PENGKAYAAN Daphnia sp. DENGAN VITERNA TERHADAP

advertisement
PENGKAYAAN Daphnia sp. DENGAN VITERNA TERHADAP
KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN
SEPAT MUTIARA ( Trichogaster Leeri )
Guscania1), Yuneidi Basri2), Elfrida2)
1)
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang 25133
2)
Dosen Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang 25133
e-mail : [email protected]
ABSTRACK
The purpose of this research was determine the optimal dose Viterna on Daphnia sp enrichment
as a natural food Trichogaster leeri fish towards survival and growth. It was chosen by using
experimental with a completely randomized design. It was consisted of 5 treatments and 3
replicates. A treatments (control), B (10ml/L), C (20 ml/L), D (30 ml/L), and E (40ml/L). The
sample of this research was Trichogaster Leeri fish, the total number of sample was 120 fish, old
28 days, mean weight around 0,12-0,14 mg, and length mean 10-11 mm. The container used 15
aquarium with size 40 x 20 x 20 cm, each aquarium filled 8 Trichogaster Leeri fish. The result of
this research shows that the on Daphnia sp enrichment as a natural food for the gives real
contribution towards survival and growth of Trichogaster Leeri fish (p < 0.05). The treatment of
each survival had same (100%) and for the growth of both the length (17,09 mm) and weight
(27,53 mg) of the fish were highest in treatment B at a dose of 10 ml / L Viterna.
Key words : Trichogaster leeri, Viterna, Survival and Growth.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki perairan rawa
yang sangat luas yaitu mencapai 994.435 ha
(Anonim, 2002). Luasnya perairan rawa
tersebut memiliki berbagai jenis biota yang
sangat beragam dan masih hidup secara liar.
Saat ini ada berbagai ancaman yang sering
kita jumpai pada berbagai jenis biota di
perairan rawa, misalnya pencemaran air,
penangkapan,
seperti
alih
dan
penggundulan
fungsi
lahan
hutan
yang
mengakibatkan rusaknya ekologi perairan di
alam, dan berkibat pada hilangnya beberapa
spesies ikan.
Hal ini membuktikan bahwa
ikan
penghuni perairan rawa sudah sangat jarang
ditemukan, diantaranya ikan Sepat Mutiara
(Trichogaster leeri ). Ikan Sepat Mutiara
adalah sejenis ikan air tawar anggota suku
1
gurami (Osphronemidae) atau sering dikenal
untuk menambah nutrisi Daphnia sp yang
dengan sebutan Pearl gourami, Mosaic
diharapkan
gourami atau Lace gourami yang memiliki
kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih.
pola warna berbintik-bintik indah dengan
Daphnia sp mempunyai sifat non-
garis hitam di sisi tubuhnya. Ikan Sepat
selective filter feeder, yaitu menyaring
Mutiara sering juga disebut ikan yang cinta
semua makanan yang ada tanpa memilih,
damai karena hidupnya suka bercampur
sehingga dari sifat Daphnia sp tersebut bisa
dengan berbagai jenis ikan lain (Axelrod and
dilakukan pengkayaan Daphnia sp dengan
Herbert, 1996).
menggunakan Viterna. Viterna merupakan
Salah satu cara untuk menjaga ikan
ini
tetap
ada
adalah
dengan
cara
dapat
mempengaruhi
suplemen yang berasal dari berbagai macam
bahan
alami
yang
bermanfaat
kandungan
untuk
pengembangan di dalam ruangan terkontrol
meningkatkan
nutrisi
dan
dan menyesuaikan di habitat aslinya. Dan
mempercepat pertumbuhan (Wisnu, 2007
salah satu penentu ikan itu berhasil di
dalam Mufidah dkk., 2009).
