MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR:8003 K/80/MEM/2016 TENTANG PENETAPAN DAERAH PENGHASIL DAN DASAR PENGHITUNGAN DANA BAGI BASIL SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI UNTUK TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MARA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 27 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, perlu menetapkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Penetapan Daerah Penghasil dan Dasar Penghitungan Dana Bagi Basil Sumber Daya Alam Minyak Bumi dan Gas Bumi untuk Tahun 2017; Mengingat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Perbendaharaan Nomor 1 Tahun Negara (Lembaran 2004 tentang Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2- 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Pemerintahan Nomor Daerah 23 Tahun (Lembaran 2014 Negara tentang Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5047); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 8. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 132); 9. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 782); -3- MEMUTUSKAN: Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENETAPAN DAERAH PENGHASIL DAN DASAR PENGHITUNGAN DANA BAG! BASIL SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI UNTUK TAHUN 2017. KESATU Jumlah provinsi, kabupaten, dan kota yang ditetapkan sebagai daerah penghasil dan dasar penghitungan dana bagi hasil sumber daya alam minyak dan gas bumi untuk tahun 2017 direncanakan sebagai berikut: a. subsektor minyak bumi untuk tahun 2017 sejumlah 7 (tujuh) provinsi, 56 (lima puluh enam) kabupaten, dan 6 (enam) kota dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini; dan b. subsektor gas bumi untuk tahun 2017 sejumlah 6(enam) provinsi, 40 (empat puluh) kabupaten, dan 5 (lima) kota dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran 11 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KEDUA Dasar penghitungan dana bagi hasil sumber daya alam pertambangan minyak dan gas bumi untuk tahun 2017 adalah lifting minyak dan gas bumi dari kegiatan usaha hulu yang dilaksanakan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama di daerah bersangkutan. KETIGA Penetapan daerah penghasil pertambangan sumber daya alam minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU berdasarkan kriteria sebagai berikut: a. daerah penghasil untuk Wilayah Kerja di daratan (onshore) adalah kabupaten/kota yang di dalam wilayah administratifnya ditetapkan terdapat lokasi kepala sumur produksi (wellhead) yang menghasilkan minyak bumi dan/atau gas bumi yang terjual (lifting) dan menghasilkan penerimaan negara; dan 4- b. daerah penghasil untuk Wilayah Kerja di lepas pantai (offshore) adalah provinsi atau kabupaten/kota yang di dalam wilayah administratifnya ditetapkan terdapat lokasi kepala sumur produksi (wellhead) dan/atau anjungan (platform) yang menghasilkan minyak bumi dan/atau gas menghasilkan bumi yang penerimaan terjual negara (lifting) sesuai dan batas kewenangan pengelolaan wilayah laut masing-masing daerah provinsi atau kabupaten/kota yang bersangkutan. KEEMPAT : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Desember 2016 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, Ttd. IGNASIUS JONAN Tembusan: 1. Ketua Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah 2. Menteri Dalam Negeri 3. Menteri Keuangan 4. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral 5. Sekretaris Jenderal, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 6. Inspektur Jenderal, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 7. