TANAM SAHAM UNTUK DANA HARI TUA Pak Devie, Sekarang harga saham lagi berjatuhan bahkan sangat berfluktuasi. Padahal, kami ingin memiliki dana hari tua dengan berinvestasi pada saham. Mohon diberi pertimbangan sebelum memutuskan berinvestasi jadi atau tidak memilih investasi saham?. Menurut Bapak, apakah sudah saatnya berinvestasi pada saham?. Terima kasih atas jawababannya Sari Saraswati, Surabaya Boleh dikatakan anda tergolong Orang Agresif apabila memilih berinvestasi langsung pada saham. Jangan lupa, Orang Agresif lebih mementingkan hasil investasi (return) dibanding keselamatan jumlah pokok yang diinvestasikannya (safety). Saham merupakan produk keuangan yang menawarkan hasil investasi yang fluktuatif dan tidak terbatas, memiliki horizon waktu panjang, dan tidak ada yang menjamin pokok maupun hasil invetasinya. Sebelum berinvestasi pada saham, anda harus mempertimbangkan empat hal yaitu hasil berinvestasi, horizon waktu berinvestasi, jenis saham yang dibeli, dan pengenaan pajak atas saham. Pertama, Hasil investasi saham dapat diterima tiap tahun yaitu berupa deviden. Deviden merupakan bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Deviden bisa diberikan atau tidak tergantung keputusan rapat umum pemegang saham. Deviden bisa diberikan dalam bentuk uang tunai (cash dividend) dan saham (stock dividend). Besaran deviden sangat berfluktiatif tergantung pada laba yang diperoleh dan rencana pertumbuhan perusahaan. Selain deviden, berinvestasi pada saham dapat memperoleh keuntungan yang didapat dari selisih antara harga jual dengan harga beli (capital gain). Capital gain merupakan hasil investasi yang tidak terbatas dan hanya diperoleh ketika menjual saham. Kedua, Pembentukan dana hari tua dengan membeli saham merupakan keputusan yang pas, karena investasi saham bersifat jangka panjang. Oleh karena itu, anda harus melihat kinerja fundamental perusahaan di masa depan. Kinerja fudamental dapat berupa kemampuan menghasilkan laba, pertumbuhan penjualan, efekifitas penggunaan dana, kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek, dan sebagainya. Walaupun cocok untuk investasi jangka panjang, apabila anda berinvestasi saham dengan horizon waktu pendek (trading), silahkan dilengkapi dengan analisa tehnikal atau melihat grafik pergerakan saham. Ketiga, Banyak ragam saham yang ditawarkan di pasar modal. Anda harus memilih berinvestasi saham pada 10 sektor usaha diantaranya pertanian, pertambangan, perdagangan, infrastruktur dan sebagainya. Masing-masing sektor usaha memiliki karateristik hasil dan resiko yang berbeda. Selain itu, anda harus memilih saham yang likuid. Artinya, banyak diminati oleh investor sehingga memiliki kemudahan untuk membeli maupun menjualnya. Ada juga saham dikategorikan ”blue chip”. Biasanya saham dikatakan blue chip jika memiliki nilai transaksi (kapitalisasi) besar, likuid, dan menjadi penggerak indeks saham. Kalau pingin praktis ”gampang”, lihat saja di internet protfolio investasi saham para manajer investasi. Para manajer investasi pasti mempertimbangakan dengan berbagai aspek untuk mengoleksi saham-saham tersebut. Uniknya, walaupun banyak saham yang ditawarkan, biasanya yang dikoleksi para manajer investasi kecenderungannya sama. Mereka yang bermodal besar berfikir keras, anda yang bermodal kecil tinggal mengikutinya. Jangan lupa membeli lebih dari satu saham perusahaan agar dapat mengurangi resiko berinvestasi. Keempat, Ada dua jenis pajak penghasilan yang melekat pada saham yakni pajak atas deviden dan pajak atas penjualan saham (bukan atas keuntungan) yang bersifat final sebesar 0.1% dari transaksi penjualan ditambah 0.15% atas transaksi penjualan saham pendiri. Saat tepat membeli saham hendaknya pada saat ekonomi bertumbuh, karena pada saat ekonomi melambat harga saham cenderung berfluktuasi bahkan menurun. Jadi, jangan hanya melihat anjloknya harga saham untuk membeli saham. Selamat Mencoba. Devie., CFP® Praktisnya membeli saja saham dengan melihat tiga indikator yaitu PER (price to earning ratio) tinggi, MBVR (market to book value ratio) rendah, dan likuiditas saham. PER adalah angka rasio perbandingan harga per lembar saham dengan laba per lembar saham. Misalkan angka PER saham tertentu 5, maka diharapkan kenaikan laba 10% akan memicu kenaikan harga 50% (5 x 10%). Sedangkan MBVR merupakan angka rasio perbandingan harga pasar saham dengan nilai modal yang tercantum pada neraca perusahaan. Misalkan, jika angka modal di neraca 100 milyar Ada dua jenis pajak penghasilan yang melekat pada saham yakni pajak atas deviden dikenakan 15% tidak final dan pajak atas penjualan saham (bukan atas keuntungan) yang bersifat final sebesar 0.1% dari transaksi penjualan ditambah 0.15% atas transaksi penjualan saham pendiri. Selamat mencoba. Devie., CFP®