PENGKAYAAN Daphnia sp. DENGAN VITERNA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN SEPAT MUTIARA ( Trichogaster Leeri ) Guscania1), Yuneidi Basri2), Elfrida2) 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang 25133 2) Dosen Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang 25133 e-mail : [email protected] ABSTRACK The purpose of this research was determine the optimal dose Viterna on Daphnia sp enrichment as a natural food Trichogaster leeri fish towards survival and growth. It was chosen by using experimental with a completely randomized design. It was consisted of 5 treatments and 3 replicates. A treatments (control), B (10ml/L), C (20 ml/L), D (30 ml/L), and E (40ml/L). The sample of this research was Trichogaster Leeri fish, the total number of sample was 120 fish, old 28 days, mean weight around 0,12-0,14 mg, and length mean 10-11 mm. The container used 15 aquarium with size 40 x 20 x 20 cm, each aquarium filled 8 Trichogaster Leeri fish. The result of this research shows that the on Daphnia sp enrichment as a natural food for the gives real contribution towards survival and growth of Trichogaster Leeri fish (p < 0.05). The treatment of each survival had same (100%) and for the growth of both the length (17,09 mm) and weight (27,53 mg) of the fish were highest in treatment B at a dose of 10 ml / L Viterna. Key words : Trichogaster leeri, Viterna, Survival and Growth. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki perairan rawa yang sangat luas yaitu mencapai 994.435 ha (Anonim, 2002). Luasnya perairan rawa tersebut memiliki berbagai jenis biota yang sangat beragam dan masih hidup secara liar. Saat ini ada berbagai ancaman yang sering kita jumpai pada berbagai jenis biota di perairan rawa, misalnya pencemaran air, penangkapan, seperti alih dan penggundulan fungsi lahan hutan yang mengakibatkan rusaknya ekologi perairan di alam, dan berkibat pada hilangnya beberapa spesies ikan. Hal ini membuktikan bahwa ikan penghuni perairan rawa sudah sangat jarang ditemukan, diantaranya ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri ). Ikan Sepat Mutiara adalah sejenis ikan air tawar anggota suku 1 gurami (Osphronemidae) atau sering dikenal untuk menambah nutrisi Daphnia sp yang dengan sebutan Pearl gourami, Mosaic diharapkan gourami atau Lace gourami yang memiliki kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih. pola warna berbintik-bintik indah dengan Daphnia sp mempunyai sifat non- garis hitam di sisi tubuhnya. Ikan Sepat selective filter feeder, yaitu menyaring Mutiara sering juga disebut ikan yang cinta semua makanan yang ada tanpa memilih, damai karena hidupnya suka bercampur sehingga dari sifat Daphnia sp tersebut bisa dengan berbagai jenis ikan lain (Axelrod and dilakukan pengkayaan Daphnia sp dengan Herbert, 1996). menggunakan Viterna. Viterna merupakan Salah satu cara untuk menjaga ikan ini tetap ada adalah dengan cara dapat mempengaruhi suplemen yang berasal dari berbagai macam bahan alami yang bermanfaat kandungan untuk pengembangan di dalam ruangan terkontrol meningkatkan nutrisi dan dan menyesuaikan di habitat aslinya. Dan mempercepat pertumbuhan (Wisnu, 2007 salah satu penentu ikan itu berhasil di dalam Mufidah dkk., 2009). kembangkan dan tumbuh adalah tersedianya Mufidah (2009) menyatakan, pada 4 pakan alami