Volume 02, Nomor 06 Agustus 2014 Peningkatan Profesionalitas Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Umum Improvement of teacher professionalism in general education learning Shodiq, Syuhadak ABSTRAK Faktor pendidikan yang harus ada dan juga terkait di dalamnya adalah: guru, materi, dan siswa. Dari ketiga komponen utama dalam pengajaran tersebut faktor guru merupakan faktor paling dominan dalam kegiatan belajar-mengajar. Guru sebagai perencana sekaligus sebagai pelaksana pembelajaran serta pemberi balikan untuk memotivasi siswa dalam melaksanakan tugas belajar. Hal ini menunjukkan bahwa posisi guru dalam dunia pendidikan sangat penting. Berdasarkan fungsi dan perannya yang sangat besar itu, maka idealnya seorang guru harus memiliki keprofesionalan dalam menjalankan tugasnya. Dengan memiliki keprofesionalan tersebut guru diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan yang optimal sebagaimana telah tertuang dalam UU RI no. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Metode penelitian ini dikemukakan tentang rancangan penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Hasil penelitian yang dilakukan dapat sebagai berikut: 1) Profesionalitas yang dimiliki oleh guru dibuktikan dengan semua guru memikili ijazah keguruan yang menjadi syarat profesional, memiliki pengalaman mengajar lebih dari lima tahun berarti mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kualitasnya, setiap kali akan mengajar selalu membuat rencana pembelajaran, metode yang digunakan bervariasi disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan disesuaikan dengan kondisi, melakukan situasi interaksi yang baik dengan siswa, dan selalu mengadakan evaluasi pada setiap selesai satu pokok bahasan. 2) Kendala yang dihadapi oleh guru dalam peningkatan profesionalitasnya adalah padatnya jam mengajar dan tidak adanya minat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena kesejahteraan yang diberikan kepada guru kurang memadai, 3) Adapun upaya-upaya yang dilakukan dalam peningkatan profesionalitas guru Pendidikan Umum di MTs. Tarbiyatus Shibyan Sidorejo Panceng Gresik telah nyata, baik yang dilakukan oleh guru maupun kebijakan dari Kepala Sekolah. Upaya yang dilakukan oleh guru adalah menguasai kompetensi dalam menjalankan tugasnya, sedangkan upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah yang dilaksanakan oleh guru Pendidikan Umum adalah penyediaan sarana dan prasarana, kedisiplinan dan pengawasan, rapat guru, seminar dan penataran. Kata Kunci: Profesionalitas Guru, Pembelajaran Pendidikan Umum 40 Volume 02, Nomor 06 Agustus 2014 ABSTRACT Educational factors that must be there and also related in it are: teachers, materials, and students. Of the three main components in teaching the Akan teacher factor is the most berkaitan. tetapi, faktor guru dominant factor in teaching and learning activities. Teachers as planners as well merupakan faktor paling dominan as implementers of learning and feedback to motivatedalam students in carrying out the task of kegiatan learning. This shows that the position of teachers in education is very important. Based on the function and its very big role, then ideally a teacher must have professionalism in carrying out its duties. By having the professionalism the teacher is expected in carrying out its duty to achieve optimal results and objectives as stated in RI Law no. 20 Th. 2003 on National Education System. This research method is proposed about research design, research location, data and data sources, data collection techniques, and data analysis techniques. The results of the research can be as follows: 1) The professionalism possessed by teachers is evidenced by all teachers having a teacher certificate which is a professional requirement, having experience of teaching more than five years means having the opportunity to develop the quality, each time will always make teaching plan lesson, The method used varies according to the material taught and adapted to the conditions, performs a good interaction situation with the students, and always conducts an evaluation on each completed one subject. 