pihak pengembang yang nakal
Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan outsourcing yaitu :
1. Memahami maksud dan tujuan perusahaan.
2. Memiliki visi dan perencanaan strategis.
3. Memilih secara tepat service provider atau pemberi jasa.
4. Melakukan pengawasan dan pengelolaan terus menerus terhadap
hubungan antarperusahaan dan pemberi jasa.
5. Memiliki kontrak yang cukup tersusun dgn baik.
6. Memelihara komunikasi yang baik dan terbuka dengan individu atau
kelompok terkait.
7. Mendapatkan dukungan dan keikutsertaan manajemen.
11
8. Memberikan perhatian secara berhati-hati pada persoalan yg menyangkut
karyawan.
12
BAB III
PEMBAHASAN
Outsourcing telah menjadi strategi namun banyak eksekutif yang tetap
tidak siap. Sebuah era baru kemampuan outsource akan memicu desain ulang
organisasi dan membutuhkan satu set baru keterampilan manajerial. Selama
bertahun-tahun, "sourcing" telah menjadi kata baru dari “procurement” pengadaan
bahan-finansial, tetapi strategis perifer, fungsi perusahaan. Sekarang, globalisasi,
dibantu oleh inovasi teknologi yang cepat, mengubah dasar persaingan. Bukan
lagi kepemilikan perusahaan kemampuan yang penting melainkan kemampuannya
untuk mengontrol dan membuat sebagian besar kemampuan kritis, apakah mereka
berada pada neraca perusahaan. Outsourcing telah menjadi canggih yang setara
dengan fungsi inti seperti teknik, R&D, manufaktur, dan pemasaran.
Perusahaan berpikiran maju akan membuat value chain mereka lebih
elastis dan organisasi mereka lebih fleksibel. Penurunan model bisnis yang
terintegrasi secara vertikal, sourcing berkembang menjadi sebuah proses strategis
untuk mengatur dan menjadi fine tuning untuk value chain.
Mungkin jendela terbaik sourcing lanskap baru segelintir perusahaan
pelopor yang mengubah apa yang digunakan untuk fungsi perusahaan murni
internal menjadi industri yang sama sekali baru. Perusahaan seperti United Parcel
Service dalam manajemen logistik, Solectron dalam kontrak manufaktur, dan
Hewitt Associates dalam manajemen sumber daya manusia telah menciptakan
model bisnis baru dengan berkonsentrasi skala dan keahlian dalam fungsi tunggal.
Seperti ini dan perusahaan berbasis fungsi lain tumbuh, begitu juga dengan nilai
potensial outsourcing untuk semua perusahaan.
Hal ini tidak selalu jelas yang memiliki fungsi paling potensial untuk
mengembangkan skala dan keterampilan. Virgin, misalnya, telah berhasil
memperluas kemampuan manajemen merek dari pesawat dan kereta musik,
ponsel, keuangan pribadi, dan bahkan pakaian pengantin. Dan Anda mungkin
masih berpikir Nike sebagai perusahaan sepatu dan pakaian olahraga. Tapi seperti
meminjamkan merek dan merchandising keahlian untuk berbagai peningkatan
produk.
13
Sebagai contoh, walaupun memiliki skala yang patut ditiru dalam operasi
transaksi-pengolahan sendiri, American Express, dalam sebuah langkah strategis
meramalkan, berputar off bisnis transaksi pengolahan pada tahun 1992. Maka
perusahaan merundingkan kontrak layanan jangka panjang dengan entitas baru
merdeka, First Data.
7-Eleven
7-Eleven adalah jaringan toko kelontong (convenience store) 24 jam asal
Amerika Serikat yang sejak tahun 2005 kepemilikannya dipegang Seven & I
Holdings Co., sebuah perusahaan Jepang. Pada tahun 2004, lebih dari 26.000
gerai 7-Eleven tersebar di 18 negara; antara pasar terbesarnya adalah Amerika
Serikat dan Jepang. Didirikan pada tahun 1927 di Oak Cliff, Texas (kini masuk
wilayah Dallas), nama "7-Eleven" mulai digunakan pada tahun 1946. Sebelum
toko 24 jam pertama dibuka di Austin, Texas pada tahun 1962, 7-Eleven buka dari
jam 7 pagi hingga 11 malam, dan karenanya bernama "7-Eleven" (7-Sebelas).
Tahun 1991, Southland Corporation yang merupakan pemilik 7-Eleven,
sebagian besar sahamnya dijual kepada perusahaan jaringan supermarket Jepang,
Ito-Yokado. Southland Corporation lalu diubah namanya menjadi 7-Eleven, Inc
pada tahun 1999. Tahun 2005, seluruh saham 7-Eleven, Inc diambil alih Seven &
I Holdings Co. sehingga perusahaan ini dimiliki sepenuhnya oleh pihak Jepang.
Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis produk, umumnya makanan,
minuman, dan majalah. Di berbagai negara, tersedia pula layanan seperti
pembayaran tagihan serta penjualan makanan khas daerah. Produk khas 7-Eleven
adalah Slurpee, sejenis minuman es dan Big Gulp, minuman soft drink berukuran
besar.
