PENGARUH KREDIBILITAS PERUSAHAAN DAN

advertisement
PENGARUH KREDIBILITAS PERUSAHAAN DAN KREDIBILITAS
ENDORSER TERHADAP CITRA MEREK DAN SIKAP MEREK
(Studi Kasus Dalam Iklan New Honda Blade)
Oleh
Aprilian Hapsanto
106081002387
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
PENGARUH KREDIBILITAS PERUSAHAAN DAN KREDIBILITAS
ENDORSER TERHADAP CITRA MEREK DAN SIKAP MEREK
(Studi Kasus Dalam Iklan New Honda Blade)
Oleh
Aprilian Hapsanto
106081002387
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Aprilian Hapsanto
No Induk Mahasiswa : 106081002387
Fakultas
: Ekonomi Dan Bisnis
Jurusan
: Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkannya
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata ditemukan
bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 1 April 2013
Yang Menyatakan,
Aprilian Hapsanto
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Aprilian Hapsanto
Tempat tgl lahir
: Bekasi, 19 April 1987
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Bali 2 No. 341 RT/RW 002/011
Perumnas 3, Bekasi Timur
No Tlp/Hp
: 087888601975
E-mail
: [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
SD Negeri 06 Bekasi
1993 - 1999
SLTP Negeri 11 Bekasi
1999 - 2002
SMA Negeri 8 Bekasi
2002 - 2005
PENGALAMAN ORGANISASI
OSIS SLTP Negeri 11 Bekasi, Periode 2000-2002
Ketua Karya Ilmiah Remaja SMA Negeri 8 Bekasi, Periode 2003-2004
Tim Sepakbola Putra SMA Negeri 8 Bekasi, Periode 2002-2005
Tim Olympiade Fisika SMA Negeri 8 Bekasi, Periode 2003-2004
ii
ABSTRACT
The aim of this research is to know influence of corporate credibility and
endorser credibility on brand image and brand attitude in New Honda Blade
television advertisement. The two type of source credibility used in this research
suggested can influence consumer reaction on brand images and shape their
brand attitudes. First is corporate credibility which is the overall reputation of
company’s honest and expertise. Second is endorser credibility, it is another type
of source credibility that form by expertise, trustworthiness, and likeability.
The data in this research were analyzed using Structural Equation
Modelling (SEM) methode with amos 18 program. The result of research shows
that both of source credibility has significant effect on brand image. Corporate
credibility has critical ratio 2,808 (> 2,56), and probability shows 0,005 (< 0,01).
Endroser credibility has critical ratio 2,992 (> 2,56), and probability shows 0,003
(<0,01). Unfornetely, two type of source credibility used in this research, found
that just corporate credibility can influence consumer attitude towards the brand
with critical value 2,676 (> 2,56), and probability shows 0,007 (< 0,01).
Endorser credibility is not enough to influence brand attitude with critical ratio
0,671 (>0.01), probability shows 0,502 (> 0,01). The other side, shape brand
image on product can influence on brand attitude with critical ratio 2,614 (>
2,56), and probability shows 0,009 (< 0,01).
Keywords
: Corporate Credibility, Endorser Credibility, Brand Image, Brand
Attitude, Structural Equation Modelling (SEM)
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kredibilitas
perusahaan dan kredibilitas endorser terhadap citra merek dan sikap merek dalam
iklan televisi New Honda Blade. Dua tipe kredibilitas sumber digunakan dalam
penelitian ini, yang diduga dapat mempengaruhi reaksi konsumen terhadap citra
merek dan sikap merek. Pertama, yaitu kredibilitas perusahaan yang terbentuk
berdasarkan reputasi perusahaan berupa kejujuran dan keahlian perusahaan.
Kedua, kredibilitas endorser yang merupakan tipe lain dari kredibilitas sumber
terbentuk berdasarkan keahlian, kepercayaan, dan daya tarik.
Data dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan metode
Structural Equation Modelling (SEM) dengan program amos 18. Hasil penelitian
ini menunujukkan bahwa kedua sumber kredibilitas mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap citra merek. Kredibilitas perusahaan memiliki critical ratio
sebesar 2,808 (> 2,56), dan probabilitas menunjukkan nilai 0,005 (< 0,01).
Sedangkan kredibilitas endorser memiliki critical ratio sebesar 2,992 (> 2,56),
dan probabilitas menunjukkan nilai 0,003 (< 0,01). Namun, dari dua tipe
kredibilitas sumber yang digunakan dalam penelitian ini, menemukan hanya
kredibilitas perusahaan yang dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap
merek dengan nilai critical ratio sebesar 2,676 (> 2,56), dan probabilitas
menunujukkan nilai 0,007 (< 0,01). Kredibilitas endorser tidak cukup
mempengaruhi sikap merek dengan nilai critical ratio 0,671 (< 2,56), probabilitas
menunjukkan nilai 0,502 (> 0,01). Di sisi lain, pembentukan citra merek pada
produk dapat mempengaruhi sikap merek dengan nilai critical ratio 2,614 (>
2,56), dan nilai probabilitas menunjukkan 0,009 (< 0,01).
Kata Kunci
: Kredibilitas Perusahaan, Kredibilitas Endorser, Citra Merek,
Sikap Merek, Structural Equation Modelling (SEM)
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan
petunjuk-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Kredibilitas Perusahaan
dan Kredibilitas Endorser Terhadap Citra Merek dan Sikap Merek (Studi Kasus
dalam Iklan New Honda Blade)” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan, petunjuk dan saran dari semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tuaku, khusus untuk Almarhum Ayahku yang tidak sempat
menyaksikan anaknya yang bandel dan keras kepala ini agar menyelesaikan
studi S1.
2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing pertama yang telah
memberikan bimbingan dan berbagai solusi untuk terselesaikannya skripsi
ini. Bapak Ade Suherlan, SE. MBA, selaku dosen pembimbing kedua yang
telah membantu memberikan bimbingan dan berbagai solusi untuk
terselesaikannya skripsi ini.
3. Semua bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mentransfer ilmu kepada semua
mahasiswa khususnya penulis.
4. Para tepokers Al-Barkah Badminton Club, Arif, Hadi, Rusdi, Imam, Epay,
Heri, Adrian, Deden, Abe, Rival, Usop, yang tidak hentinya mensupport.
5. Teruntuk sahabat sejatiku almarhum Hana Rosdiana SE yang selalu memaki
saya karena belum-belum lulus juga hahaha..!!! Merasa bersalah sekali diri ini
v
pernah janji kepada kawanku ini jika wisuda nanti harus mengundangnya.
Semoga amal-ibadahmu diterima di sisi Allah SWT, kawan...!!!
Semoga semua pihak yang penulis sebutkan diatas diberikan balasan pahala
oleh Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan
dan
memberikan
masukan
bagi
penelitian
selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 1 April 2013
Aprilian Hapsanto
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ ii
ABSTRACT ...................................................................................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 9
1.
Tujuan Penelitian ................................................................... 9
2.
Manfaat Penelitian ................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 11
A. Periklanan ...................................................................................... 11
B. Unsur Kredibilitas Sumber Informasi ........................................... 15
1.
Kredibilitas Perusahaan.......................................................... 17
2.
Kredibilitas Endorser ............................................................. 21
C. Merek ............................................................................................ 26
D. Asosiasi Merek .............................................................................. 28
1.
Citra Merek ............................................................................ 30
2.
Sikap Merek ........................................................................... 33
E. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 38
F. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 42
G. Hipotesis ........................................................................................ 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 45
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 45
vii
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 45
1.
Populasi .................................................................................. 45
2.
Sampel .................................................................................... 45
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 47
1.
Data Primer ............................................................................ 47
2.
Data Sekunder ........................................................................ 47
D. Metode Analisis Data .................................................................... 48
1.
Statistik Deskriptif ................................................................. 48
2.
Uji Validitas Konstruk Teoritis (Measurement Model) ......... 48
3.
a.
Convergent Validity ........................................................ 49
b.
Average Variance Extracted ........................................... 49
c.
Construct Reliability ....................................................... 50
d.
Discriminant Validity ...................................................... 51
Analisis SEM ......................................................................... 51
E. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 58
1.
2.
Variabel Eksogen ................................................................... 58
a.
Konstruk Kredibilitas Perusahaan ................................... 59
b.
Konstruk Kredibilitas Endorser ...................................... 59
Variabel Endogen ................................................................... 60
a.
Konstruk Citra Merek ..................................................... 61
b.
Konstruk Sikap Merek .................................................... 62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 66
A. Statistik Deskriptif ........................................................................ 66
1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 67
2.
Karakteristik Reponden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir .................................................................................. 67
3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .................. 68
B. Uji Validitas Konstruk Teoritis (Measurement Model) ................ 68
1.
Convergent Validity ............................................................... 70
2.
Average Variance Extracted .................................................. 70
3.
Construct Reliability .............................................................. 73
viii
4.
Discriminant Validity ............................................................. 75
C. Evaluasi Asumsi SEM dan Uji Model Persamaan
Struktural ...................................................................................... 76
1.
2.
Evaluasi Asumsi SEM ........................................................... 76
a.
Evaluasi Asumsi Kecukupan Sampel ............................. 77
b.
Evaluasi Normalitas Data ............................................... 77
c.
Evaluasi Outlier .............................................................. 78
d.
Evaluasi Multikolinearitas .............................................. 85
Uji Model Persamaan Struktural ............................................ 87
D. Uji Hipotesis.................................................................................. 88
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .................................................... 93
A. Kesimpulan ................................................................................... 93
B. Saran .............................................................................................. 94
1.
Bagi perusahaan ..................................................................... 93
2.
Bagi Peneliti ........................................................................... 94
3.
Bagi Akademisi ...................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 95
LAMPIRAN ..................................................................................................... 100
ix
DAFTAR TABEL
No.
1.1
Keterangan
Data Produksi, Penjualan, dan Ekspor Sepeda Motor
Hingga Tahun 2011
1.2
1.3
Halaman
4
Data Penjualan Sepeda Motor Masing-Masing Produsen
Semester I/2012
6
Data Penjualan Sepeda Motor New Honda Blade dan
8
Jupiter Z Semester I/2012
2.1
Penelitian Terdahulu
38
2.2
Keterangan Gambar Kerangka Pemikiran
43
3.1
Kriteria Goodness of Fit
55
3.2
Konstruk, Indikator, dan Skala Pengukuran
62
4.1
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit (Measurement Model)
69
4.2
Standardized Regression Weights
69
4.3
Evaluasi Nilai AVE
72
4.4
Evaluasi Construct Reliability
74
4.5
Nilai Korelasi Antar Konstruk
75
4.6
Perbandingan Nilai √AVE dan Nilai Korelasi Antar
Konstruk
75
4.7
Uji Normalitas Data Univariate dan Multivariate
77
4.8
Evaluasi Univariate Outlier
78
4.9
Mahalanobis Distance
79
4.10
Matriks Korelasi
85
4.11
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit (Model Persamaan
4.12
Struktural)
88
Estimasi Parameter Regression Weights Variabel Laten
87
x
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran
42
3.1
Diagram Jalur Penelitian
53
4.1
Data Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
66
4.2
Grafik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
66
4.3
Grafik Responden Berdasarkan Pekerjaan
67
4.4
Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Kendaraan
Operasional
67
4.5
Uji Measurement Model
68
4.6
Uji Model Persamaan Struktural
86
xi
Daftar Lampiran
No
Keterangan
Halaman
1
Kuesioner Penelitian
100
2
Data Primer Responden
104
3
Output AMOS 18
108
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Lingkungan bisnis seringkali sulit diprediksi, banyak fenomena yang
memberikan tantangan serius yang harus dihadapi perusahaan-perusahaan.
Ketatnya kompetisi yang terjadi sekarang ini menuntut perusahaan untuk
mengoptimalkan sumber daya dan kemampuan yang tersedia agar mampu
memperoleh hasil yang maksimal, survive dan memperoleh keunggulan
kompetitif. Menurut Porter dalam Utama (2007: 122) faktor utama yang harus
dimiliki perusahaan adalah penguasaan dan kemampuan dalam penerapan
teknologi, keinginan dan keberanian dalam mengambil resiko, kemampuan
analisa kebutuhan pasar dan tingkat persaingan, serta bagaimana dalam
memformulasikan strategi besaing yang meliputi low cost strategy, diferensiasi
dan fokus.
Didasari atas persaingan yang semakin sengit ini perusahaan-perusahaan
mulai menyadari perlunya suatu integrasi strategis dari alat-alat promosi. Hal
inilah yang mendorong adanya pergeseran ke arah Integrated Marketing
Communication (IMC) yang melibatkan pengkoordinasian dari berbagai elemen
promosi dan aktivitas pemasaran lainnya untuk berkomunikasi dengan konsumen
(Belch dan Belch, 2003: 9). Salah satu elemen penting dari bauran promosi
(promotional mix) dalam IMC adalah periklanan yang merupakan semua bentuk
komunikasi non-personal yang memerlukan pembayaran mengenai organisasi,
1
produk, jasa, atau ide oleh sponsor tertentu (Kotler, 2012: 495). Melalui
periklanan, perusahaan dapat menciptakan hubungan interaksi jangka panjang
yang menguntungkan antara perusahaan dangan konsumen (Durianto dan Liana,
2004: 36).
Periklanan merupakan salah satu elemen bauran promosi yang paling
sering dipergunakan. Periklanan digunakan untuk mempengaruhi perasaan,
pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra yang berkaitan dengan produk
atau merek (Dominanto, 2008: 67). Periklanan juga berperan penting sebagai
salah satu sumber informasi yang diperlukan konsumen untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu produk, meskipun pemberian informasi dapat
dilakukan melalui packaging produk, brosur, peragaan, dan lain-lain, namun
periklanan masih dianggap paling efektif untuk pemberian informasi kepada
konsumen (Durianto dan Liana, 2004: 36).
Dalam menyampaikan iklan pemasar hendaknya mempertimbangkan
pemilihan media promosi dengan memahami karakteristik media, kekuatan dan
kelemahan media-media promosi agar efektivitas penyampaian iklan tercapai.
Dalam pemilihan media promosi, memahami karakteristik media, kekuatan dan
kelemahannya ditujukan untuk membantu perusahaan dalam memprediksi biaya
dan ketetapan sasaran promosi pada segmentasi yang dituju, dan meminimalkan
penghamburan biaya pada aktivitas promosi yang tidak penting (Soemanagara,
2008: 86). Media promosi yang umum digunakan oleh pengiklan adalah media
cetak seperti surat kabar dan majalah; media siaran seperti radio dan televisi; dan
media pamer seperti reklame dan poster (Machfoedz, 2010: 8). Namun, hingga
2
kini pengiklanan di media televisi masih dianggap cara paling efektif dalam
mempromosikan produk terutama di Indonesia yang masyarakatnya masih brand
minded dimana merek yang pernah muncul di iklan ditelevisi lebih digemari
daripada yang tidak diiklankan di televisi (Hapsari, 2007: 2). Selain itu Rhenald
Kasali menyatakan bahwa mengiklankan produk di televisi juga merupakan
cerminan bonafiditas pengiklan, karena konsumen lebih percaya pada perusahaan
yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali
(Durianto dan Liana, 2004: 40).
Lebih lanjut konsumen pada umumnya berusaha mengidentifikasi sumber
pemberi pesan pada iklan. Machfoedz (2010: 8) menyatakan bahwa pesan yang
disampaikan oleh sumber yang dapat dipercaya akan bersifat lebih persuasif. Oleh
karena itu, beberapa penelitan mencoba mengungkap peranan penggunaan nama
perusahaan dan endorser dalam sebuah iklan terhadap pembentukan citra merek
dan sikap konsumen terhadap merek. Dari beberapa penelitian yang telah
dilakukan ditemukan bahwa penggunaan nama perusahaan dan endorser dalam
sebuah merek mampu membentuk citra merek dan mempengaruhi sikap merek
secara langsung atau pun tidak langsung. Maka peneliti menduga terdapat indikasi
bahwa
konsumen
dalam
mengolah
informasi
dalam
iklan
cenderung
memperhatikan sumber pemberi pesan sebelum menilai merek tersebut
baik/menguntungkan atau bahkan tidak baik/tidak menguntungkan di mata
konsumen.
Konsumen cenderung mempercayai produsen dan juru bicara (endorser)
yang kredibel dibandingkan sumber pesan yang belum diketahui kredibilitasnya.
3
Oleh karena itu, sebagaimana yang telah dikonsepkan oleh Sallam (2011:63)
dalam penelitiannya, maka salah satu strategi kreatif yang dipergunakan dalam
beriklan untuk membentuk citra merek serta merubah sikap konsumen terhadap
merek adalah dengan menggunakan bintang iklan yang memiliki kredibilitas
tinggi dan ditunjang pula dengan kredibilitas perusahaan yang tinggi.
Pemaparan yang telah disampaikan di atas tercermin pada persaingan
industri motor yang ada di Indonesia. Sedikitnya ada empat nama besar yang
merajai industri sepeda motor di Indonesia, yaitu Honda, Yamaha, Suzuki, dan
Kawasaki.
Ke-empat
produsen
sepeda
motor
tersebut
berlomba-lomba
menawarkan produknya kepada konsumen di Indonesia yang memang dikenal
memiliki pangsa pasar besar bagi industri sepeda motor. Dari data yang dihimpun
dari tahun 1996-2011 tentang data produksi, penjualan, dan ekspor sepeda motor
di Indonesia sendiri cukup mencengangkan. Pada tahun 2011 saja jumlah
produksi mencapai 8.006.293 unit, dan penjualan mencapai 8.043.535 unit.
Tabel 1.1
Data Produksi, Penjualan, dan Ekspor Sepeda Motor Hingga Tahun 2011
Year
Production
Wholesales
Exports
1996
1,425,373
1,376,647
50,255
1997
1,861,111
1,801,090
51,816
1998
519,404
433,551
84,363
1999
571,953
487,751
99,651
2000
982,38
864,144
115,278
2001
1,644,133
1,575,822
74,948
2002
2,318,241
2,265,474
52,517
2003
2,814,054
2,809,896
13,806
2004
3,897,250
3,898,744
1,774
4
2005
5,113,487
5,074,186
15,308
2006
4,458,886
4,428,274
42,448
2007
4,722,521
4,688,263
25,632
2008
6,264,265
6,215,831
64,968
2009
5,884,021
5,881,777
29,815
2010
7,395,390
7,398,644
29,395
2011
8,006,293
8,043,535
31,357
Sumber: AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia), 2012.
Data di atas menunjukkan bahwa pangsa pasar sepeda motor di Indonesia
merupakan salah satu yang menggiurkan bagi produsen-produsen sepeda motor
dari berbagai negara untuk berlomba-lomba memasarkan produksi sepeda motor
mereka di Indonesia. Sebagai contoh, produsen-produsen motor negara Cina
pernah mencoba masuk dan memasarkan produk mereka di Indonesia. Pada era
tersebut motor Cina sempat booming hingga banyak yang memprediksi bahwa
motor-motor produksi Jepang akan digilas habis oleh motor-motor Cina.
Sebagaimana trade mark barang-barang produksi Cina, motor-motor produksi
Cina ini mempunyai keunggulan persaingan berupa harga yang jauh di bawah
motor-motor Jepang.
Namun, dalam keyataannya motor-motor produksi Cina hanya booming
sesaat bahkan lenyap akibat tidak mampu bersaing dengan motor-motor produksi
Jepang di Indonesia. Hal ini menggambarkan bahwa meskipun dari data penjualan
sepeda motor di Indonesia terlihat sangat menggiurkan, namun amatlah tidak
mudah memasuki dan ikut bersaing dengan produsen-produsen sepeda motor asal
Jepang yang telah masuk ke pasar Indonesia jauh lebih lama.
5
Produsen-produsen motor Jepang telah menancapkan pengaruhnya di
Indonesia, khususnya produsen motor Honda yang pada tahun 2012 pun tetap
memimpin penjualan sepeda motor di Indonesia. Dari data penjualan yang peneliti
berhasil himpun dalam kurun waktu semester I tahun 2012 diperoleh data sebagai
berikut.
Tabel 1.2
Data Penjualan Sepeda Motor Masing-Masing Produsen
Semester I/2012
Merek
Penjualan (Wholesales) 2012
Januari Februari
Maret
April
Mei
Juni
Honda
382.635
355.766
325.994
344.349
362.127 332.272
Yamaha
206.704
258.481
247.103
236.185
201.589 167.661
Suzuki
53.337
44.366
40.026
50.385
40.859
36.532
Kawasaki
8.563
10.734
12.196
9.717
13.093
12.138
TVS
1.362
1.440
1.370
2.293
1.827
1.865
Total
652.601
670.757
626.689
622.929
619.540 550.468
Sumber: AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia), 2012.
Penjualan sepeda motor Honda di Indonesia jauh melampaui pesaingpesaing atau merek sepeda motor yang lain. Pencapaian yang dilakukan Honda ini
merupakan hal yang mengagumkan dan harus tetap dipertahankan oleh Honda
lewat PT. Astra Honda Motor sebagai perusahaan perakitan motornya di
Indonesia.