untuk kelangsungan hidup jam pengkayaan dengan Viterna 10 dan 50 benih ikan Sepat Mutiara. Untuk menambah ml/L diperoleh hasil bahwa usus Daphnia sp nutrisi benih ikan Sepat Mutiara maka terisi dilakukan menggunakan Daphnia sp meningkat dan dosis terbaik Viterna, Viterna merupakan suplemen yang pemberian Viterna 40 ml/L air terhadap berasal dari berbagai macam bahan alami Daphnia sp dapat memberikan kelangsungan yang pengkayaan bermanfaat kandungan nutrisi penuh Viterna, dengan populasi untuk meningkatkan hidup larva ikan lele dumbo (Clarias dan mempercepat gariepinus) tertinggi yaitu 72,5 %, pertumbuhan, Pakan alami yang digunakan sedangkan untuk pertumbuhan tertinggi adalah Daphnia sp (Wisnu, 2007). 1,885 % g/hari dengan dosis 10 ml/L air. Penggunaan Daphnia sp sebagai Berdasarkan hal tersebut, penulis pakan alami benih ikan Sepat Mutiara tertarik untuk melakukan penelitian pada karena ikan mempunyai ukuran yang kecil hias dengan judul “Pengkayaan berkisar antara 0,2-5 mm (Wikipedia, 2007) Daphnia sp. Dengan Viterna Terhadap yang sesuai untuk benih yang bersifat Kelangsungan hidup dan Pertumbuhan karnivora. Pengkayaan tersebut bertujuan 2 Benih Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster Ikan uji leeri)”. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian adalah benih ikan sepat mutiara Tujuan Penelitian Tujuan penelitian untuk mengetahui dosis optimal Viterna dalam pengkayaan Daphnia sp terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan Sepat Mutiara yang berumur 28 hari sebanyak 120 ekor setiap akuarium di isi 8 ekor yang diperoleh dari hasil pemijahan alami di Laboratorium Terpadu Universitas Bung Hatta. (Trichogaster leeri). Alat dan Bahan Penelitian MATERI DAN METODA Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015. Di Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta Padang, Sumatera Barat. Wadah Wadah yang dipakai dalam penelitian adalah akuariumsebanyak 15 buah dengan ukuran 40 cm x 20 cm x 20 cm yang diisi air setinggi 10 cm atau volume air 8 liter. Wadah ini sebagai tempat pemeliharaan benih ikan Sepat Mutiara yang dilengkapi dengan aerator. Botol air mineral sebanyak 4 Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) Timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gr digunakan untuk menimbang benih ikan Sepat Mutiara. (2) Kertas mm digunakan untuk mengukur panjang benih ikan Sepat Mutiara. (3) Seperangkat alat pengukur kualitas air. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) Benih Ikan Sepat Mutiara, sebanyak 120 ekor (8 ekor/ aquarium), umur 28 hari, dengan panjang awal 10 mm dan berat 0,005 (2) Kotoran ayam. (3) Viterna Plus (merek dagang) (4) Daphnia sp ( yang dikultur di Laboratorium Terpadu FPIK ) Metoda Penelitian buah volume 1500 ml yang diisi air setinggi Metode yang digunakan dalam 15 cm berfungsi sebagai tempat pengkayaan penelitian ini adalah metode eksperimen Daphnia sp. Bak terpal 1 buah dengan dengan ukuran 120 cm x 80 cm x 20 cm yang Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan berfungsi untuk wadah kultur Daphnia sp. dan 3 kali ulangan. Adapun perlakuan yang menggunakan Rancangan Acak akan diuji pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 3 a. b. c. Perlakuan A : Daphnia sp tanpa pengkayaan ( Kontrol ) Perlakuan B : Pengkayaan Daphnia sp dengan 10 ml/L