RUMPUT MUTIARA ( Oldenlandia corymbosa L )

advertisement
1
RUMPUT MUTIARA ( Oldenlandia corymbosa L ),
GULMA BERKHASIAT OBAT
Oleh:
Dra. Rini Sitawati
Abstrak
Di Indonesia, rumput mutiara (Oldenlandia corymbosa L) sering disebut
rumput siku-siku atau lidah ular. Rumput ini merupakan jenis rumput liar dengan
penampilan cantik karena memiliki bunga mejemuk berwarna putih, tumbuh
subur di tanah lembab, di kebun kosong yang basah, di halaman rumah, di pinggir
jalan dan selokan. Tanaman yang sering diabaikan keberadaannya ini, dan bahkan
dianggap sebagai tanaman penggangu atau gulma ternyata berpotensi sebagai obat
anti kanker, di samping beberapa penyakit lain. Dilihat dari khasiat dan manfaat
serta kemudahannya untuk tumbuh di mana saja maka tanaman ini memiliki nilai
ekonomi tinggi dan pemasaran yang baik sehingga sangat potensial untuk
dikembangkan di masa mendatang.
PENDAHULUAN
Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam hayati, diantaranya
memiliki aneka ragam tumbuhan berkhasiat obat. Menurut Haryana (2006),
Indonesia memiliki 1100 jenis tumbuhan berkhasiat obat. Tumbuh-tumbuhan
tersebut ada di antaranya yang telah dibudidayakan maupun tumbuh alami di
hutan, tegalan, pekarangan, jalan, dan lain sebagainya yang seringkali disebut
gulma. Menurut Anderson (1977), gulma adalah setiap tumbuhan yang tumbuh di
tempat yang tidak dikehendaki, terutama di tempat di mana manusia bermaksud
mengusahakan budidaya tanaman lain.
Sejak dahulu, nenek moyang kita telah terbiasa memanfaatkan berbagai
jenis tanaman yang tumbuh di sekitar sebagai obat keluarga, diramu sedemikian
rupa, dan dikenal dengan istilah jamu-jamuan. Ramuan tersebut sampai sekarang
diturunkan kepada anak-cucu. Penggunaan obat secara tradisional pada masa kini
2
dikenal dengan istilah pengobatan alami, atau pengobatan herbal yang memiliki
peran dan sangat bermanfaat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat.
Namun demikian, penggunaan bahan baku tanaman obat tradisional tersebut
biasanya belum memiliki standarisasi.
Seiring tumbuhnya kesadaran serta trend global masyarakat modern yang
menuntut bahan pangan dan produk kesehatan yang aman dengan slogan “back to
nature,” termasuk di Indonesia, maka nilai pasar tanaman obat alami semakin
tinggi dan kecenderunganya meningkat. Implikasinya adalah, penggalian potensi
obat dari tanaman menjadi sangat semarak. Salah satu diantaranya adalah rumput
mutiara ini yang tumbuh sebagai gulma, dan keberadaanya seringkali diabaikan
tetapi memiliki potensi sebagai obat anti kanker dan berbagai penyakit lainnya.
PEMBAHASAN
Adanya peningkatan kesadaran masyarakat yang ingin hidup sehat dengan
kembali ke alam (back to nature) maka perkembangan pemanfaatan tanaman obat
alami berkembang cukup pesat. Penelitian terus dilakukan terutama mengenai
khasiat serta kegunaannya, efek farmakologi dan toksisitas suatu bahan obat alami
terhadap penggunanya. Hasil dari keseluruhan aktivitas ini semakin menambah
keyakinan masyarakat sebagai pengguna obat alami, baik untuk pemakaian sesaat
ataupun untuk pemakaian jangka panjang.
Salah satu dampak negatif dari gaya hidup moderen adalah timbulnya
berbagai penyakit seperti kanker payudara, kanker servix, kanker rektum, kanker
nasopharynx dan lain-lain. Akibat dari begitu banyak masyarakat yang menderita
penyakit kanker, maka hingga saat ini masih terus diupayakan penelitianpenelitian untuk menangkal penyakit tersebut, baik dengan memanfaatkan jenis-
3
jenis tanaman yang sudah dibudidayakan ataupun tumbuhan liar. Menurut hasil
studi Cancer Prevention Research Center (CCRR) di Jogjakarta yang berfokus
mengkaji berbagai hal berkaitan dengan permasalahan kanker, salah satu tanaman
obat yang berpotensi mengobati kanker adalah rumput mutiara (Oldenlandia
corymbosa L) yang tumbuh alami di tanah yang lembab, di kebun kosong yang
basah, di halaman rumah, di pinggir jalan dan selokan. Dalam tulisan ini akan
dibahas mengenai bentuk luar atau morfologi rumput mutiara ini, kandungan
kimia dan manfaatnya, penyakit-penyakit yang bisa diobati dan potensi
pengembangan di masa yang akan datang.
1. Klasifikasi Tumbuhan
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub Divisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Rubiales
Famili
: Rubiaceae
Genus
: Oldenlandia
Species
: Oldenlandia corymbosa L