PT Astra Honda Motor (AHM) sendiri merupakan pelopor industri sepeda
motor di Indonesia. Di mana selama kurun waktu 30 tahun ini pasar sepeda motor
domestik dikuasai oleh Honda, sebagai satu-satunya pemain dengan pangsa pasar
lebih dari 50% sehingga menciptakan pasar oligopoli yang dominan (www.astrahonda.com). Pengalaman bertahun-tahun Honda sebagai produsen motor di
6
Indonesia inilah yang menjadi modal utama kepercayaan konsumen terhadap
kualitas produk-produk Honda.
Pada saat ini konsumen tidak hanya memandang sepeda motor sebagai
sarana angkutan, tetapi lebih sebagai identitas pribadi yang mampu mewakili citra
pengendaranya disamping memperhitungkan kemampuan mesinnya. Hal ini
dibuktikan dengan maraknya fenomena motor bebek sporty yang mulai banyak
digandrungi oleh konsumen khususnya kawula muda. Kondisi ini coba
dimanfaatkan pesaing dekat Honda yaitu Yamaha dengan serius menggarap
kategori sepeda motor bebek sporty dengan mengembangkan produk Jupiter Z
dengan harapan mampu merebut pangsa pasar motor bebek Honda. Hal tersebut
merupakan ancaman serius bagi eksistensi Honda khususnya pangsa pasar motor
bebeknya.
PT.
Astra
Honda
Motor
menjawab
ancaman
tersebut
dengan
mengeluarkan inovasi produk terbarunya yaitu sepeda motor New Honda Blade.
Sepeda motor New Honda Blade memiliki tampilan model yang sporty dengan
fitur seperti bentuk sayap yang aerodinamis, velg racing, dan rem cakram ganda
pada kedua rodanya, serta streaping yang mengadopsi motor balap Moto GP dari
Tim Repsol Honda. Tampilan fisik yang dimiliki sepeda motor New Honda Blade
mencitrakan sepeda motor ini adalah sepeda motor bebek sporty yang memiliki
mesin dengan akselerasi yang handal serta cocok untuk gaya kawula muda
khususnya kaum adam. Sepeda motor New Honda Blade ini diharapkan mampu
menjadi “Jupiter Killer” dan mempertahankan pangsa pasar Honda pada kategori
motor bebek (www.tempo.co.id).
7
Pada awal peluncuran sepeda motor New Honda Blade, MURI sempat
mencatat rekor penjualan New Honda Blade yang menembus 915 unit dalam
sehari (www.kompas.com). Sepeda motor New Honda Blade pun sukses sebagai
“Jupiter Killer” dengan mengalahkan sepeda motor Jupiter Z dari segi penjualan
pada semester 1, tahun 2012.
Tabel 1.3
Data Penjualan Sepeda Motor New Honda Blade dan Jupiter Z
Semester I/2012
Penjualan (Unit)
Bulan
New Honda Blade
Jupiter Z1
Januari
22.536
1.302
Februari
21.088
1.010
Maret
19.702
1.419
April
15.255
1.072
Mei
18.220
5.391
Juni
13.589
903
Total Penjualan
110.390
11.097
Sumber: AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia), 2012
Maka guna mendongkrak penjualan sepeda motor New Honda Blade dan
melindungi dari ancaman Yamaha, PT. Astra Honda Motor terus mengeluarkan
strategi-strategi khusus dan salah satunya adalah dengan merekrut pembalap Dani
Pedrosa sebagai bintang iklan televisi New Honda Blade. Dani Pedrosa adalah
pembalap papan atas Moto GP dari Tim Repsol Honda yang juga merupakan juara
dunia arena balap Moto GP yang banyak diidolakan kawula muda khususnya lakilaki. Dani Pedrosa diharapkan dapat mewakili karakteristik sepeda motor New
Honda Blade sebagai sepeda motor yang memiliki akselerasi mesin handal, serta
cocok dengan gaya kawula muda khususnya kaum adam sehingga citra merek dan
sikap konsumen dapat berubah terhadap sepeda motor New Honda Blade.
8
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas di atas maka
peneliti
menetapkan
judul
penelitian
sebagai
berikut:
“PENGARUH
KREDIBILITAS PERUSAHAAN DAN KREDIBILITAS ENDORSER
TERHADAP CITRA MEREK DAN SIKAP MEREK (Studi Kasus Dalam
Iklan Televisi New Honda Blade)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diulas diatas maka peneliti
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengaruh kredibilitas perusahaan dalam pembentukan citra
merek?
2.
Bagaimana pengaruh kredibilitas endorser dalam pembentukan citra
merek?
3.
Bagaimana pengaruh kredibilitas perusahaan terhadap pembentukan
sikap merek?
4.
Bagaimana pengaruh kredibilitas endorser terhadap pembentukan
sikap merek?
5.
Bagaimana pengaruh citra merek terhadap sikap merek?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian:
1.
Untuk mengukur pengaruh kredibilitas perusahaan terhadap
pembentukan citra merek.
9
2.
Untuk mengukur pengaruh kredibilitas endorser terhadap
pembentukan citra merek.
3.
Untuk mengukur pengaruh kredibilitas perusahaan terhadap
pembentukan sikap merek.
4.
Untuk mengukur pengaruh citra merek terhadap sikap merek
5.
Untuk mengukur pengaruh kredibilitas endorser terhadap sikap
merek.
2.
Manfaat Penelitian:
1.
Bagi Peneliti.
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan
keilmuan
mengenai
pengaruh
kredibilitas
endorser
dan
kredibilitas perusahaan terhadap sikap merek dan citra merek.
2.
Bagi akademisi.
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kepustakaan dan
menyajikan informasi mengenai kredibilitas endorser, kredibilitas
perusahaan, citra merek, dan sikap merek.
3.
Bagi perusahaan.
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi
perusahaan dalam mengeksekusi kampanye iklan..
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Periklanan
Periklanan didefinisikan sebagai semua bentuk terbayar atas presentasi
nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas (Kotler,
2008: 202). Moriarty, Mitchel, dan Wells (2009: 9) mendefinisikan periklanan
sebagai bentuk komunikasi berbayar yang menggunakan media massa dan media
interaktif untuk menjangkau audiens yang luas dalam rangka menghubungkan
sponsor yang jelas dengan pembeli dan memberikan informasi tentang produk.
Menurut Stanton dalam Simamora (2008: 305) periklanan adalah segala kegiatan
yang dilibatkan dalam mempresentasikan sesuatu kepada audiens secara non –
personal, dengan sponsor yang jelas dan biaya – suatu pesan tentang produk atau
organisasi dalam.
Dari definisi periklanan diatas dapat ditarik kesimpulan adanya empat
karakteristik iklan, yaitu:
1.
Menjangkau audiens yang luas.
2.
Sponsor dapat diidentifikasi.
3.
Diluncurkan melalui satu atau beberapa media.
4.
Sponsor membayar media untuk menampilkan iklan.
Simamora (2008: 305) menyatakan pengembangan program periklanan
dimulai dengan menjawab pertanyaan: Siapa pasar sasaran dan apa motivasi
11
pembeli? Siapa yang menjadi audiens? Setelah itu barulah dibuat lima keputusan
yang dikenal dengan 5M, yaitu:
1.
Mission (tujuan periklanan).
2.
Money (uang yang dapat dibelanjakan).
3.
Message (pesan yang disampaikan).
4.
Media (media yang akan digunakan).
5.
Measurement (evaluasi & analisis)
Oleh karena itu, tahap awal dari setiap iklan harus memiliki tujuan yang
didefinisikan secara jelas agar kesuksessan iklan dapat dicapai. Tujuan dan
sasaran iklan ini tumbuh dari strategi pemasaran secara keseluruhan perusahaan
dan tugas promosi yang ditetapkan untuk pengiklanan.
Menurut Simamora (2008: 305) tujuan utama periklanan yaitu untuk
memberitahukan (to inform), membujuk (to persuade), dan mengingat (to
remind). Selanjutnya Bhowmick (2012: 970) menyatakan bahwa tujuan utama
periklanan pada dasarnya adalah membujuk, merubah atau memodifikasi sikap
konsumen terhadap merek. Periklanan sendiri dalam prakteknya telah dianggap
sebagai manajemen citra – menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam
benak konsumen (Durianto dan Liana, 2004: 38). Selain sebagai brand bulding,
periklanan juga membantu untuk membentuk dan menjaga image perusahaan
(Maer, dkk., 2007: 64). Roslina (2010: 340) menyatakan bahwa periklanan juga
mampu membantu mengembangkan pengenalan merek, kesadaran dan citra yang
pada akhirnya memperkuat kepemimpinan merek. Lebih lanjut Ghorban (2012:
32) menyatakan bahwa periklanan merupakan salah satu bagian terpenting dari
12
bauran pemasaran yang menunjukkan hubungan yang signifikan untuk
mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa periklanan memainkan
peranan penting dalam kegiatan pemasaran perusahaan. Perusahaan dapat
membujuk konsumen dengan bentuk pesan-pesan persuasif yang terkandung
dalam iklan. Kandungan pesan-pesan persuasif pada iklan dapat meningkatkan
perhatian konsumen terhadap produk yang diiklankan, yang mampu membentuk
citra merek dan juga mampu merubah sikap konsumen terhadap merek yang
diiklankan.
Soemanagara (2008: 82) menyatakan bahwa dalam kajian advertising,
media periklanan yang dapat digunakan perusahaan dalam beriklan terdiri dari
media lini atas (above the line) dan media lini bawah (below the line).
1.
Media lini atas (above the line).
Media ini ditujukan untuk khalayak ramai atau massa. Seperti televisi,
radio, cinema, dan surat kabar.
2.
Media lini bawah (below the line).
Media yang ditujukan untuk kalangan tertentu atau mungkin juga
ditujukan kepada individu. Seperti poster, brosur, multimedia.
Dari berbagai media yang disebutkan diatas, televisi dikenal sebagai media
iklan paling kuat dan menjangkau spektrum konsumen yang luas (Kotler, 2008:
205). Dari segi bonafiditas pengiklan sendiri kebanyakan (calon) konsumen lebih
“percaya” pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada
tidak sama sekali (Durianto dan Liana, 2004: 40). Alasan keluasan dan bonafiditas
13
inilah sehingga media televisi menjadi favorit dari beberapa pemasar untuk
mengiklankan produk barang dan jasa mereka melalui media televisi.
Salah satu media yang digunakan dalam periklanan adalah televisi.
Televisi memiliki karakteristik yang paling menonjol sebagai media iklan, yakni
kombinasi gambar dan suara (Machfoedz, 2010: 150). Kombinasi gambar dan
suara pada iklan televisi membuat iklan televisi nampak begitu hidup dan nyata,
sehingga pengiklan dapat menunjukkan dan memamerkan kelebihan dan
keunggulan produknya secara detil (Jefkins, 1997: 110). Kesan realistis yang
diberikan iklan televisi diharapkan dapat menggambarkan keunggulan dan
kelebihan yang ingin ditampilkan pemasar sehingga konsumen dapat menangkap
informasi yang diberikan.
Seperti media-media lain yang digunakan dalam periklanan, televisi juga
memiliki kekuatan dan keterbatasan. Kotler (2008: 206) menyimpulkan kekuatan
dan keterbatasan iklan televisi sebagai berikut:
1.
Iklan televisi bisa menjadi sarana efektif untuk mendemonstrasikan
atribut produk dengan jelas dan secara persuasif menjelaskan manfaat
bagi konsumen.
2.
Iklan televisi bisa menggambarkan pengguna dan citra penggunaan,
kepribadian merek, atau hal tak berwujud lainnya secara dramatis.
Keterbatasan:
1.
Sifat iklan yang singkat dan seringnya ditemukan elemen kreatif yang
mengganggu di dalamnya, pesan yang berhubungan dengan produk
dan merek itu sendiri dapat terlewatkan.
14
2.
Volume iklan yang tinggi dan bahan nonprogram pada televisi
menciptakan kerumunan yang mempermudah konsumen mengabaikan
atau melupakan iklan.
3.
Biaya produksi dan pemasangan iklan yang mahal.
B. Unsur Kredibilitas Sumber Informasi.
Unsur kredibilitas menurut Clow dan James (2011: 25) amat penting bagi
efektivitas iklan khususnya berkaitan dengan pelayanan, hal ini dikarenakan
ketidakmampuan konsumen untuk memeriksa terlebih dahulu kualitas layanan
untuk dikonsumsi. Belch dan Belch (2003: 169) menyatakan informasi dari
sumber yang kredibel mempengaruhi keyakinan, opini, sikap, dan perilaku
terhadap proses yang dikenal sebagai internalisasi, yang mana terjadi ketika
penerima informasi mengadopsi opini dari keahlian pemberi pesan dan sejak itu
konsumen mempercayai bahwa informasi dari sumber ini adalah akurat.
Mahfoedz (2010: 8) juga menyatakan bahwa pesan yang disampaikan oleh
sumber yang kredibel akan bersifat lebih persuasif bagi konsumen. Maka jelas
dapat dikatakan bahwa untuk mempengaruhi pandangan konsumen terhadap
barang dan jasa yang ditawarkan konsumen pemberi pesan iklan haruslah
dianggap kredibel di mata konsumen.
Unsur kredibilitas sendiri didifinisikan sebagai keyakinan terhadap
endorser, juru bicara, atau seseorang dalam sebuah iklan (Clow dan James, 2011:
25). Unsur kredibilitas merupakan kemampuan dan karakteristik penyampai pesan
untuk dapat mempengaruhi penerima pesan (Rao, 2012: 18) Sedangkan Mowen
15
dan Minor (2002: 402) menyatakan unsur kredibilitas mengacu pada sejauh mana
sumber informasi dipandang memiliki keahlian dan dipercaya. Lebih lanjut
menurut Belch dan Belch (2003: 168) kredibilitas adalah tingkat di mana
penerima
pesan
memandang
sumber
informasi
memiliki
pengetahuan,
keterampilan, pengalaman dan kepercayaan yang relevan dalam memberikan
informasi yang objektif dan tidak memihak.
Menurut Belch dan Belch (2003: 168) terdapat dua dimensi penting dalam
konsep kredibilitas yaitu:
1. Expertise
Sumber informasi dipandang memiliki pengetahuan yang memadai.
Menurut Rodriguez (2008: 89) dimensi expertise dapat dijabarkan melalui
beberapa elemen seperti sumber informasi memiliki pengetahuan,
berpengalaman, ahli, terlatih, dan memenuhi syarat.
2. Trustworthiness
Sumber informasi dipandang terpercaya. Menurut Rodriguez (2008: 89)
dimensi trustworthiness dapat dijabarkan melalui beberapa elemen seperti
sumber dapat diandalkan, dapat dipercaya, dan jujur, .
Namun, lebih lanjut dalam konteks periklanan Kotler (2012: 485) menambahkan
dimensi likeability ke dalam konsep kredibilitas bila melibatkan juru bicara
(endorser) sebuah produk atau jasa, yaitu sejauh mana suatu sumber pesan
dianggap memiliki daya tarik (attractiveness) oleh khalayak.
Meskipun berbagai dimensi pembentuk kredibilitas dalam berbagai
penelitian telah banyak diberikan, tetapi banyak peneliti menyatakan bahwa
16
expertise dan trustworthiness adalah komponen terpenting dalam kredibilitas
sumber (Sallam, 2011: 3).
Maka, dimensi kredibilitas sumber terdiri dari tiga komponen pembentuk,
yaitu:
1.
Expertise.
2.
Trustworthiness.
3.
Likeability
(bila
menggunakan
endorser/juru
bicara
dalam
penyampaian informasi).
Menurut Goldsmith (2000: 304), Sallam (2011: 63) serta Rao (2012: 18)
kredibilitas sumber penyampai informasi dikonsepkan menjadi dua bentuk yaitu
kredibilitas perusahaan dan kredibilitas endorser. Lebih lanjut Bhowmick (2012:
970) menjelaskan bahwa kredibilitas perusahaan
bersama-sama
dengan
kredibilitas endorser memainkan peranan yang sangat signifikan terhadap kulitas
periklanan yang disampaikan.
Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan beserta endorser merupakan
elemen yang penting dalam proses penyampaian periklanan. Periklanan yang
ditunjang dengan perusahaan/produsen dan endorser yang kredibel di mata
konsumen akan lebih dapat mempengaruhi penerimaan dan kepercayaan
konsumen terhadap kualitas pesan yang disampaikan dalam periklanan.
1. Kredibilitas Perusahaan.
Komunikasi keorganisasian memainkan peran yang semakin besar dalam
lingkungan bisnis karena harus melaksanakan pengamanan brand image,
perusahaan dengan pengamanan brand image yang memadai selanjutnya akan
17
berkembang menjadi reputasi perusahaan (Hardjana, 2008: 1). Fombrun dalam
Goldsmith (2000: 305) menyatakan bahwa reputasi perusahaan memberikan
kontribusi besar terhadap kesuksessan yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini
menyiratkan perusahaan mutlak harus memiliki reputasi di mata konsumen agar
sukses dalam pasar.
Peranan reputasi perusahaan untuk kesuksessan dalam persaingan pasar
begitu penting sehingga Goldsmith (2000: 305) menekankan bahwa komponen
penting yang harus diperhatikan dalam membangun reputasi perusahaan adalah
kredibilitas perusahaan. Hal senada juga dinyatakan oleh Li, Wang dan Yang
(2011: 58) bahwa wilayah penelitian terpenting untuk memahami bagaimana
membangun reputasi perusahaan yaitu dengan memfokuskan pada unsur
kredibilitas yang dimiliki perusahaan.
Kredibilitas perusahaan didefinisikan sebagai seberapa jauh konsumen
percaya bahwa suatu perusahaan bisa merancang dan menghadirkan produk atau
jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan (Kotler, 2012:
203). Kredibilitas perusahaan juga didefinisikan sebagai persepsi konsumen
terhadap kejujuran dan keahlian pemangku kepentingan perusahaan, dan
merupakan intensitas keyakinan dan komunikasi pada waktu tertentu (Goldsmith,
2000: 304).
Merek perusahaan yang kredibel dapat digunakan konsumen untuk
mengevaluasi produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut (Li, Wang,
dan Yang, 2011: 60). Oleh karena itu, Hardjana (2008: 10) menyatakan bahwa
kredibilitas perusahaan menentukan tingkat efektivitas komunikasi, karena
18
mengandung intensitas makna relasional dan berfungsi sebagai kerangka
pemahaman komunikasi. Bromley dalam Roslina (2010: 335) menjelaskan bahwa
kerangka pemahaman komunikasi akan terbentuk berdasarkan akumulasi
pengalaman konsumen terhadap organisasi/perusahaan.
Lau dan Lee dalam Rafiq (2009: 34) mengungkapkan bahwa bahwa ketika
suatu satuan dipercaya, maka satuan yang lebih kecil cenderung ikut dipercaya
dengan baik, karena mereka termasuk satuan yang lebih besar tersebut. Teori Lau
dan Lee dapat dianalogikan dengan pengertian bahwa ketika konsumen percaya
terhadap perusahaan/produsen tertentu maka produk atau merek yang dihasilkan
perusahaan/produsen tersebut juga akan ikut dipercaya oleh konsumen. Hal ini
dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Suharyanti (2011: 12) bahwa
kredibilitas yang dimiliki perusahaan dapat memperkuat asosiasi yang ada pada
merek atau produk yang dihasilkan perusahaan.
Bhowmick (2012: 970) menjelaskan bahwa sumber pembentuk citra
merek yang kuat salah satunya dipengaruhi oleh nama perusahaan yang ikut serta
ke dalam merek tersebut. Hal ini diungkapkan pula oleh Aaker dan Joachimsthaler
dalam Li, Wang, dan Yang (2011: 60) bahwa nama perusahaan yang kredibel dan
kuat serta positif mampu meningkatkan citra merek atau produk secara
keseluruhan dan mempunyai pengaruh positif terhadap ekuitas merek, sehingga
berpengaruh terhadap minat beli yang tinggi pula terhadap produk atau merek
yang dihasilkan. Pendapat Aaker dan Joacmisthaler diperkuat lewat hasil
penelitian yang dilakukan oleh Emari, Jafari, dan Mogaddam (2012: 5700) yang
menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan seharusnya memperkuat nama
19
perusahaan mereka, karena dengan mengikutsertakan nama perusahaan yang kuat
pada produk atau jasa akan menghasilkan citra kualitas yang dimiliki oleh suatu
produk atau jasa.
Dalam kaitannya dengan sikap konsumen terhadap merek beberapa
penelitian seperti yang dilakukan oleh Sallam (2011: 70) dan Goldsmith (2000:
311) ditemukan kenyataan bahwa kredibilitas perusahaan dapat mempengaruhi
sikap konsumen terhadap merek. Hal senada diungkapkan pula oleh Bhowmick
(2012: 970) bahwa kredibilitas perusahaan mampu mempengaruhi sikap
konsumen terhadap merek tertentu.
