skripsi analisis perekrutan dan seleksi tenaga kerja

advertisement
SKRIPSI
ANALISIS PEREKRUTAN DAN SELEKSI TENAGA KERJA PADA PT.
BORWITA CITRA PRIMA KENDARI
OLEH:
DARMAWATI
B1B1 13 276
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
i
SKRIPSI
ANALISIS PEREKRUTAN DAN SELEKSI TENAGA KERJA PADA PT.
BORWITA CITRA PRIMA KENDARI
Disusun Oleh :
DARMAWATI
B1B1 13 276
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Manajemen (S.M) Pada Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Halu Oleo
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Darmawati B1B1 13 276. Analisis Perekrutan dan Seleksi Tenaga Kerja
Pada PT. Borwita Citra Prima Kendari. Dibimbing oleh Aidin Hudani
Awasinombu dan Laode Asfahyadin Aliddin.
Skripsi ini memiliki permasalahan yaitu Bagaimana proses perekrutan
dan seleksi tenaga kerja serta Apa saja yang menjadi hambatan dan Bagaimana
cara mengatasi hambatan dalam proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja pada
PT. Borwita Citra Prima Kendari. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui
proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja serta Untuk mengetahui hambatan
yang terjadi dan Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi hambatan dalam
proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja pada perusahaan PT. Borwita Citra
Prima Kendari.
Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak tiga orang, terdiri dari
Manajer HRD serta dua orang karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari.
Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi
kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian pada PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan
bahwa proses perekrutan yang dilakukan yaitu dengan penyebaran informasi
melalui media sosial, website/situs lowongan kerja, lewat perantara karyawan,
dan menempel selembaran lowongan di Disnaker atau Kantor Pos. Adapun
proses seleksi tenaga kerja yaitu melalui tes tertulis meliputi TIU (Tes Intelegensi
Umum), TI (Tes Instruksi) dan DISC (Dominan, Influance, Steadness, Complain).
Hambatan dalam proses perekrutan yaitu kadangkala banyak kandidat yang tidak
sesuai dengan standart kualifikasi yang diterapkan oleh perusahaan. Adapun
hambatan dalam proses seleksi lebih kepada kemampuan masing-masing individu
dalam menerima arahan tes, hal ini dikarenakan banyaknya pelamar yang kurang
memiliki keahlian atau keterampilan, pengalamaan kerja, dan pengetahuan. Cara
mengatasi hambatan dalam proses perekrutan yaitu dengan membuka kembali
lowongan pekerjaan untuk posisi yang dibutuhkan. Adapun cara mengatasi
hambatan dalam proses seleksi dengan memastikan terlebih dahulu kepada para
kandidat paham cara mengerjakan tiap tahapan tes sebelum masuk ke sesi tes.
KATA KUNCI : Perekrutan dan Seleksi
vi
ABSTRACT
Darmawati B1B1 13 276. Analysis of recruitment and selection labor on
PT. Borwita Citra Prima Kendari. guided by Aidin Hudani Awasinombu dan
Laode asfahydin Aliddin.
This thesis has a problem is how the process of recruitment and selection
labor and what are the barriers dan how to overcome obstacles in the process of
recruitment and selection labor on PT. Borwita Citra Prima Kendari. The
purpose of research for know the process of recruitment and selection labor and
to identify the barriers that occur and for how to overcome obstacles in the
process of recruitment and selection labor on PT. Borwita Citra Prima Kendari.
Amount informant in this reserch as much three people., consists of
manager HRD and two employees PT. Borwita Citra Prima Kendari. Informant
determination was done by using purposive sampling. Data collection was done
through observation, interview, and dokumentation then analyzed in descriptiv
qualitative.
Research result on PT. Borwita Citra Prima Kendari shows that the
recruitment process the does is dissemination of information through social
media, website, job vacancy, through the intermediary of employees, and sticking
flyers in DISNAKER or KANTOR POS. As for the selection process of labor is
through a written test covering TIU (TES INTELEGENSI UMUM), TI (TES
INSTRUKSI) and DISC (DOMINAN, INFLUENCE, STEADNESS, COMPLAIN).
Barriers in the recruitment process is sometimes more candidates unsuitable with
Companies qualifying standard. As for obstacles in the selection process more to
the ability of each individual in the receive direction test, This is because the
number of applicants who lack the skills or skills, work experience, and
knowledge. How to overcome obstacles in the recruitment process is to reopen the
job to the required position. As for how to overcome obstacles in the selection
process to ascertain in advance to the candidates who understand how to work on
each stage of the test before entering the test session.
Keyword : recruitment and selection
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis
Perekrutan Dan Seleksi Tenaga Kerja Pada PT. Borwita Citra Prima
Kendari.”
Penyusunan skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Halu Oleo. Penulis Menyadari sepenuhnya bahwa dalam upaya
penulisan skripsi ini senantiasa mengalami kendala dan hambatan, namun berkat
Rahmat Allah SWT, serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga
segala tantangan dan rintangan dapat teratasi. Oleh karena itu, sepatutnyalah
penulis haturkan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Dr.
Aidin Hudani Awasinombu, SE., M.Sc selaku pembimbing I dan Bapak Laode
Asfahyadin Aliddin, SE., MM selaku pembimbing II yang banyak meluangkan
waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan dan arahan serta
nasihat kepada penulis.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah
memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu perkenankanlah penulis dari lubuk hati yang paling dalam menghanturkan
terima kasih yang tulus dan teristimewa kepada :
viii
1. Rektor Universitas Halu Oleo.
2. Ibu Dr. Hj. Rostin, SE,. M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis.
3. Bapak Laode Asfahyadin Aliddin SE., MM, Selaku Ketua Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.
4. Bapak Dr. Aidin Hudani Awasinombu, SE., M.Sc., Selaku pembimbing I.
Terima kasih atas waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam memberikan
bimbingan dan arahan serta nasihat dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Laode Asfahyadin Aliddin, SE., MM., Selaku pembimbing II.
Terima kasih atas waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam memberikan
bimbingan dan arahan serta nasihat dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Hastuti, SE., M.Si., Selaku ketua penguji. Terima kasih atas arahan
dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Ibu Riski Amalia Madi SE., M.Si, Selaku sekretaris penguji. Terima kasih
atas arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Dr. Laode Bahana Adam SE., M.Si, Selaku anggota penguji.
Terima kasih atas arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
9. Segenap Bapak /Ibu Dosen dan Staf di lingkup Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Halu Oleo.yang telah memberikan banyak ilmu selama
penulis berada di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Halu Oleo.
10. Seluruh Dosen pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis yang telah
mencurahkan ilmu yang sangat berguna bagi kehidupan penulis.
ix
11. Kepada Staf Manajemen, Ibu Rita, Pak Suharbin Dan Pak Hasan yang
telah membantu kelengkapan administrasi penulis, semoga selalu sabar
dan ramah dalam melayani mahasiswa.
12. Pimpinan perusahaan PT. Borwita Citra Prima kendari beserta seluruh
karyawan yang telah memberikan kesempatan dan pelayanan dalam
memberikan informasi mengenai data penelitian.
13. Buat kakak dan kakak ipar tercinta yang selama ini telah banyak berkorban
dalam bentuk materi. Semoga Allah SWT menggantinya dengan yang
lebih baik.
14. Sahabat sekaligus teman belajar dan seperjuangan, Riny, Irmayanti,
Rosna, Wiwy, Imha, Zam, Asthy, Asrhy, Vhyra, dan Wia Terima
kasih atas segala dukungan, canda tawa dan semangatnya. Semoga citacita kita tercapai kawan.
15. Teman-teman seangkatan 2013 yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
16. Teman-teman KKN Reguler Desa Laeya Kecamatan Laeya Kabupaten
Konawe Selatan, Asdar, Tiwi, Indah, dan Isna yang super cerewet serta
seluruh warga Desa Laeya. Terimah kasih atas semua dukungannya.
Teristimewa karya ini saya persembahkan untuk Ayahanda tercinta
Bapak La Hani dan Ibunda tercinta Wa Inda yang telah membesarkan
dan mendidik penulis serta memberikan semangat, nasehat, pencerahan,
kasih sayang, doa dan dukungannya selama ini.
x
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
bagi pribadi penulis. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah,
rahmat, dan karunia-Nya kepada kita sekalian. Amiin Allahumma Aamiin.
Kendari,
Penulis
xi
April 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv
HALAMAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .................................................................................. xv
DAFTAR TABEL .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang. ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian......................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori ............................................................................ 7
2.1.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ................................... 7
2.1.2. Pengertian Perekrutan ............................................................ 8
2.1.2.1. Proses Perekrutan ......................................................... 12
2.1.2.2. Kendala Perekrutan ...................................................... 13
2.1.2.3. Sikap Dalam Perekrutan ............................................... 15
2.1.2.4. Prinsip dan Metode Perekrutan ..................................... 16
2.1.2.5. Prosedur Perekrutan...................................................... 17
2.1.2.6. Tujuan Perekrutan ........................................................ 18
2.1.3. Pengertian Seleksi................................................................ 19
2.1.3.1. Proses Seleksi ............................................................... 22
2.1.3.2. Kualifikasi Dasar Seleksi .............................................. 25
2.1.3.3. Sistem Seleksi .............................................................. 26
2.1.3.4. Metode Seleksi ............................................................. 27
2.1.3.5. Prosedur Seleksi ........................................................... 28
2.1.3.6. Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Proses Seleksi ... 28
2.1.3.7. Tujuan Seleksi .............................................................. 31
2.1.4. Penempatan Tenaga Kerja.................................................... 31
2.2. Kerangka Pikir .......................................................................... 33
2.3. Penelitian Terdahulu .................................................................. 34
xii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian....................................................................... 38
3.2. Subyek Penelitian dan Informan Penelitian ............................... 38
3.2.1. Subyek Penelitian ............................................................ 38
3.2.2. Informan Penelitian. ........................................................ 38
3.3. Metode Penentuan Informan. ..................................................... 38
3.4. Sumber Data.............................................................................. 39
3.5. Metode Pengumpulan Data. ....................................................... 40
3.6. Metode Analisis Data. ............................................................... 40
3.7. Operasional Variabel ................................................................. 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 42
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Borwita Citra Prima Kendari .............. 42
4.2 Visi dan Misi PT. Borwita Citra Prima Kendari .......................... 42
4.3 Struktur Organisasi PT. Borwita Citra Prima Kendari ................. 44
4.4 Keadaan Karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari................. 47
4.5 Keadaan Sarana dan Prasarana PT. Borwita Citra Prima Kendari 50
4.6 Jenis Produk PT. Borwita Citra Prima Kendari ........................... 52
4.7 Jam Kerja Karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari .............. 53
4.8 Profil Informan Penelitian ......................................................... 53
4.9 Analisis Perekrutan dan Seleksi Tenaga Kerja Pada PT. Borwita
Citra Prima Kendari.................................................................... 54
4.9.1 Penyusunan Strategi Untuk Merekrut ................................ 54
4.9.1.1 Hambatan Dalam Penyusunan Strategi Untuk Merekrut .
............................................................................................. 55
4.9.1.2 Cara Mengatasi Hambatan Dalam Penyusunan Strategi
Untuk Merekrut .......................................................... 56
4.9.1.3 Pencarian Pelamar-Pelamar Kerja ................................. 57
4.9.1.4 Penyisihan Pelamar-Pelamar Yang Tidak Cocok ........ 57
4.9.1.5 Hambatan Dalam Penyisihan Pelamar-Pelamar Yang
Tidak Cocok .......................................................................... 58
4.9.1.6 Cara Mengatasi Hambatan Dalam Penyisihan
Pelamar-Pelamar Yang Tidak Cocok ........................... 59
4.9.1.7 Pembuatan Kumpulan Pelamar ................................... 60
4.9.2 Pemeriksaan Awal................................................................ 61
4.9.2.1 Pengisian Formulir dan Penggunaan Formulir ............. 63
4.9.2.2 Hambatan Dalam Pengisian Formulir dan Penggunaan
Formulir ..................................................................... 64
4.9.2.3 Cara Mengatasi Hambatan Dalam Pengisian
xiii
Formulir dan Penggunaan Formulir ............................ 66
4.9.2.4 Pengujian (Testing) ..................................................... 68
4.9.2.5 Hambatan Dalam Pengujian (Testing) ......................... 70
4.9.2.6 Cara Mengatasi Hambatan Dalam Pengujian(Testing) . 72
4.9.2.7 Wawancara .................................................................. 73
4.9.2.8 Hambatan Dalam Tes Wawancara ............................... 75
4.9.2.9 Cara Mengatasi Hambatan Dalam Tes Wawancara ...... 77
4.9.3 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 95
5.2 Saran......................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 97
PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR BAGAN
1.1 Bagan Kerangka Pikir ......................................................................... 34
xv
DAFTAR TABEL
1.1 Tabel Operasional Variabel ................................................................. 41
1.2 Tabel Keadaan Karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari
Menurut Jenis Kelamin, 2017 .............................................................. 48
1.3 Tabel Keadaan Karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari
Menurut Tingkat Pendidikan, 2017 .................................................... 49
1.4 Tabel Keadaan Karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari
Menurut Usia, 2017 ............................................................................ 50
1.5 Tabel Keadaan Sarana dan Prasarana Kerja Pada PT. Borwita
Citra Prima Kendari, 2017 ................................................................. 51
1.6 Tabel Jenis Produk PT. Borwita Citra Prima kendari, 2017 ................ 52
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia (SDM) merupakan modal dasar dalam proses
pembangunan nasional. Oleh sebab itu, maka kualitas sumber daya manuasia
haruslah selalu di kembangkan dan diarahkan agar mencapai tujuan yang di
harapakan. Pengelola sumber daya manusia yang tidak efektif dan efisien akan
menghambat tujuan perusahaan. Dimana sumber daya manusia (SDM) merupakan
fungsi
yang
sangat
penting
dalam
mengelola
suatu
perusahaan
atau
organisasi.Adanya manajemen yang baik akan dapat mempermudah mendapatkan
karyawan yang dibutuhkan sesuai dengan keinginan perusahaan. Hal tersebut
dimaksudkan agar para karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
perusahaan yang ditempati.
Setiap perusahaan sangat memerlukan suatu organisasi yang bermanfaat
untuk memenuhi kebutuhan dari manusia. Tujuan pada umumnya dalam
perusahaan untuk mewujudkan hasil-hasil produksi yang berkualitas dan
mempertahankan kelangsungan dalam perusahaan. Dalam usaha untuk mencapai
tujuan tersebut faktor pendorong utamanya adalah manusia. Manusia merupakan
faktor penting dalam berjalannya perusahaan. Manusia sebagai operasional yang
ada di perusahaan. Manusia sebagai unsur sumber daya manusia yang telah
diberikan serta mempengaruhi kesuksesan dan pesaing organisasi (Mathis dan
Jackson, 2002:4).
1
2
Kini persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat, dimana
lapangan kerja yang tersedia semakin sedikit dan proses perekrutan dan seleksi
karyawan yang dilakukan perusahaan semakin ketat sehingga kesempatan orang
untuk memperoleh pekerjaan sangatlah sulit. Dan dimana proses rekrutmen dan
seleksi tenaga kerja tersebut sangatlah kompleks, membutuhkan waktu yang lama,
biaya yang tidak sedikit dan sangat terbuka untuk melakukan kesalahan dalam
menentukan orang yang tepat.
Mengingat proses perekrutan dan seleksi bagi perusahaan sangat penting
untuk mendukung kesuksesan perusahaan dalam pencapaian tujuan. Dengan
adanya perekrutan dan seleksi yang selektif akan memberi nilai dari perusahaan.
Kualitas perusahaan juga akan meningkat lebih baik dengan karyawan yang
kompeten dan berkualitas.
Agar tujuan organisasi tercapai secara optimal, diperlukan sumber daya
yang potensial dan berkualitas sesuai dengan kondisi organisasi dan lingkungan
yang selalu berubah. Untuk itu, perusahaan harus mempunyai dan menjalankan
sistem pengadaan karyawan yang tepat melalui proses rekrutmen dan seleksi.
Proses ini mempunyai peran penting dalam kesuksesan perusahaan karena dapat
menunjukkan kemampuannya untuk terus bertahan, beradaptasi dan berkembang
di tengah persaingan yang semakin ketat.
Berhasil tidaknya karyawan dalam memenuhi tuntutan organisasi, sangat
tergantung pada tepat tidaknya pelaksanaan proses rekrutmen dan seleksi yang
dilakukan oleh perusahaan terhadap calon karyawannya. Dari proses inilah,
3
perusahaan mengharapkan untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan.
Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar
yang mampu untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi (Siagian, 2006:102).
Sedangkan seleksi adalah proses pemilihan dari sekelompok pelamar, orang atau
orang-orang yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia
berdasarkan kondisi yang ada saat ini yang dilakukan oleh perusahaan (Simamora,
2004).
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari. Perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan dan transaksi penjualan
berbagai produk, dimana produk-produk PT. Borwita Citra Prima Kendari adalah
kosmetik, shampoo, pengharum ruangan, pengharum pakaian dan sebagainya.
Perusahaan ini sangat memerlukan karyawan yang mempunyai inovasi dan keratif
yang berkualitas maka dari itu untuk proses perekrutan dan seleksi calon
karyawan baru sangat ketat. Perusahaan juga sangat memerlukan karyawan yang
berkompeten dan yang mempunyai keahlian yang baik. Tujuan adanya suatu
perekrutan dan seleksi tenaga kerja adalah untuk mendapatkan karyawan yang
tepat untuk perusahaan, sehingga karyawan dapat dituntut untuk bekerja secara
optimal.
Jika dalam proses rekrutmen dan seleksi tidak dilaksanakan dengan baik,
maka akan muncul berbagai masalah yang akan dihadapi perusahaan. Proses
rekrutmen yang tidak tepat menyebabkan kemungkinan perusahaan akan
mendapatkan jumlah pelamar yang sedikit dan keterbatasan kualitas sumber daya
4
manusia, sehingga perusahaan tidak bisa mendapatkan calon karyawan yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Masalah yang timbul pada proses rekrutmen akan berdampak negatif
terhadap proses seleksi. Perusahaan akan sulit menyeleksi calon karyawan yang
mempunyai kualifikasi sesuai dengan standar perusahaan. Sehingga karyawan
yang telah diterima akan memiliki kinerja yang buruk dan berdampak pada
operasional perusahaan.
Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perekrutan dan Seleksi Tenaga
Kerja Pada PT. Borwita Citra Prima Kendari”
1.2 Rumusan Masalah
Kegiatan dalam perusahaan akan lebih berkualitas apabila mempunyai
karyawan yang berkompeten dan mempunyai pengetahuan yang lebih. Maka dari
itu suatu perusahaan mempunyai cara menentukan pelaksanaan perekrutan dan
seleksi karyawan secara cermat.
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis akan
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja pada perusahaan PT.
Borwita Citra Prima Kendari?
2. Apa saja yang menjadi hambatan dalam proses perekrutan dan seleksi tenaga
kerja pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari ?
5
3. Bagaimana cara untuk mengatasi hambatan dalam proses perekrutan dan
seleksi tenaga kerja pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja pada perusahaan
PT. Borwita Citra Prima Kendari.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses perekrutan
dan seleksi tenaga kerja pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi
dalam proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja pada perusahaan PT. Borwita
Citra Prima Kendari.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi pimpinan PT. Borwita Citra Prima Kendari. Dapat dijadikan sebagai
salah satu bahan masukan dalam rangka peningkatan kualitas dan peningkatan
daya saing perusahaan melalui proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja.
2. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi dalam
melakukan penelitian yang berkaitan dengan analisis perekrutan dan seleksi
tenaga kerja.
6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi lingkup penelitian sehingga pembahasan masalah
mengarah pada tujuan yang ingin dicapai, maka digunakan pembatasan masalah
yang difokuskan pada kajian tentang perekrutan dan seleksi. Dengan membahas
mengenai bagaimana proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja, hambatanhambatan dalam proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja serta cara mengatasi
hambatan yang terjadi dalam proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja pada PT.
