BAB I - Nawasis

advertisement
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
BAB II
PROFIL SANITASI WILAYAH
KABUPATEN SOPPENG
3.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PROMOSI HIGIENE
3.1.1 Tatanan Rumah Tangga
3.1.2 Tatanan Sekolah
3.1.3
3.2 PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
3.2.1 Kelembagaan
3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
Peta 3.1 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik
Peta 3.2 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan air Limbah Domestik
3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK
3.2.4 “Pemetaan” Media
3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha
3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan
3.2.7 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak
3.2.8
3.3 PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
3.3.1 Kelembagaan
3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
Peta 3.3 Peta Cakupan Layanan Persampahan(Ukuran A3)
Peta 3.4 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Persampahan (Ukuran A3)
3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK
3.3.4 “Pemetaan” Media
3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha
3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan
3.3.7 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
1
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
3.4 PENGELOLAAN DRAINASE LINGKUNGAN
3.4.1 Kelembagaan
Dalam pengelolaan drainase lingkungan Pemerintah Kabupaten soppeng berpijak pada
beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku baik di tingkat nasional atau
pusat, propinsi maupun daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Pemukiman
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang
Pengaturan Air.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
Keputusan Presiden Republik Indonesia
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995
tentang Program Kali Bersih.
Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis
Pengelolaan Drainase Perkotaan.
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi.
Peraturan Daerah Kab. Soppeng
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
2
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
Tabel 3.29 : Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan
Drainase Lingkungan
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah Kota
Swasta
Masyarakat
PERENCANAAN
- Menyusun target pengelolaan drainase
Bappeda
lingkungan skala kota
- - Menyusun rencana program drainase
Bappeda
lingkungan dalam rangka pencapaian target
- Menyusun rencana anggaran program
DPU dan Bappeda &
drainase lingkkungan dalam rangka
PM
pencapaian target
PENGADAAN SARANA
- Menyediakan/ membangun sarana drainase
DPU
lingkungan
PENGELOLAAN
- Membersihkan saluran drainase lingkungan
Dinas Kebersihan
- Memperbaiki saluran drainase yang rusak
DPU
- Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas
DPU dan Dinas Tata
teknis bangunan (saluran drainase
Swadaya
Kota
lingkungan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
- Menyediakan advis planning untuk
pengembangan kawasan permukiman,
DPU
termaksud penataan drainase lingkungan di
wilayah yang akan dibangun
- Memastikan integrasi sistem drainase
lingkungan (sekunder) dengan sistem
DPU
drainase skunder dan primer
- Melakukan sosialisasi peraturan dan
pembinaan dalam hal pengelolaan drainase
Bappeda dan DPU
lingkungan
- Memberikan sanksi terhadap pelanggaran
pengelolaan drainase lingkungan
MONITORING DAN EVALUASI
- Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap capaian target pengelolaan Bappeda dan DPU
drainase lingkungan skala kota
- Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap kapasitas infrastruktur sarana
Bappeda dan DPU
pengelolaa drainase lingkungan
- Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap efektifitas layanan drainase
lingkngan dan atau menamoung serta
Bappeda dan DPU
mengelola keluhan atas kemacetan fungsi
drainase lingkungan
Tabel 3.30 : Peta Peraturan Drainase Lingkungan
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
3
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
KETERSEDIAAN
PELAKSANAAN
PERATURAN
ADA
(SEBUTKAN
)
TIDAK
ADA
EFEKTIF
DILAKSANAKA
N
BELUM
EFEKTIF
DILAKSANAKA
N
TIDAK EFEKTIF
DILAKSANAKA
N
a
b
c
d
e
f
KE
T
g
• Target Capaian
•
•
•
•
Pelayanan
Pengelolaan
Drainase
Lingkungan di
Kabupaten
soppeng
Kewajiban dan
Sanksi bagi
Pemerintah Kota
dalam
Menyediakan
Drainase
Lingkungan
kewajiban dan
Sanksi bagi
Pemerintah Kota
dalam
Memberdayakan
Masyarakat dalam
Pengelolaan
Drainase
Lingkungan
kewajiban dan
Sanksi bagi
Masyarakat dan
Pengembang untuk
menyediakan
sarana Drainase
Lingkungan, dan
Menghubungkanny
a dengan Sistem
drainase Sekunder
kewajiban dan
Sanksi bagi
Masyarakat untuk
Memelihara
Sarana Drainase
Lingkungan
sebagai Saluran
Pematusan Air
Hujan
√
√
√
√
√
3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
Strategi penanganan sistem drainase Kabupaten soppeng di bagi dalam 7 (tujuh) zone
dengan maksud untuk memudahkan dalam sistem pengaliran dan pembuangan air
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
4
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
sehingga tidak terjadinya pengaliran searah yang akan memberikan beban yang cukup
berat apabila diarah pada satu wilayah pembuangan. Berikut pembagian zona
penanganan sistem drainase Kabupaten soppeng :
1.
