ANALISIS RESEPSI AUDIENCE TENTANG ANTI KORUPSI DALAM IKLAN ROKOK NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Ilmu Komunikasi Oleh : Andri Qoirul Syaifudin L100100069 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 ANTI KORUPSI DALAM IKLAN ROKOK (Analisis Resepsi Audience Mengenai Isi Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Wakil Dibuang Rakyat Miskin, Kontes Jin, Korupsi Pungli & Sogokan” di Desa Tugu, Mlarak, Ponorogo). Andri Qoirul Syaifudin ([email protected]) Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Iklan rokok umumnya menampilkan adegan yang berhubungan dengan petualangan, motivasi, kritik sosial, rasa atau cita rasa, pertemanan atau kebersamaan, budaya, keindahan alam, dan kreatifitas. Iklan rokok Djarum 76 versi “Wakil Dibuang Rakyat Miskin, Kontes Jin, Korupsi Pungli & Sogokan” hadir sebagai salah satu iklan kreatif yang menampilkan tema realitas sosial, yakni bentuk sindiran terhadap maraknya kasus korupsi, kolusi dan nepotisme yang melibatkan para pejabat publik. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana penonton meresepsikan ketiga versi iklan Djarum 76 tersebut mengenai bentuk sindiran terhadap KKN dan pejabat publik. Menggunakan metode analisis resepsi audien, yaitu penonton dipandang sebagai khalayak aktif dalam meresepsikan isi pesan media dengan menggunakan perspektif latar belakang penonton berupa pengalaman, pendidikan dan status sosial. Hasil penelitian, empat dari lima penonton menunjukkan resepsinya pada posisi dominant hegemonic bahwa ketiga iklan tersebut merupakan bentuk sindiran terhadap KKN dan pejabat publik. Sedangkan satu penonton beranggapan pada posisi negotiated bahwa iklan tersebut bukan lagi sebagai sindiran melainkan sebuah kritikan keras. Meski empat penonton berada pada posisi dominant hegemonic dan satu negotiated, beberapa penonton pada beberapa adegan menempatkan resepsi mereka pada posisi oppositional. Kata Kunci : Analisis Resepsi, Iklan Djarum 76, KKN dan Pejabat Publik 2 ANTI KORUPSI DALAM IKLAN ROKOK (Audience Reception Analysis About the Content of Djarum 76 Cigarette Advertisment Version of “Wakil Dibuang Rakyat Miskin, Kontes Jin, Korupsi Pungli and Sogokan” on Desa Tugu, Mlarak, Ponorogo) Andri Qoirul Syaifudin ([email protected]) Communication Science Studies Program Faculty of Communication and Information Muhammadiyah University of Surakarta ABSTRACT Cigarete advertising generally show scenes related to adventure, motivation, social criticism, taste or flavor, friendship or togetherness, culture, beautiful nature, and creativity. Djarum 76 cigarette advertisment, there are “Wakil Dibuang Rakyat Miskin, Kontes Jin, Korupsi Pungli and Sogokan” are present as one of the creative advertisement to show the theme of reality social, namely about satire on corruption, collusion and nepotism rampant that is involve public functionary. It is goal to find out about how the audience to perception the three version of Djarum 76 advertisement about the satire of KKN and public functionary. Using analysis of audience reception methode, that is audience reputed as an active audience in reception the content of media using by perspective background of audience as experience education and social status. The result of the study, four of the five audience show their reception about dominant hegemonic position about the three of that advertisment are satire of KKN and public functionary. While an audience assumses of negotiated position that advertisment is no more as satire but a hard criticism. Although four of audience in the dominan hegemonic position and the one is negotiated, some of the audience in some scenes put their reception in oppositional position. Keywords : Reception Analysis, Djarum 76 Advertisment, KKN and Public Functionary 3 objek