Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Planet luar surya, atau dikenal juga dengan exoplanet, merupakan planet-planet di luar Tata Surya kita. Pencarian terhadap planet luar surya (extra solar planet) belakangan ini banyak sekali dilakukan oleh para astronom. Kebanyakan dari planet-planet yang ditemukan merupakan planet raksasa yang masif serupa dengan planet Jupiter dalam Tata Surya kita. Sebenarnya, planet luar surya telah menjadi subjek investigasi para astronom sejak pertengahan abad ke-19. Secara umum para astronom menduga bahwa planet yang berada di luar Tata Surya haruslah ada, tetapi mereka tidak mengetahui seberapa banyak planet-planet tersebut dan bagaimana kemiripan planet-planet tersebut dibandingkan dengan planet-planet dalam Tata Surya. Menurut Marcy et al. (2005), diperkirakan sekitar 10% dari bintang-bintang yang seperti Matahari memiliki planet. Sejak awal abad 18, para astronom telah memperkirakan kemungkinan adanya planetplanet di bintang lain. Pada tahun 1855, Kapten W.S. Jacob di Observatorium Madras India Timur melaporkan adanya anomali pada orbit bintang ganda 70 Ophiuchi dan menyangka adanya planet, tapi tidak berhasil mengetahui apa yang mengganggu orbitnya. Penemuan planet yang dipublikasikan pertama kali adalah oleh Bruce Campbell, G.A.H. Walker, dan S. Yang, astronom dari Kanada pada tahun 1988. Pengamatan kecepatan radial mereka menyatakan bahwa ada planet yang mengitari bintang Gamma Cephei (Campbell 1988). Selama bertahun-tahun penemuan ini tidak menarik perhatian atas adanya planet di bintang tersebut. Baru pada tahun 2003, dengan teknik pengamatan yang lebih baik, adanya planet di bintang Gamma Cephei diakui keberadaanya (Hatzes et al. 2003). 1 1.2. Sistematika Penulisan 2 Sampai 7 Maret 2008, telah ditemukan 277 planet luar surya dengan berbagai ukuran massa dan jarak (Schneider 2008). Berbagai parameter orbit planet yang telah ditemukan tersebut sebagian besar telah diketahui. Umumnya, massa dari planet-planet tersebut berkisar antara 7 × 10−05 – 21.5 Mjup . Planet dengan massa terkecil adalah PSR 1257+12 b dan planet dengan massa terbesar adalah GQ Lup b. Jarak dari bintang induk planetplanet tersebut beragam antara 0.017 – 670 AU. Planet terdekat adalah HD 41004 B b, dan yang terjauh adalah UScoCTIO 108 b. Tetapi periode dari planet-planet yang sudah ditemukan belum semuanya diketahui. Dari data yang telah diketahui, planet dengan periode tercepat sebesar 1.211 hari adalah OGLE-TR-56 b dan yang terlama, 100 tahun, adalah PSR B1620-26 b. Pada tahun 1992, astronom Radio Aleksander Wolszczan dan Dale Frail menyatakan bahwa mereka telah menemukan planet yang mengorbit pulsar PSR 1257+12. Penemuan ini segera dikonfirmasi oleh pengamatan lain dan secara umum dianggap sebagai deteksi pasti yang pertama dari planet luar surya. Penemuan ini pun pada awalnya menimbulkan tanda tanya besar, mengingat bahwa pulsar merupakan bintang netron yang hanya mungkin dihasilkan melalui supernova. Sangat sulit dimengerti bagaimana suatu planet dapat selamat dari supernova bintang induknya. Pada tanggal 6 Oktober 1995, Michel Mayor dan Didier Queloz dari Universitas Geneva mengumumkan deteksi exoplanet yang mengorbit bintang deret utama 51 Pegasi, menggunakan teknik kecepatan radial (Mayor & Queloz, 1995). Namun, planet yang dideteksi ini merupakan planet raksasa yang berada dalam orbit yang bahkan lebih dekat ke bintang induk dibandingkan dengan jarak antara Matahari dan Merkurius. 1.2 Sistematika Penulisan Setelah penemuan oleh Mayor dan Queloz, planet-planet luar surya semakin banyak ditemukan. Namun sebagian besar planet-planet yang ditemukan tersebut adalah planetplanet raksasa dengan massa sampai beberapa kali massa Jupiter, dan berada pada jarak yang sangat dekat dengan bintang induknya. Hal ini menjadi tanda tanya besar bagaimana mungkin suatu planet raksasa, yang umumnya memiliki atmosfer sangat tebal, dan mengandung inti dengan bahan batuan dan es dapat berada pada orbit yang demikian dekat. Kondisi awal pembentukan bintang tidak akan mengijinkan akresi planetesimal dan gas-gas serta debu oleh suatu inti cikal bakal planet pada jarak yang sangat dekat. Teori yang dapat menjelaskan dengan baik permasalahan ini adalah teori migrasi planet. Pada 1.2. Sistematika Penulisan 3 prinsipnya teori ini memberikan pembentukan inti planet-planet raksasa pada jarak yang cukup jauh, sekitar jarak Jupiter, yaitu 5 AU. Inti planet tersebut kemudian mengalami migrasi akibat berinteraksi dengan gas-gas dalam cakram protoplanet pada awal pembentukan sistem tersebut. Inti tersebut mengakresi gas-gas lebih lanjut, yang akhirnya membentuk atmosfer planet, sambil mengalami migrasi dalam skala waktu yang singkat, yaitu lebih pendek atau sama dengan skala waktu cakram, antara beberapa ratus ribu tahun sampai dengan beberapa juta tahun. Tugas Akhir ini akan membahas tinjauan ulang mengenai dasar-dasar dari teori migrasi planet. Topik ini menyangkut konsep hidrodinamika dan interaksi gravitasi yang kompleks, yang umumnya hanya dapat dipecahkan secara numerik. Karena itu, sebagai inisiasi, Tugas Akhir ini hanya akan membahas struktur dasar suatu cakram protoplanet secara analitik, dan meninjau beberapa hasil numerik yang didapat, misalnya dari Papaloizou dan Terquem (1999). Pada Bab 2 akan dijelaskan jenis-jenis metode pendeteksian planet luar surya yang digunakan hingga saat ini. Metode-metode tersebut dibagi berdasarkan metode landasBumi dan landas-layang. Setelah itu, banyak planet luar surya yang telah ditemukan dan pengelompokannya akan diuraikan pada Bab 3. Pada bab ini juga dijelaskan apa yang disebut dengan “Jupiter Panas” dan “Neptunus Panas”. Bab selanjutnya akan menguraikan pembentukan planet-planet raksasa dan dilanjutkan oleh uraian persamaanpersamaan dasar dan linierisasi persamaan-persamaan tersebut. Bab 5 akan membahas persamaan yang mendukung terjadinya migrasi planet termasuk resonansi Lindblad dan Korotasi yang terjadi saat migrasi. Bab selanjutnya menjelaskan teori migrasi tipe I dan tipe II. Tugas Akhir ini akan ditutup dengan Kesimpulan pada bab 7 yang merangkum isi dari bab-bab sebelumnya ditambah dengan penjelasan tentang runaway migration atau migrasi tipe III.