Peta 3.5 Peta Jaringan Drainase
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
5
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
Tabel 3.31 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan drainase Lingkungan
INPUT
USER
INTERFACE
PENAMPUNGA
N AWAL
PENGALIRAN
PENGOL
AHAN
AKTIF
PEMBUANG
AN/DAUR
ULANG
KODE/
NAMA
ALIRAN
a
b
c
d
e
f
g
Grey
Water
Air
Cucian
Dari
Dapur
Air
Bekas
Mandi
Air
Cucian
Pakaia
n
Atap
Bangu
nan
Pekara
ngan
Jalan
Ruang
Publik
Tempat Cuci
Piring
Ke sistem air limbah
setempat/terpusat
Kamar Mandi
Tempat Cuci
Pakaian
Talang
Sumur
Resapan
Drainase
Lingkungan
Kesaluran/Sungai/Laut diluar
kendali Pemerintah
Tabel 3.32 Sistem Pengelolaan Drainase Yang Ada Di Kabupaten soppeng
Kelompok
Teknologi yang
Jenis Data
(Perkiraan) Nilai
Sumber
Fungsi
digunakan
Sekunder
Data
Data
a
b
c
d
e
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
6
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
Kelompok
Fungsi
a
Teknologi yang
digunakan
b
Jenis Data
Sekunder
c
(Perkiraan) Nilai
Data
d
Sumber
Data
e
3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK
Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase lingkungan di
Kabupaten soppeng secara keseluruhan masih kurang, hal ini terlihat dari prilaku
masyarakat terhadap pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Akan tetapi sudah ada
keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam pembersihan saluran drainase lingkungan
yang sudah dikelola oleh masyarakat secara partisipatif. Perilaku masyarakat yang dapat
kita amati di wilayah Kabupaten soppeng adalah masyarakat masih menggunakan
drainase sebagai saluran pembuangan sampah yang praktis. Akibatnya selalu terjadi
penyumbatan saluran drainase lingkungan. Kecenderungan yang lainnya adalah sering
kali diatas drainase digunakan sebagai tempat usaha masyarakat sehingga seringkali
menyebabkan kesulitan dari petugas kebersihan untuk membersihan saluran drainase.
Peran serta masyarakat Yang lain didalam mendukung penanganan Drainase hanya
dilakukan pada saat acara–acara tertentu seperti memeriahkan hari ulang tahun
kemerdekaan Bangsa Indonesia yang kegiatannya dilakukan secara gotong royong
dengan membersihkan lingkungan sekitar termaksud saluran yang ada, Kegiatan seperti
ini diadakan 1 – 2 kali dalam setahun.
Peran serta masyarakat yang bisa diharapkan dan dekat dengan kegiatan kesehatan
adalah kader Posyandu. Kader Posyandu merupakan kader yang mempunyai hubungan
yang cukup dekat dengan masyarakat khususnya para ibu rumah tangga yang
kesehariannya selalu melakukan aktifitas yang berhubungan dengan Saluran Drainase.