kembangkan dan tumbuh adalah tersedianya
Mufidah (2009) menyatakan, pada 4
pakan alami untuk kelangsungan hidup
jam pengkayaan dengan Viterna 10 dan 50
benih ikan Sepat Mutiara. Untuk menambah
ml/L diperoleh hasil bahwa usus Daphnia sp
nutrisi benih ikan Sepat Mutiara maka
terisi
dilakukan
menggunakan
Daphnia sp meningkat dan dosis terbaik
Viterna, Viterna merupakan suplemen yang
pemberian Viterna 40 ml/L air terhadap
berasal dari berbagai macam bahan alami
Daphnia sp dapat memberikan kelangsungan
yang
pengkayaan
bermanfaat
kandungan
nutrisi
penuh
Viterna,
dengan
populasi
untuk
meningkatkan
hidup larva ikan lele dumbo (Clarias
dan
mempercepat
gariepinus)
tertinggi
yaitu
72,5
%,
pertumbuhan, Pakan alami yang digunakan
sedangkan untuk pertumbuhan tertinggi
adalah Daphnia sp (Wisnu, 2007).
1,885 % g/hari dengan dosis 10 ml/L air.
Penggunaan Daphnia sp sebagai
Berdasarkan hal tersebut, penulis
pakan alami benih ikan Sepat Mutiara
tertarik untuk melakukan penelitian pada
karena
ikan
mempunyai
ukuran
yang kecil
hias
dengan
judul
“Pengkayaan
berkisar antara 0,2-5 mm (Wikipedia, 2007)
Daphnia sp. Dengan Viterna Terhadap
yang sesuai untuk benih yang bersifat
Kelangsungan
hidup
dan
Pertumbuhan
karnivora. Pengkayaan tersebut bertujuan
2
Benih Ikan Sepat Mutiara
(Trichogaster
Ikan uji
leeri)”.
Ikan uji yang digunakan dalam
penelitian adalah benih ikan sepat mutiara
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk mengetahui dosis
optimal Viterna dalam pengkayaan Daphnia
sp
terhadap
kelangsungan
hidup
dan
pertumbuhan benih ikan Sepat Mutiara
yang berumur 28 hari sebanyak 120 ekor
setiap akuarium di isi 8 ekor yang diperoleh
dari hasil pemijahan alami di Laboratorium
Terpadu Universitas Bung Hatta.
(Trichogaster leeri).
Alat dan Bahan Penelitian
MATERI DAN METODA
Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Maret sampai April 2015. Di Laboratorium
Terpadu Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan Universitas Bung Hatta Padang,
Sumatera Barat.
Wadah
Wadah yang dipakai dalam penelitian
adalah akuariumsebanyak 15 buah dengan
ukuran 40 cm x 20 cm x 20 cm yang diisi air
setinggi 10 cm atau volume air 8 liter.
Wadah ini sebagai tempat pemeliharaan
benih ikan Sepat Mutiara yang dilengkapi
dengan aerator. Botol air mineral sebanyak 4
Alat
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah : (1) Timbangan digital
dengan ketelitian 0,01 gr digunakan untuk
menimbang benih ikan Sepat Mutiara. (2)
Kertas mm digunakan untuk mengukur
panjang benih ikan Sepat Mutiara. (3)
Seperangkat alat pengukur kualitas air.
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah : (1) Benih Ikan Sepat Mutiara,
sebanyak 120 ekor (8 ekor/ aquarium), umur
28 hari, dengan panjang awal 10 mm dan
berat 0,005 (2) Kotoran ayam. (3) Viterna
Plus (merek dagang) (4) Daphnia sp ( yang
dikultur di Laboratorium Terpadu FPIK )
Metoda Penelitian
buah volume 1500 ml yang diisi air setinggi
Metode
yang
digunakan
dalam
15 cm berfungsi sebagai tempat pengkayaan
penelitian ini adalah metode eksperimen
Daphnia sp. Bak terpal 1 buah dengan
dengan
ukuran 120 cm x 80 cm x 20 cm yang
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan
berfungsi untuk wadah kultur Daphnia sp.
dan 3 kali ulangan. Adapun perlakuan yang
menggunakan
Rancangan
Acak
akan diuji pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
3
a.
b.
c.
