MENDEL Genetika: tentang gen, pewarisannya, perubahan dan keragamannya. Prinsip-prinsip genetika diterapkan pada tanaman Pemuliaan tanaman Meningkatkan produktivitas tanaman Bioteknologi Sebelum Mendel Orang Babilonia dan Assyria kuno kurma dioecious Polen dari sedikit saja tanaman ♂ dapat ditransfer ke stigma 1. Berguna secara ekonomi Diperlukan sedikit tan ♂ 2. Meningkatkan variasi Cara pewarisan sifat belum diketahui Tahun 1760: Josef Fölreuter (Jerman) intermediet Hibrid sama dengan salah satu induk Persilangan sendiri terus-menerus memunculkan kembali sifat-sifat yang tidak muncul pada generasi sebelumnya Tahun 1820: Karl Freidrichvon Gaertner (Jerman) Sifat-sifat tertentu yang “disukai” MENDEL Pisum sativum Keragaman yang jelas bisa dibedakan: warna biji, bentuk biji, warna bunga. Bunga cukup besar, memudahkan persilangan buatan Siklus hidup pendek Sifat-sifat Pisum sativum Mendel mulai dari menyilangkan tanaman dengan 1 sifat beda Hasilnya Sampel 7.324 biji 8.023 biji 929 tanaman 580 tanaman Dominan 5.474 bulat 6.022 kuning 705 bunga ungu 428 polong hijau Resesif 1.850 keriput 2.001 hijau 224 bunga putih 152 polong kuning Rasio 2.96 : 1 3.01 : 1 3.15 : 1 2.82 : 1 KESIMPULAN 1. Sifat dikontrol oleh faktor yang menurun 2. Setiap individu memiliki sepasang faktor (kecuali pada sel reproduktif) 3. Faktor diteruskan (segregasi) ke keturunan melalui sel reproduktif (mendapat 1 faktor dari pasangan faktor) 4. Pada fertilisasi tiap faktor memiliki peluang yang sama untuk berpasangan GEN ALEL Faktor yang mengendalikan/gen Karakter yang terlihat yang dikontrol oleh gen genotipe fenotipe 5. Versi alternatif gen (alel-alel yang berbeda) menjelaskan adanya variasi karakter yang diwarisi. Versi alternatif dari gen disebut alel. 6. Jika kedua alel berbeda, maka salah satunya alel dominan diekspresikan sepenuhnya dalam penampakan organisme, alel yang satunya alel resesif. Persilangan dengan 2 sifat beda Kombinasi warna biji dan bentuk biji Gen dan Interaksi Gen Konsep alel Mendel : 2 variasi alel untuk tiap karakter Sifat TINGGI diasuh oleh 1 lokus dimana terdapat 2 alel Dominan – huruf besar (T) Resesif – huruf kecil (t) Hanya ada 2 alel untuk tiap gen Dalam 1 lokus, bisa terdapat beberapa alel Multiple allele/alel ganda Pada tumbuhan Self incompatibility Pada Nicotiana alata 1 locus, multiple alleles (S1, S2, S3, S4) Lokus menentukan pollen and a stigma Tabung polen tidak akan tumbuh pada stigma yang membawa alel yang sama Parent 1 (S1S2) X Parent 2 (S1S2) S1S2 S1 S2 Male Pollen Pollen with S1 allele will not grow on stigma with S1 allele S1 S2 S1 S2 No Pollen Germination S2 S3 S1 S2 Only S3 Pollen Grows S3 S4 S1 S2 Both S3 and S4 Pollen Grow Self incompatibility • Inability of plants having functional gametes to set seed when self-pollinated • Purpose: minimize inbreeding; maximize genetic heterogeneity S1 S2 S1S2 S1 S2 S1S3 S1 S2 S3S4 Cara kerja gen Mendel : kekedominanan dan keresesifan Interaksi : 1. antar alel pada lokus yang sama (intralokus) 2. antar alel pada lokus-lokus yang berbeda (interlokus) Interaksi Intralokus 1. Dominan 2. Incomplete dominance/ intermediet 3. Overdominan Kombinasi alel menghasilkan “fitness” yang lebih tinggi pada heterozygot 3 2 1 1 1 Incomplete dominance dominan 2 1 1 overdominance 4. Co-dominan : kedua parental alel terekspresi pada heterozygot Interaksi Interlokus Perubahan pada distribusi F2 12 Ekspresi dari satu alel dapat berubah karena adanya alel lain pada lokus berbeda 12 8 4 3 1 a. Epistasis dominan Pada kedelai: kehilangan warna hijau saat matang : hitam, coklat, ‘tan’ dikontrol oleh 2 lokus pada 1 lokus ---- L1: hitam, l1: coklat jika terdapat L2 : ‘tan’ jika l2 homozygot pada lokus lain P L1L1L2L2 (hitam) x l1l1l2l2 (‘tan’) F2 F1 L1l1L2l2 (hitam) 9 L1_L2_ (hitam) 3 L1_l2l2 (hitam) 3 l1l1L2_ (coklat) 1 l1l1l2l2 (‘tan’) 10 9 5 3 4 b. Epistasis resesif Warna kulit bawang : genotipe resesif pada gen A, epistasis terhadap gen B A: dominan terhadap tak berwarna B: warna merah, dominan thd alelnya warna kuning Pada