Sinonim

Nama Umum : Rumput Mutiara, Lidah ular

Nama Daerah : Rumput siku-siku, Bunga telor belungkas, Daun mutiara,
: Hedyotis corymbosa L. Lamk
Rumput mutiara (Jakarta), Katepan, Urek-urek polo (Jawa), Pengka
(Makassar )

Malaysia
: Bunga telor

Cina
: shui xian ciao
4
2. Morfologi Tumbuhan dan Tempat Tumbuh
Rumput mutiara berpenampakkan tegak atau condong, sering bercabang
mulai dari pangkal batang dengan tinggi 0,05 - 0,6 m. Batang rumput bersegi
empat, gundul atau dengan sisik sangat pendek, bercabang, dengan tebal 1 mm
dan berwarna hijau kecokelatan sampai hijau keabu-abuan. Daun relatif kecil
dengan panjang daun 2-5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung
dan pangkal daun runcing, berwarna hijau pucat, sisik kecil sepanjang tepi daun,
dengan tangkai daun sangat pendek dan memiliki rambut pendek pada ujungnya.
Akar tanaman herba ini merupakan akar tunggang dengan garis tengah
rata-rata 1 mm, dengan akar cabang berbentuk benang. Bunga keluar dari ketiak
daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5
tangkai. Bunga induk keras seperti kawat, panjang 5-10 mm. Buah bulat ujungnya
pecah-pecah. Morfologi rumput mutiara dapat di lihat di gambar 1, 2, 3, dan 4.
Rumput mutiara dikategorikan gulma, tumbuh subur di sisi jalan, di
pinggir selokan dan lain-lain tempat asal mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Bisa diperbanyak dengan biji.
5
Gambar. 1
Gambar.2
Gambar.3
Gambar.4
3. Kandungan Kimia
Rumput mutiara mengandung dua senyawa aktif, yaitu asam ursolat dan
asam uleanolat yang terbukti dapat mencegah perkembangan pembelahan sel
kanker ke tahap yang lebih ganas. Rasanya manis, sedikit pahit, lembut, netral,
agak dingin. Menghilangkan panas, anti-radang, diuretik, menghilangkan panas
dan toxin, mengaktifkan sirkulasi darah. Kandungan lainnya:
- entriacontane
- sitisterol-D-glucoside
- stigmasterol
- ursolic acid
- oleanolic acid
- Beta-sitosterol
- p-coumaric acid
- baihuasheshecaosu
- flavonoid glycosides
6
Gambar 5 : Struktur Asam Ursolat dan Asam Oleanolat
4. Penyakit yang Dapat Diobati
Rumput mutiara telah lama dipakai dalam pengobatan tradisional China
dengan nama shui xian chao, diduga mempunyai khasiat sama dengan rumput
lidah ular atau Hedyotis difusa Wild. Tanaman ini memiliki kemampuan
mengobati beberapa penyakit antara lain :

Tonsilitis, pharyngitis, bronchitis, pneumonia, gondongan (Mumps)

Radang usus buntu (acute appendicitis )

Hepatitis, cholecytitis

Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease)