Borwita Citra Prima Kendari.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Mathis dan Jackson (2002) “sumber daya manusia harus
didefinisikan bukan dengan apa yang sumber daya manusia lakukan, tetapi apa
yang sumber daya manusia hasilkan”.
Menurut Rachmawati (2008:3) Manajemen sumber daya manusia
merupakan suatu proses perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan
pengawasan
kegiatan-kegiatan
pengadaan,
pengembangan,
pemberian
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia
agar tercapai beberapa tujuan individu, organisasi dan masyarakat.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam suatu perusahaan di samping faktor lainnya seperti modal. Tujuan sumber
daya manusia untuk meningkatkan dukungan sumber daya manusia dalam usaha
meningkatkan efektivitas organisasi dalam rangka mencapai tujuan (Harianja,
2007:3).
Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih,
menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan (Dessler,2006:05).
Selanjutnya menurut Mondy (2008:4) mengemukakan bahwa manajemen sumber
daya manusia adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai tujuantujuan organisasi. Konsekuensinya, para manajer disetiap tingkat harus
7
8
melibatkan diri mereka dengan manajer sumber daya manusia. Pada dasarnya,
para manajer membuat segala sesuatu terselesaikan melalui upaya-upaya lain, ini
merupakan manajer sumber daya manusia yang efektif.
Hal senada juga dipaparkan oleh Rivai (2009:1) mendefinisikan bahwa
manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen
yang meliputi dari segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian. Karena sumber daya manusia dianggap penting perannya dalam
pencapaian tujuan organisasi, maka berbagai pengalaman dan hal penelitian dalam
bidang sumber daya manusia dikumpulkan secara sistematis. Istilah manajemen
mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya
mengelola sumber daya manusia.
2.1.2 Pengertian Perekrutan
Perekrutan merupakan cara untuk mencari tenaga baru yang sesuai dengan
jabatan, kebutuhan perusahaan atau pekerjaan untuk suatu organisasi. Menurut
Samsudin (2006:81) “Rekrutmen adalah proses pengumpulan calon pemegang
jabatan yang sesuai dengan rencana sumber daya manusia untuk menduduki suatu
jabatan atau pekerjaan tertentu”.
Menurut Hasibuan (2008) menyatakan bahwa rekrutmen merupakan usaha
mencari dan mempengaruhi tenaga kerja, agar mau melamar lowongan pekerjaan
yang ada dalam suatu organisasi. Sedangkan menurut Handoko (2008)
menjelaskan bahwa rekrutmen merupakan proses pencarian dan “pemikatan” para
calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan. Lebih
jauh lagi, Rivai (2009) menjelaskan rekrutmen sebagai suatu rangkaian kegiatan
9
yang dimulai ketika sebuah perusahaan memerlukan tenaga kerja dan membuka
lowongan sampai mendapatkan calon yang diinginkan atau memenuhi kualifikasi
sesuai dengan jabatan atau lowongan yang ada.
Dapat disimpulkan bahwa rekrutmen adalah cara untuk mendapatkan
calon karyawan baru dalam perusahaan yang mempunyai kesesuaian dalam
jabatan sebuah organisasi atau perusahaan. Melalui sebuah rekrutmen karyawan
dapat melihat berbagai kriteria calon karyawan yang sesuai keahliannya dan akan
mendapatkan karyawan yang berkualitas. Dalam mencari pekerjaan yang sesuai
dengan apa yang diinginkan calon karyawan baru dapat mengetahui dari berbagai
sumber-sumber yang ada.
Sumber perekrutan untuk calon karyawan baru ada dua adalah sumber
internal dan eksternal dari perusahaan :
1. Sumber internal
Sumber internal menurut Hasibuan (2008) adalah karyawan yang akan
mengisi lowongan kerja yang diambil dari dalam perusahaan tersebut. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara melakukan mutasi atau memindahkan karyawan
yang memenuhi spesifikasi jabatan atau pekerjaan tersebut. Pemindahan karyawan
bersifat vertikal (promosi atau demosi) maupun bersifat horizontal. Jika masih ada
karyawan
yang memenuhi
spesifikasi
pekerjaan,
sebaiknya
perusahaan
mengambil dari dalam perusahaan khususnya untuk jabatan manajerial. Hal ini
sangat penting untuk memberikan kesempatan promosi bagi karyawan yang ada.
Keuntungan sumber perekrutan internal :
g. Pembiayaan relative murah
10
h. Perusahaan akan mengetahui secara tepat pekerja yang berkemampuan tinggi
dan kualifaid untuk mengisi jabatan yang kosong
i. Para pekerja memiliki motivasi kerja yang tinggi
j. Mencegah tenaga kerja yang baik keluar dari organisasi atau perusahaan
karena pengembangan karier yang tidak jelas
k. Pekerja dapat memahami kebijaksanaan, prosedur, ketentuan dan kebiasaan
perusahaan.
Kelemahan sumber perekrutan internal :
a. Dapat mengurangi motivasi kerja dan tidak memberikan perspektif baru bagi
pekerja yang kurang kompetitif.
b. Pekerjaan yang dipromosikan untuk jabatan yang lebih tinggi cenderung tidak
dapat menjalankan wewenang karena sangat akrab dengan bawahan.
2. Sumber eksternal
Menurut Hasibuan (2008) mengatakan bahwa sumber eksternal adalah
karyawan yang akan mengisi jabatan yang lowong yang dilakukan perusahaan
dari sumber-sumber yang berasal dari luar perusahaan.
Kebaikan sumber eksternal :
a. Kewibawaan pejabat yang baik.
b. Kemungkinan mambawa sistem kerja yang lebih baik.
c. Memiliki gagasan dan pendekatan baru.
d. Bekerja mulai dengan lembaran bersih dan memperhatikan spesifikasi
pengalaman.
Kelemahan sumber eksternal :
11
g. Keterbatasan keteraturan antara karyawan dan perusahaan.
h. Moral dan komitmen karyawan rendah.
i. Biaya perekrutan, iklan dan seleksi semakin banyak
j. Waktu perekrutan yang lama
k. Perilaku yang belum diketahui.
Paling sedikit ada empat keputusan perekrutan yang mempengaruhi sifat
dari populasi pelamar :
1) Metode perekutan : media periklanan yang dipilih dan penggunaan agen
tenaga kerja.
2) Pesan perekrutan : apa yang dikatakan tentang pekerjaan tersebut dan
bagaimana hal itu dikatakan.
3) Kualifikasi pelamar
yang diminta
: tingkat pendidikan, banyaknya
pengalamanan dan usia pelamar.
4) Prosedur administrasi : waktu dimana perekrutan diadakan, tindak-lanjut
terhadap pelamar.
Maka dari paparan di atas dapat dsimpulkan bahwa perekrutan adalah
suatu proses dimana suatu organisasi mencari sejumlah calon karyawan yang
sesuai dengan kebutuhan dalam perusahaan atau organisasi. Sasaran dari
perekrutan adalah untuk menyediakan pasokan tenaga kerja yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan organisasi (Mathis dan Jackson, 2002:13).
Menurut Ranupandojo dan Husan (1982:34-35) untuk memilih, menarik
dan memperoleh tenaga kerja dari dalam, ataukah dari luar perusahaan berbagi
variabel perlu dipertimbangan. Diantara variabel-variabel yang penting adalah:
12
1. Pengaruh kebijaksanaan penarikan terhadap sikap dan tindakan para
karyawan.
2. Tingkat spesialisasi yang diinginkan dari para karyawan.
3. Partisipasi yang diinginkan para karyawan.
4. Diterimanya prinsip senioritas.
5. Mobilitas manajer.
Metode yang lazim yang dipergunakan. Prosedurnya meliputi :
1. Wawancara pendahuluan,
2. Pengisisan formulir/blanko lamaran,
3. Memeriksa referensi,
4. Test psikologi,
5. Wawancara,
6. Persetujuan atasan langsung,
7. Pemeriksaan kesehatan,
8. Induksi atau orientasi.
2.1.2.1 Proses Perekrutan
Proses rekrutmen meliputi beberapa poin penting, menurut Simamora
(1997:221) :
1. Penyusunan strategi untuk merekrut
Di dalam penyusunan strategi ini, departemen sumber daya manusia
bertanggung
jawab
dalam
menentukan
kualifikasi-kualifikasi
bagaimana karyawan akan direkrut, di mana dan kapan.
2. Pencarian pelamar-pelamar kerja
pekerjaan,
13
Setelah rencana dan strategi perekrutan disusun, aktivitas perekrutan
sesungguhnya bisa berlangsung melalui sumber-sumber perekrutan yang
ada.Banyak atau sedikitnya pelamar dipengaruhi oleh usaha dari pihak perekrut di
dalam menginformasikan lowongan, salah satunya adanya ikatan kerjasama yang
baik antara perusahaan dengan sumber-sumber perekrutan eksternal seperti
sekolah, universitas.
3. Penyisihan pelamar-pelamar yang tidak cocok / penyaringan
Setelah lamaran-lamaran diterima, haruslah disaring guna menyisihkan
individu yang tidak memenuhi syarat berdasarkan kualifikasi-kualifikasi
pekerjaan. Di dalam proses ini memerlukan perhatian besar khususnya untuk
membendung diskualifikasi karena alasan yang tidak tepat, sehingga di dalam
proses ini dibutuhkan kecermatan dari pihak penyaring.
4. Pembuatan kumpulan pelamar
Kelompok pelamar (applicant pool) terdiri atas individu-individu yang
telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh perekrut dan merupakan
kandidat yang layak untuk posisi yang dibutuhkan.
2.1.2.2. Kendala Perekrutan
Kiranya perlu ditekankan terlebih dahulu bahwa dalam menjalankan
tugasnya mencari calon-calon pegawai, para pencari tenaga kerja suatu organisasi
harus menyadari bahwa menghadapi berbagai kendala. Kendala-kendala ini
muncul dari organisasi yang bersangkutan sendiri, kebiasaan mencari tenaga kerja
sendiri, dan faktor-faktor eksternal yang bersumber dari lingkungan dimana
organisasi bergerak ( Siagian, 2006:104).
14
1. Faktor-Faktor Organisasional
Beberapa kebijaksanaan yang mungkin menjadi kendala dalam proses
rekrutmen antara lain:
a. Kebijaksanaan promosi dari dalam.Dengan kebijaksanaan ini lowonganlowomgan yang ada diisi oleh para pekerja yang sudah menjadi karyawan
organisasi, tentunya para pencari tenaga tidak usah lagi mencari sumbersumber tenaga diluar organisasi. Sehingga kemungkinan memperoleh tenaga
baru dengan pandangan baru, pendekatan baru, keahlian dan keterampilan
baru sangat terbatas.
b. Kebijaksanaan tentang imbalan. Dengan kebijaksanaan ini para pencari tenaga
kerja baru hanya dapat menawarkan tingkat penghasilan tertentu kepada para
pelamar berdasarkan kebijaksanaan yang berlaku bagi organisasi.
c. Kebijaksanaan tentang status kepegawaian. Maksud dari kebijaksanaan ini
ialah ketentuan tentang apakah para pegawai harus bekerja penuh bagi
organisasi
ataukah
dimungkinkan
bekerja
separuh
waktu.
Dengan
kebijaksanaan seperti ini para pencari tenaga kerja hanya mencari pelamar
yang bersedia bekerja secara purna waktu bagi organisasi yang akan
memperkerjakannya.
d. Rencana sumber daya manusia. Rencana ini memberi petunjuk tentang
lowongan yang bagaimana sifatnya yang diisi dari dalam dan lowongan yang
bagaimana akan diisi melalui rekrutmen dari luar. Dengan rencana demikian
akan membatasi langkah dan tindakan para pencari tenaga kerja, mereka harus
mematuhi apa yang telah ditetapkan.
15
2. Kebiasaan pencari tenaga kerja
Para pencari tenaga kerja mungkin saja sudah mempunyai kebiasaankebiasaan tertentu. Segi negatif dari kebiasaan, yang merupakan kendala dalam
proses rekrutmen ialah kecenderungan berbuat kesalahan yang sama terutama
apabila kesalahan yang pernah dibuat tidak mempunyai dampak negatif kuat bagi
organisasi.
3. Kondisi eksternal.
2.1.2.3 Sikap Dalam Perekrutan
Nawawi (2008) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) sikap yang
berbeda di lingkungan organisasi/perusahaan dalam melakukan rekrutmen
karyawan. Keempat sikap tersebut adalah :
1. Sikap pasif tanpa diskriminasi, sikap ini merupakan sikap para eksklusif
dilingkungan organisasi/perusahaan untuk meniadakan perbedaan dan
memberlakukan secara sama dalam mengangkat, mengkaji dan memberikan
promosi bagi para calon dan pekerja.
2. Rekrutmen berdasarkan perbedaan, rekrutmen ini dilakukan secara aktif untuk
mengelompokkan para pelamar, dengan hanya menerima kelompok tertentu.
3. Rekrutmen berdasarkan prioritas, rekrutmen ini dilakukan dengan cara
mendahulukan atau memprioritaskan kelompok tertentu.
4. Rekrutmen dengan penjatahan, rekrutmen ini dilakukan dengan cara
menetapkan jatah terhadap kelompok tertentu.
16
Berdasarkan keempat sikap tersebut, maka keputusan dalam rekrutmen
dan penentuan staf sebaiknya dilakukan berdasarkan kasus masing-masing.
Dengan demikian ras dan jenis kelamin yang sering kali menjadi masalah dapat
dijadikan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan untuk menerima atau
menolak calon pelamar.
2.1.2.4 Prinsip dan Metode Perekrutan
a. Menurut Rivai (2006), prinsip-prinsip rekrutmen terdiri dari :
1. Mutu staf dan pengajar yang akan direkrut harus sesuai dengan
kebutuhanyangdiperlukan untuk mendapatkan mutu yang sesuai, untuk itu
sebelumnyaperlu dibuat suatu analisis jabatan, deskripsi pekerjaan dan
spesifikasi pekerjaan.
2. Jumlah staf dan pengajar yang diperlukan harus sesuai dengan job yang
tersedia, untuk mendapatkan hal tersebut perlu dilakukan peramalankebutuhan
tenaga kerja dan analisis terhadap kebutuhan tenaga kerja.
3. Biaya yang diperlukan diminimalkan.
4. Perencanaan dan keputusan-keputusan strategis tentang perekrutan.
5. Feksibility.
6. Pertimbangan-pertimbangan hukum
b. Metode Penarikan Karyawan
Menurut Setiawan (2013:3), dasar penarikan harus berpedoman pada
spesifikasi pekerjaan yang telah ditentukan untuk menjabat jabatan tersebut.
Sedangkan metode penarikan akan berpengaruh besar terhadap banyaknya
17
lamaran yang masuk ke dalam perusahaan. metode penarikan calon karyawan
baru dibagi atas :
1. Metode Tertutup
Metode tertutup yaitu dimana penarikan itu hanya diinformasikan kepada
para karyawan atau orang-orang tertentu saja. Akibatnya lamaran yang masuk
menjadi relatif sedikit, sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang
baik akan semakin sulit.
2. Metode Terbuka
Metode terbuka adalah dimana penarikan itu diinformasikan secara luas
dengan memasang iklan pada media massa baik cetak maupun elektronik, agar
tersebar luas ke masyarakat.
2.1.2.5 Prosedur Perekrutan
Nitisemito (2006) menjelaskan prosedur penerimaan tenaga kerja melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengajukan surat lamaran, yang disertai dengan lampiran persyaratan
2. Setelah lamaran diajukan maka diberikan tanda bahwa lamarannya sudah
terdaftar oleh petugas yang berwenang pada instansi tersebut.
3. Pada saatnya, pelamar yang bersangkutan mendapat panggilan untuk
mengikuti ujian yang diadakan, kapan ujian akan diselenggarakan, dan mata
ujian apa saja yang akan diujikan.
4. Pada saat ujian diadakan, adapun metodenya berupa :
a. Menjawab soal dengan uraian (essay),
18
b. Multiple choice, pilih satu yang dianggap paling tepat dari beberapa
jawaban yang akandipilihnya,
c. Metode wawancara.
5. Penerimaan calon pegawai diberikan kepada mereka yang lulus tahap akhir
dengan mengadakan peringkat yang jumlahnya dibatasi pada jumlah calon
pegawai yang dibutuhkan.
6. Status mereka adalah pegawai percobaan (magang), sifatnya masih percobaan.
Apabila dalam waktu yang ditentukan, dianggap dapat bekerja dengan baik
kemudian diangkat sebagai pegawai tetap.
2.1.2.6 Tujuan Perekrutan
Tujuan perekrutan menurut Simamora (2004:214):
1. Untuk memikat sekumpulan besar pelamar kerja sehingga organisasi akan
mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan
terhadap calon-calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi
organisasi.
2. Tujuan pasca pengangkatan (post-hiring goals) adalah penghasilan karyawankaryawan yang merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap
bersama dengan perusahaan sampai jangka waktu yang masuk akal.
3. Upaya-upaya perekrutan hendaknya mempunyai efek luberan (spillover
effects) yakni citra umum organisasi haruslah menanjak, dan bahkan pelamarpelamar yang gagal haruslah mempunyai kesan-kesan positif terhadap
perusahaan.
19
Tujuan lain dari perekrutan adalah untuk mencari calon tenaga kerja yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kegagalan dalam proses perekrutan akan
menyebabkan kinerja karyawan tidak maksimal sesuai dengan harapan
perusahaan. Dalam merekrut karyawan baru manajemen sumber daya manusia
harus dapat mencari karyawan yang tepat dan sesuai untuk jabatan tertentu, oleh
sebab itu perlu dilakukan pengukuran terhadap tuntutan (demand) persyaratanpersyaratan (requirement) dari jabatan tersebut.
(http://yeremias.blogdetik.com, diakses 2 Mei 2012).
2.1.3 Pengertian Seleksi
Seleksi adalah kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima
atau ditolak untuk menjadi karyawan suatu perusahaan (Hasibuan, 2008:53).
Seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah
proses rekrutmen selesai dilaksanakan. Hal ini berarti telah terkumpul sejumlah
pelamar yang memenuhi syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat
ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu perusahaan. Proses pemilihan ini yang
dinamakan dengan seleksi (Rivai, 2011 : 159)
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seleksi karyawan
adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh karyawan yang paling tepat
dalam kualitas maupun kuantitas dari calon-calon yang telah diperoleh dari
kegiatan rekrutmen. Dan dapat ditambahkan kembali bahwa seleksi sangat
berperan bila ternyata para karyawan berprestasi baik sesuai dengan yang
diharapkan. Oleh karena itu seleksi merupakan hal yang penting untuk
dilaksanakan.
20
Menurut Siagian (2006), bahwa setiap perekrut tenaga kerja yang
mempunyai rasa tanggung jawab secara profesional dapat dipastikan ingin dan
berusaha agar melalui proses seleksi yang dilakukannya diperoleh tenaga
kerjayang paling memenuhi syarat untuk mengisi lowongan yang tersedia. Agar
sasaran seperti itu tercapai, proses seleksi menggabungkan dua hal, yaitu yang
berkaitan langsung dengan pekerjaan yang akan dilakukan apabila lamaran
seseorang diterima dan faktor-faktor lain yang meskipun tidak langsung
berkaitandengan pekerjaannya kelak, akan tetapi memberikan gambaran yang
lebih akurattentang diri pelamar yang bersangkutan.
Secara singkat penjelasan tahapan-tahapan seleksi adalah sebagai berikut :
1. Penerimaan pendahuluan
Seleksi dimulai dengan kunjungan calon pelamar ke kantor personalia atau
dengan permintaan tertulis untuk aplikasi.
2. Tes-tes penerimaan
Tes penerimaan merupakan peralatan bantu yang menilai kemungkinan
panduannya antar kemampuan, pengalaman, dan kepribadian pelamar dan
persyaratan jabatan.