Perlakuan A : Daphnia sp tanpa
pengkayaan ( Kontrol )
Perlakuan B : Pengkayaan Daphnia sp
dengan 10 ml/L Viterna
Perlakuan C : Pengkayaan Daphnia sp
dengan 20 ml/L Viterna
HASIL DAN PEMBAHASAN
d.
e.
Perlakuan D : Pengkayaan Daphnia sp
dengan 30 ml/L Viterna
Perlakuan E : Pengkayaan Daphnia sp
dengan 40 ml/L Viterna
Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup adalah
Dari hasil pengamatan didapatkan
jumlah ikan yang bertahan hidup selama
data kelangsungan hidup benih ikan Sepat
penelitian. Dari data tingkat kelangsungan
Mutiara pada tiap-tiap perlakuan dapat
hidup ikan Sepat Mutiara dengan perlakuan
dilihat pada tabel 1.
pengkayaan Daphnia sp dengan Viterna
dengan dosis yang berbeda.
Tabel 1. Rata-rata Kelangsungan Hidup (%) Benih Ikan Sepat Mutiara
Perlakuan
A
B
C
D
E
Jumlah Awal
(ekor)
8
8
8
8
8
Dari tabel 1 dapat dilihat tingkat
kelangsungan
hidup
benih
ikan
Sepat
Jumlah Akhir
(ekor)
8
8
8
8
8
Kelangsungan hidup
(%)
100
100
100
100
100
baik untuk aktifitas, pertumbuhan
dan kelangsungan hidup.
Mutiara pada setiap perlakuan dari awal
Untuk mendapatkan gambaran yang
penelitian sampai akhir penelitian adalah
lebih jelas dari pertumbuhan panjang mutlak
100 %, ini disebabkan karena pakan yang
benih ikan Sepat Mutiara selama penelitian
diberikan sudah dapat dimanfaatkan dengan
maka data disajikan dalam bentuk diagram
pada gambar 1 berikut :
4
Kelangsunggan Hidup (%)
Tingkat Kelangsungan Hidup
120
100
80
60
40
20
0
A
B
C
D
E
Perlakuan
Gambar 1. Kelangsungan Hidup (%) Ikan Sepat Mutiara Selama Penelitian
Keterangan :
A= Kontrol.
B= Pengkayaan Daphnia sp dengan 10 ml/L Viterna.
C= Pengkayaan Daphnia sp dengan 20 ml/L Viterna.
D= Pengkayaan Daphnia sp dengan 30 ml/L Viterna
E= Pengkayaan Daphnia sp dengan 40 ml/L Viterna
Tingkat kelangsungan hidup benih
yang baik selama pemeliharaan. Kualitas air
ikan Sepat Mutiara pada setiap perlakuan
yang diukur selama penelitian diusahakan
dari awal penelitian sampai akhir penelitian
berada pada kisaran yang sesuai dengan
adalah 100 %, ini disebabkan karena pakan
habitatnya, sedangkan kebutuhan pakan
yang diberikan sudah dapat dimanfaatkan
telah
dengan baik untuk aktifitas, pertumbuhan
(Daphnia sp) yang sudah diperkaya dengan
dan
Viterna. Adapun faktor lainnya adalah umur
kelangsungan hidup. (Mufidah,. dkk,
2009).
ikan,
Kelangsungan
hidup
juga
dipengaruhi oleh kualitas air, kebutuhan
pakan, umur ikan dan lingkungan. Sesuai
dengan pendapat Effendi dalam Nadia
(2015) bahwa tingginya kelangsungan hidup
ikan disebabkan oleh faktor lingkungan yang
sesuai seperti pH, suhu dan tersedianya
pakan yang cukup serta akibat penanganan
disediakan
dimana
berupa
umur
ikan
pakan
alami
berhubungan
dengan pakan. Pada stadia larva atau benih
merupakan tahapan yang paling kritis dalam
siklus hidup ikan (Effendi, 2004), sehingga
pakan harus tersedia secara terus-menerus
dan
sesuai
dengan
kebutuhannya.
