PDF - Jurnal UNESA

advertisement
Rancang Bangun Pembangkit Listrik Hybrid Fuel Cell dan Solar Cell dengan Acuan Pergerakan Matahari
RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID FUEL CELL DAN
SOLAR CELL DENGAN ACUAN PERGERAKAN MATAHARI
I Wayan Bayu Andana
S1 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
E-mail: [email protected]
Aris Ansori
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
E-mail: [email protected]
Abstrak
Kebutuhan energi masyarakat Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Hal ini
berbanding terbalik dengan pola konsumsi energi dan energi fosil yang terus berkurang. Salah satu solusi untuk
mengatasi masalah energi tersebut adalah dengan menggunakan fuel cell dan solar cell. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui desain pembangkit listrik tenaga hybrid, mengetahui karakteristik daya fuel cell dan
solar cell, dan mengetahui performa dari pembangkit listrik tenaga hybrid. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode eksperimental (experimental research) dimana fuel cell dan solar cell akan digabung
menjadi sistem hybrid untuk mengatasi masing-masing kekurangan dari fuel cell dan solar cell dengan variasi
beban 25 W, 50 W, 75 W, dan 100 W. Solar cell akan dipasang dengan light dependent resistor (LDR) agar bisa
mendapatkan intensitas energi surya yang tinggi. Teknik Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis data deskriptif yaitu menggambarkan hasil penelitian dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil dari
penelitian ini adalah daya dari solar cell stabil saat mengalami peningkatan dan penurunan karena menggunakan
sensor light dependent resistor. Daya tertinggi terdapat pada beban 75 W dengan daya sebesar 65,63 W.
Sedangkan daya terendah terdapat pada beban 50 W dengan daya sebesar 18,52 W. Daya dari fuel cell
mengalami fluktuasi, hal ini dikarenakan oleh konsumsi gas hidrogen yang tidak sesuai dengan kemampuan fuel
cell. Daya tertinggi terdapat pada beban 50 W dengan daya sebesar 0,16 W. Sedangkan untuk daya terkecil
terdapat pada beban 100 W dengan daya sebesar 0,04 W. Performa pembangkit listrik tenaga hybrid mengalami
peningkatan seiring dengan bertambahnya daya beban rencana. Performa tertinggi terdapat pada beban 100 W
sebesar 64,72%. Sedangkan performa terendah terdapat pada beban 25 W dengan efisiensi sebesar 63,68%.
Abstract
Indonesian society's energy needs continued to rise along with population growth. It was inversely proportional
to the pattern of energy consumption and fossil energy that keep decreased. One solution to overcome the
energy problem was to use fuel cell and solar cell. The purpose of this research was to determine the design of
hybrid power plant, knowing the power characteristics of fuel cell and solar cell, and determine the
performance of the hybrid power plant. This research was conducted by using experimental methods
(experimental research) where fuel cell and solar cell will be merged into a hybrid system to back up each other
shortcoming with a variation of load of 25 W, 50 W, 75 W, and 100 W. Solar cell will be added with a light
dependent resistor (LDR) in order to obtain a higher intensity of solar energy. Analysis technique of data in this
research was using descriptive analysis data that describes the results of research in the form of tables and
graphs. Results from this research, power of the solar cell was well-stabled when its increased and decreased as
it uses light dependent resistor sensor. The highest power was at load 75 W was 65.63 W. While the lowest
power was at load 50 W with a power of 18.52 W. Power from fuel cell was fluktuated, that because the
consumption of hydrogen gas that didn’t fill the capabilities of fuel cell. The highest power was at 50 W with a
power of 0.16 W. For the smallest power was at load 100 W with a power of 0.04 W. The performance of
hybrid power plants increased, equal with increasing load power. The highest performance was at load of 100
W with an performanceof 64,72%. And the lowest performance was at load of 25 W with an performance of
63,68%.
1
JTM. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, Hal 1-8
PENDAHULUAN
Energi merupakan salah satu masalah utama bagi
beberapa negara, tidak terkecuali di Indonesia.
Banyak krisis energi yang menjadi masalah secara
berkelanjutan. Sumber-sumber energi seperti energi