Berbagai tipe tes yang dapat diurauikan sebagai berikut :
a. Tes psikologis : tes yang menguji kepribadian atau temperamen, bakat, minat,
kecerdasan, dan keinginan berprespati.
b. Tes pengetahuan : tes yang menguji informasi atau pengetahuan yang dimiliki
seorang pelamar yang sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan.
3. Wawancara seleksi
21
Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang
dilakukan untuk mengevaluasi hal yang dapat diterimanya atau tidak seorang
pelamar. Berbagai tipe wawancara yang dapat diuraikan sebagi berikut :
a. Wawancara individual yang dilakukan oleh satu pewawancara dan satu jumlah
orang pelamar.
b. Wawancara kelompok yang dilakukan dua orang atau lebih dari pewawancara
dan pelamar kerja.
4. Pemeriksaan referensi
Personal references tentang karakter pelamar biasanya diberikan oleh
keluarga atau teman-teman terdekat baik yang ditunjuk oleh pelamar sendiri atau
diminta perusahaan.Employment references berbeda dengan referensi pribadi
karena mencakup latar belakang atau pengalaman kerja pelamar.
5. Evaluasi medis
Proses seleksi mencakup pemeriksaan kesehatan seorang pelamar sebelum
keputusan penerimaan karyawan dibuat.
6. Wawancara atasan langsung
Atasan langsung (penyelia) pada akhirnya merupakan orang yang
bertanggung jawab atas para karyawan baru yang diterima.
7. Keputusan penerimaan
Keputusan penerimaan menandai berakhirnya proses seleksi yang telah
dilakukan oleh perusahaan.
Hasil seleksi adalah orang yang diterima sebagai karyawan baru. Untuk
mengevaluasi karyawan baru maupun proses seleksi diperlukan umpan balik.
22
2.1.3.1 Proses Seleksi
Proses seleksi dilaksanakan perusahaan untuk memilih pelamar yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Langkah-langkah dalam proses seleksi
karyawan menurut Mangkuprawira (2001:208) adalah :
1. Pemeriksaan awal
Dimaksudkan untuk meminimalkan waktu yang digunakan departemen
SDM selama proses penyeleksian dengan melepaskan para pelamar yang tidak
memenuhi syarat yang sudah ditentukan perusahaan. Pemeriksaan awal dilakukan
apabila pelamar memiliki spesifikasi pekerjaan yang minim. Sekali dasar proses
pencarian pekerjaan ditentukan, ikhtisar atau surat lamaran harus segera disimpan
hati-hati. Selama surat lamaran berisi uraian pengalaman kerja pelamar,
keabsahan isinya seharusnya diperiksa lagi karena bisa jadi mengandung
informasi yang salah.
2. Pengisian Formulir
Pengisian formulir lamaran adalah proses pencatatan tentang lamaran kerja
para individu pelamar. Pengisian formulir lamaran yang menyediakan informasi
yang berhubungan mengenai individu digunakan penawaran pekerjaan. Lima
aspek penting dalam pengisian formulir lamaran yang baik adalah sebagai berikut
:
a. Pelamar menerangkan dengan sebenarnya daftar informasi dan tanggal yang
disajikan adalah benar.
b. Pelamar setuju sepenuhnya pada hasil pengujian kesehatan sesuai dengan
syarat-syarat pekerjaan .
23
c. Pelamar memberi wewenang kepada pengusaha, majikan sebelumnya dan
rujukan untuk menyediakan informasi latar belakang pelamar yang
sebenarnya.
d. Pelamar memahami dan menerima bahwa pekerjaan adalah sebagai
kehendaknya dan dapat dihentikan setiap saat dengan atau tanpa sebab.
e. Hanya persetujuan pekerjaan tertulis yang ditandatangani badan formal legal
yang absah menawarkan pekerjaan.
3. Penggunaan Formulir
Formulir lamaran adalah catatan permanen dari kualifikasi pelamar untuk
suatu pekerjaan. Disamping itu, untuk penyediaan informasi yang diperlukan
untuk suatu proses penyelesaian, surat lamaran juga diserahkan kepada dinas
penempatan tenaga kerja sebagai laporan.
4. Pengujian (Testing)
Penggunaan pengujian dalam proses penyeleksian terkadang diadakan,
tetapi di lain kesempatan tidak tergantung kegunaan dan jenis pekerjaannya.
Disamping itu beberapa tes tidak handal dan yang lainnya tidak
menghasilkan perkiraan kinerja karyawan yang akurat.Persoalan pokok yang
sering ditemukan adalah penggunaan tes yang bersifat umum dan tanpa
mempertimbangkan keabsahannya.
Adapun beberapa tes dalam proses penyeleksian, diantaranya sebagai
berikut :
a) Tes Kepribadian dan Minat
24
Tes kepribadian mengukur beberapa hal, seperti kecenderungan emosi atau
keterbukaan, kemampuan berinteraksi sosial, kepercayaan dan kejujuran.Tes
minat umumnya dirancang untuk mengukur preferensi atau pilihan kegiatan
individual dan dapat juga untuk memperkirakan jenis pekerjaan atau jabatan apa
yang yang akan cocok diambil.
b) Tes Bakat dan Prestasi
Tes bakat (aptitude) dipakai untuk menilai kapasitas seseorang untuk
belajar.Tes prestasi dipakai untuk mengetahui derajat seseorang yang telah
belajar.
c) Tes Pengetahuan
Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang
pelamar dalam bidang pengetahuan atau keahlian tertentu.
d) Tes Kesehatan
Hampir semua perusahaan mensyaratkan kepada pelamar untuk memiliki
kesehatan prima agar mereka mampu melakukan pekerjaannya dengan baik.
5. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara seleksi yang paling sering dan
penting untuk dijalankan. Dengan cara ini umumnya dapat diketahui mengenai
sifat dan kepribadian pelamar, penampilan, kemampuan berkomunikasi,
kemampuan untuk mengambil keputusan secara tepat.
25
2.1.3.2 Kualifikasi Dasar Seleksi
Beberapa kualifikasi yang menjadi dasar bagi pelaksanaan seleksi
diberbagai perusahaan menurut Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya
Manusia, 2001 adalah sebagai berikut:
a. Keahlian. Keahlian digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: Teknikal Skill
(keahlian yang dimiliki oleh pegawai), Human Skill (keahlian yang dimiliki
sub pimpinan), Konseptual Skill (keahlian yang dimiliki oleh pucuk
pimpinan).
b. Pengalaman. Pengalaman kerja seseorang pelamar hendaknya mendapat
pertimbangan utama dalam proses seleksi.Orang yang berpengalaman
merupakan calon karyawan yang telah siap pakai.
c. Kesehatan Fisik. Kesehatan fisik penting untuk dapat menduduki suatu
jabatan. Tidak mungkin seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugasnya
dengan baik jika sering sakit. Bahkan, perusahaan akan dibebani pengeluaran
biaya perawatan yang cukup besar.
d. Pendidikkan. Pendidikkan merupakan suatu indikator yang mencerminkan
kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan
latar belakang pendidikkan pula seseorang dianggap akan mampu menduduki
suatu jabatan tertentu
e. Umur. Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi
fisik, mental, kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Umur pekerja
juga diatur oleh undang -undang perburuhan. Karyawan muda pada umumnya
mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan,
26
kurang bertanggungjawab, cenderung absensi, dan turnover-nya tinggi.
Keryawan yang umurnya tua kondisi fisiknya kurang, tetapi bekerja ulet,
tanggung jawabnya besar, serta absensi dan turnover-nya rendah.
f. Kerja Sama. Kerja sama harus diperhatikan dalam proses seleksi, karena
kesediaan kerja sama, baik vertical maupun horizontal merupakan kunci
keberhasilan perusahaan, asalkan kerja sama itu sifatnya positif serta
berasaskan kemampuan.
g. Kejujuran. Kejujuran merupakan kualifikasi seleksi yang sangat penting
karena kejujuran merupakan kunci untuk mendelegasikan tugas kepada
seseorang. Perusahaan tidak akan mendelegasikan wewenang kepada
seseorang yang tidak jujur dan tidak bertanggung jawab.
h. Inisiatif dan Kreatif. Hal ini merupakan kualifikasi seleksi yang penting karena
inisiatif
dan
kreativitas
dapat
membuat
seseorang
mandiri
dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
i. Kedisiplinan. Kedisiplinan perlu diperhatikan dalam proses seleksi karena
untuk menyelesaikan tugas dengan baik seseorang harus disiplin, baik pada
dirinya sendiri maupun pada peraturan perusahaan.
2.1.3.3 Sistem Seleksi
Menurut Andrew F. Sikula ;
(1) Succesive-Hurdles, sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan urutan
testing, yakni jika pelamar tidak lulus pada suatu testing, ia tidak boleh
mengikuti testing berikutnya dan pelamar tersebut dinyatakan gugur.
27
(2) Compensatory-Approach, sistem seleksi yang dilakukan dengan cara pelamar
mengikuti seluruh testing, kemudian dihitung nilai rata-rata tes apakah
mencapai standar atau tidak. Pelamar yang mencapai nilai standar dinyatakan
lulus, sebaliknya dinyatakan gugur atau tidak lulus.
2.1.3.4 Metode Seleksi
Beberapa metode yang tepat untuk menyeleksi para calon karyawan
menurut Malayu Hasibuan (2002:50), metode-metode tersebut diantaranya,
sebagai berikut :
1. Metode Non Ilmiah
Metode non ilmiah adalah seleksi yang dilakukan dimana dasar
pemilihannya tidak didasarkan kepada kriteria atau standar ataupun spesifikasi
jabatan, tetapi hanya berdasarkan kepada perkiraaan pengalaman. Metode ini
merupakan metode seleksi yang berdasarkan tradisi lama atau metode lama, ini
mempunyai kelemahan besar yaitu tidak mempunyai pegangan yang pasti akan
tepat tidaknya seorang keryawan untuk memangku suatu jabatan.
2. Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah seleksi yang dalam pelaksanaannya berdasarkan
kepada spesifikasi jabatan dan kebutuhan nyata yang akan diisi serta pedoman
kepada kriteria dan standar tertentu. Seleksi metode ini merupakan pengembangan
seleksi non-ilmiah. Dalam metode Ilmiah berdasarkan ilmu pengetahuan diadakan
test kepada calon karyawan yang mana nilai dan hasil test tersebut sangat
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan apakah karyawan tersebut diterima
atau ditolak.
28
2.1.3.5 Prosedur Seleksi
Prosedur seleksi meliputi beberapa tahapan.Menurut Towers dalam Irianto
(2001:45) terdapat empat fungsi utama dari dalam tahapan seleksi tersebut, yakni :
a. Pengumpulan Informasi
Meliputi pelaksanaan fungsi untuk mengumpulkan informasi tentang organisasi
pekerjaan, jalur karier dan kondisi pekerjaan.Disamping itu juga tentang para
calon yang meliputi pengalaman mereka, kualifikasi dan karakteristik personal.
b. Prediksi
Penggunaan informasi masa lalu dan kini tentang karakteristik calon sebagai
basis untuk membuat prediksi tentang proyeksi perilakunya di masa
mendatang.
c. Pembuat Keputusan
Penggunaan Prediksi tentang proyeksi perilaku calon di masa mendatang
sebagai basis untuk membuat keputusan tentang penerimaan atau terhadap
calon.
d. Pasokan Informasi
Memberi informasi tentang organisasi, pekerjaan, kondisi organisasi kepada
calon serat di sisi lainnya memberi informasi tentang hasil proses seleksi
kepada seluruh pihak yang terlibat, misalnya para manajer lini, spesialis SDM
dan sebagainya.
2.1.3.6 Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Proses Seleksi
1. Kondisi Penawaran Tenaga Kerja
29
Semakin besar jumlah pelamar yang memenuhi syarat (qualified), maka
akan semakin mudah bagi organisasi untuk memperoleh karyawan yang
berkualitas dan sebaliknya. Pada saat rekrutmen bisa terjadi jumlah calon yang
terjaring lebih kecil dari yang diharapkan. Kondisi tersebut dimungkinkan oleh :
1. Imbalan/upah yang ditawarkan rendah.
2. Pekerjaan menuntut spesialisasi yang tinggi.
3. Persyaratan yang harus dipenuhi berat.
4. Mutu pelamar rendah.
2. Faktor Eksternal Organisasi
1) Faktor Etika
Dalam proses seleksi, masalah etika seringkali menjadi tantangan
yang berat. Keputusan seleksi seringkali dipengaruhi oleh etika pemegang
keputusan. Bila pertimbangan penerimaan lebih condong karena hubungan
keluarga,
teman,
pemberian
komisi/suap
dari
pada
pertimbangan
keahlian/profesional, maka kemungkinan besar karyawan baru yang dipilih jauh
dari harapan organisasi.
2) Ketersediaan Dana dan Fasilitas
Organisasi seringkali memiliki keterbatasan seperti anggaran atau fasilitas
lainnya.Sebagai contoh, besar kecilnya anggaran belanja pegawai menentukan
berapa jumlah pegawai baru yang boleh direkrut.
3) Faktor Kesamaan Kesempatan
Budaya suatu daerah dalam memperlakukan masyarakatnya juga
merupakan tantangan dalam proses seleksi. Diskriminasi masih sering ditemukan
30
dalam merekrut/menseleksi pegawai yang disebabkan oleh warna kulit,
ras, agama,
umur,
jenis
kelamin,
dan
sebagainya.
Sebagai
contoh
kebijaksanaanorganisasi (walau tidak tertulis) yang lebih menyukai pegawai pria
atau wanita.Kenyataan ini menghambat proses seleksi secara wajar.
3. Perangkat Organisasi
Selain faktor-faktor di atas, seleksi juga dipengaruhi oleh keberadaan
perangkat organisasi seperti :
1) Analisis Jabatan
Analisis jabatan merupakan semacam pedoman bagi kegiatan proses
seleksi. Analisis jabatan memberikan informasi tentang uraian jabatan,
spesifikasi jabatan, standarisasi pekerjaan serta persayaratan yang harus dipenuhi
untuk memegang jabatan tersebut.dengan demikian, seleksi yang dilakukan harus
mengacu pada analisis jabatan. Seleksi tanpa acuan analisis jabatan (tentu yang
benar)
niscaya
sulit
untuk
mendapatkan
calon
pegawai
sebagaimana
yang dibutuhkan organisasi. Analisis jabatan ini merupakan arah atau petunjuk
tentang target apa yang hendak dicapai pada saat seleksi.
2) Perencanaan SDM
Dari
perencanaan
SDM,
akan
dapat
diketahui
berapa
jumlah
calon pegawai yang dibutuhkan oleh organisasi, pada jenjang apa dan di bagian
mana, dan persyaratan apa yang harus dipenuhi oleh pelamar.
3) Pengadaan Tenaga Kerja (Rekrutmen)
Rekruitmen yang dilakukan akan berpengaruh pada prses seleksi.Qualified
tidaknya pelamar yang akan diseleksi sangat tergantung pada tenaga kerja
31
(rekruitmen).Pengadaan kerja yang efektif akan menghasilkan tersedianya
sejumlah pelamar yang qualified dan sebaliknya. Jenis dan sifat berbagai langkah
yang harus diambil tergantung pada hasil rekruitmen.
Faktor-faktor yang dipengaruhi seleksi :
1. Orientasi
2. Diklat
3. Pengembangan
4. Perencanaan Karier
5. Penilaian Prestasi Kerja
6. Kompensasi
7. Perjanjian Kerja
8. Pengawasan Personalia
2.1.3.7 Tujuan Seleksi
Seleksi bertujuan memilih tenaga kerja yang diinginkan, seperti yang
dijelaskan oleh Martoyo (2007 : 41) bahwa tujuan seleksi adalah untuk
mendapatkan tenaga kerja yang paling tepat untuk memangku sesuatu jabatan
tertentu.
2.1.4 Penempatan Tenaga Kerja
Langkah awal dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia yang terampil
dan handal perlu adanya suatu perencanaan dalam menentukan karyawan yang
akan mengisi pekerjaan yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.
Keberhasilan dalam pengadaan tenaga kerja terletak pada ketepatan dalam
32
penempatan karyawan, baik penempatan karyawan baru maupun karyawan lama
pada posisi jabatan baru. Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat
menentukan dalam mendapatkan karyawan yang kompeten yang dibutuhkan
perusahaan, karena penempatan yang tepat dalam jabatan yang tepat akan dapat
membantu perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun beberapa
pengertian penempatan (placement) menurut para ahli antara lain :
Menurut Rivai (2004:211), “penempatan adalah penugasan atau penugasan
kembali seorang karyawan kepada pekerjaan barunya”.
Menurut Sastrohadiwiryo (2002:162), penempatan tenaga kerja adalah
proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus seleksi
untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu
mempertanggungjawabkan segala risiko dan kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang, serta tanggung jawabnya”
Menurut Sulistiyani & Rosidah (2003:151) mengemukakan bahwa
pengertian penempatan adalahsuatu kebijakan yang diambil oleh pimpinan suatu
instansi, atau bagian personalia untuk menentukan seorang pegawai masih tetap
atau tidak ditempatkan pada suatu posisi atau jabatan tertentu berdasarkan
pertimbangan keahlian, keterampilan atau kualifikasi tertentu”.
Pendapat-pendapat di atas menegaskan bahwa penempatan karyawan tidak
sekedar menempatkan saja, melainkan harus mencocokan dan membandingkan
kualifikasi yang dimiliki karyawan dengan kebutuhan dan persyaratan dari suatu
jabatan atau pekerjaan, sehingga the right man on the righ job tercapai.
33
2.2 Kerangka Pikir
Berdasarkan yang ada dalam tinjauan pustaka, salah satu kunci utama
dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional adalah
terletak pada proses rekrutmen dan seleksi. Mencari tenaga kerja yang profesional
dan berkualitas tidaklah gampang, merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah
organisasi dan perusahaan-perusahaan harus melakukan penyaringan untuk
anggota atau para pekerja yang baru. Untuk itulah rekrutmen tenaga kerja
dibutuhkan untuk menyaring para pelamar yang ingin melamar. Dalam organisasi,
rekrutmen ini menjadi salah satu proses yang penting dalam menentukan baik
tidaknya pelamar yang akan melamar pada organisasi tersebut.
Menurut Flippo (2009), Perekrutan adalah proses mencari kandidat untuk
lowongan dan menstimulasi mereka untuk melamar pekerjaan dalam suatu
organisasi. Perekrutan adalah aktivitas yang menghubungkan penyedia lapangan
kerja dengan pencari kerja.Sedangkan menurut Nitisemito (2000:225), seleksi
adalah kegiatan suatu perusahaan untuk dapat memilih karyawan yang paling
tepat dalam jumlah yang cepat pula dari calon -calon yang dapat ditariknya.
Dalam setiap tahapan seleksi, bila seorang pelamar gagal atau tidak lulus,
maka ia tidak berhak mengikuti seleksi selanjutnya. Hal ini dilakukan agar
perusahaan benar-benar memperoleh karyawan yang berkualitas. Dan jika seorang
pelamar lulus dalam proses seleksi maka langkah berikutnya adalah penempatan
karyawan yang sesuai dengan tempat ia akan bekerja. Untuk lebih jelasnya
perhatikan bagan kerangka pikir berikut ini:
34
1.1 Bagan Kerangka Pikir
Manajemen Sumber
Penempatan
Daya Manusia
Rekrutmen
Seleksi
Sumber : Nitisemito (2006)
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menjadi referensi dalam penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Alpius Rama Kusuma Bellionardi dan Emiliana
Sri Pujiarti (2013) dengan judul Model Analisis Perekrutan Dan Seleksi
Karyawan Di PT. Semarang Autocomp Manufacturing Indonesia (Sami).