Maka dapat disimpulkan perusahaan dengan kredibilitas tinggi dapat
memanfaatkannya untuk mempengaruhi respon konsumen terhadap iklannya
sehingga membentuk citra merek atau produk yang dihasilkannya dan juga dapat
mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek.
Goldsmith dkk. (2000: 304) serta Newell dkk. (2001: 235) menyatakan
bahwa penilaian kredibilitas perusahaan serupa tetapi tidak sama dengan
kredibilitas juru bicara yang melibatkan selebritis atau orang biasa. Sebagai
gambaran, beberapa penelitian dan teori seperti yang dikemukakan oleh Kotler
(2012: 485) menyatakan bahwa dimensi likeability termasuk ke dalam kredibilitas
juru bicara atau endorser, seperti seberapa “lucu” atau “tampan” juru bicara
tersebut yang mana tidak mewakili karakteristik kredibilitas perusahaan.
Maka Newell dkk. (2001: 235), dan Sallam (2011: 65) mengemukakan
bahwa dimensi pembentuk dari kredibilitas perusahaan adalah :
20
1.
Corporate Expertise.
Sejauh mana perusahaan dinilai ahli oleh konsumen dalam
memproduksi barang/jasa.
2.
Corporate Trustworthiness.
Sejauh mana perusahaan dinilai jujur oleh konsumen dalam
memasarkan barang/jasa.
2. Kredibilitas Endorser.
Seberapa kuat atau terkenalnya perusahaan di mata konsumen tetap saja
dalam proses penyampaian informasi semacam iklan, perusahaan memerlukan
sosok, figur, atau bintang iklan yang dapat mewakili perusahaan tersebut untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak ramai. Sosok, figur, dan bintang iklan
digunakan oleh para pemasar untuk menjelaskan kelebihan produk mereka kepada
konsumen.
Soemanagara (2008:118) menjelaskan pengertian maskot, figur profesi dan
penampilan tokoh masyarakat sebagai berikut:
1.
Maskot.
Maskot merupakan simbolisasi terhadap sesuatu yang mampu
merepresentatifkan suatu keinginan, hasrat, atau kebutuhan dapat
dengan mudah mengaktifkan rangsangan kepada audience agar dapat
menyimpulkan arti dari simbolisasi secara sederhana atau umum.
21
2.
Figur Profesi.
Iklan yang berhubungan dengan kesehatan cenderung menggunakan
figur dokter atau mirip dengan dokter, walaupun hal ini dilarang keras
namun kenyataannya kejadian ini terus berlangsung.
3.
Penampilan Tokoh Masyarakat
Penampilan tokoh masyarakat biasanya mampu menarik perhatian
audience, karena tokoh ini merupakan publik figur, atau figur yang
selalu menjadi panutan publik.
Penggunaan endorser pada iklan diharapkan dapat memberikan asosiasi
positif antara produk dengan endorser (Hapsari, 2008: 2). Sosok endorser iklan
suatu produk atau merek bisa berasal dari kalangan selebriti dan non-selebriti.
Namun, beberapa pengiklan lebih memilih menggunakan selebriti (celebrity
endorser) pada iklan mereka yang digunakan untuk mengembangkan citra positif
produk baru atau mengubah citra produk yang sudah ada, karena untuk
melakukannya diperlukan sosok/figur yang kuat (Wiryawan dan Pratiwi, 2009:
242).
Erfgen menyatakan (2011: 2) bahwa selebriti endorser dalam iklan dapat
mempengaruhi pembentukan citra merek melalui sebuah transfer nilai dari
endorser kepada merek. Maka merek atau produk yang diiklankan oleh endorser
akan mempunyai image yang serupa dengan image yang dimiliki oleh endorser
sendiri. Penelitian yang dilakukan Wiryawan dan Pratiwi (2009: 262) serta
Hapsari (2008: 15) yang menyatakan bahwa kredibilitas yang dimiliki endorser
dapat mempengaruhi citra merek suatu produk.
22
Maka dapat disimpulkan bahwa kredibilitas yang dimiliki oleh endorser
yang mewakili suatu merek atau produk dapat mempengaruhi pembentukan citra
merek suatu produk.
Sedangkan dalam kaitannya dengan sikap terhadap merek selebriti
endorser juga mampu mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek. Hal ini
dibuktikkan lewat penelitian yang dilakukan oleh Ranjbarian (2010: 404) dan
Goldsmith (2000: 311) bahwa selebriti endorser dapat mempengaruhi secara
langsung sikap konsumen terhadap merek. Bhowmick (2012: 970) juga
menyatakan bahwa selebriti endorser dapat mempengaruhi sikap konsumen
terhadap merek.
Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan selebriti endorser dalam
periklanan dapat mempengaruhi pembentukan citra merek serta mampu
mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek tertentu.
Selebriti endorser sendiri didefinisikan sebagai pandangan umum
konsumen terhadap seseorang yang dikenal publik sebagai sumber informasi yang
dapat dipercaya tentang suatu produk atau perusahaan yang mereka dukung
(Amos, 2008: 214). Istilah lain diberikan oleh Friedman dan Friedman dalam
Sallam (2011: 84) bahwa selebriti endorser merujuk kepada seseorang yang
dikenal oleh publik, seperti aktor, atlit, entertainer dan orang lain dengan prestasi
yang telah dicapai di bidangnya masing-masing dan kemudian mendukung produk
tertentu. Sedangkan McCracken dalam Bhowmick (2012: 968) menyatakan
bahwa selebriti endorser adalah seseorang yang memliki pamor di mata publik
23
dan menggunakan kepamorannya untuk mendukung suatu produk dengan tampil
di dalam suatu periklanan.
Belch dan Belch (2003: 175) menjelaskan proses transformasi nilai dari
selebriti endorser ke dalam sebuah produk yang diiklankan melalui tiga tahap.
Tahap-tahap tersebut adalah:
1.
Tahap pertama.
Konsumen akan melihat iklan yang didukung suatu selebriti dengan
menerjemahkan atau mengasosiasikan pencitraan, karakteristik dan
nilai tambah dari selebriti itu sendiri.
2.
Tahap kedua.
Selebriti mentransfer pencitraan, karakteristik, dan nilai yang
dikandung dalam diri selebriti ke dalam iklan dan produk yang
didukung oleh selebriti.
3.
Tahap ketiga.
Merupakan tahap terpenting dari semua tahap adalah konsumen
mengasosiasikan citra, karakteristik, dan nilai yang dikandung
selebriti sama dengan produk yang diiklankan.
Kredibilitas endorser sendiri didefinisikan sebagai gambaran kepercayaan
juru bicara atau pendukung di dalam sebuah iklan, terhadap daya tarik, keahlian,
dan kejujuran juru bicara atau pendukung iklan tersebut (Goldsmith, 2000: 304).
Sedangkan menurut Belch dan Belch (2003: 168) kredibilitas endorser
menggambarkan persepsi konsumen terhadap keahlian, pengetahuan. dan
pengalaman yang relevan yang dimiliki endorser mengenai merek produk yang
24
diiklankan serta kepercayaan konsumen terhadap endorser untuk memberikan
informasi yang tidak biasa dan objektif. Hal ini menyiratkan bahwa endorser yang
memiliki kredibilitas akan membentuk kepercayaan konsumen terhadap produk
atai merek yang mereka dukung.
Belch dan Belch (2003: 175) mengutarakan bahwa dalam menggunakan
selebriti para pengiklan harus mencocokkan atribut produk, citra perusahaan, dan
karakteristik target pasar dengan kepribadian selebritis, karena citra selebritis
terhadap konsumen adalah hal yang penting bagi kemampuan selebritis untuk
menarik perhatian konsumen. Oleh karena itu, pemilihan celebrity endorser dalam
iklan merupakan hal yang krusial dan harus memenuhi beberapa persyaratan.
Agar informasi yang disampaikan dapat dipercaya oleh konsumen maka
Kotler (2012: 485) dan Machfoedz (2010: 8) memberikan dimensi pembentuk
kredibilitas endorser sebagai berikut:
1.
Expertise.
Merupakan pengetahuan khusus yang dimiliki komunikator untuk
melakukan klaim terhadap iklan.
2.
Trustwothiness.
Menunjukkan seberapa efektif dan jujur orang tersebut di mata publik.
3.
Likeability.
Sejauh mana suatu sumber memiliki daya tarik (attractiveness) di
mata publik.
25
C. Merek.
UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 dalam Mahendratama dan
Zain (2012: 11) menyatakan merek sebagai tanda yang berupa gambar, nama,
kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa. American Marketing Association dalam Kotler (2012: 241)
mendefinisikan merek sebagai sebagai nama, istilah, tanda, simbol, desain atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang bertujuan untuk mengidentifikasi
barang dan layanan dari suatu penjual atau kelompok penjual dan untuk
membedakannya dari para pesaing. Merek juga didefinisikan sebagai internalisasi
sejumlah kesan yang diterima oleh para pelanggan dan konsumen yang
mengakibatkan adanya suatu posisi khusus dalam ingatan mereka terhadap
manfaat-manfaat emosional dan fungsional yang dirasakan (Knapp, 2001: 6).
Sedangkan Soemanagara (2008: 100) menyatakan merek merupakan nama,
simbol, desain, atau kombinasi dari kesemuanya yang mengidentifikasikan produk
atau pelayanan suatu perusahaan.
Maka dapat disimpulkan merek adalah produk atau jasa yang dimensinya
mendeferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa
lainnya yang dirancang untuk kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa
fungsional, rasional, atau nyata – berhubungan dengan kinerja produk dari merek.
Perbedaan ini bisa juga lebih bersifat simbolis, emosional, atau tidak nyata –
berhubungan dengan apa yang dipresentasikan merek.
26
Menurut Kotler (2008: 259) merek mengidentifikasikan sumber atau
pembuat produk dan memungkinkan konsumen–bisa individual atau organisasi–
untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor
tertentu. Merek juga memainkan peranan penting sehingga konsumen mampu
mengidentifikasi
produk/layanan
dari
suatu
perusahaan
dan
mampu
membedakannya dengan kompetitor yang lainnya (Wang dan Yang, 2010:177).
Hal ini menyiratkan bahwa merek memainkan peranan yang sangat penting bagi
konsumen untuk mengidentifikasikan sebuah produk terhadap perusahaan
pembuatnya. Konsumen akan mudah mengidentifikasikan kemampuan suatu
produk
dengan
melihat
siapa
produsen/perusahaan
yang
menghasilkan
produk/jasa tersebut.
Lebih lanjut Kotler (2008: 259) menjelaskan dengan rinci fungsi dan
menfaat merek bagi perusahaan, yaitu:
1.
Merek menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk.
2.
Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.
3.
Merek menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaanperusahaan untuk fitur-fitur atau aspek unik produk. Nama merek
dapat dilindungi melalui nama dagang terdaftar; proses manufaktur
dapat dilindungi melalui hak paten; dan kemasan dapat dilindungi
melalui hak cipta dan rancangan hak milik.
4.
Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang
puas dapat dengan mudah memilih produk tertentu.
27
Keberhasilan merek sendiri dapat dinilai dengan seberapa suatu merek
sering menempati posisi unik dalam ingatan konsumen (Knapp, 2001: 116). Hal
ini dikarenakan merek secara signifikan lebih dari hanya sekedar produk, merek
mengekspresikan hubungan yang istimewa dan ikatan yang dimiliki dengan
konsumen (Stinjak dan Tumpal, 2005: 169).
Maka keberhasilan suatu merek dalam pasar ditentukan oleh seberapa jauh
konsumen mengasosiasikan suatu merek sehingga merek tersebut diingat oleh
konsumen dan dipersepsikan positif oleh konsumen sebagai produk atau merek
yang dirasa sesuai sebagai solusi pemecahan suatu permasalahan yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari konsumen.
D. Asosiasi Merek.
Menurut Mahendratama dan Zain (2012: 19) asosiasi merek didefinisikan
dengan segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Kotler (2010:
164) menjelaskan bahwa asosiasi merek terdiri dari segala hal tentang merek –
yang menggambarkan ide, perasaan, persepsi, citra, pengalaman, keyakinan,
sikap, dan semua yang melekat pada merek. Asosiasi merek juga didefinisikan
sebagai informasi yang terserap dan melekat di dalam memori terhadap merek
yang terkandung pada merek tertentu (Low dan Lamb, 2000: 351). Sedangkan
Rangkuti dalam Maer, Tanudjaja dan Banindro (2007: 65) menyatakan bahwa
asosiasi merek merupakan segala atribut yang ada di dalam merek itu dan
memiliki suatu tingkat kekuatan.
28
Roslina (2010: 335) menyatakan bahwa asosiasi merek yang terbentuk
dalam pikiran dan benak konsumen dapat membantu konsumen dalam meringkas
fakta dan spesifikasi yang sulit diproses dan diakses, sehingga konsumen dapat
menghasilkan
informasi
yang
penting
dan
memberikan
cara
untuk
mendapatkannya. Low dan Lamb (2000: 351) juga menyatakan bahwa asosiasi
merek dapat membantu konsumen untuk memproses, mengumpulkan, mengingat
kembali informasi suatu produk ke dalam ingatan serta membantu konsumen
dalam membuat keputusan pembelian. Asosiasi-asosiasi yang terbentuk terhadap
suatu merek memberikan peranan yang penting dalam strategi bersaing karena
asosiasi merek merupakan refleksi dari citra merek dan juga memainkan peran
dalam pembentukan ekuitas merek (Pramudito. 2005: 198).
Kwun dan Oh (2007: 82) menyatakan bahwa pada umumnya para peneliti
mengkonsepkan asosiasi merek ke dalam empat dimensi pembentuk yaitu kualitas
yang dirasakan (perceived quality), citra merek (brand image), kesadaran merek
(brand awareness), dan sikap merek (brand attitude). Begitu pula Low dan Lamb
(2000: 352) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa dalam asosiasi merek
terbentuk dari tiga konsep multidimensional dan saling berhubungan, yang terdiri
dari citra merek (brand image), sikap merek (brand attitude), dan kualitas yang
dirasakan (perceived quality). Maka dapat disimpulkan bahwa citra merek dan
sikap merek merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembentukan
asosiasi merek.
29
1.
Citra Merek.
Keller dalam Tseng dan Lee (2011: 3) mendefiniskan citra merek sebagai
kekhasan yang dimiliki suatu merek dan reputasi yang dimiliki merek tersebut,
yang meliputi karakteristik, konsep, dan konsumen rasakan terhadap suatu merek.
Selanjutnya Kotler (2008: 268) mendefinisikan citra merek sebagai penggambaran
sifat ekstrinsik produk atau jasa, termasuk dimana mereka berusaha memenuhi
kebutuhan psikologis atau sosial pelanggan. Sedangkan Stinjak dan Tumpal
(2005: 172) menyatakan bahwa citra merek merupakan personalitas, simbol,
proporsi, nilai, brand essence, dan posisi suatu merek.
Menurut Roslina (2010: 334) citra merek tersusun dari asosiasi merek
yang diorganisir menjadi suatu yang berarti. Selanjutnya menurut Stinjak dan
Tumpal (2005: 172) konsumen membentuk citra melalui sintetis dari semua sinyal
atau asosiasi yang dihasilkan suatu merek. Hal ini sejalan dengan pendapat
Mahendratama dan Zain (2012: 19) bahwa berbagai asosiasi yang diingat
konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand
image di dalam benak konsumen.
Maka menurut Hapsari (2007: 6) karakteristik citra merek dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Citra merek merupakan pemahaman konsumen mengenai merek
secara keseluruhan, kepercayaan konsumen terhadap merek dan
bagaimana pandangan konsumen tentang merek.
2.
Citra merek tidak semata ditentukan oleh bagaimana pemberian nama
yang baik kepada sebuah produk, tetapi juga dibutuhkan bagaimana
30
cara memperkenalkan produk tersebut agar dapat menjadi sebuah
memori bagi konsumen dalam membentuk suatu persepsi akan sebuah
produk.
3.
Citra merek sangat berpatokan pada pemahaman, kepercayaan, dan
pandangan atau persepsi konsumen terhadap suatu merek.
4.
Citra merek dapat dianggap jenis asosiasi yang muncul di benak
konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut
secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra
tertentu yang dikaitkan pada suatu merek.
5.
Citra merek yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu
produk dengan merek yang bersangkutan di kemudian hari, sedangkan
bagi produsen citra merek yang baik akan menghambat kegiatan
pemasaran pesaing.
6.
Citra merek merupakan faktor yang penting yang dapat membuat
konsumen mengeluarkan keputusan untuk mengkonsumsi bahkan
sampai kepada tahap loyalitas di dalam menggunakan suatu merek
produk tertentu, karena
citra merek mempengaruhi hubungan
emosional antara konsumen dengan suatu merek, sehingga merek
yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan akan terpilih untuk
dikonsumsi.
Kwun dan Oh (2007: 92) mengemukakan dalam penelitiannya bahwa
dalam keadaan tertentu perhatian konsumen terhadap produk dengan citra merek
yang baik, akan mempengaruhi secara positif dan kuat sikap konsumen terhadap
31
merek. Begitu pula dalam penelitian yang dilakukan oleh Tseng dan Lee (2011:
223) menemukan bahwa semakin positif citra merek maka semakin positif pula
pembentukan sikap merek konsumen.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembentukan citra merek suatu
produk atau merek dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek yang
pada akhirnya mempertimbangkan konsumen untuk membeli suatu merek
tertentu.
Janonis dan Virvilaite (2007: 79) menyatakan bahwa citra merek berasal
dari berbagai elemen identitas merek dimana periklanan adalah salah satu elemen
yang sangat penting yang memberitahukan kepada konsumen tentang manfaat
suatu produk dan menempatkan suatu produk dalam pikiran konsumen. Berkaitan
dengan manfaat yang dberitahukan di dalam iklan, Durianto (2004: 2)
menegaskan kembali tentang pentingnya penyampaian manfaat merek yaitu
meskipun suatu merek membawa sejumlah atribut, konsumen sebenarnya
membeli manfaat (benefit) dari produk tersebut. Sebagai gambaran dari pendapat
Durianto tersebut dapat dianalogikan dengan atribut harga pada produk atau
merek yang “mahal” cenderung diterjemahkan sebagai manfaat emosional
sehingga konsumen merasa dirinya penting dan dihargai oleh orang lain. Maka,
Roslina (2010: 334) menyimpulkan bahwa manfaat (benefit) adalah jenis
informasi yang dirasakan relevan dan berhubungan dengan dugaan bahwa
persepsi citra merek sangat subjektif dan dibentuk berdasarkan interpretasi
konsumen.
32
Janonis dan Virvilaite (2007: 87) serta Roslina (2010: 344) dalam
penelitiannya mengemukakan pembentukan citra merek pada umumnya diukur
dari tiga dimensi berdasarkan manfaat (benefit) suatu produk atau merek, yaitu:
1. Manfaat fungsional.
Didesain untuk memuaskan kebutuhan konsumen dalam rangka
memecahkan masalah yang berhubungan dengan konsumsi.
2. Manfaat simbolis.
Didesain untuk memenuhi keinginan konsumen untuk mempertinggi
diri (self enhancement), posisi peran (role position), keanggotaan
dalam suatu kelompok (group membership), atau identifikasi ego (ego
identification).
3. Manfaat pengalaman.
Didesain untuk memenuhi keinginan konsumen yang berkaitan
dengan kesukaan sensori (sensory pleasure), keanekaragaman
(variety), dan stimulasi kognitif (cognitive stimulation).
2.
Sikap Merek.
Konsep sikap sangat luas dan banyak perbedaan konteks yang menjelaskan
tentang ini. Namun, Kotler (2008: 186) mendefinisikan sikap (attitude) sebagai
evaluasi dalam waktu yang lama tentang yang disukai atau tidak disukai
seseorang, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan terhadap beberapa
objek atau ide. Sikap menurut Ahmadi dkk. (2010: 133) merupakan suatu
kecendrungan individu untuk berperilaku secara konsisten terhadap objek yang
dimaksud. Brakus dkk. (2009: 53) menyatakan sikap adalah evaluasi secara
33
menyeluruh didasari terhadap keyakinan atau reaksi perasaan yang spontan. Sikap
juga didefinisikan suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan pikir (neural) yang
dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek, yang diorganisir
melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung dan atau secara dinamis
pada perilaku (Dharmmesta dan Handoko, 2011: 93).
Kotler (2012: 168) menyatakan bahwa sikap menempatkan kita dalam
kerangka pemikiran: menyukai atau tidak menyukai suatu objek, bergerak menuju
atau beralih darinya, dan sikap menuntun kita untuk berperilaku dalam cara yang
cukup konsisten terhadap objek yang sama. Dharmmesta dan Handoko (2011: 94)
menambahkan bahwa sikap konsumen berdasarkan kepada pandangan konsumen
terhadap produk dan proses belajar baik dari pengalaman ataupun dari yang lain.
Ranjbarian dkk., (2010: 401) menjelaskan bahwa sikap memiliki tiga
komponen dasar pembentuk yaitu:
1.
Affektive
Berkaitan dengan kesukaan atau perasaan kita terhadap objek. Belch
dan Belch (2003: 150) mendifinisikan pula affective kepada tingkat
perasaan (menyukai atau tidak menyukai) produk atau merek tertentu.