fosil yang notabene tidak dapat diperbarui, terus
dieksploitasi secara ekstrem. Sedangkan sisa
penggunaan bahan bakar fosil menghasilkan global
warming dan polusi. Selain dari faktor alam, krisis
energi juga mempengaruhi faktor ekonomi.
Kebutuhan energi masyarakat Indonesia
terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
penduduk. Hal ini berbanding terbalik dengan pola
konsumsi energi dan energi fosil yang terus
berkurang. Energi fosil merupakan energi yang
umumnya menjadi bahan bakar utama dari
pembangkit listrik. Penggunaan energi fosil yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan energi nasional
mengakibatkan Indonesia harus mengimpor minyak
pada tahun 2014, tercatat sebesar 32 juta kiloliter
(Agung W.K, 2014). Dan berdasarkan data,
Indonesia menjadi negara importir minyak terbesar
ke-2 di dunia (Pustadin ESDM, 2015). Hal ini sangat
ironis, mengingat Indonesia mempunyai banyak
sumber daya alam namun tidak dapat mengolah
sumber daya alam tersebut menjadi bahan bakar jadi.
Dan apabila tidak dilakukan antisipasi lebih lanjut,
maka Indonesia akan mengalami krisis energi yang
berkepanjangan.
Salah satu cara untuk mengatasi dan
mengantisipasi
krisis
energi
yaitu
dengan
menggunakan energi alternatif. Energi alternatif
merupakan energi yang dapat diperbarui dan tidak
dapat habis. Energi alternatif sendiri dapat dikonversi
menjadi pembangkit listrik. Akan tetapi, beberapa
pembangkit listrik energi alternatif bergantung pada
situasi dan keadaan alam dan bahan bakar. Disini
energi alternatif yang digunakan yaitu fuel cell dan
solar cell.
Fuel cell dan solar cell memang merupakan
energi alternatif yang baik, akan tetapi fuel cell dan
solar cell memiliki beberapa kekurangan. Fuei cell
dapat bekerja untuk menghasilkan listrik saat
hidrogen dan oksigen dialirkan ke fuel cell. Apabila
pasokan dari hidrogen dan oksigen tidak terpenuhi,
maka fuel cell tidak dapat bekerja menghasilkan
listrik. Begitu pula dengan solar cell. Solar cell dapat
menghasilkan listrik apabila intensitas energi cahaya
yang mengenai solar cell dapat terpenuhi. Sehingga
bila kondisi cuaca sedang mendung atau saat malam
hari, solar cell tidak dapat digunakan.
Solusi dari permasalahan tersebut yaitu
dengan menggunakan sistem hybrid. Sistem Hybrid
adalah sistem yang menggunakan dua atau lebih
pembangkit energi baik secara bersamaan ataupun
bergantian untuk mengatasi kekurangan dan
menggunakan kelebihan masing-masing pembangkit
energi untuk menciptakan performa pembangkit yang
baik. Disini sistem hybrid yang digunakan antara fuel
cell dengan solar cell. Sistem hybrid ini bekerja
dengan menggunakan solar cell yang ditambahkan
dengan Light Dependent Resitor (LDR) dan saat
solar cell tidak dapat memenuhi daya yang
diinginkan, fuel cell akan bekerja untuk memenuhi
kekurangan daya tersebut.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Andres Rodriguez-Castellanos, dkk (2007), sistem
hybrid solar cell dengan fuel cell dapat memenuhi
kebutuhan energi walau dengan bahan bakar yang
sedikit. Elektrolisis air mengubah air menjadi
hidrogen dan disimpan pada tekanan yang rendah.
Fuel cell bekerja dengan hidrogen yang sama, lalu
berubah menjadi air yang merupakan limbah
elektrolisis, menghasilkan arus listrik, dan
dielektrolisis kembali menjadi hidrogen untuk
dijadikan bahan bakar dari fuel cell. Menurut Andik
Hikmawan (2012), hybrid power system antara
photovoltaic dengan fuel cell, bekerja dengan
memanfaatkan kelebihan daya yang dihasilkan oleh
photovoltaic untuk menghasilkan hidrogen, yang
nantinya hidrogen ini dapat digunakan oleh fuel cell
untuk membangkitkan energi listrik jika terdapat
kekurangan daya pada sistem.
Berdasarkan masalah krisis energi dan untuk
meningkatkan efisiensi dari sistem hybrid dimana
solar cell dipasang sensor Light Dependent Resistor
(LDR) sebagai penentu arah intensitas cahaya mana
yang lebih besar yang bisa ditangkap oleh solar cell.
Dan fuel cell digunakan sebagai backing dari solar
cell apabila solar cell tidak dapat menyuplai daya dan
saat solar cell tidak bekerja saat tidak ada cahaya
matahari. Maka dari itu, peneliti merancang
Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Fuel Cell dengan
Solar Cell dengan Acuan Pergerakan Matahari
dengan menggunakan Light Dependent Resistor
(LDR).
Rancang Bangun Pembangkit Listrik Hybrid Fuel Cell dan Solar Cell dengan Acuan Pergerakan Matahari

