Jurnal Ilmiah KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA ORANG TUA DAN ANAK DALAM MENTRANSFER PENGETAHUAN BAHASA TORAJA DI KOTA MAKASSAR OLEH: SRI UTARI JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015 ABSTRAK SRI UTARI. Komuniksai Antarpribadi antara Orang Tua dan Anak dalam Mentransfer Pengetahuan Bahasa Toraja di Kota Makassar. Dibimbing oleh Andi Alimuddin Unde dan Tuti Bahfiarti. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui komunikasi antarpribadi antara orang tua dan anak dalam mentransfer pengetahuan bahasa toraja di Kota Makassar; (2) untuk mengetahui faktor penghambat orang tua mentransfer pengetahuan bahasa toraja kepada anak. Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Lanraki Kota Makassar. Adapun informan penelitian ini adalah keluarga yang berasal dari Toraja. Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan dan menjelaskan tentang masalah yang diteliti berdasarkan hasil observasi dan wawancara mendalam terhadap informan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yakni melalui data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dan pengumpulan literature yang berkaitan dengan penelitian ini. Keseluruhan data yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya orang tua mentransfer pengetahuan bahasa Toraja dengan cara berkomunikasi menggunakan bahasa Toraja dengan anak saat di rumah ataupun diluar rumah. Faktor penghambat orang tua mentransfer pengetahuan bahasa Toraja kepada anak yaitu kurangnya pengetahuan orang tua mengenai bahasa adat dan kurangnya minat anak dalam mempelajari bahasa Toraja. ABSTRACT SRI UTARI. Interpersonal communication between parents and children in transferring knowledge of Toraja languages in Makassar. Guided by Andi Alimuddin Unde and Tuti Bahfiarti. This research aimed (1) to determine the interpersonal communication between parents and children in transferring knowledge of Toraja language in Makassar. (2) In the way to determine the obstacle factors in transferring the language from parents to children. The research located in Jalan Lanraki Makassar. The informants in this research is the family that originated from Toraja. This type of research is descriptive qualitative, which describe and explain about the problem under study is based on observations and depth interviews with informants. Data collection techniques done in two ways namely through primary and secondary data. Primary data obtained from interviews and observations. Secondary data were obtained from the literature and collection of literature associated with this research. Overall the data collected and analyzed by descriptive-qualitative. The results showed that parents generally to use toraja language at home and outside the home to transfer knowledge. Inhibiting factors to transfer knowledge is the lack of parental knowledge about indigenous languages and the children are not interested to learn Toraja language. KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA ORANG TUA DAN ANAK DALAM MENTRANSFER PENGETAHUAN BAHASA TORAJA DI KOTA MAKASSAR Oleh: Sri Utari lingkungan geografis tertentu pada PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara suatu tingkat perkembangan teknis yang memiliki beragam suku, agama tertentu dan pada suatu saat tertentu. dan Bahasa merupakan alat utama yang ras. Keberagaman berdasarkan letak terbentuk geografis yang digunakan budaya untuk menyalurkan dipisahkan oleh nilai-nilai luhur yang kepercayaan, nilai, dan