1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi dewasa ini, pelaku usaha menerapkan berbagai
macam strategi bisnis untuk berkompetisi di pasar global. Salah satu strategi
bisnis adalah dalam kerangka penetapan harga produk dan/atau jasa yang
dipasarkan (Pricing Strategy). Dalam lingkungan perusahaan multinasional atau
konglomerasi, salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah dalam format
penetapan harga transfer (Transfer Pricing) untuk transaksi antar perusahaan
dalam kelompok multinasional/konglomerasi. Strategi penentuan harga transfer
ini digunakan sebagai salah satu cara untuk memenangkan pasar global dan untuk
memaksimalkan pendapatan kelompok usaha secara global.
Penentuan harga transfer dapat digunakan untuk menetapkan harga
produk/jasa yang kompetitif dalam memenangkan pasar global. Dengan kualitas
barang/jasa
yang
sama,
perusahaan
multinasional/
konglomerasi
dapat
menetapkan harga yang lebih rendah dari harga pasar karena penetapan harga
transfer dari hulu ke hilir (integrasi vertikal). Perusahaan konglomerasi dapat
mempertahankan margin yang sama dengan saingannya tapi dengan harga pasar
yang lebih murah. Strategi ini menjadi pertimbangan konsumen dalam belanja
dan dengan demikian menjadi salah satu faktor perusahaan dalam memenangkan
pasar global. Dengan margin yang sama dengan saingannya, tetapi dalam harga
produk yang lebih murah pada kualitas yang sama, maka pangsa pasar yang lebih
besar dapat dimenangkan.
1
2
Strategi penetapan harga transfer ini tidak dapat dilakukan oleh
perusahaan individu (single entity) atau perusahaan skala kecil.
Dengan
demikian, perbedaan ini akan menciptakan kondisi persaingan yang tidak sehat
yang pada akhirnya akan mematikan usaha perusahaan skala kecil. Bagaimana
aturan hukum dan perangkat yang ada saat ini dapat mengatasi kondisi ini terkait
penetapan harga transfer? Apakah perlu perbaikan dalam aturan hukum dan
perangkatnya untuk memperkuat penegakan hukum dalam mekanisme penetapan
harga transfer?
Selain itu penentuan harga transfer digunakan juga untuk memaksimalkan
pendapatan kelompok usaha secara global. Hal ini dapat terjadi apabila transaksi
kelompok usaha dilakukan dengan pihak yang berada di negara yang memiliki
tarif pajak yang lebih rendah dari tarif yang berlaku di Indonesia. Penetapan
harga transfer yang lebih rendah dari harga pasar ke negara yang memiliki tarif
pajak lebih rendah menyebabkan pengalihan keuntungan ke negara pajak murah
tersebut.
Sehingga pengenaan pajak secara global akan lebih rendah
dibandingkan penetapan harga sesuai pasar. Tindakan penghindaran dan
pengurangan pajak sering terjadi di manapun, terutama di negara dengan tarif
pajak lebih tinggi.
Selain alasan-alasan tersebut di atas, penetapan harga transfer menjadi
penting karena alasan-alasan berikut ini:
3
a. Penentuan harga transfer dapat memungkinkan kelompok perusahaan
multinasional memindahkan dananya di berbagai negara, terutama pada
negara yang tidak ketat pengawasan moneternya.
b. Penentuan
harga
transfer
memungkinkan
kelompok
perusahaan
multinasional mengendalikan pembatasan atas pengalihan keuntungan
antar negara, serta pembatasan fiskal lainnya.
c. Hal ini juga dapat digunakan untuk mengurangi pendapatan pemegang
saham lokal atau saham minoritas.
d. Cara ini dapat juga digunakan untuk menghindari perhatian publik yang
terkait dengan keuntungan yang besar yang dihasilkan oleh perusahaan
multinasional di suatu negara.
Kondisi tersebut di atas dapat menyebabkan terciptanya iklim persaingan
usaha yang tidak sehat, terutama dengan perusahaan yang tidak tergabung dalam
konglomerasi/multinasional dan antara pemegang saham mayoritas dan
minoritas. Iklim persaingan yang tidak sehat ini dapat menyebabkan ketimpangan
dalam mendorong iklim usaha, terutama dalam upaya mendorong dunia usaha di
Indonesia. Sejauh ini belum banyak peraturan yang diterapkan untuk pengaturan
penetapan harga transfer dalam kerangka penciptaan iklim persaingan usaha yang
sehat. Peraturan yang diterapkan kebanyakan berkaitan dengan penghindaran
pengalihan pajak ke negara yang memiliki tarif pajak lebih rendah. Penelitian ini
akan dilakukan untuk melakukan tinjauan yuridis atas mekanisme penetapan
harga transfer dalam kerangka persaingan usaha di Indonesia. Apakah penetapan
4
harga dalam sistem hukum yang berlaku saat ini mendukung terciptanya iklim
persaingan usaha yang sehat.