Penelitian ini menyimpulkan usaha perusahaan untuk mendapatkan staf dalam
upaya meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan membutuhkan
perencanaan model rekrutmen dan seleksi karyawan yang tepat. Pelaksanaan
sistem rekrutmen dan seleksi karyawan staf yang ada saat ini didasarkan pada
beberapa kebijakan dan terdiri dari beberapa tahap yaitu, adanya permintaan staf
dari bagian, mencari alternatif sumber karyawan, melakukan kegiatan seleksi dan
diakhiri dengan proses penempatan. Bertolak dari kondisi di atas, tentu bukan hal
mudah bagi perusahaan untuk merancang model yang tepat dan layak untuk
35
diprioritaskan. Diperlukan alternatif model rekrutmen dan seleksi karyawan pada
posisi staf dan operator yang sesuai dengan kebutuhan dan mempunyai skala
prioritas dari mulai level faktor, aktor yang terlibat, tujuan dan alternatif model,
serta alternatif kebijakan.
Penelitian lainnya yang menjadi referensi dalam penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Oggy yuliawan Kristanu (2013) dengan judul
analisis rekrutmen, seleksi dan penempatan karyawan pada PT. Nyonya Meneer di
Semarang. Penelitian ini menyimpulkan proses rekrutmen karyawan yang terjadi
di PT. Nyonya Meneer terbagi menjadi untuk manajer atau jabatan tinggi lainnya
dan untuk karyawan harian atau bukan jabatan yang tinggi. Dalam melakukan
rekrutmen untuk manajer atau jabatan tinggi lainnya, sumber rekrutmen
perusahaan berasal dari perekrutan eksternal yaitu dengan pemasangan iklan di
media cetak. Sedangkan untuk karyawan harian atau bukan jabatan yang tinggi
melalui perekrutan internal yaitu dengan referensi dari karyawan lama.
Perusahaan tidak mengalami kendala dalam melakukan perekrutan karyawan.
Syarat yang ditetapkan oleh perusahaan adalah syarat seperti pendidikan dan
mempunyai pengalaman bekerja sebelumnya. Dalam proses seleksi yang
dilakukan oleh PT. Nyonya Meneer ada dengan memanggil calon karyawan
tersebut kemudian diwawancara, apabila untuk manajer atau jabatan tinggi
lainnya, wawancara dilakukan oleh direktur PT. Nyonya Meneer sendiri
sedangkan untuk karyawan harian atau bukan jabatan yang tinggi wawancra
dilakukan oleh kepala personalia. Setelah wawancara, bila diperlukan akan ada tes
psikologi untuk manajer atau jabatan tinggi lainnya oleh Kepala Personalia dan tes
36
praktek untuk karyawan harian atau bukan jabatan tinggi lainnya seperti
contohnya saja apabila ada karyawan yang melamar di bagian administrasi maka
tes prakteknya berupa tes komputer. Lalu setelah wawancara dan tes tersebut,
calon karyawan akan mengisi formulir yang berisi tentang identitas calon
karyawan, pengalaman bekerja, pendidikan, kondisi kesehatan, kepribadian, dan
data tentang keluarga calon karyawan. Kemudian apabila calon karyawan tersebut
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan maka akan dipanggil kembali dan
dilakukan masa percobaan selama 3 bulan. Kendala yang sering terjadi dalam
proses seleksi adalah terkadang calon karyawan yang melamar tidak sesuai
dengan
kualifikasi
minimal
yang
ditetapkan
oleh
perusahaan.Untuk
menyelesaikannya dengan cara melakukan perekrutan melalui media cetak,
sekolah, dan juga internet. Penempatan yang dilakukan oleh perusahaan adalah
saat ada jabatan yang kosong perusahaan akan melakukan perekrutan untuk
mengisi jabatan yang kosong tersebut. Dalam melakukan penempatan karyawan
yang menjadi pertimbangan adalah tentang apa yang nantinya akan dikerjakan
oleh calon karyawan tersebut nantinya. dalam melakukan penempatan setiap
karyawan disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki dan karyawan juga merasa
nyaman dan cocok untuk bekerja di perusahaan. Penempatan karyawan tersebut
berupa transfer dan promosi. Saran yang diberikan dalam penelitian ini, Pertama,
Perusahaan dapat memperluas sumber perekrutan karyawan dengan mencari
karyawan melalui sumber perekrutan lainnya seperti badan penyalur tenaga,
internet. Selain itu, perusahaan juga merencanakan terlebih dahulu jumlah
karyawan dan waktu yang dibutuhkan agar posisi tersebut dapat segera diisi.
37
Kedua, dalam seleksi, perusahaan bisa melakukan pemeriksaan kembali terhadap
hasil wawancara dan formulir karyawan yang telah diisi, apabila terdapat
ketidaksesuaian maka karyawan dapat ditegur sehingga karyawan yang didapat
memang karyawan yang sesuai dan dibutuhkan oleh perusahaan. Ketiga, Dalam
hal penempatan karyawan sebaiknya dilakukan orientasi dan sosialisasi untuk
karyawan baru dan melakukan perkenalan dengan karyawan perusahaan di bagian
yang terkait. Dengan adanya program orientasi ini diharapkan karyawan baru
dapat mengenal lebih dalam tentang perusahaan.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada PT. Borwita Citra Prima Kendari
yang terletak di Jln. R. Suprapto, Kelurahan Tobuha Kecamatan Puuwatu.
Penelitian ini dilakukan karena peneliti ingin mengkaji mengenai proses
perekrutan dan seleksi tenaga kerja karyawan.
3.2 Subyek Penelitian dan Informan Penelitian
3.2.1 Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah Manajer HRD dan
Karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari. Informan disini yang dianggap dapat
memberikan informasi mengenai data-data penelitian yang diperlukan. Dari
Manajer HRD dan Karyawan tersebut, penulis memilih sebanyak tiga orang
sebagai informan penelitian.
3.2.2 Informan Penelitian
Sebagai informan penelitian ini, penulis menentukan tiga orang yang
dinilai dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu :
1. Manajer HRD PT. Borwita Citra Prima Kendari (Informan Kunci)
2. Dua orang Karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari
3.3 Metode Penentuan Informan
Penentuan informan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
purposive sampling (pengambilan informan berdasarkan tujuan), yaitu peneliti
38
39
menentukan secara sengaja atau memilih orang-orang yang akan menjadi
informan penelitian dengan pertimbangan bahwa mereka yang dipilih sebagai
informan mampu memberikan keterangan yang diperlukan oleh peneliti dalam
menunjang pengumpulan data-data untuk menyusun laporan penelitian. Teknik
penentuan informan ini adalah siapa yang akan diambil sebagai anggota informan
diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang sesuai dengan maksud dan
tujuan penelitian. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak tiga
orang yang terdiri dari : Manajer HRD dan dua orang Karyawan PT. Borwita
Citra Prima Kendari.
3.4 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat secara langsung
sehingga data primer diperoleh dari informan pada saat dilakukan wawancara
antara peneliti dan informan dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu
mengajukan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka.Sedangkan
data sekunder adalah data yang bersumber dari dokumen-dokumen yang memiliki
keterkaitan dengan masalah dalam penelitian ini. Baik data primer maupun data
sekunder diperoleh melalui teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh berdasarkan masalah penelitian yang
termuat dalam pedoman wawancara. Berdasarkan masalah penelitian yang
berkaitan dengan bagaimana proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja pada
PT. Borwita Citra Prima Kendari, hambatan-hambatan dalam proses
perekrutan dan seleksi tenaga kerja serta bagaimana cara mengatasi hambatan-
40
hambatan dalam proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja pada PT. Borwita
Citra Prima Kendari dalam peningkatan kualitas dan daya saing perusahaan.
2. Data Sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh dengan menggunakan
berbagai dokumen antara lain seperti buku-buku, makalah, dan yang lainnya
yang mempunyai relevansi dengan masalah yang dikaji/diteliti.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan atau perampungan
data-data penelitian secara sistematis dan standar sesuai dengan keperluan
peneliti. Untuk mendapatkan data yang standar tersebut, maka peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data penelitian sebagai berikut :
1. Observasi, yaitu peneliti melakukan observasi atau pengamatan secara
langsung untuk mendukung dan memperkuat kebenaran keterangan data-data
yang diberikan oleh para informan penelitian.
2. Wawancara, yaitu digunakan untuk pengumpulan data dan informasi melalui
wawancara langsung dengan informan.
3. Dokumentasi, yaitu menelaah dan mempelajari berbagai laporan tertulis pada
PT. Borwita Citra Prima Kendari yang dianggap relevan dengan penelitian.
3.6 Metode Analisis Data
Data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini, selanjutnya akan
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Analisis tersebut
mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan temuan dan hasil penelitian yang
didapatkan dilapangan dan selanjutnya diberi penafsiran dan kesimpulan. Data
41
yang dianalisis secara kualitatif ini diuraikan dengan menggunakan kalimat secara
logis, kemudian merelevansikan, dan menginterprestasikannya kedalam bentuk
narasi dengan menggunakan teori yang mendukung.
3.7 Operasional Variabel
Secara operasional kedua variabel penelitian ini diukur dengan
menggunakan beberapa indikator sebagai berikut :
1.1 Tabel Operasional Variabel
No
1
Variabel
Indikator
Perekrutan 1. Penyusunan
Definisi
strategi Perekrutan merupakan proses
untuk merekrut
2. Pencarian
mencari, mengidentifikasi dan
pelamar- menarik
pelamar kerja
3. Penyisihan
pelamar
para
berkemampuan
calon
yang
(Robbins,
Pelamar- 2004).
yang
tidak
cocok/penyisihan
4. Pembuatan kumpulan
pelamar
2
Seleksi
1. Pemeriksaan Awal
Seleksi adalah kegiatan dalam
2. Pengisian Formulir
manajemen SDM yang
3. Penggunaan Formulir
dilakukan setelah proses
4. Pengujian (Testing)
rekrutmen selesai dilaksanakan
5. Wawancara
(Rivai, 2008).
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Borwita Citra Prima Kendari
PT. Borwita berdiri sejak tahun 1976 yang bertempat di Surabaya dengan
nama PBF PT. Borwita Indah yang dipimpin oleh Mr. Harry Karyono. Pada tahun
1995 perusahaan ini kini berganti nama menjadi PT. Borwita Citra Prima dan
mulai membuka cabang di Bali, kemudian pada tahun 1999 PT. Borwita Citra
Prima mulai menyebar ke Nusa Tenggara dan mulai masuk ke Sulawesi pada
tahun 2003 dengan berbagai macam produk seperti Gilette, pengharum pakaian,
pengharum ruangan, kosmetik, shampoo dan pampers. Pada tahun 2009 PT.
Borwita Citra Prima kembali membuka cabang di Kendari yang bertempat di Jln.
R. Suprapto, Kelurahan Tobuha Kecamatan Puuwatu Kota Kendari dengan
pimpinan cabang atas nama Darma Subekti. PT. Borwita Citra Prima Kendari
tentu memiliki strategi tersendiri dalam proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja
sehingga perusahaan betul-betul ingin mendapatkan karyawan yang sesuai dengan
kualifikasi dan mempunyai kemampuan dalam bekerja secara optimal.
4.2 Visi Dan Misi PT. Borwita Citra Prima Kendari
Sebagai sebuah perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari tentu
memiliki visi dan misi yang jelas dalam menjalankan perusahaannya. Visi dan
misi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
42
43
Visi:
Menjadi mitra usaha pilihan utama bagi semua pihak, melalui
kepemimpinan dalam memberikan kepuasan pelanggan.
Misi:
Mendistribusikan produk-produk unggulan dalam jangkauan konsumen
secara efektif, efisien, dan inovatif melalui 7 (tujuh) budaya kerja yaitu:
1. Better everyday (menjadi lebih baik setiap harinya)
Kami belajar mengembangkan diri secara berkesinambungan untuk
mencapai hasil yang berkualitas.
2. Ownership (rasa memiliki)
Kami melaraskan dan menyeimbangkan antara visi organisasi dan visi
pribadi secara keseluruhan dalam bekerja.
3. Reliabel (dapat diandalkan)
Kami adalah individu yang berkompeten dibidangnya dan menjunjung
tinggi dengan merealisasikan komitmen.
4. Winning Spirit (semangat pemenang)
Kami melakukan terobosan inovatif untuk memberikan hasil maksimal
dengan mengoptimalkan sumber daya.
5. Integrity (integritas)
Kami bekerja dengan etika yang baik yang selaras dengan hati, pikiran
dan tindakan.
6. Team Work (kerjasama dalam tim)
44
Kami mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan seluruh
pihak untuk menuju visi dan melampaui tujuan perusahaan.
7. At your service (pelayanan terbaik untuk memberikan kepuasan konsumen)
Kami mempunyai kemampuan memberikan pelayanan yang melampaui
harapan pelanggan, baik pelanggan eksternal maupun pelanggan internal.
4.3 Struktur Organisasi PT. Borwita Citra Prima Kendari
Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan agar tujuan perusahaan
dapat tercapai, maka untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan struktur
organisasi perusahaan karena struktur organisasi perusahaan meruupakan salah
satu aspek dari perusahaan yang mencakup wewenang dan tanggung jawab
masing-masing fungsi perusahaan.
Selain perusahaan harus memiliki struktur organisasi dan uarian tugas yang
secara jelas mengenai batasan wewenang dan tanggung jawab setiap karyawan,
masih dibutuhkan pula kemampuan pimpinan tertinggi perusahaan dalam
mengarahkan dan mengendalikan sumber daya manusia yang dimiliki organisasi
dengan baik guna mengembangkan rencana organisasi agar dapat bertahan dan
terus berkembang.
Adanya struktur organisasi yang baik memungkinkan penetapan serta
pemisahan wewenang dan tanggung jawab setiap individu dalam seluruh jenjang
organisasi sehingga tugas-tugasnya dapat dilaksanakan secara efektif, terarah, dan
penuh tanggung jawab. Hal tersebut tentunya akan menimbulkan suasana kerja
yang mendukung, nyaman, dan terjalinnya kerjasama yang baik antar setiap
karyawan.
45
Struktur organisasi pada setiap perusahaan, luar usaha, besarnya tujuan
yang ingin dicapai dan masalah yang dihadapi perusahaan tersebut. Sehingga
struktur organisasi harus sesuai dengan kondisi dan situasi yang sedang dihadapi
perusahaan yang bersangkutan. Adapun struktur organisasi PT. Borwita Citra
Prima Kendari adalah dapat digambarkan pada skema sebagai berikut:
a. Channel Leader
Channel leader adalah seorang pimpinan utama dalam perusahaan yang
mempunyai tugas menggerakkan seluruh organisasi kedalam fase berpikir untuk
maju, dan menginspirasi seluruh karyawan. Channel leader membawahi sales
manajer, dan group branch manajer.
b. Sales Manajer
Sales manajer mempunyai tugas untuk bertanggung jawab dalam
meningkatkan kinerja yang baik dalam tim penjualan. Sales manajer yaitu
bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung supaya tenaga penjualan
dapat berkembang dan memberikan yang terbaik.
Tugas sales manajer yaitu:
 Bersama-sama branch manajer membuat target penjualan dan strategi
untuk mencapainya.
 Menggerakkan masing-masing sales koordinator ditiap titik daerah sesuai
dengan rencana yang dibuat.
 Memonitor aktifitas sales koordinasi.
Sales manajer membawahi:
 Area sales manajer
46
Area sales manajer mempunyai tugas untuk bekerjasama dengan
distributor untuk mencapai target penjualan, menjaga ketersediaan barang,
memperluas area penjualan yang menjadi tanggung jawabnya.
Area sales manajer membawahi:
ï‚·
Sales Koordinator Kendari
ï‚·
Sales Koordinator Unaaha
ï‚·
Sales Koordinator Kolaka
ï‚·
Sales Koordinator Konawe Selatan
c. Group Branch Manajer
Group branch manajer merupakan jabatan yang dibawahi oleh Channel
Leader yang mana mempunyai tugas mengawasi dan mengontrol pelaksanaan
tugas-tugas Branch Manajer, Koordinator Logistik, dan Koordinator FA.
 Branch Manajer
ï‚·
Memimpin perusahaan untuk mengendalikan hubungan dengan pihak
lain berkaitan dengan perusahaan.
ï‚·
Mengelola keuangan dan harta perusahaan dengan ketentuan dan
proosedur direksi.
ï‚·
Pengadaan dan pemeliharaan peralatan penunjang operasioanal
perusahaan.
 Koordinator Logistik
ï‚·
Melakukan order barang kepada produsen dan supplier sesuai dengan
barang yang dibutuhkan perusahaan.
ï‚·
Menerima barang dan memastikan kapan barang tiba diperusahaan.
47
ï‚·
Mengontrol dan mengawasi barang-barnag yang sampai diperusahaan.
 Koordinator FA (Finance Accounting)
ï‚·
Koordinator FA adalah seseorang yang mengisi jabatan dimana
bertugas dan bertanggung jawab terhadap asuransi keuangan
perusahaan.
d. HRD (Human Resource Development)
HRD (Human Resource Development) adalah seseorang yang mengisi
jabatan dimana bertugas dan bertanggung jawab terhadap penerimaan dan seleksi
tenaga kerja pada perusahaan.
4.4 Keadaan Karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan keadaan
karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari yang dimana jumlah karyawan
sebanyak 97 orang. Untuk mengetahui lebih jelasnya keadaan karyawan pada PT.
Borwita Citra Prima Kendari, berikut ini penulis menyajikan data mengenai
rincian karyawan menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat usia
sebagai berikut:
a. Keadaan karyawan menurut jenis kelamin
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh data
tentang jenis kelamin karyawan pada PT. Borwita Citra Prima Kendari berjumlah
97 orang. Persentase jenis kelamin disajikan dalam tabel berikut:
48
Tabel 1.2 Keadaan Karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari Menurut
Jenis Kelamin, 2017
No
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase (%)
1
Laki-Laki
80
82,47
2
Perempuan
17
17,53
97
100,00
Jumlah
Sumber : Data Sekunder, 2017
Tabel diatas menunjukkan bahwa menurut jenis kelamin karyawan pada
PT. Borwita Citra Prima Kendari yang terdiri dari laki-laki berjumlah 80 orang
atau 82,47 % dan perempuan berjumlah 17 orang atau 17,53 %. Dengan demikian
tugas/pekerjaan yang ada pada PT. Borwita Citra Prima Kendari dapat dilakukan
oleh karyawan laki-laki maupun karyawan perempuan.
b. Keadaan Karyawan Menurut Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh data
tentang tingkat pendidikan karyawan pada PT. Borwita Citra Prima Kendari
sebagai berikut:
49
Tabel 1.3 Keadaan Karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari Menurut
Tingkat Pendidikan, 2017
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase (%)
1
SMA
76
78,35
2
Diploma (D3)
5
05,15
3
Sarjana (S1)
16
16,50
97
100,00
Jumlah
Sumber : Data Sekunder, 2017
Tabel diatas menunjukkan bahwa menurut tingkat pendidikan karyawan
pada PT. Borwita Citra Prima Kendari tingkat SMA sebanyak 76 orang atau 78,35
%. Sedangkan karyawan pada PT. Borwita Citra Prima Kendari yang mempunyai
pendidikan Diploma (D3) yaitu sebanyak 5 orang atau 05,15 % dan karyawan
yang berpendidikan Sarjana (S1) berjumlah 16 orang atau 16,50 %. Hal ini
menunjukkan sebagian besar karyawan yang ditempatkan pada PT. Borwita Citra
Prima Kendari berpendidikan SMA. Walaupun beberapa diantaranya masih
berpendidikan SMA dan Diploma, tetapi dengan demikian proses pelayanan dan
kerja keras karyawan sehingga perusahaan bisa mendapatkan hasil yang optimal.
c. Keadaan Karyawan Menurut Tingkat Usia
Berdasarkan hasil penellitian yang telah dilakukan maka diperoleh data
tentang usia karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari sebagai berikut:
50
Tabel 1.4 Keadaan Karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari Menurut
Usia, 2017
No
Tingkat Usia
Jumlah
Persentase (%)
1
21 – 30 Tahun
55
56,70
2
31 – 40 Tahun
40
41,24
3
41 – 50 Tahun
2
02,06
Jumlah
97
100,00
Sumber : Data Sekunder, 2017
Pada tabel diatas menunjukkan usia karyawan pada PT. Borwita Citra
Prima Kendari terbanyak 21 – 30 tahun berjumlah 55 orang atau 56,70 %, dan
kelompok usia 31 – 40 tahun berjumlah 40 orang atau 41,24 %. Sedangkan
kelompok usia 41 – 50 tahun berjumlah 2 orang atau 02,06 %. Ditinjau dari
tingkat usia karyawan pada PT. Borwita Citra Prima Kendari sudah memadai dan
dapat dikatakan memasuki usia produktif dimana tingkat usia karyawan tersebut
pada hakekatnya sudah dapat menunjang kinerja karyawan dalam bekerja pada
PT. Borwita Citra Prima Kendari.
