KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB II PROFIL SANITASI WILAYAH KABUPATEN SOPPENG 3.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PROMOSI HIGIENE 3.1.1 Tatanan Rumah Tangga 3.1.2 Tatanan Sekolah 3.1.3 3.2 PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK 3.2.1 Kelembagaan 3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Peta 3.1 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Peta 3.2 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan air Limbah Domestik 3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK 3.2.4 “Pemetaan” Media 3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha 3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan 3.2.7 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak 3.2.8 3.3 PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 3.3.1 Kelembagaan 3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Peta 3.3 Peta Cakupan Layanan Persampahan(Ukuran A3) Peta 3.4 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Persampahan (Ukuran A3) 3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK 3.3.4 “Pemetaan” Media 3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha 3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan 3.3.7 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG 1 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 3.4 PENGELOLAAN DRAINASE LINGKUNGAN 3.4.1 Kelembagaan Dalam pengelolaan drainase lingkungan Pemerintah Kabupaten soppeng berpijak pada beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku baik di tingkat nasional atau pusat, propinsi maupun daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai. Keputusan Presiden Republik Indonesia Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih. Petunjuk Teknis 1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan. 2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi. Peraturan Daerah Kab. Soppeng BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG 2 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 Tabel 3.29 : Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Kota Swasta Masyarakat PERENCANAAN - Menyusun target pengelolaan drainase Bappeda lingkungan skala kota - - Menyusun rencana program drainase Bappeda lingkungan dalam rangka pencapaian target - Menyusun rencana anggaran program DPU dan Bappeda & drainase lingkkungan dalam rangka PM pencapaian target PENGADAAN SARANA - Menyediakan/ membangun sarana drainase DPU lingkungan PENGELOLAAN - Membersihkan saluran drainase lingkungan Dinas Kebersihan - Memperbaiki saluran drainase yang rusak DPU - Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas DPU dan Dinas Tata teknis bangunan (saluran drainase Swadaya Kota lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN - Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, DPU termaksud penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun - Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem DPU drainase skunder dan primer - Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase Bappeda dan DPU lingkungan - Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan MONITORING DAN EVALUASI - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan Bappeda dan DPU drainase lingkungan skala kota - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana Bappeda dan DPU pengelolaa drainase lingkungan - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan drainase lingkngan dan atau menamoung serta Bappeda dan DPU mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan Tabel 3.30 : Peta Peraturan Drainase Lingkungan BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG 3 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 KETERSEDIAAN PELAKSANAAN PERATURAN ADA (SEBUTKAN ) TIDAK ADA EFEKTIF DILAKSANAKA N BELUM EFEKTIF DILAKSANAKA N TIDAK EFEKTIF DILAKSANAKA N a b c d e f KE T g • Target Capaian • • • • Pelayanan Pengelolaan Drainase Lingkungan di Kabupaten soppeng Kewajiban dan Sanksi bagi Pemerintah Kota dalam Menyediakan Drainase Lingkungan kewajiban dan Sanksi bagi Pemerintah Kota dalam Memberdayakan Masyarakat dalam Pengelolaan Drainase Lingkungan kewajiban dan Sanksi bagi Masyarakat dan Pengembang untuk menyediakan sarana Drainase Lingkungan, dan Menghubungkanny a dengan Sistem drainase Sekunder kewajiban dan Sanksi bagi Masyarakat untuk Memelihara Sarana Drainase Lingkungan sebagai Saluran Pematusan Air Hujan √ √ √ √ √ 3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Strategi penanganan sistem drainase Kabupaten soppeng di bagi dalam 7 (tujuh) zone dengan maksud untuk memudahkan dalam sistem pengaliran dan pembuangan air BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG 4 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 sehingga tidak