Viterna Perlakuan C : Pengkayaan Daphnia sp dengan 20 ml/L Viterna HASIL DAN PEMBAHASAN d. e. Perlakuan D : Pengkayaan Daphnia sp dengan 30 ml/L Viterna Perlakuan E : Pengkayaan Daphnia sp dengan 40 ml/L Viterna Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup adalah Dari hasil pengamatan didapatkan jumlah ikan yang bertahan hidup selama data kelangsungan hidup benih ikan Sepat penelitian. Dari data tingkat kelangsungan Mutiara pada tiap-tiap perlakuan dapat hidup ikan Sepat Mutiara dengan perlakuan dilihat pada tabel 1. pengkayaan Daphnia sp dengan Viterna dengan dosis yang berbeda. Tabel 1. Rata-rata Kelangsungan Hidup (%) Benih Ikan Sepat Mutiara Perlakuan A B C D E Jumlah Awal (ekor) 8 8 8 8 8 Dari tabel 1 dapat dilihat tingkat kelangsungan hidup benih ikan Sepat Jumlah Akhir (ekor) 8 8 8 8 8 Kelangsungan hidup (%) 100 100 100 100 100 baik untuk aktifitas, pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Mutiara pada setiap perlakuan dari awal Untuk mendapatkan gambaran yang penelitian sampai akhir penelitian adalah lebih jelas dari pertumbuhan panjang mutlak 100 %, ini disebabkan karena pakan yang benih ikan Sepat Mutiara selama penelitian diberikan sudah dapat dimanfaatkan dengan maka data disajikan dalam bentuk diagram pada gambar 1 berikut : 4 Kelangsunggan Hidup (%) Tingkat Kelangsungan Hidup 120 100 80 60 40 20 0 A B C D E Perlakuan Gambar 1. Kelangsungan Hidup (%) Ikan Sepat Mutiara Selama Penelitian Keterangan : A= Kontrol. B= Pengkayaan Daphnia sp dengan 10 ml/L Viterna. C= Pengkayaan Daphnia sp dengan 20 ml/L Viterna. D= Pengkayaan Daphnia sp dengan 30 ml/L Viterna E= Pengkayaan Daphnia sp dengan 40 ml/L Viterna Tingkat kelangsungan hidup benih yang baik selama pemeliharaan. Kualitas air ikan Sepat Mutiara pada setiap perlakuan yang diukur selama penelitian diusahakan dari awal penelitian sampai akhir penelitian berada pada kisaran yang sesuai dengan adalah 100 %, ini disebabkan karena pakan habitatnya, sedangkan kebutuhan pakan yang diberikan sudah dapat dimanfaatkan telah dengan baik untuk aktifitas, pertumbuhan (Daphnia sp) yang sudah diperkaya dengan dan Viterna. Adapun faktor lainnya adalah umur kelangsungan hidup. (Mufidah,. dkk, 2009). ikan, Kelangsungan hidup juga dipengaruhi oleh kualitas air, kebutuhan pakan, umur ikan dan lingkungan. Sesuai dengan pendapat Effendi dalam Nadia (2015) bahwa tingginya kelangsungan hidup ikan disebabkan oleh faktor lingkungan yang sesuai seperti pH, suhu dan tersedianya pakan yang cukup serta akibat penanganan disediakan dimana berupa umur ikan pakan alami berhubungan dengan pakan. Pada stadia larva atau benih merupakan tahapan yang paling kritis dalam siklus hidup ikan (Effendi, 2004), sehingga pakan harus tersedia secara terus-menerus dan sesuai dengan kebutuhannya. Selanjutnya faktor lingkungan pada media pemeliharaan juga sangat mempengaruhi kelangsungan hidup ikan Sepat Mutiara, 5 Pertumbuhan Panjang Mutlak Benih Pertumbuhan merupakan perubahan Dari hasil pengamatan didapatkan ukuran, baik bobot maupun panjang dalam data pertumbuhan panjang mutlak benih ikan suatu periode atau waktu tertentu (Effendie, Sepat Mutiara pada tiap-tiap perlakuan dapat 1979). dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Rata-rata Panjang Mutlak (mm) Benih Ikan Sepat Mutiara Perlakuan A Panjang Awal (mm) 10,78±0 