3. ORBIT KEPLERIAN AS 2201 Mekanika Benda Langit Monday, February 17, 2014 1 3.1 PENDAHULUAN Mekanika Newton pada mulanya dimanfaatkan untuk menentukan gerak orbit benda dalam Tatasurya. Misalkan Matahari bermassa π pada titik pusat koordinat sistem. Planet bermassa π berada pada vektor posisi π . Bila dianggap bentuk orbit planet mengelilingi Matahari adalah lingkaran, maka gaya gravitasi yang bekerja pada sistem tersebut dinyatakan sebagai: π=− πΊππ π π3 Dengan π β« π, dan π = π2 π ππ‘ 2 =− (3.1) π2 π , ππ‘ 2 sehingga: πΊπ π π3 (3.2) Monday, February 17, 2014 2 3.2 HUKUM KEPLER • Coba sebutkan atau tuliskan bagaimana Hukum Kepler! • Turunkan atau nyatakan Hukum Kepler dari pers. (3.2) Monday, February 17, 2014 3 3.3 HUKUM KONSERVASI Gravitasi adalah gaya konservatif, sehingga gaya gravitasi dapat dituliskan sebagai: π = −π»π (3.3) Dengan energi potensial π π planet dalam medan gravitasi Matahari adalah: π π =− πΊππ π (3.4) Energi total planet merupakan kuantitas tetap (kembali ke bab 1.4), dengan perkataan lain: β= π£2 2 − πΊπ π (3.5) β adalah energi total per satuan massa, tetap sepanjang waktu, dan π£ = ππ ππ‘ Gravitasi juga merupakan gaya pusat. Monday, February 17, 2014 4 Momentum sudut sebuah planet adalah kekal (lihat sub-bab 1.5). Dengan perkataan lain: β=π×π£ (3.6) Yaitu momentum sudut per satuan massa, konstan sepanjang waktu. Jika kita ambil produk skalar persamaan di atas dengan π : ββπ =0 (3.7) yang merupakan persamaan bidang yang melalui titik asal, dengan garis normalnya sejajar β. Kalau β merupakan vektor konstan, semua titik mempunyai arah yang sama ο gerak planet kita dalam 2 dimensi, misalnya pada bidang π₯ − π¦. Monday, February 17, 2014 5 3.4 KOORDINAT POLAR Kita turunkan posisi planet pada koordinat kartesian (bidang π₯ − π¦) atau koordinat polar (π, π) seperti gambar 3.1. π= π₯ 2 + π¦ 2 , dan π = tan−1 π¦ π₯ x π Definisikan vektor satuan: ππ ≡ π , dan ππ ≡ ππ§ × ππ y Dalam koordinat kartesian, komponen ππ dan ππ adalah: ππ = cos π , sin π (3.8) ππ = − sin π , cos π (3.9) Jadi: π = πππ (3.10) Gambar 3.1 koordinat polar x y Monday, February 17, 2014 6 Maka, kecepatan planet menjadi: π£= ππ ππ‘ = π ππ + πππ (3.11) Turunan persamaan (3.8): ππ = π − sin π , cos π = π ππ (3.12) Sehingga: π£ = π ππ + ππ ππ (3.13) Percepatan gerak planet: π= ππ£ ππ‘ = π2 π ππ‘ 2 = π ππ + π ππ + π π + ππ ππ + ππ ππ (3.14) ππ = π − cos π, − sin π = −π ππ (3.15) π = π − ππ 2 ππ + ππ + 2π π ππ (3.16) Monday, February 17, 2014 7 Jadi persamaan gerak planet (3.2) dapat dituliskan sebagai: π = π − ππ 2 ππ + ππ + 2π π ππ = − πΊπ π π2 π (3.17) Dengan ππ dan ππ saling tegak lurus. Persamaan gerak pada arah radial: π − ππ 2 = − πΊπ π2 (3.18) Persamaan gerak pada arah tangensial: ππ + 2π π = 0 (3.19) Monday, February 17, 2014 8 3.5 HUKUM II KEPLER Persamaan gerak tangensial planet (3.19) bila dikalikan dengan π akan menghasilkan: π 2 π + 2ππ π = 0 (3.20) Tidak lain adalah : π π2π ππ‘ =0 π 2 π = β ο konstan (3.21) (3.22) Dengan β adalah besar vektor β (3.6), yang berarti bahwa momentum sudut tetap selama dalam orbitnya, karena gravitasi sebagai gaya pusat. Andaikan vektor radius menghubungkan planet dengan pusatnya (Matahari) menyapu sudut sebesar πΏπ antara waktu π‘ dan π‘ + πΏπ‘ (gambar samping), maka pendekatan untuk luas daerah yang disapu tersebut sebesar: Monday, February 17, 2014 9 1 πΏπ΄ ≅ 2 π 2 πΏπ (3.23) (hampir mendekati luas segitiga dengan alas ππΏπ dan tinggi π). Luas daerah yang disapu per satuan waktu, dapat dinyatakan dengan: ππ΄ ππ‘ π 2 πΏπ πΏπ‘→0 2πΏπ‘ = lim = π 2 πΏπ 2 πΏπ‘ = β 2 (3.24) .... Hukum II Kepler ο konsekuensi dari hukum ini: momentum sudut total planet adalah kekal! 10 HUKUM I KEPLER Persamaan gerak radial planet (3.18) dikombinasikan dengan pers (3.22) memberikan: π− β2 π3 Bila π = π’ π=− π= πΊπ π2 −1 =− π’ π’2 (3.25) , maka: = −π 2 π2π’ −β 2 π ππ = ππ’ ππ ππ ππ‘ = −β ππ’ ππ (3.26) 2 2 2π π’ −π’ β ππ 2 (3.27) Pers. (3.25) dapat dinyatakan dalam bentuk linier: π2π’ ππ 2 +π’ = πΊπ β2 (3.28) Solusi umum dari persamaan di atas adalah (lihat kembali kalkulus ya!!!): πΊπ π’ π = 2 1 − π cos π − π0 β π dan π0 adalah konstanta sebarang. π − ππ 2 = − πΊπ π2 π 2 π = β ο KONSTAN (3.18) (3.22) (3.29) Bisa kita buat π0 = 0 dengan merotasikan sistem koordinat kita terhadap sumbu-π§. Maka: π π π π = 1−π cos π dengan ππ = β2 πΊπ Persamaan irisan kerucut! • π = 1 ... Persamaan untuk parabola • π < 1 ... Persamaan untuk elips • π > 1 ... Persamaan untuk hiperbola Planet tidak bisa mengorbit dengan orbit parabola atau hiperbola, mengapa? (3.30) ο (3.31) HUKUM III KEPLER Telah kita ketahui, bahwa planet terhubung dengan titik pusat, menyapu luas daerah yang ππ΄ β sama untuk selang waktu yang sama, dengan kecepatan ππ‘ = 2 . Kita juga tahu, bahwa planet mengorbit Matahari dalam orbit elips. Jika π dan π menunjukkan semimajor axis (setengah sumbu panjang) dan semiminor axis (setengah sumbu pendek), maka luas elips adalah π΄ = πππ. Bila vektor radius menyapu seluruh permukaan elips dalam periode waktu π, maka: π= π΄ ππ΄ ππ‘ = 2πππ β π Dengan π = 1−ππ 2 , dan π = π2 = 4π 2 π 3 πΊπ (3.32) ππ 1−π 2 = 1 − π 2 π, maka: (3.33) Dengan perkataan lain, kwadrat periode orbit sebanding dengan pangkat tiga setengah sumbu panjang orbitnya. Jarak terdekat planet dengan bintangnya (jarak perihelion), adalah: π π ππ = 1+π =π 1−π (3.34) Jarak terjauh planet terhadap bintangnya (jarak aphelion), adalah: π π ππ = 1−π =π 1+π (3.34) Atau, setengah sumbu panjang orbit merupakan jarak rata-rata perihelion dan aphelion: π= ππ +ππ 2 (3.35) Eksentrisitas atau ke-lonjong-an orbit dinyatakan dengan: ππ −ππ π=π π +ππ (3.36) yang merupakan penyimpangan orbit dari orbit lingkaran. π = 0 menunjukkan bahwa orbit berbentuk lingkaran. Monday, February 17, 2014 14 Hukum III Kepler dapat dengan mudah dituliskan sebagai: π 1−π 2 π = 1−π cos π π 2π = 1 − π 2 (3.38) 1 2 ππ 2 (3.39) πΊπ = π 2 π 3 (3.40), π merupakan setengah sumbu panjang orbit, π adalah eksentrisitas, dan π = rata kecepatan sudut orbit. 