A. PENDAHULUAN Periklanan merupakan memiliki sebaliknya Indonesia (EPI). dengan Metode penelitian yang digunakan Tembakau ayat 2.2.1 dan ayat 2.2.2. Pada adalah ayat 2.2.1 menyatakan iklan rokok tidak metode pendekatan boleh dimuat pada media periklanan yang analisis kualitatif dengan resepsi. Khalayak dinilai aktif dan kuat dalam meresepsikan sasaran utama khalayaknya berusia di pesan media. Teknik sampling adalah 2.2.2 purposive sampling dengan mengambil menyatakan secara terperinci mengenai sampel aturannya. masyarakat berlatar belakang mahasiswa, guru, petani, pedagang dan Agar tetap bisa beriklan, agency pejabat publik dalam satu wilayah di Desa periklanan Djarum 76 melakukan strategi Tugu, dengan menciptakan iklan rokok kreatif. Kecamatan Ponorogo. Iklan rokok kreatif bertema realitas sosial Mlarak, Diharapkan Kabupaten pengambilan beberapa informan dengan latar belakang dalam bentuk sindiran terhadap maraknya berbeda dapat memberikan data yang kasus Korupsi Kolusi dan Nepotisme beragam dan berimbang. (KKN) yang dilakukan para pejabat publik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Iklan Djarum 76 tersebut terdapat pada mengetahui resepsi khalayak terhadap versi Wakil Dibuang Rakyat Miskin, Pungli rakyat bentuk pungli, sogokan, maupun korupsi. tahun 2007 tentang Rokok dan Produk Korupsi melupakan meminta imbalan kepada rakyat dengan Salah satu peraturan EPI pasal 2.2 dan ingin tugas mereka pengayom rakyat, dan bukan yang tercantum dalam Etika Pariwara Jin, yang menyadarkan para wakil rakyat bahwa mengenai peraturan periklanan itu sendiri Kontes khusus langsung dijadikan sebagai cermin untuk melakukan kegiatan periklanan adalah ayat pesan realitas sosial. Ungkapan secara tidak Satu hal yang harus diperhatikan dalam Dan ini sisi ide kreatif dalam bentuk edukasi kepada calon konsumen atau khalayak. tahun. iklan disampaikan. Selain itu peneliti melihat untuk mempromosikan barang dan jasa 17 karena merupakan iklan seri, di mana iklan seri kegiatan strategis yang dilakukan pemilik produk bawah penelitian pesan iklan mengenai KKN dalam Iklan & Rokok Djarum 76 Versi “Wakil Dibuang Sogokan. Rakyat Miskin, Kontes Jin, Korupsi Pungli Pemilihan iklan Djarum 76 versi & Sogokan. Sehingga berdasar Wakil Dibuang Rakyat Miskin, Kontes Jin, latar belakang yang telah dipaparkan. Maka dan Korupsi Pungli & Sogokan sebagai 4 rumusan masalah pada penelitian ini biaya yang semurah-murahnya. (Jefkins, adalah 1996:5). bagaimana mengenai KKN resepsi Rokok Satu hal yang harus dipatuhi dalam Djarum 76 versi Wakil Dibuang Rakyat beriklan adalah mengenai peraturan Etika Miskin, Kontes Jin, Korupsi Pungli & Pariwara Indonesia (EPI). Tercantum Sogokan pada EPI pasal 2.2 tentang Rokok dan di dalam masyarakat Desa Iklan Tugu, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo? Produk Tembakau ayat 2.2.1 menyatakan iklan rokok tidak boleh dimuat pada B. TINJAUAN PUSTAKA media periklanan yang sasaran utama Televisi merupakan salah satu bentuk khalayaknya berusia di bawah 17 tahun. media massa yang populer pada satu Dan peraturan EPI pasal 2.2 ayat dekade belakangan ini. Bukan hanya 2.2.2 menyatakan bahwa penyiaran iklan sebagai media informasi dan hiburan, rokok televisi menjelma menjadi sebuah wadah a. oleh berbagai khalayak karena memiliki b. Kelebihan media televisi berupa c. mata dan telinga. Stimulus mata berupa gambar dengan perpaduan telinga dengan d. (1996) memberikan pemaparan mengenai memperagakan menggambarkan dalam gambar, atau tulisan, atau bentuk gabungan Tidak ditujukan terhadap atau menampilkan dalam bentuk gambar definisi periklanan, merupakan pesan- atau pesan penjualan yang paling persuasif yang paling Tidak merokok; salah satu rujukan untuk beriklan. Jefkins pembeli merokok mengarah pada orang yang sedang kemudian membuat media ini menjadi