2.
Cognitive
Keyakinan atau kepercayaan yang timbul dari diri kita terhadap suatu
objek. Menurut Belch dan Belch (2003: 150) keyakinan meliputi
atribut, karakteristik atau manfaat suatu produk atau merek tertentu.
34
3.
Behavioral/Conative
Komponen yang mendorong kita mengambil tindakan terhadap suatu
objek. Belch dan Belch (2003: 150) juga mendefinisikan conative atau
behavioral sebagai tindakan yang konsumen ambil terhadap produk
atau merek tertentu, yang meliputi pembelian, pengadopsian, atau
menolak produk atau merek tertentu.
Namun, Barata (2007: 67) mengungkapkan bahwa dalam bidang pemasaran
berkaitan dengan konsumen, komponen conative biasanya diungkapkan dengan
niat beli konsumen dimana niat beli konsumen lebih dekat kepada perilaku
daripada sikap. Dominanto (2008: 69) pun menyatakan bahwa niat membeli
merupakan rencana konatif konsumen untuk membeli barang atau merek tertentu.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa sikap merupakan elemen
pendorong atau sebagai pedoman seseorang terhadap suatu objek atau fenomena
yang terjadi di lingkungan sekitar orang tersebut untuk berperilaku terhadap objek
atau fenomena yang orang tersebut temukan. Sedangkan komponen kognitif serta
perasaan atau afeksi seseorang terhadap sebuah objek, maka inilah yang disebut
sikap.
Fungsi sikap menurut Mowen dan Minor (2002: 319) terdiri dari empat
fungsi, yaitu:
1.
Fungsi utilitarian.
Mengacu pada ide bahwa orang mengekspresikan perasaan untuk
memaksimalkan penghargaan demi meminimalkan hukuman yang
mereka terima dari orang lain.
35
2.
Fungsi pembelaan.
Melindungi orang dari kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau
dari kenyataan kekejaman dunia luar.
3.
Fungsi pengetahuan.
Sebagai standar yang membantu sesorang untuk memahami dunia
mereka.
4.
Fungsi nilai–ekspresif.
Mengacu pada bagaimana seseorang mengekspresikan nilai sentral
mereka kepada orang lain.
Dalam kaitannya dalam membangun ekuitas merek, pendekatan yang
umum dilakukan adalah dengan membangun sikap merek yang positif (Sweldens,
2010: 1). Kwun dan Oh (2007: 84) menyatakan pula bahwa keseluruhan sikap
konsumen terhadap merek adalah basis utama pembentukan asosiasi merek yang
merupakan konsep inti dari kekuatan suatu merek. Sikap positif konsumen
terhadap merek akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian sedangkan
sikap negatif konsumen terhadap merek akan menghalangi konsumen dalam
melakukan pembelian (Rizky dan Pantawis, 2011: 184). Bagitu pula dengan yang
dikemukakan oleh Sallam (2011: 64) bahwa sikap terhadap merek memainkan
peranan yang penting dalam mempengaruhi niat beli konsumen.
Maka dapat disimpulkan bahwa untuk dapat mengarahkan konsumen
melakukan pembelian, basis utama yang harus dilakukan oleh pemasar adalah
merubah sikap konsumen agar positif terhadap produk atau merek mereka.
36
Sikap terhadap merek didefinisikan sebagai proses pengevaluasian merek
dengan memperhatikan kemampuan anggapannya untuk memenuhi kebutuhan
yang relevan saat ini (Kotler, 2012: 483). Emari dkk. (2012: 5693) mendefinisikan
sikap terhadap merek sebagai perasaan yang terbentuk dari pengevaluasian
konsumen terhadap suatu merek. Sikap terhadap merek juga didefinisikan sebagai
penilaian yang dilakukan konsumen dari evaluasi secara menyeluruh terhadap
merek tertentu didasarkan keyakinan terhadap suatu merek, dapat berupa
keyakinan terhadap atribut produk (Ranjbarian, 2010: 401). Sedangkan Stinjak
dan Tumpal (2005: 173) mendefinisikan sikap merek sebagai evaluasi secara
keseluruhan terhadap merek dalam konteks kualitas dan kepuasan terhadap merek.
Dari definisi para pakar tentang sikap merek diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa sikap merek merupakan hasil evalusi konsumen terhadap
produk atau merek. Dalam riset konsumen, evaluasi yang dilakukan konsumen
dilakukan dengan membandingkan nama merek dengan stimulus yang dapat
membangkitkan respon perasaan yang menguntungkan, seperti selebriti endorser,
gambar yang menyenangkan, atau musik terkenal (Sweldens, 2010: 2). Hal ini
sejalan dengan Suh dan Yi (2006: 147) nyatakan bahwa evaluasi konsumen
terhadap merek dilakukan melalui repon kognitif dan afektif konsumen terhadap
pesan-pesan yang dibangun produsen. Peran respon kognitif dan afektif konsumen
ini dipercaya sebagai konsep umum sikap merek yang mengindikasikan bahwa
respon tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kualitas, komunikasi, dan
pengalaman terhadap merek tertentu (Ghorban, 2012: 31). Yoo dan MacInnis
(2005:
1397)
pun
menyatakan
bahwa
sejumlah
penelitian
telah
37
mengidentifikasikan bahwa respon kognitif dan afektif dapat memprediksi sikap
konsumen terhadap merek.
Maka dapat disimpulkan bahwa untuk memprediksi sikap konsumen
terhadap merek dapat ditentukan dengan respon kognitf dan afektif konsumen
terhadap produk atau merek tertentu. Respon kognitif ini merupakan kepercayaan
konsumen terhadap atribut yang dibawa oleh produk atau merek, dan respon
afektif berkaitan dengan perasaan yang timbul terhadap produk atau merek
tertentu.
E. Penelitian Terdahulu.
No
1.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti dan Tahun
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian
The
Influence
of Goldsmith
dkk. a. Kredibilitas
Corporate Credibility on (2001)
perusahaan
dan
Consumer Attitudes and
kredibilitas
Purchase Intent.
endorser
secara
bersama-sama
mempengaruhi
sikap
konsumen
terhadap
iklan,
sikap
terhadap
merek dan minat
membeli.
b. Kredibilitas
endorser memiliki
pengaruh
yang
lebih kuat terhadap
sikap
konsumen
terhadap
iklan
dibandingkan
kredibilitas
persuahaan.
c. Kredibilitas
Perusahaan
38
memiliki pengaruh
yang lebih kuat
dalam
pembentukan sikap
terhadap
merek
dibandingkan
dengan kredibilitas
endorser.
2.
Consumer’s Evaluation Kwun dan Oh (2007)
of Brand Portfolio
3.
Analisis
Perbandingan Hapsari (2008)
Penggunaan
Celebrity
Endorser Dan TypicalPerson Endorser Iklan
Televisi
Dan
Hubungannya
Dengan
Brand Image Produk.
(2008)
4.
Analisis
Pengaruh Wiryawan
Selebriti
Endorser Pratiwi (2009)
terhadap Brand Image
pada Iklan Produk Kartu
Prabayar XL Bebas di
a. Perceived quality,
brand awareness,
dan brand image
memiliki hubungan
positif yang kuat
terhadap
brand
attitude.
b. Dari
ketiga
komponen
yang
diteliti,
brand
image merupakan
komponen paling
kuat
dalam
mempengaruhi
brand attitude.
endorser
memiliki
hubungan yang sedang
terhadap brand image
akan tetapi celebrity
endorser
memiliki
hubungan yang sedikit
lebih
erat
dibandingkan dengan
typical-person
endorser.
Hal
ini
terjadi
karena
penggunaan celebrity
endorser lebih sering
ditayangkan di televisi
dibandingkan dengan
typical-person
endorser.
dan Variabel yang paling
membedakan persepsi
konsumen atau yang
paling
besar
pengaruhnya
atas
39
Bandar Lampung.
Brand
Image
XL
Bebas
adalah
Celebrity
Attractiveness. Hal ini
menunjukkan
daya
tarik
selebriti
merupakan faktor yang
paling
membedakan
persepsi
konsumen
atas ketiga grup Brand
Image XL Bebas.
5.
Celebrity
Endorser Ranjbarian
Influence on Attitude (2010)
Toward Advertisement
and Brands
6
The Impact of Source
Credibility on Saudi
Consumer’s
Attitude
toward
Print
Advertisement:
The
Moderating Role of
Brand Familiarity.
Sallam (2011)
dkk a. Selebriti
endorser
mampu
mempengaruhi sikap
konsumen terhadap
iklan.
b. Selebriti
endorser
mampu
mempengaruhi sikap
konsumen terhadap
merek.
c. Sikap
konsumen
terhadap
iklan
mampu
mempengaruhi sikap
konsumen terhadap
merek
d. Selebriti
endorser
tidak
memiliki
pengaruh
yang
signifikan terhadap
minat membeli.
a. Kredibilitas
perusahaan
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
sikap
terhadap
iklan,
sikap
terhadap
merek, dan minat
membeli.
b. Kredibilitas
endorser
memeiliki
40
c.
d.
7.
How
Brand
Image, Tseng
Congruency
Between (2011)
Celebrity Endorser and
Brand,
and
Brand
Attitude can Influence
Tweens’
purchase
Intention through Peer
Conformity.
dan
Lee a.
b.
c.
8.
The mediatory impact of Emari dkk (2012)
brand loyalty and brand
a.
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
sikap
terhadap
iklan,
sikap
terhadap
merek, dan minat
membeli.
Komponen
trustworthiness
dalam kredibilitas
perusahaan
merupakan
komponen yang
paling signifikan
dalam
mempengaruhi
konsumen.
Komponen
attractiveness
dalam kredibilitas
endorser
merupakan
komponen yang
paling signifikan
dalam
mempengaruhi
konsumen.
Citra merek yang
baik
akan
menimbulkan
sikap merek yang
baik pula.
Citra
merek
mempengaruhi
minat
membeli
melalui
sikap
merek.
Kemiripan
endorser dengan
merek
mempengaruhi
minat
membeli
melalui
sikap
merek.
Mengikutsertakan
nama perusahaan
41
image on brand equity.
b.
yang kuat pada
produk atau jasa
akan
menghasilkan
citra yang dimiliki
oleh suatu produk
atau jasa.
Perusahaan harus
mengembangkan
pembangunan
merek
secara
menyeluruh untuk
menghasilkan
pengalaman
merek
kepada
pelanggan.
F. Kerangka Pemikiran.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
X1
X2
Kredibilitas
Perusahaan
Ha3
Ha1
Y1
Ha4
Citra
Merek
Y2
Kredibilitas
Endorser
Y3
Ha2
Ha5
Kredibilitas
Endorser
X3
X4
Z1
Z2
Z3
X5
Sumber : diolah peneliti
42
Gambar 2.1 di atas merupakan kerangka pemikiran dari penelitian ini yang
dibangun berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu yang dianggap relevan
sebagai acuan untuk digunakan dalam penelitian ini.
Adapun keterangan-keterangan kerangka pemikiran di atas dijelaskan
dalam tabel 2.1 di bawah ini.
Simbol
X1
X2
X3
X4
X5
Y1
Y2
Y3
Z1
Z2
Ha1
Ha2
Ha3
Ha4
Ha5
Tabel 2.1
Keterangan Gambar Kerangka Pemikiran
Penjelasan Simbol
Corporate Expertise.
Corporate Trustworthiness.
Endorser Expertise.
Endorser Trustworthiness.
Endorser Likeability.
Manfaat Fungsional.
Manfaat Simbolik.
Manfaat Pengalaman.
Kognitif.
Afektif.
Diduga terdapat pengaruh antara kredibilitas perusahaan
terhadap citra merek.
Diduga terdapat pengaruh antara kredibilitas endorser terhadap
citra merek.
Diduga terdapat pengaruh antara kredibilitas perusahaan
terhadap sikap merek.
Diduga terdapat pengaruh antara citra merek terhadap sikap
merek
Diduga terdapat pengaruh antara kredibilitas endorser terhadap
sikap merek
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab-akibat
dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya (Hamid, 2007: 27).
Hipotesis juga merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
43
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2010: 64).
Berdasarkan tinjaun pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikembangkan maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H01
: Kredibilitas perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap citra merek.
Ha1
: Kredibilitas perusahaan memiliki pengaruh terhadap citra merek.
H02
: Kredibilitas endorser tidak memiliki pengaruh terhadap citra merek.
Ha2
: Kredibilitas endorser memiliki pengaruh terhadap citra merek.
H03
: Kredibilitas perusahaan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap sikap
merek.
Ha3
: Kredibilitas perusahaan memiliki pengaruh langsung terhadap sikap
merek.
H04
: Citra merek tidak memiliki pengaruh terhadap sikap merek.
Ha4
: Citra merek memiliki pengaruh terhadap sikap merek.
H05
: Kredibilitas endorser tidak memiliki pengaruh langsung terhadap sikap
merek.
Ha5
: Kredibilitas endorser memiliki pengaruh langsung terhadap sikap merek.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian.
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup penelitian Manajemen
Pemasaran, bertujuan untuk menganalisis pengaruh kausalitas yang menjelaskan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan pengaruh variabel
dependen yang menjadi variabel independen bagi variabel dependen yang lain
(variabel intervening ), yaitu Pengaruh Kredibilitas Perusahaan dan Kredibilitas
Endorser terhadap Citra Merek dan Sikap Merek.
B. Metode Penentuan Sampel.
1. Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang
telah ditetapkan (Nazir, 2011: 271). Sedangkan menurut Riduwan dan Kuncoro
(2011: 38) populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil
pengukuran yang menjadi objek penelitian yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di
Kelurahan Desa Segaran, Karawang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang hanya sebagian dari populasi saja
yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang
45
dikehendaki dari populasi (Nazir, 2011: 271). Sampel juga merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:
81). Sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan
Desa Segaran, Karawang yang pernah menggunakan dan menyaksikan iklan
sepeda motor New Honda Blade.
Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah non probability
sampling, yakni elemen-elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang
sama untuk terpilih menjadi sampel (Indrianto, 1999: 130). Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling yakni teknik
penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar
(Sugiyono, 2010: 85).
Pedoman penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini mengacu pada
pendapat Ramadiani (2010: 16) yang menyatakan bahwa syarat jumlah sampel
minimum dalam penelitian dengan menggunakan metode Structural Equation
Modelling (SEM) harus sesuai dengan jumlah variabel yang teramati (observed
variable) dengan rumus sebagai berikut:
Jumlah Sampel
Minimum
=
K (K + 1)
2
dalam rumus diatas variabel yang teramati (observed variable) disimbolkan
dengan huruf K. Dalam penelitian ini jumlah observed variable yang digunakan
sebanyak 16. Maka, jumlah sampel minimum yang harus diperoleh dalam
penelitian ini adalah:
46
Jumlah Sampel
Minimum
=
=
Jumlah Sampel
Minimum
=
16 (16 + 1)
2
272
2
136 sampel
C. Metode Pengumpulan Data.
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli (Indrianto, 1999: 147). Data primer juga didefinisikan sebagai
data yang yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono,
2010: 225).
Data primer pada penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner
yang dibagikan kepada responden. Kuisioner adalah teknik pengumpulan data
dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan dan pernyataan untuk
diisi oleh responden (Sugiyono, 2010: 142).
Dalam penelitian ini instrumen penelitian diukur dengan menggunakan
skala likert. Skala likert dianggap peneliti tepat digunakan dalam penelitian ini,
karena skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan dan
Kuncoro, 2011: 20).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (Indrianto, 1999: 147). Data
47
Sekunder juga dapat didefinisikan sebagai data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen
(Sugiyono, 2010: 225). Dalam hal ini, data sekunder diperoleh dari literatur
perpustakaan, jurnal, artikel, majalah, internet, dan data kependudukan Kantor
Kelurahan Desa Segaran, Kabupaten Karawang.
D. Metode Analisis Data.
1. Statistik Deskriptif.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara menjelaskan gambaran data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya atau aslinya tanpa bermaksud untuk membutakan kesimpulan yang
berlaku secara umum (Sugiyono, 2010: 147). Statistik deskriptif merupakan
proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah
dipahami dan diinterprestasikan (Indriyanto, 1999: 170).
2. Uji Validitas Konstruk Teoritis (Measurement Model)
Sugiyono (2010: 2) menyatakan bahwa uji validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang
dapat dikumpulkan oleh peneliti. Sedangkan Ghazali (2008: 69) menyatakan uji
validitas adalah ukuran sampai sejauh mana suatu indikator secara akurat
mengukur apa yang hendak ingin diukur.
Untuk uji validitas dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis
faktor dengan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA). Dalam penelitian
dengan metode Structural Equation Modelling (SEM), Confirmatory Factor
Analysis (CFA) digunakan untuk menilai measurement model (validitas konstruk
48
dari measurement theory yang diusulkan) sebelum mengestimasi ke dalam model
persamaan struktural (Weston dan Gore, 2006: 739) dan (Ghazali, 2008: 134).
Terdapat 4 ukuran penilaian validitas konstruk yaitu convergent validity,
variance extracted, reliability, dan discriminant validity (Ghazali, 2008:134).
a.
Convergent Validity.
Menurut Ghazali (2008: 134) item-item atau indikator suatu konstruk laten
harus converge atau share (berbagi) proporsi varian yang tinggi dan ini disebut
convergent validity. Sedangkan menurut Hult dkk. (2006: 400) convergent
validity adalah suatu ukuran yang menggambarkan seberapa baik item/indikator
converge atau berkontribusi secara bersama-sama terhadap konstruk latennya.
Ghazali (2008: 135) menyatakan bahwa nilai standarized estimate loading
suatu item/indikator yang memiliki nilai ≥0,50 berarti memiliki convergent
validity yang baik.
b. Average Variance Extracted.
Perhitungan nilai Average Variance Extracted untuk suatu konstruk sering
pula digunakan untuk penilaian convergent validity (Hult dkk., 2006:400). Dalam
analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA), rata-rata nilai Variance Extracted
(AVE) antar item atau indikator suatu konstruk laten merupakan ringkasan
konvergen indikator (Ghazali, 2008: 135).
Menurut Ghazali (2008: 135) dan Ramadiani (2010: 17) nilai AVE ≥0,50
menunjukkan adanya convergent validity yang baik, dan harus dihitung untuk
setiap konstruk laten dengan menggunakan nilai standarized estimate loading
dengan rumus sebagai berikut:
49
∑ Kuadrat Standar Loading
AVE =
∑ Kuadrat Standar Loading + ∑ Kesalahan Pengukuran
c.
Construct Reliability.
Menurut Sinuraya (2009: 25) reliabilitas merupakan ukuran mengenai
konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan
derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah
konstruk yang umum. Uji realibilitas juga digunakan untuk menguji instrumen
penelitian yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010: 121).
Dalam analisis SEM uji reliabilitas yang paling tepat adalah dengan
menggunakan construct reliability bukan dengan cronbrach alpha (Shook dkk.,
2004: 400). Perbedaan paling mendasar antara construct reliability dengan
cronbrach alpha adalah adanya asumsi tau equivalency, atau dengan kata lain
construct reliability tidak berasumsi bahwa tiap item/observed variable
mempunyai kontribusi (loadings) yang sama terhadap variabel laten (construct)
seperti dalam cronbrach alpha (Achjari, 2003: 286). Ghazali (2008: 137) lebih
lanjut menjelaskan bahwa penggunaan cronbrach alpha sebagai pengukuran
reliabilitas dalam kenyataannya memberikan reliabilitas yang lebih rendah (under
estimate) bila dibandingkan dengan construct reliability.
50
Shook dkk. (2006: 400) dan Ghazali (2008: 69) menyatakan nilai construct
reliability ≥0,70 menunjukkan reliabilitas yang baik, sedangkan untuk
menghitung construct reliability dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
(∑ Standar Loading)2
Construct Reliability =
(∑ Standar Loading)2 + ∑ Kesalahan Pengukuran
d. Discriminant Validity.
Discriminant validity digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh
suatu konstruk benar-benar berbeda dari konstruk lainnya (Ghazali, 2008: 138)
dan (Hult dkk., 2006: 400).
Menurut Ghazali (2008: 138) nilai discriminant validity yang tinggi
memberikan bukti bahwa suatu konstruk adalah unik dan mampu menangkap
fenomena yang unilk, dan cara mengujinya adalah dengan membandingkan nilai
akar kuadrat dari AVE (√AVE) dengan nilai korelasi antar konstruk.
3. Analisis SEM
Maruyama dalam Wijaya (2009: 1) menyebutkan SEM sebagai sebuah
model statistik yang memberikan perkiraan perhitungan dari kekuatan hubungan
hipotesis di antara variabel dalam sebuah model teoritis, baik secara langsung atau
melalui variabel antara. Sedangkan Ghazali (2008: 3) menyatakan bahwa
Structural Equation Modelling (SEM) merupakan gabungan dari dua metode
statistik yang terpisah yaitu analisis faktor (factor analysis) serta persamaan
simultan.