B. Perumusan Masalah
Kondisi yang dijelaskan pada bagian latar belakang permasalahan di atas
mendorong dilakukannya penelitian untuk menjawab permasalahan berikut ini:
1. Bagaimana mekanisme penetapan harga transfer (”Transfer Pricing”) yang
dapat diterapkan sesuai dengan peraturan persaingan usaha di Indonesia?
Apakah peraturan yang ada dapat mengakomodasi mekanisme yang terbaik
(best practice of transfer pricing)?
2. Bagaimana efektifitas peraturan perundangan di Indonesia dalam mengatur
penerapan mekanisme penetapan harga transfer dan pengungkapannya dalam
rangka ”good corporate governance” dan penciptaan iklim persaingan yang
sehat?
3. Bagaimana fakta penegakan hukum dalam pencegahan dampak negatif
mekanisme penetapan harga transfer terhadap persaingan usaha di Indonesia?
1. Mekanisme penetapan harga transfer:
Seperti yang dijelaskan pada bagian terdahulu, peraturan tentang
penetapan harga transfer lebih banyak mengatur metode penetapan harga dalam
kaitannya dengan perpajakan. Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor
PER-43/PJ/2010, tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha
dalam Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan
5
Istimewa, ditetapkan bahwa penentuan harga antar perusahaan dengan hubungan
istimewa ditetapkan dengan “arms-length basis”. Dalam hal ini, suatu harga
ditentukan pada harga yang akan dicapai dari negosiasi oleh pihak-pihak yang
independen.
Dalam peraturan tersebut direkomendasikan beberapa metode
penetapan harga, sebagai berikut:
1. Metode perbandingan harga antara pihak yang independen (comparable
uncontrolled price/CUP);
2. Metode harga penjualan kembali (resale price method/RPM) atau metode
biaya-plus (cost plus method/CPM);
3. Metode pembagian laba (profit split method/PSM) atau metode laba
bersih transaksional (transactional net margin method/TNMM).
Metode tersebut di atas dijabarkan secara rinci pada Bab II berkaitan dengan
Tinjauan Pustaka.
Dalam Undang-Undang Persaingan Usaha, penetapan harga diatur pada
pasal 6 sebagai berikut:
“Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian yang mengakibatkan pembeli yang
satu harus membayar dengan harga yang berbeda dari harga yang harus dibayar
oleh pembeli lain untuk barang dan atau jasa yang sama.”
Dalam OECD rule yang dijadikan acuan negara-negara yang tergabung
dalam organisasi kerjasama ekonomi dan pembangunan tersebut (Organization
for Economic Cooperation and Development), ditentukan aturan sebagai berikut:1
1
OECD, OECD Transfer Pricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax
Administration, 22 July 2010, Chapter 1, paragraf 1.15
6
“The arm’s length principle seeks to ensure that transfer prices between member
of a multinational enterprise (“controlled transactions”), which are the effect of
special relationships between the enterprises, are either eliminated or reduced to
a large extent. It is required that, for tax purposes, the transfer prices of
controlled transactions should be similar to those of comparable transactions
between independent parties in comparable circumstances (“uncontrolled
transactions”).”
Dari rumusan tersebut kita dapat melihat adanya ketimpangan dalam
mekanisme penetapan harga transfer dengan peraturan persaingan usaha.
Peraturan yang ada lebih mengatur mekanisme harga transfer untuk menghindari
adanya tax avoidance. Sedangkan peraturan yang berkaitan dengan persaingan
usaha dalam bentuk larangan yang tentunya sangat membatasi ruang bagi pelaku
bisnis. Kondisi ini perlu segera diatur secara jelas untuk penerapan peraturan
persaingan usaha secara efektif dan konsisten. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian parameter-parameter yang relevan dalam menciptakan kondisi
persaingan usaha terkait dengan mekanisme penetapan harga transfer.
2. Efektifitas peraturan penetapan harga transfer dalam kerangka “good
corporate governance”
Seperti yang dijelaskan pada penjabaran sebelumnya, peraturan penetapan
harga transfer yang ada saat ini masih terpaut dengan perpajakan. Peraturan
penetapan harga transfer belum banyak terkait upaya penciptaan iklim persaingan
yang sehat dan pengungkapan dalam rangka “good corporate governance”. Oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian parameter-parameter yang terkait dengan
hal tersebut. Penelitian dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan dengan
penerapan yang dilakukan di negara lain.