norma serta berbeda tiap daerah. Keberagaman sarana inilah yang melahirkan kebudayaan mengkomunikasikan, berbeda, adat mengubah, dan mewariskan budaya istiadat/kebiasaan dan bahasa daerah kepada generasi baru. Setiap Suku di yang Indonesia memiliki bahasa daerah. misalnya digunakan dalam melakukan aktifitas kesehariannya. Kebudayaan utama untuk mengungkap, mendiskusikan, Bahasa daerah merupakan salah satu yang dimiliki identitas sebuah suku yang sekelompok manusia membentuk ciri membedakan suku tersebut dengan dan suku lainnya. menjadi pembeda dengan kelompok lain. Budaya menampakkan Penggunaan bahasa daerah di diri dalam pola-pola bahasa dan dalam Indonesia sudah sangat jarang kita bentuk-bentuk kegiatan dan perilaku temukan terkecuali saat berkunjung ke yang berfungsi sebagai model-model desa-desa. Saat ini, banyak orang tua bagi tindakan-tindakan penyesuaian diri mengajarkan anaknya bahasa Indonesia dan gaya memungkinkan dalam suatu komunikasi yang terlebih dahulu. Bahkan, di rumah pun orang-orang tinggal anak-anak diajak berbicara dengan suatu bahasa Indonesia oleh orang tuanya. masyarakat di Akibatnya, anak-anak tersebut kurang seorang anak bersosialisasi dan belajar tahu atau malah tidak tahu bahasa Ibu berbagai hal termasuk bahasa. mereka. Punahnya bahasa daerah Komunikasi sering keluarga adalah semakin diperparah dengan banyaknya dilakukan tempat kursus bahasa asing komunikasi antarpribadi. Komunikasi yang dalam yang bermunculan memenuhi kota-kota besar antarpribadi di Indonesia dan bahkan di desa juga pertukaran, sudah mulai terlihat tempat kursus menyampaikan dan menerima pesan seperti itu. secara Melihat permasalahan yang merupakan suatu yaitu timbal komunikasi tindakan balik. timbal Kurangnya balik dalam kompleks tersebut, perlu dilakukan keluarga dan kurangnya waktu yang upaya-upaya untuk melestarikan bahasa disediakan orang tua kepada anak daerah dengan kebudayaan cara pewarisan mereka menjadi penghambat dalam kepada generasi menyampaikan suatu pesan kepada selanjutnya. Pewarisan dapat dilakukan anak. melalui enkulturasi dan sosialisasi. Bahasa Toraja sebagaimana Enkulturasi atau pembudayaan adalah pemahaman hanya diucapkan dan tidak proses mempelajari dan menyesuaikan memiliki fikiran dan sikap individu dengan membutuhkan penuturan langsung bagi sistem norma, adat, dan peraturan hidup orang yang menggunakannya. Bagi dalam keluarga yang tinggal di Toraja, para kebudayaannya. Proses sistem orang masa dari mentransfer pengetahuan bahasa Toraja teman-teman kepada anak daripada mereka yang sepermainan, dan masyarakat luas. hidup bertahun-tahun di kota. Hal ini Proses enkulturasi dilakukan pertama disebabkan kali di lingkungan keluarga karena tinggal keluarga menggunakan bahasa daerah tiap hari lingkungan bermula keluarga, adalah tempat pertama di akan sehingga enkulturasi dimulai sejak dini, yaitu kanak-kanak, tua tulisan, karena Toraja lebih mudah keluarga yang tentu saja sebagai alat komunikasi dalam segala antara orang tua dan anak kegiatannya. dalam Seluruh masyarakat yang pengetahuan bahasa Toraja tinggal di desa menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi satu sama mentransfer di Kota Makassar. b. Untuk mengetahui dan lain. Sedangkan di Kota, banyaknya mengkategori masyarakat yang berasal dari daerah penghambat orang yang berbeda-beda membuat keluarga mentransfer pengetahuan yang berasal dari Toraja sangat jarang bahasa menggunakan bahasa daerah kecuali anak. saat sedang bertemu dengan orang yang juga berasal dan mengerti bahasa faktor Toraja tua kepada 2. Kegunaan Penelitian a. Secara akademis, Toraja. penelitian ini diharapkan METODE mampu A. Rumusan Masalah kontribusi 1. Bagaimana memberikan yang berarti komunikasi bagi perkembangan teori antarpribadi antara orang tua dan dan disiplin komunikasi, anak khususnya dalam mentransfer pengetahuan bahasa Toraja di Kota Makassar? 