51
Segala (2011: 7) menemukan bahwa untuk memulai model penelitian
dengan teknik analisis SEM disarankan menggunakan faktor-faktor dan variabelvariabel yang sederhana terlebih dahulu, karena semakin banyak faktor-faktor dan
variabel yang terlibat dalam model akan menyebabkan semakin besar nilai chisquare yang berakibat pada semakin tinggi peluang dan penolakan dari sebuah
model. Oleh karena itu, indikator-indikator untuk mengukur variabel laten dalam
penelitian ini akan menggunakan indikator yang relatif sederhana terlebih dahulu
yaitu dibatasi masing-masing variabel memiliki 4 indikator.
Selanjutnya, Ghozali (2008: 61) mengajukan tahapan pemodelan dan
analisis menjadi 7 langkah dan pemenuhan asumsi dasar bila menggunakan SEM,
yaitu:
1.
Pengembangan Model Berbasis Teori.
Model persamaan struktural didasarkan pada hubungan kausalitas,
dimana perubahan satu variabel diasumsikan akan berakibat pada
perubahan variabel lainnya. Kuatnya hubungan kausalitas antara dua
variabel yang diasumsikan oleh peneliti bukan terletak pada metode
analisis yang dipilih, tetapi terletak pada justifikasi (pembenaran)
secara teoritis untuk mendukung analisis. Jadi jelas bahwa hubungan
antar variabel dalam model merupakan deduksi dari teori.
2.
Menyusun Diagram Jalur.
Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam tahap ini yaitu menyusun
model persamaan struktural yaitu menghubungkan antar konstruk
laten baik endogen maupun eksogen, dan menyusun measurement
52
model yaitu menghubungkan kontruk laten endogen atau eksogen
dengan variabel indikator atau manifest. Ketika measurement model
telah terspesifikasi, maka peneliti harus menentukan reliabilitas dari
indikator. Reliabilitas indikator dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu (1) diestimasi secara empiris atau (2) dispesifikasi.
Gambar 3.1
Diagram Jalur Penelitian
KP1
KP2
Kredibilitas
Perusahaan
SM1
KP3
KP4
SM2
SM3
SM4
γ3
γ1
e1
CM1
CM2
ß1
Citra
Merek
Sikap
Merek
CM3
CM4
KE1
γ2
γ4
e2
KE2
Kredibilitas
Endorser
KE3
KE4
Sumber: diolah untuk penelitian
53
3.
Menyusun Model Persamaan Struktural SEM.
Dari model diagram jalur yang telah dikembangkan di atas maka
model persamaan struktural SEM adalah sebagai berikut:
1.
Sub struktur persamaan 1
Citra Merek =
γ1 Kredibilitas Perusahaan+ γ2 Kredibilitas
Endorser +e1
2. Sub struktur persamaan 2
Sikap Merek =
γ3 Kredibilitas Perusahaan + γ4 Kredibilitas
Endorser + β1 Citra Merek + e2
3.
Memilih Input Matrik dan Estimasi Model yang Diusulkan.
Model persamaan struktural berbeda dari teknik analisi multivariate
lainnya, SEM hanya menggunakan data input berupa matrik
varian/kovarian atau matrik korelasi. Jadi dapat disimpulkan peneliti
harus menggunakan input matrik varian/kovarian untuk menguji teori.
Namun demikian jika peneliti hanya ingin melihat hubungan dan tidak
melihat total penjelasan yang diperlukan, maka penggunaan matrik
korelasi dapat diterima.
4.
Menilai Identifikasi Model Struktural.
Pada langkah kelima ini dapat dilakukan dengan melihat standar error
yang besar untuk satu atau lebih koefisien dan korelasi yang tinggi
(≥0,90) di antara koefisien estimasinya.
54
5.
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit.
Langkah yang harus dilakukan sebelum menilai kelayakan dari model
struktural adalah menilain apakah data yang akan diolah memenuhi
asumsi model persamaan struktural. Kriteria Goodness of Fit
mengukur kesesuaian input observasi atau sesungguhnya (matrik
kovarian atau korelasi) dengan prediksi dari model yang diajukan
(proposed model). Adapun kriteria Goodnes-of-Fit untuk kesesuaian
model yang umum dipakai dalam berbagai penelitian disajikan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Kriteria Goodness of Fit
Kriteria Goodness of Fit
Cut off Value
Chi – Square Statistics
Sekecil Mungkin
P-Value
≥ 0,05
Chi-Square/df
≤ 3,00
CFI
≥ 0,90
GFI
≥ 0,90
AGFI
≥ 0,80
TLI
≥ 0,90
RMSEA
≤ 0,08
Sumber : Emari, dkk. (2012: 5699), Ghazali (2008: 66) dan Rao (2012: 22)
Penjelasan dari masing-masing kriteria Goodness of fit dalam tabel 3.1
diatas adalah sebagai berikut:
a.
Chi-Square Statistics dan P-Value.
Chi-Square adalah alat uji yang menggambarkan ukuran sampel.
Model dikategorikan baik jika mempunyai chi-square = 0 yang
55
berarti tidak ada perbedaan antara model dengan data. Namun,
Bishop dan Hertenstein (2004: 6), Lee dan Scott (2004: 251)
serta Ghazali (2008: 220) menyatakan bahwa uji chi-square dan
P-Value sangat sensitif terhadap ukuran sampel sehingga akan
ada kecendrungan nilai chi-square selalu signifikan, maka jika
nilai chi-square signifikan dianjurkan untuk mengabaikannya
dan melihat ukuran goodness of fit lainnya.
b.
Chi-Square/df
Merupakam ukuran yang diperoleh dari nilai chi-square dibagi
dengan degree of freedom. Nilai yang direkomendasikan
menurut Emari dkk. (2012: 5699) adalah ≤ 3.
c.
CFI (Comparative Fit Index)
Merupakan
indeks
kesesuaian
incremental
yang
juga
membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah null
model. Nilai yang direkomendasikan adalah ≥ 0,90 (Ghazali,
2008: 66) dan (Rao, 2012: 22).
d.
GFI (Goodness Of Fit Index)
digunakan untuk menghitung proporsi tertimbang dari varians
dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks
kovaians
populasi
yang
terestimasikan.
Nilai
yang
direkomendasikan adalah ≥ 0,90 (Ghazali, 2008: 67) dan (Rao,
2012: 22).
56
e.
AGFI (Adjusted Goodness Of Fit Index)
merupakan pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan
degree of freedom yang tersedia untuk meguji diterima tidaknya
suatu model. Nilai yang direkomendasikan menurut Emari dkk.
(2012: 5699) dan Rao (2012: 22) adalah ≥ 0,80.
f.
TLI (Tucker Lewis Index)
Merupakan
indeks
kesesuaian
incremental
yang
juga
membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah
baseline model. Nilai yang direkomendasikan ≥ 0,90 (Ghazali,
2008: 68).
g.
RMSEA (Root Mean Square Error Adjusted)
menunjukkan goodness of fit yang diharapkan bila model
diestimasikan dalam populasi. Nilai yang direkomendasikan ≤
0,08 (Ghazali, 2008: 66).
Selanjutnya dalam mengevaluasi kriteria goodness of fit, Solimun dalam
Aryani dan Rosinta (2010: 119) menyatakan bahwa jika satu atau lebih
hasil kriteria goodness of fit memenuhi cut off value yang disyaratkan
maka model telah fit secara menyeluruh.
6. Interpretasi dan modifikasi model.
Ketika
model
telah
dinyatakan
diterima,
maka
peneliti
dapat
mempertimbangkan dilakukannya modifikasi model untuk memperbaiki
penjelasan teoritis atau Goodness-of-Fit. Modifikasi dari model awal harus
dijelaskan setelah dikaji banyak pertimbangan. Jika model dimodifikasi,
57
maka model tersebut harus di cross-validated (diestimasi dengan data
terpisah) sebelum model modifikasi diterima.
7. Asumsi Dasar.
Analisis SEM mensyaratkan data berdistribusi normal untuk menghindari
bias dalam analisis data. Jika data tidak normal, maka fit index seperti
Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI) menghasilkan
nilai yang underestimate. Data dikatakan normal apabila nilai critical ratio
skewness (kemencengan) semua indikator dan nilai critical ratio
multivariate memiliki nilai pada rentang ±2,58 (signifikansi pada 1%)
(Ghazali, 2008: 84).
E. Definisi Operasional Variabel.
Menurut Sugiyono (2005: 2) variabel penelitian adalah suatu hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian juga
didefinisikan sebagai konsep abstrak yang dapat diukur (Ghazali, 2008: 11).
Ghazali (2008: 11) menyatakan bahwa dalam konsep dasar SEM, konsep
abstrak yang dapat diukur terdiri dari dua jenis yaitu: (1) Konsep abstrak yang
langsung dapat diukur atau disebut observed variable (manifest), dan (2) Konsep
abstrak yang tidak dapat diukur langsung atau sering disebut laten/konstruk. Maka
jelas dalam konsep dasar SEM variabel laten/konstruk diukur melalui observed
variable/manifest melalui seperangkat pertanyaan atau pernyataan melalui skala
pengukuran.
58
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut konstruk beserta observed
variable/manifest dan skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Variabel Eksogen.
Variabel eksogen/independen merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
endogen/dependen (Sugiyono, 2010: 39). Variabel eksogen di dalam penelitian ini
terdiri dari 2 konstruk/laten yaitu Kredibilitas Perusahaan dan Kredibilitas
Endorser.
a. Konstruk Kredibilitas Perusahaan.
Menurut Newel (2001:235) dan Sallam (2011: 65) kredibilitas perusahaan
terdiri dari dua dimensi pembangun, yaitu:
1. Corporate Expertise.
Corporate expertise adalah sejauh mana perusahaan dinilai ahli oleh
konsumen dalam memproduksi barang/jasa. Indikator pengukuran
dimensi corporate expertise dikembangkan dari dua sub variabel yaitu
berpengalaman, dan terlatih (Rodriguez, 2008: 89).
2. Corporate Trustworthiness.
Corporate Trustworthiness adalah sejauh mana perusahaan dinilai
jujur oleh konsumen dalam memasarkan barang/jasa. Indikator
pengukuran dimensi corporate trustworthiness dikembangkan dari
dua sub variabel yaitu dapat dipercaya, dan jujur (Rodriguez, 2008:
89).
59
b. Konstruk Kredibilitas Endorser.
Menurut Kotler (2012: 485) dan Machfoedz (2010: 8) kredibilitas
endorser dibangun dari tiga dimensi pembangun, yaitu:
1.
Expertise.
Expertise merupakan pengetahuan khusus yang dimiliki komunikator
untuk melakukan klaim terhadap iklan. Indikator pengukuran dimensi
expertise dikembangkan dari sub variabel ahli (Rodriguez, 2008: 89).
2.
Trustwothiness.
Trustwothiness menunjukkan seberapa efektif dan jujur orang tersebut
di mata publik. Indikator pengukuran dimensi trustwothiness
dikembangkan sub variabel jujur Rodriguez (Rodriguez, 2008: 89).
3.
Likeability.
Likeability menunjukkan sejauh mana suatu sumber memiliki daya
tarik (attractiveness) di mata publik. Indikator pengukuran dimensi
likeability diukur dari pengembangan teori mengagumi penampilan
fisik dan bakat endorser (Belch dan Belch, 2003: 172). Penampilan
fisik dijabarkan lebih lanjut melalui sub variabel tampan (Rodriguez,
2008: 89). Sedangkan bakat didijabarkan lebih lanjut melalui sub
variabel teori bakat dari Kismato dan Kusrini (2011: 4) yaitu suka
bersaing.
2. Variabel Endogen.
Variabel endogen/dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Riduwan dan Kuncoro, 2011: 39).
60
Variabel terikat (endogen/dependen variabel) dalam penelitian ini terdiri dari
Konstruk Citra Merek dan Konstruk Sikap Merek.
a.
Konstruk Citra Merek
Menurut Roslina (2010: 344) serta Janonis dan Virvilaite (2007: 87) citra
merek dapat diukur dengan tiga dimensi pembentuk citra merek, yaitu:
1. Manfaat fungsional.
Manfaat fungsional didesain untuk memuaskan kebutuhan konsumen
dalam rangka memecahkan masalah yang berhubungan dengan
konsumsi. Pengukuran manfaat fungsional mengadopsi 2 item
indikator pernyataan Tseng dan Lee (2011: 217) yaitu high quality.
2. Manfaat simbolis.
Manfaat simbolis didesain untuk memenuhi keinginan konsumen
untuk mempertinggi diri (self enhancement), posisi peran (role
position), keanggotaan dalam suatu kelompok (group membership),
atau identifikasi ego (ego identification). Pengukuran manfaat
simbolis mengadopsi 1 item indikator pernyataan Tseng dan Lee
(2011: 217) yaitu a lot of
friends have products of this brand,
products of this brand is fashionable
3. Manfaat pengalaman
Didesain untuk memenuhi keinginan konsumen yang berkaitan
dengan kesukaan sensori (sensory pleasure), keanekaragaman
(variety), dan stimulasi kognitif (cognitive stimulation). Pengukuran
61
manfaat simbolis diukur mengadopsi 1 item indikator pernyataan
comfortable feeling (Tseng dan Lee, 2011: 217).
b. Konstruk Sikap Merek.
Menurut Ghorban (2012: 33) serta Kwun dan Oh (2007: 84) sikap merek
terbentuk dari 2 dimensi pembangun, yaitu:
1.
Kognitif.
Komponen kognitif merupakan keyakinan atau kepercayaan yang
timbul dari diri kita terhadap suatu objek. Pengukuran variabel
manifest kognitif mengacu kepada teori kepercayaan terhadap atribut
utama (salient atribute) produk (Mowen dan Minor, 2002: 332)
dengan menggunakan indikator dari penelitian Ghorban (2012: ) yaitu
favourable (menguntungkan).
2.
Afektif.
Komponen afektif berkaitan dengan kesukaan atau perasaan kita
terhadap objek. Indikator pengukuran variabel manifest afektif
dikembangkan melalui indikator preferensi (lebih menyukai) (Belch
dan Belch, 2003: 150).
Tabel 3.1
Konstruk, Indikator, dan Skala Pengukuran
Konstruk
Kredibilitas
Acuan Teori
Skala
Pengukuran
Indikator
Newel (2001:235) dan 1. PT.
Astra
Honda
Motor
Perusahaan
Sallam (2011: 65)
berpengalaman
Ordinal
dalam
62
memproduksi sepeda motor.
2. PT. Astra Honda Motor terlatih
dalam memproduksi berbagai
jenis sepeda motor.
3. Kualitas produksi sepeda motor
PT. Astra Honda Motor dapat
dipercaya.
4. PT. Astra Honda Motor jujur
dalam
penyampaian
sepeda
motor
New
iklan
Honda
Blade.
1. Dani Pedrosa adalah pembalap
yang ahli.
2. Menurut saya Dani Pedrosa
jujur di dalam penyampaian
Kotler (2012: 485) dan
Kredibilitas
Endorser.
pesan iklan New Honda Blade.
Machfoedz (2010: 8)
Ordinal
3. Dani Pedrosa adalah pembalap
dengan wajah yang tampan
4. Saya mengagumi Dani Pedrosa
sebagai pembalap yang selalu
bersaing untuk menjadi juara.
63
1. Sepeda
motor
New
Honda
Blade mempunyai kualitas yang
tinggi.
2. Motor
New
memiliki
Honda
desain
Blade
yang
Roslina (2010: 344)
Citra
trendi/keren
serta Janonis dan
3. Saya mencoba sepeda motor
Merek.
Ordinal
Virvilaite (2007: 87)
New Honda Blade karena Dani
Pedrosa
dalam
iklan
New
nyaman
saat
Honda Blade
4. Saya
merasa
mengendarai
sepeda
motor
New Honda Blade
1. Saya percaya striping racing
sepeda
Sikap
motor
New
Honda
Ghorban (2012: 33)
Blade memberikan keuntungan
serta Kwun dan Oh
saya bergaya seperti pembalap.
Merek.
(2007: 84)
Ordinal
2. Saya percaya mesin sepeda
motor
New
memberikan
Honda
Blade
keuntungan
akselerasi dalam berkendara.
64
3. Saya lebih menyukai sepeda
motor
New
Honda
Blade
karena sosok Dani Pedrosa
dalam iklan New Honda Blade.
4. Saya lebih menyukai sepeda
motor
New
Honda
Blade
karena diproduksi oleh P.T
Astra Honda Motor.
Sumber: Diolah peneliti.
65
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif.
Objek penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di Kelurahan
Desa Segaran, Kabupaten Karawang, Kecamatan Batu Jaya yang pernah
menggunakan dan menyaksikan iklan sepeda motor New Honda Blade. Dari data
jumlah penduduk secara keseluruhan dan jumlah penduduk dewasa yang
diperoleh dari Kantor Kelurahan Desa Segaran diperoleh data sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk Kelurahan Desa Segaran :
Laki-laki
: 4.467 jiwa
Perempuan
: 4.357 jiwa
Jumlah
: 8.824 jiwa
b. Jumlah penduduk dewasa Kelurahan Desa Segaran :
Laki-laki
: 3.172 jiwa
Perempuan
: 3.329 jiwa
Jumlah
: 6.301 jiwa
Dalam penelitian ini telah diperoleh sebanyak 162 kuisioner. Selanjutnya
162 kuisioner yang terkumpul akan dilakukan screaning untuk mengetahui
karakteristik responden yaitu berupa jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
Dari grafik 4.1 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini adalah laki-laki sebesar 76%, sedangkan wanita hanya 24%.
66
Grafik 4.1
Data Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Wanita
24%
Laki-Laki
76%
Sumber: diolah oleh peneliti
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.
Dari grafik 4.2 dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini pendidikan
terakhir responden didominasi oleh lulusan SMA sebesar 79%.
Grafik 4.2
Data Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
SD SMP
2% 0%
Sarjana/Diploma
19%
SMA
79%
Sumber: diolah oleh peneliti
67
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.
Dari grafik 4.3 dibawah ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas pekerjaan
responden dalam penelitian ini didominasi oleh karyawan swasta sebesar 58%
diikuti jenis pekerjaan yang lain.
Grafik 4.3
Data Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pelajar/Mahasisw
a
15%
Wiraswasta
8%
PNS/TNI/POLRI
17%
Lain-Lain
2%
Karyawan Swasta
58%
Sumber: diolah oleh peneliti.
B. Uji Validitas Konstruk Teoritis (Measurement Model).
Untuk menguji model serta validitas data yang dibangun dalam penelitian
ini akan dilakukan dengan teknik analisis faktor dengan metode Confirmatory
Factor Analysis (CFA). Sedangkan input data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data berbentuk matriks korelasi, dan estimasi yang digunakan adalah
Maximum Likelihood Estimation (ML) yang lebih efisien dan unbiased.
Berikut ini hasil uji CFA model penelitian yang dibangun dengan estimasi
Maximum Likelihood :
68
Gambar 4.5
Uji Measurement model
Sumber: output amos 18
Dari keterangan gambar 4.5 di atas, evaluasi terhadap kecocokan model
(Goodness of Fit) adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit (Measurement Model)
Kriteria
Cut of Value
Hasil Model
Kesimpulan
Chi-Square
133,475 (df=98)
117,343
Fit
ChiSquare/df
≤ 3,00
1,197
Fit
P-Value
≥ 0,05
0,089
Fit
CFI
≥ 0,90
0,981
Fit
GFI
≥ 0,90
0,917
Fit
AGFI
≥ 0,80
0,885
Fit
TLI
≥ 0,90
0,977
Fit
RMSEA
≤ 0,08
0,035
Fit
Sumber: diolah oleh peneliti
69
1. Convergent Validity.
Peniliaian convergent validity dapat dilakukan dengan melihat nilai
loading factor dalam bentuk standar atau standardized regresion weight untuk
tiap item indikator. Menurut Ghazali (2008: 135) nilai loading factor ≥ 0,50
menunjukkan convergent validity yang baik. Nilai loading factor tiap item
indikator dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada indikator yang
dibawah 0,50 yang mengindikasikan bahwa tiap indikator memiliki convergent
validity yang baik.
