MATERI PENYULUHAN Oleh Benediktus Bada,SP Penyuluh Pertanian Kab. Sikka HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO ATAU PBK (Conopomorpha cramerella Snellen) DAN HELOPELTIS, sp (Kepik penghisap buah) PADA TANAMAN KAKAO Pendahuluan Jenis serangga hama yang merupakan hama tanaman kakao di Indonesia jumlahnya sangat banyak. Menurut Entwiste (1972) terdapat lebih 130 spesies serangga yang berasosiasi dengan tanaman kakao. Namun, hanya beberapa spesies yang benar-benar merupakan hama utama, yaitu Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snellen) atau PBK, Kepik penghisap buah (Helopeltis, sp), ulat kilan (Hyposidra talaca Walker), Penggerek Batang yang terdiri 4 jenis yaitu (Zeuzera coffeae, Squamura sp, Glenia celia, Cerosterna sp) dan ulat api (Darna trima). Selain hama utama tersebut, kadang-kadang masih dijumpai hama lainnya seperti tikus, tupai, dan babi hutan. Dalam materi penyuluhan ini hanya disajikan dua (2) hama utama yaitu Penggerek Buah Kakao atau PBK (Conopomorpha cramerella Snellen) dan Helopeltis, sp (Kepik penghisap buah). 1. PENGGEREK BUAH KAKAO Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snellen) adalah hama perusak utama pada tanaman kakao. Hama tersebut meletakkan satu persatu telurnya pada permukaan buah, kemudian telur yang menetas menjadi larva (ulat) langsung menggerek ke dalam buah sehingga mengakibatkan kerusakan pada buah dan aman dari pemangsa. Kemudian larva keluar dari buah membentuk pupa setelah itu berubah menjadi Imago atau serangga dewasa. Siklus Hidup PBK dan Morfologinya Telur 3-7 hari Imago (Serangga Dewasa) 3-7 hari Larva (Ulat) 14-18 Hari Pupa (Kepompong) Telur 5-7 hari Telur berwarna orange, berbentuk oval, berukuran sangat kecil (0,5 mm) sehingga sulit dilihat, terdapat pada alur buah, Masa telur diperkirakan 3 - 7 hari. Serangga betina dapat menghasilkan 100 - 200 telur. Larva Larva (Ulat) adalah tahap yang paling merusak. Setelah telur menetas menjadi larva, langsung menggerek kedalam buah dan memakan plasenta. Meninggalkan kotoran berwarna coklat. Larva membutuhkan 14 - 18 hari untuk menjadi dewasa dan keluar dari dalam buah. Berukuran panjang 1,2 cm berwarna hijau keputihan. Larva keluar membentuk pupa pada daun, kulit buah. Pupa Pupa biasanya menempel pada bahagian bawah daun kering dan hijau dan kulit buah yang aman dari sinar matahari, pemangsa dan genangan air. Pupa berwarna abu-abu yang terbungkus dengan “lapisan lilin” (membran) berwarna orange, berukuran ± 0,8 cm. Setelah 5 - 7 hari kemudian berubah menjadi serangga (imago). Imago Serangga ini berukuran panjang ± 0,7 cm dan lebar ± 0,2 cm dengan bentangan sayap ± 1,2 cm, memiliki antena yang lebih panjang daripada tubuhnya dan gelang disepanjang tubuhnya, berwarna coklat keabu-abuan, pada bagian sayap terdapat garis berwarna putih berbentuk zig-zag, berwarna kuning-orange pada ujung sayap, hidup dalam masa 3 - 7 hari. Pada siang hari serangga ini beristirahat dibawah dahan yang horisontal, aman dari sinar matahari dan angin. Penyebaran Hama PBK Hama PBK dapat menyebar dan berkembang melalui : 1. Manusia, yaitu pupa yang melengket pada pakaian atau pada barang bawaan 2. Membawa buah dari lokasi yang terserang ke lokasi yang tidak terserang. 