2π π Monday, February 17, 2014 adalah rata- 15 RINGKASAN: 1. Eksentrisitas π: seberapa lonjong! 0<π<1 π = 0: orbit lingkaran 2. Setengah sumbu panjang orbit π: seberapa besar! 3. Setengah sumbu pendek orbit π 4. Jarak planet terhadap Matahari: π 5. Semi-latus rectum π 6. Salah satu titik fokusnya merupakan posisi Matahari 7. θ = 0°, π = ππππ (perihelion) dan θ = 180°, π = ππππ₯ (aphelion). π π= 1 + π πππ π Untuk planet yang mengorbit Matahari, π adalah jarak planet ke Matahari dan π adalah sudut yang dibentuk antara planet pada suatu posisi terhadap jarak terdekatnya dengan Matahari. Matahari berada di vertex. 3.8 ENERGI ORBIT Bagaimana dengan orbit asteroid dan komet? Dari pers. (3.30), orbit asteroid dan komet dapat berupa elips, parabola atau hiperbola. Dengan bantuan (3.5) dan (3.13), energi total per satuan massa dari benda-benda yang mengorbit Matahari, didapat: β= π 2 +π 2 π 2 2 − πΊπ π (3.41) Dari pers. (3.22), (3.26) dan (3.31): β= ππ’ 2 ππ β2 2 + π’ 2 − 2π’π’π (3.42) dengan π’ = π −1 dan π’π = ππ −1 . Dengan bantuan pers (3.30), didapat: π’ π = π’π 1 − π cos π (3.43) Dua persamaan di atas, jika dikombinasikan dengan pers. (3.31) dan (3.34) akan menghasilkan: ππ 1−π COS π π£2 πΊπ − 2 π π π = (3.30) β= (3.5) π£ = π π π + ππ π π πΊππ π π =− π (3.13) (3.4) Monday, February 17, 2014 17 β= π’π 2 β 2 2 πΊπ π 2 − 1 = 2π π − 1 π (3.44) Untuk: • orbit eliptik (π < 1), energi total β < 0, • orbit parabola (π = 1), energi total β = 0, • orbit hiperbola (π > 1), energi total β > 0. Itu sebabnya mengapa untuk sistem yang konservatif, energi potensialnya selalu menuju 0 (pers. 3.4), dan kita berharap bahwa orbit-orbit yang terikat memiliki energi total negatif, sedangkan orbit yang tidak terikat memiliki energi total positif. Orbit elips (terikat) memiliki energi total negatif, tetapi orbit hiperbola memiliki energi total positif. Orbit parabola sebenarnya terikat karena yang bekerja hanya gravitasi Matahari, dan bisa lepas hanya oleh gravitasi Matahari, karena itu energi total orbit parabola = 0. Monday, February 17, 2014 18 Untuk orbit eliptik, maka β = − πΊπ 2π (3.45) dengan π adalah setengah sumbu panjang orbit yang terbatas. Bagaimana dengan satelit buatan? Andaikan ada sebuah satelit buatan mengelilingi Matahari (atau Bumi). Saat di perihelion, π = 0, dari persamaan (3.41) dan (3.44) menjadi: π£π‘ π£π = 1+π (3.46) Dengan π£π‘ = ππ merupakan kecepatan tangensial satelit, dan π£π = πΊπ ππ adalah kecepatan tangensial yang diperlukan untuk menjaga agar