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 8. Para gubernur yang bersangkutan 9. Para bupati/walikota yang bersangkutan n dengan aslinya KEME^EfelAN']E£>^Gl DAN SUMBER DAYA MINERAL Kepala Jiro Hukum, 0 ro Asrofi LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8003 K/80/MEM/2016 TANGGAL : 23 Desember 2016 TENTANG PENETAPAN DAERAH PENGHASIL DAN DASAR PENGHITUNGAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI UNTUK TAHUN 2017 RENCANA PENETAPAN DAERAH PENGHASIL DAN DASAR PENGHITUNGAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM MINYAK BUMI UNTUK TAHUN 2017 Minyak Bumi Wilayah No. Jumlah Daerah Penghasil (Ribu Barel) A. Kabupaten/Kota pengelolaan di atas Kabupaten/Kota 246.055,22 darat dan/atau laut (0 s.d. 4 Mil Laut) 1. 1.095,97 Aceh 1. Kabupaten Aceh Utara 337,15 2. Kabupaten Aceh Tamiang 11. Sumatera Utara 758,82 224,33 1. Kabupaten Langkat 223,33 2. Kota Binjai 0,09 3. Kabupaten Deli Serdang III. Riau 0,91 91.612,20 1. Kabupaten Bengkalis 44.485,82 6- Minyak Bumi Wilayah No. Jumlah Daerah Penghasil (Ribu Barel) 2. Kabupaten Indragiri Hulu 589,60 3. Kabupaten Kampar 10.772,76 4. Kabupaten Rokan Hulu 816,69 5. Kabupaten Rokan Hilir 17.527,55 6. Kabupaten 15.766,56 Siak 7. Kabupaten Pelalawan 480,83 8. Kabupaten Kepulauan Meranti IV. Kepulauan Riau 1.172,39 7.748,64 1. Kabupaten Natuna 5.033,63 2. Kabupaten Kepulauan Anambas V. 2.715,01 8,455,79 Jambi 1. Kabupaten Batang Hari 265,17 2. Kabupaten Muaro Jambi 3. Kota Jambi 877,10 357,76 4. Kabupaten Tanjung Jabung Timur 1.275,82 5. Kabupaten Tanjung Jabung Barat 4.728,42 7- Minyak Bumi No. Wilayah Jumlah Daerah Penghasil (Ribu Barel) 6. Kabupaten Sarolangun 548,54 7. Kabupaten 402,98 Tebo VI. 20.183,06 Sumatera Selatan 1. Kabupaten 132,47 Lahat 2. Kabupaten Muara Enim 3. Kota Prabumulih 4. 3.106,87 744,42 Kabupaten Musi Banyuasin 5. Kabupaten Banyuasin 6. 1.746,48 Kabupaten Ogan Ilir 8. 1.518,34 Kabupaten Musi Rawas 7. 9.399,78 852,46 Kabupaten Ogan Komering UIu 9. 869,55 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir 1.319,94 10. Kabupaten Musi Rawas Utara VII. Lampung 492,75 2.303,40 1. Kabupaten Lampung Timur 2.303,40 -8- Minyak Bumi No. VIII. Wilayah Jumlah Daerah Penghasil (Ribu Barel) 3.529,86 Jawa Barat 1. Kabupaten Indramayu 1.747,43 2. Kabupaten Karawang 647,78 3. Kabupaten Majalengka 166,91 4. Kabupaten Subang 306,55 5. Kabupaten Bekasi IX. Jawa Tengah 370,86 1. Kabupaten Blora X. 370,86 79.363,37 Jawa Timur 1. Kabupaten Bojonegoro 2. 3. 13,37 Kabupaten Gresik 6. 460,84 Kabupaten Sidoarjo 5. 364,83 Kabupaten Tuban 4. 76.492,95 Kabupaten Bangkalan 1.931,37 Kabupaten Sumenep XI. 661,19 Kalimantan Selatan 100,01 1.186,07 1. Kabupaten Tabalong 2. 1.160,86 Kabupaten Balangan 25,21 9- Minyak Bumi Wilayah No. XII. Jumlah Daerah Penghasil (Ribu Barel) 17.861,36 Kalimantan Timur 1. Kota Samarinda 2. 253,38 Kabupaten Kutai Kartanegara 3. Kabupaten Kutai Timur 4. 16.053,19 247,31 Kabupaten Penajam Paser Utara 5. Kota Bontang XIII. Kabupaten Bulungan 2. 3. 1.564,52 Kabupaten Nunukan 418,48 Kota Tarakan Kalimantan Tengah 805,74 112,51 1. Kabupaten Barito Timur 2. 