7
Perkebangan peraturan penetapan harga transfer banyak dipengaruhi oleh
peranan dan kontribusi dari OECD. Pedoman (“Guideline”) yang disepakati oleh
negara-negara yang tergabung dalam OECD pada tahun 1995 merupakan
dokumen penting dalam perkembangan peraturan penetapan harga transfer di
berbagai negara. Tabel berikut ini menunjukkan perkembangan penerapan
peraturan terkait penetapan harga transfer (“transfer pricing”) pada berbagai
negara sejak tahun 1995.
Tabel 1: Perkembangan Penerapan Peraturan Penetapan Harga Transfer Secara
Global
1995 2000
2001 2002
Thailand
Portugal
Peru
India
2003 2004
Taiwan
Hungary
Colombia
Malaysia
Thailand
Portugal
Peru
India
2005 2006
Poland
Norway
Kazakhstan
Singapore
Vietnam
Ecuador
Denmark
Taiwan
Hungary
Colombia
Malaysia
Thailand
Portugal
Peru
India
2006 2007
Switzerland
Chile
Finland
Ireland
Israel
Spain
Philippines
Sweden
Turkey
Kenya
Austria
Poland
Norway
Kazakhstan
Singapore
Vietnam
Ecuador
Denmark
Taiwan
Hungary
Colombia
Malaysia
Thailand
Portugal
Peru
India
2008 - 2009
Indonesia
Luxembourg
Switzerland
Chile
Finland
Ireland
Israel
Spain
Philippines
Sweden
Turkey
Kenya
Austria
Poland
Norway
Kazakhstan
Singapore
Vietnam
Ecuador
Denmark
Taiwan
Hungary
Colombia
Malaysia
Thailand
Portugal
Peru
India
8
Germany
Russia
Belgium
Venezuela
Argentina
Canada
UK
China
Slovakia
Brazil
Japan
Italy
New
Zealand
Mexico
Korea
France
Australia
South
Africa
USA
Netherland Netherland
Germany
Germany
Russia
Russia
Belgium
Belgium
Venezuela Venezuela
Argentina Argentina
Canada
Canada
UK
UK
China
China
Slovakia
Slovakia
Brazil
Brazil
Japan
Japan
Italy
Italy
New
New
Zealand
Zealand
Mexico
Mexico
Korea
Korea
France
France
Australia
Australia
South
South
Africa
Africa
USA
USA
Netherland
Germany
Russia
Belgium
Venezuela
Argentina
Canada
UK
China
Slovakia
Brazil
Japan
Italy
New
Zealand
Mexico
Korea
France
Australia
South
Africa
USA
Netherland
Germany
Russia
Belgium
Venezuela
Argentina
Canada
UK
China
Slovakia
Brazil
Japan
Italy
New
Zealand
Mexico
Korea
France
Australia
South
Africa
USA
Netherland
Germany
Russia
Belgium
Venezuela
Argentina
Canada
UK
China
Slovakia
Brazil
Japan
Italy
New
Zealand
Mexico
Korea
France
Australia
South
Africa
USA
Sumber: Transfer Pricing Law and Practice in India, 2nd edition, Deloitte2
Meskipun pedoman OECD dijadikan acuan dalam penerapan di berbagai
negara, pelaksanaannya disesuai dengan karakteritik dan kondisi pada negaranegara yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebagai acuan dalam memahami
parameter yang akan diteliti, maka penulis akan menggali parameter yang jadikan
acuan sesuai OECD Guideline 1995 dan penyesuaian yang sudah dilakukan di
berbagai Negara.
3. Penegakan hukum dalam pencegahan dampak negatif mekanisme penetapan
harga transfer
Dengan memahami penerapan peraturan penetapan harga transfer yang
baik pada bagian-bagian sebelumnya, penulis akan meneliti beberapa kasus yang
2
Deloitte Touche Tohmatsu India PVT, Transfer Pricing – Law and Practices in India,
2nd edition, November 2009
9
ada di pengadilan dan mengevaluasi penegakan hukum yang diterapkan.
Penelitian ini tentunya perlu diperdalam dengan melakukan studi pustaka
sehingga dapat dicapai gambaran yang lebih jelas.
Dengan pendekatan ini,
penulis berharap akan dapat memberikan masukan untuk perbaikan dalam rangka
pencegahan dampak negatif mekanisme penetapan harga transfer.