orbit tetap lingkaran saat di perihelion. Saat di aphelion, π = 0, dan persamaan (3.41) dan (3.44) menjadi: π£π‘ π£π = 1−π Dengan π£π = (3.47) πΊπ ππ adalah kecepatan tangensial yang diperlukan untuk menjaga agar orbit tetap lingkaran saat di aphelion. Monday, February 17, 2014 19 Anggap bahwa awalnya orbit satelit yang akan kita luncurkan berbentuk lingkaran dengan radius π1 dan berubah orbitnya tetap berbentuk lingkaran tetapi dengan radius π2 , dengan π2 > π1 . Hal itu dapat dicapai dengan membuat orbit sementara berbentuk lingkaran dengan jarak perihelion adalah π1 dan aphelionnya π2 . Dari persamaan (3.47), eksentrisitas orbit satelit tersebut adalah: π= π2 −π1 π2 +π1 (3.48) Monday, February 17, 2014 20 Dari pers. (3.46), kita bisa mengubah orbit satelit kita dari orbit lingkaran menjadi orbit elips dengan meningkatkan kecepatan tangensialnya, yaitu dengan faktor: πΌ1 = 1 + π (3.49) Selanjutnya kita harus membuat setengah orbit satelit sehingga mencapai jarak aphelion, lalu meningkatkan kecepatan tangensial dengan faktor: πΌ2 = 1 1−π (3.50) Monday, February 17, 2014 Sekarang satelit kembali memiliki orbit lingkaran dengan setengah sumbu panjang orbit π2 (lihat gambar samping). Bagaimana kalau kita mau mengubah orbitnya menjadi hiperbola? 21 3.9 KEPLER PROBLEM Menurunkan orbit sebuah benda mengelilingi Matahari sebagai fungsi waktu dalam koordinat radial dan sudut (π) dan (π). Misalkan sebuah benda berada dalam orbit Keplerian saat mengelilingi Matahari, titik perihelionnya π = ππ dan π = 0 pada π‘ = π. (π adalah saat benda tersebut melintas di perihelion). ππ 1+π π = 1+π cos π (3.51) Dan β= π2 2 β2 + 2π 2 − πΊπ π (3.52) Dengan eksentrisitas π, momentum sudut per satuan massa β = π−1 energi per satuan massa β = πΊπ 2π πΊπππ 1 + π , dan π Jadi π 2 = π − 1 πΊπ ππ − π+1 ππ πΊπ π2 + 2πΊπ π (3.53) Monday, February 17, 2014 22 Akar kwadrat dan diferensiasikan: π ππ π ππ 2π+ π−1 π2 − ππ π+1 ππ 1 2 = πΊπ π‘ − π (3.54) Mengingat akan karakter orbit elips: 0 < π < 1. Sekarang tulis: π= ππ 1−π 1 − π cos Ε (3.55) Dengan Ε adalah anomali eliptik, dan ternyata Ε merupakan sudut antara −π dan π. ππ = ππ 1−π π sin πΈ ππΈ 2π + π − 1 π2 ππ (3.56) − π + 1 ππ = ππ 1−π ππ π 2 1 − π cos 2 Ε = 1−π π 2 sin2 Ε (3.57) Monday, February 17, 2014 23 Monday, February 17, 2014 24 Persamaan Kepler Sehingga pers. (3.54) dapat dituliskan sebagai: Ε 0 1 − π cos Ε πΕ = Dengan π = ππ 1−π πΊπ 1 2 π3 π‘−π (3.58) . Persamaan ini dapat diintegrasikan untuk mendapatkan: Ε − π sin Ε = β³ (3.59) β³ =π π‘−π (3.60) β³ adalah anomali rata-rata, π = 2π π3 πΊπ 1 2 2π π adalah kecepatan sudut rata-rata, π = adalah periode orbit. Pada titik perihelion, β³ = 0, dan di aphelion, β³ = π. Sudut π, biasanya diturunkan dari posisi sudut benar objek yang mengorbit, atau bisa disebut juga sebagai anomali benar. Monday, February 