Tabel 4.2
Standardized Regression Weights
KP4
<--Kredibilitas_Perusahaan
KP3
<--Kredibilitas_Perusahaan
KP2
<--Kredibilitas_Perusahaan
KP1
<--Kredibilitas_Perusahaan
KE4
<--Kredibilitas_Endorser
KE3
<--Kredibilitas_Endorser
KE2
<--Kredibilitas_Endorser
KE1
<--Kredibilitas_Endorser
CM4
<--Citra_Merek
CM3
<--Citra_Merek
CM2
<--Citra_Merek
CM1
<--Citra_Merek
SM4
<--Sikap_Merek
SM3
<--Sikap_Merek
SM2
<--Sikap_Merek
SM1
<--Sikap_Merek
Sumber: Output amos 18
Estimate
,783
,673
,761
,820
,772
,644
,602
,845
,706
,706
,715
,749
,840
,702
,803
,790
2. Average Variance Extracted (AVE).
Dalam analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA), persentase rata-rata
nilai Variance Extracted (AVE) antar item atau indikator suatu set konstruk laten
70
merupakan ringkasan convergent indikator. Menurut Ghazali (2008: 135) nilai
AVE dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
∑ Kuadrat Standar Loading
AVE =
∑ Kuadrat Standar Loading + ∑ Kesalahan Pengukuran
Nilai AVE untuk konstruk Kredibilitas Perusahaan (KP) adalah sebagai
berikut:
AVE KP =
∑ Kuadrat Standar Loading
∑ Kuadrat Standar Loading + ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar Loading))
=
=
=
2,2913
2,2913 + 1,7086
2,2913
3,9999
0,5793
Nilai AVE untuk konstruk Kredibilitas Endorser (KE) adalah sebagai
berikut:
AVE KE =
∑ Kuadrat Standar Loading
∑ Kuadrat Standar Loading + ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar Loading))
=
=
2,0871
2,0871 + 1,9281
2,0871
3,9999
=
0,6010
71
Nilai AVE untuk konstruk Citra Merek (CM) adalah sebagai berikut:
∑ Kuadrat Standar Loading
AVE CM =
∑ Kuadrat Standar Loading + ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar Loading))
2,2692
2,2692 + 1,7307
2,2913
=
=
3,9999
=
0,5179
Nilai AVE untuk konstruk Sikap Merek (SM) sebagai berikut:
∑ Kuadrat Standar Loading
AVE SM =
∑ Kuadrat Standar Loading + ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar Loading))
=
2,4673
=
2,4673 + 1,5326
2,467313
3,9999
=
0,6168
Selanjutnya menurut Ramadiani (2010: 17) nilai konstruk AVE ≥ 0,50
menunjukkan convergent validity yang baik. Tabel 4.3 di bawah ini merupakan
evaluasi hasil perhitungan nilai AVE tiap konstruk.
Konstruk
Tabel 4.3
Evaluasi Nilai AVE
Cutt of Value
Hasil
Kesimpulan
Kredibilitas Perusahaan
0,5793
Valid
Kredibilitas Endorser
0,6010
Valid
Citra Merek
0,5179
Valid
Sikap Merek
0,6168
Valid
≥ 0,50
Sumber: diolah oleh peneliti
72
3. Construct Reliability.
Reliabilitas juga merupakan salah satu indikator convergent validity.
Menurut Ghazali (2008: 69) construct reliability dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
(∑ Standar Loading)2
Construct Reliability =
(∑ Standar Loading)2 + ∑ Kesalahan Pengukuran
Berdasarkan rumus tersebut construct reliability dari konstruk Kredibilitas
Perusahaan adalah sebagai berikut:
Construct Reliability
=
=
=
=
(∑ Standar Loading)2
(∑ Standar Loading) 2 + ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar
Loading))
(3,037)2
(3,037)2 + 1,682
9,223
10,905
0,845
Construct reliability dari konstruk Kredibilitas Endorser adalah sebagai
berikut:
Construct Reliability
=
=
(∑ Standar Loading)2
(∑ Standar Loading) 2 + ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar
Loading))
(2,863) 2
(2,863) 2 + 9,792
=
8,196
8,196 + 9,792
=
0,837
73
Construct reliability dari konstruk Citra Merek adalah sebagai berikut:
Construct Reliability
(∑ Standar Loading)2
=
(∑ Standar Loading) 2 + ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar
Loading))
(2,876) 2
=
(2,876) 2 + 1,5326
=
8,271
8,271 + 1,930
=
0,8107
Construct reliability dari konstruk Sikap Merek (SM) adalah sebagai
berikut:
Construct Reliability
=
=
=
=
(∑ Standar Loading)2
(∑ Standar Loading) 2 + ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar
Loading))
(3,135) 2
(3,135) 2 + 1,532
9,828
11,360
0,865
Selanjutnya menurut Shook dkk. (2006: 400) dan Ghazali (2008: 69)
menyatakan nilai construct reliability ≥0,70 menunjukkan reliabilitas yang baik.
Tabel 4.4 dibawah merupakan evaluasi dari perhitungan construct reliability dari
masing-masing konstruk yang digunakan dalam penelitian ini.
74
Konstruk
Tabel 4.4
Evaluasi construct reliability
Cutt of Value
Hasil
Kesimpulan
Kredibilitas Perusahaan
0,8457
Reliabel
Kredibilitas Endorser
0,8316
Reliabel
Citra Merek
0,8109
Reliabel
Sikap Merek
0,8650
Reliabel
≥ 0,70
4. Discriminant Validity.
Pengujian discriminant validity dilakukan dengan cara membandingkan
nilai akar kuadrat AVE (√AVE) dengan nilai korelasi antar konstruk (Ghazali,
2008: 138). Berdasarkan hal tersebut maka √AVE dari masing-masing konstruk
adalah sebagai berikut:
Kredibilitas Perusahaan
= √0,5728 = 0,7611
Kredibilitas Endorser
= √0,6010 = 0,7752
Citra Merek
= √0,5172 = 0,7192
Sikap Merek
= √0,6168 = 0,7853
Sedangkan nilai korelasi antar konstruk dapat dilihat pada tabel 4.5 di
bawah ini:
Tabel 4.5
Nilai Korelasi Antar Konstruk
Kredibilitas_Perusahaan
<-->
Kredibilitas_Perusahaan
<-->
Kredibilitas_Perusahaan
<-->
Kredibilitas_Endorser
<-->
Kredibilitas_Endorser
<-->
Citra_Merek
<-->
Sumber: Output amos 18
Kredibilitas_Endorser
Citra_Merek
Sikap_Merek
Citra_Merek
Sikap_Merek
Sikap_Merek
Estimate
,106
,293
,334
,318
,175
,367
75
Dari kedua informasi yaitu nilai √AVE dari masing-masing konstrukdan
nilai korelasi antar konstruk dapat disusun tabel sebagai perbandingan untuk
menentukan evaluasi discriminant validity yang disajikan pada tabel 4.7 dibawah
ini :
Tabel 4.6
Perbandingan Nilai √AVE dan Nilai Korelasi Antar Konstruk
KONSTRUK
Kredibilitas
Perusahaan
Kredibilitas
Endorser
Citra Merek
Kredibilitas
Perusahaan
Kredibilitas
Ebdorser
Citra Merek
Sikap Merek
0,761173272
0,106
0,775276402
0,293
0,318
0,719217978
0,175
0,367
Sikap Merek
0,334
Sumber: data diolah oleh peneliti
0,785384142
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai √AVE
masing-masing konstruk lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi antar konstruk
yang menunjukkan adanya discriminant validity yang baik (Ghazali, 2008: 139).
C. Evaluasi Asumsi SEM, dan Uji Model Persamaan Struktural.
1. Evaluasi Asumsi SEM.
a.
Evaluasi Asumsi Kecukupan Sampel.
Penetapan ukuran sampel dalam penelitian ini mengacu kepada pendapat
Ramadiani (2010: 16) yang menyatakan bahwa syarat jumlah sampel minimum
dalam penelitian dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling
(SEM) harus sesuai dengan jumlah variabel yang teramati (observed variable)
dengan rumus sebagai berikut:
76
Jumlah Sampel
Minimum
=
K (K + 1)
2
Dalam penelitian ini jumlah observed variable yang digunakan sebanyak
16. Maka, jumlah sampel minimum yang harus diperoleh dalam penelitian ini
adalah sebanyak 136 sampel. Dari kuisioner yang terkumpul dan dapat diolah oleh
peneliti menunjukkan bahwa sebanyak 162 sampel dapat diolah. Maka, asumsi
kecukupan sampel dinyatakan telah terpenuhi.
b. Evaluasi Normalitas Data.
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1% (0,01).
Maka mengacu pada pendapat Ghazali (2008: 84) bahwa pada tingkat signifikansi
1% (0,01) data dikatakan normal secara univariate apabila nilai critical ratio
skewness (kemencengan) semua indikator pada rentang ±2,58, dan data dikatakan
normal secara multivariate apabila nilai critical ratio multivariate memiliki nilai
pada rentang ±2,58.
Hasil uji normalitas data univariate dan multivariate dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:
Tabel 4.7
Uji Normalitas Data Univariate dan Multivariate
Variable
Min
max skew
c.r. kurtosis
SM1
3,000 5,000 -,079
-,411
-,399
SM2
3,000 5,000 -,204 -1,057
-,703
SM3
2,000 5,000 -,258 -1,340
-,709
SM4
3,000 5,000 -,056
-,290
-,370
CM1
2,000 5,000 -,100
-,518
-,539
CM2
2,000 5,000 -,308 -1,602
-,256
CM3
3,000 5,000 -,061
-,317
-,452
CM4
2,000 5,000 -,185
-,962
,232
KE1
2,000 5,000 -,366 -1,903
,451
c.r.
-1,038
-1,826
-1,842
-,962
-1,401
-,666
-1,175
,604
1,171
77
Variable
Min
max
KE2
2,000 5,000
KE3
2,000 5,000
KE4
2,000 5,000
KP1
2,000 5,000
KP2
3,000 5,000
KP3
2,000 5,000
KP4
3,000 5,000
Multivariate
Sumber: output amos 18
skew
-,170
-,356
-,070
-,468
-,138
-,258
-,045
c.r.
-,885
-1,851
-,366
-2,433
-,720
-1,339
-,233
kurtosis
-,660
,148
-,380
-,252
-,509
-,390
-,460
3,769
c.r.
-1,714
,384
-,988
-,654
-1,323
-1,013
-1,195
,999
Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa data terdistribusi normal secara
univariate dengan nilai critical ratio skewness (kemencengan) pada masingmasing indikator masih pada rentang ±2,58. Sedangkan secara critical ratio
multivariate memberikan nilai 0,999 juga masih pada rentang ±2,58 yang
menunjukkan data secara multivariate terdistribusi normal.
c.
Evaluasi Outlier.
Outlier adalah kondisi observasi dari suatu data yang memiliki
karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi
lainnya (Weston dan Gore, 2006: 735) serta (Ghazali, 2008: 227).
Deteksi terhadap univariate outlier dilakukan dengan mengkonversi data
ke dalam z-score yang memiliki nilai means = 0 dan standar deviasi = 1, nilai zscore antara 3 sampai 4 dinyatakan outlier (Ghazali, 2007: 37).
Maka untuk mendeteksi adanya univariate outlier dalam penelitian ini
akan dilakukan konversi data terlebih dahulu ke dalam nilai z-score dengan
ketentuan mean = 0 dan standar deviasi = 1. Berikut ini adalah deteksi terhadap
univariate outlier dalam penelitian ini:
78
Tabel 4.8
Evaluasi Univariate Outlier
Zscore(KP1)
Std.
N
Minimum Maximum
Mean
Deviation
162 -3,35469
1,11210 ,0000000 1,00000000
Zscore(KP2)
162
-1,93441
1,31299 ,0000000 1,00000000
Zscore(KP3)
162
-3,11393
1,31113 ,0000000 1,00000000
Zscore(KP4)
162
-1,69216
1,49540 ,0000000 1,00000000
Zscore(KE1)
162
-2,99782
1,55512 ,0000000 1,00000000
Zscore(KE2)
162
-2,37312
1,39595 ,0000000 1,00000000
Zscore(KE3)
162
-2,65808
1,57742 ,0000000 1,00000000
Zscore(KE4)
162
-2,59272
1,64992 ,0000000 1,00000000
Zscore(CM1)
162
-2,89346
1,47369 ,0000000 1,00000000
Zscore(CM2)
162
-3,24086
1,27220 ,0000000 1,00000000
Zscore(CM3)
162
-1,73966
1,46290 ,0000000 1,00000000
Zscore(CM4)
162
-3,32767
1,55828 ,0000000 1,00000000
Zscore(SM1)
162
-2,07233
1,33597 ,0000000 1,00000000
Zscore(SM2)
162
-1,81773
1,24969 ,0000000 1,00000000
Zscore(SM3)
162
-2,92785
1,24498 ,0000000 1,00000000
Zscore(SM4)
162
-1,79361
1,47116 ,0000000 1,00000000
Valid N
162
(listwise)
Sumber: Output PASW Statistics 18
Deteksi
terhadap
multivariate
outlier
dapat
dilakukan
dengan
memperhatikan nilai Mahalanobis Distance, dengan kriteria yang digunakan
adalah berdasarkan nilai Chi-Suares pada derajat kebebasan (degree of freedom)
yaitu jumlah indikator pada tingkat signifikansi P < 0,001 (Ghazali, 2008: 228).
79
Maka kriteria yang dipakai untuk deteksi multivariate outlier pada
penelitian ini adalah nilai Chi-Squares dengan 16 indikator pada tingkat
signifikansi P < 0,001 yaitu (16, 0.001) = 39,252. Hal ini berarti nilai mahalonobis
distance lebih besar dari nilai 39,252 adalah multivariate outlier.
Berikut Tabel 4.9 yang digunakan untuk mendeteksi multivariate outlier
dalam penelitian ini:
Tabel 4.9
Mahalanobis Distance
Observation number
Mahalanobis d-squared
p1
p2
119
34,332
,005
,549
161
31,982
,010
,485
136
30,801
,014
,408
112
30,747
,014
,209
57
29,987
,018
,171
37
29,827
,019
,089
117
27,416
,037
,395
80
25,947
,055
,668
87
25,021
,069
,799
147
24,221
,085
,888
60
24,068
,088
,853
35
23,955
,090
,804
31
23,779
,094
,769
20
22,926
,116
,906
22
22,922
,116
,854
80
Observation number
Mahalanobis d-squared
p1
p2
102
22,822
,119
,815
146
22,479
,128
,844
66
22,193
,137
,860
33
22,029
,142
,847
118
21,899
,146
,826
95
21,851
,148
,776
106
21,803
,150
,722
131
21,664
,154
,701
158
21,593
,157
,652
61
21,211
,171
,739
123
21,145
,173
,694
142
20,882
,183
,735
21
20,326
,206
,874
58
20,185
,212
,871
17
20,166
,213
,830
24
20,046
,218
,821
96
19,957
,222
,801
38
19,729
,233
,833
160
19,705
,234
,790
84
19,550
,241
,798
110
19,502
,244
,763
138
19,411
,248
,745
11
19,331
,252
,722
81
Observation number
Mahalanobis d-squared
p1
p2
114
19,271
,255
,689
69
19,188
,259
,666
125
19,159
,260
,614
82
18,964
,271
,655
92
18,931
,272
,606
135
18,905
,274
,553
99
18,841
,277
,521
124
18,701
,284
,536
162
18,600
,290
,528
155
18,449
,298
,552
50
18,430
,299
,495
25
18,375
,302
,461
101
18,188
,313
,510
51
18,167
,314
,455
78
18,161
,315
,393
159
18,031
,322
,409
107
17,981
,325
,375
115
17,971
,326
,319
28
17,806
,335
,356
133
17,715
,341
,350
151
17,714
,341
,291
134
17,654
,345
,270
72
17,622
,346
,234
82
Observation number
Mahalanobis d-squared
p1
p2
43
17,331
,364
,342
48
17,281
,368
,314
55
17,232
,371
,286
88
17,106
,379
,304
139
17,055
,382
,279
47
17,002
,385
,255
148
16,941
,389
,238
145
16,870
,394
,226
15
16,757
,401
,236
71
16,753
,402
,193
83
16,660
,408
,193
116
16,633
,410
,164
63
16,530
,417
,169
41
16,507
,418
,141
100
16,227
,437
,230
153
16,185
,440
,205
77
16,170
,441
,170
143
16,118
,445
,154
126
16,086
,447
,131
56
16,055
,449
,111
54
16,041
,450
,088
23
15,982
,454
,080
45
15,907
,459
,077
83
Observation number
Mahalanobis d-squared
p1
p2
140
15,823
,465
,076
19
15,719
,473
,080
152
15,543
,485
,108
10
15,422
,494
,120
91
15,384
,497
,103
68
15,310
,502
,099
26
15,220
,509
,101
130
15,185
,511
,086
9
15,163
,513
,069
150
14,761
,542
,186
108
14,549
,558
,258
1
14,481
,563
,248
103
14,391
,570
,252
29
14,357
,572
,223
137
14,336
,574
,189
120
14,259
,579
,185
Sumber: output amos 18
Dari tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara univariate terdapat
outlier dalam data penelitian yaitu pada indikator KP1 (-3,35), KP3 (-3,113),
CM2 (-3,240), dan CM4 (-3,327). Namun, Ghazali (2007: 38) menyatakan bahwa
data outlier secara filosifi harus dipertahankan bila data outlier itu memang
84
representasi dari populasi yang diteliti. Atas dasar ini peneliti memutuskan untuk
tidak membuang data outlier, dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel dalam
penelitian ini telah terpenuhi dan nilai Chi-Square dalam kriteria Goodness of Fit
menunjukkan nilai 117,343 yang mengindikasikan model yang diusulkan cocok
atau fit dengan data observasi. Maka, data dalam penelitian ini dapat dikatakan
telah merepresentasikan populasi.
Sedangkan pada tabel 4.9 secara multivariate menunjukkan bahwa tidak
terdapat
nilai
mahalanobis
distance
yang
melebihi
39,252.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa data dalam penelitian ini terbebas dari multivariate
outlier.
d. Evaluasi Multikolinearitas.
Weston dan Gore (2006: 735) serta Lei dan Wu (2007: 34) menyatakan
bahwa evaluasi multikolinearitas data dalam SEM dapat dilakukan dengan cara
melihat nilai matriks korelasi, dimana nilai korelasi antar observed variable >0,85
menunjukkan adanya multikolinearitas pada data.
Dalam penelitian ini deteksi terhadap multikolinearitas dalam data
menggunakan bantuan program PASW Statistic 18. Data yang telah terkumpul
akan disusun ke dalam matriks korelasi agar dapat dicek kekuatan hubungan antar
observed variable dengan ketentuan nilai korelasi >0,85 dinyatakan terdapat
multikolinearitas pada data.
Dari tabel 4.10 dibawah ini dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan
nilai korelasi antar observed variable >0,85. Maka disimpulkan tidak terdapat
multikolinearitas pada data.
85
2. Uji Model Persamaan Struktural (SEM)
Hasil uji model persamaan struktural SEM dalam penelitian ini disajikan
dalam gambar 4.11 di bawah:
Gambar 4.2
Uji Model Persamaan Struktural
Sumber: Output amos 18
Dari hasil pengujian output Amos 18 di atas maka model persamaan
strukturalnya dapat disusun sebagai berikut:
Citra Merek = (0,26) Kredibilitas Perusahaan+ (0,29) Kredibilitas Endorser
+ e1
87
Sikap Merek = (0,25) Kredibilitas Perusahaan + (0,06) Kredibilitas Endorser
+ (0,27) Citra Merek + e2
Sedangkan evaluasi kelayakan model (goodness of fit) dari model
persamaan struktural dirangkum dalam tabel 4.11 dibawah ini:
Tabel 4.11
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit (Model Persamaan Struktural)
Kriteria
Cut of Value
Hasil
Kesimpulan
Chi-Square
133,475 (df=98)
117,343
Fit
ChiSquare/df
≤ 3,00
1,197
Fit
P-Value
≥ 0,05
0,089
Fit
CFI
≥ 0,90
0,981
Fit
GFI
≥ 0,90
0,917
Fit
AGFI
≥ 0,80
0,885
Fit
TLI
≥ 0,90
0,977
Fit
RMSEA
≤ 0,08
0,035
Fit
Sumber: data diolah peneliti
D. Uji Hipotesis.
Terdapat 5 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Pengujian
hipotesis disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.12
Estimasi Parameter Regression Weights Variabel Laten
Estimate
S.E.
C.R.
P
Label
Citra_Merek <--- Kredibilitas_Perusahaan
,231
,083
2,784
,005
par_17
Citra_Merek <--- Kredibilitas_Endorser
,230
,077
2,992
,003
par_18
Sikap_Merek <--- Kredibilitas_Perusahaan
,258
,096
2,688
,007
par_14
Sikap_Merek <--- Kredibilitas_Endorser
,059
,087
,672
,502
par_15
Sikap_Merek <--- Citra_Merek
,326
,124
2,626
,009
par_16
Sumber: output amos 18
88
Hipotesis pertama menyatakan:
H01
: Kredibilitas perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap citra
merek.
Ha1
: Kredibilitas perusahaan memiliki pengaruh terhadap citra merek.
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hubungan kredibilitas perusahaan
terhadap citra merek memberikan nilai critical ratio sebesar 2,784 (>2,58) dan
nilai signifikan sebesar 0,005 (P< 0,01). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara kredibilitas perusahaan terhadap citra merek, sehingga
dapat disimpulkan bahwa H01 ditolak dan Ha1 diterima.
Maka penelitian ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Emari dkk. (2012: 5700), serta teori Aaker dan Joachmistaller
dalam Li, Wang dan Yang (2011: 60) dan teori Bhowmick (2012: 970) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi kredibilitas perusahaan maka akan semakin
tinggi pula pembentukan citra merek.