2. Faktor-faktor antarpribadi. b. apa menghambat saja orang yang Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi acuan tua bagi keluarga mentransfer pengetahuan bahasa memiliki Toraja kepada anak ? dalam pengetahuan 1. Tujuan Penelitian komunikasi yang permasalahan mentransfer bahasa daerah kepada anak dalam B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Untuk komunikasi hal ini bahasa Toraja. mengetahui antarpribadi c. Secara metodologis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi 3 keluarga (ayah,ibu, dan anak) yang pengembangan kajian- dipilih berdasarkan kriteria tertentu kajian penelitian kualitatif, yaitu keluarga yang terdiri dari suami khususnya istri yang berasal dari suku Toraja, komunikasi antarpribadi. memiliki anak, dan berdomisili di Makassar. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dengan Informan dalam penelitian ini teknik sebanyak tiga keluarga yang terdiri dari pengolahan data dan analisa dilakukan suami istri yang berasal dari suku secara Toraja. mempunyai anak yang berusia bersamaan pada proses penelitian. Proses analisa data dimulai 7-15 tahun. dengan menelaah seluruh data yang Berdasarkan hasil wawancara tersedia dari berbagai sumber, seperti dengan informan mengenai komunikasi wawancara antarpribadi dan dituliskan dalam observasi yang catatan lapangan. keluarga bahwa mentransfer masing-masing pengetahuan Setelah dibaca dan ditelaah maka bahasa Toraja kepada anak dengan cara kemudian mereduksikan data dengan sama yaitu dengan membiasakan anak jalan yang mendengarkan orang tua berbicara merupakan usaha membuat rangkuman menggunakan bahasa Toraja di rumah, inti. Kemudian langkah selanjutnya namun bentuk komunikasi masing- adalah masing keluarga berbeda-beda dalam membuat abstraksi mengkategorikan data berdasarkan tema yang sesuai dengan mentransfer pengetahuan bahasa fokus penelitian. Toraja. Pada keluarga A orang tua dan anak saling mendukung dalam transfer pengetahuan HASIL PENELITIAN bahasa Toraja. Pada Penelitian ini dilakukan selama keluarga B anak cenderung kurang kurang lebih 2 bulan di Kota Makassar terbuka, sebaliknya pada keluarga C dengan orang tua yang kurang mendukung melakukan wawancara mendalam (indepth interview) terhadap transfer pengetahuan pada anak. Komunikasi Orang Antarpribadi Tua Mentransfer dan Antara Anak dalam Pengetahuan Bahasa terutama sang anak kepada orang tua dan sebaliknya. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mengenai komunikasi Toraja Hubungan antarpribadi antara antarpribadi bahwa orang tua dan anak muncul melalui keluarga transformasi nilai-nilai. Transformasi bahasa Toraja kepada anak dengan cara nilai bentuk sama yaitu dengan membiasakan anak sosialisasi. Pada proses sosialisasi di mendengarkan orang tua berbicara masa kanak-kanak orang tua adalah menggunakan bahasa Toraja di rumah, membentuk kepribadian anak-anaknya namun bentuk komunikasi masing- dengan menanamkan nilai-nilai yang masing keluarga berbeda-beda dalam dianut oleh orang tua. Hal yang mentransfer dilakukan orang tua pada anak di masa Toraja. Pada keluarga A orang