para bahwa atau atau orang sedang merokok, atau khalayak. Memanfaatkan kelebihan inilah kepada menggambarkan keduanya, bungkus rokok, rokok, suara akan memiliki daya tarik bagi diarahkan Tidak memberikan manfaat bagi kesehatan; dengan memanfaatkan kedua inderanya yaitu yang wajib Tidak merangsang atau menyarankan menyarankan audio dan visual dapat memberikan audien tembakau orang untuk merokok; jaringan yang luas. kepada produk memenuhi ketentuan berikut: massa yang dapat dengan mudah diakses stimulus dan tulisan, atau gabungan keduanya, anak, remaja, atau wanita calon hamil; potensial atas e. produk barang atau jasa tertentu dengan Tidak mencantumkan nama produk yang bersangkutan adalah rokok; 5 f. Tidak bertentangan dengan norma sudah dalam terjemahan suatu peristiwa. yang berlaku dalam masyarakat. (Storey, 2006:13). Wacana televisual berupa pesan Melalui decoding, khalayak maupun makna tidak terjadi begitu saja, memaknai peristiwa berdasar tertarik atau melainkan hal tersebut terjadi karena ada tidaknya proses ditampilkan. produksi yang kemudian di terhadap wacana Sehingga hal yang tersebut dalamnya terdapat ideologi dan kemudian memunculkan tiga kategori penafsiran, ditransfusikan kepada penerima wacana. yaitu Encoding – Decoding dikemukakan oleh Oppositional. Stuart Hall dalam Storey (2006), bahwa setiap pesan disampaikan atau makna merupakan Dominant, Negotiated, dan Tiga penafsiran yang dikemukakan yang Hall kemudian dikembangkan oleh sebuah Morley dalam Baran dan Davis (2010). rangkaian peristiwa sosial yang mentah Dominant ; kelompok ini tidak menolak dan akan suatu program dan mereka tidak terdapat ideologi-ideologi di dalamnya. (Storey, 2006 : 11-12). protes mengenai pandangan program Pada tahap penyampaian makna, tersebut. Negotiated ; penafsiran ini wacana televisual melewati tiga tahap hanya sirkulasi makna. Pada momen pertama, penafsirannya secara Dominant terhadap para profesional media memaknai wacana program. Dan Oppositional ; mereka dengan suatu peristiwa mentah yang menyukai dengan program yang sama, kemudian peristiwa ini diproduksi oleh namun profesional media untuk di-encoding disampaikan. (Baran dan Davis, 2010: dalam wacana. Pada tahap yang kedua, 305). wacana dan pesan terangkum dalam sebuah wacana yang menolak Resepsi akan audience manyampaikan pesan yang memandang yang khalayak aktif dan memiliki power dalam menjadikan sebuah bahasa dan wacana menginterpretasikan pesan media. Sifat „bebas suatu resepsi audience berbeda pada tiap pesan kini terbuka. Dan pada momen individu, sebab setiap individu dipandang ketiga, dilakukan mempunyai latar belakang yang berbeda- khalayak merupakan sebuah cara melihat beda. Perbedaan latar belakang tersebut dunia (ideologi) yang bisa dengan bebas kemudian menjadi pembeda dalam setiap dilakukan. Khalayak tidak dihadapkan individu untuk menafsirkan wacana. dikendalikan‟ decoding televisual sedikit sehingga yang dalam peristiwa sosial mentah, melainkan 6 Dalam menjelaskan pandangan terhadap budaya media yang dewasa ini mengenai penafsiran, pendekatan yang sebagai pembentukan wacana. dilakukan Hall terhadap khalayak dikenal sebagai studi penerimaan atau analisis C. METODE PENELITIAN penerimaan. Salah satu ciri utamanya adalah berfokus pada isi. Jenis penelitian ini adalah penelitian Pada kualitatif dengan pendekatan metode perkembangannya, menurut Alasuutari analisis dalam Baran dan Davis (2010) analisis kualitatif adalah riset yang bertujuan resepsi atau penelitian penerimaan telah untuk menjelaskan fenomena dengan memasuki tahap ketiga. Tahap pertama sedalam-dalamnya melalui pengumpulan pendekatan pengkodean oleh Hall, dan data tahap kedua didominasi studi etnografi 2010: 56). oleh Morley. (Baran dan Davis, 2010: resepsi audience. sedalam-dalamnya Penelitian (Kriyantono, Pendekatan