4.5 Keadaan Sarana dan Prasarana PT. Borwita Citra Prima Kendari
Salah satu faktor penunjang dalam pelaksanaan berbagai aktivitas
karyawan pada PT. Borwita Citra Prima Kendari adalah tersedianya berbagai
sarana dan prasarana kerja yang dapat menunjang aktivitas kerja karyawan guna
memperlancar pelaksanaan pekerjaan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Adapun berbagai sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan kerja pada PT.
Borwita Citra Prima Kendari dapat dilihat pada tabel berikut:
51
Tabel 1.5 Keadaan Sarana dan Prasarana Kerja Pada PT. Borwita Citra
Prima Kendari, 2017
No
Jenis Peralatan/Barang
1
Mobil Kampas
2
Komputer Induk
3
Printer
4
Telepon
5
Lemari Bufet
6
Kursi Tamu
7
Kursi Panjang
8
Rak Buku
9
Lemari Arsip
10 Mesin Ketik
11 Kursi Putar
12 Komputer Kasir
13 Lemari Karyawan
14 Gudang Barang
15 Cermin
16 Jam Dinding
17 Foto Presiden
18 Foto Wakil Presiden
19 Meja Panjang
20 Kipas Angin Gantung
21 Bendera Merah Putih
22 Laminating
23 Mesin Potong Rumput
24 Kursi Plastik
25 Kursi Plastik Tangan
26 AC
27 Kamera Digital
28 Pompa Air
29 Tong Sampah
Sumber : Data Sekunder, 2017
Jumlah
13
5
10
5
4
10
7
10
5
3
5
3
5
5
6
8
1
1
5
16
2
1
3
15
10
8
2
1
5
Keadaan
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada dasarnya keadaan sarana dan
prasarana penunjang yang dimiliki oleh PT. Borwita Citra Prima Kendari sudah
cukup memadai dalam mendukung tugas organisasi tetapi
seiring dengan
perkembangan waktu dengan kondisi kerja semakin besar dan kompleks maka
52
sarana dan prasarana penunjang tersebut agar selalu diperhatikan keadaannya
sehingga pelaksanaan tugas-tugas organisasi kedepannya dapat berjalan dengan
baik.
4.6 Jenis Produk PT. Borwita Citra Prima kendari
Berdasarkan data hasil penelitian, maka diperoleh data tentang jenis
produk PT. Borwita Citra Prima Kendari yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.6 Jenis Produk PT. Borwita Citra Prima kendari, 2017
No
Jenis Produk
Nama Produk
1
Pengharum Pakaian
2
Pengharum Ruangan
3
Kosmetik
4
Shampoo
5
Pampers
Downy
Molto
Car Aqua
Stella
Ambifur
Asol
Spray
Handbody Cris
Olay
Shampoo Clear
Shampoo Pantene
Shampoo Dove
Shampoo Rejoice
Shampoo Head & Shoulders
Pampers Pant
Pampers Taped
Mixpack All Size
Gilette
6
Pencukur
Sumber : Data Sekunder, 2017
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dikatakan bahwa jenis produk PT.
Borwita Citra Prima Kendari sangat beragam. Hal ini terlihat dari jenis produk
yaitu pengharum pakaian, pengharum ruangan, kosmetik, shampoo dan lain-lain
yang terdiri dari berbagai macam merek tertentu.
53
4.7 Jam Kerja Karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari
Pembagian sistem jam kerja karyawan pada PT. Borwita Citra Prima
Kendari dan berlaku untuk semua karyawan adalah sebagai berikut:
Senin-Jumat
Jam Masuk
: 08.00 Wita
Jam Pulang
: 17.00 Wita
Sabtu
Jam Masuk
: 08.00 Wita
Jam Pulang
: 14.00 Wita
4.8 Profil Informan Penelitian
Untuk dapat mengetahui karakteristik dari masing-masing orang yang
menjadi informan penelitian ini, berikut dijelaskan satu persatu:
1. Ibu Masnah Jumiyati, S.T menjabat sebagai Manajer HRD (Human Resource
Development) pada PT. Borwita Citra Prima Kendari, beragama islam, umur
24 tahun, tingkat pendidikan terakhir Sarjana (S1).
2. Bapak Syawal, menjabat sebagai Delivery Van pada PT. Borwita Citra Prima
Kendari, beragama islam, umur 34 tahun, tingkat pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA).
3. Ibu Murni Fana, menjabat sebagai Kasir pada PT. Borwita Citra Prima,
beragama islam, umur 35 tahun, tingkat pendidikan terakhir Sekolah
Menengah Atas (SMA).
54
4.9 Analisis Perekrutan dan Seleksi Tenaga Kerja Pada PT. Borwita Citra
Prima Kendari
Penelitian analisis perekrutan dan seleksi tenaga kerja pada PT. Borwita
Citra Prima Kendari, secara rinci dapat dideskripsikan berdasarkan desain
penelitian yang telah disusun sebelumnya.
4.9.1 Penyusunan strategi untuk merekrut
Penyusunan strategi untuk merekrut tenaga kerja dilakukan tujuannya agar
perusahaan mendapatkan calon pelamar sebanyak-banyaknya sehingga dapat
menentukan pelamar mana yang paling tepat untuk kualifikasi perusahaan.
Tentunya dengan penyusunan strategi yang telah terorganisir maka akan lebih
mudah untuk mendapatkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Adapun bentuk penyusunan strategi untuk merekrut tenaga kerja pada PT.
Borwita Citra Prima Kendari yaitu dengan mengumpulkan berkas lamaran kerja
melalui tahapan membuka lowongan kerja yang kosong/vacant di perusahaan
dengan cara penyebaran informasi melalui media sosial.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ibu Masnah Jumiyati, S.T selaku Manajer
HRD (Human Resource Development) PT. Borwita Citra Prima Kendari
menyatakan bahwa :
“Penyebaran informasi dalam penyusunan strategi untuk merekrut tenaga
kerja pada PT. Borwita Citra Prima Kendari juga melalui media sosial,
website/situs lowongan kerja, lewat perantara karyawan, dan menempel
selembaran lowongan di Disnaker atau Kantor Pos. Selanjutnya dari berkas yang
masuk kemudian di filter sesuai dengan kualifikasi, kemudian diadakan tes tertulis
kepada para kandidat. Kandidat yang lulus tes akan diinterview oleh pimpinan
cabang yang akan menentukan apakah seseorang dinyatakan diterima atau tidak.”
(wawancara pada tanggal 24 januari 2017).
55
Berdsarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Development) PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan
bahwa pencarian tenaga kerja sangat ketat hal ini dikarenakan banyak tes yang
harus dilalui oleh pelamar agar dapat menghasilkan tenaga kerja yang sesuai
dengan kualifikasi untuk menduduki jabatan yang disediakan bagi pelamar yang
akan lolos di semua tes.
4.9.1.1 Hambatan dalam penyusunan strategi untuk merekrut
Setiap perusahaan tentunya tidak bisa lepas dari hambatan yang ada
contohnya hambatan dalam penyusunan strategi yaitu dikarenakan adanya
masalah-masalah terkait dengan bagaimana strategi suatu perusahaan untuk
merekrut tenaga kerja yang lebih berkualitas atau dalam hal ini sesuai dengan
standart kualifikasi perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari.
Adapun mengenai hambatan dalam hal penyusunan strategi tersebut
diungkapkan oleh Ibu Masnah Jumiyati, S.T selaku Manajer HRD (Human
Resource Development) pada PT. Borwita Citra Prima Kendari menyatakan
bahwa :
“Hambatan dalam strategi yang diterapkan adalah dalam semua tes yang
dilalui kadangkala banyak kandidat yang tidak sesuai dengan kualifikasi yang
diterapkan.” (wawancara pada tanggal 24 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Devolopment) pada PT. Borwita Citra Prima Kendari
menunjukkan bahwa hambatan dalam strategi yang diterapkan pada perusahaan
yaitu kadangkala banyak kandidat atau pelamar yang tidak sesuai dengan
kualifikasi yang diterapkan.
56
4.9.1.2 Cara mengatasi hambatan dalam penyusunan strategi untuk
merekrut
Dalam perekrutan tenaga kerja tentunya banyak hambatan-hambatan yang
ada dan harus diselesaikan dengan cara mengatasi hambatan dalam penyusunan
strategi adapun mengenai hal tersebut perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari mempunyai cara tersendiri dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut
agar perusahaan mampu merekrut tenaga kerja yang lebih berkualitas dan mampu
bersaing dengan perusahaan lain.
Terkait dengan cara mengatasi hambatan dalam penyusunan strategi yang
diterapkan, hal tersebut diungkapkan oleh Ibu Masnah Jumiyati, S.T selaku
Manajer HRD (Human Resource Development) PT. Borwita Citra Prima Kendari
menyatakan bahwa :
“Cara mengatasi hambatan dalam strategi yang di terapkan dengan
membuka kembali lowongan kerja untuk posisi tersebut”. (wawancara pada
tanggal 24 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Development) PT. Borwita Citra Prima Kendari menyatakan
bahwa jika pelamar tidak sesuai dengan kulifikasi yang diterapkan oleh PT.
Borwita Citra Prima Kendari maka diadakan kembali pencarian pelamar dengan
cara membuka kembali lowongan kerja.
4.9.1.3 Pencarian pelamar-pelamar kerja
Proses pencarian pelamar kerja dapat dilakukan oleh setiap perusahaan
namun dalam hal ini ada banyak cara yang dilakukan oleh tiap-tiap perusahaan
untuk mencari tenaga kerja, contohnya pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
57
Kendari melakukan pencarian pelamar kerja melalui beberapa tempat mengenai
lowongan pekerjaan untuk posisi yang kosong.
Terkait proses pencarian pelamar kerja hal ini diungkapkan oleh Ibu
Masnah Jumiyati, S.T selaku Manajer HRD (Human Resource Development) pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari, menyatakan bahwa:
“Proses pencarian pelamar kerja di PT. Borwita Citra Prima Kendari
adalah dengan membuka lowongan kerja untuk posisi yang kosong/Vacant di
perusahaan dengan cara menyebar informasi lowongan kerja melalui media sosial,
website/situs lowongan kerja, lewat perantara karyawan, dan menempel
selembaran lowongan di Disnaker atau Kantor Pos”.(wawancara pada tanggal 24
januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Devolopment) PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan
bahwa proses pencarian pelamar kerja yaitu dengan membuka lowongan kerja
pada posisi yang kosong pada perusahaan dengan penyebaran informasi melalui
media sosial, website/situs lowongan kerja, lewat perantara karyawan, dan
menempel selembaran lowongan kerja di Disnaker atau Kantor Pos.
“Hambatan tidak ada dikarenakan semua sarana dapat diakses dengan
mudah”. (wawancara pada tanggal 24 januari 2017).
4.9.1.4 Penyisihan pelamar-pelamar yang tidak cocok/penyaringan
Mencari tenaga kerja yang profesional dan berkualitas tidaklah gampang,
merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah organisasi dan perusahaanperusahaan harus melakukan penyisihan atau penyaringan untuk anggota atau
pekerja yang baru. Untuk itulah rekrutmen tenaga kerja dibutuhkan untuk
menyaring para pelamar yang ingin melamar.
58
Sehubungan dengan penyisihan pelamar yang tidak cocok hal ini
diungkapkan oleh Ibu Masnah Jumiyati, S.T selaku Manajer HRD (Human
Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari,
menyatakan bahwa:
“Penyaringan pelamar di PT. Borwita Citra Prima Kendari dimulai pada
tahap pertama yaitu filter berkas yang masuk, yang dinyatakan lolos berkas hanya
yang berkasnya lengkap sesuai dengan kualifikasi perusahaan, kemudian ditahap
tes tertulis yang dinyatakan lolos jika mendapat nilai hasil tes minimal dengan
nilai C (Cukup)”. (wawancara pada tanggal 24 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Devolopment) PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan
bahwa begitu banyak tes yang harus dilalui oleh pelamar untuk menjadi karyawan
pada PT. Borwita Citra Prima Kendari hal ini dikarenakan pada perusahaan
tersebut ingin mencari tenaga kerja yang berkualitas dalam hal ini memiliki
keterampilan terkait dengan posisi yang dibuka pada perusahaan PT. Borwita
Citra Prima Kendari.
4.9.1.5 Hambatan dalam penyisihan pelamar-pelamar yang tidak cocok
Dalam proses penyisihan pelamar-pelamar kerja perusahaan memerlukan
perhatian yang sangat besar khususnya untuk membendung diskualifikasi karena
alasan yang tidak tepat, sehingga didalam proses ini dibutuhkan kecermatan dari
pihak penyaring. Hal demikian juga diterapkan pada perusahaan PT. Borwita
Citra Prima Kendari yaitu dari banyaknya pelamar yang tidak sesuai dengan
kualifikasi sehingga perusahaan melakukan penyisihan atau penyaringan tenaga
kerja.
59
Sehubungan dengan hambatan dalam penyisihan pelamar-pelamar yang
tidak cocok hal ini diungkapkan oleh Ibu Masnah Jumiyati, S.T selaku Manajer
HRD (Human Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari, menyatakan bahwa:
“Hambatan penyisihan adalah kadangkala banyak kandidat yang tidak
sesuai dengan kualifikasi yang kami harapkan”. (wawancara pada tanggal 24
januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Devolopment) PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan
bahwa hambatan penyisihan kandangkala banyak kandididat yang tidak sesuai
dengan kualifikasi yang diharapkan oleh PT. Borwita Citra Prima Kendari.
4.9.1.6 Cara mengatasi hambatan dalam penyisihan pelamar-pelamar yang
tidak cocok
Dalam mengatasi hambatan penyisihan pelamar-pelamar yang tidak cocok
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari melakukan cara dengan membuka
kembali lowongan kerja dan mengumpulkan para pelamar. Pada perusahaan ini
tidak membatasi jumlah pelamar karena setelah banyak pelamar terkumpul maka
akan dilakukan seleksi atau tes pada pelamar hal ini dilakukan agar mendapatkan
karyawan yang sesuai dengan kualifikasi perusahaan.
Adapun terkait dengan cara mengatasi hambatan dalam penyisihan
pelamar-pelamar yang tidak cocok hal ini diungkapkan oleh Ibu Masnah Jumiyati,
S.T selaku Manajer HRD (Human Resource Development) pada perusahaan PT.
Borwita Citra Prima Kendari, menyatakan bahwa:
“Cara mengatasi hambatan tersebut dengan membuka kembali lowongan
kerja untuk posisi tersebut dan merekrut banyak pelamar sehingga kemudian kami
60
bisa mendapatkan karyawan yang sesuai kualifikasi”. (wawancara pada tanggal 24
januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Devolopment) PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan
bahwa dengan membuka kembali lowongan pekerjaan bagi pelamar. Dengan
begitu perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari berharap agar bisa
mendapatkan karyawan yang betul-betul sesuai dengan kualifikasi pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari.
4.9.1.7 Pembuatan kumpulan pelamar
Adapun proses yang dilakukan dalam pembuatan kumpulan pelamar
tujuannya agar mudah mengetahui data-data pelamar atau calon karyawan. Hal
demikian juga diterapkan pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari yaitu
dengan mengumpulkan lebih dahulu data-data pelamar sehingga kemudian
diseleksi dan di proses untuk masuk pada tes selanjutnya.
Terkait dengan pembuatan kumpulan pelamar hal ini diungkapkan oleh
Ibu Masnah Jumiyati, S.T selaku Manajer HRD (Human Resource Development)
pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari, menyatakan bahwa:
“Dalam pembuatan kumpulan pelamar pada PT. Borwita Citra Prima
Kendari dengan cara membuat database manual dari data pelamar dengan adanya
database pelamar hal ini akan mempermudah HRD untuk tracking pelamar yang
masuk ”. (wawancara pada tanggal 24 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari menunjukkan bahwa dalam pembuatan kumpulan pelamar pada PT.
Borwita Citra Prima Kendari dengan cara membuat database manual dari data
61
pelamar dengan adanya database pelamar hal ini akan mempermudah HRD dalam
tracking pelamar yang masuk.
“Hambatan tidak ada karena dari adanya database pelamar mempermudah
HRD dalam tracking pelamar yang masuk di PT. Borwita Citra Prima kendari”.
(wawancara pada tanggal 24 januari 2017).
4.9.2 Pemeriksaan awal
Dalam pemeriksaan awal dilakukan tujuannya agar dapat melakukan
pemerikasaan berkas pelamar yang sudah lengkap. Seperti pada perusahaan PT.
Borwita Citra Prima Kendari jika ada berkas yang tidak lengkap maka pelamar
tersebut tidak berhak untuk mengikuti tes selanjutnya.
Terkait dengan pemeriksaan awal hal ini diungkapkan oleh Ibu Masnah
Jumiyati, S.T selaku Manajer HRD (Human Resource Development) pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari, menyatakan bahwa:
“Pemerikasaan awal hanya berupa pemeriksaan berkas pelamar harus
lengkap dan sesuai dengan kualifikasi perusahaan”. (wawancara pada tanggal 25
januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari menunjukkan bahwa pada proses pemeriksaan awal berkas pelamar harus
lengkap dan sesuai dengan kualifikasi perusahaan sehingga calon karyawan harus
lebih teliti dalam mengisi berkas yang akan dikumpulkan agar pelamar bisa lanjut
ketahap tes selanjutnya karena banyak tahapan-tahapan tes yang harus dilalui oleh
pelamar atau kandidat.
62
Terkait dengan pemeriksaan awal hal ini juga diungkapkan oleh Bapak
Syawal selaku Delivery Van PT. Borwita Citra Prima Kendari, menyatakan
bahwa:
“Hal pertama dalam pemeriksaan awal yaitu kandidat menyetor berkas
pada Manajer HRD (Human Resource Development) setelah lulus berkas maka
pelamar akan di panggil untuk melakukan tes kedua yaitu tes tertulis”.
(wawancara pada tanggal 26 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan karyawan PT.
Borwita Citra Prima Kendari, menyatakan bahwa dalam pemeriksaan awal
karyawan melalui berbagai macam tes yang harus dilakukan agar tetap bisa
bertahan untuk menjadi karyawan pada PT. Borwita Citra Prima Kendari.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Bapak Syawal terkait
pemeriksaan awal hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Murni Fana selaku Kasir
pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari, menyatakan bahwa:
“Memang ada pemeriksaan awal dalam hal ini seperti pemeriksaan berkas
yang lengkap, jika ada berkas yang tidak lengkap maka tidak bisa mengikuti tahap
selanjutnya”. (wawancara pada tanggal 27 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan tiga informan di atas
menunjukkan bahwa pada saat pemeriksaan awal sudah sangat ketat sehingga
calon pelamar harus lebih teliti dalam mengisi berkas yang akan dikumpulkan
agar pelamar bisa lanjut ketahap tes selanjutnya karena banyak tahapan-tahapan
tes yang harus dilalui oleh pelamar atau kandidat. Adapun dalam pemeriksaan
awal para calon karyawan harus melalui berbagai macam tes yang harus dilakukan
agar tetap bisa bertahan untuk menjadi karyawan pada PT. Borwita Citra Prima
Kendari.