Kapabilitas Sourcing pada 7-Eleven
Contoh untuk menggambarkan kekuatan kapabilitas sourcing, dapat dilihat
pada satu praktisi yang berhasil dramatis, yang dimulai sebagai sebuah
perusahaan yang terintegrasi secara vertikal yang paling tradisional. Pada tahun
1991, ketika CEO 7-Eleven saat Jim Keyes menjabat sebagai wakil presiden
perencanaan dan ketua komite eksekutif, retailer kehilangan uang dan pangsa
14
pasar. Sebagai perusahaan minyak besar ditambah mini-mart untuk lebih dan
lebih SPBU mereka, industri toko itu menjadi ramai dan kejam, meletakkan kedua
pendapatan dan margin di bawah tekanan kuat. Untuk menarik lebih banyak
pelanggan, 7-Eleven yang perluk memotong biaya operasional secara substansial,
memperluas jangkauan produk dan jasa, dan meningkatkan banyak jenis makanan
fresh.
Keyes meluncurkan bisnis review bertujuan untuk pengetatan operasi,
membangun kembali keunggulan kompetitif, dan mungkin mendivestasikan bisnis
beberapa non-core. Semakin dalam ia dan timnya mendapat, bagaimanapun,
semakin jelas bahwa menjadi 7-Eleven mencoba melakukan terlalu banyak hal
dan tidak cukup baik pada salah satu dari mereka. Inti dari bisnis, Keyes percaya,
itu berasal dari merchandise, positioning, dan promosi bensin, siap saji, dan serbaserbi bagi konsumen mengemudi mobil. 7-Eleven selalu terintegrasi secara
vertikal, mengendalikan sebagian besar kegiatan dalam value chain-nya.
Perusahaan ini mengoperasikan jaringan distribusi sendiri, mendistribusikan
bensin sendiri, membuat permen dan es sendiri.
Keyes merasa sulit untuk percaya bahwa perusahaan bisa menjadi yang
terbaik di kelasnya dalam setiap salah satu fungsi. Sebagai bagian dari penilaian
awal nya, Keyes mempelajari unit perusahaan Jepang yang sangat sukses, model
keiretsu dengan kemitraan yang erat dengan supplier adalah model yang unik
dalam waktu 7-Eleven dengan mengandalkan sebuah web yang luas dan dikelola
dengan hati-hati dari pemasok untuk melaksanakan banyak fungsi sehari-hari,
toko-toko Jepang mampu mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas usaha,
memacu pertumbuhan yang cepat dan keuntungan yang kuat.
Setelah mempertimbangkan banyak pilihan, Keyes menyimpulkan bahwa
cara terbaik untuk menyelamatkan perusahaan AS adalah untuk mengadopsi
model Jepang. Tujuan yang dia bangun adalah untuk "outsourcing semuanya yang
tidak memiliki misi kritis dalam pengambilan keputusan”. Semua kegiatan di atas
meja. Tim Keyes bahkan mengevaluasi fungsi strategis seperti distribusi produk,
iklan, dan pengadaan, serta mencoba untuk mengidentifikasi mitra luar dengan
keahlian yang memiliki keahlian dan skala yang lebih besar. Sederhananya, jika
partner bisa memberikan kemampuan yang lebih efektif daripada yang 7-Eleven
15
mampu, maka keahlian tersebut yang menjadi kandidat untuk outsourcing. Seiring
waktu, perusahaan melepaskan kepemilikan langsung dari banyak bagian
bisnisnya, termasuk SDM, keuangan, manajemen IT, logistik, distribusi,
pengembangan produk, dan kemasan. namun meskipun bergerak pada kecepatan
yang cepat, Keyes tetap berhati-hati tentang kehilangan kontrol dan menghindari
godaan untuk mengambil satu ukuran cocok untuk semua pendekatan
outsourcing.
Cara 7-Eleven telah terstruktur, setiap kemitraan tergantung pada betapa
pentingnya fungsi dari masing-masing yang menjadi kekhasan kompetitif
perusahaan. Untuk kemampuan rutin seperti administrasi manfaat dan hutang, 7Eleven mengambil penyedia yang secara konsisten dapat memenuhi biaya dan
persyaratan mutu.
Kemampuan yang lebih strategis memerlukan pengaturan yang lebih
kompleks. Bensin eceran, misalnya, merupakan sumber penting pendapatan bagi
banyak 7-Elevens, gas sering menjadi alasan pelanggan datang ke toko. Jadi
sementara perusahaan jasa kontraktor distribusi bensin Citgo, ia mempertahankan
kontrol eksklusif atas harga gas dan promosi-kegiatan yang bisa membedakan
tokonya jika dilakukan dengan baik.
Perusahaan ini telah memberikan perhatian kepada Frito-Lay, perusahaan
makanan ringan karena makanan ringan adalah salah satu lini produk yang paling
penting bagi toko-toko. Dengan membiarkan Frito-Lay mendistribusikan
produknya secara langsung ke toko-toko, 7-Eleven telah mampu mengambil
keuntungan dari sistem tanpa memperluas pergudangan dan transportasi.