Selanjutnya faktor lingkungan pada media
pemeliharaan juga sangat mempengaruhi
kelangsungan hidup ikan Sepat Mutiara,
5
Pertumbuhan Panjang Mutlak Benih
Pertumbuhan merupakan perubahan
Dari hasil pengamatan didapatkan
ukuran, baik bobot maupun panjang dalam
data pertumbuhan panjang mutlak benih ikan
suatu periode atau waktu tertentu (Effendie,
Sepat Mutiara pada tiap-tiap perlakuan dapat
1979).
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata Panjang Mutlak (mm) Benih Ikan Sepat Mutiara
Perlakuan
A
Panjang Awal
(mm)
10,78±0
Panjang Akhir
(mm)
17,53±0,998
B
10,24±0
26,66±0,720
C
11,20±0
19,6±1,496
D
E
10,25±0
10,24±0
19,06±0,416
19,73±0,115
Panjang Mutlak ± SD
(mm)
a
6,75±0,998
b
17,09±0,720
c
8,53±1,496
8,81±0,416c
9,51±0,115c
Untuk mendapatkan gambaran yang
benih ikan Sepat Mutiara selama penelitian
lebih jelas dari pertumbuhan panjang mutlak
maka data disajikan dalam bentuk diagram
pada gambar 2 berikut :
Panjang Mutlak (mm)
Pertumbuhan Panjang Mutlak (mm)
20
15
10
5
0
A
B
C
D
E
Perlakuan
Gambar 2. Pertumbuhan Panjang Mutlak Ikan Sepat Mutiara Selama Penelitian
Ketersediaan
makanan
yang
bernutrisi tinggi sangat dibutuhkan larva
atau benih untuk perkembangan organ tubuh
yang
masih
sederhana
menuju
6
kesempurnaan
2004).
Pada
kesehatan ikan. Sedangkan yang paling
memiliki
nilai
rendah pada perlakuan A. Sesuai dengan
pertumbuhan panjang mutlak yang paling
penelitian Mufidah, dkk, (2009), bahwa
tinggi
semakin tinggi dosis Viterna yang diberikan
perlakuan
(Effendi,
B
yang
dibandingkan
dengan
Dan
selanjutnya
lainnya.
perlakuan
yang
akan
ikan
Daphnia sp dan menaikkan kandungan
adalah faktor nutrisi, pada perlakuan B
karbohidrat. Menurut pendapat Hartoyo dan
kebutuhan gizi akan pertumbuhan pada ikan
Sukardi, (2007) bahwa faktor yang sangat
Sepat Mutiara
mempengaruhi pertumbuhan adalah pakan
mempengaruhi
mempertahankan
pertumbuhan
pada
sudah mencukupi untuk
kebutuhan
hidup
dan
menurunkan
kandungan
protein
yang mengandung protein tinggi.
Pertumbuhan Panjang Spesifik Benih
Ikan Sepat Mutiara
Pertumbuhan panjang spesifik adalah nilai persentase pertambahan panjang per hari.
Tabel 3. Rata-Rata Pertumbuhan Panjang Spesifik Benih Ikan Sepat Mutiara Selama
Penelitian
Perlakuan
Panjang Akhir
(mm)
17,53±0,998
Panjang Spesifik ± SD
(%)
A
Panjang Awal
(mm)
10,78±0
B
10,24±0
26,66±0,720
2,457±0,060
C
11,20±0
19,6±1,496
1,403±0,196
D
10,25±0
19,06±0,416
1,550±0,500
E
10,24±0
19,73±0,115
0,050±0,000
a
1,217±0,205
b
a
a
c
Keterangan : Huruf superscrip kecil dan berpasangan yang sama dengan nilai rata-rata menunjukkan
tidak
berbeda nyata (p>0,05, sedangkan huruf superscrip yang berbeda dibelakang nilai rata-rata
menunjukan berbeda nyata (p<0,05).