Panjang Akhir (mm) 17,53±0,998 B 10,24±0 26,66±0,720 C 11,20±0 19,6±1,496 D E 10,25±0 10,24±0 19,06±0,416 19,73±0,115 Panjang Mutlak ± SD (mm) a 6,75±0,998 b 17,09±0,720 c 8,53±1,496 8,81±0,416c 9,51±0,115c Untuk mendapatkan gambaran yang benih ikan Sepat Mutiara selama penelitian lebih jelas dari pertumbuhan panjang mutlak maka data disajikan dalam bentuk diagram pada gambar 2 berikut : Panjang Mutlak (mm) Pertumbuhan Panjang Mutlak (mm) 20 15 10 5 0 A B C D E Perlakuan Gambar 2. Pertumbuhan Panjang Mutlak Ikan Sepat Mutiara Selama Penelitian Ketersediaan makanan yang bernutrisi tinggi sangat dibutuhkan larva atau benih untuk perkembangan organ tubuh yang masih sederhana menuju 6 kesempurnaan 2004). Pada kesehatan ikan. Sedangkan yang paling memiliki nilai rendah pada perlakuan A. Sesuai dengan pertumbuhan panjang mutlak yang paling penelitian Mufidah, dkk, (2009), bahwa tinggi semakin tinggi dosis Viterna yang diberikan perlakuan (Effendi, B yang dibandingkan dengan Dan selanjutnya lainnya. perlakuan yang akan ikan Daphnia sp dan menaikkan kandungan adalah faktor nutrisi, pada perlakuan B karbohidrat. Menurut pendapat Hartoyo dan kebutuhan gizi akan pertumbuhan pada ikan Sukardi, (2007) bahwa faktor yang sangat Sepat Mutiara mempengaruhi pertumbuhan adalah pakan mempengaruhi mempertahankan pertumbuhan pada sudah mencukupi untuk kebutuhan hidup dan menurunkan kandungan protein yang mengandung protein tinggi. Pertumbuhan Panjang Spesifik Benih Ikan Sepat Mutiara Pertumbuhan panjang spesifik adalah nilai persentase pertambahan panjang per hari. Tabel 3. Rata-Rata Pertumbuhan Panjang Spesifik Benih Ikan Sepat Mutiara Selama Penelitian Perlakuan Panjang Akhir (mm) 17,53±0,998 Panjang Spesifik ± SD (%) A Panjang Awal (mm) 10,78±0 B 10,24±0 26,66±0,720 2,457±0,060 C 11,20±0 19,6±1,496 1,403±0,196 D 10,25±0 19,06±0,416 1,550±0,500 E 10,24±0 19,73±0,115 0,050±0,000 a 1,217±0,205 b a a c Keterangan : Huruf superscrip kecil dan berpasangan yang sama dengan nilai rata-rata menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05, sedangkan huruf superscrip yang berbeda dibelakang nilai rata-rata menunjukan berbeda nyata (p<0,05). Pada pemeliharaan benih, nutrisi dari makanan pertama untuk untuk perkembangan organ tubuh yang dahulu, masih sederhana menuju kesempurnaan selanjutnya digunakan untuk pertumbuhan. (Effendi, 2004). Pada perlakuan B yang Pada yang memiliki nilai pertumbuhan panjang spesifik diutamakan adalah protein (Hartoyo dan yang paling tinggi dibandingkan dengan Sukardi, 2007). Ketersediaan makanan yang perlakuan lainnya. Dan selanjutnya yang mempertahankan pertumbuhan digunakan bernutrisi tinggi sangat dibutuhkan benih hidupnya benih nutrisi 7 mempengaruhi pertumbuhan pada ikan penelitianMufidah, dkk, (2009), bahwa adalah faktor nutrisi, pada perlakuan B semakin tinggi dosis Viterna yang diberikan kebutuhan gizi akan pertumbuhan pada ikan akan Sepat Mutiara Daphnia sp dan menaikkan kandungan sudah mencukupi untuk mempertahankan kebutuhan kandungan protein dan karbohidrat. Menurut pendapat Hartoyo dan kesehatan ikan. Sedangkan pertumbuhan Sukardi, (2007) bahwa faktor yang sangat panjang spesifik yang paling rendah pada mempengaruhi pertumbuhan adalah pakan perlakuan yang mengandung protein tinggi. E. hidup menurunkan Sesuai dengan Pertumbuhan Bobot Mutlak