Hipotesis kedua menyatakan:
H02
: Kredibilitas endorser tidak memiliki pengaruh terhadap citra
merek.
Ha2
: Kredibilitas endorser memiliki pengaruh terhadap citra merek.
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hubungan kredibilitas endorser
terhadap citra merek memberikan nilai critical ratio sebesar 2,992 (>2,58) dan
nilai signifikan sebesar 0,003 (P< 0,01). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara kredibilitas endorer terhadap citra merek, sehingga dapat
disimpulkan bahwa H02 ditolak dan Ha2 diterima.
89
Maka penelitian ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Wiryawan dan Pratiwi (2009: 262), Hapsari (2008: 16) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi kredibilitas endorser maka akan semakin tinggi
pula citra merek.
Hipotesis ketiga menyatakan:
H03
: Kredibilitas perusahaan tidak memiliki pengaruh langsung
terhadap sikap merek.
Ha3
: Kredibilitas perusahaan memiliki pengaruh langsung terhadap
sikap merek.
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hubungan kredibilitas perusahaan
terhadap sikap merek memberikan nilai critical ratio sebesar 2,688 (>2,58) dan
nilai signifikan sebesar 0,007 (P< 0,01). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara citra merek terhadap sikap merek, sehingga dapat
disimpulkan bahwa H03 ditolak dan Ha3 diterima.
Penelitian ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Goldsmith dkk. (2000: 311) serta Sallam (2011: 71) yang menyatakan bahwa
kredibilitas perusahaan dapat mempengaruhi secara signifikan sikap konsumen
terhadap merek.
Hipotesis keempat menyatakan:
H04
: Citra merek tidak memiliki pengaruh terhadap sikap merek.
Ha4
: Citra merek memiliki pengaruh terhadap sikap merek.
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hubungan citra merek terhadap sikap
merek memberikan nilai critical ratio sebesar 2,626 (>2,58) dan nilai signifikan
90
sebesar 0,009 (P< 0,01). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan
antara kredibilitas endorer terhadap citra merek, sehingga dapat disimpulkan
bahwa H04 ditolak dan Ha4 diterima.
Penelitian ini mengkonfirmasi hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Tseng dan Lee (2011: 224) serta Kwun dan Oh (2007: 92) yang menyatakan
bahwa citra merek yang terbentuk dapat mempengaruhi secara signifikan sikap
konsumen terhadap merek tersebut.
Hipotesis kelima menyatakan:
H05
: Kredibilitas endorser tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
sikap merek.
Ha5
: Kredibilitas endorser memiliki pengaruh langsung terhadap sikap
merek.
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hubungan antara kredibilitas endorser
terhadap sikap merek memberikan nilai critical ratio sebesar 0,672 (<2,58) dan
nilai signifikan sebesar 0,502 (P>0,01). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kredibilitas endorer terhadap sikap merek,
sehingga dapat disimpulkan bahwa H05 diterima dan Ha5 ditolak.
Penelitian ini tidak dapat mengkonfirmasi hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Goldsmith dkk. (2001: 311) dan Sallam (2011: 71) yang
menyatakan bahwa kredibilitas endorser dapat mempengaruhi secara signifikan
sikap konsumen terhadap merek.
Namun, Belch dan Belch (2003: 160) mengungkapkan hubungan endorser
terhadap sikap merek sebagai berikut:
91
When involvement was low, a celebrity endorser had a significant
effect on attitudes. When the receiver’s involvement was high,
however, the use of a celebrity had no effect on brand attitudes.
Maka, kemungkinan terbesar mengapa hasil dalam penelitian ini
tidak dapat mengkonfimasi hubungan yang signifikan antara kredibilitas
endorser terhadap sikap merek konsumen adalah sebagai berikut:
1. Responden dalam penelitian ini memiliki memiliki keterlibatan
yang tinggi dalam mengolah informasi yang disampaikan dalam
iklan sepeda motor New Honda Blade. Sehingga responden
cenderung tidak percaya dengan penyampaian informasi yang
dilakukan endorser dalam iklan.
2. Produk
sepeda
motor
merupakan
produk
yang
dapat
dikategorikan sebagai produk-produk dengan keterlibatan tinggi.
Maka, konsumen cenderung lebih mempercayai informasi dari
sumber yang lain selain endorser dalam iklan. Salah satunya
adalah dengan mengetahui produsen/perusahaan penghasil
produk dalam iklan tersebut.
92
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab
IV sebelumnya. Maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hubungan antara Kredibilitas Perusahaan terhadap Citra Merek.
Semakin tinggi kredibilitas yang dimiliki perusahaan di mata
konsumen maka akan semakin tinggi pula pembentukan citra merek
dari produk perusahaan tersebut,
2. Hubungan antara Kredibilitas Endorser terhadap Citra Merek.
Semakin tinggi kredibilitas yang dimiliki endorser suatu merek maka
akan semakin tinggi pula pembantukan citra merek dari produk
tersebut.
3. Hubungan antara Kredibilitas Perusahaan terhadap Sikap Merek.
Semakin tinggi kredibilitas yang dimiliki perusahaan di mata
konsumnen maka akan semakin tinggi pula pembentukan sikap
konsumen terhadap merek tersebut.
4. Hubungan antara Citra Merek terhadap Sikap Merek.
Semakin tinggi pembentukan citra merek dari suatu produk maka akan
semakin tinggi pula pembentukan sikap konsumen terhadap merek
suatu produk.
93
5. Hubungan antara Kredibilitas Endorser terhadap Sikap Merek.
Kredibilitas endorser dalam iklan tidak memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap pembentukan sikap konsumen terhadap merek.
B. Saran.
Dari kesimpulan penelitian yang dipaparkan di atas, saran dalam penelitian
ini dapat digunakan oleh beberapa pihak, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Bagi Perusahaan.
Dalam
produk-produk
keterlibatan
tinggi
konsumen
lebih
mempercayai nama perusahaan yang kredibel. Maka disarankan bagi
perusahaan-perusahaan
yang
terlibat
dalam
produk-produk
keterlibatan tinggi untuk memperkuat nama perusahaan mereka,
dalam hal ini kredibilitas perusahaan. Sedangkan endorser dalam iklan
hanya dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek hanya
bila mampu membentuk citra merek terlebuh dahulu.
2.
Bagi Peneliti.
Penelitian ini dapat menjadi masukan dan pengembangan penelitian
selanjutnya kelak oleh pribadi peneliti sendiri khususnya mengenai
kredibilitas perusahaan dan kredibilitas endorser sebagai penentu
kekuatan merek.
3.
Bagi akademisi.
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi tambahan bagi penelitian
selanjutnya mengenai penentu kekuatan merek yaitu kredibilitas
94
perusahaan dan kredibilitas endorser sebagai ujung tombaknya. Dalam
penelitian ini variabel yang dilibatkan masih sangat sederhana dan
jumlah sampel yang dipergunakan masih belum cukup besar. Maka,
diharapkan pula pada penelitian selanjutnya untuk dikembangkan ke
dalam model yang lebih kompleks, dengan menambah variabel baik
independent atau dependent, serta diharapkan menggunakan sampel
yang lebih besar agar penelitian dapat lebih representative dengan
kondisi populasi agar dapat digunakan estimasi GLS atau ADF yang
tidak sensitif terhadap data yang tidak normal.
95
DAFTAR PUSTAKA
Achjari, Didi, 2003, Pelaporan Statistik Structural Equation Modelling: Temuan
Dari Tiga Jurnal Bisnis, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Universitas
Gadjah Mada.
Ahmadi, Antofany Yusticia, dkk., 2010, Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap
Atribut Produk Pada Sikap Terhadap Produk Dan Niat Pembelian Ulang:
Studi Empirik Pengambilan Keputusan pada Kategori Produk Daging
Olahan Beku, Buletin Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Amos, Clinton, dkk., 2008, Exploring the relationship between celebrity endorser
effects and advertising effectiveness A quantitative synthesis of effect size,
International Journal of Advertising, The World Advertising Research.
Aryani, Dwi dan Rosinta, Febrina, 2010, Pengaruh Kualitas Layanan terhadap
Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan, Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasi, Vol. 17 No. 2, Universitas Indonesia.
Barata, Dion Dewa, 2007, Pengaruh Penggunaan Strategi Brand Extention Pada
Intensi Membeli Konsumen, Jurnal Manajemen, Universitas Pelita Harapan,
Jakarta.
Belch, dan Belch, 2003, Advertising and Promotion, The McGraw-Hill.
Bhowmick, Tanusree, 2012, Celebrity Endorsement: A Stratagem to influence
Perception and Behavior towards Brands, Durgapur Society of
Management Science.
Bishop, David I, dan Hertenstein, Matthew J, 2004, A Confirmatory Factor
Analysis Of The Structure Of Temperament Questionnaire, Educational
and Psychological Measurement, Vol. 64 No. 6, Sage Publications
Brakus, J. Josko, dkk., 2009, Brand Experience: What Is It? How Is It Measured?
Does It Affect Loyalty?, Journal of Marketing, American Marketing
Association.
Clow, Kenneth E, dan James, Karen E, 2011, Source Credibility, Visual Strategy
and the Model in Print Advertisements, Journal of Marketing Development
and Competitiveness, University of Louisiana.
95
Dominanto, Nedi Nugrah, 2008, Perbedaan Sikap Terhadap Iklan, Merek Dan
Niat Beli Konsumen Pada Iklan Dengan Fear Appeal Tinggi Dan Rendah
Pada Partisipan Wanita, Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Durianto, Darmadi, 2004, Brand Equity Ten Strategi Memimpin Pasar, Gramedia,
Jakarta.
Durianto, Darmadi, dan Liana, Cecilia, 2004, Analisis Efektivitas Iklan Televisi
“Softener Soft & Fresh” Di jakarta Dan Sekitarnya Dengan
Menggunakan Consumer Decision Model, Jurnal Ekonomi Perusahaan.
Emari, Hossien, dkk., 2012, The mediatory impact of brand loyalty and brand
image on brand equity, African Journal of Business Management.
Erfgen, Carsten, 2011, Impact of Celebrity Endorsement on Brand Image: A
Communication Process Perspective on 30 Years of Empirical Research
Impact of Celebrity Endorsement on Brand Image: A Communication
Process Perspective on 30 Years of Empirical Research, Hamburg
University.
Ghorban, Zahra Seyed, 2012, Brand Attitude, Its Antecedents and Consequences.
Investigation into Smartphone Brands in Malaysia, IOSR Journal of
Business and Management, Kuala Lumpur.
Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analilsis Multivariate dengan Program SPSS, BP
UNDIP, Semarang.
Ghozali, Imam, 2008, Model Persamaan Structural Konsep dan Aplikasi dengan
Program AMOS 18, BP UNDIP, Semarang.
Goldsmith, Ronald E, dan Lafferty, Barbara A, 2001, The Influence of Corporate
Credibility on Consumer Attitudes and Purchase Intent, Henry Stewart
Publication.
Hamid, Abdul, 2007, Pedoman Penulisan Skripsi, FEIS UIN Jakarta.
Hapsari, Ajeng Peni, 2008, Analisis Perbandingan Penggunaan Celebrity
Endorser Dan Typical-Person Endorser Iklan Televisi Dan Hubungannya
Dengan Brand Image Produk, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Universitas
Padjajaran, Bandung.
Hardjana, Andre A, 2008, Komunikasi dalam Manajemen Reputasi Korporasi,
Jurnal Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
96
Hult, G. Tomas M, 2006, An Assessment Of The Use Of Structural Equation
Modeling In International Business Research, Elsevier Ltd.
Indrianto, Nur, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan
Manajemen, BPFE, Yogyakarta
Janonis, Vytautas, dan Virvilaitė, Regina, 2007, Brand Image Formation, Kauno
Technologijos Universitetas.
Jefkins, Frank, 1997, Periklanan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kismanto, Arie, dan Kusrini, Dwi Endah, 2011, Pengukuran Bakat Berdasarkan
Faktor-Faktor Yang Membentuk Bakat Pada Pekerja Dengan
Menggunakan Structural Equation Modeling, Institut Teknologi Sepuluh
November, Surabaya.
Knapp, Duane E, 2001, The Brand Mindset, Andi, Yogyakarta.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 2, Erlangga,
Jakarta, 2008.
Kotler, Philip, dan Lane, Keller, 2012, Marketing Management, Prentice Hall,
New Jersey.
Kwun, David Joon-Wuk, dan Oh, Haemoon, 2007, Consumers’ evaluation of
brand portfolios, Elsevier Ltd.
Lee, Jin-Hyung, dan Scott, David, 2004, Measuring Birding Specialization: A
Confirmatory Factor Analysis, Taylor & Francis Inc.
Li, Yongqiang, dan Wang, Xuehua, 2011, The Effects of Corporate-Brand
Credibility, Perceived Corporate-Brand Origin, and Self-Image
Congruence on Purchase Intention: Evidence From China’s Auto Industry,
Journal of Global Marketing, Taylor & Francis Group.
Low, George S, dan Lamb ,Charles W, 2000, The measurement and
dimensionality of brand associations, Journal Of Product & Brand
Management, Mcb University Press.
Maer, Bernadette Dian Arini dkk., 2007, Analisis Efektivitas Iklan-Iklan Tv
Bertema Local Content Di Indonesia Tahun 2004, Universitas Kristen
Petra, Surabaya.
97
Mahendratama, Dyan Prakosa, dan Zain, Djumilah, 2012, Pengaruh Langsung
Dan Tidak Langsung Antara Kesadaran Merek Serta Asosiasi Merek
Terhadap Ekuitas Merek (Studi Pada Pelanggan Hypermarket Di Kota
Malang), Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.
Moriarty, Sandra, Mitchell, Nancy, dan Wells, William, 2009, Advertising,
Prenada Media Group, Jakarta.
Mowen, John C, dan Minor, Michael, 2002, Perilaku Konsumen, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Nazir, Moh, 2011, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor
Newell, Stephen J, dan Goldsmith, Ronald E, 2001, The Development of a Scale
to Measure Perceived Corporate Credibility, Elsevier Ltd.
Pramudito, Anindyo, 2005, Analisis Asosiasi Merek Handphone Nokia, Siemens
Dan Sony Ericsson Di Kotamadia Yogyakarta, Jurnal Siasat Bisnis.
Rafiq, Muhammad, 2009, Pengaruh Kepercayaan Konsumen Pada Merek
Terhadap Loyalitas Merek, Jurnal Optimal, Universitas Islam 45, Bekasi.
Ramadiani, 2010, Structural Equation Model Untuk Analisis Multivariate
Menggunakan Lisrel, Jurnal Informatika Mulawarman.
Ranjbarian, Bahram dkk., 2010, Celebrity Endorser Influence on Attitude Toward
Advertisements and Brands, The University of Isfahan.
Rao, Roopesh, 2012, Brand Credibility and Brand Involvement as an antecedent
of Brand Equity: An Empirical Study, Asia-Pacific Journal of Business,
Kangwon National University.
Rizky, Aditya, dan Pantawis, Setyo, 2011, Pengaruh Citra Dan Sikap Merek
Terhadap Ekuitas Merek (Studi Pada Pasar Handphone Nokia Di Kota
Semarang), Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi, STIE Bank BPD Jateng.
Rodriguez, Karina P, 2008, Apparel Brand Endorsers And Their Effects On
Purchase Intentions: A Study Of Philippine Consumers, National Cheng
Kung University, Taiwan.
Roslina, 2010, Citra Merek: Dimensi, Proses Pengembangan Serta
Pengukurannya, Jurnal Bisnis Dan Manajemen, Universitas Lampung.
98
Sagala, Saut, 2011, Penggunaan Structural Equation Model untuk Penelitian
Perencanaan Wilayah dan Kota, Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia,
Semarang.
Sallam, Methaq Ahmed Abdulmajid, 2011, The Impact of Source Credibility on
Saudi Consumer’s Attitude toward Print Advertisement: The Moderating
Role of Brand Familiarity, Canadian Center of Science and Education.
Shook, Christopher L, 2004, An Assessment Of The Use Of Structural Equation
Modeling In Strategic Management Research, Strategic Management
Journal, Wiley InterScience.
Simamora, Bilson, 2008, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan.
Profitabel. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sinuraya, Candra, 2009, Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap
Kinerja Manajer: Peran Kecukupan Anggaran dan Job-Relevant
Information sebagai Variabel Intervening, Jurnal Akuntansi, Univ.
Kristen Maranatha, Bandung.
Sitinjak, Tony, dan Tumpal, 2005, Pengaruh Citra Merek dan Sikap Merek
Terhadap Ekuitas Merek, Jurnal Ekonomi Perusahaan.
Soemanagara, Rd, 2008, Strategic Marketing Communication, Alfabeta, Bandung
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung
Suh, Jung-Chae dan Yi, Youjae, 2006, When Brand Attitudes Affect the Customer
Satisfaction-Loyalty Relation: The Moderating Role of Product
Involvement, Journal Of Consumer Psychology, Seoul National University.
Suharyanti, 2011, Pengaruh Persepsi Kecocokan Dan Kredibilitas Perusahaan
Terhadap Asosiasi Merek Dan Intensi Membeli (Studi Pada Pt Multi
Bintang Indonesia), Journal Communication Spectrum, Universitas
Bakrie, Jakarta.
Sweldens, Steven, dkk., 2010, Evaluative Conditioning Procedures and the
Resilience of Conditioned Brand Attitudes, Journal Of Consumer Research,
Inc.
99
Tseng, Li-Yu, dan Lee, Tian-Shyug, 2011, How Brand Image, Congruency
Between Celebrity Endorser And Brand, And Brand Attitude Can
Influence Tweens’ Purchase Intention Through Peer Confirmity, Fu Jen
Catholic University.
Wang, Xuehua, dan Yang, Zhilin, 2010, The Effect of Brand Credibility on
Consumers’ Brand Purchase Intention in Emerging Economies: The
Moderating Role of Brand Awareness and Brand Image, Journal of Global
Marketing, Taylor & Francis Group.
Weston, Rebecca, dan Gore, Paul A, 2006, A Brief Guide to Structural Equation
Modeling, The Counseling Psychologist.
Wiryawan, Driya, dan Pratiwi, Anisa, 2009, Analisis Pengaruh Selebriti Endorser
Terhadap Brand Image Pada Iklan Produk Kartu Prabayar Xl Bebas Di
Bandar Lampung, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Universitas Lampung.
Yoo, Changjo, dan MacInnis, Deborah, 2005, The brand attitude formation
process of emotional and informational ads, Journal of Business Research,
Elsevier Ltd.
100
LAMPIRAN 1
Kepada
Yth. Bapak/Ibu
di
Tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka penelitian, bersama ini saya mohon kesediaan bantuan
Bapak/Ibu sebagai responden dalam penelitian ini (angket terlampir).
Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab seluruh
pertanyaan yang telah disediakan. Sehubungan hal tersebut jawaban responden
diharapkan objektif agar penelitian ini mampu memberikan hasil yang cermat dan
mampu manggambarkan fenomena yang sebenarnya terjadi.
Judul dari penelitian ini adalah “PENGARUH KREDIBILITAS
PERUSAHAAN DAN KREDIBILITAS ENDORSER TERHADAP CITRA
MEREK DAN SIKAP MEREK.” Yang bermaksud mengetahui gambaran
kemampuan perusahaan beserta endorser produknya dalam periklanan di mata
konsumen.
Demikian pengantar ini saya buat, atas perhatian serta bantuannya saya
ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Jakarta, Januari
2013
Hormat saya,
Aprilian Hapsanto
100
DATA KARAKTERISTIK RESPONDEN
Dimohon kesediaan Saudara/i untuk terlebih dahulu mengisi data diri pada form
di bawah ini:
Nama
:
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Wanita
( )
( )
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
PNS/TNI/POLRI
Pelajar/Mahasiswa
Wiraswasta
(
(
(
(
)
)
)
)
Lain-lain
( )
Pendidikan Terakhir
: SD
SMP
SMA
Diploma
(
(
(
(
)
)
)
)
Sarjana
( )
101
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Pilihlah dengan membuat tanda ceklis (√) pada kotak jawaban yang telah
disediakan.
Bentuk jawaban bervariasi mulai dari:
1. STS = Sangat Tidak Setuju.
2. TS = Tidak Setuju
3. R = Ragu-ragu.
4. S = Setuju
5. SS = Sangat Setuju.
Pernyataan
Kod
e
Kredibilitas Perusahaan
Alternatif Jawaban
1
ST
S
2
3
4
5
TS
R
S
SS
2
3
4
5
TS
R
S
SS
P.T Astra Honda Motor berpengalaman
memproduksi sepeda motor.
PT. Astra Honda Motor terlatih dalam
KP 2
memproduksi berbagai jenis sepeda motor.
Kualitas produksi sepeda motor PT. Astra
KP 3
Honda Motor dapat dipercaya.
PT. Astra Honda Motor jujur dalam
KP 4 penyampaian iklan sepeda motor New Honda
Blade.
KP 1
Kredibilitas Endorser
1
ST
S
KE 1 Dani Pedrosa adalah pembalap yang ahli.