METODE
Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Variabel terikat pada
penelitian ini adalah model pembangkit tenaga
hybrid, karakteristik daya dari solar cell dan
fuel cell, dan performa pembangkit hybrid.
Alat dan Instrumen Penelitian
Peralatan dan instrumen merupakan peralatan
uji yang digunakan untuk memperoleh data
penulisan. Peralatan dan instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
 Alat
Gambar 2, Solar Cell
Gambar 1, Flowchart Penelitian
Variabel Penelitian


Variabel Bebas
Variabel
bebas
adalah
variabel
yang
mempengaruhi atau menjadi sebab berubahnya
atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah pemberian sensor
light dependent resistor (LDR) pada modul
surya dan perancangan model pembangkit
hybrid fuel cell dengan solar cell.
Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang
dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat tidak dipengaruhi faktor luar yang tidak
diteliti. Variabel kontrol pada penelitian ini
adalah daya rencana yang dipakai yaitu 25 W,
50 W, 75 W, dan 100 W, pengambilan data
solar cell dan fuel cell pada jam 09.00 – 15.00
WIB.
Gambar 3, Fuel Cell

Instrumen
Gambar 4, Digital Multimeter
Prosedur Penelitian



3
Siapkan alat, bahan, dan instrumen
penelitian
Letakkan solar cell diluar
Setting posisi solar cell di sudut matahari
pada jam 09.00
JTM. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, Hal 1-8









Buka valve tabung hidrogen ke arah kiri,
pastikan dulu regulator dalam keadaan
tertutup
Buka regulator hidrogen secara perlahan
Nyalakan saklar kontrol hybrid untuk
menyalakan katup solenoid
Ambil data arus dan tegangan input pada
instrumen penelitian setiap 15 menit
sampai jam 15.00
Setelah selesai pengecasan, lepas kabel
baterai
Pasang kabel inverter ke baterai
Setting beban rencana yang akan dipakai,
antara 25 W, 50 W, 75 W, dan 100 W
Nyalakan inverter, kemudian tekan sekring
pada posisi on dan tekan saklar beban
Ambil data arus dan tegangan output setiap
15 menit sampai beban mati
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk
menganalisis data pada penelitian ini adalah statistika
deskriptif. Sehingga analisis data dilakukan dengan
cara menelaah data yang diperoleh dari eksperimen,
dimana hasilnya berupa data kuantitatif dalam bentuk
tabel dan ditampilkan dalam bentuk grafik. Langkah
selanjutnya
adlah
mendeskripsikan
atau
menggambarkan data tersebut sebagaimana adanya
dalam kalimat yang mudah dibaca, dipahami, dan
dipresentasikan sehingga pada intinya adalah sebagai
upaya memberi jawaban atas permasalahan yang
diteliti (Sugiyono, 2007:147).
Gambar 6, Sistem Beban Pembangkit Hybrid
Gambar 7, Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Fuel
Cell dan Solar Cell dengan Acuan Pergerakan
Matahari
Hasil Uji Coba Sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Hybrid
Contoh perhitungan daya solar cell dan fuel cell,
serta perhitungan performa pembangkit hybrid saat
beban rencana 25 W.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Daya Solar Cell pada jam 09.00
dengan VOC = 12,3 V, ISC = 2,34 A.
 Menghitung Filling Factor (FF)
Hasil Rancangan Sistem Pembangkit Hybrid
𝐹𝐹 =
𝑉𝑂𝐶 − 𝑙𝑛(𝑉𝑂𝐶 +0,72)
𝑉𝑂𝐶 +1
12,3 − 𝑙𝑛(12,3 + 0,72)
12,3 + 1
= 0,74
Menghitung Daya Solar Cell
𝑃𝑆𝐶 = 𝐼𝑆𝐶 × 𝑉𝑂𝐶 × 𝐹𝐹
(1)
=