Pada pemeliharaan benih, nutrisi dari
makanan
pertama
untuk
untuk perkembangan organ tubuh yang
dahulu,
masih sederhana menuju kesempurnaan
selanjutnya digunakan untuk pertumbuhan.
(Effendi, 2004). Pada perlakuan B yang
Pada
yang
memiliki nilai pertumbuhan panjang spesifik
diutamakan adalah protein (Hartoyo dan
yang paling tinggi dibandingkan dengan
Sukardi, 2007). Ketersediaan makanan yang
perlakuan lainnya. Dan selanjutnya yang
mempertahankan
pertumbuhan
digunakan
bernutrisi tinggi sangat dibutuhkan benih
hidupnya
benih
nutrisi
7
mempengaruhi
pertumbuhan
pada
ikan
penelitianMufidah,
dkk,
(2009),
bahwa
adalah faktor nutrisi, pada perlakuan B
semakin tinggi dosis Viterna yang diberikan
kebutuhan gizi akan pertumbuhan pada ikan
akan
Sepat Mutiara
Daphnia sp dan menaikkan kandungan
sudah mencukupi untuk
mempertahankan
kebutuhan
kandungan
protein
dan
karbohidrat. Menurut pendapat Hartoyo dan
kesehatan ikan. Sedangkan pertumbuhan
Sukardi, (2007) bahwa faktor yang sangat
panjang spesifik yang paling rendah pada
mempengaruhi pertumbuhan adalah pakan
perlakuan
yang mengandung protein tinggi.
E.
hidup
menurunkan
Sesuai
dengan
Pertumbuhan Bobot Mutlak Benih Ikan Sepat Mutiara
Ketersediaan
makanan
yang
bernutrisi tinggi sangat dibutuhkan larva
tinggi
masih
kesempurnaan
perlakuan
B
sederhana
(Effendi,
yang
menuju
2004).
Pada
memiliki
nilai
pertumbuhan bobot mutlak yang paling
dengan
perlakuan
lainnya.
atau benih untuk perkembangan organ tubuh
yang
dibandingkan
Dari hasil pengamatan didapatkan
data pertumbuhan panjang benih ikan Sepat
Mutiara pada tiap-tiap perlakuan dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 4. Rata-rata Kelangsungan Hidup (%) Benih Ikan Sepat Mutiara
Perlakuan
Bobot Awal (mg)
BobotAkhir (mg)
Bobot Mutlak ± SD
(mg)
A
0,13±0
6,07±0,307
5,94±0,307
B
0,13±0
27,67±1,861
27,53±1,861
C
0,12±0
9±0,715
8,88±0,715
D
0,11±0
8,67±0,608
8,56±0,608
E
0,1±0
9,93±0,611
9,93±0,611
a
b
c
c
c
Keterangan : Huruf superscrip kecil dan berpasangan yang sama dengan nilai rata-rata menunjukkan
tidak
berbeda nyata (p>0,05, sedangkan huruf superscrip yang berbeda dibelakang nilai rata-rata
menunjukan berbeda nyata (p<0,05).
8
Bobot Mutlak (mg)
Pertumbuhan Bobot Mutlak (mg)
30
25
20
15
10
5
0
A
B
C
D
E
Perlakuan
Gambar 3. Pertumbuhan Bobot Mutlak (mg) Ikan Sepat Mutiara Selama Penelitian
Pada perlakuan B kebutuhan gizi
(2007)
bahwa
faktor
yang
sangat
akan pertumbuhan pada ikan Sepat Mutiara
mempengaruhi pertumbuhan adalah pakan
sudah mencukupi untuk mempertahankan
yang mengandung protein tinggi.
kebutuhan
hidup
Pertumbuhan Bobot Spesifik
Sedangkan
yang
dan
kesehatan
pada
Pertumbuhan bobot spesifik adalah
perlakuan A. Sesuai dengan penelitian
nilai persentase pertambahan bobot ikan per
Mufidah, dkk, (2009), bahwa semakin tinggi
hari Data lengkap pertumbuhan bobot
dosis
akan
spesifik benih ikan Sepat Mutiara dari
menurunkan kandungan protein Daphnia sp
pengkayaan pakan alami dengan Viterna
dan menaikkan kandungan
dapat dilihat pada tabel 5 berikut :
Viterna
paling
yang
rendah
ikan.
diberikan
karbohidrat.