63
“Tidak ada hambatan dalam pemeriksaan awal, semua berjalan lancar”.
(wawancara pada tanggal 25 januari 2017).
4.9.2.1 Pengisian formulir dan Penggunaan formulir
Dalam setiap perusahaan ketika membuka lowongan kerja tentunya setiap
pelamar diwajibkan untuk melakukan pengisian formulir sebagaimana yang ada
pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari. Adapun bentuk pengisian
formulir yaitu seperti biodata, pengalaman kerja dan sesuai dengan standart yang
ada pada pengisian formulir PT. Borwita Citra Prima Kendari.
Adapun terkait dengan pengisian formulir hal ini diungkapkan oleh Ibu
Masnah Jumiyati, S.T selaku Manajer HRD (Human Resource Development) pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari, menyatakan bahwa:
“Pengisian formulir dilakukan dengan menggunakan formulir data calon
karyawan standart dari perusahaan dan mengisi pertanyaan berupa “ide yang
pernah terealisasikan oleh kandidat” dan masalah yang pernah diselesaikan oleh
kandidat”. (wawancara pada tanggal 25 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari, menunjukkan bahwa dalam pengisian formulir data karyawan harus diisi
sesuai dengan standart yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Terkait dengan pengisian formulir hal ini juga diungkapkan oleh Bapak
Syawal selaku Delivery Van pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari,
menyatakan bahwa:
“Jadi berdasarkan pengalaman saya waktu tes pada perusahaan PT.
Borwita Citra Prima Kendari memang ada pengisian formulir yang dibagikan oleh
Manajer HRD (Human Resource Development) pada tiap calon karyawan untuk
mengisi formulir berupa biodata dan pertanyaan-pertanyaan berupa ide dan
masalah”. (wawancara pada tanggal 26 januari 2017).
64
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Delivery Van pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari, menunjukkan bahwa setiap pelamar
atau karyawan diwajibkan untuk mengisi formulir biodata dan pertanyaanpertanyaan hal ini dikarenakan agar perusahaan lebih banyak mengetahui tentang
bagaimana data diri dari pelamar dan bagaimana kemampuan pelamar.
Ungkapan dari Bapak Syawal terkait dengan pengisian formulir hampir
sama dengan yang diungkapkan oleh Ibu Murni Fana selaku Kasir pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari, menyatakan bahwa:
“Setiap calon karyawan diwajibkan untuk mengisi formulir berupa biodata
pelamar dan pertanyaan berupa ide dan masalah”. (wawancara pada tanggal 27
januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti bersama dengan tiga informan di
atas menunjukkan bahwa pengisian formulir itu sangat penting karena untuk
mengetahui data masing-masing kandidat dan juga bisa menentukan apakah
pelamar atau calon karyawan bisa lanjut pada tahap selanjutnya. Dalam hal ini
untuk menjadi karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari, karena dalam proses
ini perusahaan tersebut membutuhkan karyawan yang benar-benar mempunyai
kemampuan sesuai dengan kualifikasi perusahaan.
4.9.2.2 Hambatan dalam pengisian dan penggunaan formulir
Ada berbagai macam hambatan dalam pengisian formulir seperti pengisian
berkas pelamar yang tidak sesuai dengan kualifikasi perusahaan sehinngga banyak
pelamar yang gugur atau tidak lolos berkas. Adapun terkait dengan hambatan
dalam pengisian formulir hal ini diungkapkan oleh Ibu Masnah Jumiyati, S.T
65
selaku Manajer HRD (Human Resource Development) pada perusahaan PT.
Borwita Citra Prima Kendari, mengungkapkan bahwa:
“Hambatan dalam pengisian formulir adalah adanya pertanyaan berupa ide
yang pernah terealisasikan oleh kandidat dan masalah yang pernah diselesaikan
oleh kandidat, namun banyak kandidat yang tidak mengisi kedua pertanyaan
tersebut” (wawancara pada tanggal 25 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari, menunjukkan bahwa hambatan dalam pengisian fomulir yaitu banyaknya
calon karyawan yang tidak mampu mengisi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
oleh Manajer HRD (Human Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita
Citra Prima Kendari, sehingga hal ini membuat banyak kandidat gugur dalam
menjalankan tes selanjutnya.
Terkait dengan hambatan dalam pengisian formulir hal ini juga
diungkapkan oleh Bapak Syawal selaku Delivery Van pada perusahaan PT.
Borwita Citra Prima Kendari, mengungkapkan bahwa:
“Hambatan dalam pengisian formulir yaitu karena adanya pertanyaanpertanyaan berupa ide dan masalah yang dimana sebagian tidak mampu dijawab
oleh calon karyawan”. (wawancara pada tanggal 26 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Delivery Van pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari, menunjukkan bahwa hambatan
dalam pengisian formulir juga bisa membuat kandidat atau calon karyawan gugur
dalam tes selanjutnya atau dalam hal ini tes wawancara.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Bapak Syawal terkait hambatan
dalam pengisian formulir hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Murni Fana selaku
Kasir pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari mengungkapkan bahwa:
66
“Dalam pengisian formulir yaitu ada sebagian dari kami yang kurang
memahami pertanyaan-pertanyaan yang diberikan”. (wawancara pada tanggal 27
januari 2017).
Bedasarkan hasil wawancara peneliti di atas bersama dengan tiga informan
pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan bahwa hambatan
dalam pengisian formulir yaitu banyaknya calon karyawan dalam mengisi
formulir tidak sesuai dengan standart kualifikasi perusahaan PT. Borwita Citra
Prima Kendari hal ini dikarenakan banyaknya calon karyawan yang tidak mampu
menganalisa setiap pertanyaan yang diberikan dengan demikian hal seperti ini
bisa membuat kandidat gugur untuk jadi karyawan dan tidak bisa lagi mengikuti
tes berikutnya.
4.9.2.3 Cara mengatasi hambatan dalam pengisian dan pengguunaan
formulir
Dalam pengisian formulir harus dilakukan dengan pengisian yang benar
tujuannya untuk medapatkan calon karyawan yang berkualitas atau sesuai
kualifikasi perusahaan maka PT. Borwita Citra Prima Kendari mempunyai cara
untuk mengatasi hambatan yaitu jika pelamar lolos berkas maka HRD (Human
Resource Development) memberikan kembali pertanyaan yang sama pada saat tes
interview guna melihat reaksi kandidat dan sampai dimana kemampuanya.
Adapun terkait dengan cara mengatasi hambatan dalam pengisian formulir
hal ini diungkapkan oleh Ibu Masnah Jumiyati, S.T selaku Manajer HRD (Human
Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari,
mengungkapkan bahwa:
“Cara mengatasi hal tersebut adalah jika kandidat yang bersangkutan lolos
tes tertulis maka pertanyaan tersebut akan diajukan kembali saat tahap interview
67
untuk melihat reaksi kandidat untuk menggali kemampuannya terkait dua hal
tersebut dimasa lalu”. (wawancara pada tanggal 25 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari, menunjukkan bahwa dalam mengatasi hambatan dalam pengisian
formulir jika kandidat yang bersangkutan lolos tes tertulis maka pertanyaan
tersebut akan diajukan kembali saat tahap interview untuk melihat reaksi kandidat
dan untuk menggali kembali kemampuannya terkait dua hal tersebut dimasa lalu.
Dalam hal ini jika kandidat tidak mampu menjawab atau tidak lulus dalam tes
tertulis maka kandidat dinyatakan gugur dan tidak berhak untuk mengikuti tes
selanjutnya.
Terkait dengan cara mengatasi hambatan dalam pengisian formulir hal ini
juga diungkapkan oleh Bapak Syawal selaku Delivery Van pada perusahaan PT.
Borwita Citra Prima Kendari, mengungkapkan bahwa:
“Jika para kandidat lolos pada saat tes tertulis maka pertanyaan yang akan
diberikan pada saat interview masih berhubungan dengan pertanyaan saat tes
tertulis”. (wawancara pada tanggal 26 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara diatas bersama dengan Delivery Van pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari, menyatakan bahwa terkait dengan
cara mengatasi hambatan dalam pengisian formulir yaitu kandidat harus mencari
informasi pada teman terkait dengan pertanyaan-pertanyaan apa saja yang akan
diberikan ketika tes interview.
68
Sehubungan dengan cara mengatasi hambatan dalam pengisian formulir
hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Murni Fana selaku Kasir pada perusahaan PT.
Borwita Citra Prima Kendari, mengungkapkan bahwa:
“Menurut mengalaman saya ketika saya masih menjadi kandidat atau
calon karyawan pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima dalam mengatasi
hambatan pengisian formulir yaitu saya cukup teliti agar saya bisa besaing dengan
kandidat yang lain”. (wawancara pada tanggal 27 januari 2017).
Berdasarkan Hasil wawancara peneliti di atas bersama dengan tiga
informan PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan bahwa dalam mengatasi
hambatan pengisian formulir yaitu jika kandidat yang bersangkutan lolos tes
tertulis maka pertanyaan tersebut akan diajukan kembali saat tahap interview
untuk melihat reaksi kandidat dan untuk menggali kemampuannya terkait dua hal
tersebut dimasa lalu. Dan dalam mengatasi hambatan pengisian formulir para
kandidat cukup hati-hati dan harus teliti karena jika tidak hal ini juga bisa
membuat kandidat gugur.
4.9.2.4 Pengujian (Testing)
Dalam pengujian (testing) dilakukan pada perusahaan PT. Borwita Citra
Prima Kendari, tujuannya agar dapat mengetahui sampai dimana kemampuan dari
masing-masing individu atau pelamar dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
baik tes tertulis maupun interview. Dalam tes ini setiap kandidat harus mempunyai
nilai sesuai standart kualifikasi perusahaan untuk lolos.
Adapun terkait dengan pengujian (testing) hal ini diungkapkan oleh Ibu
Masnah Jumiyati, S.T selaku Manajer HRD (Human Resource Development) pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari, mengungkapkan bahwa:
69
“Proses pengujian seleksi tenaga kerja adalah melalui tes tertulis meliputi
TIU (Tes Intelegensi Umum), TI (Tes Instruksi), dan DISC ( Dominan, Influance,
Steadness, Complain) dimana kandidat yang dinyatakan lolos adalah kandidat
yang memperoleh nilai TIU dan TI minimal C (Cukup)”. (wawancara pada
tanggal 25 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas bersama dengan Manajer
HRD (Human Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari, menunjukkan bahwa jika kandidat dalam mengikuti tes tertulis dan
mendapatkan nilai C maka bisa dinyatakan lolos.
Terkait dengan pengujian (testing) hal ini juga diungkapkan oleh Bapak
Syawal selaku Delivery Van pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari,
mengungkapkan bahwa:
“Memang ada pengujian (testing) dalam hal ini berupa tes tertulis dan tes
wawancara adapun pertanyaan-pertanyaan yang diberikan yaitu terkait dengan
pertanyaan-pertanyaan berupa logika”. (wawancara pada tanggal 26 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas bersama dengan Delivery
Van pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari, menyatakan bahwa setiap
kandidat akan melakukan tes tertulis dan tes wawancara adapun pertanyaanpertanyaan yang diberikan yaitu terkait dengan pertanyaan-pertanyaan berupa
logika.
Sehubungan dengan pengujian atau testing hal ini juga diungkapkan oleh
Ibu Murni Fana selaku Kasir pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari
mengungkapkan bahwa:
“Pada tahap tes pengujian atau testing juga sangat mempengaruhi apakah
kandidat bisa lolos jadi karyawan karena jika kandidat tidak mampu menjawab
sesuai dengan yang telah ditentukan atau meraih nilai D maka akan dinyatakan
tidak lolos”. (wawancara pada tanggal 27 januari 2017).
70
Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas bersama dengan tiga
informan PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan bahwa proses pengujian
seleksi tenaga kerja adalah melalui tes tertulis meliputi TIU (Tes Intelegensi
Umum), TI (Tes Instruksi), dan DISC ( Dominan, Influance, Steadness,
Complain) dimana kandidat yang dinyatakan lolos adalah kandidat yang
memperoleh nilai TIU dan TI minimal C (Cukup). Jika kandidat yang
mendapatkan nilai D maka kandidat dinyatakan tidak lolos. Hal ini yang membuat
setiap kandidat dituntut agar lebih banyak mencari informasi terkait dengan
pertanyaan-pertanyaan apa saja yang akan di berikan pada kandidat ketika
pengujian melalui pengalaman karyawan yang sudah lolos.
4.9.2.5 Hambatan dalam proses pengujian (testing)
Hambatan dalam proses pengujian (testing) pada perusahaan PT. Borwita
Citra Prima Kendari yaitu disebabkan karena banyaknya pelamar atau kandidat
yang belum terlalu memahami apa saja yang dilakukan ketika akan mengikuti
ujian tes. Adapun terkait dalam hambatan proses pengujian hal ini diungkapakan
oleh Ibu Masnah Jumiyati, S.T selaku Manajer HRD (Human Resource
Development)
pada
perusahaan
PT.
Borwita
Citra
Prima
Kendari,
mengungkapkan bahwa:
“Hambatan dalam proses pengujian ini adalah lebih kepada kemampuan
masing-masing individu dalam menerima arahan tes”. (wawancara pada tanggal
25 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas bersama dengan Manajer
HRD (Human Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
71
Kendari menunjukkan bahwa hambatan dalam pengujian yaitu masing-masing
individu kurang memahami arahan tes.
Terkait dengan hambatan pengujian (testing) hal ini juga diungkapkan oleh
Bapak Syawal selaku Delivery Van pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari, mengungkapkan bahwa:
“Hambatan saya waktu melakukan tes yaitu adanya pertanyaan-pertanyaan
yang saya kurang pahami karena dalam pengujian ini kami diharapkan agar
mampu menganalisa setiap pertanyaan”. (wawancara pada tanggal 26 januari
2017).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas bersama dengan Delivery
Van pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari, menunjukkan bahwa
setiap kandidat harus mempunyai nalar yang cukup baik jika ingin masuk pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari karena perusahaan ini sudah cukup
banyak mempunyai cabang perusahaan di Indonesia. Adapun hambatannya yaitu
banyak kandidat yang tidak lolos karena kurang memahami setiap pertanyaan
yang diujikan.
Sehubungan dengan hambatan dalam pengujian atau testing yang
diungkapkan oleh Bapak Syawal, hal ini juga hampir sama dengan ungkapan oleh
Ibu Murni Fana selaku Kasir pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari
mengungkapkan bahwa:
“Setiap perusahaan pasti mengadakan tes agar mengetahui bagaimana
kemampuan dari kandidat. Dalam melakukan tes ada sebagian pertanyaanpertanyaan yang kurang saya pahami, dan itu semua butuh konsentrasi yang
sangat besar agar bisa lolos dalam semua tes”. (wawancara pada tanggal 27
januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas bersama dengan tiga
informan PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan bahwa hambatan yang
72
ada dalam pengujian atau testing yaitu kurangnya pemahaman dari individu
sehingga membuat banyak kandidat harus gugur pada sesi tes selanjutnya. Karena
dalam melakukan tes harus butuh konsentrasi yang sangat besar agar bisa lolos
dalam semua tes.
4.9.2.6 Cara mengatasi hambatan dalam proses pengujian (testing)
Setiap perusahaan tentunya memiliki cara tersendiri untuk mengatasi
hambatan dalam proses pengujian atau testing hal ini juga dilakukan pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari yaitu Manajer HRD (Human
Resource Development) memastikan terlebih dahulu apakah kandidat siap
melakukan sesi tes selanjutnya sedangkan bagi kandidat harus lebih banyak
mencari informasi pada karyawan yang sudah lolos terkait apa yang akan diujikan
ketika melalui pengujian agar dalam ujian tersebut bisa dilalui dengan lancar.
Adapun terkait dalam mengatasi hambatan proses pengujian hal ini
diungkapakan oleh Ibu Masnah Jumiyati, ST selaku Manajer HRD (Human
Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari,
mengungkapkan bahwa:
“Cara mengatasi hambatan tersebut adalah dengan memastikan terlebih
dahulu para kandidat paham cara mengerjakan tiap tahapan tes sebelum masuk ke
sesi tes”. (wawancara pada tanggal 25 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari, terkait dengan cara mengatasi hambatan dalam pengujian atau tes
menunjukan bahwa dengan memastikan terlebih dahulu para kandidat paham cara
mengerjakan tiap tahapan tes sebelum masuk ke sesi tes.
73
Hal ini juga diungkapkan oleh Bapak Syawal selaku Delivery Van pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari menyatakan bahwa:
“Saya banyak bertanya dan mencari informasi dari para karyawan terkait
tes yang akan diujikan”. (wawancara pada tanggal 26 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa karyawan
dituntut harus lebih banyak mencari informasi agar tidak mengalami kesulitan
ketika melalui pengujian tes.
Sehubungan dengan cara mengatasi hambatan dalam pengujian hal ini juga
diungkapkan oleh Ibu Murni Fana selaku Kasir pada perusahaan PT. Borwita
Citra Prima Kendari mengungkapkan bahwa:
“Sebelum saya melakukan tes terlebih dahulu saya mempersiapkan mental
dan banyak bertanya kepada karyawan lama terkait dengan tes yang akan
diujikan, hal ini dikarenakan agar saya mampu menjalani pengujian dengan
lancar”. (wawancara pada tanggal 27 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas bersama dengan tiga
informan PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan bahwa cara mengatasi
hambatan dalam pengujian atau tes menunjukan bahwa dengan memastikan
terlebih dahulu para kandidat agar paham bagaimana cara mengerjakan tiap
tahapan tes sebelum masuk ke sesi tes. Dan tentunya harus lebih mempersiapkan
mental agar dalam mengerjakan soal pengujian berjalan dengan lancar.
4.9.2.7 Wawancara
Tahap-tahap dalam proses wawancara pada perusahaan PT. Borwita Citra
Prima Kendari meliputi persiapan pewawancara, pengarahan atau penciptaan hubungan,
pertukaran informasi, terminasi dan evaluasi. Setiap tahap harus dijalani agar wawancara
berhasil. Kegiatan persiapan ini mencakup penentuan sasaran wawancara, pengembangan
74
berbagai pertanyaan spesifik yang akan diajukan dalam proses wawancara, penetapan tipe
wawancara dan format pertanyaan, serta pengenalan awal tentang pelamar dengan
mempelajari blanko lamaran. Disamping itu, pewawancara harus mampu menjelaskan
tugas-tugas pekerjaan, standar prestasi, upah dan tunjangan-tunjangan lain, dan bidangbidang pekerjaan lainnya.
Dalam proses tes wawancara atau tanya jawab dengan maksud agar
memperoleh data untuk keperluan tertentu. Tanya jawab itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara yakni orang mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan
yang diwawancara atau narasumber yakni orang yang memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan. Pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari
pewawancara dilakukan oleh Manajer HRD (Human Resource Development).
Adapun terkait dalam melakukan tes wawancara hal ini diungkapakan oleh
Ibu Masnah Jumiyati, S.T selaku Manajer HRD (Human Resource Development)
pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari, mengungkapkan bahwa:
“iya melakukan tes wawancara dalam seleksi tenaga kerja. Hal ini
dimaksudkan tentunya agar dapat mengetahui secara langsung sampai dimana
kemampuan kandidat dalam menjawab pertanyaan secara lisan”. (wawancara pada
tanggal 25 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari, dalam proses tes wawancara dalam seleksi tenaga kerja. Hal ini
dimaksudkan tentunya agar dapat mengetahui secara langsung sampai dimana
kemampuan kandidat dalam menjawab pertanyaan secara lisan.
Hal ini juga diungkapkan oleh Bapak Syawal selaku Delivery Van pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari menyatakan bahwa:
75
“saya melakukan tes wawancara setelah lulus tes tertulis adapun isi tes
wawancara meliputi perkenalan, pengalaman kerja, dan keterampilan. Dan
biasanya jika pengalamannya pernah kerja maka akan ditanya mengapa pindah
pekerjaan apakah ada masalah atau tidak”. (wawancara pada tanggal 26 januari
2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa tes wawancara
meliputi perkenalan, pengalaman kerja, biasanya jika pengalamannya pernah kerja
maka akan ditanya mengapa pindah dari tempat kerja yang sebelumnya.