17, 2014 25 Penyelesaian persamaan Kepler haruslah secara numerik. Jika ada n-benda, maka: Επ+1 = β³ + π sin Επ (3.61) Skema iterasi di atas sangat cepat, kecuali pada lim π → 1 Persamaan (3.51)dan (3.55) dapat dikombinasikan menjadi: cos Ε−π cos π = 1−π cos Ε 1 + cos π = π 2πππ 2 2 1 − cos π = π 2π ππ2 2 tan π 2 = (3.62) Ε = 2 1−π πππ 2 2 1−π cos Ε = 2 1+π π ππ 2 2 1−π cos Ε (3.63) Ε 1+π 1 2 Ε tan 1−π 2 (3.64), maka: (3.65) Monday, February 17, 2014 26 Untuk orbit elips, solusi dari masalah Kepler akan tereduksi menjadi solusi tiga persamaan berikut: Ε − π sin Ε = β³ (3.66) π = π 1 − π cos Ε (3.67) tan π 2 = 1+π 1 2 Ε tan 1−π 2 Di sini, π = 2π π3 πΊπ 1 2 dan π = (3.68) ππ 1−π . Jelas bahwa π‘ → π‘ + π maka β³ → β³ + 2π, Ε → Ε + 2π, dan π → θ + 2π. Dengan perkataan lain, gerak benda tersebut periodik, dengan periode π. Monday, February 17, 2014 27 Untuk orbit elips atau π βͺ 1, persamaan (3.66) – (3.68) dapat diselesaikan dengan ekspansi deret dalam π: Ε = β³ + π sin β³ + π2 sin 2β³ 2 θ = β³ + 2π sin β³ + π π = 1 − π cos β³ + π2 2 + π3 8 5π 2 sin 2β³ 4 + 3 sin 3β³ − sin β³ + β΄ π 4 π3 12 1 − cos 2β³ + 13 sin 3β³ − 3sin β³ + β΄ π 4 3π 3 8 cos β³ − cos 3β³ + β΄ π 4 (3.69) (3.70) (3.71) Untuk orbit hiperbola, π = 1, maka didapat: π+ π3 3 = πΊπ 2ππ3 1 2 π‘−π (3.72) π = ππ 1 + π 2 tan π 2 (3.73) = π, yaitu anomali parabolik −∞, ∞ (3.74) Pada titik perihelion, π = 0 Monday, February 17, 2014 28 Untuk orbit parabola, π > 1, maka didapat: π sinh π» − π» = πΊπ 1 2 π3 π‘−π (3.75) π = π π cos π» − 1 tan π 2 = (3.76) π+1 1 2 π» tanh π−1 2 (3.77) π» adalah anomali hiperbolik −∞, ∞ . Di titik perihelion, π» = 0. Monday, February 17, 2014 29 3.10 ELEMEN ORBIT • Elemen orbit geometri: • Setengah sumbu panjang orbit : π • Eksentrisitas : π • Elemen orbit orientasi: • Inklinasi : π • Bujur titik simpul naik : Ω • Argumen perihelion: π • Elemen orbit dinamik: • Periode : π Gambar 3.1. Orbit planet secara umum Monday, February 17, 2014 30 Elemen orbit dinyatakan juga dalam koordinat kartesian (π₯, π¦, π§) dengan Matahari berada di pusat koordinat. Bidang (π₯, π¦) berimpit dengan bidang orbit, dan titik di sumbu-π₯ menuju titik perihelion. Kita dapat menlakukan transformasi dari sistem (π₯, π¦, π§) ke sistem (π, π, π) melalui 3 rangkaian rotasi sistem koordinat: Monday, February 17, 2014 31 1. Rotasikan sumbu-π§ melalui sudut π 2. Sumbu baru yang diperoleh, dirotasikan melalui sudut I. Akan diperoleh sumbu baru ke-2. 