tua dan awal sangat anak saling mendukung dalam transfer aspek pengetahuan dilakukan dalam pertumbuhannya mempengaruhi berbagai psikologis anak-anak. Komunikasi mentransfer masing-masing pengetahuan pengetahuan bahasa Toraja. bahasa Pada keluarga B anak cenderung kurang dan kedekatan terbuka, sebaliknya pada keluarga C antara orang tua dengan anak akan orang tua yang kurang mendukung mempengaruhi transfer pengetahuan pada anak. perkembangan anak. Salah satu cara komunikasi yang efektif Devito dalam Anwar (2012:46- adalah melalui komunikasi one by one. 49) Komunikasi ini di lakukan hanya antarpribadi berdua antara orang tua dengan sang karakteristik berikut ini keterbukaan, anak. Cara ini akan membantu orang empati, dukungan, perasaan positif, dan tua kesamaan. untuk mengenal lebih dalam mengemukakan komunikasi mengandung Kelima lima karakteristik karakter, perasaan dan harapan sang masing-masing berbeda penerapannya anak. Komunikasi one by one akan pada setiap keluarga. mempererat 1. Keterbukaan hubungan keluarga Pada keluarga A, Ibu dan ayah sangat terbuka mentransfer Pada kasus keluarga C, ayah dan ibu cenderung tertutup dalam pengetahuan bahasa Toraja kepada mentransfer pengetahuan bahasa Toraja anak, hal ini ditunjukkan dengan sering kepada mengajak anak untuk belajar bahasa bahwa anak tidak perlu belajar bahasa Toraja, selain itu mereka juga cukup Toraja dengan serius, walaupun tidak terbuka menjawab setiap pertanyaan pernah mengajarkan bahasa Toraja anak mengenai bahasa Toraja. Anak secara serius kedua orang tua dalam juga sangat terbuka menerima transfer keluarga pengetahuan bahasa Toraja, hal ini pengetahuan bahasa Toraja kepada ditunjukkan dengan sikap anak yang anak dengan sesekali menggunakan mau ikut berpartisipasi ketika sang ayah bahasa Toraja di rumah. Berbeda ataupun ibu mengajarkan bahasa Toraja dengan kedua orang tuanya, anak dalam di rumah. Ia juga sering bertanya pada keluarga ini senantiasa terbuka untuk orang tuanya saat ada kata yang menerima transfer pengetahuan bahasa dianggap sulit untuk dimengerti. Toraja, ia selalu ingin belajar bahasa Pada keluarga B, Orang tua sangat terbuka dalam hal mentransfer anak, ini mereka tetap berpendapat mentransfer Toraja dengan serius. 2. Empati pengetahuan bahasa Toraja utamanya Pada keluarga A, ayah dan ibu ayah, hal ini di tunjukkan dengan mengerti dan memahami masalah anak memfasilitasi kamus dalam mempelajari bahasa Toraja oleh bahasa Toraja di rumah, namun anak karena itu mereka selalu menyiapkan masih kurang terbuka untuk menerima waktu transfer pengetahuan bahasa Toraja bahasa Toraja kepada anak-anaknya. yang diberikan orang tuanya hal ini Mereka juga selalu berusaha membantu disebabkan karena menurutnya belajar anak untuk menghadapi masalah dalam bahasa belajar bahasa Toraja misalnya saat anak Toraja membingungkan. dengan itu sulit dan khusus untuk mengajarkan anak kurang paham dengan bahasa Toraja yang di ucapkan oleh ayahnya, maka sang ayah akan menunjukkan masalahnya benda atau Toraja. Keluarga ini cukup berbeda bahasa dengan keluarga A dan B, orang tua indonesia sehingga anak cepat paham. tidak begitu menuntut anak belajar Sikap empati juga ditunjukkan oleh bahasa Toraja dengan serius, hal ini orang tua saat mengajak anak belajar ditunjukkan dengan sikap ayah dan ibu bahasa Toraja, ketika anak-anak tidak yang tidak menyiapkan waktu khusus mau, orang tua tidak akan memaksa untuk belajar bahasa Toraja dengan anaknya belajar. serius. yang dia menerjemahkan