(2)
= 2,34 × 12,3 × 0,74
= 21,32 𝑊

Gambar 5, Sistem Kontrol Pembangkit Hybrid
Perhitungan Daya Fuel Cell pada jam 09.00
dengan VOUT = 12,4 V, I = 0,22 A.
 Menghitung Tegangan Fuel Cell
𝑉𝐶𝑒𝑙𝑙 = 𝑉𝑂𝑢𝑡 − 12
(3)
= 12,4 − 12
= 0,4 𝑉
Rancang Bangun Pembangkit Listrik Hybrid Fuel Cell dan Solar Cell dengan Acuan Pergerakan Matahari

Menghitung Daya Fuel Cell
𝑃𝐹𝐶 = 𝐼 × 𝑉𝐶𝑒𝑙𝑙
Perbandingan Daya dengan Waktu
(4)
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
= 0,22 × 0,4
= 0,088 𝑊

Perhitungan Performa Pembangkit Listrik
Hybrid pada Beban 25 W
𝜂=
=
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
(𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡)𝑥𝑓𝑐
× 100%
(5)
Ʃ𝑃𝑂𝑢𝑡
× 100%
(Ʃ𝑃𝑆𝐶 + Ʃ𝑃𝑆𝐶 )𝑥1,1
Gambar 10, Nilai Daya Solar Cell saat Beban
Rencana 50 W
616,02
=
× 100%
1064,11
Perbandingan Daya dengan Waktu
= 57,89 %
0.2
0.15

Grafik Daya Solar Cell dan Fuel Cell saat
0.1
Beban Rencana 25 W
0.05
Perbandingan Daya dengan Waktu
0
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Gambar 11, Nilai Daya Fuel Cell saat Beban
Rencana 50 W

Grafik Daya Solar Cell dan Fuel Cell saat
Beban Rencana 75 W
Perbandingan Daya dengan Waktu
Gambar 8, Nilai Daya Solar Cell saat
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Beban Rencana 25 W
Perbandingan Daya dengan Waktu
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
Gambar 12, Nilai Daya Solar Cell pada Beban
Rencana 75 W
Gambar 9, Nilai Daya Fuel Cell saat Beban
Rencana 25 W

Grafik Daya Solar Cell dan Fuel Cell saat
Beban Rencana 50 W
5
JTM. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, Hal 1-8
Perbandingan Daya Masing-Masing
Beban
Perbandingan Daya dengan Waktu
0.2
70.00
0.15
60.00
0.1
50.00
0.05
40.00
0
30.00
25 W
50 W
75 W
20.00
Rencana 75 W