Menurut pendapat Hartoyo dan Sukardi,
Tabel 5. Rata-Rata Pertumbuhan Bobot Spesifik Benih Ikan Sepat Mutiara Selama
Penelitian
Perlakuan
Bobot Awal (mg)
Bobot Akhir (mg)
Pertumbuhan Bobot
Spesifik (%)
A
0,13±0
6,07±0,307
9,657±0,270
B
0,13±0
27,67±1,861
13,323±0,325
C
0,12±0
9±0,715
10,833±0,421
D
0,11±0
8,67±0,608
11,060±0,192
E
0,1±0
9,93±0,611
11,483±0,152
a
b
c
c
d
9
Dapat
pertambahan
A yaitu tidak dilakukan pengkayaan dengan
pertumbuhan bobot spesifik benih ikan Sepat
Viterna, sehingga nutrisi yang terkandung
Mutiara tertinggi terdapat pada perlakuan B
dalam Daphnia sp kurang optimal untuk
pengayaan Daphnia sp dengan dosis 10 ml/L
memenuhi kebutuhannya.
Viterna
dilihat
(9,657±0,270%),
perlakuan
E
dengan
dan
dosis
diikuti
40
ml/L
Kualitas Air
(11,483±0,152 %), perlakuan C dengan
Dalam
budidaya
perairan,
tiga
dosis 20 ml/L (10,833±0,421 %), perlakuan
komponen utama yang terlibat didalam nya
D dengan dosis 30 ml/L (11,060±0,192 %),
yaitu
dan
lingkungan (media pemeliharaan) dan pakan.
perlakuan
A
tanpa
pengayaan
(9,657±0,270 %).
yang
dipelihara
(ikan),
Lingkungan akan memberikan pengaruh
Pada pemeliharaan benih, nutrisi dari
makanan
biota
pertama
mempertahankan
digunakan
hidupnya
langsung terhadap kelangsungan hidup ikan.
untuk
Oleh itu air sebagai media hidup ikan harus
dahulu,
terjaga kualitas nya. Kualitas air yang baik
selanjutnya digunakan untuk pertumbuhan.
merupakan
Pada
kelangsungan hidup ikan (Yudha, 2009).
pertumbuhan
benih
nutrisi
yang
diutamakan adalah protein (Hartoyo dan
Sukardi, 2007). Ketersediaan makanan yang
bernutrisi tinggi sangat dibutuhkan benih
untuk perkembangan organ tubuh yang
masih sederhana menuju kesempurnaan
(Effendi, 2004). Pada perlakuan B ( 10 ml/L
Viterna ) yang memiliki nilai pertumbuhan
bobot spesifik yang paling tinggi sedangkan
yang terendah pada perlakuan A. Itu karena
yang mempengaruhi pertumbuhan pada ikan
adalah faktor nutrisi, pada perlakuan B
kebutuhan gizi akan pertumbuhan pada ikan
Sepat Mutiara
mempertahankan
sudah mencukupi untuk
kebutuhan
hidup
dan
kesehatan ikan. Sedangkan pada perlakuan
syarat
Parameter
utama
kualitas
air
unutuk
selama
penelitian adalah suhu berkisar antara 27,6 –
28 oC, ini sesuai dengan pendapat Lesmana
(2001) menyatakan bahwa suhu optimal
untuk ikan tropis 27-28
o
C. Menurut
Forteath et. al., (1993), suhu air memiliki
efek yang sangat penting dalam respirasi,
tingkat nafsu makan ikan, pencemaran,
pertumbuhan
serta
sistem
metabolisme
tubuh. Suhu yang rendah dari kisaran suhu
optimal
akan
mengakibatkan
respon
imunitas menjadi lambat, mengurangi nafsu
makan,
aktifitas
dan
pertumbuhan
(Wedemeyer, 1996).