maksud dalam Pada keluarga B, ayah dan ibu dalam belajar bahasa 3. Dukungan menunjukkan sikap empatinya dengan Pada keluarga A ayah dan ibu berusaha menjawab semua pertanyaan selalu memberi dukungan agar anak- anak mengenai bahasa Toraja yang ia anaknya semakin bersemangat belajar anggap sulit. Ayah selalu menuntut bahasa Toraja. Bentuk dukungan yang anak diberikan ayah dalam keluarga ini yaitu untuk pengetahuannya memperdalam budaya sering-sering mengajarkan anak bahasa Toraja khususnya bahasa Toraja, hal ini Toraja di rumah dan juga ketika dilakukan agar anak-anak tidak lupa anaknya kurang bersemangat untuk dengan budaya Toraja. Ayah dan ibu belajar terkadang ayahnya memberi cukup tahu kesulitan yang dihadapi lelucon kecil yang beliau anggap dapat anak-anaknya dalam belajar bahasa memotivasi anaknya belajar bahasa Toraja untuk Toraja, seperti ini “kalau kau tidak bisa mengurangi sedikit masalah anaknya bahasa Toraja, nanti kau tidak dikenal dalam dan dibuang dari Toraja”. Sang ibu oleh mengenai karena belajar maka itu mereka membelikan kamus bahasa Toraja. memberi dukungan dengan tak henti- Ayah dan ibu pada keluarga C henti mengingatkan anaknya belajar juga berupaya mendengarkan semua agar semakin lancar menggunakan kesulitan anak dan berusaha menjawab bahasa Toraja. segala pertanyaan anak mengenai Keluarga B, ayah sangat rumah merupakan salah satu contoh mendukung anak untuk belajar bahasa positif yang diberikan oleh ayah dan Toraja hal ini ditunjukkan dengan ibu dalam keluarga ini agar anak lebih menyediakan kamus bahasa Toraja menghargai bahasa daerah dan juga pada dan sering mengajak belajar salah satu upaya mengenalkan bahasa bahasa Toraja di rumah. Sedangkan Toraja pada anak. bentuk dukungan yang diberikan ibu Begitupun pada keluarga B, adalah dengan memberi kebebasan ayah dan ibu juga memiliki rasa positif pada anaknya untuk belajar bahasa terhadap Toraja dengan siapa saja dan dengan menunjukkan cara apa saja. Ayah dan ibu dalam memberikan keluarga ini juga menanggapi dengan kepercayaan pada anak untuk belajar baik setiap pertanyaan kecil dari anak bahasa Toraja secara mandiri, hal itu dan tak jarang memberi pujian pada dibuktikan dengan membelikan anak setiap kamus bahasa Toraja sehingga anak perkembangan anak dalam belajar bahasa Toraja. Bentuk dukungan anak. Ayah sikap dan ibu positif dengan kebebasan dan bisa belajar dengan caranya sendiri. yang Pada kasus keluarga C, diberikan oleh orang tua pada keluarga walaupun orang tua tidak mengajarkan C adalah dengan membebaskan anak anak bahasa Toraja, mereka tetap belajar bahasa Toraja dari siapa saja, memiliki rasa positif terhadap anak, hal juga memberi kebebasan pada anak itu bertanya saat ada yang kurang dipahami menggunakan bahasa Toraja di rumah mengenai bahasa Toraja. dan memberi kebebasan pada anak 4. Rasa Positif untuk belajar bahasa Toraja kapan dan ditunjukkan dengan sesekali Keluarga A ditemukan bahwa dimanapun. Mereka cukup yakin bahwa ayah dan ibu menunjukkan sikap postif anaknya mampu memahami bahasa pada anak dengan sering menggunakan Toraja secara mandiri. bahasa Toraja di rumah. Menggunakan 5. bahasa Toraja sesering mungkin di Kesetaraan Keluarga A, ditemukan bahwa ayah dan ibu memiliki pendapat Pada kasus keluarga C, orang tua memiliki sikap kesetaraan kepada berbeda mengenai kesetaraan. Pada anak keluarga ini ayah tidak menunjukkan sebagai sahabat yang mau mendengar sikap sama kedudukannya dengan anak, segala keluhan yang disampaikan oleh