CATATAN KHOTBAH

advertisement
CATATAN KHOTBAH
Hari / Tgl
: ____________________________________
Thema
: ____________________________________
Pengkhotbah
: ____________________________________
WARTA SEPEKAN
GEREJA BETHEL INDONESIA
Jemaat Mutiara
Jl. Kenanga No. 1, Sekretariat : Jl. Mutiara I No. 33
Pulo Mas - Jakarta Timur
Gembala Sidang : Pdt. Andreas P. Sianipar
VISI
MISI
“Tebarkan jala, jangkau jiwa  Mempersiapkan umat yang bermutu dan
berkualitas dalam iman kepada Yesus
bagi YESUS TUHAN”
 Mempersiapkan umat yang kudus, untuk masuk
(Lukas 5 :4)
ke dalam Kerajaan Surga
Edisi : Minggu, 05 Februari 2012
MENGHARGAI PERBEDAAN
Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak
ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau
perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus
Yesus.Galatia 3:28
Persatuan
seharusnya
tidak
datang
dengan
mengorbankan
keanekaragaman ekspresi, kita harus juga mentolerir perbedaan dalam
kelas sosial. Gereja bukan sebuah perkumpulan elite golongan rohani
tertentu saja sementara yang lain bukan bagian dari gereja. Jika
keanekaragaman dihargai secara golongan dan sosial maka ini juga terjadi
secara gender. Pria dan wanita adalah satu di dalam Kristus. Memang
mereka berbeda dan tidak perlu dipertentangkan. Adalah dosa untuk
seorang pria yang salah menggambarkan dirinya sebagai seorang wanita.
Saya bukan hanya bicara tenang homoseksual, Tapi juga berbicara tentang
pria yang feminim dalam perilakunya. Sama sedihnya juga melihat wanita
yang maskulin. Akan tetapi Tuhan ingin mereka disembuhkan bukannya
dibenci. Tuhan bisa menghargai perbedaan dan tetap menciptakan
kesatuan. Ini seperti seorang konduktor yang memimpin orkestra yang
terdiri dari banyak alat musik yang berbeda namun menghasilkan harmoni
dan nada yang sama. Bersama kita menghasilkan harmonisasi suara yang
menyatakan berbagai segi karakter Tuhan.
BUKAN SEKEDAR KESENANGAN DAN
KERJA KERAS
Kesenangan dan kerja keras tidak mampu membuat hidup kita
berarti. Hanya Allahlah yang membuat kita sanggup menikmati
semuanya itu dan membuat hidup kita berarti.
Dibandingkan dengan hikmat, bagi sebagian besar orang, kesenangan
adalah makanan sehari-hari yang banyak dikejar. Dalam perikop ini,
Pengkhotbah berpikir, mungkin melalui memperoleh berbagai macam
kesenangan ia akan mendapat kepuasan hidup. Bagi sebagian besar orang
kesenangan hidup adalah satu hal yang disangka paling banyak memberi
harapan bagi manusia sepanjang zaman. Kita berpikir, asalkan akhirnya
bisa mendapatkan kesenangan, susah-susah sedikit kita pun rela.
Berdasarkan perikop kita hari ini, anggapan ini jelas-jelas salah.
Kesenangan yang berupa kegirangan (2:1), tertawa dan humor (2:2),
anggur (2:3), berbagai macam hobi (2:4-6); kekuasaan dan seks (2:7),
bahkan segala hal yang diinginkan mata dan hati (2:10) ternyata semuanya
itu tidak membawa hidup yang berarti, melainkan kepada kesia-siaan dan
usaha menjaring angin (2:11). Lalu Pengkhotbah coba berpaling kepada
kerja keras. Sibuk bekerja mungkin adalah jawabannya. Bukankah banyak
orang yang berpikir pekerjaan adalah hidup itu sendiri. Saat kehilangan
kerja, seakan-akan kita kehilangan hidup karena merasa sudah tidak
dibutuhkan lagi, berpikir dirinya sudah tidak berguna lagi? Jadi kalau begitu
benarkah bahwa dengan kerja keras hidup ini menjadi berarti dan
sebaliknya hidup menjadi tidak berarti ketika pensiun tiba? Anggapan ini
ternyata juga salah. Pasal 2:12-26 memperlihatkan bahwa kalau kerja keras
dijadikan tujuan hidup yang diperoleh adalah usaha menjaring angin juga
(2:26).
Dalam hidup ini memang dibutuhkan kesenangan dan kerja keras. Namun
jika ingin hidup kita berarti, jangan jadikan mereka tujuan dan tuan atas
hidup kita.
Pengkhotbah 2:24-25
“Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan
minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku
menyadari bahwa ini pun dari tangan Allah. Karena siapa dapat
makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?“
Kami Menantikan Kehadiran Anda Dalam
Ibadah Minggu, Pukul, 10.00 Wib
Ibadah Anak Sekolah Minggu, Pukul, 09.00Wib
Gembala Sidang, Pengerja, dan Seluruh Jemaat GBI Mutiara
Mengucapkan “Selamat Datang bagi yang baru pertama kali
hadir, dan kalau belum memiliki tempat ibadah yang tetap
kami bersedia menjadi saudara untuk bertumbuh bersama
digembalakan di tempat ini.”
Tuhan Yesus Memberkati.
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling
menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari TUHAN yang
mendekat.
( Ibrani 10 : 25 )
 Laporan Keuangan, 29 Januari 2012
 Persembahan I
Rp.
 Persembahan II
Rp.
 Persembahan Pembangunan Gereja Rp.
90.000
82.000
137.700
Download