3. Sumbu ke-2 ini dirotasikan sebesar Ω agar diperoleh sumbu-π§ baru. Dari teori standard untuk transformasi koordinat: π cos Ω π = sin Ω π 0 − sin Ω cos Ω 0 0 0 1 1 0 0 0 cos π sin π 0 − sin π cos π cos π sin π 0 − sin π cos π 0 0 0 1 π₯ π¦ π§ (3.78) Bila π₯ = π cos π, y = π sin π, π§ = 0, maka: π = π cos Ω cos π + π − sin Ω sin π + π cos π (3.79) π = π sin Ω cos π + π + cos Ω sin π + π cos π (3.80) π = π sin π + π sin π (3.81) Monday, February 17, 2014 32 Jadi, orbit planet secara umum yang dinyatakan dalam persamaan (3.66) − (3.68) dan (3.79) − (3.81), mempunyai 6 buah parameter yang dinyatakan sebagai elemen orbit: • Setengah sumbu panjang orbit π • Eksentrisitas π • Saat melintas di perihelion π • Sudut inklinasi π • Titik bujur titik simpul naik Ω • Argumen perihelion π 2π π3 2 • Sementara itu, kecepatan sudut orbit adalah π = (dalam rad/tahun) dan π dalam au. • Kadang-kadang, argumen perihelion dinyatakan dalam π = Ω + π (atau Bujur perihelion) Monday, February 17, 2014 33 Monday, February 17, 2014 34 Waktu melintas perihelion, π kadang didefinisikan pada saat π‘ = 0, sehingga bujur rata-rata: π=π+β³ =π+π π‘−π (3.83) Jika π0 adalah bujur rata-rata pada epoch π‘ = 0, maka: π = π0 + ππ‘ (3.84) Posisi heliosentrik sebuah planet (dilihat dari Matahari), lebih mudah dinyatakan dalam bujur ekliptika π dan lintang ekliptika π½ ο koordinat ekliptika dengan pusat Matahari! π tan π = π sin π½ = (3.85) π (3.86) π 2 +π 2 Dengan (π, π, π) adalah koordinat kartesian heliosentrik bagi planet. Monday, February 17, 2014 35 3.11 SISTEM BINTANG GANDA Banyak terdapat bintang di galaksi kita merupakan sistem bintang ganda. Massa ke dua bintang dinyatakan dengan π1 dan π2 , dengan vektor posisi kedua bintang terhadap titik pusat massanya adalah π1 dan π2 . Harus diingat bahwa jarak ke dua bintang tersebut jauh lebih kecil dibanding jarak bintang terdekat tetangganya. Jadi ke dua bintang tersebut dapat dianggap sebagai sistem 2-benda yang dinamik. Gaya gravitasi sistem bintang ganda: π=− πΊπ1 π2 π π3 (3.87) Dengan π = π2 − π1 dan massa tereduksi: π = π1 π2 π 2 π = π1 +π2 ππ‘ 2 π2 π πΊπ = − π ππ‘ 2 π3 − πΊπ1 π2 π π3 , dengan π = π1 + π2 π1 π2 π1 +π2 , maka π = π1 π2 π 2 π , π1 +π2 ππ‘ 2 sehingga (3.88), (3.89) ο (3.2!) Monday, February 17, 2014 36 Untuk koordinat polar, solusi dapat dinyatakan dalam : π = π cos π, π sin π , 0 Dengan π = Dan ππ ππ‘ = π 1−π 2 (3.92) 1−π cos π β π2 Dengan π = (3.91) (3.93) β2 1−π 2 πΊπ (3.94) Di sini, β adalah konstan, dan bidang orbit berimpit dengan bidang π₯ − π¦. Bintang sekunder, memiliki orbit Keplerian yang eliptik, dengan setengah sumbu panjang orbit adalah π dan eksentrisitas π relatif terhadap bintang primer, demikian pula sebaliknya. Dari persamaan (3.33), kita dapatkan bahwa periode revolusi sistem bintang ganda ini adalah: π= 4π 2 π 3 πΊπ Monday, February 17, 2014 (3.95) 37 Jika π = π= 2π , π maka: πΊπ (3.96) π3 2 Dalam kerangka inersial dengan pusat merupakan pusat sistem (disebut sebagai kerangka pusat massa), vektor posisi kedua bintang tersebut adalah: π1 = − π2 π π1 +π2 (3.97) π1 π 1 +π2 (3.98) π2 = − π π Coba gambarkan skema orbit sistem bintang ganda bila π1 = 0.5 dan π = 0.02 2 Monday, February 17, 2014 38