Sehubungan dengan yang diungkapkan oleh Bapak Syawal hal ini juga
diungkapkan oleh Ibu Murni Fana selaku Kasir pada perusahaan PT. Borwita
Citra Prima Kendari mengungkapkan bahwa:
“Pada saat wawancara saya ditanyakan mengenai berapa upah yang
diinginkan lalu jawaban tersebut akan disesuaikan dengan standart upah
perusahaan. Hal ini juga sangat berpengaruh untuk tidak lolosnya kandidat”.
(wawancara pada tanggal 27 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas bersama dengan tiga
informan PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan bahwa dalam tes
wawancara, hal-hal yang ditanyakan meliputi berapa upah yang diinginkan oleh
karyawan, pengalaman kerja, dan keterampilan. Lalu jawaban tersebut akan
disesuaikan dengan standart kualifikasi perusahaan. Namun hal ini juga
membutuhkan ketelitian bagi kandidat untuk menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan hal ini dikarenakan jika jawaban yang diberikan oleh kandidat tidak
sesuai dengan kualifikasi perusahaan maka bisa berpengaruh untuk tidak lolosnya
kandidat.
76
4.9.2.8 Hambatan dalam tes wawancara
Hambatan dalam tes wawancara yaitu banyaknya calon karyawan yang
tidak mampu menjawab sebagian pertanyaan yang diajukan oleh Manajer HRD
(Human Resource Development) PT. Borwita Citra Prima Kendari, terkait dengan
pengetahuan kerja dan menggali pengetahuan pelamar terkait dengan pekerjaan
dan pertanyaan-pertanyaan wajib karyawan yang diajukan untuk menggali
kemampuan calon karyawan tersebut.
Adapun terkait dalam mengatasi hambatan dalam proses pengujian hal ini
diungkapakan oleh Ibu Masnah Jumiyati, S.T selaku Manajer HRD (Human
Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari,
mengungkapkan bahwa:
“Hambatan dalam tes wawancara adalah biasanya kandidat jika dilihat dari
segi pengetahuan kandidat sudah dinyatakan lolos dari tes tertulis, namun saat tes
wawancara dan digali lebih dalam ternyata banyak kandidat yang kurang sesuai
dengan kualifikasi untuk posisi yang dibutuhkan perusahaan”. (wawancara pada
tanggal 25 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari, jika tes tertulis sudah lolos bukan berarti kandidat sudah diterima sebagai
karyawan tetapi setiap kandidat harus mampu melalui lagi tes terakhir yaitu
wawancara jika pada tes ini calon karyawan tidak mampu menjawab sesuai
dengan standart kualifikasi maka kandidat bisa dinyatakan tidak lolos.
Sehubungan dengan hal tersebut hal ini juga diungkapkan oleh Bapak
Syawal, selaku Delivery Van PT. Borwita Citra Prima Kendari mengungkapkan
bahwa:
77
“Sesuai dengan pengalaman saya bahwa dalam hambatan dalam tes
wawancara biasanya kandidat saat diberi pertanyaan tentang upah yang akan
diterima jika menjadi karyawan pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari
kandidat menjawab tidak sesuai dengan standart kualifikasi perusahaan”.
(wawancara pada tanggal 26 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersma dengan Delivery Van PT.
Borwita Citra Prima Kendari, menunjukkan bahwa pada perusahaan PT. Borwita
Citra Prima Kendari sangat teliti dalam setiap penerimaan karyawan baru hal ini
dikarenakan perusahaan ingin mendapatkan karyawan sesuai dengan kualifikasi
perusahaan sehingga perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan
lain.
Sehubungan dengan hambatan dalam tes wawancara jawaban yang
diungkapkan oleh Bapak Syawal,
hampir sama yang diungkapkan oleh Ibu
Murni Fana selaku Kasir pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari
mengungkapkan bahwa:
“Menurut pengalaman saya ketika menjadi kandidat pada PT. Borwita
Citra prima Kendari yaitu jawaban dari kandiat harus sesuai dengan standart
kualifikasi contohnya masalah upah yang diinginkan jika menjadi karyawan, jadi
jawaban harus sesuai dengan standart kualifikasi perusahaan”. (wawancara pada
tanggal 27 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas bersama dengan tiga
informan pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan bahwa
jawaban yang diberikan oleh kandidat terkait dengan pengetahuan kerja, upah
yang diinginkan oleh pelamar tidak sesuai dengan standart perusahaan PT.
Borwita Citra Prima Kendari, maka kandidat dinyatakan gugur untuk menjadi
karyawan.
78
4.9.2.9 Cara mengatasi hambatan dalam tes wawancara
Pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari dalam proes wawancara
setiap kandidat harus memperhatikan dengan seksama dan menjawab dangan
benar setiap pertanyaan dengan benar agar dapat melalui tahap wawancara dengan
lancar dan diterimanya sebagai karyawan yang sesuai standart kualifikasi
perusahaan. Maka para karyawan baru tersebut merupakan sumber daya manusia
yang produktif. Dan karyawan produktif adalah bukti paling baik suatu proses
seleksi yang efektif.
Adapun cara untuk mengatasi hambatan dalam tes wawancara yaitu
kandidat cukup mempersiapkan mental adapun terkait dalam mengatasi hambatan
dalam tes wawancara hal ini diungkapakan oleh Ibu Masnah Jumiyati, S.T selaku
Manajer HRD (Human Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita
Citra Prima Kendari, mengungkapkan bahwa:
“Cara mengatasi hambatan tersebut adalah selalu mencari perbandingan
untuk menempati suatu posisi atau dengan kata lain mencari maksimal tiga orang
yang dirasa memenuhi kualifikasi pekerjaan yang dibutuhkan dan kemudian
dilakukan observasi untuk menentukan kandidat yang paling sesuai”. (wawancara
pada tanggal 25 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Manajer HRD
(Human Resource Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari, menunjukkkan bahwa cara mengatasi hambatan dalam tes wawancara
yaitu selalu mencari perbandingan untuk menempati suatu posisi atau dengan kata
lain mencari maksimal tiga orang yang dirasa memenuhi kualifikasi pekerjaan
yang dibutuhkan dan kemudian dilakukan observasi untuk menentukan kandidat
yang paling sesuai.
79
Sehubungan dengan hal tersebut hal ini juga diungkapkan oleh Bapak
Syawal, selaku Delivery Van PT. Borwita Citra Prima Kendari mengungkapkan
bahwa:
“Cara untuk mengatasi hambatan yaitu kandidat atau calon karyawan
harus mempersiapkan mental atau lebih banyak mencari informasi pada karyawan
yang sudah lolos terkait dengan apa saja yang ditanyakan ketika tes wawancara”.
(wawancara pada tanggal 26 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan Delivery Van PT.
Borwita Citra Prima Kendari, karyawan bukan hanya menyiapkan mental untuk
melalui wawancara tetapi juga harus banyak mencari informasi pada karyawan
yang sudah lolos terkait dengan apa saja yang ditanyakan ketika tes wawancara.
Sehubungan dengan cara mengatasi hambatan dalam tes wawancara hal ini
juga diungkapkan oleh Ibu Murni Fana selaku Kasir pada perusahaan PT. Borwita
Citra Prima Kendari mengungkapkan bahwa:
“Dalam mengatasi hambatan pada saat tes wawancara kandidat atau
pelamar harus banyak belajar atau melatih diri sebelum melakukan wawancara
dan alangkah lebih bagusnya jika kandidat mempunyai keahlian atau keterampilan
dan pengalaman kerja”. (wawancara pada tanggal 27 januari 2017).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas bersama dengan tiga
informan PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan bahwa cara mengatasi
hambatan yaitu selalu mencari perbandingan untuk menempati suatu posisi atau
dengan kata lain mencari maksimal tiga orang yang dirasa memenuhi kualifikasi
pekerjaan yang dibutuhkan dan kemudian dilakukan observasi untuk menentukan
kandidat yang paling sesuai. dan lebih bagus lagi jika pelamar yang memiliki
keahlian, dan pengalaman kerja dan bagi kandidat juga harus lebih banyak
mencari informasi pada karyawan yang telah diterima sebagai karyawan pada
80
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari terkait apa-apa saja yang ditanyakan
ketika tes wawancara agar kandidat setidaknya mengetahui apa yang akan
dipersiapkan untuk tes wawancara.
4.9.3
Pembahasan Hasil Penelitian
Realitas hasil penelitian yang didapatkan di lapangan serta relevansinya
dengan teori rekrutmen dan seleksi tenaga kerja menunjukkan bahwa analisis
perekrutan dan seleksi tenaga kerja pada PT. Borwita Citra Prima Kendari dalam
merekrut dan menyeleksi tenaga kerja sangat ketat. Hal ini dapat dilihat pada
pembahasan di bawah ini:
1. Proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja pada PT. Borwita Citra Prima
Kendari, ditunjang oleh beberapa hal seperti :
a. Dalam penyusunan strategi untuk merekrut, perusahaan PT. Borwita Citra
Prima Kendari telah melakukan berbagai hal agar dapat merekrut karyawan
yang sesuai dengan kualifikasi perusahaan. Adapun pencarian atau
perekrutan karyawan sangat ketat hal ini dikarenakan banyak tes yang harus
dilalui oleh pelamar agar dapat menghasilkan karyawan yang sesuai dengan
kualifikasi untuk menduduki jabatan yang disediakan bagi pelamar yang
akan lolos di semua tes. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh
Simamora (1997:221) bahwa penyusunan strategi ini, sumber daya manusia
bertanggung jawab dalam menentukan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan,
bagaimana karyawan akan direkrut, dimana dan kapan. Dengan demikian
yang bertanggung jawab dalam penyusunan strategi perekrutan tenaga kerja
81
pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari adalah Manajer HRD
(Human Resource Devolopment).
b. Dalam proses pencarian pelamar kerja, pada perusahaan PT. Borwita Citra
Prima Kendari yaitu dengan membuka lowongan kerja pada posisi yang
kosong pada perusahaan dengan penyebaran informasi melalui media
sosial, website/situs lowongan kerja, lewat perantara karyawan, dan
menempel selembaran lowongan kerja di Disnaker atau Kantor Pos.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Simamora (1997:221) bahwa
setelah
rencana
strategi
perekrutan
disusun,
aktivitas
perekrutan
sesungguhnya bisa berlangsung melalui sumber-sumber perekrutan yang
ada. Banyak atau sedikitnya pelamar dipengaruhi oleh usaha dari pihak
perekrut didalam menginformasikan lowongan, salah satunya adanya ikatan
kerjasama yang baik antara perusahaan dengan sumber-sumber perekrutan
eksternal seperti sekolah dan universitas. Dengan demikian proses
pencarian pelamar kerja yang ada di perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari, yaitu melalui sumber-sumber perekrutan seperti media sosial,
website/situs, Disnaker, dan kantor Pos.
c. Dalam proses penyisihan atau penyaringan pelamar, pada perusahaan PT.
Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan bahwa begitu banyak tes yang
harus dilalui oleh pelamar untuk menjadi karyawan pada PT. Borwita Citra
Prima Kendari hal ini dikarenakan pada perusahaan tersebut ingin mencari
karyawan yang berkualitas dalam hal ini memiliki keterampilan terkait
dengan posisi yang dibuka pada perusahaan. Sebagaimana diungkapkan
82
oleh Simamora (1997:221) bahwa setelah lamaran-lamaran diterima,
haruslah disaring guna menyisihkan individu yang tidak memenuhi syarat
berdasarkan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan. Pada PT. Borwita Citra
Prima Kendari, yang bertugas dalam penyisihan tenaga kerja yaitu Manajer
HRD (Human Resource Devolopment). Adapun proses penyisihan yang
dilakukan cukup cermat dan sangat ketat.
d. Dalam pembuatan kumpulan pelamar, pada perusahaan PT. Borwita Citra
Prima Kendari yaitu dengan cara membuat database manual dari data
pelamar. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengelompokkan calon karyawan
pada posisi yang dibutuhkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Simamora
(1977:221) bahwa kelompok pelamar (aplicant pool) terdiri atas individuindividu yang telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh
perekrut dan merupakan kandidat yang layak untuk posisi yang dibutuhkan.
Dengan demikian PT. Borwita Citra Prima Kendari membuat kumpulan
pelamar sesuai dengan kriteria perusahaan.
e. Dalam pemeriksaan awal, pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
menunjukkan bahwa pada proses pemeriksaan awal berkas pelamar harus
lengkap dan sesuai dengan kualifikasi perusahaan sehingga calon pelamar
harus lebih teliti dalam mengisi berkas yang akan dikumpulkan agar
pelamar bisa lanjut ketahap tes selanjutnya karena banyak tahapan-tahapan
tes yang harus dilalui oleh pelamar atau kandidat. Sebagaimana yang telah
diungkapkan oleh Mangkuprawira (2001:208) bahwa pemeriksaan awal
dimaksudkan untuk meminimalkan waktu yang digunakan departemen
83
SDM selama proses penyeleksian dengan melepaskan para pelamar yang
tidak memenuhi syarat yang sudah ditentukan perusahaan. Pemerikasaan
awal dilakukan apabila pelamar memiliki spesikasi pekerjaan yang minim.
Dengan demikian proses pemeriksaan awal pada perusahaan PT. Borwita
Citra Prima kendari berupa pemeriksaan berkas pelamar sebagai calon
karyawan hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kelengkapan data-data
pelamar.
f. Dalam pengisian formulir, pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari dimaksudkan untuk mengetahui data masing-masing kandidat dan
juga bisa menentukan apakah pelamar atau calon karyawan bisa lanjut pada
tahap selanjutnya dalam hal ini untuk menjadi karyawan pada PT. Borwita
Citra Prima Kendari. Karena dalam proses ini perusahaan tersebut
membutuhkan karyawan yang benar-benar mempunyai kemampuan sesuai
dengan standart kualifikasi. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh
Mangkuprawira (2001:208) bahwa pengisian formulir pelamar adalah
proses pencatatan tentang lamaran kerja para individu pelamar. Pengisian
formulir lamaran yang menyediakan informasi yang berhubungan
mengenai individu digunakan penawaran pekerjaan. Dengan demikian
proses pengisian formulir pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari dimaksudkan untuk mencatat data lamaran kerja pelamar hal ini
dikarenakan untuk mengetahui kelengkapan data diri pelamar.
g. Dalam proses pengujian atau testing, pada perusahaan PT. Borwita Citra
Prima Kendari, melalui tes tertulis meliputi TIU (Tes Intelegensi Umum),
84
TI (Tes Instruksi), dan DISC (Dominan, Influance, Steadness, Complain)
dimana kandidat yang dinyatakan lolos adalah kandidat yang memperoleh
nilai TIU dan TI minimal C (Cukup). Jika kandidat yang mendapatkan nilai
D maka kandidat dinyatakan tidak lolos. Hal ini yang membuat setiap
kandidat dituntut agar lebih banyak mencari informasi terkait dengan
pertanyaan-pertanyaan apa saja yang akan di berikan pada kandidat ketika
pengujian melalui pengalaman karyawan yang sudah lolos. Sebagaimana
telah diungkapkan oleh Mangkuprawira (2001:208) bahwa penggunaan
pengujian dalam proses penyeleksian terkadang diadakan, tetapi di lain
kesempatan tidak tergantung kegunaan dan jenis pekerjaannya. Dengan
demikian proses pengujian atau testing dilakukan pada perusahaan PT.
Borwita Citra Prima Kendari, dijadikan sebagai nilai atau tolak ukur bagi
calon karyawan atau pelamar.
h. Dalam tes wawancara, pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari
menunjukkan bahwa dalam tes wawancara hal-hal yang ditanyakan
meliputi berapa upah yang diinginkan oleh karyawan, pengalaman kerja
dan keterampilan. Lalu jawaban tersebut akan disesuaikan dengan standart
kualifikasi perusahaan. Namun hal ini juga membutuhkan ketelitian bagi
kandidat untuk menjawab setiap pertanyaan yang diberikan hal ini
dikarenakan jika jawaban yang diberikan oleh kandidat tidak sesuai dengan
kualifikasi perusahaan maka bisa berpengaruh untuk tidak lolosnya
kandidat
sebagai
karyawan.
Sebagaimana
diungkapkan
oleh
Mangkuprawira (2001:208) bahwa wawancara merupakan salah satu cara
85
seleksi yang paling sering dan penting untuk dijalankan. Dengan demikian
proses tes wawancara pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari
dilakukan tujuannya untuk mengetahui upah yang diinginkan, pengalaman
kerja, dan bagaimana keterampilan kandidat.
2. Hambatan dalam proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja pada PT. Borwita
Citra Prima Kendari, ditunjang oleh beberapa hal seperti:
a. Hambatan dalam penyusunan strategi, pada perusahaan PT. Borwita Citra
Prima Kendari yaitu kadangkala banyak kandidat atau pelamar tidak
mampu menjawab sebagian pertanyaan yang diajukan hal ini dikarenakan
kurangnya pemahaman kandidat. Hal ini yang membuat calon karyawan
tidak lolos karena tidak sesuai dengan kualifikasi yang diterapkan pada
perusahaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Rivai (2009) menjelaskan
bahwa rekrutmen sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dimulai ketika
sebuah perusahaan memerlukan tenaga kerja dan membuka lowongan
sampai mendapatkan calon yang diinginkan atau memenuhi kualifikasi
sesuai dengan jabatan atau lowongan yang ada. Dengan demikian
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari terus berusaha mencari
karyawan yang sesuai dengan kualifikasi perusahaan dengan adanya
jabatan atau lowongan yang kosong.
b. Tidak ada hambatan dalam pencarian pelamar-pelamar kerja dikarenakan
semua sarana dapat diakses dengan mudah.
c. Hambatan
dalam
proses
penyisihan
pelamar-pelamar
yang
tidak
cocok/penyaringan, pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari yaitu
86
banyaknya pelamar yang tidak sesuai dengan kualifikasi sehingga
perusahaan melakukan penyisihan
atau
penyaringan tenaga
kerja.
Sebagaimana diungkapkan oleh Simamora (1977:221) didalam proses ini
memerlukan perhatian besar khususnya untuk membendung diskualifikasi
karena alasan yang tidak tepat. Pada PT. Borwita Citra Prima Kendari
sangat menerapkan yang namanya konsisten dalam menerima karyawan,
dalam hal ini penerimaan karyawan bukan hanya orang kaya atau
berdasarkan agama, suku Bangsa,
kecantikan dan kegantengan seorang
kandidat tetapi yang dicari adalah karyawan yang betul-betul mempunyai
disiplin tinggi, sopan, mampu bekerja dan mampu menyelesaikan semua tes
dengan baik.
d. Tidak ada hambatan dalam pembuatan kumpulan pelamar pada perusahaan
PT. Borwita Citra Prima Kendari karena dari adanya database pelamar
dapat mempermudah HRD (Human Resource Development) dalam tracking
pelamar yang masuk di PT. Borwita Citra Prima Kendari.
e. Tidak ada hambatan dalam pemeriksaan awal pada perusahaan PT. Borwita
Citra Prima Kendari, semua berjalan lancar.
f. Hambatan dalam pengisian formulir, pada perusahaan PT. Borwita Citra
Prima Kendari menunjukkan bahwa hambatan dalam pengisian fomulir
yaitu banyaknya kandidat yang tidak mampu mengisi pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh Manajer HRD (Human Resource
Development) pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari. Sehingga
hal ini membuat banyak kandidat gugur dalam menjalankan tes selanjutnya.
87
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Mangkuprawira (2001:208)
bahwa lima aspek penting dalam pengisian formulir lamaran yang baik
adalah sebagai berikut :
1. Pelamar menerangkan dengan sebenarnya daftar informasi dan tanggal
yang disajikan adalah benar.