beliau anak tetap memposisikan dirinya dengan menggangap sehingga anak juga dirinya merasa sebagai orang tua saat mentransfer nyaman saat menceritakan masalahnya pengetahuan sehingga anak kurang kepada orang tua dalam mempelajari merasa bahasa Toraja. bebas. Sedangkan ibu memposisikan dirinya sebagai sahabat. Beliau merasa anak akan merasa lebih Faktor terbuka dan merasa nyaman belajar Mentransfer bahasa Toraja kepada Anak Toraja ketika orang tua memposisikan dirinya sebagai seorang teman. Penghambat Orang Pengetahuan Tua Bahasa Melakukan komunikasi secara efektif itu memang tidaklah mudah. Sama halnya dengan kasus Bahkan beberapa komunikasi keluarga A, pada keluarga B, sang ayah menyatakan memposisikan dirinya sebagai orang seseorang melakukan komunikasi yang tua yang memiliki tanggung jawab sebenar-benarnya efektif. Ada banyak penuh terhadap anak, beliau merasa hambatan memiliki kewajiban untuk mentransfer komunikasi. Menurut Ron Ludlow & pengetahuan bahasa Toraja pada anak- Fergus Panton, ada lima hambatan yang anaknya agar bahasa Toraja tidak punah menyebabkan komunkasi tidak efektif dalam keluarganya. yaitu Status effect, Semantic Problems, Sedangkan ibu bahwa ahli yang tidak bisa merusak memposisikan dirinya sebagai seorang Perceptual sahabat yang menjadi tempat anak Differences, Physical Distractions, Poor untuk setiap choice of communication channels, dan bahasa No Feed back. Dari lima hambatan mengungkapkan masalahnya Toraja. dalam belajar distorsion, mungkin Cultural yang dikemukakan oleh Ron dan Panton, hanya ada satu hambatan yang bisa dialami oleh informan pada penelitian Toraja. ini yaitu No Feed back. menggunakan bahasa penghambat transfer 2. Faktor No Feed back adalah hambatan pengetahuan bahasa Toraja tua jarang yang terjadi ketika seorang sender adalah mengirimkan pesan kepada receiver menggunakan bahasa toraja di tetapi dan rumah sehingga membuat anak tanggapan dari receiver maka yang tidak tahu menggunakan bahasa terjadi adalah komunikasi satu arah Toraja dengan baik. Selain itu yang sia-sia. Hambatan ini terjadi kurangnya pengetahuan orang dalam keluarga B. Ketika berbicara tua mengenai bahasa adat dan menggunakan bahasa Toraja kepada kurangnya minat anak dalam anak, terkadang anak kurang paham mempelajari bahasa Toraja juga dengan apa yang dikatakan oleh sang menjadi penghambat transfer ayah sehingga tidak ada umpan balik penegtahuan yang diberikan oleh anak. kepada anak. tidak adanya respon orang bahasa Toraja Saran KESIMPULAN DAN SARAN terutama Kesimpulan 1. Masing-masing Keluarga mentransfer pengetahuan bahasa Toraja kepada anak dengan menggunakan bahasa Toraja di rumah. Transfer pengetahuan bahasa Toraja dilakukan untuk melestarikan bahasa daerah dan untuk 1. Dalam menjaga komunikasi dengan keluarga yang hanya sebuah keluarga, dalam mentransfer pengetahuan bahasa Toraja kepada anak diharapkan orang tua bisa menerapkan hubungan komunikasi yang lebih efektif dengan bersikap lebih terbuka, menunjukkan sikap positif, selalu mendukung anak dalam belajar bahasa Toraja, memberi sikap empati dalam setiap masalah yang dihadapi anak dalam belajar dan juga menunjukkan kesetaraan dalam menghadapi, mengajar, dan membimbing anak belajar. 2. Setiap orang tua diharapkan bisa meluangkan waktu untuk mengajarkan anak bahasa Toraja, agar anak tahu bahwa Damsar.2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. Elvinaro Ardianto & Bambang QAnees. 