10
Nilai pH selama masa penelitian
perairan.
Djajasewaka
(1985)
dalam
adalah 6, tidak ada perubahan nilai pH dari
Aryzegovina (2015), apabila kandungan
awal sampai akhir penelitian. Wardoyo,
oksigen terlarut dalam air makin rendah
(1981) dalam Firdaus (2014), menyatakan
maka nafsu makan ikan makin menurun.
derajat keasaman (pH) yang mendukung
Suhu air merupakan salah satu faktor yang
untuk
dapat mempengaruhi aktivitas serta memacu
kehidupan
ikan
secara
normal
diperairan berkisar antara 6-7. Oksigen
atau
merupakan faktor yang sangat penting untuk
organisme perairan. Peningkatan suhu juga
pernafasan organisme dan merupakan salah
menyebabkan
satu komponen utama bagi metabolisme ikan
metabolisme dan respirasi organisme air,
dan organisme perairan lain (Wardojo,
dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan
1975). Menurut Sitanggang (1987), oksigen
konsumsi oksigen
terlarut
penting
bagi
pernapasan
Kebutuhan
perkembangbiakan
peningkatan
kecepatan
dan
merupakan salah satu komponen utama
metabolisme.
menghambat
organisme
terhadap oksigen terlarut tergantung jenis,
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
umur, dan aktivitasnya. Dalam stadia muda
Dari hasil penelitian yang telah
(burayak) keperluan akan oksigen terlarut
dilakukan tentang pengayaan Daphnia sp
relatif lebih besar dibandingkan dengan
dengan Viterna untuk kelangsungan hidup
dewasa. Ikan memerlukan oksigen dalam air
dan pertumbuhan ikan sepat mutiara, dapat
untuk
disimpulkan :
bernapas
dalam
bentuk
oksigen
terlarut. Oksigen terlarut dipengaruhi oleh
1.
suhu, pH dan karbondioksida (Lingga,
1992). Kandungan DO selama penelitian
adalah 4,5 – 7 ppm/L, hal ini sesuai dengan
kondisi
oksigen
(Djatmika,
1986).
yang ideal
Dalam
2.
sepat
Pertumbuhan
panjang
dan
bobot
(17,09 mm) dan (27,53 mg), dengan
Dosis
tersebut suda dapat mendukung kehidupan
Viterna
untuk
pengkayaan
Daphnia sp. terhadap pertumbuhan
ikan daerah tropis. Menurut Iriadenta (2007),
kebutuhan oksigen terlarut dan penguraian di
ikan
mutlak yang terbaik pada perlakuan B
DO
suhu air mempengaruhi laju metabolisme,
hidup
mutiara pada setiap perlakuan 100 %
4 ppm/L
kisaran
Kelangsungan
ikan Sepat Mutiara adalah 10 ml/L air.
3.
Pertumbuhan panjang spesifik dan
bobot spesifik yang terbaik pada
11
4.
perlakuan B (2,457 %) dan (13,323
%), dengan Dosis Viterna untuk
Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur.
Penebar Swadaya. Jakarta. hal 104156.
pengkayaan Daphnia sp. terhadap
pertumbuhan
ikan
Sepat
Mutiara
adalah 10 ml/L air.
Saran
Disarankan agar penambahan Viterna
dengan dosis 10 ml/L pada Daphnia sp
sebagai pakan alami benih ikan sepat
mutiara
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan pertumbuhan pada ikan.
Daftar Pustaka
Anonim. 2008. Profil pelabuhan perikanan
dan pangkalan pendaratan ikan
muara Angke.