terjadinya pengaliran searah yang akan memberikan beban yang cukup berat apabila diarah pada satu wilayah pembuangan. Berikut pembagian zona penanganan sistem drainase Kabupaten soppeng : 1. Peta 3.5 Peta Jaringan Drainase BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG 5 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 Tabel 3.31 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan drainase Lingkungan INPUT USER INTERFACE PENAMPUNGA N AWAL PENGALIRAN PENGOL AHAN AKTIF PEMBUANG AN/DAUR ULANG KODE/ NAMA ALIRAN a b c d e f g Grey Water Air Cucian Dari Dapur Air Bekas Mandi Air Cucian Pakaia n Atap Bangu nan Pekara ngan Jalan Ruang Publik Tempat Cuci Piring Ke sistem air limbah setempat/terpusat Kamar Mandi Tempat Cuci Pakaian Talang Sumur Resapan Drainase Lingkungan Kesaluran/Sungai/Laut diluar kendali Pemerintah Tabel 3.32 Sistem Pengelolaan Drainase Yang Ada Di Kabupaten soppeng Kelompok Teknologi yang Jenis Data (Perkiraan) Nilai Sumber Fungsi digunakan Sekunder Data Data a b c d e BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG 6 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 Kelompok Fungsi a Teknologi yang digunakan b Jenis Data Sekunder c (Perkiraan) Nilai Data d Sumber Data e 3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten soppeng secara keseluruhan masih kurang, hal ini terlihat dari prilaku masyarakat terhadap pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Akan tetapi sudah ada keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam pembersihan saluran drainase lingkungan yang sudah dikelola oleh masyarakat secara partisipatif. Perilaku masyarakat yang dapat kita amati di wilayah Kabupaten soppeng adalah masyarakat masih menggunakan drainase sebagai saluran pembuangan sampah yang praktis. Akibatnya selalu terjadi penyumbatan saluran drainase lingkungan. Kecenderungan yang lainnya adalah sering kali diatas drainase digunakan sebagai tempat usaha masyarakat sehingga seringkali menyebabkan kesulitan dari petugas kebersihan untuk membersihan saluran drainase. Peran serta masyarakat Yang lain didalam mendukung penanganan Drainase hanya dilakukan pada saat acara–acara tertentu seperti memeriahkan hari ulang tahun kemerdekaan Bangsa Indonesia yang kegiatannya dilakukan secara gotong royong dengan membersihkan lingkungan sekitar termaksud saluran yang ada, Kegiatan seperti ini diadakan 1 – 2 kali dalam setahun. Peran serta masyarakat yang bisa diharapkan dan dekat dengan kegiatan kesehatan adalah kader Posyandu. Kader Posyandu merupakan kader yang mempunyai hubungan yang cukup dekat dengan masyarakat khususnya para ibu rumah tangga yang kesehariannya selalu melakukan aktifitas yang berhubungan dengan Saluran Drainase. Para kader Posyandu bisa diharapkan untuk memberikan bimbingan terhadap para ibu rumah tangga didalam hal memberikan informasi betapa pentingnya kegiatan menjaga Saluran Drainase yang telah ada. BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG 7 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 Tabel 3.33 Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kec/Kel Jumlah Kelurahan RT Kondisi Drainase Saat ini Pembersihan Drainase Rutin Tidak Rutin RW 1 2 3 Kelurahan A 10 5 Lancar Tdk lancar L P L P 4 5 6 7 8 9 Pengelola oleh Pemerintah Kota 10 bangunan di Atas Saluran Masyarakat (RT/RW) Kelurahan 11 Swasta L P 12 13 14 Ada Tidak Ada 15 16 v BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG 8 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat KONDISI SARANA SAAT INI NO ASPEK PMJK PELAKSANA/PJ TAHUN NUSSP Dinas PU (ADB) 2008 s/d 2010 √ 0 0 0 2 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-Gorong Dinas PU (APBD) 2008 s/d Skrg √ 0 0 0 3 PNPM BKM 2007 s/d 2010 √ 1 SUB SEKTOR NAMA PROGRAM/ PROYEK/LAYANAN Drainase Lingkungan TIDAK FUNGSI FUNGSI RUSAK PM JDR MBR √ 3.4.4 “Pemetaan” Media Tabel 3.35 Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kabupaten soppeng NO KEGIATAN TAHUN DINAS PELAKSANA TUJUAN KEGIATAN KHALAYAK SASARAN PESAN KUNCI PEMBELAJARAN a b c d e f g h 1 2 3 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG 9 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 NO KEGIATAN NO TAHUN DINAS PELAKSANA KHALAYAK SASARAN TUJUAN KEGIATAN PESAN KUNCI Tabel 3.35 Media Komunikasi Yang Ada di Kabupaten soppeng ISU YANG NAMA MEDIA JENIS ACARA PESAN KUNCI DIANGKAT a b c d PEMBELAJARAN PENDAPAT MEDIA e f 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tabel 3.37 Kerjasama Terkait Sanitasi NO NAMA KEGIATAN JENIS KEGIATAN SANITASI MITRA KERJASAMA BENTUK KERJASAMA a b c d e Unilever 1 kampanye Cuci tangan pakai sabun PHBS Susu Bendera BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG In kind uang tunai meskipun sangat sedikit 10 