2007. filsafat ilmu komunikasi. Bandung: Rosakarya. Fudyartanta, Ki. 2012. Perkembangan. Yogyakarta: Pelajar. Psikologi Pustaka pengetahuan bahasa Toraja juga merupakan ilmu yang penting Herimanto & Winarmo.2011.Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Cetakan ke-4. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayat, Dasrun.2012. Antarpribadi Medianya. Graha Ilmu. untuk mereka dapatkan. 3. Setiap liburan sekolah sebaiknya orang tua mengajak anak pulang kampung agar anak bisa berlatih menggunakan bahasa Toraja dengan saudara di kampung. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Anwar.2008. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Rajawali Pers. Aw, Suranto.2011. Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Budyatna, Muhammad & Leila Mona Ganiem. 2012. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana. Komunikasi dan Yogyakarta: Iriantara, Yosal.2008. Materi Pokok Komunikasi Antarpribadi. Edisi kedua. Jakarta: Universitas Terbuka. Kriyantono, Rachmat.2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Cetakan ke-5. Jakarta: Kencana. Kluytmans, Frits.Tanpa Tahun. Perilaku Manusia Pengantar Singkat Tentang Psikologi. Terjemahan oleh Samsunuwiyati Mar’at & Lieke Indieningsih Kartono. 2006. Bandung: Refika Aditama. Mufid, Muhamad. 2010. Komunikasi & Regulasi Penyiaran. Cetakan ke-3. Kencana. Mulyana, Naim, Jakarta: Deddy.2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ngainun.2011. Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Nurudin. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Raga Mara, Rafael.2000.Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Rohim, Haji. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Sedyawati, Edi.2007. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sihabudin,Ahmad.2011.Komunikasi Antarbudaya.Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wiryanto. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan ke-4. Jakarta: Grasindo. A.Sari, et al. 2010.’Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga dalam Fungsi Sosialisasi Keluarga terhadap Perkembangan Anak’.Jurnal ISSN. Vol. 08. No. 2/Juli:38http://download.po rtalgaruda.org/article.php?a rticle=84991&val=217. Diakses 29 Januari 2015, pukul 20.39 WITA http://noveannafisip.web.unair.ac.id/artikel _detail-36595-Knowledge managementPerbedaanKno wledgeSharing&Knowledg eTransfer.html Diakses 29 Januari 2015 pukul 17.42 WITA. http://makassarkota.bps.go.id/index.php ?hal=tabel&id=4 Diakses 9 maret 2015 pukul 17.02 WITA http://otda.kemendagri.go.id/index.php/ berita-210/2086-bahasadaerah-terancam Diakses 29 april 2015 pukul 18.08 WITA https://rumahradhen.wordpress.com/ma teri-kuliahku/semesteriii/perilaku-dalamberorganisasi/hambatankomunikasi-dankomunikasi-antar-pribadi/ Diakses 11 Mei 2015 pukul 09.30 WITA http://afrianties.blogspot.com/2012/12/s ocial-exchange-theory.html Diakses 15 Mei 2015 pukul 07.35 WITA Kalsum, Ummi. 2005.’Komunikasi Orang tua dan Anak Remaja mengenai NAPZA ( Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat-zat Adiktif lainnya) di SMU Negeri 1 Makassar. Skripsi Tidak Terbit. Makassar: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. "Tana Toraja official website" (dalam bahasa Indonesia). Diakses 2006-1004.(http://id.wikipedia.org/ wiki/Suku_Toraja Diakses 18 Desember 2014 pukul 22.07 WITA). Wardiani, Ayu Kartika.‘Pola Komunikasi Orang Tua Yang Mempunyai Anak Kurang Gizi. (http://digilib.upnjatim.ac.id /files/disk1/4/jiptupn-gdlayukartika-153-5-babii.pdf diakses 25 Maret 2015 pukul 10.46 WITA)