15 BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and Cancer Biology of the University of Indonesia (IHVCB-UI) Gedung IASTH Lantai 8, Jalan Salemba Raya No. 4, Jakarta Pusat, selama 6 bulan (November 2007--April 2008). B. BAHAN Bahan yang digunakan adalah 10x PCR Buffer [Qiagen], 10 mM dNTP mix [Qiagen], HotStar Taq DNA Polymerase [Qiagen], Distilled water [Qiagen], 5x Q-Solution [Qiagen], 25 mM MgCl2, primer (H896F, H869F, H843F, H819F, H791F, H765F, H729F, H703F (forward) dan H923R, H953R, H979R, H1003R, H1028R, H1051R, H1078R, H1104R (reverse)) [Qiagen], tabung sentrifus 1,5 ml [Axygen], tabung PCR 0,2 µl [Axygen], millipore water, 30 % acrylamid mix [BioRad], 10 % Ammonium persulfate (APS) [BioRad], TEMED [Promega], 10x TBE buffer [BioRad] , 6x loading dye solution [Fermentas] , O’Range ruler 100 bp DNA ladder [Fermentas], etidium bromida (EtBr) [Promega], dan tips (2 µl, 10 µl, 20 µl, 100 µl dan 1000 µl). 15 Sintesis Fragmen..., Lamtorogung Prayitno, FMIPA UI, 2008 16 C. PERALATAN Peralatan yang digunakan adalah pipet mikro (0,1--2 µl; 10 µl; 2--20 µl; 100 µl; 20--200 µl; dan 1000 µl) [Gilson dan Bio Rad], [Axygen], vorteks [Heidolph], sentrifus [Bio Rad], mesin PCR thermal cycler [PTC-200 DNA engine cycler], freezer -20° C [Goldstar dan Daichi ], running machine [Bio Rad], dan mini protean 3 cell sets [Bio Rad]. D. CARA KERJA Sintesis fragmen 688--1119 gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur A/Indonesia/5/2005 dilakukan menggunakan metode PCR dengan variasi penambahan primer (Gambar 4). Produk PCR yang dihasilkan divisualisasikan dengan elektroforesis pada gel poliakrilamid 12 %. Skema kerja penelitian secara umum dapat dilihat pada Gambar 5. 1. Sintesis fragmen 688--1119 gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur A/Indonesia/5/2005 dengan teknik PCR. Sintesis fragmen 688--1119 gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur A/Indonesia/5/2005 dilakukan dengan amplifikasi primer-primer yang memiliki daerah overlap pada ujung 3’. Amplifikasi dilakukan berdasarkan metode Qiagen (2005: 13) dengan modifikasi variasi penambahan primer. Campuran reaksi amplifikasi terdiri dari 10x HotStar PCR buffer, 5x Q Solution, 10 mM dNTP mix, HotStarTaq polymerase, primer, dan distilled water. Volume Sintesis Fragmen..., Lamtorogung Prayitno, FMIPA UI, 2008 17 campuran reaksi PCR pada masing-masing metode penambahan primer dapat diliha pada Lampiran 3--7. Amplifikasi diawali dengan pembuatan campuran reaksi (reaction mixture) PCR. Thawing, vorteks, dan sentrifugasi dilakukan terlebih dahulu pada masing-masing reagen PCR, sebelum pembuatan campuran reaksi PCR. Thawing dilakukan untuk mencairkan masing-masing komponen yang sebelumnya dalam keadaan membeku. Vorteks dilakukan untuk homogenisasi larutan. Sentrifugasi dilakukan untuk menarik larutan yang menempel pada dinding dan tutup tabung agar turun ke dasar tabung. Campuran reaksi PCR selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung PCR dengan volume 10 µl. Jumlah tabung PCR yang digunakan sesuai dengan jumlah pasangan primer yang digunakan pada setiap metode penambahan primer dalam setiap reaksi PCR yang dilakukan. Metode penambahan primer yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: (1) Metode ke-1 (Delapan pasang primer ditambahkan secara bersamaan pada awal siklus untuk