Benih Ikan Sepat Mutiara Ketersediaan makanan yang bernutrisi tinggi sangat dibutuhkan larva tinggi masih kesempurnaan perlakuan B sederhana (Effendi, yang menuju 2004). Pada memiliki nilai pertumbuhan bobot mutlak yang paling dengan perlakuan lainnya. atau benih untuk perkembangan organ tubuh yang dibandingkan Dari hasil pengamatan didapatkan data pertumbuhan panjang benih ikan Sepat Mutiara pada tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 4. Rata-rata Kelangsungan Hidup (%) Benih Ikan Sepat Mutiara Perlakuan Bobot Awal (mg) BobotAkhir (mg) Bobot Mutlak ± SD (mg) A 0,13±0 6,07±0,307 5,94±0,307 B 0,13±0 27,67±1,861 27,53±1,861 C 0,12±0 9±0,715 8,88±0,715 D 0,11±0 8,67±0,608 8,56±0,608 E 0,1±0 9,93±0,611 9,93±0,611 a b c c c Keterangan : Huruf superscrip kecil dan berpasangan yang sama dengan nilai rata-rata menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05, sedangkan huruf superscrip yang berbeda dibelakang nilai rata-rata menunjukan berbeda nyata (p<0,05). 8 Bobot Mutlak (mg) Pertumbuhan Bobot Mutlak (mg) 30 25 20 15 10 5 0 A B C D E Perlakuan Gambar 3. Pertumbuhan Bobot Mutlak (mg) Ikan Sepat Mutiara Selama Penelitian Pada perlakuan B kebutuhan gizi (2007) bahwa faktor yang sangat akan pertumbuhan pada ikan Sepat Mutiara mempengaruhi pertumbuhan adalah pakan sudah mencukupi untuk mempertahankan yang mengandung protein tinggi. kebutuhan hidup Pertumbuhan Bobot Spesifik Sedangkan yang dan kesehatan pada Pertumbuhan bobot spesifik adalah perlakuan A. Sesuai dengan penelitian nilai persentase pertambahan bobot ikan per Mufidah, dkk, (2009), bahwa semakin tinggi hari Data lengkap pertumbuhan bobot dosis akan spesifik benih ikan Sepat Mutiara dari menurunkan kandungan protein Daphnia sp pengkayaan pakan alami dengan Viterna dan menaikkan kandungan dapat dilihat pada tabel 5 berikut : Viterna paling yang rendah ikan. diberikan karbohidrat. Menurut pendapat Hartoyo dan Sukardi, Tabel 5. Rata-Rata Pertumbuhan Bobot Spesifik Benih Ikan Sepat Mutiara Selama Penelitian Perlakuan Bobot Awal (mg) Bobot Akhir (mg) Pertumbuhan Bobot Spesifik (%) A 0,13±0 6,07±0,307 9,657±0,270 B 0,13±0 27,67±1,861 13,323±0,325 C 0,12±0 9±0,715 10,833±0,421 D 0,11±0 8,67±0,608 11,060±0,192 E 0,1±0 9,93±0,611 11,483±0,152 a b c c d 9 Dapat pertambahan A yaitu tidak dilakukan pengkayaan dengan pertumbuhan bobot spesifik benih ikan Sepat Viterna, sehingga nutrisi yang terkandung Mutiara tertinggi terdapat pada perlakuan B dalam Daphnia sp kurang optimal untuk pengayaan Daphnia sp dengan dosis 10 ml/L memenuhi kebutuhannya. Viterna dilihat (9,657±0,270%), perlakuan E dengan dan dosis diikuti 40 ml/L Kualitas Air (11,483±0,152 %), perlakuan C dengan Dalam budidaya perairan, tiga dosis 20 ml/L (10,833±0,421 %), perlakuan komponen utama yang terlibat didalam nya D dengan dosis 30 ml/L (11,060±0,192 %), yaitu dan lingkungan (media pemeliharaan) dan pakan. perlakuan A tanpa pengayaan (9,657±0,270 %). yang dipelihara (ikan), Lingkungan akan memberikan pengaruh Pada pemeliharaan benih, nutrisi dari makanan biota pertama mempertahankan digunakan hidupnya langsung terhadap kelangsungan hidup ikan. untuk Oleh itu air sebagai media hidup ikan harus dahulu, terjaga kualitas nya. Kualitas air yang baik selanjutnya digunakan untuk pertumbuhan. merupakan Pada kelangsungan hidup ikan (Yudha, 