metode analisis resepsi 305). audience digunakan untuk mengungkap Alasuutari memaparkan generasi pesan atau makna dari isi iklan rokok ketiga sebuah kerangka luas di mana Djarum 76 versi “Wakil Dibuang Rakyat orang membentuk media dan pengguna Miskin, Kontes Jin, dan Korupsi Pungli media. Pada generasi ini tidak berfokus & Sogokan” yang kemudian di resepsi hanya pada penerimaan dan pemaknaan oleh khalayak. dari sebuah program oleh khalayak Khalayak dalam resepsi audience tertentu. Akan tetapi tujuannya adalah merupakan untuk media‟ memiliki berbagai macan latar belakang terlihat yang berbeda-beda, selain itu resepsi dalam peranan media sehari-hari baik audience memandang khalayak memiliki sebagai topik dan sebuah aktivitas yang peran aktif dan memiliki power dalam dibentuk dan membentuk wacana. (Baran menafsirkan pesan dari wacana program. dan Davis, 2010: 305 - 306). Oleh karena itu, pesan yang di resepsi memahami kontemporer, „budaya terutama yang Resepsi audience disimpulkan tidak dari individu-individu masing-masing lagi hanya berkenaan sebagai sebuah berbeda-beda. penafsiran dan pemaknaan pada sebuah Pada program khalayak ini pun mengambil tertentu. sampel lima informan yang memiliki telah latar belakang berbeda, yaitu mahasiswa, berkembang menjadi suatu pemahaman guru, petani, pedagang dan pejabat Melainkan oleh penelitian individu yang resepsi audience 7 publik. Agar penelitian yang dilakukan bentuk fokus dan tidak meluas, peneliti memilih menganalisis area di Desa Tugu, Kecamatan Mlarak, kategorisasi Kabupaten Ponorogo. hingga akhirnya mengerucut pada hasil Mengambil tempat di satu wilayah, di maksudkan masyarakat untuk yang analisis membingkai akan deskripsi. Kemudian deskripsi yang dari telah peneliti dengan ditentukan, informan dalam meresepsikan makna sindiran tiga versi dilakukan iklan rokok Djarum 76. penelitian agar dapat melihat interpretasi masyarakat terhadap konten iklan dengan D. HASIL DAN PEMBAHASAN berbagai latar belakang. Pemilihan 1. informan Iklan rokok Djarum 76 versi Wakil mahasiswa karena mewakili sebagai agen Dibuang Rakyat Miskin, Kontes Jin, dan perubahan strata Korupsi Pungli & Sogokan hadir dalam berpendidikan tinggi. Dari latar belakang bentuk iklan kreatif dengan jenis iklan profesi peneliti memilih guru, petani dan komedi dan mengangkat tema realitas pedagang. Ketiga profesi ini dipandang sosial. Iklan berseri ini memiliki pesan mewakili sebagai individu bagian dari khusus yang disampaikan, yaitu bentuk masyarakat merasakan sindiran terhadap KKN dan pejabat berbagai kebijakan secara langsung. Dan publik. Sehingga iklan ini dibingkai peneliti memilih pejabat publik karena menjadi sebuah sindiran ataupun cerita dinilai mewakili sebagai wakil rakyat nyata yang ditampilkan dalam sebuah yang bekerja di pemerintahan yang adegan bergambar. memiliki kriteria Encoding dan memiliki umum yang kewenangan mengambil Bentuk sindiran yang ditampilkan kebijakan. pada ketiga versi iklan rokok Djarum 76 Teknik analisis data dilakukan dalam ini ditampilkan pada adegan-adegan yang beberapa proses, yaitu tahap menyeleksi mengerucut pada kasus korupsi, pungli, informan tempat dan pejabat publik. Iklan Djarum 76 yang penelitian. Kemudian peneliti melakukan ditampilkan secara berseri ini terdapat wawancara secara mendalam berdasar beberapa tokoh yang mewakili dalam kriteria informan yang telah dipilih. setiap dan menentukan Selanjutnya mengklasifikasi sesuai latar belakang informan. adegan. Tokoh-tokoh yang memerankan pada adegan tersebut secara Berikutnya tersirat antara lain pejabat publik dan melakukan transfer rekaman ke dalam masyarakat. Namun juga terdapat tokoh 8 utama yaitu jin, pada intinya jin di sini realitas memerankan penyelewengan dan hanya sebagai unsur humoris pada iklan ini. 2. sosial seperti halnya maraknya