3. Bantuan angin, penyebarannya dapat berpindah dengan jarak yang cukup jauh, (mencapai 800 mtr) 4. Kebun yang tidak terawat 5. Kulit buah yang terserang dibiarkan terhambur Saat ini, penyebaran hama PBK hampir menyeluruh di propinsi penghasil kakao, meliputi Sulawesi, Maluku, Kalimantan, Sumatera, Papua, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, selain di Indonesia, PBK juga menyerang kebun kakao di Mindanao (Filipina), serta Sabah dan Serawak (Malaysia). GEJALA SERANGAN : 1. Terdapat bekas lubang pada permukaan kulit buah 2. Buah masak sebelum waktunya 3. Perkembangan buah tidak normal 4. Buah sulit dibelah 5. Biji saling berdempet Tanaman Inang Selain tanaman kakao, hama ini juga menyerang buah Rambutan (Nephellium lappaceum), Cola (Cola nitida, C. Acuminata), Nam-nam (Cynometa caulifora), Kasai (Pometia pinnata), Pulasan (Nephellium mutabile), Langsat (Lansium domesticum) dan Mata kucing (Nephelium malaiense). Pengendalian Setelah mengetahui siklus hidup PBK, akan memudahkan dalam hal pengendalian. Metode pengendalian yang pernah dilakukan adalah : 1. Praktek perkebunan kakao yang baik (P3S) yaitu Pemangkasan, Pemupukan, Panen teratur dan sanitasi. 2. Pengembangan musuh alami (Pengendalian hayati); a. Semut Hitam (Dolichoderus thoracicus) b. Rangrang (Oecophyla smaragdina) c. Jamur entomopatogen (Beauveria bassiana dan Phecilomyces fumosoroseus) 3. Sarungisasi (Penyelubungan buah) 4. Insektisida piretroid sintetik seperti deltametrin, fipronil, lamda sihalotrin, betasiflutrin, alfa sipermetrin dan esfenvalerat dengan konsentrasi formulasi 0,06 – 0,12 %. Atau sesuai dengan anjuran pemakaian masingmasing insektisida. 2. KEPIK PENGHISAP BUAH KAKAO (Helopeltis sp.) Ciri-ciri Morfologi - Telur berwarna putih berbentuk lonjong, diletakkan pada tangkai buah, jaringan kulit buah, tangkai daun muda, atau ranting. Lama periode telur 6 - 7 hari. - Nimfa Helopeltis sp bentuknya seperti serangga dewasa tetapi tidak bersayap, lama periode nimfa 10 - 11 hari. - Helopeltis sp dewasa (imago) pada bagian tengah tubuhnya berwarna jingga dan bagian belakang berwarna hitam atau kehijau-hijauan dengan garis putih. Pada bagian tengah tubuh terdapat embelan tengah lurus berbentuk jarum pentul, sayap dua pasang, tipis dan tembus pandang. Serangga betina dewasa selama hidupnya dapat meletakkan telurnya hingga 200 butir. Perkembangan dari telur hingga menjadi dewasa memerlukan waktu 21 - 24 hari. Gejala Serangan dan Kerusakan Hama Helopeltis sp muda (nimfa) dan dewasa (imago) menyerang kakao dengan cara menusuk dan menghisap cairan sel. Akibatnya timbul bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman. Serangan pada buah muda dapat menimbulkan kematian, atau berkembang terus tetapi permukaan buah menjadi retak dan bentuknya tidak normal, sehingga menyebabkan layu dan mati. Pada serangan berat, daun-daun gugur dan ranting mengeras. Serangan hama ini dapat menurunkan produksi sebesar 50 – 60 %, dan serangan yang berulang setiap tahun dapat menimbulkan kerugian sangat besar karena tanaman tidak sempat tumbuh normal. Tanaman Inang Kakao (T. Cacao), Teh (Camellia sinensis), Kina (Cinchona sp.), Kapok (Ceiba pentandra), Kayu manis (Cinnamomum burmanni), Rambutan (N. Lappaceum), dan Tephrosia spp. Pengendalian - Pemangkasan - Penyemprotan dengan menggunakan pestisida. Penyemprotan yang paling efektif yaitu jam 18.00 22.00 karena pada saat itu gerakan Helopeltis sp telah lamban atau diam sama sekali. - Pengendalian secara biologis dengan menggunakan semut hitam (Dolichoderus thoracicus). Semut hitam yang aktivitasnya pada buah karena adanya kutu putih akan mengganggu Helopeltis sp. dan Beauveria bassiana (jamur entomopatogen).