TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Pentingnya predasi sebagai strategi eksploitasi dapat diringkas dalam
empat kategori utama. Pertama, predator memainkan peran penting dalam aliran
energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai
pengendali dari populasi hewan yang dimakan. Ketiga, predator berperan dalam
menjaga kondisi dari populasi mangsa. Dan keempat, predator bertindak sebagai
agen selektif dalam evolusi mangsanya (Price, 1984).
Biologi Erionota thrax L.
Menurut
(Deptan, 2012) Erionota thrax L. Diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera
Family
: Hesperiidae
Genus
: Erionota
Spesies
: Erionota thrax L.
Perkawinan kupu – kupu ini dilakukan pada sore dan pagi hari.
Kupu-kupu ini bertelur pada waktu malam hari. Telurnya di lekatakan pada daun
bergerombol sebanyak 25 butir pada daun pisang yang masih utuh
(Gambar 1) (Praputra et al, 2011).
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Telur E. thrax
Sumber : Deptan, 2012
E. thrax termasuk ke dalam famili Hesperiidae, Ordo Lepidoptera. Telur
berwarna kuning dan menetas setelah mencapai umur 5-8 hari setelah diletakkan.
Imago meletakkan telur secara berkelompok kira-kira 25 butir pada permukaan
bawah daun yang utuh pada malam hari (Kalshoven, 1981).
Larva yang masih muda warnanya sedikit kehijauan dan tubuhnya tidak
dilapisi lilin. Larva yang ukurannya lebih besar berwarna putih kekuningan dan
tubuhnya dilapisi lilin (Gambar 2).
Gambar 2. Larva E. thrax
Sumber : Foto Langsung
Larva muda yang baru menetas memotong daun pisang secara miring mulai dari
bagian tepi daun lalu menggulung potongan tersebut. Stadium larva berlangsung
selama 28 hari. Larva makan dari bagian dalam gulungan tersebut, kemudian
membentuk gulungan yang lebih besar sesuai dengan perkembangan larva sampai
instar akhir. Mortalitas larva cukup tinggi pada larva muda karena pada
Universitas Sumatera Utara
permukaan tubuhnya belum ditutupi lilin dan gulungan daunnya masih terbuka
(Kalshoven, 1981).
Stadium prapupa lamanya adalah tiga hari, sedangkan stadium pupa 7 hari.
Memasuki stadium pupa, warna tubuh menjadi kuning terang. Sesuai
perkembangan, lambat laun tubuh pupa akan berubah warna menjadi agak gelap
dan akhirnya menjadi agak gelap dan akhirnya menjadi coklat agak gelap. Pupa
berada di dalam gulungan daun, dan dilapisi lilin. Panjang pupa ± 6 cm dan
mempunyai probosis. Stadium pupa berlangsung selama 8-12 hari (Gambar 3)
(Capinera, 2008 dalam Puspasari, 2010).
Gambar 3. Pupa E. thrax
Sumber : Foto Langsung
Imago E. thrax adalah kupu-kupu berwarna coklat dengan bintik kuning
pada kedua sayapnya. Panjang rentangan sayapnya kira-kira 7.5 cm. Imago
menghisap madu atau nektar bunga pisang. Imago aktif pada sore hari dan pagi
hari (Gambar 4) (Kalshoven, 1981).
Gambar 4. Imago E. thrax
Sumber : handsdw08.student.ipb.ac.id
Universitas Sumatera Utara
Biologi Spodoptera litura F.
Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Noctuidae
Genus
: Spodoptera
Spesies
: Spodoptera litura F.
Perkembangan hama ini dimulai dari peletakkan koloni telur pada helaian
daun sebelah bawah dengan jumlah 250-300 butir. Telur ditutupi jaringan halus
warna putih kekuningan. Koloni telur berwarna cokelat kekuningan Telur akan
menetas setelah berumur 3-5 hari (Gambar 5) (Purnama, 2003).
Gambar 5. Telur S. litura
Sumber: Foto Langsung
Larva yang baru keluar dari kelompok telur pada mulanya bergerombol
sampai instar ketiga. Larva berwarna hijau kelabu hitam. Larva terdiri 5-6 instar.
(BPTD, 2004) (Gambar 6).
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Larva S. litura
Sumber : Foto Langsung
Lama stadia larva 17-26 hari, yang terdiri dari larva instar 1 antara
5-6 hari, instar 2 antara 3-5 hari, instar 3 antara 3-6 hari, instar 4 antara 2-4 hari,
dan instar 5 antara 3-5 hari (Cardona et al, 2007).
Pupa berada di dalam tanah atau pasir. Pupa berbentuk oval memanjang
dan berwarna cokelat mengkilat. Tubuh pupa memiliki panjang dan lebar antara
22,29 + 0,7 mm dan 7,51 + 0,36 mm. Lama stadia pupa 9-14 hari
(Cardona et al, 2007) (Gambar 8).
Gambar 7. Pupa S. litura
Sumber : Foto Langsung
Ngengat aktif pada malam hari dan serangga betina bila meletakkan telur dalam
bentuk paket dan satu paket bisa mencapai 200-300 butir. Seekor betina bisa
meletakkan telur mencapai 800-1000 butir. Dan lama masa hidup imago 5-9 hari.
(Gambar 8) (Subandrijo et al, 1992).
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8. Imago S. litura
Sumber: Foto Langsung
Biologi Predator Rhynocoris fuscipes Fabricius
Menurut Djamin et al (1998), R. fuscipes F. dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Class
: Insecta
Order
: Hemiptera
Family
: Reduviidae
Genus
: Rhynocoris
Spesies
: R. fuscipes F.