0,42 Kabupaten Barito Utara XV. 426,07 2.788,74 Kalimantan Utara 1. XIV. 881,40 Sulawesi Tengah 112,09 2.658,37 1. Kabupaten Banggai XVI. 2.658,37 1.295,75 Maluku 1. Kabupaten Seram Timur XVII. Papua Barat Bagian 1.295,75 5.264,93 - 10 Minyak Bumi Jumlah Wilayah No. Daerah Penghasil (Ribu Barel) 1. Kabupaten Teluk Bintuni 2.104,83 2. Kabupaten Sorong 2.543,80 3. Kabupaten Raja Ampat B. Provinsi Provinsi atas 616,30 28.695,75 pengelolaan di Laut {lebih dari 4 s.d. 12 Mil Laut) 1. Lampung 2. Kepulauan 4.650,06 Bangka Belitung 3. Jawa Barat 4. Kalimantan Timur 5. Pemerintah Pusat 11.046,08 348,58 6. Jawa Timur 1.297,68 7. DKI Jakarta 3.781,46 Pemerintah Pusat atas 7.073,27 Kepulauan Riau C. 498,62 22.723,98 pengelolaan di Laut lebih dari 12 Mil Laut i MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, Ttd. IGNASIUS JONAN sesuai dengan aslinya KEM^TERIAN EN^GI dan SUMBER DAYA MINERAL Jiro Hukum, U "A srofi -11 - LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8003 K/80/MEM/2016 TANGGAL : 23 Desember 2016 TENTANG PENETAPAN DAERAH PENGHASIL DAN DASAR PENGHITUNGAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI UNTUK TAHUN 2017 RENCANA PENETAPAN DAERAH PENGHASIL DAN DASAR PENGHITUNGAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM GAS BUMI UNTUK TAHUN 2017 Gas Bumi Wilayah No. Jumlah Daerah Penghasil (Ribu MMBTU) A. Kabupaten/Kota pengelolaan di atas Kabupaten/Kota 1.663.834,59 darat dan/atau laut (0 s.d. 4 Mil Laut) 1. Aceh 6.672,33 1. Kabupaten Aceh Utara 11. Sumatera Utara 6.672,33 2.251,29 1. Kabupaten Langkat 2.044,08 2. Kabupaten Deli Serdang III. Riau 207,21 26.900,19 1. Kabupaten Kampar 3.782,57 2. Kabupaten Pelalawan 16.404,53 - 12 Gas Bumi Wilayah No. Jumlah Daerah Penghasil (Ribu MMBTU) 3. Kabupaten Kepulauan Meranti 4. Kabupaten Siak IV. 1.081,18 5.631,90 74.140,36 Kepulauan Riau 1. Kabupaten Natuna 48.191,24 2. Kabupaten Kepulauan Anambas V. 25.949,13 77.294,46 Jambi 1. Kabupaten Muaro Jambi 1.258,72 2. Kabupaten Tanjung Jabung Timur 15.422,29 3. Kabupaten Tanjung Jabung Barat 60.434,35 4. Kabupaten Sarolangun VI. 179,10 552.031,26 Sumatera Selatan 1. Kabupaten Lahat 2. Kabupaten Muara Enim 3. 59.762,68 Kota Prabumulih 4. 9.094,87 7.585,04 Kabupaten Musi Ban5aiasin 370.250,83 13 Gas Bumi No. Jumlah Wilayah Daerah Penghasil 5. Kabupaten Musi Rawas 6. (Ribu MMBTU) 94.735,50 Kabupaten Ogan Komering 9.989,13 Ulu 7. Kabupaten 54,28 Ogan Ilir 8. Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir VII. 558,92 98.662,40 Jawa Barat 1. Kabupaten Indramayu • 17.088,77 2. Kabupaten Karawang 24.356,12 3. Kabupaten Majalengka 456,40 4. Kabupaten Subang 48.253,46 5. Kabupaten Bekasi VIII. 8.507,65 20.285,83 Jawa Tengah 1. Kabupaten Blora 2. Kota Semarang IX. 19.565,13 720,70 27.917,04 Jawa Timur 1. Kabupaten 2.132,24 Bojonegoro 14 Gas Bumi No. Jumlah Wilayah Daerah Penghasil 2. Kabupaten Bangkalan 3. 3.757,68 Kabupaten 17.420,86 Gresik X. 2.501,62 Kabupaten Sidoarjo 5. 2.104,64 Kabupaten Sumenep 4. (Ribu MMBTU) 240.448,93 Kalimantan Timur I. Kota Samarinda 2. 1.061,42 Kabupaten Kutai Kartanegara 3. 232.202,92 Kabupaten Penajam Paser 6.940,39 Utara 4. XI. Kota Bontang 4.737,14 Kalimantan Utara I. Kabupaten Bulungan 2. 3. 1.806,26 Kabupaten Nunukan XII. 244,20 Kota Tarakan 647,54 2.283,34 7.560,71 Kalimantan Tengah I. Kabupaten Barito Utara XIII. 26.492,74 Sulawesi Selatan I. Kabupaten Wajo XIV. Sulawesi Tengah 7.560,71 26.492,74 123.375,55 - 15 Gas Bumi Wilayah No. Jumlah Daerah Penghasil (Ribu MMBTU) Papua Barat XV. 375.064,35 1. Kabupaten Teluk Bintuni 372.743,21 2. Kabupaten Sorong B. 2.321,14 Provinsi atas pengelolaan di Laut (lebih dari 4 s.d. 12 Mil Laut) Provinsi 1. Lampung 12.499,75 2. Jawa Barat 12.523,94 3. Kalimantan Timur 4. C. Pemerintah Pusat atas pengelolaan di 335.194,02 181.828,99 Kepulauan Riau 80.521,61 5. Jawa Timur 35.319,99 6. DKI Jakarta 12.499,75 Pemerintah Pusat 435.302,40 Laut lebih dari 12 Mil Laut MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, Ttd. IGNASIUS JONAN m sesuai dengan aslinya KEMEN3^RIAN'E1^RGI dan SUMBER DAYA MINERAL 5iro Hukum, 0 A