Pilihan 7-Eleven telah dibuat untuk mempertahankan kontrol atas
pemilihan produk dan stocking menggambarkan isu penting dalam sumber
kemitraan strategis: kapan harus menyimpan data penting rahasia dan kapan harus
berbagi dengan partner.
Combined Distribution Center (CDC) adalah operasi pengiriman
langsung-toko yang memasok 7-Eleven dengan sandwich dan barang segar
lainnya. Dengan menggambar pada keterampilan dan skala spesialis, 7-Eleven
dapat memotong biaya distribusi dari lebih dari 15% dari pendapatan sampai 10%
dan akhirnya berharap untuk memotong angka setengah lagi.
16
Dengan hampir ukuran apa pun, sumber strategi 7-Eleven telah mengubah
perusahaan. Dengan mempersempit fokus ke arah yang lebih kecil, set strategis
penting dari kemampuan - store merchandising, harga, pemesanan, dan data
pelanggan analisis - perusahaan telah mengurangi aset dan overhead modal
sementara dan menyederhanakan organisasi. Hal ini mengurangi jumlah kepala
28% dari 43.000 pada 1991 menjadi 31.000 pada tahun 2003 dan diratakan
struktur organisasi, pemotongan tingkat manajerial dalam setengah dari 12
menjadi enam.
Saat ini, 7-Eleven secara konsisten jauh lebih bagus melebihi pesaingnya.
Penjualan toko yang sama telah tumbuh dalam empat dari lima tahun terakhir.
Dalam dua tahun terakhir, ia telah mendominasi statistik vital industri, dengan
pertumbuhan barang dagangan toko yang sama di hampir dua kali rata-rata
industri, pendapatan per karyawan di hampir dua kali lebih tinggi, dan perputaran
persediaan (inventory) 72% lebih dari rata-rata industri.
Dalam memutuskan apa yang harus outsourcing dan apa yang harus
insourcing, 7-Eleven memiliki dua faktor penting: kemampuan yang sangat
eksklusif atau pemasok luar bisa mencapai skala atau keuntungan lain dengan
memasok ke beberapa perusahaan.
Mengingat pergeseran kontur yang sangat cepat dari ekonomi global,
perusahaan harus mampu mengantisipasi perubahan ekonomi dan geografi
outsourcing. Itu tidak lama yang lalu, misalnya, bahwa sebagian besar
perusahaan-perusahaan besar harus memiliki gudang sendiri dan beroperasi
distribusi mereka sendiri systems deciding apa yang harus outsourcing dan apa
yang harus tetap di dalam. Jadi, untuk memastikan bahwa hal itu tidak cepat
menjadi usang, strategi sourcing perlu mempertimbangkan tidak hanya keadaan
sekarang tetapi juga skenario alternatif di masa depan. Tren apa yang akan
mempengaruhi pilihan sumber yang tersedia untuk setiap kemampuan kunci,
Apakah basis pemasok berkembang pesat, dan agen inovatif outsourcing baru
yang muncul.
17
BAB IV
KESIMPULAN
Sourcing merupakan strategi dalam sistem informasi manajemen untuk
memaksimalkan fleksibilitas dan kontrol pada sebuah perusahaan. Hal-hal yang
menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih outsourcing adalah harga,
reputasi yang baik dan pengalaman dari pihak provider outsourcing, tenaga kerja
yang dimiliki oleh pihak provider, pengetahuan pihak provider mengenai bentuk
dari kegiatan bisnis perusahaan, dan eksistensinya, serta beberapa faktor
pendukung lainnya. 7-Eleven menerapkan strategi outsourcing dalam bisnisnya
sehingga fleksibilitas dan kontrol perusahaannya maksimal. Dalam memutuskan
apa yang harus outsourcing dan apa yang harus insourcing, 7-Eleven memiliki
dua faktor penting: kemampuan yang sangat eksklusif atau pemasok luar bisa
mencapai skala atau keuntungan lain dengan memasok ke beberapa perusahaan.
18
DAFTAR PUSTAKA
_______. Outsourcing. http://en.wikipedia.org/wiki/Outsourcing. [4 Februari 2014]
Mark Gottfredson, Rudy Puryear, dan Stephen Phillips. 2005. Strategic Sourcing:
From Periphery to the Core. Harvard Business Review.
O’Brien, J.A and George Marakas 2009. Management Information System. Edisi
9. McGraw-Hill.Inc. Boston.
Rahardjo,
B.
2006.
Kesulitan
Outsourcing
di
Indonesia.
http://rahard.wordpress.com/2006/02/25/kesulitan-outsourcing-diindonesia. [4 Februari 2014]
Zilmahram,
T.
2009.
Outsourcing
dan
Insourcing.
http://habahate.blogspot.com/2009/06/ outsourcing-dan-insourcing.html.
[4 Februari 2014]
19
Download