kasus korupsi. Senada informan III, informan IV Decoding Menurut informan I membenarkan menambahkan tokoh yang terlibat adalah bahwa adegan dari ketiga versi iklan rakyat kecil atau masyarakat miskin. tersebut merupakan sindiran Informan juga menilai bahwa ketiga iklan terhadap KKN publik. tersebut sesuai dengan realitas yang ada Informan mahasiswa ini juga menilai dan merupakan bentuk sindiran terhadap wakil realitas sosial. Informan yang berprofesi rakyat, bentuk dan pejabat KKN dan institusi pemerintah memiliki keterkaitan. Selain sebagai itu isi pesan yang digambarkan dari iklan melakukan itu sesuai dengan realitas sosial. memiskinkan dan merugikan. Informan II yaitu masyarakat profesi Guru memiliki ini korupsi mengatakan sama saja Dan informan V yang merupakan lain. pejabat publik menyatakan setuju bila Menurutnya adegan dari ketiga iklan ketiga iklan tersebut bentuk sindiran tersebut tidak hanya sebagai sindiran, terhadap KKN dan pejabat publik atau melainkan hal tersebut merupakan sebuah wakil rakyat. Menurutnya keadaan ini kritikan Informan memang ada realitanya, ia mencontohnya berpendapat bahwa iklan ini memang seperti perekrutan PNS dan beberapa menarik dengan memiliki pesan yang bentuk kebijakan penyusunan undang- mengangkat tema realitas sosial, namun undang yang mengungkapkan yang harus tanggapan pedagang keras. diketahui tidak semua atau peraturan. iklan ini Ia seperti masyarakat mengetahui akan hal ini. menunjukkan nepotisme dan orang yang Menurutnya masyarakat hanya tinggal punya uang. melihat iklan tanpa tahu isi pesannya. 3. Pembahasan Beralih pada informan III yaitu Hasil analisis decoding yang masyarakat berprofesi sebagai petani. Ia dilakukan oleh lima informan terhadap mengatakan tokoh utama yang terlibat iklan rokok Djarum 76 versi Wakil pada sosok Dibuang Rakyat Miskin, Kontes Jin, dan pemimpin di pemerintahan. Selain itu, Korupsi Pungli & Sogokan menunjukkan informan III setuju bahwa adegan dari bahwa empat informan menerima atau iklan tersebut adalah ketiga iklan tersebut mengangkat tema 9 Dominant Hegemonic dan satu informan dilakukan keempat informan menilai berpendapat Negotiated. secara keseluran memiliki makna Empat informan yaitu informan I sindiran yang ditunjukkan jelas pada (Mahasiswa), III (Profesi Petani), IV tokoh dan isi adegan. Informan I, III, IV (Profesi Pedagang), dan V (Pejabat dan V berada pada posisi Dominant Publik/ Hegemonic. Sekretaris menafsirkan Dominant membenarkan bahwa tersebut memiliki terhadap KKN Namun, Desa) menafsirkan Hegemonic ketiga makna dan empat yang Rakyat. wakil rakyat, dan masyarakat. Informan yang III menyatakan tokoh utama pada tidak ketiganya adalah pada pemimpin di Dominant pemerintahan. Dari tiga adegan yang ditampilkan, ataupun informan Oppositional. satu V dalam adegan yaitu tokoh koruptor, ditampilkan. Sebagian dari informan Sedangkan dan sindiran Wakil Negotiated IV mengungkapkan tokoh yang terlibat sepenuhnya sepakat dengan adegan yang berpendapat I, iklan informan secara Informan informan yaitu I dan membenarkan tema dalam adegan informan yang III diangkat iklan tersebut informan II (Profesi Guru) berada pada menggambarkan suatu keadaan yang Negotiated, jawaban saat ini terjadi. Realitas yang terjadi alternatif dalam menafsirkan ketiga iklan seperti halnya banyak kasus korupsi dan ini. Informan mengatakan bahwa ketiga beberapa iklan tersebut bisa dikatakan sebagai kemudian sindiran tapi yang harus di garis bawahi tersebut. bahwa memberikan tidak semua diangkat dalam yang iklan bisa Setali tiga uang, informan IV dan Meski informan V mengatakan ketiga versi Negotiated, iklan tersebut sangat mewakili realitas informan juga memberikan penafsiran sosial. Bentuk realitas ini terjadi bila secara sesorang menafsirkan hal memberikan penafsiran Dominat orang penyelewengan