Para kader Posyandu bisa diharapkan untuk memberikan bimbingan terhadap para ibu
rumah tangga didalam hal memberikan informasi betapa pentingnya kegiatan menjaga
Saluran Drainase yang telah ada.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
7
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
Tabel 3.33 Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kec/Kel
Jumlah
Kelurahan
RT
Kondisi
Drainase Saat
ini
Pembersihan
Drainase
Rutin
Tidak
Rutin
RW
1
2
3
Kelurahan
A
10
5
Lancar
Tdk
lancar
L
P
L
P
4
5
6
7
8
9
Pengelola oleh
Pemerintah
Kota
10
bangunan di
Atas Saluran
Masyarakat
(RT/RW)
Kelurahan
11
Swasta
L
P
12
13
14
Ada
Tidak
Ada
15
16
v
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
8
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat
KONDISI SARANA SAAT INI
NO
ASPEK PMJK
PELAKSANA/PJ
TAHUN
NUSSP
Dinas PU
(ADB)
2008 s/d
2010
√
0
0
0
2
Pembangunan
Saluran Drainase/
Gorong-Gorong
Dinas PU
(APBD)
2008 s/d
Skrg
√
0
0
0
3
PNPM
BKM
2007 s/d
2010
√
1
SUB SEKTOR
NAMA PROGRAM/
PROYEK/LAYANAN
Drainase
Lingkungan
TIDAK
FUNGSI
FUNGSI
RUSAK
PM
JDR
MBR
√
3.4.4 “Pemetaan” Media
Tabel 3.35 Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kabupaten soppeng
NO
KEGIATAN
TAHUN
DINAS
PELAKSANA
TUJUAN KEGIATAN
KHALAYAK
SASARAN
PESAN
KUNCI
PEMBELAJARAN
a
b
c
d
e
f
g
h
1
2
3
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
9
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
NO
KEGIATAN
NO
TAHUN
DINAS
PELAKSANA
KHALAYAK
SASARAN
TUJUAN KEGIATAN
PESAN
KUNCI
Tabel 3.35 Media Komunikasi Yang Ada di Kabupaten soppeng
ISU YANG
NAMA MEDIA
JENIS ACARA
PESAN KUNCI
DIANGKAT
a
b
c
d
PEMBELAJARAN
PENDAPAT MEDIA
e
f
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tabel 3.37 Kerjasama Terkait Sanitasi
NO
NAMA KEGIATAN
JENIS KEGIATAN
SANITASI
MITRA KERJASAMA
BENTUK KERJASAMA
a
b
c
d
e
Unilever
1
kampanye Cuci tangan
pakai sabun
PHBS
Susu Bendera
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
In kind
uang tunai meskipun
sangat sedikit
10
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
NO
NAMA KEGIATAN
JENIS KEGIATAN
SANITASI
MITRA KERJASAMA
BENTUK KERJASAMA
a
b
c
d
e
Tabel 3.38 Daftar Mitra Potensial
NO
NAMA MITRA
JENIS KEGIATAN
SANITASI
BENTUK KERJASAMA
a
b
c
d
1
Unilever
PHBS
In Kind
3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
11
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
Peran Pemerintah Kabupaten soppeng masih sangat dominan sedangkan sektor swasta
belum banyak berperan. Untuk menunjang penanganan drainase lingkungan di kota,
selama ini masih sangat tergantung oleh alokasi dana pemerintah yang sangat terbatas,
sedangkan sektor swasta belum banyak berperan. Padahal penanganan drainase
sebenarnya bukan hanya melulu diemban oleh pemerintah akan tetapi pihak swasta juga
memiliki kewajiban turut serta dalam penanganan drainase kota. Kedepan perlu di
dorong peran serta sektor swasta dalam pembiayaan pengelolaan drainase melalui
skema-skema kerjasama yang ideal antara pemerintak Kabupaten soppeng dengan para
pelaku dunia usaha. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan
Pendanaan yang digunakan berkaitan dengan drainase lingkungan bersumber dari
APBD Kabupaten soppeng, APBD Provinsi serta dukungan dari masyarakat, swasta dan
APBN. Pada tahapan pembangunan drainase, pembiayaan terdapat pada Dinas
Pekerjaan Umum dan PNPM sedangkan pada tahapan pengelolaan pembiayaan
terdapat pada Dinas Kebersihan dan peran serta dari swadaya masyarakat.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Tabel 3.40 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Pengelolaan
Drainase
No
Subsektor/SKPD
2008
2009
2010
2011
2012
Rata-Rata
Pertumbuhan
(%)
a
b
c
d
e
f
g
h
i
1
Drainase Lingkungan 4.229.997
5.424.368 3.884.215 6.325.205 2.784.466.062
3.4.7 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak
Drainase Kabupaten soppeng relatif banyak yang telah tertangani secara fisik. Baik
saluran primer, sekunder maupun tersier khususnya yang berasal dari proyek Sulawesi II
UDP. Namun akibat perkembangan kota dan terbukanya jalan-jalan baru serta
terbangunnya beberapa kawasan perdagangan dan pemukiman maka kantong-kantong
air sebagai tangkapan hujan telah banyak yang beralih fungsi sehingga menyebabkan
volume air yang melalui drainase kota semakin meningkat ditambah lagi endapan
lumpur/sedimen akibat bawaan air hujan mengakibatkan volume saluran semakin
terbatas untuk mengalirkan air. Hal ini memunculkan persoalan baru karena di beberapa
lokasi pusat kota dan permukiman baru rawan akan genangan air atau banjir pada saat
musim hujan.