KE 2
Menurut saya Dani Pedrosa jujur di dalam
penyampaian pesan iklan New Honda Blade.
KE 3
Dani Pedrosa adalah pembalap dengan wajah
yang tampan
Saya mengagumi Dani Pedrosa sebagai
KE 4 pembalap yang selalu bersaing untuk menjadi
juara
102
Citra Merek
CM
1
CM
2
CM
3
CM
4
1
ST
S
2
3
4
5
TS
R
S
SS
2
3
4
5
TS
R
S
SS
Sepeda motor New Honda Blade mempunyai
kualitas yang tinggi.
Motor New Honda Blade memiliki desain
yang trendi/keren
Saya mencoba sepeda motor New Honda
Blade karena Dani Pedrosa dalam iklan New
Honda Blade.
Saya merasa nyaman saat mengendarai motor
New Honda Blade.
Sikap Merek
SM
1
Saya percaya striping racing sepeda motor
New Honda Blade memberikan keuntungan
saya bergaya seperti pembalap..
SM
2
Saya percaya mesin sepeda motor New
Honda Blade memberikan keuntungan
akselerasi dalam berkendara..
SM
3
Saya lebih menyukai sepeda motor New
Honda Blade karena sosok Dani Pedrosa
dalam iklan New Honda Blade.
SM
4
Saya lebih menyukai sepeda motor New
Honda Blade karena diproduksi oleh P.T
Astra Honda Motor..
1
ST
S
103
LAMPIRAN 2
DATA PRIMER RESPONDEN
KP1
4
4
3
5
4
4
4
5
5
3
4
3
5
5
3
5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
5
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
2
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
KP2
4
4
3
4
4
4
4
5
5
4
4
3
4
4
3
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
KP3
4
4
3
4
4
3
5
4
4
4
3
3
4
4
3
5
4
5
4
4
4
5
5
3
5
4
4
4
4
4
5
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
KP4
4
4
3
4
4
4
4
5
5
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
5
4
3
5
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
KE1
3
4
4
4
4
4
4
5
5
3
3
5
4
4
5
4
4
4
5
4
3
3
3
5
5
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
KE2
3
3
4
4
4
4
4
5
4
4
3
5
5
4
5
5
5
3
5
4
5
5
4
5
5
4
4
3
4
4
2
4
3
3
3
3
4
4
5
4
4
5
5
4
4
4
4
KE3
3
4
4
4
4
4
4
5
4
3
2
5
4
4
5
4
5
3
4
5
4
4
4
5
5
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
5
4
4
5
4
4
4
4
5
4
KE4
3
4
4
3
4
4
5
5
5
3
3
5
4
3
5
4
4
4
4
3
3
3
3
5
5
3
4
3
3
4
4
4
4
4
5
4
3
3
4
3
4
4
3
3
4
4
4
CM1
5
3
3
4
3
4
4
5
4
4
3
4
5
4
5
5
4
4
4
5
3
3
3
3
5
5
3
4
3
3
4
4
2
4
4
5
4
4
3
4
3
4
4
3
3
4
4
CM2
5
3
4
5
3
4
4
5
5
5
3
4
5
4
5
5
5
5
4
5
3
3
3
3
5
5
3
5
3
3
5
4
4
4
3
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
CM3
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
3
4
5
4
5
5
4
5
4
5
4
3
3
3
5
5
3
5
3
3
5
4
3
4
3
4
4
3
5
4
4
5
4
4
4
4
5
CM4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
3
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
3
3
3
5
5
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
SM1
4
4
4
5
4
5
4
5
5
4
3
4
5
4
4
5
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
SM2
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
3
4
5
4
4
5
5
4
4
4
5
5
4
5
5
5
5
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
SM3
5
4
4
5
4
5
4
5
5
3
3
4
5
4
4
5
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
5
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
5
4
4
3
3
4
104
SM4
4
3
4
5
4
4
4
5
5
4
3
4
5
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
5
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
3
3
5
5
4
5
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
4
4
4
5
5
3
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
5
4
3
3
5
5
4
5
4
4
3
4
4
3
4
4
3
5
4
4
4
4
3
4
5
4
5
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
5
4
5
4
3
4
4
4
4
4
5
4
5
5
5
5
3
3
3
5
5
4
5
4
5
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
5
5
4
5
5
5
4
4
4
4
5
4
5
5
4
5
4
5
5
4
3
4
5
4
4
4
5
3
4
4
4
5
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
5
4
5
5
5
4
4
5
5
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
3
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
3
4
3
4
5
5
4
3
3
5
4
4
4
3
5
2
4
3
4
5
4
4
4
4
4
4
5
3
3
4
4
4
4
4
5
4
3
4
5
3
4
5
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
2
4
4
3
4
4
3
4
3
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
5
4
4
5
4
4
3
4
3
4
4
3
3
4
4
4
3
4
3
4
4
5
5
4
4
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
5
4
4
5
4
4
3
4
5
4
4
3
3
4
3
4
3
4
5
5
5
4
4
5
4
5
4
5
4
3
3
4
3
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
2
3
5
4
4
4
5
5
4
4
3
4
5
4
4
4
4
4
5
3
4
4
4
4
4
5
4
3
4
5
3
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
5
4
3
3
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
5
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
3
4
3
4
5
5
4
4
3
4
4
4
5
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
3
4
3
4
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
3
5
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
4
5
4
4
3
4
4
5
4
5
5
4
5
5
5
5
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
5
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
5
4
3
3
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
5
3
4
3
105
3
4
4
3
4
5
4
4
4
5
5
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
4
5
4
3
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
5
3
4
4
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
5
3
5
3
4
4
5
4
3
5
3
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
3
4
5
5
5
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
3
4
3
4
4
4
4
4
5
3
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
3
5
4
5
5
4
4
5
5
5
4
4
3
5
4
5
4
4
3
5
3
4
4
5
5
3
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
2
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
5
5
4
4
4
5
4
4
5
3
4
3
4
4
4
4
3
5
3
4
4
4
4
3
5
3
5
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
3
4
4
5
5
5
5
4
4
5
4
5
5
4
4
3
5
4
5
5
5
4
5
4
4
5
4
3
4
4
5
4
3
4
3
4
4
4
5
4
4
4
4
3
5
4
4
4
2
3
4
3
4
4
4
2
3
4
3
4
4
5
5
4
4
4
5
4
4
3
5
5
5
5
5
5
5
3
4
5
4
2
3
4
5
4
4
3
3
3
3
4
5
5
3
3
5
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
5
4
5
5
4
4
4
3
5
4
5
5
5
5
4
3
3
4
4
2
5
4
5
4
4
3
3
4
4
4
5
4
3
4
5
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
5
4
4
5
5
4
4
3
5
5
5
5
4
4
5
4
3
5
4
2
4
3
5
3
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
5
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
2
3
4
3
4
4
4
5
4
5
5
4
4
3
4
4
5
5
5
4
5
4
5
4
3
5
4
4
4
5
4
3
4
3
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
3
5
3
5
5
4
5
4
4
3
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
3
4
5
4
5
4
4
3
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
3
5
4
4
4
5
4
4
4
3
4
4
5
4
5
5
5
5
4
4
3
4
4
4
4
5
4
3
5
4
5
4
4
5
5
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
3
3
5
5
4
5
5
5
4
5
4
4
5
4
4
4
5
3
4
3
3
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
5
4
4
3
4
4
4
5
4
4
4
4
3
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
3
5
4
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
3
4
4
4
3
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
4
3
5
4
5
5
4
5
5
3
3
5
3
5
4
5
5
5
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
3
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
3
3
4
3
4
3
4
5
5
3
3
5
3
4
3
5
5
5
3
4
5
5
4
4
5
4
3
3
5
3
3
4
3
4
5
5
5
5
4
5
5
4
106
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
3
4
4
5
4
4
5
5
3
3
5
3
5
4
5
5
5
4
3
4
5
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
3
4
5
4
3
5
5
3
4
5
4
3
4
5
3
4
4
5
3
4
5
3
4
4
4
3
4
3
5
4
3
2
4
5
4
5
2
3
2
5
4
4
4
2
3
2
4
4
3
5
4
3
2
5
5
4
5
4
4
4
4
5
5
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
5
4
5
2
4
107
5
5
4
4
5
4
4
LAMPIRAN 3
OUTPUT AMOS 18
Your model contains the following variables (Group number 1)
Observed, endogenous variables
KP4
KP3
KP2
KP1
KE4
KE3
KE2
KE1
CM4
CM3
CM2
CM1
SM4
SM3
SM2
SM1
Unobserved, exogenous variables
Kredibilitas_Perusahaan
e1
e2
e3
e4
Kredibilitas_Endorser
e5
e6
e7
e8
Citra_Merek
e9
e10
e11
e12
Sikap_Merek
e13
e14
e15
e16
108
Variable counts (Group number 1)
Number of variables in your model:
Number of observed variables:
Number of unobserved variables:
Number of exogenous variables:
Number of endogenous variables:
36
16
20
20
16
Parameter summary (Group number 1)
Fixed
Labeled
Unlabeled
Total
Weights
20
0
12
32
Covariances
0
0
6
6
Variances
0
0
20
20
Means
0
0
0
0
Intercepts
0
0
0
0
Total
20
0
38
58
Assessment of normality (Group number 1)
Variable
SM1
SM2
SM3
SM4
CM1
CM2
CM3
CM4
KE1
KE2
KE3
KE4
KP1
KP2
KP3
KP4
Multivariate
min
3,000
3,000
2,000
3,000
2,000
2,000
3,000
2,000
2,000
2,000
2,000
2,000
2,000
3,000
2,000
3,000
max
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
skew
-,079
-,204
-,258
-,056
-,100
-,308
-,061
-,185
-,366
-,170
-,356
-,070
-,468
-,138
-,258
-,045
c.r.
-,411
-1,057
-1,340
-,290
-,518
-1,602
-,317
-,962
-1,903
-,885
-1,851
-,366
-2,433
-,720
-1,339
-,233
kurtosis
-,399
-,703
-,709
-,370
-,539
-,256
-,452
,232
,451
-,660
,148
-,380
-,252
-,509
-,390
-,460
3,769
c.r.
-1,038
-1,826
-1,842
-,962
-1,401
-,666
-1,175
,604
1,171
-1,714
,384
-,988
-,654
-1,323
-1,013
-1,195
,999
Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) (Group number 1)
Observation number
119
161
136
Mahalanobis d-squared
34,332
31,982
30,801
p1
,005
,010
,014
p2
,549
,485
,408
109
Observation number
112
57
37
117
80
87
147
60
35
31
20
22
102
146
66
33
118
95
106
131
158
61
123
142
21
58
17
24
96
38
160
84
110
138
11
114
69
125
82
92
135
99
124
162
Mahalanobis d-squared
30,747
29,987
29,827
27,416
25,947
25,021
24,221
24,068
23,955
23,779
22,926
22,922
22,822
22,479
22,193
22,029
21,899
21,851
21,803
21,664
21,593
21,211
21,145
20,882
20,326
20,185
20,166
20,046
19,957
19,729
19,705
19,550
19,502
19,411
19,331
19,271
19,188
19,159
18,964
18,931
18,905
18,841
18,701
18,600
p1
,014
,018
,019
,037
,055
,069
,085
,088
,090
,094
,116
,116
,119
,128
,137
,142
,146
,148
,150
,154
,157
,171
,173
,183
,206
,212
,213
,218
,222
,233
,234
,241
,244
,248
,252
,255
,259
,260
,271
,272
,274
,277
,284
,290
p2
,209
,171
,089
,395
,668
,799
,888
,853
,804
,769
,906
,854
,815
,844
,860
,847
,826
,776
,722
,701
,652
,739
,694
,735
,874
,871
,830
,821
,801
,833
,790
,798
,763
,745
,722
,689
,666
,614
,655
,606
,553
,521
,536
,528
110
Observation number
155
50
25
101
51
78
159
107
115
28
133
151
134
72
43
48
55
88
139
47
148
145
15
71
83
116
63
41
100
153
77
143
126
56
54
23
45
140
19
152
10
91
68
26
Mahalanobis d-squared
18,449
18,430
18,375
18,188
18,167
18,161
18,031
17,981
17,971
17,806
17,715
17,714
17,654
17,622
17,331
17,281
17,232
17,106
17,055
17,002
16,941
16,870
16,757
16,753
16,660
16,633
16,530
16,507
16,227
16,185
16,170
16,118
16,086
16,055
16,041
15,982
15,907
15,823
15,719
15,543
15,422
15,384
15,310
15,220
p1
,298
,299
,302
,313
,314
,315
,322
,325
,326
,335
,341
,341
,345
,346
,364
,368
,371
,379
,382
,385
,389
,394
,401
,402
,408
,410
,417
,418
,437
,440
,441
,445
,447
,449
,450
,454
,459
,465
,473
,485
,494
,497
,502
,509
p2
,552
,495
,461
,510
,455
,393
,409
,375
,319
,356
,350
,291
,270
,234
,342
,314
,286
,304
,279
,255
,238
,226
,236
,193
,193
,164
,169
,141
,230
,205
,170
,154
,131
,111
,088
,080
,077
,076
,080
,108
,120
,103
,099
,101
111
Observation number
130
9
150
108
1
103
29
137
120
Mahalanobis d-squared
15,185
15,163
14,761
14,549
14,481
14,391
14,357
14,336
14,259
p1
,511
,513
,542
,558
,563
,570
,572
,574
,579
p2
,086
,069
,186
,258
,248
,252
,223
,189
,185
Computation of degrees of freedom (Default model)
Number of distinct sample moments:
Number of distinct parameters to be estimated:
Degrees of freedom (136 - 38):
136
38
98
Result (Default model)
Minimum was achieved
Chi-square = 117,343
Degrees of freedom = 98
Probability level = ,089
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
KP4
KP3
KP2
KP1
KE4
KE3
KE2
KE1
CM4
CM3
CM2
CM1
SM4
SM3
SM2
SM1
<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<---
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Endorser
Kredibilitas_Endorser
Kredibilitas_Endorser
Kredibilitas_Endorser
Citra_Merek
Citra_Merek
Citra_Merek
Citra_Merek
Sikap_Merek
Sikap_Merek
Sikap_Merek
Sikap_Merek
Estimate
1,000
,928
,954
1,121
1,000
,836
,877
1,020
1,000
1,017
1,096
1,187
1,000
,981
1,017
,901
S.E.
C.R.
P
Label
,111
,102
,112
8,377
9,319
10,001
***
***
***
par_1
par_2
par_3
,118
,133
,099
7,088
6,618
10,248
***
***
***
par_4
par_5
par_6
,138
,144
,146
7,391
7,615
8,107
***
***
***
par_7
par_8
par_9
,104
,091
,084
9,445
11,178
10,712
***
***
***
par_10
par_11
par_12
112
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Citra_Merek
Citra_Merek
Sikap_Merek
Sikap_Merek
Sikap_Merek
KE4
KE3
KE2
KE1
CM4
CM3
CM2
CM1
SM1
SM2
SM3
SM4
KP1
KP2
KP3
KP4
<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<---
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Endorser
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Endorser
Citra_Merek
Kredibilitas_Endorser
Kredibilitas_Endorser
Kredibilitas_Endorser
Kredibilitas_Endorser
Citra_Merek
Citra_Merek
Citra_Merek
Citra_Merek
Sikap_Merek
Sikap_Merek
Sikap_Merek
Sikap_Merek
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Perusahaan
Estimate
,206
,230
,208
,053
,294
1,000
,836
,877
1,020
1,000
1,017
1,096
1,187
1,000
1,129
1,088
1,110
1,000
,851
,828
,892
S.E.
,074
,077
,078
,079
,112
C.R.
2,808
2,992
2,676
,671
2,614
P
,005
,003
,007
,502
,009
Label
par_17
par_18
par_14
par_15
par_16
,118
,133
,099
7,088
6,618
10,248
***
***
***
par_1
par_2
par_3
,138
,144
,146
7,391
7,615
8,107
***
***
***
par_4
par_5
par_6
,108
,122
,104
10,454
8,953
10,712
***
***
***
par_7
par_8
par_9
,086
,099
,089
9,843
8,355
10,001
***
***
***
par_10
par_11
par_12
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
KP4
KP3
KP2
KP1
KE4
KE3
KE2
KE1
CM4
CM3
CM2
CM1
SM4
SM3
SM2
SM1
<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<---
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Endorser
Kredibilitas_Endorser
Kredibilitas_Endorser
Kredibilitas_Endorser
Citra_Merek
Citra_Merek
Citra_Merek
Citra_Merek
Sikap_Merek
Sikap_Merek
Sikap_Merek
Sikap_Merek
Estimate
,783
,673
,761
,820
,772
,644
,602
,845
,706
,706
,715
,749
,840
,702
,803
,790
113
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate
S.E.
C.R.
P
Label
Kredibilitas_Perusahaan <--> Kredibilitas_Endorser
,028
,025
1,121
,262
par_13
Kredibilitas_Perusahaan <--> Citra_Merek
,062
,022
2,876
,004
par_14
Kredibilitas_Perusahaan <--> Sikap_Merek
,084
,025
3,387
***
par_15
Kredibilitas_Endorser
<--> Citra_Merek
,075
,025
3,021
,003
par_16
Kredibilitas_Endorser
<--> Sikap_Merek
,049
,027
1,844
,065
par_17
Citra_Merek
<--> Sikap_Merek
,081
,023
3,513
***
par_18
Correlations: (Group number 1 - Default model)
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Endorser
Kredibilitas_Endorser
Citra_Merek
<-->
<-->
<-->
<-->
<-->
<-->
Kredibilitas_Endorser
Citra_Merek
Sikap_Merek
Citra_Merek
Sikap_Merek
Sikap_Merek
Estimate
,106
,293
,334
,318
,175
,367
Variances: (Group number 1 - Default model)
Kredibilitas_Perusahaan
Kredibilitas_Endorser
Citra_Merek
Sikap_Merek
e1
e2
e3
e4
e5
e6
e7
e8
e9
e10
Estimate
,240
,296
,187
,263
,151
,250
,159
,147
,201
,292
,402
,124
,188
,194
S.E.
,043
,056
,040
,042
,024
,033
,023
,026
,032
,040
,053
,028
,027
,029
C.R.
5,517
5,323
4,670
6,206
6,414
7,644
6,794
5,683
6,258
7,216
7,542
4,369
6,926
6,740
P
***
***
***
***
***
***
***
***
***
***
***
***
***
***
Label
par_19
par_20
par_21
par_22
par_23
par_24
par_25
par_26
par_27
par_28
par_29
par_30
par_31
par_32
114
Estimate
,215
,206
,110
,261
,150
,129
e11
e12
e13
e14
e15
e16
S.E.
,032
,033
,019
,034
,023
,019
C.R.
6,811
6,241
5,719
7,692
6,543
6,663
P
***
***
***
***
***
***
Label
par_33
par_34
par_35
par_36
par_37
par_38
Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
SM1
SM2
SM3
SM4
CM1
CM2
CM3
CM4
KE1
KE2
KE3
KE4
KP1
KP2
KP3
KP4
Estimate
,624
,644
,493
,705
,562
,511
,499
,499
,714
,362
,415
,596
,672
,579
,452
,613
Model Fit Summary
CMIN
Model
Default model
Saturated model
Independence model
NPAR
38
136
16
CMIN
117,343
,000
1134,605
DF
98
0
120
P
,089
CMIN/DF
1,197
,000
9,455
RMR, GFI
Model
Default model
Saturated model
Independence model
RMR
,027
,000
,120
GFI
,917
1,000
,434
AGFI
,885
PGFI
,661
,359
,383
Baseline Comparisons
115
Model
Default model
Saturated model
Independence model
NFI
Delta1
,897
1,000
,000
RFI
rho1
,873
,000
IFI
Delta2
,981
1,000
,000
TLI
rho2
,977
,000
CFI
,981
1,000
,000
Parsimony-Adjusted Measures
Model
Default model
Saturated model
Independence model
PRATIO
,817
,000
1,000
PNFI
,732
,000
,000
PCFI
,801
,000
,000
NCP
19,343
,000
1014,605
LO 90
,000
,000
910,446
NCP
Model
Default model
Saturated model
Independence model
HI 90
50,704
,000
1126,204
FMIN
Model
Default model
Saturated model
Independence model
FMIN
,729
,000
7,047
F0
,120
,000
6,302
LO 90
,000
,000
5,655
HI 90
,315
,000
6,995
RMSEA
Model
Default model
Independence model
RMSEA
,035
,229
LO 90
,000
,217
HI 90
,057
,241
PCLOSE
,860
,000
AIC
Model
Default model
Saturated model
Independence model
AIC
193,343
272,000
1166,605
BCC
202,315
304,111
1170,382
BIC
310,671
691,913
1216,006
CAIC
348,671
827,913
1232,006
ECVI
Model
Default model
Saturated model
Independence model
ECVI
1,201
1,689
7,246
LO 90
1,081
1,689
6,599
HI 90
1,396
1,689
7,939
MECVI
1,257
1,889
7,269
116
HOELTER
Model
Default model
Independence model
HOELTER
.05
168
21
HOELTER
.01
184
23
117
Download