Infeksi saluran kemih

Bisul, borok

Kanker: Lymphosarcoma, kanker lambung, kanker cervix, kanker payudara,
rectum, fibrosarcoma, dan kanker nasopharynx
Bagian yang dipakai adalah seluruh bagian tanaman segar atau
dikeringkan, dapat dibuat tablet, granule, dan obat suntik. Menurut Rifki dari
kelompok studi CCRC bahwa rumput mutiara mengandung dua senyawa aktif
7
yaitu asam ursolat dan asam uleanolat yang terbukti dapat mencegah
perkembangan pembelahan sel kanker ke tahap yang lebih ganas. Hal itu
diketahui setelah diujicobakan pada tikus putih yang sebelumnya telah diinduksi
secara oral dengan senyawa karsinogen, senyawa yang memacu pertumbuhan
kanker. Tikus tersebut diberikan ekstrak rumput mutiara dan setelah 10 minggu
dibedah dan diambil sel heparnya untuk diteliti, teruji dengan digunakanya ekstrak
rumput mutiara mampu menghambat pertumbuhan sel kanker kurang lebih
sebesar 30% dibanding dengan tikus yang tidak diberi ekstrak rumput mutiara
5. Pemakaian Luar
Memar, gigitan ular, tersiram air panas, tulang patah.
a. Lumatkan herba segar untuk dibubuhkan di tempat yang sakit.
b. Tersiram air panas: herba segar secukupnya direbus untuk cuci
6. Contoh Ramuan dan Manfaatnya
a. Menstimulasi aliran darah
Siapkan 100 gram rumput mutiara. Cuci bersih, rebus dengan lima gelas
air (ukuran gelas minum = 250 ml) sampai mendidih, dan tersisa dua gelas. Agar
tidak terlalu tawar, dapat ditambahkan gula batu atau madu secukupnya. Namun
bila memiliki ganguan gula darah, sebaiknya diminum tanpa mencampur apapun.
b. Radang usus (Acute simple appendicitis)
Enampuluh gram herba direbus, dibagi untuk 2-3 kali minum selama 6-8
hari. Pada kasus berat, harus dicampur dengan campuran lain.
c. Meredakan memar dan terkilir
8
Ambil daun rumput mutiara secukupnya, cuci hingga bersih. Lumatkan
seluruh bagian makanan dan bubuhkan pada bagian tubuh yang sakit. Tidak ada
salahnya menambahkan param atau minyak oles untuk memberi manfaat lebih.
d. Sebagai minuman anti oksidan
Ambil 50-60 gram rumput mutiara segar lalu cuci bersih. Campurkan
dengan jahe secukupnya. Rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa dua gelas,
dinginkan dan saring. Diminum dua kali sehari masing-masing segelas,
tambahkan madu bila suka .
e. Obat luka akibat tersiram air panas
Ambil tanaman segar (daun dan batang) rumput mutiara, cuci bersih, rebus
seluruh bagian rumput dengan air secukupnya. Gunakan air rebusan itu untuk
mencuci bagian tubuh yang tersiram air panas. Setelah itu, olesi dengan getah
lidah buaya setiap setengah jam sekali agar luka cepat kering dan tidak terjadi
infeksi.
7. Potensi Pengembangan di Masa Mendatang
Walaupun rumput mutiara dikategorikan sebagai gulma atau tumbuhan liar
tetapi dengan bahan yang dikandung dan khasiatnya sebagai obat anti kanker dan
penyakit-penyakit lainnya, hal ini memberikan nilai ekonomi yang tinggi bagi
tanaman ini untuk dikembangkan di masa mendatang. Terlebih perbanyakannya
sangat mudah dan tidak menuntut persyaratan tumbuh yang sulit, hanya dengan
tanah yang lembab dan sinar matahari yang cukup maka tanaman ini sudah dapat
tumbuh dengan subur.
Hal lain yang menunjang pengembangannya adalah pemanfaatan dan
pengolahan yang relatif mudah, baik secara segar atau pun dikeringkan dengan
9
sinar matahari. Pengolahan rumput mutiara dari bahan awal hingga membentuk
ekstrak, dibutuhkan waktu sekitar 4-5 hari untuk proses pengeringanya (dengan
pengeringan langsung di bawah sinar matahari.). Setelah dikeringkan, rumput
mutiara ini akan menyusut kurang lebih 10% dari berat awal. Selanjutnya, setelah
diekstrak hanya akan menghasilkan hasil 10 %. Dari 100 gram ekstrak rumput
mutiara ini dapat dihasilkan 200 buah kapsul, yang apabila dipasarkan biasanya
untuk setiap 100 gram
dapat mencapai harga Rp 50.000,00. Untuk
mengkonsumsinya efektif digunakan tiga kali dalam sehari.
KESIMPULAN
Melalui gambaran potensi sebagaimana diilustrasikan di atas maka
rumput mutiara ini merupakan salah satu alternatif jenis tanaman yang sangat
potensial dikembangkan di masa yang akan datang, bahkan dapat menjadi potensi
agribisnis yang sangat menjanjikan.
DAFTAR PUSTAKA
Haryana, Arief. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penerbit: Penebar
Swadaya, Jakarta.
Anderson, W.P. 1977. Weed Sience Principles. West Publishing Company, New
York, Los Angeles, San Fransisco.
Febriansah, Rifki, Aditya Asyhar, Muhammad Iqbal, Adam H dan Endang
Sulistyorini S.P. 2008. Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa (L.] Lamk.)
http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia-tanaman-antikanker/r/rumput-mutiara/ Akses: 17 September 2010
Anonimous. 2010.
Rumput Mutiara. Dari Wikipedia bahasa Indonesia
ensiklopedia bebas. http://id.wikipedia.org/wiki/Rumput_mutiara Akses: 15
Oktober 2010
Riwayat Penulis: Dra. Rini Sitawati, alumnus jurusan Biologi, Fakultas MIPA
Universitas Padjadjaran. Sejak tahun 1987 sebagai Dosen Kopertis Wilayah IV
dpk Jurusan Budidaya Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Bandung Raya .
10
Download