BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dari Februari sampai Juli 2010. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah serangga kutukebul B. tabaci , tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) varietas Ratna umur 3 bulan, tanaman cabai (Capsicum annuum L.) varietas Keriting Bogor umur 3 bulan, dan gulma babadotan (Ageratum conyzoides L.) umur 1 bulan sebagai tanaman inang. Alat yang digunakan adalah growth chamber SANYO model MLR-350H, mikroskop binokuler, kurungan serangga yang terbuat dari plastik mika, dan tabung kaca. Metode Penelitian Persiapan Pengujian Perbanyakan serangga. Perbanyakan diawali dengan menginvestasikan imago atau pupa B. tabaci ke dalam kurungan serangga, dengan tanaman tomat sebagai inangnya. Setelah satu bulan populasi imago B. tabaci dalam kurungan akan bertambah dan dapat digunakan sebagai bahan pengujian. Gambar 3 Kurungan untuk pemeliharaan dan perbanyakan B. tabaci. Persiapan tanaman uji. Tanaman yang digunakan dalam pengujian adalah tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) varietas Ratna umur 3 bulan, tanaman cabai (Capsicum annuum L.) varietas Keriting Bogor umur 3 bulan, dan gulma babadotan (Ageratum conyzoides L.) umur 1 bulan, yang diambil dari lapang. Pemilihan jenis tanaman uji, baik tanaman budidaya maupun gulma di dasarkan pada jenis tanaman yang umumnya banyak diserang B. tabaci dan dapat menjadi inang utama atau alternatif B. tabaci di lapang. Sedangkan pemilihan umur tanaman di dasarkan pada kesiapan tanaman untuk diujikan, yaitu tanaman tidak terlalu muda tetapi juga belum berbunga. Budidaya tanaman tidak menggunakan bahan kimia yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama. Pengujian Neraca Kehidupan Pengujian neraca kehidupan pada tanaman uji di awali dengan memasukan imago B. tabaci sebanyak 15 imago (5 jantan dan 10 betina) ke dalam tabung plastik mika berbentuk silinder yang bagian atasnya dilapisi kain kasa. Di bagian tengah plastik mika terdapat lubang yang berfungsi untuk memasukan imago. Setelah 24 jam, imago tersebut dikeluarkan dari tabung, dan dari sekian banyak jumlah telur yang diletakkan imago betina, hanya 50 telur yang akan diamati perkembangannya pada setiap ulangan (setiap tanaman uji terdiri dari 3 ulangan). Jumlah telur yang berlebih akan dimatikan dengan cara ditusuk menggunakan jarum, sehingga total populasi awal pada setiap tanaman uji dalam suatu suhu adalah 150 telur. Imago yang dihasilkan dipindahkan ke tanaman lain yang sama dengan inang sebelumnya, setiap kurungan hanya berisi satu imago (baik jantan maupun betina). Tanaman ditumbuhkan pada suhu 25 oC dan 29 oC di dalam growth chamber SANYO model MLR-350H (L:D = 12:12). Penentuan suhu pengujian di dasarkan pada rataan suhu di daerah beriklim sedang (25 oC) dan panas (29 oC). (a) (b) Gambar 4 Growth chamber SANYO model MLR-350H yang digunakan untuk percobaan, (a) tampak luar dan (b) tampak dalam. Parameter Neraca Kehidupan Siklus hidup, lama hidup, dan keperidian dihitung menggunakan software SPSS 15 dengan uji Duncan taraf 5%. Sedangkan, laju reproduksi dihitung berdasarkan parameter demografi Birch (1948), meliputi: 5. Laju reproduksi bersih (R0), dihitung dengan rumus: R0 = Σlxmx 6. Laju pertambahan intrinsik (r), dihitung dengan rumus: r = ln R0/T 7. Rataan masa generasi (T), dihitung dengan rumus: T = Σxlxmx/Σlxmx 8. Populasi berlipat ganda (DT), dihitung dengan rumus: DT = ln (2)/r Keterangan: x = kelas umur kohor (hari) lx = proporsi individu yang hidup pada umur ke-x mx = keperidian spesifik individu pada kelas umur ke-x Peubah biologi yang diamati meliputi: 1) lama waktu perkembangan yang dibutuhkan sejak telur diletakkan oleh imago betina sampai menetas menjadi nimfa instar satu; 2) lama waktu perkembangan yang dibutuhkan nimfa instar satu sampai menjadi pupa; 3) lama waktu perkembangan yang dibutuhkan pupa sampai menjadi imago; 4) lama hidup imago sejak keluar dari pupa sampai mati; 5) masa sebelum peletakkan telur sampai meletakkan telur pertama kali (prapeneluran); dan 6) jumlah telur yang diletakkan.