satu kali reaksi PCR). (2) Metode ke-2 (Delapan pasang primer ditambahkan dalam satu kali reaksi PCR, dengan selang 3 siklus untuk 1 pasang primer dalam satu reaksi PCR). (3) Metode ke-3 (Delapan pasang primer ditambahkan dalam dua kali reaksi PCR, dengan selang 3 siklus untuk 1 pasang primer dalam satu reaksi PCR). Sintesis Fragmen..., Lamtorogung Prayitno, FMIPA UI, 2008 18 (4) Metode ke-4 (Delapan pasang primer ditambahkan dalam empat kali reaksi PCR, dengan selang 3 siklus untuk 1 pasang primer dalam satu reaksi PCR). (5) Metode ke-5 (Delapan pasang primer ditambahkan dalam delapan kali reaksi PCR). Pasangan primer tersebut ditambahkan ke dalam reaksi PCR dengan cara mengkondisikan mesin PCR dalam keadaan pause. Pasangan primer yang akan ditambahkan ke dalam reaksi PCR, sebelumnya telah dicampur dengan campuran reaksi (reaction mixture) PCR. Pasangan primer H896F dan H923R dimasukkan pada awal siklus reaksi PCR pertama untuk setiap metode penambahan primer. Pada metode ke-1, delapan pasangan primer dimasukkan pada awal siklus dalam 1 reaksi PCR (Gambar 6). Sementara itu, pada metode ke-2 sampai metode ke-4, pasangan primer berikutnya dimasukkan selang 3 siklus dalam 1 reaksi PCR (Gambar 7--9). Pada metode ke-5, 1 pasang primer dimasukkan pada awal siklus dalam 1 reaksi PCR (Gambar 10). Mesin PCR dikondisikan dalam keadaan running kembali setelah pasangan primer ditambahkan ke dalam tabung PCR. Fragmenfragmen DNA sintetik yang dihasilkan pada reaksi PCR pertama, selanjutnya digunakan sebagai cetakan (template) untuk primer-primer lainnya pada reaksi PCR kedua. Proses tersebut diulang hingga kedelapan pasangan primer digunakan dalam masing-masing metode penambahan primer. Kondisi reaksi PCR adalah denaturasi awal 95° C se lama 15 menit. Selanjutnya dilakukan denaturasi pada 94° C selama 30 detik, annealing Sintesis Fragmen..., Lamtorogung Prayitno, FMIPA UI, 2008 19 pada 55° C selama 30 detik, dan polimerisasi pada 7 2° C selama 30 detik, sebanyak 35 siklus. Selanjutnya dilakukan polimerisasi akhir pada 72° C selama 10 menit. Produk PCR kemudian dianalisis dengan gel poliakrilamid 12% dengan penanda 100 pb. 2. Visualisasi produk PCR dengan elektroforesis Elektroforesis dilakukan berdasarkan Sambrook & Russell (2001: 6.6--6.8). Produk PCR dianalisis menggunakan gel poliakrilamid dengan konsentrasi 12%. Gel poliakrilamid terdiri dari campuran millipore water, 10x TBE buffer, 30 % polyacrilamyde gel, TEMED, dan 10 % APS (Lampiran 8). Sebanyak 4 µl produk PCR dicampur dengan 2 µl dapar 6x loading dye solution di atas parafilm. Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sumur pada gel poliakrilamid. Gel poliakrilamid tersebut sebelumnya telah dihomogenkan atau direndam dalam 1x TBE buffer di dalam electrophoresis chamber. Sebanyak 3 µl penanda DNA 100 pb dimasukkan ke dalam sumur yang berdekatan dengan sampel produk PCR. Aparatus elektroforesis dihubungkan dengan tegangan listrik tetap 120 V dan arus listrik 400 mA selama 60 menit. Gel poliakrilamid selanjutnya direndam dalam larutan etidium bromida (EtBr) dengan konsentrasi 1 µg/ml selama 2--3 menit. Selanjutnya gel poliakrilamid dicuci dengan 1x TBE buffer. Hasil elektroforesis selanjutnya divisualisasikan dengan sinar UV kemudian didokumentasikan dengan Geldoc. Sintesis Fragmen..., Lamtorogung Prayitno, FMIPA UI, 2008