Jakarta:
UPT
pengelola
kawasan pelabuhan
perikanan dan pangka lan pendaratan
ikan
muara
angke.
Dinas
peternakan,
perikanan
dan
kelautan provinsi DKI Jakarta
Aryzegovina, R. 2015. Pengaruh Perbedaan
Frekuensi Pemberian Pakan Komersil
Terhadap Kelangsungan Hidup dan
Laju Pertumbuhan Benih Ikan Gabus
(Channa striata). Jurnal Fakultas
Perikanan. Universitas Bung Hatta.
Padang
Axelrod and Herbert R. (1996). Exotic
Tropical Fishes. T.F.H. Publications.
ISBN 0- 87666-543-1,
Djajasewaka. H, 1985. Pakan Ikan. CV. Jasa
Guna. Jakarta. 47 hal
Djatmika. 1986. Usaha Budidaya Ikan Lele.
C. V. Simplex. Jakarta
Effendie. M.I, 1979. Metoda Biologi
Perikanan. Penerbit Yayasan Pustaka
Nusatama, Yogjakarta
Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan.
Yayasan
Pustaka
Nusantara.
Yogyakarta.
Firdaus, M. 2014. Penggunaan Bahan Filter
yang
Berbeda
Pada
Media
Pemeliharaan Benih Ikan Sepat
Mutiara
(Trichogaster
leeri)
Terhadap Kelangsungan Hidup dan
Pertumbuhan.
Skripsi
Fakultas
Perikanan. Universitas Bung Hatta.
Padang
Forteath N, Leong W, dan Murray F. 1993.
Water Quality. In: P. Hart and D. O’
Sullivan
(eds.).
Recirculation
Systems: Design, Construction and
Management.
University
of
Tasmania at Launceston: Australia.
Iriadenta, Eka., 2007. Panduan Belajar
Pengolahan Data Perikanan. (EQI)
Environmental
Quality
Index.
Banjarbaru.
Lesmana, d. s. 2001. Kualitas Air Untuk
Ikan Air Tawar. Penebar Swadaya.
Jakarta
Lingga, P. dan H. Susanto. 2003. Ikan Hias
Air Tawar Edisi Revisi (Penebar
Mufidah, B. S. Rahardja dan W. H.
Satyantini.
2009.
Pengkayaan Daphnia
Spp. dengan
Viterna terhadap Kelangsungan
Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan
Lele Dumbo (Clarias Gariepinus).
12
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/9_
N
Nadia, E. 2015. Pemberian Korteks Sapi
Pada Pakan Nauplius Artemia Untuk
Meningkatkan Kelangsungan Hidup
dan Pertumbuhan Larva Ikan Mas
Koki ( Carassius auratus L). Skripsi
Fakultas Perikanan. Universitas Bung
Hatta. Padang
Sitanggang. M. 1987. Budidaya Gurami.
Penebar Swadaya. Jakarta
Wardoyo, S. T. H. 1975. Pengelolaan
Kualitas Air (Water Managemant).
Proyek
Peningkatan
Mutu
Perguruan Tinggi. Institut Pertanian
Bogor.
Wardoyo. 1981. Kriteria Kualitas Air Untuk
Keperluan
Pertanian
Dan
Perikanan. Pusat Studi Pengelolaan
Sumberdaya dan Lingkungan. IPB.
Bogor
Wedemeyar, G. A. 1996. Physiology of Fish
in Intensive Culture Systems.
Chapman and Hall. New York.
232p.
Wikipedia. 2007. Daphnia. The Free
Encyclopedia.
http://en.wikipedia.org. 4 hal.
Wisnu.
2007. Pakan Tambahan Ikan.
Yogyakarta.
http://[email protected]. 2
hal.
Yudha. A. P. 2009 Efektifitas Penembahan
Zeolit Terhadap Kinerja Filter Air
Dalam Sistem Resirkulasi Pada
Pemeliharaan Ikan Arwana Di
Akuarium
13
Download