10.00
0.00
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
11.30
12.00
12.30
13.00
13.30
14.00
14.30
15.00
Gambar 13, Nilai Daya Fuel Cell pada Beban
Grafik Daya Solar Cell dan Fuel Cell saat
Beban Rencana 100 W
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Gambar 16, Nilai Daya Solar Cell (PSC)
Terhadap Masing-Masing Beban Rencana
Perbandingan Daya dengan Waktu
Berdasarkan grafik 4.17, daya yang
diperoleh dibandingkan terhadap waktu.
Disini peneliti memulai waktu penelitian
pada jam 09.00. Dan pada awal penelitian,
pada beban 25 W memperoleh daya sebesar
21,32 W, pada beban 50 W memperoleh
daya 18,52 W, pada beban 75 W
memperoleh beban 20,17, dan pada beban
100 W memperoleh beban 21,09 W.
Kemudian untuk daya tertinggi diperoleh
pada beban 75 W dengan daya sebesar 65,63
W. Sedangkan untuk daya terendah
diperoleh pada beban 50 W dengan daya
sebesar 18,52 W.
Dari grafik dapat dilihat bahwa jika
waktu semakin siang, maka daya akan
semakin besar. Kemudian jika waktu
semakin sore, maka daya semakin menurun.
Hal ini dikarenakan saat siang, intensitas
cahaya matahari berada pada puncaknya.
Namun tidak serta-merta daya yang
dihasilkan stabil saat intensitas cahaya
maksimal. Meskipun intensitas cahaya
maksimal, langit tidak selalu cerah.
Terkadang cerah dan terkadang berawan
atau mendung. Meskipun berawan dapat
mengurangi intensitas dan daya dari solar
cell.
Gambar 14, Nilai Solar Cell pada Beban Rencana
100 W
Perbandingan Daya dengan Waktu
0.2
0.15
0.1
0.05
0
Gambar 15, Nilai Fuel Cell pada Beban Rencana
100W
Pembahasan

Grafik Perbandingan Daya Solar Cell pada
Masing-Masing Beban Rencana
100 W

Perbandingan Daya Fuel Cell pada MasingMasing Beban Rencana
Rancang Bangun Pembangkit Listrik Hybrid Fuel Cell dan Solar Cell dengan Acuan Pergerakan Matahari
Performa merupakan salah satu parameter
untuk mengetahui sebaik apa sebuah alat bekerja.
Performa pembangkit listrik hybrid merupakan
hasil dari perbandingan antara daya pemakaian
beban selama 3 jam dengan daya input selama 6
jam.
Berdasarkan grafik 4.19, Performa dari beban
rencana 25 sampai 100 W mengalami kenaikan.
Hal ini dikarenakan selisih antara Pin dengan
Pout berbanding lurus dengan beban rencana. Jika
selisih antara Pin dengan Pout semakin kecil,
maka performa pembangkit semakin besar. Jadi
bisa dibilang daya Pin akan banyak terbuang
apabila menggunakan beban rencana yang kecil
namun daya Pin akan efisien digunakan dengan
beban rencana yang besar.
Perbandingan Daya Masing-Masing
Beban
0.18
0.16
0.14
0.12
0.10
25 W
0.08
50 W
75 W
0.06
100 W
0.04
0.02
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
11.30
12.00
12.30
13.00
13.30
14.00
14.30
15.00
0.00
Gambar 17, Nilai Daya Fuel Cell (PFC)
Terhadap Masing-Masing Beban Rencana
KESIMPULAN
Berdasarkan grafik 4.18, daya yang diperoleh
dibandingkan terhadap waktu. Disini peneliti
memulai waktu penelitian pada jam 09.00. Dan pada
awal penelitian, pada beban 25 W memperoleh daya
sebesar 0,09 W, pada beban 50 W memperoleh daya
0,11 W, pada beban 75 W memperoleh beban 0,09
W, dan pada beban 100 W memperoleh beban 0,04
W. Kemudian untuk daya tertinggi diperoleh pada
beban 50 W dengan daya sebesar 0,16 W. Sedangkan
untuk daya terendah diperoleh pada beban 100 W
dengan daya sebesar 0,04 W.
Dari grafik dapat dilihat bahwa daya yang
dihasilkan oleh fuel cell mengalami fluktuasi. Hal ini
disebabkan oleh konsumsi hidrogen yang tidak
konsisten. Salah satu kelebihan dari fuel cell adalah
menyuplai daya dengan konsisten. Akan tetapi jika
konsumsi bahan bakar tidak sesuai dengan
kemampuan fuel cell untuk menggabungkan hidrogen
dengan oksigen, maka fuel cell tidak akan bekerja
secara maksimal.