Keadaan eksisting drainase Kabupaten soppeng sangat tergantung dengan jumlah
lokasi rawan banjir (genangan) sebanyak 11 lokasi, dengan lamanya genangan antara 3
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
12
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
sampai 24 jam. Secara umum masalah drainase di Kabupaten soppeng adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh ketinggian (kontur) serta pola Pembangunan yang cenderung mengikuti
jalur jalan (ribbon development)
2. Pengaruh pasang surut, utamanya pada daerah–daerah yang rendah terhadap
permukaan laut.
3. Pembuatan saluran buangan yang hanya mengalirkan ke sungai, dengan tidak
memperhitungkan daya tampung limpahan pada musim hujan
4. Kurangnya pemeliharaan (penyempitan saluran/gorong-gorong)
5. Hambatan Hidrolisis (lekukan, cekungan, kemiringan, pembangunan duiker yang
rendah, dsb)
6. Beban saluran yang terlalu besar, sehingga penampungan tidak dapat dimuat
7. Pembangunan rumah di daerah tangkapan air
8. Kurang mengertinya masyarakat akan arti pentingnya Drainase
9. Masyarakat tidak memprioritaskan Saluran Drainase didalam pembangunan rumah
mereka.
10. Masalah koneksitas dari drainase primer ke sekunder, kemudian ke tersier
11. Drainase perumahan tidak terkoneksi dengan sistem drainase kota
12. Drainase hanya berupa selokan untuk memindahkan air hujan
13. Belum adanya pendanaan khusus dari Pemerintah Pusat ke Drainase Lingkungan
Pemukiman di daerah – daerah.
3.5 PENGELOLAAN KOMPONEN TERKAIT SANITASI
3.5.1 Pengelolaan Air Bersih
Instansi Pemerintah Kabupaten soppeng yang menangani dan terkait dalam penyediaan
air bersih adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anoa yang merupakan
satu-satunya perusahaan yang bergerak dalam penyediaan air minum untuk kebutuhan
masyarakat. Secara Keseluruhan PDAM Kabupaten soppeng memiliki 7 (tujuh) sumber
air baku yang produktif hingga sekarang. Sebelum intake Sungai Pohara dan Instalasi
Pengolahan Air (IPA) Punggolaka dibangun dan beroperasi pada tahun 1980, sumber air
baku PDAM Kabupaten soppeng berasal dari air permukaan yang disadap langsung
dengan pompa dan dialirkan dengan pipa transmisi menuju konsumen tanpa
menggunakan IPA. Lokasi sumber ini terletak di wilayah Gunung Jati dengan area
pelayanan meliputi Gunung Jati, Sodohoa, dan Kendari.
Sistem penyediaan dan pengelolaan air minum di Kabupaten soppeng yang dikelola oleh
PDAM Tirta Anoa memiliki kapasitas produksi total sebesar 374 liter/detik dengan tingkat
kehilangan air mencapai 30,8 % . Berikut ini kapasitas sumber air baku yang sudah
dimanfaatkan oleh PDAM Tirta Anoa :
1. Air permukaan Sungai Pohara, kapasitas produksi 212 liter/detik dengan Kapasitas
terpasang 400 liter/detik.
2. Mata air Anggoeya, Kapasitas produksi 35 liter/detik dengan kapasitas terpasang 40
liter/detik.
3. Mata air dan air permukaan Anduonohu, kapasitas produksi 3 liter/detik dengan
kapasitas terpasang 5 liter/detik.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
13
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
4. Mata air Gunung Jati, Kapasitas produksi 2 liter/detik dengan kapasitas terpasang 5
liter/detik.