F2 : 9 A_B_ (merah) 3 A_bb (kuning) 3 aaB_ (putih) 1 aabb (putih) 15 13 10 5 3 c. Aksi inhibitor Pada jagung : alel I dominan inhibitor, epistasis thd alel C yang memproduksi warna adanya alel I akan menghambat warna Pada F2 : 9 C_I_ (tak berwarna) 3 C_ii (warna) 3 ccI_ (tak berwarna) 1 ccii (tak berwarna) 15 15 10 5 1 d. Duplikat epistasis dominan Pada kedelai terdapat sistem genetik yang mengontrol klorofil Pada lokus 1 alel G dominan: warna hijau, resesifnya g: kuning Pada lokus 2 alel Y dominan :warna hijau, y : kuning Pada F2: 9 G_Y_ (hijau) 3 ggY_ (hijau) 3 G_yy (hijau) 1 ggyy (kuning) 10 9 7 5 e. Duplikat epistasis resesif Pada semanggi: kandungan hydrocianic acid (HCN) P High HCN x low HCN F1 High HCN F2 9 high HCN 7 low HCN 9 A_B_ (high HCN) 3 aaB_ (low HCN) 3 A_bb (low HCN) 1 aabb (low HCN) Kondisi homozygot resesif pada lokus manapun menghambat ekspresi alel dominan pada lokus lain Warna kulit bawang Pada F2 : 9 A_B_ (merah) 3 A_bb (kuning) 3 aaB_ (putih) 1 aabb (putih) Alel A (genotipe A_) Alel B (genotipe B_) Enzim B aktif Enzim A aktif kuning merah substansi Enzim A tidak aktif Alel a (genotipe aa) Enzim B tidak aktif Alel b (genotipe bb) Dihybrid Cross with Purple Sweet Pea P X AAbb gametes Ab F1 F2 aaBB aB X 9 Purple 9 A_B_ 7 White 3A_bb 3 aaB_ 1 aabb Allele B Allele A Colorless precursor Initiates Pigment Change Colorless Precursor 2 Pigment Change Purple Expressed Additive gen action: tiap alel pada satu lokus akan menambah atau mengurangi derajat nilai fenotipe warna bagian dalam biji gandum - 3 lokus R1, R2 dan R3 dengan 2 alel pada tiap lokus - merah gelap ke putih - intensitas warna tergantung pada jumlah dari alel yang menambah warna. merah gelap R1R1R2R2R3R3 x putih r1r1r2r2r3r3 20 R1r1R2r2R3r3 20 15 15 15 10 6 5 6 1 Putih Merah medium 1 Merah sangat gelap Transgressive segregation R1R1R2R2r3r3 x r1r1r2r2R3R3 R1r1R2r2R3r3 20 20 15 15 15 10 6 5 6 1 Putih Merah medium 1 Merah sangat gelap Other terms: Polygenic trait Or Quantitative trait Pada aksi gen genotipe-genotipe yang sama tetapi tidak mengekspresikan fenotipe yang sama walaupun keadaan lingkungan seragam. Perbedaan ini disebut perbedaan dalam penetrasi. Penetrasi adalah presentase individu untuk genotype tertentu yang menampilkan fenotipe dari genotype tersebut 3/6 Aa Aa Aa Aa Aa Aa Ekspresivitas adalah derajat atau tingkat suatu genotype tertentu mengekspresikan fenotipenya pada suatu individu. genotype A_ : merah A_ A_ A_ A_ A_ A_ Pleiotrophy Pleiotropy is one gene affecting several traits. This is quite common: genes make proteins and often affect the overall phenotype in subtle ways that affect many different systems. “uzu” gene barley Uz – normal, uz – semi-dwarf, dense spike, short erect leaf flag Pada chickpea Terdapat alel resesif yang mengontrol panjang daun, bentuk daun, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong dan jumlah biji Very closely linked loci Environmental Effects Banyak sifat dipengaruhi oleh lingkungan dan genetik Suhu: Banyak proses biokimia dipengaruhi oleh suhu. Lintasan reaksi biokimia melibatkan enzim yang peka terhadap suhu Cahaya: Lamanya penyinaran atau lamanya periode gelap dapat menginduksi munculnya bunga pada beberapa species tanaman Nutrisi: Contohnya, efek beberapa genotype dapat dilihat hanya kalau tanaman dalam lingkungan stress Perlakuan buatan: Ekspresi suatu sifat bisa tidak nampak karena pemberian senyawa kimia atau hormon. flower color is controlled first by flower color genes similar to those in the pea: purple vs. white with complete dominance. pH : But, pink vs. purple is controlled by the acidity of the soil in which the plants grow. Summary of Extensions to Mendel’s Analysis Rules As Mendel Showed Extension Effect on Heterozygous Phenotype Complete Dominance Incomplete Dominance Codominance Unlike either homozygote Two Alleles Multiple Alleles Multiple phenotypes All Alleles Viable Recessive Lethal Alleles No Effect One Gene – One Trait Pleiotropy: one gene – several traits Several traits affected differently