Perbandingan
Performa
pada
Berdasarkan dari hasil pengujian pada pembangkit
listrik tenaga hybrid fuel cell dan solar cell dengan
acuan pergerakan matahari terhadap desain
rancangan, daya solar cell dan fuel cell, serta
performa pembangkit, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:

Desain dari pembangkit listrik tenaga
hybrid fuel cell dan solar cell dengan
acuan pergerakan matahari
Masing-
Masing Beban Rencana
Performa pada Masing-Masing
Beban
Gambar 15, Desain Sistem Kontrol Pembangkit
Listrik Tenaga Hybrid
59.00
58.50
58.00
57.50
57.00
25 W
50 W
75 W
100 W
Gambar 18, Nilai Performa Pembangkit Listrik
Hyvrid Terhadap Masing-Masing Beban Rencana
7
JTM. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, Hal 1-8

Gambar 16, Desain Sistem Beban Pembangkit
Listrik Tenaga Hybrid


Karakteristik daya dari solar cell stabil saat
mengalami peningkatan dan penurunan
karena menggunakan sensor light dependent
resistor. Daya tertinggi terdapat pada beban
75 W dengan daya sebesar 65,63 W.
Sedangkan daya terendah terdapat pada
beban 50 W dengan daya sebesar 18,52 W.
Daya dari fuel cell mengalami fluktuasi, hal
ini dikarenakan oleh konsumsi gas hidrogen
yang tidak sesuai dengan kemampuan fuel
cell. Daya tertinggi terdapat pada beban 50
W dengan daya sebesar 0,16 W. Sedangkan
untuk daya terkecil terdapat pada beban 100
W dengan daya sebesar 0,04 W.
Performa pembangkit listrik tenaga
hybrid
mengalami
peningkatan
seiring dengan bertambahnya daya
beban rencana. Performa tertinggi
terdapat pada beban 100 W dengan
efisiensi sebesar 64,72%. Sedangkan
efisiensi terendah terdapat pada
beban 25 W dengan efisiensi sebesar
63,68%.
SARAN



Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai pembangkit listrik
tenaga hybrid fuel cell dan solar cell
dengan menggunakan kapasitas fuel
cell yang lebih besar.
Dalam penelitian lebih lanjut dapat
dikembangkan
untuk
sistem
pembangkit listrik hybrid on-grid.
Untuk fuel cell perlu diberi
flowmeter pada aliran gas hidrogen
agar dapat diatur flow dan tekanan
gas hidrogen.
Dalam pengambilan data yang
berhubungan dengan solar cell
diusahakan pada musim kemarau
agar intensitas yang didapat lebih
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, Aris, dkk. 2013. Pengembangan Solar Cell
Berbasis TiO2
untuk Fotokatalis Gas Hidrogen sebagai
Bahan Bakar Fuel Cell untuk Penggerak
Motor Hybrid. Universitas Negeri Surabaya:
Surabaya.
Benjamin C. Kuo, 1982, Automatic Control Systems,
Prentice-Hall
Of India, New Delhi.
Dan Liu. 2006. Durability Study of Proton Exchange
Membrane Fuel
Cells via Experimental
Investigations
and
Mathematical
Modeling,
Dissertation submitted to
the faculty of the Virginia Polytechnic
Institute and State University.
EG&G Technical Services, Inc. 2004. Fuel Cell
Handbook (Seventh
Edition), U.S. Department
of Energy Office of Fossil Energy, National
Energy Technology Laboratory P.O. Box
880 Morgantown, West Virginia 265070880
Evans John P. 2003. Experimental Evaluation of the
Effect of Inlet Gas
Humidification on Fuel Cell Performance,
Virginia Polytechnic. Virginia
Feroldi, Diego. 2009. Control and Design of PEM
Fuel Cell-Based
Systems. Institut d’Organitzacio i Control de
Sistemes Industrials: Marzo
Gratzel, 2004, Conversion of sunlight to electric
power by
nanocrystalline dye-sensitized solar cells, J.
Photochem. Photobiol. A: Chem, 164, 3-14
Download