C. Keaslian Penelitian
Berdasarkan hasil observasi atas penelitian tentang mekanisme penetapan
harga transfer (transfer pricing), ditemukan beberapa penelitian yang sudah
dilakukan sebagai berikut ini:
1. Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan dan Pengaruhnya Terhadap
Harga Tranfer (Transfer Pricing). Vinna Dien Asmady Putri; S2 Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan UGM; 2013
2. The Effectiveness of Transfer Pricing Strategy; Adhiningtyas Galuh
Purwitasari; Akuntansi UGM; 2013
3. Analisis Penentuan Harga Pasar Wajar Dalam Transfer Pricing Atas
Royalti Dalam Industri Consumer Goods (kasus PT Unilever Indonesia
Tbk.); I Gusti Ngurah Agung Sanathana Dharma; S2 Magister
Manajemen UGM; 2012
4. Nilai Pasar Wajar Saham PT Aqua Golden Missisipi Tbk. Pasca Indikasi
Transfer Pricing; Imam Sudirman, S.E.; S2 Magister Ekonomi
Pembangunan UGM; 2011
10
5. Penyidikan Sebagai Tindakan Represif Terhadap Rekayasa Transaksi
Keuangan Internasional; Yumanto; S2 Magister Hukum UGM; 2009
6. Advance Pricing Agreement dan Implikasinya Terhadap Perencanaan
Pajak Dalam Rangka Meminimalisasi Potensi Risiko Kerugian Akibat
Beban Pajak: Studi Kasus Pada PT XYZ; Widiyanto; Magister
Manajemen UGM; 2006
7. Studi Eksperimen: Pengaruh Information Asymmetry dan Incentive
Terhadap Keputusan Tranfer dan Outcome Manajer Dalam Negotiated
Market-based Transfer Pricing; Naibaho Dameria; S2 Akuntansi UGM;
2005.
Penelitian yang sudah dilakukan tersebut atas belum membahas
permasalahan yang akan diteliti dalam penulisan ini. Dengan demikian, penulis
menyimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian yang keasliannya
dapat dipertanggungjawabkan.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memformulasikan mekanisme penetapan
harga transfer (transfer pricing) yang lebih transparan dan memenuhi kaidah
hukum dalam rangka terciptanya iklim persaingan usaha yang sehat. Formulasi
tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam memperbaiki peraturan
yang berkaitan dengan penciptaan iklim persaingan usaha yang sehat.
11
E. Manfaat dan Kegunaan Penelitian
1. Diharapkan hasil Penelitian ini dapat memberikan kontribusi atau menambah
khasanah terhadap ilmu pengetahuan Hukum pada umumnya dan khususnya
bidang Hukum Persaingan Usaha di Indonesia
2. Diharapkan hasil Penelitian ini dapat menjadi rujukan dan referensi terhadap
peneliti selanjutnya untuk lebih baik dan objektif dalam penelitiannya, berkaitan
dengan prinsip persaingan usaha yang sehat, dan
3. Diharapkan hasil Penelitian ini berguna bagi masyarakat dan dunia usaha
untuk dapat memahami permasalahan prinsip persaingan usaha, terutama dalam
penerapan strategi penetapan harga transfer (transfer pricing strategy).
12
F. Kerangka Berpikir
Judul
Kajian Yuridis Terhadap Mekanisme Penetapan Harga Transfer (Transfer
Pricing) Dalam Kerangka Persaingan Usaha
Latar
belakang
Produsen
• Penguasaan pangsa
pasar
• Pendapatan maksimal
Konsumen
• Pasar persaingan
yang sehat
• Harga yang
efisien
Negara
• Iklim usaha yang
kondusif
• Pendapatan Negara
yang optimal
Perilaku produsen dalam
penetapan harga
Perilaku konsumen
dalam pasar
Intervensi regulasi
Persaingan yang sehat
Pasar yang efisien
Pertumbuhan ekonomi
Tujuan
Penelitian
Hipotesis
Pembuktian
Hipotesis
1. Memahami mekanisme penetapan harga transfer yang dapat mendukung
terciptanya iklim persaingan yang sehat dan terciptanya pasar yang efisien;
2. Menganalisa kecukupan perangkat peraturan hukum dan penegakannya
demi terlaksananya mekanisme penetapan harga transfer yang efektif;
3. Memberikan saran yang diperlukan untuk melengkapi perangkat peraturan
hukum dan penegakannya dalam rangka penerapan mekanisme penetapan
harga transfer yang efektif.
Peraturan hukum yang ada belum memadai untuk mengatur terciptanya
mekanisme penetapan harga transfer yang secara efektif mendukung persaingan
usaha yang sehat demi terciptanya pasar yang efisien dan iklim usaha yang
sehat.
Aspek-aspek yang diperlukan
untuk terciptanya persaingan
usaha yang sehat, terutama
berkaitan penetapan harga
Perilaku para pemangku
kepentingan dalam menyikapi
penetapan harga transfer.
Peraturan hukum yang
diperlukan (Parameter)
Perbedaan
Metode
Penelitian
Peraturan hukum yang telah
diterapkan pada saat ini
Saran dan usulan
penyempurnaan
Download