Kebanyakan spesies di Amerika Utara memiliki sayap yang terbuka
sempurna dan beberapa spesies memiliki bulu-bulu pada sisi kakinya. Nimfa dari
spesies tertentu mengeluarkan zat yang lengket diatas dorsum, yang dilakukan
diantara dedaunan dan ranting-ranting, asalkan hewan tersebut dapat melakukan
penyamaran dengan baik. Telur diletakkan sendiri atau berkelompok, menempel
pada tanaman atau benda lain. Kepik pembunuh, termasuk Peduvius personatus,
Universitas Sumatera Utara
terkadang menyerang manusia, menimbulkan luka bakar yang menyakitkan.
Semua Reduviidae hidup diatas permukaan tanah (Ross et al, 1982).
R. fuscipes meletakkan telurnya yang lonjong, ujungnya datar, tegak lurus
pada permukaan daun tembakau sebelah bawah. Telur diletakkan berkelompok,
kurang lebih 37 butir/kelompok dengan daya tetas 96,11 persen. Panjang telur
0,16 kurang lebih 0,002 mm, lebarnya 0,03 kurang lebih 0,001 mm
(Djamin et al, 1998).
Telur diletakkan dalam kelompok, seekor betina dapat meletakkan 80 telur
dalam 6 minggu (Gambar 9)
Gambar 9. Telur R. fuscipes
Sumber : Foto Langsung
Perkembangan dilaboratorium dari telur sampai dewasa adalah 7,5 sampai 9,5
minggu, sementara di India 5-8 minggu. Lama hidup imago adalah 3 bulan. Pada
musim
hujan,
kepik
dewasa
bisa
mati
karena
disebabkan
bakteri
(Kalshoven, 1981).
Nimfa yang baru menetas hidup berkelompok, berwarna kuning keputihan.
Kemudian nimfa berwarna orange. Nimfa mempunyai masa stadia 36,5 hari.
Imago berwarna merah orange, kepala berwarna hitam, antena filiform. Pada
Universitas Sumatera Utara
mesoscutellum terdapat dua benjolan yang bulat, besar dan berwarna orange.
Sayap berwarna hitam. Tepi luar corium berwarna orange dan pada ujung sayap
belakang terdapat sebuah noktah hitam (Djamin et al, 1998).
Nimfa dari beberapa spesies memilii kelenjar yang melekat menyelimuti
tubuhnya dengan kotoran sebagai kamuflase. Nimfa bergerak secara lamban
secara berburu dan jika sudah mendekati mangsa, mangsa akan ditangkap dengan
gerakan yang mematikan. Mangsa yang sudah ditangkap akan segera lumpuh
akibat toksin yang dikeluarkan melalui stilet (Gambar 10)
Gambar 10. Nimfa R. fuscipes instar 3
Sumber : Foto Langsung
Seekor mangsa yang besar seringkali dihisap beberapa nimfa secara bersamasama. Nimfa dapat bertahan hidup tanpa adanya pakan untuk waktu yang cukup
lama. Karena perkembangannya yang lambat, Reduviidae kurang berperan dalam
mengendalikan hama yang sedang bergerak (Kalshoven, 1981).
Serangga dari famili Reduviidae merupakan salah satu serangga yang
anggotanya sebagian besar adalah predator serangga, ada juga yang menyerang
burung dan mamalia. Tergolong sebagai predator generalis dengan kisaran inang
yang agak sempit dan terbatas. Pada beberapa spesies mempunyai raptorial untuk
Universitas Sumatera Utara
menangkap mangsanya. Spesies yang memangsa laba-laba, memanfaatkan jaring
laba-laba untuk mendapatkan mangsanya (Bellow dan Fisher, 1999).
Kepik Reduviidae mempunyai empat ruas antena, dua oceli, dan tarsi tiga
ruas, stiletnya terdiri dari tiga ruas, pendek dan kokoh. Pada beberapa spesies
terdapat duri di bagian dorsal toraksnya (Gambar 11) (Bellow dan Fisher, 1999).
Gambar 11. Imago R. fuscipes
Sumber : Foto Langsung
Kepik Reduviidae hidup pada berbagai habitat. Beberapa aktif pada siang
hari dan biasanya berwarna cerah, yang lainnya ada yang aktif pada malam hari.
Beberapa hidup berkamuflase menyerupai kulit pohon (Bellow dan Fisher, 1999).
Cara predator memangsa
Kepik pembunuh (Hemiptera:Reduviidae) beragam dan merupakan
kelompok serangga yang tersebar luas. Pada umumnya disebutkan, sebagian besar
reduviids adalah predator, mangsa mereka biasanya terdiri dari serangga-serangga
lain. Reduviids memiliki adaptasi morfologi yang baik sebagai pemangsa.
Adaptasi tersebut seperti kaki anterior yang liar, serta bagian mulut penusuk yang
digunakan untuk menghisap cairan mangsanya (Borror et al, 1976).
Universitas Sumatera Utara
Lebih dari 4000 spesies Reduviidae berada pada satu family yaitu
Reduviidae, umumnya dikenal sebagai “kepik pembunuh”. Kebanyakan spesies
memasukkan bisa untuk melumpuhkan jaringan dan dapat membantu proses
pencernaannya, menjadi parah dan gigitan yang menyakitkan. Spesies dari
Triatoma dan Rhodnius porolixus, serangga yang biasa digunakan untuk
percobaan, membawa Trypanosoma cruzi, yang memyebabkan bentuk fatal dari
kematian (penyakit chagas) pada manusia. Pada banyak spesies memiliki kaki
depan yang liar (Gillot, 1982).
Universitas Sumatera Utara
Download