2009). pertumbuhan benih nutrisi yang diutamakan adalah protein (Hartoyo dan Sukardi, 2007). Ketersediaan makanan yang bernutrisi tinggi sangat dibutuhkan benih untuk perkembangan organ tubuh yang masih sederhana menuju kesempurnaan (Effendi, 2004). Pada perlakuan B ( 10 ml/L Viterna ) yang memiliki nilai pertumbuhan bobot spesifik yang paling tinggi sedangkan yang terendah pada perlakuan A. Itu karena yang mempengaruhi pertumbuhan pada ikan adalah faktor nutrisi, pada perlakuan B kebutuhan gizi akan pertumbuhan pada ikan Sepat Mutiara mempertahankan sudah mencukupi untuk kebutuhan hidup dan kesehatan ikan. Sedangkan pada perlakuan syarat Parameter utama kualitas air unutuk selama penelitian adalah suhu berkisar antara 27,6 – 28 oC, ini sesuai dengan pendapat Lesmana (2001) menyatakan bahwa suhu optimal untuk ikan tropis 27-28 o C. Menurut Forteath et. al., (1993), suhu air memiliki efek yang sangat penting dalam respirasi, tingkat nafsu makan ikan, pencemaran, pertumbuhan serta sistem metabolisme tubuh. Suhu yang rendah dari kisaran suhu optimal akan mengakibatkan respon imunitas menjadi lambat, mengurangi nafsu makan, aktifitas dan pertumbuhan (Wedemeyer, 1996). 10 Nilai pH selama masa penelitian perairan. Djajasewaka (1985) dalam adalah 6, tidak ada perubahan nilai pH dari Aryzegovina (2015), apabila kandungan awal sampai akhir penelitian. Wardoyo, oksigen terlarut dalam air makin rendah (1981) dalam Firdaus (2014), menyatakan maka nafsu makan ikan makin menurun. derajat keasaman (pH) yang mendukung Suhu air merupakan salah satu faktor yang untuk dapat mempengaruhi aktivitas serta memacu kehidupan ikan secara normal diperairan berkisar antara 6-7. Oksigen atau merupakan faktor yang sangat penting untuk organisme perairan. Peningkatan suhu juga pernafasan organisme dan merupakan salah menyebabkan satu komponen utama bagi metabolisme ikan metabolisme dan respirasi organisme air, dan organisme perairan lain (Wardojo, dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan 1975). Menurut Sitanggang (1987), oksigen konsumsi oksigen terlarut penting bagi pernapasan Kebutuhan perkembangbiakan peningkatan kecepatan dan merupakan salah satu komponen utama metabolisme. menghambat organisme terhadap oksigen terlarut tergantung jenis, KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan umur, dan aktivitasnya. Dalam stadia muda Dari hasil penelitian yang telah (burayak) keperluan akan oksigen terlarut dilakukan tentang pengayaan Daphnia sp relatif lebih besar dibandingkan dengan dengan Viterna untuk kelangsungan hidup dewasa. Ikan memerlukan oksigen dalam air dan pertumbuhan ikan sepat mutiara, dapat untuk disimpulkan : bernapas dalam bentuk oksigen terlarut. Oksigen terlarut dipengaruhi oleh 1. suhu, pH dan karbondioksida (Lingga, 1992). Kandungan DO selama penelitian adalah 4,5 – 7 ppm/L, hal ini sesuai dengan kondisi oksigen (Djatmika, 1986). yang ideal Dalam 2. sepat Pertumbuhan panjang dan bobot (17,09 mm) dan (27,53 mg), dengan Dosis tersebut suda dapat mendukung kehidupan Viterna untuk pengkayaan Daphnia sp. terhadap pertumbuhan ikan daerah tropis. Menurut Iriadenta (2007), kebutuhan oksigen terlarut dan penguraian di ikan mutlak yang terbaik pada perlakuan B DO suhu air mempengaruhi laju metabolisme, hidup mutiara pada setiap perlakuan 100 % 4 ppm/L kisaran Kelangsungan