2. Pelamar setuju sepenuhnya pada hasil pengujian kesehatan sesuai
dengan syarat-syarat pekerjaan
3. Pelamar memberi wewenang kepada pengusaha, majikan sebelumnya
dan rujukan untuk menyediakan informasi latar belakang pelamar yang
sebenarnya.
4. Pelamar memahami dan menerima bahwa pekerjaan adalah sebagai
kehendaknya dan dapat dihentikan setiap saat dengan atau tanpa sebab.
Hanya persetujuan pekerjaan tertulis yang ditandatangani badan formal
legal yang absah menawarkan pekerjaan.
Dengan demikian pengisian formulir pada perusahaan PT. Borwita
Citra Prima Kendari banyaknya pelamar yang tidak menerangkan
dengan sebenarnya daftar informasi dan tanggal yang disajikan, kurang
lengkap biodata, dan pelamar tidak menjawab pertanyaan dalam
bentuk formulir dengan benar.
g. Hambatan dalam pengujian atau testing pada PT. Borwita Citra Prima
Kendari, menunjukkan bahwa hambatan yang ada dalam pengujian atau
testing yaitu kurangnya pemahaman dari individu sehingga membuat
banyak kandidat harus dinyatakan gugur pada sesi tes selanjutnya.
88
Sebagaimana telah diungkapkan oleh Mangkuprawira (2001:208) bahwa
disamping beberapa tes tidak handal dan yang lainnya tidak menghasilkan
perkiraan kinerja karyawan yang akurat. Persoalan pokok yang sering
ditemukan adalah penggunaan tes yang bersifat umum dan tanpa
mempertimbangkan keabsahannya. Dengan demikian hambatan dalam
pengujian atau testing pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari
yaitu beberapa tes yang dilalui oleh pelamar tidak menghasilkan perkiraan
kinerja karyawan yang akurat. Adapun pertanyaan-pertanyaan dalam
pengujian atau testing yang ada pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari, yaitu dengan soal atau pertanyaan umum yang kemudian
jawaban-jawaban
dari
kandidat
tersebut
akan
dipertimbangkan
keabsahaanya atau kebenarannya namun hal ini kebanyakan jawaban dari
kandidat tidak sesuai dengan standart kualifikasi perusahaan.
h. Hambatan dalam tes wawancara pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari, dikarenakan kurangnya pengetahuan kandidat terkait pertanyaanpertanyaan diberikan oleh HRD (Human Resource Development) PT.
Borwita Citra Prima Kendari, adapun pertanyaan tersebut terkait dengan
pengetahuan kerja, upah yang diinginkan oleh pelamar tidak sesuai dengan
standart kualifikasi perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari.
Sebagaimana telah diungkapkan oleh Mangkuprawira (2001:208) bahwa
tes wawancara yang akan di berikan mengenai sifat dan kepribadian
pelamar, penampilan, kemampuan berkomunikasi, kemampuan untuk
mengambil keputusan secara tepat. Dengan demikian hambatan dalam tes
89
wawancara pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari yaitu
banyaknya calon karyawan atau pelamar ketika diberikan hal tersebut di
atas tidak semua dapat dijawab sesuai dengan standart kualifikasi
perusahaan.
3. Cara mengatasi hambatan dalam proses perekrutan dan seleksi tenaga kerja
pada PT. Borwita Citra Prima Kendari, di tunjang oleh beberapa hal seperti:
a. Cara mengatasi hambatan dalam penyusunan strategi untuk merekrut, pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari, yaitu jika pelamar tidak
sesuai dengan kulifikasi yang diterapkan oleh PT. Borwita Citra Prima
Kendari maka diadakan kembali pencarian pelamar dengan cara membuka
kembali lowongan kerja. Sebagaimana telah diungkapkan oleh Samsudin
(2006:81) bahwa rekrutmen adalah proses pengumpulan calon pemegang
jabatan yang sesuai dengan rencana sumber daya manusia untuk
menduduki suatu jabatan atau pekerjaan tertentu. Dengan demikian cara
mengatasi hambatan penyusunan strategi dalam merekrut karyawan pada
perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari yaitu melalui pembukaan
kembali lowongan pekerjaan bagi calon pemegang jabatan yang sesuai
dengan rencana sumber daya manusia untuk menduduki jabatan yang
kosong pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari.
b. Cara mengatasi hambatan dalam penyisihan pelamar-pelamar yang tidak
cocok, ada berbagai cara tentunya untuk mengatasi hambatan dalam
penyisihan pelamar-pelamar yang tidak cocok pada perusahaan PT.
Borwita Citra Prima Kendari yaitu dengan cara membuka kembali
90
lowongan kerja dan mengumpulkan para pelamar. Pada perusahaan PT.
Borwita Citra Prima Kendari tidak membatasi jumlah pelamar karena
setelah banyak pelamar terkumpul maka akan dilakukan seleksi atau tes
pada pelamar, hal ini dilakukan agar perusahaaan mendapatkan karyawan
yang sesuai dengan kualifikasi. Sebagaimana diungkapkan oleh Simamora
(1997:221) bahwa didalam proses perekrutan dibutuhkan kecermatan dari
pihak penyaring. Dengan demikian cara mengatasi hambatan dalam
penyisihan pelamar-pelamar yang tidak cocok, pada perusahaan PT.
Borwita Citra Prima Kendari dilakukan dengan sangat teliti dan adil dalam
menyeleksi calon karyawan.
c. Cara mengatasi hambatan dalam pengisian formulir, pada PT. Borwita
Citra Prima Kendari dalam mengatasi hambatan pengisian formulir para
kandidat cukup hati-hati dan harus teliti karena jika tidak hal ini bisa
membuat kandidat gugur atau tidak lolos. Sebagaimana telah diungkapkan
oleh Mangkuprawira (2001:208) terkait dengan aspek dalam pengisian
formulir salah satunya yaitu pelamar memahami dan menerima bahwa
pekerjaan adalah sebagai kehendaknya dan dapat dihentikan setiap saat
dengan atau tanpa sebab. Dengan demikian dalam proses mengatasi
hambatan dalam pengisian formulir bagi pelamar pada PT. Borwita Citra
Prima Kendari, bahwa jika pelamar mampu mengisi formulir sesuai dengan
standart kualifikasi maka pelamar harus siap menerima keputusan terkait
dengan lolos atau tidaknya pelamar sebagai karyawan.
91
d. Cara mengatasi hambatan dalam pengujian atau testing pada PT. Borwita
Citra Prima Kendari menunjukkan bahwa dengan memastikan terlebih
dahulu para kandidat agar paham bagaimana cara mengerjakan tiap
tahapan tes sebelum masuk ke sesi tes. Dan bagi kandidat tentunya harus
lebih mempersiapkan mental agar dalam mengerjakan soal pengujian
berjalan dengan lancar. Sebagaimana diungkapkan oleh Mangkuprawira
(2001:208) bahwa adapun beberapa tes dalam proses penyeleksian,
diantaranya sebagai berikut :
a) Tes Kepribadian dan Minat, Tes kepribadian mengukur beberapa hal,
seperti
kecenderungan
emosi
atau
keterbukaan,
kemampuan
berinteraksi sosial, kepercayaan dan kejujuran. Tes minat umumnya
dirancang untuk mengukur preferensi atau pilihan kegiatan individual
dan juga untuk memperkirakan jenis pekerjaan atau jabatan apa yang
akan cocok diambil.
b) Tes Bakat dan Prestasi, Tes bakat (aptitude) dipakai untuk menilai
kapasitas seseorang untuk belajar. Tes prestasi dipakai untuk
mengetahui derajat seseorang yang telah belajar.
c) Tes Pengetahuan, Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan seseorang pelamar dalam bidang pengetahuan atau
keahlian tertentu.
d) Tes Kesehatan, Hampir semua perusahaan mensyaratkan kepada
pelamar untuk memiliki kesehatan prima agar mereka mampu
melakukan pekerjaannya dengan baik. Dengan demikian dalam
92
mengatasi hambatan pengujian atau testing bagi kandidat yang akan
melakukan tes pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari,
kandidat harus mengetahui apa saja tes yang akan diujikan contohnya
Tes Kepribadian dan Minat, Tes Bakat dan Prestasi, Tes Pengetahuan,
dan Tes Kesehatan. Jika kandidat bisa melalui semua tes dengan baik
maka kandidat sangat berpeluang untuk lolos sebagai karyawan.
e. Cara untuk mengatasi hambatan dalam tes wawancara bagi kandidat
yaitu harus lebih banyak mencari informasi pada karyawan yang telah
diterima sebagai karyawan pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima
Kendari terkait apa-apa saja yang ditanyakan ketika tes wawancara
agar kandidat setidaknya mengetahui apa saja yang akan dipersiapkan
untuk tes wawancara. Dan lebih baik lagi jika pelamar yang memiliki
keahlian, dan pengalaman keja sebagaimana telah diungkapkan oleh
Malayu S.P Hasibuan, kualifikasi dasar seleksi tahun 2001 adalah
sebagai berikut:
a. Keahlian. Keahlian digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
Teknikal Skill (keahlian yang dimiliki oleh karyawan), Human Skill
(keahlian yang dimiliki sub pimpinan), Konseptual Skill (keahlian
yang dimiliki oleh pucuk pimpinan).
b. Pengalaman. Pengalaman kerja seseorang pelamar hendaknya
mendapat pertimbangan utama dalam proses seleksi. Orang yang
berpengalaman merupakan calon karyawan yang telah siap pakai.
93
c. Kesehatan Fisik. Kesehatan fisik penting untuk dapat menduduki
suatu jabatan. Tidak mungkin seseorang dapat menyelesaikan tugastugasnya dengan baik jika sering sakit. Bahkan, perusahaan akan
dibebani pengeluaran biaya perawatan yang cukup besar.
d. Pendidikkan.
Pendidikkan merupakan suatu
indikator
yang
mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan
suatu pekerjaan. Dengan latar belakang pendidikkan pula seseorang
dianggap akan mampu menduduki suatu jabatan tertentu
e. Umur. Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi
kondisi fisik, mental, kemampuan kerja, dan tanggung jawab
seseorang. Umur pekerja juga diatur oleh undang -undang perburuhan.
Karyawan muda pada umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat,
dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang bertanggungjawab,
cenderung absensi, dan turnover-nya tinggi. Karyawan yang umurnya
tua pasti kondisi fisiknya kurang, tetapi bekerja ulet, tanggung
jawabnya besar, serta absensi dan turnover-nya rendah.
f. Kerja Sama. Kerja sama harus diperhatikan dalam proses seleksi,
karena kesediaan kerja sama, baik vertikal maupun horizontal
merupakan kunci keberhasilan perusahaan, asalkan kerja sama itu
sifatnya positif serta berasaskan kemampuan.
g. Kejujuran. Kejujuran merupakan kualifikasi seleksi yang sangat
penting karena kejujuran merupakan kunci untuk mendelegasikan
tugas kepada seseorang. Perusahaan tidak akan mendelegasikan
94
wewenang kepada seseorang yang tidak jujur dan tidak bertanggung
jawab.
h. Inisiatif dan Kreatif. Hal ini merupakan kualifikasi seleksi yang
penting karena inisiatif dan kreativitas dapat membuat seseorang
mandiri dalam menyelesaikan pekerjaannya.
i. Kedisiplinan. Kedisiplinan perlu diperhatikan dalam proses seleksi
karena untuk menyelesaikan tugas dengan baik seseorang harus
disiplin, baik pada dirinya sendiri maupun pada peraturan perusahaan.
Dengan demikian dalam mengatasi tes wawancara pada perusahaan
PT. Borwita Citra Prima Kendari dengan adanya keahlian dan
pengalaman kerja bagi kandidat atau pelamar pada suatu perusahaan
maka hal ini bisa menjadi tolak ukur untuk diterima atau tidaknya
untuk menjadi karyawan.
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis perekrutan dan seleksi
tenaga kerja pada PT. Borwita Citra Prima Kendari menunjukkan bahwa:
1. Proses perekrutan yang dilakukan yaitu dengan penyebaran informasi
melalui media sosial, website/situs lowongan kerja, lewat perantara
karyawan, dan menempel selembaran lowongan di Disnaker atau Kantor
Pos. Adapun proses seleksi tenaga kerja yaitu melalui tes tertulis meliputi
TIU (Tes Intelegensi Umum) dimana untuk mengetahui para pelamar
seperti kemampuan verbal, kemampuan numerik, kemampuan berpikir
logis, dan kemampuan berpikir analitis. Selanjutnya TI (Tes Instruksi)
yang mengarah pada gambar, apakah seseorang bisa melakukan sesuatu
jika mendapat resiko dalam bekerja dan DISC (Dominan, Influance,
Steadness, Complain) dimana untuk mengetahui kepribadian dari masingmasing kandidat. Dimana kandidat yang dinyatakan lolos adalah kandidat
yang memperoleh nilai TIU dan TI minimal C (Cukup).
2. Hambatan dalam proses perekrutan yaitu kadangkala banyak kandidat
yang tidak sesuai dengan standart kualifikasi yang diterapkan oleh
perusahaan. Adapun hambatan dalam proses seleksi lebih kepada
kemampuan masing-masing individu dalam menerima arahan tes, hal ini
dikarenakan banyaknya pelamar yang kurang memiliki keahlian atau
keterampilan, pengalamaan kerja, dan pengetahuan.
95
96
3. Cara mengatasi hambatan dalam proses perekrutan yaitu dengan membuka
kembali lowongan pekerjaan untuk posisi yang dibutuhkan. Adapun cara
mengatasi hambatan dalam proses seleksi dengan memastikan terlebih
dahulu kepada para kandidat paham cara mengerjakan tiap tahapan tes
sebelum masuk ke sesi tes.
5.2 Saran
Berdasarkan atas temuan permasalahan dalam penelitian ini yang
menjadi penyebab masih kurangnya untuk mendapatkan karyawan yang sesuai
dengan standart kualifikasi perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari,
maka penulis memberikan beberapa saran agar perekrutan dan seleksi dapat
terpenuhi:
1. Bagi Manajer HRD (Human Resource Development) PT. Borwita Citra Prima
Kendari dalam membuka lowongan kerja sebaiknya terlebih dahulu
memperluas informasi mengenai persyaratan-persyaratan dalam menerima
karyawan baru pada PT. Borwita Citra Prima Kendari.
2. Bagi para pelamar pada perusahaan PT. Borwita Citra Prima Kendari
sebaiknya harus lebih banyak mencari informasi tentang perusahaan yang
dituju melalaui media cetak, elektronik dan media sosial terkait dengan
pertanyaan-pertanyaan sebelum menghadapi tes.
97
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Index.
Edwin, B. Flippo. 2009. Manajemen Personalia. Jilid I, Erlangga Jakarta.
Hariandja, Maritot Tua Efendi. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Cetakan keempat. Jakarta : Grasindo.
Hasibuan, Malayu S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Ike, Rachmawati Kusdyah. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta
: ANDI.
Irianto, Yusuf. 2001. Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Mangkuprawira, Tb. Sjafri. 2001. Manajemen
Strategik.Jakarta : Ghalia Indonesia.
Sumber
daya
Manusia
Mathis, Robert L dan John H. Jackson. 2002.Human Resource Management,Edisi
10. Terjemahan Diana Angelica. Salemba Empat, Jakarta.
Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Nawawi, H. Hadari; 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia; Yogyakarta,
Gadjah Mada University Press;.
Nitisemito, Alex. 2000. Manajemen Personalia. Jakarta: Penerbit Ghalia
Indonesia.
Ranupandojo Heidjrachman, dan
Personalia.Yogyakarta: BPFE.
Suad
Husnan.
1982.
Manajemen
Rivai, Veithzal. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan
Dari Teori Ke Praktek. PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, Jakarta.
Samsudin Sadili, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cv Pustaka Setia
Bandung.
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta :
Bumi Aksara.
Setiawan,
Heri.2013.
Desain,
Uraian
Dan
Informasi
Pekerjaan.(http://yeremias.blogdetik.com, diakses 2 Mei 2012).
Analisis
98
Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi III.
Yogyakarta: STIE YKPN.
Sulistiyani, T. Ambar dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Graha Ilmu.
99
L
A
M
P
I
R
A
N
100
PEDOMAN WAWANCARA
A. Karakteristik Informan Manajer HRD PT. Borwita Citra Prima Kendari
a. Nama
:
b. Umur
:
c. Agama
:
d. Tingkat Pendidikan
:
e. Jabatan
:
Pertanyaan :
1. a). Bagaimana penyusunan strategi untuk merekrut tenaga kerja pada PT.
Borwita Citra Prima Kendari?
b). Apa saja hambatan dalam penyusunan strategi untuk merekrut tenaga
kerja pada PT. Borwita Citra Prima Kendari?
c). Bagaimana cara mengatasi hambatan yang terjadi dalam penyusunan
strategi untuk merekrut tenaga kerja pada PT. Borwita Citra Prima
Kendari?
2. a). Bagaimana proses pencarian pelamar-pelamar kerja pada PT. Borwita
Citra Prima Kendari?
b). Apa saja hambatan dalam pencarian pelamar-pelamar kerja pada PT.
Borwita Citra Prima Kendari?
c). Bagaimana cara mengatasi hambatan yang terjadi dalam pencarian
pelamar-pelamar kerja pada PT. Borwita Citra Prima Kendari?
101
3. a). Bagaimana penyisihan pelamar-pelamar yang tidak cocok/penyaringan
pada PT. Borwita Citra Prima Kendari?
b). Apa saja hambatan yang terjadi dalam penyisihan pelamar-pelamar
yang tidak cocok/penyaringan pada PT. Borwita Citra Prima Kendari?
c). Bagaimana cara mengatasi hambatan yang terjadi dalam penyisihan
pelamar-pelamar yang tidak cocok/penyaringan pada PT. Borwita Citra
Prima Kendari?
4. a). Bagaimana pembuatan kumpulan pelamar pada PT. Borwita Citra
Prima Kendari?
b). Apa saja hambatan dalam pembuatan kumpulan pelamar pada PT.
Borwita Citra Prima Kendari?
c). Bagaimana cara mengatasi hambatan yang terjadi dalam pembuatan
kumpulan pelamar pada PT. Borwita Citra Prima Kendari?
B. Karakteristik Informan Karyawan PT. Borwita Citra Prima Kendari
a. Nama
:
b. Umur
:
c. Agama
:
d. Tingkat Pendidikan
:
e. Jabatan
:
Pertanyaan :
1. a). Pada saat seleksi tenaga kerja apakah ada pemeriksaan awal?
b). Apa saja hambatan dalam pemeriksaan awal yang dilakukan pada
karyawan baru?
102
c). Bagaimana cara mengatasi hambatan yang terjadi dalam pemeriksaan
awal yang dilakukan pada karyawan baru?
2. a). Apakah pada saat seleksi tenaga kerja melakukan pengisian formulir
dan penggunaan formulir?
b). Apa saja hambatan dalam melakukan pengisian formulir dan
penggunaan formulir?
c). Bagaimana cara mengatasi hambatan yang terjadi dalam melakukan
pengisian formulir dan penggunaan formulir?
3. a). Bagaimana proses pengujian (testing) seleksi tenaga kerja?
b). Apa saja hambatan dalam pengujian (testing) seleksi tenaga kerja?
c). Bagaimana cara mengatasi hambatan yang terjadi dalam pengujian
(testing) tenaga kerja?
4. a). Apakah dalam seleksi tenaga kerja dilakukan tes wawancara?
b). Apa saja hambatan dalam tes wawancara?
c). Bagaimana cara mengatasi hambatan yang terjadi dalam tes
wawancara?
103
Wawancara bersama dengan Manajer HRD (Human Resource Development) pada
PT. Borwita Citra Prima Kendari
Wawancara bersama dengan Delivery Van pada PT. Borwita Citra Prima Kendari
104
Wawancara bersama dengan Kasir pada PT. Borwita Citra Prima Kendari
Download