2) Obstacles faced by teachers in improving their professionalism is the density of teaching hours and the lack of interest to continue education to a higher level because of the welfare provided to teachers inadequate, 3) The efforts made in improving the professionalism of teachers of Public Education in MTs. Tarbiyatus Shibyan Sidorejo Panceng Gresik has been real, both done by the teacher and the policy of the Principal. Efforts made by the teacher is to master the competence in carrying out his duties, while the efforts made by the Principal conducted by the General Education teacher is the provision of facilities and infrastructure, discipline and supervision, teacher meetings, conference and upgrading. Keywords: Teacher Professionalism, General Education Learning PENDAHULUAN Keberhasilan pendidikan dapat diukur dengan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru di dalam kelas. Namun, operasionalnya keberhasilan itu banyak pula ditentukan oleh manajemen pendidikan di samping dipengaruhi oleh beberapa faktor pendidikan yang harus ada dan juga terkait di dalamnya. Faktor tersebut adalah: (1) guru, (2) materi, dan (3) siswa. Ketiga komponen utama dalam pengajaran tersebut saling belajar-mengajar. Guru sebagai perencana sekaligus sebagai pelaksana pembelajaran serta pemberi balikan untuk memotivasi siswa dalam melaksanakan tugas belajar. Hal ini menunjukkan bahwa posisi guru dalam dunia pendidikan sangat penting. Berdasarkan fungsi dan perannya yang sangat besar itu, maka idealnya seorang guru harus memiliki keprofesionalan dalam menjalankan tugasnya. Dengan memiliki keprofesionalan tersebut 41 Volume 02, Nomor 06 Agustus 2014 guru diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan yang optimal sebagaimana telah tertuang dalam UU RI no. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. KAJIAN TEORI Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat diambil kesimpulan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan, jabatan atau keahlian yang betul-betul dikuasai baik secara teori maupun praktek melalui pendidikan dan pelatihan khusus. Suatu profesi secara teori tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau disiapkan untuk profesi tersebut. Pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Atas dasar ini, ternyata pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya. Selanjutnya untuk mendapatkan pengertian yang jelas tentang guru, juga penulis kemukakan beberapa pendapat dari para ahli sebagai berikut: Profesi merupakan ide yang digunakan untuk menunjuk suatu pekerjaan yang memenuhi syarat yang menuntut pada pekerjaan-pekerjaannya untuk dapat menunjukkan kompetensi mereka dalam menjalankan tugas mereka. Kompetensi inilah yang menjadi landasan dari profesi, yakni suatu pekerjaan pada umumnya akan dapat dikerjakan dan diselesaikan dengan baik di tangan orang yang memiliki kewenangan dan keterampilan serta ahli dalam bidangnya. Secara formal sudah menjadi keharusan bahwa suatu pekerjaan profesi menuntut adanya syarat-syarat yang harus dipenuhi, termasuk hal ini adalah pekerjaan sebagai guru. Persyaratan tersebut dimaksudkan untuk menentukan kelayakan seseorang dalam memangku pekerjaan tersebut. Di samping itu syarat tersebut dimaksudkan agar seorang guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional serta dapat memberi pelayanan yang sesuai dengan harapan. Guru merupakan faktor yang dominan di dalam kegiatan pembelajaran. Guru sebagai subyek dalam pendidikan dan sebagai perencana serta pelaksana pembelajaran. Oleh karena itu, guru merupakan penentu keberhasilan dan suksesnya proses pembelajaran. Kode etik berfungsi untuk menjadi pedoman dalam menjalankan tugas profesinya. Menurut Kelly Young, kode etik merupakan salah satu ciri persyaratan profesi, yang memberikan arti penting dalam penentuan, pemertahanan, dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab dan kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh 42 Volume 02, Nomor 06 Agustus 2014 profesi. Secara harfiah, “kode” artinya aturan dan “etik” artinya kesopanan (tata susila), atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Jadi, kode etik profesi diartikan sebagai tata susila keprofesian. Kode etik guru yang telah dirumuskan oleh Persatuan Guru Republik Indonesia adalah sebagai berikut: 1) guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila, 2) guru memiliki kejujuran profesional dalam menetapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masingmasing, 3) guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan, 4) guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik, 5) guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitar sekolah maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan, 6) guru secara sendirisendiri atau bersama-sama mengembangkan mutu profesi, 7) guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja, maupun dalam hubungan keseluruhan, 8) guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan organisasi profesi sebagai sarana pengabdian, 9) guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan. Menurut Imam Ghazali, bahwa kode etik dan tugas-tugas guru adalah sebagai berikut: 1) kasih sayang kepada peserta didik dan memperlakukannya sebagaimana anaknya sendiri, 2) meneladani Rasulullah SAW, 3) hendaknya tidak memberi predikat atau martabat kepada peserta didik sebelum ia pantas dan kompeten untuk menyandangnya dan jangan memberi ilmu yang samar (al-‘ilm al-khofy) sebelum tuntas dan jelas (al-‘ilm al-jaly), 4) hendaknya mencegah peserta didik dari akhlak yang jelek (sedapat mungkin) dengan cara sindiran dan tidak tunjuk hidung, 5) guru menyajikan pelajaran kepada peserta didik sesuai dengan taraf kemampuan mereka, 6) guru hendaknya mengamalkan ilmunya dan jangan sampai ucapannya bertentangan dengan perbuatannya. Jadi, seseorang yang menjalankan profesinya sebagai guru, ia harus memegang dan memedomani kode etik guru yang telah dirumuskan. Kode etik guru yang telah dipedomani diharapkan dapat menjunjung tinggi profesinya, dapat menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya yang lain, dapat meningkatkan mutu profesinya dan mutu organisasi profesinya. Kode etik yang mempedomani setiap tingkah laku guru, Insya Allah penampilan akan terarah dengan baik. Dan 43 Volume 02, Nomor 06 Agustus 2014 diharapkan guru selalu mengembangkan profesi keguruannya. Jadi, kode etik tersebut sebagai barometer dari semua sikap dan perbuatan guru dalam berbagai segala kehidupan. Undang-undang guru dan dosen penting untuk mengatur berbagai hal yang berkaitan dengan guru dan dosen, mereka perlu mendapat perlindungan hukum agar dapat bekerja secara aman, kreatif profesional dan menyenangkan. Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pengaturan tentang guru dalam bab XI pasal 39 sampai dengan 44. Selain dalam Undangundang Sisdiknas, pengaturan tentang guru diatur lebih lanjut oleh peraturan pemerintah pasal 28. Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, diharapkan seorang guru dalam melaksanakan tugas, dapat menjalankannya dengan baik dan sungguh-sungguh sehingga mutu pendidikan akan terus meningkat. Sertifikasi adalah pengakuan terhadap wewenang yang dimiliki seorang lulusan untuk melaksanakan tugas di suatu profesi di bidang kependidikan. Sertifikasi diberikan oleh LPTK yang berhak yaitu yang memiliki pengakuan oleh lembaga akreditasi nasional. Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Izin atau sertifikat diperoleh melalui serangkaian tes kompetensi yang terkait dengan profesi maupun sikap dan perilaku. Organisasi profesi memiliki kontorl yang ketat terhadap anggotanya, bahkan berani memberikan sanksi jika terjadi penyalahgunaan izin. Bagi yang tidak layak lagi menjadi guru seharusnya dikeluarkan dari profesi ini. Organisasi profesi sebagaimana dinyatakan dalam dalam UndangUndang Guru dan Dosen berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) bab I pasal 1 ayat 20 dikatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oemar Hamalik mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. 44 Volume 02, Nomor 06 Agustus 2014 Material, meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, dan lain-lain. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, komputer dan lainlain. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Sedangkan pengertian Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut: Menurut Prof.Dr.R.Ibrahim,MA Pendidikan dapat dipandang sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan individu agar ia mampu memenuhi kebutuhan perkembangannya. Zuhairini dan Abdul Ghofir mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha untuk membimbing ke arah pembentukan kepribadian peserta didik secara sistematis dan pragmatis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Agama sehingga terjalin kebahagiaan di dunia dan akhirat. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan Umum adalah suatu usaha sadar para pendidik untuk mengarahkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada anak didik agar kelak menjadi manusia berguna yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berkepribadian yang utuh, mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Umum dalam kehidupan sehari-hari. Jika dikaitkan dengan pengertian pembelajaran, maka dapat diperoleh sebuah pengertian bahwa pembelajaran Pendidikan Umum adalah upaya membelajarkan siswa untuk dapat memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai pendidikan umum melalui kegiatan bimbingan, pelajaran atau latihan. Kemerosotan pendidikan sudah dirasakan selama bertahun-tahun, untuk kesekian kalinya kurikulum dituding sebagai penyebabnya. Hal ini tercermin dengan adanya upaya mengubah kurikulum mulai kurikulum 1975 diganti dengan kurikulum 1984, kemudian diganti lagi dengan kurikulum 1994, kemudian diganti dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Akadum menyatakan bahwa rendahnya keprofesionalan guru disebabkan oleh antara lain: (1) masih banyak guru yang yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada, (2) kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa memperhitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan, (3) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas guru tidak ditintut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi. Selain itu, Akadum juga mengatakan bahwa dunia 45 Volume 02, Nomor 06 Agustus 2014 pendidikan masih terbelenggu dengan dua masalah yang pemecahannya memerlukan kearifan dan kebijaksanaan beberapa pihak terutama pengambil kbijakan: 1) profesi keguruan kurang menjamin kesejahteraan karena rendahnya gaji, 2) keprofesionalan guru masih rendah. METODE PENELITIAN Dalam bab ini dikemukakan tentang rancangan penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penyajian Data ini mengemukakan hasil penelitian yang meliputi: 1) Profesionalitas guru dalam pembelajaran Pendidikan umum yang memiliki ijazah keguruan (S1), pengalaman mengajar lebih dari lima tahun, selalu membuat rencana pembelajaran, metode yang digunakan bervariasi, melakukan situasi interaksi yang baik dengan siswa,mengadakan evaluasi, 2) Kendala yang dihadapi dalam peningkatan profesionalitas guru, 3) Upaya yang dilakukan oleh MTs.Tarbiyatus Shibyan Sidorejo Panceng Gresik dalam peningkatan profesionalitas guru dalam Pendidikan umum. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penyajian data, maka untuk mengetahui secara jelas beberapa permasalahan dalam pembahasan tersebut perlu diadakan pengolahan data dengan menggunakan data kualitatif sebagai berikut: Sebagaimana telah dikemukakan tentang pembelajaran Pendidikan umum merupakan upaya untuk membelajarkan siswa agar dapat memahami, menghayati dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan. Oleh karena itu, guru Pendidikan Umum dituntut memiliki persyaratan tertentu dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Maksudnya, bahwa guru Pendidikan Umum harus mampuh sebagai Sumber Daya Manusia yang telah dipersiapkan secara khusus sebagai tenaga pendidik dan pengajar materi Pendidikan Umum atau mempunyai kualifikasi sebagai guru Pendidikan Umum. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Abd.Salam,S.Pd selaku guru mata pelajaran Umum pada hari Selasa tanggal 04 Januari 2011 pada jam 08.30 dan observasi serta diperkuat dengan dokumentasi dapat diketahui tentang pendidikan terakhir guru umum di MTs.Tarbiyatus Shibyan Sidorejo Panceng Gresik yaitu S1. Karena mereka telah memiliki ijazah keguruan yang menjadi syarat dari profesi seorang guru. Hal ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan Umum telah memiliki kualifikasi yang tinggi sebagai guru bidang studi Umum yang mengajar di tingkat Sekolah Menengah Pertama. Faktor lain yang ikut menentukan pembelajaran adalah pengalaman guru dalam mengajar. Guru yang 46 Volume 02, Nomor 06 Agustus 2014 masa kerjanya cukup lama memiliki pengalaman yang relatif banyak dibandingkan dengan guru yang baru mengajar. Selama menjadi guru, ia dapat menilai kemampuan sekaligus memperbaiki sehingga kemampuan yang dimikili juga semakin mantap. Hal tersebut tentu saja berkaitan untuk selalu meningkatkan kemampuannya. Sedangkan rapat dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan tugas guru serta membahas masalahmasalah yang ada kaitannya dengan pembelajaran disekolah. Adapun tujuan-tujuan dari rapat tersebut adalah: 1) meningkatkan kerjasama atau kesetiakawanan, 2) memberi informasi kepada guru tentang perkembangan sekolah, 3) meningkatkan pengertian guru terhadap seluruh aspek kegiatan sekolah yang bersifat menyeluruh dan terpadu, 4) memberikan informasi tentang perkembangan baru dalam dunia pendidikan yang dapat diberikan kepada guru, 5) memberikan wahana bagi bagi pertukaran gagasan antara guru, 