TEKS DASAR GAMBAR 14.1 Penyilangan genetic Hibridisasi dua varietas kacang ercis, menggunakan kuas untuk memindahkan polen karrier sperma dari sebuah tanaman ke sel telur dari tanaman lain. Warna bunga dari dua varietas tersebut adalah ungu dan putih. Biji berkembang menjadi buah polong. Hybrid generasi pertama semua berbunga ungu. Hasilnya yang sama diperoleh dari penyilangan polen bunga ungu ke putih. PROPOSISI MIKRO 1. Hibridisasi memindahkan polen karrier sperma dari satu tanaman ke ovum tanaman lain. 2. Dua varietas berbunga ungu dan putih. 3. Biji berkembang menjadi buah polong. 4. Semua F1 berbunga ungu. GAMBAR 14.2 Mendel menelusuri karakter yang dapat diturunkan untuk tiga generasi. Hybrid F1 penyerbukan sendiri atau silang dengan hybrid F1 lain, menghasilkan rasio 3:1 pada generasi F2. Tanda “X” melambangkan penyilangan / perkawinan. 5. Karakter dapat diturunkan untuk tiga generasi 6. Hybrid F1 menghasilkan rasio 3:1 pada generasi F2. 7. “X” melambangkan penyilangan GAMBAR 14.3 Alel, versi yang kontras dari sebuah gen. Gen terletak pada lokus dan kromosom tertentu. Alel merupakan variasi gen. Gen warna bunga hadir dalam dua versi : alel bunga ungu dan alel bunga putih. Pasangan kromosom homolog mewakili hybrid F1 alel bunga ungu dari satu induk dan alel untuk bunga putih dari induk lain. 8. Gen terletak pada lokus dan kromosom tertentu 9. Alel merupakan variasi gen. 10. Kromosom homolog mewakili hybrid F1 alel bunga ungu dan putih. GAMBAR 14.4 Hukum segregasi Mendel Gambar 14.1 lebih jelas dari gambar 14.2. Gambar penurunan sifat monohybrid. Alel bunga ungu (P) adalah dominan dan alel bunga putih (p) adalah resesif. Tanaman mempunyai dua alel gen 11. Alel bunga ungu (P) dominan dan bunga putih (p) resesif. 12. Tanaman mempunyai dua gen pengendali warna bunga. 13. Gamet disimbolkan dengan lingkaran, yang terdiri dari satu alel 14. Gabungan gamet parental menghasilkan F1 yang alelnya yang mengendalikan warna bunga, satu alel diwarisi dari masingmasing induk. Tanaman galur murni dari generasi parental mempunyai alel yang cocok, bisa PP (parental bunga ungu) atau pp (parental bunga putih). Gamet disimbolkan dengan lingkaran, yang terdiri dari satu alel untuk gen warna bunga. Gabungan gamet parental menghasilkan hybrid F1 yang mempunyai alel kombinasi Pp. Semua alel bunga ungu karena dominan. Kedua alel berpisah, setengah gamet mendapat alel P dan setengah lagi alel p. Kombinasi gamet menghasilkan rasio 3:1 pada generasi F2. Kotak dibagian bawah gambar adalah segi empat Punnet, yang menunjukkan kombinasi alel dalam keturunan. Tiap segi empat mewakili hasil fertilisasi dengan probabilitas yang sama. Kotak di pojok kanan menunjukkan kombinasi dari sperma p yang memenuhi ovum P. kombinasi Pp. 15. Kombinasi gamet menghasilkan rasio 3:1 pada generasi F2. 16. Segi empat Punnet menunjukkan kombinasi alel dalam keturunan. GAMBAR 14.5 Genotipe vs fenotipe Pengelompokan F2 dari penyilangan monohybrid menghasilkan fenotipe rasio 3:1. Berdasarkan genotype, tanaman berbunga ungu : PP (homozigot) dan Pp (heterozigot). 17. Penyilangan monohybrid menghasilkan fenotipe F2 rasio 3:1. 18. Berdasarkan genotype, tanaman berbunga ungu : PP (homozigot) dan Pp (heterozigot). GAMBAR 14.6 Testcross Testcross mengungkapkan genotype organisme yang menunjukkan dominan. Organisme ini bisa homozigot dominan atau heterozigot. Cara menentukan genotype adalah menyilangkan organisme tersebut dengan individu resesif. Genotype induk berbunga putih harus homozigot. 19. Testcross mengungkapkan genotype organisme yang dominan. 20. Cara menentukan genotype adalah menyilangkan organisme tersebut dengan individu resesif 21. Genotype induk harus homozigot