tersebut. terhadap beberapa memiliki kerabat atau adegan. memiliki uang untuk menginginkan a. suatu jabatan atau kekuasaan, bukan Dominant Hegemonic Informan memberikan resepsi mustahil bila semua itu bisa terwujud. secara keseluruhan mengenai ketiga Informan versi iklan Djarum 76. Penerimaan yang I mengungkapkan tindakan penyelewengan atau KKN 10 merupakan lumrah terjadi di negara ini. pelaku praktik KKN. Tidak ketinggalan, Menurut informan IV hal ini tidak informan V dan I mengapresiasi iklan semestinya ini yang dapat mengena pada realitas melakukan dilakukan, korupsi itu karena sama saja dan menyindir berbagai kasus-kasus memiskinkan dan merugikan negara. Senada, informan III korupsi. Dan iklan ini baik dan bagus. memberikan Penafsiran keseluruhan, iklan contoh kasus nyata yang sampai saat ini kreatif Dajrum 76 dalam bentuk realitas masih diperbincangkan, yaitu Bank sosial. Kelima informan berpendapat Century. sama bahwa ketiga versi iklan Djarum Informan V memberikan penafsiran 76 ini merupakan iklan kreatif. Dalam pada iklan versi Wakil Dibuang Rakyat pernyataan ini, informan II (Profesi Miskin. Ia berpendapat bahwa adegan Guru) setuju atau Dominant Hegemonic ini sebagai bentuk sindiran banyak terhadap iklan yang ditampilkan yaitu orang lucu dan mengibur. Selain itu pesan yang menginginkan menjadi wakil rakyat. yang Iklan seri memiliki pesan tertentu yang ingin disampaikan. disampaikan tersebut juga mengena pada kenyataan yang ada. Informan I, Sedangkan menurut informan I, III III, dan IV menilai bahwa wakil rakyat, dan IV mengatakan mengangkat tema KKN, realitas sosial menjadikan iklan ini dan institusi pemerintah merupakan tiga unsur yang berada menarik dalam mereka menambahkan sisi menariknya ketika berpendapat bahwa tiga unsur ini saling dibingkai dengan humor yang kemudian memiliki kaitan. Informan V sebagai adegan pejabat publik yang berkecimpung di permasalahan. Dan di akhirnya baru dalam diketahui bahwa iklan ini ternyata iklan iklan ini, dan institusi menambahkan pemerintah bahwa hal tersebut digiring Informan pada V pokok b. Negotiated Reading mana antara satu dengan yang lainnya Informan terhubung. II berprofesi sebagai Guru berada pada posisi ini. Meski Informan III dan IV menyatakan iklan kreatif. rokok. seperti suatu lingkaran. Lingkaran di bahwa dan ini sebagai berada posisi negotiated, informan II bentuk juga memiliki pernyataan dominant singgungan yang nyata dan berharap pada beberapa adegan. Selain itu ada iklan ini dapat menyadarkan para beberapa pernyataan dari informan lain 11 juga pada posisi ini. Penafsiran keempat tersebut tidak baik. Menurutnya kalau informan lain lebih pada adegan tertentu ingin untuk di posisi ini. membuang Informan II memberikan penafsiran naik pangkat tidak wakilnya. informan V perlu Sedangkan menafsirkan bahwa mengenai ketiga versi iklan Djarum 76. fenomena tersebut karena banyak orang Ia menilai tidak hanya memiliki makna yang ingin menjadi wakil rakyat. sindiran terhadap kasus KKN, Informan II menilai bahwa ketiga melainkan suatu peringatan yang keras. versi iklan memiliki kaitan seperti suatu Mengenai adegan dan tema ketiga iklan tersebut, membenarkan tersebut informan dan II menilai merupakan lingkaran setan. Ia berpendapat pembuat iklan yang tau akan hal tersebut iklan realitas seharusnya menangkap pelaku dan di membawanya ke pihak yang berwajib, masyarakat saat ini. Namun informan bukan hanya dengan beriklan saja dan enggan memberikan penjelasan secara tanpa solusi. langsung dan tidak bisa memberikan Adegan secara keseluruhan, ketiga contoh, karena menurutnya memang iklan ini ditampilkan dalam media ada kasus korupsi, namun bila dilihat massa televisi dalam bentuk promosi seperti produk. Menurut informan II iklan dari menjumpai iklan secara itu ia belum langsung di Djarum 76 