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 NO NAMA KEGIATAN JENIS KEGIATAN SANITASI MITRA KERJASAMA BENTUK KERJASAMA a b c d e Tabel 3.38 Daftar Mitra Potensial NO NAMA MITRA JENIS KEGIATAN SANITASI BENTUK KERJASAMA a b c d 1 Unilever PHBS In Kind 3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG 11 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 Peran Pemerintah Kabupaten soppeng masih sangat dominan sedangkan sektor swasta belum banyak berperan. Untuk menunjang penanganan drainase lingkungan di kota, selama ini masih sangat tergantung oleh alokasi dana pemerintah yang sangat terbatas, sedangkan sektor swasta belum banyak berperan. Padahal penanganan drainase sebenarnya bukan hanya melulu diemban oleh pemerintah akan tetapi pihak swasta juga memiliki kewajiban turut serta dalam penanganan drainase kota. Kedepan perlu di dorong peran serta sektor swasta dalam pembiayaan pengelolaan drainase melalui skema-skema kerjasama yang ideal antara pemerintak Kabupaten soppeng dengan para pelaku dunia usaha. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan yang digunakan berkaitan dengan drainase lingkungan bersumber dari APBD Kabupaten soppeng, APBD Provinsi serta dukungan dari masyarakat, swasta dan APBN. Pada tahapan pembangunan drainase, pembiayaan terdapat pada Dinas Pekerjaan Umum dan PNPM sedangkan pada tahapan pengelolaan pembiayaan terdapat pada Dinas Kebersihan dan peran serta dari swadaya masyarakat. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Tabel 3.40 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Pengelolaan Drainase No Subsektor/SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-Rata Pertumbuhan (%) a b c d e f g h i 1 Drainase Lingkungan 4.229.997 5.424.368 3.884.215 6.325.205 2.784.466.062 3.4.7 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Drainase Kabupaten soppeng relatif banyak yang telah tertangani secara fisik. Baik saluran primer, sekunder maupun tersier khususnya yang berasal dari proyek Sulawesi II UDP. Namun akibat perkembangan kota dan terbukanya jalan-jalan baru serta terbangunnya beberapa kawasan perdagangan dan pemukiman maka kantong-kantong air sebagai tangkapan hujan telah banyak yang beralih fungsi sehingga menyebabkan volume air yang melalui drainase kota semakin meningkat ditambah lagi endapan lumpur/sedimen akibat bawaan air hujan mengakibatkan volume saluran semakin terbatas untuk mengalirkan air. Hal ini memunculkan persoalan baru karena di beberapa lokasi pusat kota dan permukiman baru rawan akan genangan air atau banjir pada saat musim hujan. Keadaan eksisting drainase Kabupaten soppeng sangat tergantung dengan jumlah lokasi rawan banjir (genangan) sebanyak 11 lokasi, dengan lamanya genangan antara 3 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG 12 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 sampai 24 jam. Secara umum masalah drainase di Kabupaten soppeng adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh ketinggian (kontur) serta pola Pembangunan yang cenderung mengikuti jalur jalan (ribbon development) 2. Pengaruh pasang surut, utamanya pada daerah–daerah yang rendah terhadap permukaan laut. 3. Pembuatan saluran buangan yang hanya mengalirkan ke sungai, dengan tidak memperhitungkan daya tampung limpahan pada musim hujan 4. Kurangnya pemeliharaan (penyempitan saluran/gorong-gorong) 5. Hambatan Hidrolisis (lekukan, cekungan, kemiringan, pembangunan duiker yang rendah, dsb) 6. Beban saluran yang terlalu besar, sehingga penampungan tidak dapat dimuat 7. Pembangunan rumah di daerah tangkapan air 8. Kurang mengertinya masyarakat akan arti pentingnya Drainase 9. Masyarakat tidak memprioritaskan Saluran Drainase didalam pembangunan rumah mereka. 10. Masalah koneksitas dari drainase primer ke sekunder, kemudian ke tersier 11. Drainase perumahan tidak terkoneksi dengan sistem drainase kota 12. Drainase hanya berupa selokan untuk memindahkan air hujan 13. Belum adanya pendanaan khusus dari Pemerintah Pusat ke Drainase Lingkungan Pemukiman di daerah – daerah. 3.5 PENGELOLAAN KOMPONEN TERKAIT SANITASI 3.5.1 Pengelolaan Air Bersih Instansi Pemerintah Kabupaten soppeng yang menangani dan terkait dalam penyediaan air bersih adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anoa yang merupakan satu-satunya perusahaan yang bergerak dalam penyediaan air minum untuk kebutuhan masyarakat. Secara Keseluruhan PDAM Kabupaten soppeng memiliki 7 (tujuh) sumber air baku yang produktif hingga sekarang. Sebelum intake Sungai Pohara dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Punggolaka dibangun dan beroperasi pada tahun 1980, sumber air baku PDAM Kabupaten soppeng berasal dari air permukaan yang disadap langsung dengan pompa dan dialirkan dengan pipa transmisi menuju konsumen tanpa menggunakan IPA. Lokasi sumber ini terletak di wilayah Gunung Jati dengan area pelayanan meliputi Gunung Jati, Sodohoa, dan Kendari. Sistem penyediaan dan pengelolaan air minum di Kabupaten soppeng yang dikelola oleh PDAM Tirta Anoa memiliki kapasitas produksi total sebesar 374 liter/detik dengan tingkat kehilangan air mencapai 30,8 % . Berikut ini kapasitas sumber air baku yang sudah dimanfaatkan oleh PDAM Tirta Anoa : 1. Air permukaan Sungai Pohara, kapasitas produksi 212 liter/detik dengan Kapasitas terpasang 400 liter/detik. 