6) menyadarkan guru akan masalah yang dihadapi sekolah, 7) membina guru dalam profesinya, 8) menjadi umpan balik terhadap kemajuan atau kemunduran dari lembaga. Oleh karena itu, untuk memperluas pengetahuan hendaknya para guru Pendidikan Umum lebih meningkatkan lagi usaha-usahanya dan sebagai Kepala Sekolah juga mengadakan jenis-jenis usaha dalam bentuk lain yang dapat menunjang peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang baru agar para guru lebih berpengalaman. Dengan demikian, hasil analisis yang ada tersebut dapat diketahui wujud nyata adanya usaha-usaha peningkatan keprofesionalan guru Pendidikan umum baik yang dilakukan oleh guru Pendidikan umum maupun usaha-usaha dari sekolah itu. Faktor lain yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan keprofesionalan guru adalah dengan mengadakan seminar. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Abd.Salam,S.Pd dapat diketahui bahwa di MTs.Tarbiyatus Shibyan Sidorejo Panceng Gresik dulu para guru sering mengikuti seminar, akan tetapi setelah para guru terutama guru yang sudah berstatus sertifikasi, sekarang yang mengikuti seminar hanya perwakilan satu sampai dua orang sekota Gresik. Apabila ada ilmu baru, kemudian ditransformasikan melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Profesionalitas yang dimiliki oleh guru dibuktikan dengan semua guru memikili ijazah keguruan yang menjadi syarat profesional, memiliki pengalaman mengajar lebih dari lima tahun berarti mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kualitasnya, setiap kali akan mengajar selalu membuat rencana pembelajaran, metode yang 47 Volume 02, Nomor 06 Agustus 2014 digunakan bervariasi disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan disesuaikan dengan kondisi, melakukan situasi interaksi yang baik dengan siswa, dan selalu mengadakan evaluasi pada setiap selesai satu pokok bahasan. 2) Kendala yang dihadapi oleh guru dalam peningkatan profesionalitasnya adalah padatnya jam mengajar dan tidak adanya minat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena kesejahteraan yang diberikan kepada guru kurang memadai, 3) Adapun upaya-upaya yang dilakukan dalam peningkatan profesionalitas guru Pendidikan Umum di MTs. Tarbiyatus Shibyan Sidorejo Panceng Gresik telah nyata, baik yang dilakukan oleh guru maupun kebijakan dari Kepala Sekolah. Upaya yang dilakukan oleh guru adalah menguasai kompetensi dalam menjalankan tugasnya, sedangkan upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah yang dilaksanakan oleh guru Pendidikan Umum adalah penyediaan sarana dan prasarana, kedisiplinan dan pengawasan, rapat guru, seminar dan penataran. Berdasarkan penelitian dan kesimpulan tersebut, maka dalam rangka peningkatan keprofesionalan guru dalam pembelajaran Pendidikan Umum sebaiknya adalah: 1) Segenap guru Pendidikan Umum lebih meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya, hal ini dimaksudkan agar terjadi kesesuaian antara guru dan siswa di dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat menunjang keberhasilan pengajaran, 2) Kepala Sekolah hendaknya memberikan motivai kepada guru, menambah sarana dan prasarana, memberikan tunjangan bagi guru yang berprestasi, dan memperhatikan kesejahteraan guru, 3) Kepala Sekolah untuk lebih meningkatkan tugasnya dalam pembinaan dan peningkatan kualitas guru, khususnya guru Pendidikan umum yaitu dengan turut memperhatikan kepentingan guru dalam meningkatkan keprofesionalannya terutama dalam hal pengajaran seperti pemberian penghargaan bagi guru yang berprestasi dan mengadakan kegiatan yang tepat sehingga hal ini dapat menjadi sarana penunjang peningkatan keprofesionalan guru Pendidikan Umum. DAFTAR RUJUKAN Ahmad Tafsir. 2001. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya. Depdikbud.1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. http: // www. Suara Pembaruan, (com/news, 7 Juni 2001) Ibrahim. 2007. Ilmu Dan Amplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Muhaimin, dkk, Strategi Belajar Mengajar. 1996. (Surabaya: Wicaksana. Nurdin, M. 2004. Kiat Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Primashopie. 48 Volume 02, Nomor 06 Agustus 2014 Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Rostiyah NK. 1998. Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara. UURI No. 14 Th. 2005, UndangUndang tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara. Zuhairini dan Abd. Ghofir. 2004. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Malang: UNM. 49