5. Air sumur dalam Lepo-Lepo Indah, Kapasitas produksi 0,3 liter/detik dengan
kapasitas terpasang 1 liter/detik.
6. Air permukaan Sungai Wanggu, Kapasitas produksi 20 liter/detik dengan kapasitas
terpasang 20 liter/detik.
7. Mata Air Matabondu, Kapasitas produksi 100 liter/detik dengan kapasitas terpasang
100 liter/detik.
Jumlah pelanggan PDAM Tirta anoa saat ini mencapai 24.091 SR (Bruto : 25.000 SR)
atau mencapai 60,3 % cakupan pelayanan. Panjang pipa distribusi PDAM Tirta Anoa
mencapai ± 375 KM dengan jumlah air terdistribusi mencapai 6.720.000 m3/tahun dan
Jumlah air terjual
4.320.000 m3/tahun.
Tingkat kebocoran yang terjadi di PDAM Kabupaten soppeng tergolong tinggi, yaitu
sebesar 30,8 % tetapi ini telah mengalami penurunan sebesar 1,77 % jika dibandingkan
dengan tingkat kebocoran pada tahun 2009 yang sebesar 32,57 % (Data laporan kinerja
PDAM Kabupaten soppeng tahun 2009). Penyebab utama daripada tingginya tingkat
kebocoran ini disebabkan oleh usia pipa yang sudah melampaui usia manfaat (di atas 20
tahun). Hal lain adalah diakibatkan oleh pencurian air, rusak dan belum terpasangnya
sebagian besar meter air pelanggan. Terdapat ± 5000 unit kerusakan yang terjadi pada
meter air pelanggan. Disamping itu juga faktor human error yang tak kalah turut
mempengaruhi, yaitu ketidakakuratan pencacatan meter air pelanggan oleh petugas.
Secara umum rumusan masalah yang dihadapi oleh PDAM Kabupaten soppeng adalah
hal-hal yang terkait dengan aspek teknis, keuangan, dan manajemen. Namun secara
spesifik, masalah PDAM adalah sebagai berikut :
 Kapasitas produksi yang masih sangat terbatas, hanya 374 liter/detik dengan tingkat
kehilangan air mencapai 30,8 %.
 Eksisting jaringan masih kurang karena belum menjangkau daerah pengembangan,
khususnya daerah - daerah kecamatan yang belum terjangkau;
 Kurangnya tekanan pada ujung jaringan pelayanan akibat jauhnya lokasl pelayanan dan
kurangnya penempatan Air Valve dan kurangnya daya listrik untuk mengoperasikan
Pompa Pendorong (boster Pump);
 Besarnya biaya operasional produksi akibat dari beban biaya operasional listrk (belum
Full Cost Recovery);
 Masih rendahnya kualitas SDM.
Disadari bahwa kapasitas sumber daya dan kemampuan sistem kapasitas produksi yang
tersedia masih terbatas dan perlu terus ditingkatkan. Untuk itu harus dikelola dengon
sistem manajemen yang baik dan profesional agar dapat secara terus menerus memenuhi
kebutuhan air bagi masyarakat Kabupaten soppeng.
Peta 3.6 Peta Cakupan Layanan air Bersih
Tabel 3.41 Jumlah Pelanggan Per Kecamatan
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
14
KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012
No
Uraian
Sistem Perpipaan
Satuan
Keterangan
3.5.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga
Di Kabupaten soppeng, sebagian besar dari industri terutama industri yang berskala
kecil/industri rumah tangga dan sedang tidak memiliki sistem pengelolaan air limbah.
Padahal air limbah industri merupakan bahan pencemar yang potensial di Kabupaten
soppeng, khususnya yang berasal dari industri yang berada di sepanjang DAS (Daerah
Aliran Sungai) baik yang menghasilkan air limbah organik maupun anorganik. Air
buangan industri (industrial wastes water) berasal dari berbagai jenis industry akibat
proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan
bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antaralain : nitrogen, sulfide,
amoniak, lemak garam-garam zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut dan
sebagainya. Oleh sebab itu,perlu dilakukan pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak
menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
Tabel 3.42 Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten soppeng
Kapasitas
Jenis Industri
Jumlah
Jenis
Lokasi
Rumah Tangga
Industri RT
Pengolahan
(m3/hari)
Peta 5.1 Peta Area Berisik
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG
15
Download