ikan Sepat Mutiara adalah 10 ml/L air. 3. Pertumbuhan panjang spesifik dan bobot spesifik yang terbaik pada 11 4. perlakuan B (2,457 %) dan (13,323 %), dengan Dosis Viterna untuk Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta. hal 104156. pengkayaan Daphnia sp. terhadap pertumbuhan ikan Sepat Mutiara adalah 10 ml/L air. Saran Disarankan agar penambahan Viterna dengan dosis 10 ml/L pada Daphnia sp sebagai pakan alami benih ikan sepat mutiara dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan pada ikan. Daftar Pustaka Anonim. 2008. Profil pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan muara Angke. Jakarta: UPT pengelola kawasan pelabuhan perikanan dan pangka lan pendaratan ikan muara angke. Dinas peternakan, perikanan dan kelautan provinsi DKI Jakarta Aryzegovina, R. 2015. Pengaruh Perbedaan Frekuensi Pemberian Pakan Komersil Terhadap Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata). Jurnal Fakultas Perikanan. Universitas Bung Hatta. Padang Axelrod and Herbert R. (1996). Exotic Tropical Fishes. T.F.H. Publications. ISBN 0- 87666-543-1, Djajasewaka. H, 1985. Pakan Ikan. CV. Jasa Guna. Jakarta. 47 hal Djatmika. 1986. Usaha Budidaya Ikan Lele. C. V. Simplex. Jakarta Effendie. M.I, 1979. Metoda Biologi Perikanan. Penerbit Yayasan Pustaka Nusatama, Yogjakarta Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. Firdaus, M. 2014. Penggunaan Bahan Filter yang Berbeda Pada Media Pemeliharaan Benih Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri) Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan. Skripsi Fakultas Perikanan. Universitas Bung Hatta. Padang Forteath N, Leong W, dan Murray F. 1993. Water Quality. In: P. Hart and D. O’ Sullivan (eds.). Recirculation Systems: Design, Construction and Management. University of Tasmania at Launceston: Australia. Iriadenta, Eka., 2007. Panduan Belajar Pengolahan Data Perikanan. (EQI) Environmental Quality Index. Banjarbaru. Lesmana, d. s. 2001. Kualitas Air Untuk Ikan Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta Lingga, P. dan H. Susanto. 2003. Ikan Hias Air Tawar Edisi Revisi (Penebar Mufidah, B. S. Rahardja dan W. H. Satyantini. 2009. Pengkayaan Daphnia Spp. dengan Viterna terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus). 12 http://journal.unair.ac.id/filerPDF/9_ N Nadia, E. 2015. Pemberian Korteks Sapi Pada Pakan Nauplius Artemia Untuk Meningkatkan Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Mas Koki ( Carassius auratus L). Skripsi Fakultas Perikanan. Universitas Bung Hatta. Padang Sitanggang. M. 1987. Budidaya Gurami. Penebar Swadaya. Jakarta Wardoyo, S. T. H. 1975. Pengelolaan Kualitas Air (Water Managemant). Proyek Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi. Institut Pertanian Bogor. Wardoyo. 1981. Kriteria Kualitas Air Untuk Keperluan Pertanian Dan Perikanan. Pusat Studi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. IPB. Bogor Wedemeyar, G. A. 1996. Physiology of Fish in Intensive Culture Systems. Chapman and Hall. New York. 232p. Wikipedia. 2007. Daphnia. The Free Encyclopedia. http://en.wikipedia.org. 4 hal. Wisnu. 2007. Pakan Tambahan Ikan. Yogyakarta. http://[email protected]. 2 hal. Yudha. A. P. 2009 Efektifitas Penembahan Zeolit Terhadap Kinerja Filter Air Dalam Sistem Resirkulasi Pada Pemeliharaan Ikan Arwana Di Akuarium 13