2. Mata air Anggoeya, Kapasitas produksi 35 liter/detik dengan kapasitas terpasang 40 liter/detik. 3. Mata air dan air permukaan Anduonohu, kapasitas produksi 3 liter/detik dengan kapasitas terpasang 5 liter/detik. BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG 13 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 4. Mata air Gunung Jati, Kapasitas produksi 2 liter/detik dengan kapasitas terpasang 5 liter/detik. 5. Air sumur dalam Lepo-Lepo Indah, Kapasitas produksi 0,3 liter/detik dengan kapasitas terpasang 1 liter/detik. 6. Air permukaan Sungai Wanggu, Kapasitas produksi 20 liter/detik dengan kapasitas terpasang 20 liter/detik. 7. Mata Air Matabondu, Kapasitas produksi 100 liter/detik dengan kapasitas terpasang 100 liter/detik. Jumlah pelanggan PDAM Tirta anoa saat ini mencapai 24.091 SR (Bruto : 25.000 SR) atau mencapai 60,3 % cakupan pelayanan. Panjang pipa distribusi PDAM Tirta Anoa mencapai ± 375 KM dengan jumlah air terdistribusi mencapai 6.720.000 m3/tahun dan Jumlah air terjual 4.320.000 m3/tahun. Tingkat kebocoran yang terjadi di PDAM Kabupaten soppeng tergolong tinggi, yaitu sebesar 30,8 % tetapi ini telah mengalami penurunan sebesar 1,77 % jika dibandingkan dengan tingkat kebocoran pada tahun 2009 yang sebesar 32,57 % (Data laporan kinerja PDAM Kabupaten soppeng tahun 2009). Penyebab utama daripada tingginya tingkat kebocoran ini disebabkan oleh usia pipa yang sudah melampaui usia manfaat (di atas 20 tahun). Hal lain adalah diakibatkan oleh pencurian air, rusak dan belum terpasangnya sebagian besar meter air pelanggan. Terdapat ± 5000 unit kerusakan yang terjadi pada meter air pelanggan. Disamping itu juga faktor human error yang tak kalah turut mempengaruhi, yaitu ketidakakuratan pencacatan meter air pelanggan oleh petugas. Secara umum rumusan masalah yang dihadapi oleh PDAM Kabupaten soppeng adalah hal-hal yang terkait dengan aspek teknis, keuangan, dan manajemen. Namun secara spesifik, masalah PDAM adalah sebagai berikut : Kapasitas produksi yang masih sangat terbatas, hanya 374 liter/detik dengan tingkat kehilangan air mencapai 30,8 %. Eksisting jaringan masih kurang karena belum menjangkau daerah pengembangan, khususnya daerah - daerah kecamatan yang belum terjangkau; Kurangnya tekanan pada ujung jaringan pelayanan akibat jauhnya lokasl pelayanan dan kurangnya penempatan Air Valve dan kurangnya daya listrik untuk mengoperasikan Pompa Pendorong (boster Pump); Besarnya biaya operasional produksi akibat dari beban biaya operasional listrk (belum Full Cost Recovery); Masih rendahnya kualitas SDM. Disadari bahwa kapasitas sumber daya dan kemampuan sistem kapasitas produksi yang tersedia masih terbatas dan perlu terus ditingkatkan. Untuk itu harus dikelola dengon sistem manajemen yang baik dan profesional agar dapat secara terus menerus memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat Kabupaten soppeng. Peta 3.6 Peta Cakupan Layanan air Bersih Tabel 3.41 Jumlah Pelanggan Per Kecamatan BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG 14 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 No Uraian Sistem Perpipaan Satuan Keterangan 3.5.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga Di Kabupaten soppeng, sebagian besar dari industri terutama industri yang berskala kecil/industri rumah tangga dan sedang tidak memiliki sistem pengelolaan air limbah. Padahal air limbah industri merupakan bahan pencemar yang potensial di Kabupaten soppeng, khususnya yang berasal dari industri yang berada di sepanjang DAS (Daerah Aliran Sungai) baik yang menghasilkan air limbah organik maupun anorganik. Air buangan industri (industrial wastes water) berasal dari berbagai jenis industry akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antaralain : nitrogen, sulfide, amoniak, lemak garam-garam zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu,perlu dilakukan pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit. Tabel 3.42 Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten soppeng Kapasitas Jenis Industri Jumlah Jenis Lokasi Rumah Tangga Industri RT Pengolahan (m3/hari) Peta 5.1 Peta Area Berisik BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG 15