ini dapat mewakili realitas masyarakat. sosial yang terjadi. Namun yang perlu Pada adegan negotiated digaris bawahi, menurutnya tidak semua selanjutnya, informan II memberikan orang bisa mengerti akan pesan yang penafsirannya pada iklan versi Wakil disampaikan iklan ini. Karena setiap Dibuang Rakyat Miskin. Ia berpendapat orang rakyat terjebak, karena wakil rakyat terhadap yang digambarkan dalam iklan tersebut menerima dan menolak. ingin naik pangkat tapi karena menurut c. informan memakai uang, mereka justru Informan III posisi posisi Penafsiran negotiated. mengatakan berbeda bisa mereka saja Oppositional Reading pada Informan III dan V memberikan pada iklan, anggapan Beberapa informan juga berada tertindas akan hal yang salah itu. penafsiran memiliki Oppositional yang Reading. dilakukannya pun hanya terdapat pada beberapa adegan bahwa tertentu. perilaku yang dilakukan wakil rakyat 12 Pada adegan iklan versi Wakil b. Informan Guru pada posisi Dibuang Rakyat Miskin, informan I Negotiated Reading, yaitu setuju menyatakan bahwa ketiga iklan tersebut tidak bahwa kurang begitu mengerti akan kesimpulan pesan yang hanya disampaikan. Sehingga informan tidak melainkan bisa memberikan komentar apapun terhadap kasus KKN dan Wakil mengenai pesan iklan versi Wakil Rakyat. Dibuang Rakyat Miskin. Senada, c. memiliki suatu makna sindiran kritikan keras Pada posisi Oppositional Reading, informan IV mengaku tidak mengerti hanya satu informan di beberapa dengan adegan saja menafsirkan ketiga iklan pesan iklan ini. Karena menurutnya pesan yang ditampilkan tersebut hanya komedi. terhadap KKN. d. Berdasar teknik pengumpulan data berupa wawancara, melalui dilakukan 1. Kesimpulan maka bentuk sindiran Secara umum menilai pesan yang tersirat E. KESIMPULAN DAN SARAN bukan resepsi merupakan yang bentuk sindiran terhadap kasus KKN dan dapat Wakil Rakyat. disimpulkan empat dari lima informan 2. Saran menyatakan setuju/ dominant bahwa iklan Secara akademis, metode analisis tersebut memiliki makna sindiran terhadap resepsi dilakukan untuk menyingkap KKN dan Wakil Rakyat, satu informan fenomena dalam media massa yang berada posisi negotiated atau diresepsikan oleh khalyak. Sehingga pernyataan alternatif dari adanya penelitian ini diharapkan bisa Dominant. Dan dua dari lima informan menjadi acuan bagi penelitian dengan menafsirkan pada beberapa adegan berada menggunkan metode analisis resepsi. memiliki pada pada posisi Oppositional Reading. a. Informan mahasiswa, Serta diharapkan penonton lebih petani, cermat dan kritis dalam menyikapi pesan pedagang, dan pejabat publik berada media atas berbagai terpaan media, pada posisi Dominant Hegemonic khususnya dalam bidang periklanan. yang menyatakan bahwa ketiga iklan Persantunan tersebut memiliki makna sindiran Ucapan terimakasih penulis kepada terhadap kasus KKN dan Wakil pembimbing Drs. Joko Sutarso, M.Si dan Rakyat. Drs. Budi Santoso, M.Si yang selama ini 13 memberikan arahan dan Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. membagi beberapa ilmunya. Serta penulis juga Storey, John. 2010. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop : Pengantar Komprehensif Teori dan Metode. Yogyakarta : Jalasutra. mengucapkan terimakasih kepada PT. Djarum yang turut mendukung berupa data dalam merampungkan skripsi ini. Dewan Periklanan Indonesia. 2007. Etika Pariwara Indonesia (Tata Krama dan Cara Periklanan Indonesia). http://satucitra.co.id/unduh/EtikaPariwara-Indonesia.pdf, Diakses pada hari Selasa tanggal 10 Desember 2013 Pukul 10:00. DAFTAR PUSTAKA Baran, Stanley J. dan Dennis K. Davis. 2010. Teori Komunikasi Massa : Dasar, Pergolakan, dan Masa Depan, Edisi Kelima. Jakarta : Salemba Humanika. Sumber lain : Jefkins, Frank. 1996. Periklanan Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga Data Base PT. Djarum 14